Anda di halaman 1dari 6

Nama : Olga Omala Alghani

NPM : 110110200051
Kelas : Ilmu Negara B

MASA YUNANI

Penyelidikan tentang negara sangat bertepatan dengan kebudayaan Yunani Purba. Pada
saat itu negara-negara di masa kebudayaan Yunani Purba bersifat Polis-polis atau The Greek
State yaitu pada mula pertamanya merupakan suatu tempat di puncak suatu bukit. Lama
kelamaan orang-orang makin banyak yang tinggal di daerah tersebut dengan jalan dan
mendirikan tempat tinggal Bersama yang merupakan rumah-rumah dan kemudian dikelilingi
dengan suatu benteng tembok untuk menjaga serangan dari luar.

Pemerintah dalam polis merupakan hal yang tinggi, karena di atas polis tidak ada lagi
suatu organisasi kekuasaan lain yang mengausai dan memerintah polis itu. Pada zaman ini,
pengertian negara identik dengan pengertian kota dimana yang dimaksud kota pada waktu itu
yaitu hanya tempat sekitar saja, wilayah daerahnya sangat terbatas. Dalam pemerintahan rakyat
turut serta secara langsung termasuk melakukan pengawasan yang menjadi corak khas pada
zaman ini. Rakyat disini adalah warga kota penduduk Athena yang disebut citizen pada bagian
kecil wilayahnya. Warga negara yang merdeka berkumpul disuatu tempat berbicara tentang
negara. Dengan demikian, demokrasinya dikenal sebagai demokrasi langsung (direct democrac).
Bangsa Yunani menghargai logika dan cara berpikir yang rasional. Cara berpikir Yunani Kuno
menentukan arah kebudayaan Barat (Abendland).

Dalam masa itu terdapat beberapa filsuf yang sampai saat ini mempengaruhi kebudayaan
kita sampai saat ini. Yakni, Socrates, plato, dan Aristoteles. Di samping itu ada Epicurus dan
Zeno.

1. Socrates
Socrates muncul sebagailaksana penjelmaan “Sri Rama” di tengah keadaan dunia
carut-marut dikarenakan para pembesar negara yang melupakan rasa kesusilaannya dan
bersifat sesuka hati dengan memperkosa hukum. Pada saat itu para pembesar negara bersifat
sewenang-wenang dengan korupsi, pemerasan, dan berbagai Tindakan lainnya yang bersifat
tidak adil dikarenakan euphoria keadaan mewah Yunani kala menang dari Persia.

Socrates bekerja dengan metode dialektis atau tanya jawab (berdialog). Dengan
metode ini Socrates mencari pengertian-pengertian tertentu, yaitu mencari dasar-dasar hukum
dan keadilan. Menurutnya, di dalam hati kecil setiap manusia terdapat rasa hukum dan
keadilan sejati meskipun hal ini ditutupi dengan ketamakan. Negara menurutnya bukanlah
sesuatu yang dibentuk untuk manusia untuk kepentingan pribadi melainkan merupakan suatu
susunan yang objektif bersandarkan kepada sifat hakikat manusia kerana itu bertugas untuk
melaksanakan dan menerapkan hukum-hukum yang objektif. Maka keadilan sejati harusnya
menjadi dasar pedoman negara.

Sangat disayangkan, ajaran Socrates pada saat itu dipandang sebagai ancaman yang
berbahaya bagi negara dan iapun dijatuhi hukuman mati dengan meminum racun oleh negara
yang sangat ita taati. Meski ia tidak membentuk suatu sistem ajaran atau tidak pula
meninggalkan buku-buku, namun ajarannya akan tetap hidup karena murid yang berjasa
meneruskan ajarannya yaitu Plato.

