Anda di halaman 1dari 6

Nama : Nezar Novanka Ferrari

Nim : 1801035014

Jurusan : Akuntansi

TUGAS RESUME

BAB 13

PEMERIKSAAN BIAYA DIBAYAR DI MUKA & PAJAK DIBAYAR DI MUKA

A. Sifat dan contoh Biaya Dibayar di Muka dan Pajak Dibayar di Muka

Keduanya mempunyai manfaat kurang atau sama dengan satu tahun,


sehingga dikelompokkan sebagai harta lancar (current assets).

Menurut Standar Akuntansi Keuangan :

a. Biaya dibayar muka dimaksudkan sebagai biaya yang telah terjadi,


yang akan digunakan untuk aktivitas perusahaan yang akan datang.
b. Bagian dari biaya dibayar di muka yang akan memberikan manfaat
untuk beberapa periode kegiatan diklasifikasikan sebagai aktiva tidak lancar.
Contoh dari perkiraan-perkiraan yang biasa digolongkan sebagai biaya
dibayar di muka adalah :
 Premi asuransi (prepaid insurance)
 Sewa dibayar di muka untuk masa satu tahun yang akan datang (prepaid rent)
 Biaya lain-lain dibayar di muka (prepaid others), misalnya: biaya iklan di radio,
televisi yang berdasarkan kontrak, barang-barang untuk promosi
(hadiah berupa gantungan kunci, payung)
Pajak dibayar di muka adalah pajak yang dibayar oleh perusahaan
setiap bulan atau dipotong/dipungut oleh pihak ketiga dan akan diperhitungkan
sebagai kredit pajak di akhir tahun(untuk pajak penghasilan) atau di akhir bulan
(untuk PPN)13
Contoh dari pajak dibayar di Muka adalah:
 PPh 22 (dari import barang).
 PPh 23 (dari bunga, dividen, royalty, mamagement fee).
 PPh 25 (setoran masa pajak penghasilan).
 PPN Masukan (Pajak Pertambahan Nilai yang dipungut oleh pengguna kena
pajak pada waktu perusahaan membeli barang atau jasa kena pajak).

