Anda di halaman 1dari 26

PRAPERADILAN

BY:
DR. SUTIAWATI, S.H., M.H.
SP-3

KONSEKUENSI
YURIDIS

PRAPERADILAN

Saksi Korban/Pelapor/
Pihak Ketiga Penuntut Umum
(Pasal 77 a Jo. 80 KUHAP) (Pasal 77 Jo. 80 KUHAP)
• TUJUAN PRAPERADILAN:
Untuk melakukan “pengawasan
horisontal” atas tindakan upaya
paksa yang dikenakan thd tersangka
selama ia berada dalam pemeriksaan
penyidikan atau penuntutan, agar
benar-benar tindakan itu tidak
bertentangan dengn ketentuan
hukum dan undang-undang.
• Hal-hal/ keadaan-keadaan yang
dapat dimohonkan praperadilan
- 1. Sah atau tidaknya penangkapan.
- 2. Sah atau tidaknya penahanan.
- 3. Sah atau tidaknya penghentian
penyidikan.
- 4. Sah atau tidaknya penghentian
penuntutan (P
UTUSAN MK NOMOR 21/ PUU-XII/ 2014)
• Hal-hal/ keadaan-keadaan yang dapat dimohonkan
praperadilan setelah adanya PUTUSAN
P MK NOMOR 21/
PUU-XII/ 2014
- 1. Sah atau tidaknya penangkapan.
- 2. Sah atau tidaknya penahanan.
- 3. Sah atau tidaknya penghentian penyidikan.
- 4. Sah atau tidaknya penghentian penuntutan.
- 5. Sah atau tidaknya penetapan tersangka.
- 6. Sah atau tidaknya penggeledahan.
- 7. Sah atau tidaknya penyitaan.
GOLONGAN /PIHAK/ORANG YANG
BERHAK MENGAJUKAN PRAPERADILAN
1. Saksi pelapor/korban (SP-3 di
tahap penyidikan dan penuntutan)
2. Penyidik (SP-3 di tahap
penuntutan)
3. Penuntut Umum (SP-3 di tahap
penyidikan)
4. Tersangka, ahli waris atau
kuasanya
5. Pihak ketiga yang berkepentingan
• Wewenang praperadilan:
1. Memeriksa dan memutus sah atau tidaknya
upaya paksa.
2. Memeriksa sah atau tidaknya penghentian
penyidikan atau penghentian penuntutan.
3. Berwenang memeriksa tuntutan ganti rugi
4. Memeriksa permintaan rehabilitasi
5. Praperadilan terhadap tindakan penyitaan.
• PENGAJUAN DAN TATA CARA PRAPERADILAN
A.Permohonan ditujukan kepada Ketua Pengadilan
Negeri
B.Permohonan diregister dalam perkara praperadilan
C.KPN segera menunjuk hakim dan panitera
D.Pemeriksaan dilakukan dengan hakim tunggal
E.Tata cara pemeriksaan praperadilan;
1)Penetapan hari sidang sesudah 3 hari diregister,
2)Pada hari penetapan sidang sekaligus hakim
menyampaikan panggilan,
3)Selambat-lambatnya 7 hari putusan sudah
dijatuhkan
• Kemungkinan putusan Hakim:
1. Mengabulkan permohonan praperadilan
Berarti SP-3 tsb, tidak sah/ tidak mengikuti ketentuan Pasal 109 ayat
(2) tersebut. Sehingga bunyi amar putusan
Hakim :Memerintahkan kepada penyidik untuk melanjutkan
penyidikan perkara pidana tersebut.
2. Menolak permohonan praperadilan
Berarti permohonan tersebut tidak terbukti, Sah SP-3 tersebut
3.Permohonan praperadilan tidak dapat diterima
Kemungkinannya :
- Diajukan oleh orang yang tidak berhak
-Alasan praperadilan tidak jelas, tidak diatur dlam UU (Pasal 77 s/d
83 KUHAP)
4. Pengadilan tidak berhak mengadili.
Perkara tersebut tidak termasuk wilayah hukum Pengadilan tersebut
• BENTUK PUTUSAN PRAPERADILAN
1. Surat putusan disatukan dengan Berita Acara
2. Isi putusan praperadilan;
a. Sah tidaknya penangkapan atau penahanan
b. Sah atau tidaknya penghentian penyidikan atau penuntutan
c. Diterima atau ditolaknya permintaan ganti kerugian atau
rehabilitasi
d. Perinyah pembebasan dari tahanan
e. Perintah melanjutkan penyidikan atau penuntutan
f. Besarnya ganti kerugian
g. Berisi pernyataan pemulihan nama bak tersangka
h. Memerintahkan segera mengembalikan sitaan.
• GUGUR PEMERIKSAAN PRAPERADILAN
- Apabila perkaranya telah diperiksa oleh PN
- Pada saat perkaranya diperksa PN, pemriksaan
praperadilan belum selesai.(Pasal 82 ayat (1)
huruf d KUHAP)
• Putusan praperadilan yang tidak dapat dibanding
a. Penetapan sah atau tidaknya penagkapan atau
penahanan
b. Putusan ganti kerugian dan rehabilitasi