2. Plato
Ia dilahirkan pada tahun 429 S.M. di Athena. Ia merupakan seseorang yang lahir
dalam keluarga bangsawan dan mendapat pendidikan yang tinggi. Plato adalah murid
Socrates yang sangat cerdas. Ajaran Sokrates adalah sangat besar berpengaruh terhadap
pemikiran Plato, ia adalah murid setia Socrates yang banyak mewarisi tradisi keilmuan dan
filsafat gurunya, malalui Plato pemikiran-pemikiran Socrates dilestarikan, Socrates
mempunyai kelemahan karena buah atau hasil dari pemikirannya tidak ditulis dalam bentuk
tulisan oleh Plato, adalah kemudian Plato berinisiatif menulis semua pemikiran-pemikiran
gurunya, melalui karya Plato yang fenomenal diantarannya; dialog, republic, negara dan
apologia.

Menurut Plato negara ideal menganut prinsip yang mementingkan kebajikan.


Kebajikan menurut Plato adalah pengetahuan. Apapun yang dilakukan atas nama Negara
harus dengan tujuan untuk mencapai kebajikan, atas dasar itulah kemudian Plato memandang
perlunya kehidupan bernegara. Tidak ada cara lain menurut Plato untuk membanguan
pengetahuan kecuali dengan lembaga-lembaga pendidikan, inilah yang kemudian memotivasi
Plato untuk mendirikan sekolah dan akademi pengetahuan. Plato berangapan munculnya
negara karena adanya hubungan timbal balik dan rasa saling membutuhkan antara sesama
manusia, manusia juga dianugerahi bakat dan kemampuan yang tidak sama, pembagian
kerja-kerja sosial muncul akibat adanya perbedaan alami, masing-masing memiliki bakat
alamiah yang berbeda, perbedaan bakat dan kemampuan justru baik bagi kehidupan
masyarakat, karena menciptakan saling ketergantungan, setiap manusia tentu tidak bisa
memenuhi kebutuhan hidupnya secara subsistensi, yang untuk memenuhi kebutuhan tersebut
membutuhkan orang lain, negara dalam hal ini berkewajiban memperhatikan pertukaran
timbal balik, dan berusaha agar kebutuhan masyarakat terpenuhi.Macam-macam bentuk
negara menurut Plato, yaitu:

1. Aristrokasi
yaitu pemerintahan oleh aristocrat yang memiliki pemikiran keadilan. Lalu
Aristokrasi berubah menjadi Timokrasi karena keburukan.

2. Timokrasi
yaitu pemerintahan oleh orang-orang yang bertujuan untuk mendapat kehormatan
dam kemasyhuran. Timokrasi berubah menjadi oligarkhi.

3. Oligarkhi
yaitu pemerintahan oleh para hartawan. Bentuk negara ini melahirkan milik
partikular sehingga orang-orang miskin bersatu untuk melawan para hartawan dan
lahirlah demokrasi.

4. Demokrasi
yaitu pemerintahan oleh rakyat. Jikalau rakyat salah menggunakan kekuasaannya
maka muncullah anarki. Jadi tampa pemerintah akan terjadi chaos. Maka dari itu
massa memerlukan seseorang pemimpin yang dapat mengatasi hal tersebut. Maka
munculah Tirani.

5. Tirani
yaitu pemerintahan oleh seorang penguasa yang bertindak sewenang-wenangnya.
Bentuk negara ini jauh dari kata keadilan karena seorang tirani akan menindas
rakyatnya.

Menurutnya, bentuk negara yang terbaik adalah Aristrokasi dan Tirani adalah bentuk
negara terburuk. Akan tetapi, bentuk negara Tirani-lah yang paling mudah dipraktikkan.

3. Aristoteles
Aristoteles adalah murid Plato di akademi, dikenal sebagai pemikir empiris-realis
berbeda dengan Plato yang berfikir utopis dan idealis. Ada yang berpendapat pemikiran
Aristoteles adalah bentuk protes terhadap pemikiran dan gagasan Plato. Negara menurut
Aristoteles diibaratkan dengan tubuh manusia, negara lahir dalam bentuk yang sederhana
kemudian berkembang menjadi kuat dan sederhana, setelah itu hancur dan tenggelam
dalam sejarah.