A. Tujuan pemeriksaan Biaya Dibayar di Muka dan Pajak Dibayar di Muka


1. Untuk memeriksa apakah terdapat internal control yang cukup baik atas biaya
dan pajak dibayar di muka.
2. Untuk memeriksa apakah biaya yang mempunyai kegunaan untuk tahun
berikutnya sudah dicatat sebagai biaya dibayar di muka.
3. Untuk memeriksa apakah biaya dibayar di muka yang mempunyai kegunaan
untuk tahun berjalan telah dibebankan/dicatat sebagai biaya tahun berjalan.
4. Untuk memeriksa apakah pajak dibayar di muka didukung oleh bukti
setoran/pemungutanpajak yang sah dan lengkap sehingga bisa diperhitungkan
sebagai kredit pajak pada akhir periode.
5. Untuk memeriksa apakah penyajian biaya dan pajak dibayar di
muka dalam laporankeuangan sudah sesuai dengan prinsip akuntansi
yang berlaku umum di Indonesia(paybudi)/ PSAK.
Penjelasan atas tujuan pemeriksaan :
1. Untuk memeriksa apakah terdapat internal control yang cukup baik atas
biaya dan pajak dibayar di muka.
Jika akuntan publik dapat meyakinkan dirinya bahwa internal control atas biaya
dan pajak dibayar di muka berjalan efektif maka luasnya pemeriksaan dalam
melakukan substantive test dapat dipersempit.
Beberapa ciri internal control yang baik atas biaya dan pajak dibayar di muka
adalah :
a. Setiap pengeluaran untuk biaya dan pajak dibayar di muka diotorisasi oleh
pejabat perusahaan yang berwenang.
b. Setiap pengeluaran untuk biaya dan pajak dibayar di muka didukung oleh bukti-
bukti yang sah dan lengkap. Misalnya : polis asuransi,perjanjian sewa menyewa
(lease agreement), kontrak untuk advertensi Surat Setoran Pajak (SSP), faktur
pajak masukan, bukti pemotongan PPh 22,23, dll.
2. Untuk memeriksa apakah biaya yang mempunyai kegunaan untuk
tahun berikutnya sudah dicatat sebagai biaya dibayar di muka.
Maksudnya adalah auditor harus memeriksa apakah
bagian yang belum expired (mempunyai kegunaan untuk periode yang
akan datang) tidak dibebankan sebagai biaya, tetapi dicatat sebagai biaya
dibayar di muka.
3. Untuk memeriksa apakah biaya dibayar di muka yang mempunyai
kegunaan untuk tahunberjalan telah dibebankan/dicatat sebagai biaya tahun
berjalan.
Maksudnya adalah auditor harus memeriksa apakah bagian yang expired
(masa manfaatnya sudah berlalu) sudah dibebankan sebagai biaya tahun berjalan.
4. Untuk memeriksa apakah pajak dibayar di muka didukung oleh bukti
setoran/pemungutan pajak yang sah dan lengkap sehingga bisa
diperhitungkan sebagai kredit pajak pada akhir periode.
Untuk bisa diperhitungkan sebagai kredit pajak, perusahaan harus
mempunyai bukti pendukung sebagai berikut :
 PPh 22 : bukti pemungutan dari bank devisa dan PIUD (Pemberitahuan Import
Untuk Dipakai)
 PPh 23: bukti pemotongan dari perusahaan yang membayar dividen, sewa,
royalty atau bank yang membayar bungan deposito/jasa giro.
 PPh 25: SSP
 PPN Masukan : faktur pajak dari pengusaha kena pajak.
5. Untuk memeriksa apakah penyajian biaya dan pajak dibayar di muka dalam
laporan keuangan sudah sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum
di Indonesia (paybudi)/ PSAK.
Biasanya biaya dibayar di muka yang mempunyai masa manfaat kurang dari
atau sama dengan satu tahun disajikan sebagai harta lancar, sedangkan yang
masa manfaatnya lebih dari satu tahun disajikan sebagai aktiva tak lancar.
Sedangkan pajak dibayar di muka bisa disajikan sebagai harta lancar atau di
offset dengan utang pajak yang sejenis (pajak penghasilan badan atau pajak
pertambahan nilai).

B. Prosedur Pemeriksaan Biaya dan Pajak Dibayar di Muka yang disarankan


Prosedur pemeriksaan dibagi atas prosedur compliance test dan prosedur
subtantive test.
Pembahasan prosedur pemeriksaan untuk substantive test akan dibagi
dalam beberapa bagian, yaitu sewa dibayar di muka, premi asuransi dibayar di
muka, biaya advertensi dibayar di muka dan pajak dibayar di muka.
Dalam praktiknya, prosedur pemeriksaan yang dibahas di sini harus
disesuaikan dengan kondisi perusahaan yang diaudit.
Prosedur Pemeriksaan Untuk Compliance Test :
1. Pelajari dan evaluasi internal control atas pajak yang dibayar di muka:
a. Dalam hal ini internal control questionnaires yang dipergunakan tercakup
dalam internal control questionnaires atas pengeluaran kas dan bank :
 Apakah setiap pembayaran yang menyangkut pajak dibayar di muka didukung
oleh bukti-bukti sah dan lengkap.
 Apakah pembayaran tersebut diotorisasi oleh pejabat perusahaan yang
berwenang.
 Apakah bukti setoran pajak, faktur pajak masukan, bukti pemotongan
pajak oleh pihak ketiga di file dengan baik dan rapi.
 Apakah lease agreement, insurance policy di file dengan baik dan rapi.
b. Lakukan test transaksi ( compliance test ) atas biaya dan pajak
dibayar di muka. Yang digunakan sebagai sample biasanya adalah
bukti pengeluaran kas dan bank dan sample cukup dipilih secara random.
2. Tarik kesimpulan mengenai internal control atas biaya dan pajak dibayar di
muka.
Jika dari test transaksi auditor tidak menemukan sesuatu kesalahan,
maka auditor bisa menyimpulkan bahwa internal control atas pajak dibayar di
muka berjalan efektif. Karena itu subtantive test atas perkiraan pajak dibayar di
muka bisa di persempit.
Prosedur Pemeriksaan Subtantive Sewa Dibayar di Muka ( Prepaid Rent )
1. Minta rincian (schedule) prepaid rent per tanggal neraca.
2. Check ketelitian perhitungan mathematic (mathematical accuracy).
3. Cocokkan saldo prepaid rent per tanggal neraca dengan saldo buku
besar ( general ledger ) prepaid rent.
4. Cocokkan saldo awal prepaid rent dengan kertas kerja pemeriksaan tahun lalu.
5. Lakukkan Vouching untuk pembayaran prepaid rent di tahun
berjalan dan pemeriksaan lease agreement ( jika sudah dilakukan di
compaliance test,refer ke kertas kerja compliance test ).
6. Tie-upltie-in (cocokkan) total yang dibebankan sebagai biaya sewa ke
buku besar biaya sewa.
7. Dalam hal ada biaya sewa yang langsung dibebankan ke perkiraan
biaya sewa ( tanpa melalui prepaid rent ), jumlah biaya sewa di buku besar
akan terlihat lebih besar.
8. Buat usulan audit adjustment jika diperlukan.