c. Putusan yang menetapkan sahnya penghentian
penyidikan atau penuntutan (Pasal 83 ayat (2))
• Putusan praperadilan yang dapat dibanding
- Terhadap putusan yang menetapkan tidak sahnya
penyidikan atau penuntutan.
- PT dalam hal ini merupakan pengadilan yang
memeriksa dan memutus “dalam tingkat akhir”.
• Tidak ada Kasasi terhadap Putusan praperadilan
• Dengan berlakunya KUHAP maka ada 2
kompetensi/kewenangan Pengadilan Negeri sbb:
I. Kewenangan praperadilan dalam hal:
* Pemeriksaan tidak termasuk pokok perkara:
- Sah atau tidaknya penangkapan, penahanan, SP-3,
ganti rugi dan rehabilitasi.
- Tidak ada pemeriksaan pokok perkara/ belum
pembuktian perkara.
II.Kewenangan Pemeriksaan Perkara Pidana.
• Perkara kelompok biasa (A.V.V)
• Perkara kelompok sumir (singkat)
• Perkara kelompok pemeriksaan cepat
a. Perkara kelompok tindak pidana ringan
b. Perkara kelompok kecelakaan lalu lintas jalan
• Satu-satunya putusan praperadilan yang dapat
dimohonkan upaya hukum banding ke
Pengadilan Tinggi dalam hal putusan berbunyi:
- mengabulkan permohonan praperadilan
pemohon
- Menyatakan SP-3 (Tahap penyidikan ayau
penuntutan) TIDAK SAH.
• Selain amar/diktum putusan tersebut di ats tidak
dikenal upaya hukum.
(Lihat Pasal 83 ayat (1), (2) KUHAP)
• Dalam praktek yg dilakukan
pengacara/kuasa hukum pemohon
praperadilan sering menempuh upaya
hukum kasasi ke MA RI atas putusan
praperadilan yang menolak
permohonan praperadilan.
• Hal tersebut tindakan spekulatif dan
tidak benar/ tidak ada dasar
hukumnya.
GANTI KERUGIAN
A. Pengertian Dan Dasar Hukum
- Untuk memahami Pengertian ganti kerugian yang diatur
dalam BAB XII bagian Kesatu KUHAP, perlu
diperhatikan Pasal 1 butir 22.
- Kepada siapa tuntutan ganti rugi ditujukan.
- Tidak jelas perhitungan jumlah imbalan.
- Batas waktu mengajukan tuntutan Ganti Kerugian
Dasar : PP no. 92 thn 2015 tentang perubahan kedua PP No.
27 Tahun 1982 tentang pelaksanaan KUHAP,
ditetapkan peraturan pelaksana tuntutan ganti
kerugian, sedang mengenai tata cara pembayaran ganti
kerugian lebih lanjut diatur dalam Surat Keputusan
Menkeu tgl 31 Desember 1983 No.
983/KMK.01/1983.
B. TENGGANG WAKTU MENGAJUKAN TUNTUTAN GANTI KERUGIAN.
1. 3 bulan sejak Putusan memperoleh kekuatan hukum tetap.
2. 3 bulan sejak pemberiyahuan penetapan praperadilan
C. BESARNYA JUMLAH GANTI KERUGIAN
1. Tuntutan ganti kerugian secara alternatif
2. Hanya satu saja tuntutan ganti kerugian
3. Tuntutan ganti kerugian secara kumulatif.
D. ALASAN PERMINTAAN GANTI KERUGIAN
1. Penangkapan yang tidak sah
2. Penahanan yang tidak sah
3. Tindakan lain tanpa alasan undang-undang
4. Dituntut dan diadili tanpa alasan undang-undang
5. Penghentian penyidikan atau penuntutan
D. ALASAN PERMINTAAN GANTI KERUGIAN
1. Penangkapan yang tidak sah
a. Adanya surat perintah penangkapan
b. Perintah penagkapan didasarkan pada dugaan yg keras dan alat bukti permulaan yang cukup
c. Paling lama 1 hari
d. Pengkapan thd pelanggaran baru dapat dilakukan setelah dipanggil secara sah dua kali
berturut-turut.
e. Tembusan SPP diberikan kpd keluarganya
2. Penahanan yang tidak sah(Psl
a. Adanya dugaan keras sbg pelaku TP bds alat bukti yg cukup
b. Penahanan dilkukan dgn Surat Perintah atau penetpan
c. Penahanan hanya dptdilakukan thd TP yg disebutkan dlm Psl 21 ayat (4)
d. Penahanan tdk melebihi masa penahanan
e. Penahanan tdk melampaui hukuman yg dijatuhkan
3. Tindakan lain tanpa alasan undang-undang
4.Dituntut dan diadili tanpa alasan undang-undang
5.Penghentian penyidikan atau penuntutan
E. YANG BERWENANG MEMERIKSA
1. Praperadilan yang berwenang memeriksa
2. Pengadilan Negeri yang berwenang
memeriksa

