Anda di halaman 1dari 7

PERTEMUAN IV

KEWENANGAN BERHAK & KECAKAPAN BERBUAT


1. PENGERTIAN KEWENANGAN BERBUAT
2. AKIBAT HUKUM& KETIDAKCAKAPAN BERBUAT
3. PENGERTIAN DAN AKIBAT HUKUM :
- PENENTUAN TEMPAT KEDIAMAN & TEMPAT TINGGAL
- MACAM TEMPAT KEDIAMAN & TEMPAT TINGGAL
Untuk mengetahui orang itu wenang berbuat apa tidak ,
ada beberapa faktor yang membatasi yaitu : umur,
kesehatan, dan perilaku
Wenang berbuat ada 2 pengertian : cakap/mampu
berbuat karena memenuhi syarat hukum (bekwaam,
capable), kecakapan, /kemampuan berbuat menurut
hukum dan kuasa/ berhak karena diakuhi oleh hukum
walaupun tidak memenuhi syarat hukum (bevoegd,
competent) kekuasaan /kewenangan berbuat
(bevoegdheid, competence)

PERNGERTIAN WENANG
BERBUAT
• pada dasarnya setiap orang dewasa dalah cakap/ mampu melakukan
perbuatan hukum, karena memenuhi syarat umur menurut hukum.
• Apabila orang dewasa itu dlm keadaan sakit ingatan/ gila, tidak
mampu mengurus dirinya sendiri, , boros, dia disamakan dengan
orang yang belum dewasa dan oleh hukum dinyatakan tidak cakap atau
tidak mampu melakukan perbuatan hukum ( on bekwaam, incapable) ,
diatur dlm Pasal 330 KHUHPerdata
• Dan perbuatan hukum yang dilakukan oleh orang yang tidak cakap
adalah tidak sah, karena tidak memenuhi syarat hukum.
• Perbuatan hukum yg tidak sah dapat dimintakan pembatalan melalui
pengadilan (vernietigbaar) dan kepentingan dapat diurus oleh pihak
yang mewakilinya : yaitu

AKIBAT HUKUM &


KETIDAKCAKAPAN BERBUAT
a. Kepentingan anak yang belum dewasa , diurus oleh orang tuanya
( Pasal 47 UU Perkawinan )
b. Kepentingan anak yang berada dibawah perwalian di urus oleh
walinya ( Pasal 50 UU Perkawinan )
c. Kepentingan dewasa yang berada dibawah pengampuan di urus oleh
wali pengampunya ( Pasal 433 KUHPerdata )
 tidak setiap orang yang belum dewasa dinyatakan tidak wenang
melakukan perbuatan hukum. Ada perbuatan ttt yg dapat dilakukan oleh
orang yang belum dewasa karena diakuhi oleh hukum, contoh : anak
perempuan 16 tahun dan laki 19 tahun , dapat melakukan perkawinan,
walaupun mereka belum dewasa ( Pasal 7 (1) UU Perkawinan ) ,
 contoh : orang yg berumur 18 tahun penuh wenang membuat suarat
wasiat ,krn hukum mengaturnya ( Pasal 897 KUHPerdata ),
contoh : anak yang belum dewasa , wenang menabung (Pasal 7 Stb no
653 Tahun 1934)
 
Walaupun dlm KUHPerdata sudah dirumuskan ketentuan tempat
tinggal, ternyata sulit utk dipahami secara definitif, kesulitan itu
disebabkan oleh tempat tinggal yang :
Dikaitkan dengan pekerjaan, perpindahan, perjalanan,
perkawinan dan belum dewasa dari orang yg berkepentingan
Namun menurut KUHPerdata setiap orang dianggap
mempunyai temmpat tinggal yang di sebut rumah, sebagai
tempat kediaman
Dan apabila tidak ada tempat kediaman , maka tempat tinggal
yang wajar dianggap sebagai tempata kediaman (Pasal 17
KUHPerdat )

Penentuan tempat kediaman


& tempat tinggal
Tempat tinggal /domisili adlah tempat dimana
seseorang berkediaman/ berkedudukan serta
terikat dg hak dan kewajiban hukum
Tempat tinggal selalu berada dlm wilayah ttt,
dapat pula berupa rumah / kantor yg beerda
diwilayag ttt
Apabila tempat timggal manusia disebut
kediaman
Tempat tinggal badan hukum disebut tempat
kedudukan
Tempat tinggal manusia/ tempat kedudukan
badan hukum sering disebut juga : alamat rumah
atau kantor
Tempat tinggal yuridis : dimana tempat seseorangterdapat senagai
penduduk sah di suatu desa, kecamatan, kabupaten/kota/ propinsi
dlm wilayah negara ttt, dibuktikan dg satu kartu tanda penduduk
(KTP) yang meyatakan terikat dg hak & kewajiban yang sah
Tempat tinggal sesungguhnya : dimana tempat seseorang biasa
berada secara fisik menurut kenyataan yang tidak terikat dg suatu
tanda bukti yang sah karena tidak bersifat menetap
Tempat tinggal pilihan : tempat tinggal yang di setujui pihak2 dlm
suatu perjanjian guna memudahkan hak & kewajiban hukum dlm
hal terjadi sengketa, tempat tinggal pilihan biasannya di kantor
pengadilan setempat & berakhir setelah perjanjian berakhir

Macam tempat kediaman


dan tempat tinggal

Anda mungkin juga menyukai