Negara terbentuk karena manusia yang membutuhkan Negara, manusia adalah


makhluk yang tidak bisa hidup tanpa orang lain, hubungan saling ketergantungan antara
individu dengan masyarakat. Negara ideal menurut Plato adalah city state, negara yang
tidak terlalu luas dan tidak terlalu kecil, negara luas akan sulit untuk menjaganya,
sementara negara yang terlalu kecil akan sulit untuk dipertahankan karena mudah
dikuasai.
Menurut Aristoteles, negara adalah lembaga politik yang paling berdaulat, bukan berarti
lembaga ini tidak memiliki batasan kekuasaan. Tujuan terbentuknya negara adalah untuk
kesejahteraan seluruh penduduk atau rakyat bukan kesejahteraan individu.

4. Epicurus
Ia merupakan seorang ahli piker dan hukum. Dilahirkan di Samos dan mendapat
Pendidikan di Yunani dan hidup saat negara Yunani sudah menjadi negara jajahan
Macedonia.

Penadap Epicurus saat itu berbeda dengan pendapat masyarakat Yunani pada
umumnya. Ia berpendapat bahwa masyarakat itu ada karena adanya kepentingan manusia
sehingga yang berkepentingan bukanlah masyarakatnya sebagai suatu kesatuan, tetapi
manusia-manusia itu yang merupakan bagian daripada amasyarakat itu. Ia memisalkan
setiap manusia sebagai sebutir atom atau sebutir pasir di padang pasir yang luas. Maka
bersifat atomistis yaitu memikirkan hidup untuk diri sendiri demi keselamatan diri
pribadinya sendiri. Atas dasar ini ia berpendapat bahwa terjadinya negara itu disebabkan
olehksrena adanya kepentingan sebagai unsur perseorangan dan tujuan negara hanyalah
menjaga tata tertib dan keamanan dalam masyarakat dengan tidak mempedulikan macam
apa dan bagaimana negara itu. Sedangkan tujuan masyarakat adalah kepentingan
perorangan yang berarti keenakan kepentingan diri pribadi.

5. Zeno
Zeno yang merupakan seorang pemimpin aliran filsafat ini mengajarkan
pahamnya mengenai kenegaraaan. Dimana hal ini didasarkan pada kosmo politis yang
tidak mengenal perasaan kebangsaan, sehingga negara tidaklah usah didasarkan kepada
perasaan kebangsaan yang merupakan perasaan yang bersifat sentiment dan tua. Dengan
demikian orang tidak perlu mencinatai negara, akan tetapi cukup dengan mencintai dan
menaati undang – undang sebab syarat “cinta” kepada negara merupakan syarat yang
terlalu berat bagi warganya.

6. Polybios
Menurut polybios, tidak ada bentuk suatu negara yang abadi karena di dalamnya
terdapat benih-benih pengrusakan yang disebabkan oleh keinginan akan adanya
persamaan dan juga perbedaan. Proses perkembangan suatu negara pun dipengaruhi
faktor sosiologis ini tersebut yang kemudian disebut dengan Teori Perjalanan Siklis
(cyclish verlop) di mana perjalanan digambarkan seperti lingkaran yang tertutup.
Lingkaran ini berasal dari adanya hubungan sebab akibat yang terdapat di antara bentuk-
bentuk negara. Karenanya, bentuk negara yang satu merupakan sebab terbentuknya
bentuk negara lain.
Inti dari hasil pemikiran Polybios adalaha causaliteit diantara bentuk negara satu
sama lainnya. Pemerintahan yang bobrok dan jelek akan menimbulkan atau melahirkan
suatu bentuk negara yang baru. Maka di dalam penylidikan berbagai jenis negara itu
harus terdapat rasa social yang menjamin keadilan dan perkembangan negara menuju
kearah kebahagiaan karena jika tidak ada rasa social maka akan terjadi keadilan yang
sebaliknya.

DAFTAR PUSTAKA

Basah, S. (2011). Ilmu Negara. Bandung: PT Citra Aditya Bakti.

Anda mungkin juga menyukai