F. TATACARA MENGAJUKAN TUNTUTAN


1. Tingkat Pemeriksaan Perkara hanya sampai
pada Penyidikan dan Penuntutan
2. Perkaranya diajukan ke Pengadilan
G. TATA CARA PEMERIKSAAN
Berpedoman pada acara pemeriksaan yg diatur
dlm Pasal 82 KUHAP.

H. TATA CARA PEMBAYARAN


1. Petikan Penetapan diberikan kepada dalam
waktu 3 hari
2. Ketua Pengadilan Negeri mengajukan
Permohonan Penyediaan Dana
3. Dirjen Anggaran menerbitkan SKO
(jokowi)Pp 92/2015 PP 27/1982

Pasal 77 hurf b dan 95 500j-100j 500rb-1j

95-luka berat/cacat 25j-300j 0-3j

95-mati 50j-600j 0-3j


REHABILITASI
A. Pengertian Rehabilitasi
Rehabilitasi diatur dalam BAB XII Bagian
Kedua Pasal 97. pengertian Rehabilitasi
merujuk pada Pasal 1 butir 23 KUHAP.

B. Yang berwenang memeriksa


1. Pengadilan yang berwenang memberikan
(Pasal 97 ayat (2) KUHAP.
2. Praperadilan yang berwenang memeriksa
(Pasal 97 ayat (2) KUHAP.
C.YANG BERHAK MENGAJUKAN RAHABILITASI
Berpedoman pada Pasal 97 ayat (3) KUHAP dan Pasal 12
PP No.27 tahun 1983, orang yang berhak mengajukan
permintaan rehabilitasi:
1. Tersangka
2. Keluarga tersangka
3. Kuasanya

D. TENGGANG WAKTU MENGAJUKAN


Pasal 12 PP No.27 tahun 1983 mengatur bahwa permintaan
rehabilitasi sebagaimana dimaksud dlam Pasal 97 ayat
(3) KUHAP selambat-lambatnya dalam waktu 14 hari
setelah putusan mengenai sah tidaknya penangkapan atau
penahan diberitahukan kepada pemohon.
E. REDAKSI AMAR PUTUSAN
Bds Pasal 14 PP No. 27 thn 1983.
Selanjutnya;
1. Penyampaian petikan dan salinan putusan
rehabilitasi
2. Pengumuman putusan rehabilitasi
3. Kelalaian memberi rehabilitasi
4. Tata cara mengajukan rehabilitasi yang
dilalaikan.

Anda mungkin juga menyukai