Anda di halaman 1dari 2

Nama : Olga Omala Alghani

NPM: 110110200051

Seluk Beluk Negara Terkait Cita dan Kenyataan

Berbicara tentang seluk beluk negara tentang cita dan kenyataanya pasti tidak lepas dari
seorang filsus Yunani yang merupakan seorang murid dari Scrates, yaitu Plato. Plato hidup saat
dimana negara Yunani pada saat itu mengalami kebobrokan. Plato terkenal dengan ajaran negara
cita nya yang ia tulis ke dalam bukunya yaitu Politeia atau The Republic yang sampai saat ini
terkenal dengan ajaran “idealism”. Menurutnya, dunia terbagi menjadi dua macam wujud yaitu:

1. Dunia Cita atau ideenwereld yang merupakan kenyataan sejati.


2. Dunia Alam atau Natuurwereld yang merupakan dunia fana yang bersifat palsu.

Pun dua wujud dunia ini memiliki hubungan yang dimana dunia cita akan selalu
menjelmakan dirinya ke dunia alam maka demikian dunia cita ini bersifat sempurna. Ukuran
persamaan dunia cita dan dunia alam ini adalah norm (yang seharusnya). Plato juga
menyampaikan teorinya mengenai adanya tiga macam cita-cita mutlak, yaitu cita kebenaran; cita
keindahan dan kesenian; dan cita kesusilaan. Ketiga macam cita tersebut adalah pedoman bagi
tingkah laku manusia yang memiliki tiga kemampuan, yakni pikiran demi mencari kebenaran;
rasa demi mencapai cita keindahan dan kesenian; dan kemauan demi mencapai kesusilaan.

Dalam mencapai negara yang sempurna Plato mengatakan bahwa diperlukannya 3 syarat
untuk memenuhinya yaitu negara yang harus dijalankan oleh pegawai yang terdidik khusus,
pemerintahan haruslah sepenuhnhya ditujukan untuk kepentingan umum, dan rakyat yang
mencapai kesempurnaan Susila. Walaupun terdengar singkat dan simple, tidak ada satupun
negara di dunia ini yang memiliki 3 syarat tersebut karena pada dasarnya tidak ada yang
sempurna. Bisa dilihat dari kenyataan bahwa negara cita dan negara kenyataan bagi tiap individu
di dunia ini berbeda-beda walaupun dasarnya tiap individu mencita-citakan kebahagiaan. Maka
dari itu, tiap-tiap negara harus memiliki cita-citanya walaupun dibutuhkan sekian ribu atau juta
ataupun tahun yang tak terhingga untuk mewujudkannya. Tujuannya adalah untuk menentukan
arah kemana negara tersebut akan berkembang. Namun, jangan melupakan kenyataan yang
terjadi. Janganlah suatu negara terlalu ambis dengan cita-cita hingga pemimpinnya melupakan
dunia cita dari para rakyatnya. Harus diingat juga ajaran Socrates, guru Plato, yang menyatakan
bahwa negara bukanlah sesuatu yang dibuat untuk kepentingan pribadi atau kepentingan
beberapa saja melainkan susunan yang objektif dimana menerapkan hukum yang objektif pula.
Maka dari itu, haruslah negara berpedoman kepada keadilan sejati.

Anda mungkin juga menyukai