Prosedur Pemeriksaan Substantive Premi Asuransi Dibayar di Muka (Prepaid


Insurance)
1. Minta rincian prepaid insurance per tanggal neraca.
2. Check mathematical accuracy.
3. Cocokkan saldo prepaid insurance per tanggal neraca dengan saldo buku
besar ( general ledger ) prepaid insurance.
4. Cocokkan saldo awal prepaid insurance dengan kertas kerja pemeriksaan
tahun lalu.
5. Lakukkan vouching untuk pembayaran premi asuransi di tahun berjalan,
perhatikan apakah ada discount untuk pembayaran tersebut.
6. Periksa polis asuransi dan cocokkan data dalam polis asuransi
dengan rincian prepaid insurance.
7. Tie-up total yang dibebankan sebagai biaya asuransi ke buku besar biaya
asuransi.
8. Periksa apakah nilai pertanggungan ( insurance coverage ) cukup atau
tidak dalam arti tidak terlalu besar dan tidak terlalu kecil.
9. Perhatikan apakah di dalam polis asuransi terdapat BANKER’S
CLAUSE, maksudnya apakah dalam polis asuransi tersebut ada salah satu
pasal yang menyebutkan bahwa kalua terjadi klaim, karena yang
diasuransikan terbakar atau hilang, maka ganti rugi harus dibayarkan
kepada bank.
10. Buat usulan audit adjustment jika diperlukan.
Prosedur Pemeriksaan Substantive Prepaid Advertising :
1. Minta rincian prepaid Advertising per tanggal neraca.
2. Check footing dan cocokkan saldo akhir prepaid advertising ke buku besar dan
saldo awal ke kertas kerja pemeriksaan tahun lalu.
3. Periksa bukti pembayaran dan surat perjanjian ( untuk iklan di tv/radio/ bill
board ) dan bukti pembelian ( untuk barang-barang souvenir ).
4. Periksa kebenaran pembebanan ke biaya; untuk barang-barang
souvenir harus dilakukan stock opname ( perhitungan fisik ) pada akhir tahun.
Prosedur Pemeriksaan Subtantive Prepaid Taxes:
1. Minta rincian prepaid taxes pertanggal neraca (rincian bisa per jenis pajak atau
di campur).
2. Checkfooting dan cocokan saldonya dengan buku besar.
3. 3. Untuk pajak penghasilan, bandingkan angka prepaid taxes di rincian
dengan SPT PPH Badan.
4. Untuk Pajak Pertambahan nilai (PPN Masukan), bandingkan angka prepaid
taxes di rincian dengan SPT Masa (SPM)
Di dalam top schedule biasanya si auditor harus mencantumkan
kesimpulan dari hasil pemeriksaan atas perkiraan tersebut, apakah menurut
pendapat auditor, perkiraan tersebut disajikan secara wajar atau tidak .

Anda mungkin juga menyukai