Anda di halaman 1dari 2

Diagnosis

1. Anamnesis, untuk mengetahui riwayat penyakit :


 Usia dan karakteristik onset diabetes
 Pola makan, status nutrisi, status aktivitas fisik dan riwayat
perubahan berat badan
 Riwayat tumbuh kembang pada pasien anak / dewasa muda
 Keluhan klasik : poliuria, polidipsia, polifagia dan penurunan berat
badan yang tidak dapat dijelaskan sebabnya
 Pengobatan yang pernah diperoleh sebelumnnya secara lengkap,
termasuk terapi gizi medis dan penyuluhan yang telah diperoleh
tentang perawatan DM secara mandiri
 Pengobatan yang sedang dijalani, termasuk obat yang digunakan
 Faktor risiko : merokok, hipertensi, riwayat penyakit jantung
koroner, obesitas, dan riwayat penyakit keluarga
 Karakteristik budaya, psikososial, pendidikan dan status ekonomi
2. Pemeriksaan fisik
 Pengukuran tinggi dan berat badan
 Pengukuran tekanan darah
 Pemeriksaan funduskopi
 Pemeriksaan rongga mulut dan kelenjar tiroid
 Pemeriksaan jantung
 Evaluasi nadi baik secara palpasi maupun dengan stetoskop
 Pemeriksaan kaki secara komprehensif (evaluasi kelainan vaskular,
neuropati, adanya deformitas)
 Pemeriksaan kulit (akantois nigrikans, bekas luka, hiperpigmentasi,
kulit kering, bekas lokasi penyuntikan insulin)
3. Pemeriksaan penunjang
Berupa pemeriksaan glukosa darah secara enzimatik dengan bahan plasma
darah vena. Jika pasien datang dengan terdapat keluhan klasik maka
selanjutnya akan dilakukan pemeriksaan Glukosa Darah Puasa (GDP) atau
Glukosa Darah Sewaktu (GDS). Jika GDP ≥ 126 mg/dl atau GDS ≥ 200
mg/dl maka dinyatakan pasien mengalami diabetes melitus. Jika pada
pemeriksaan ditemukan GDP <126 mg/dl atau GDS <200 mg/dl maka
akan dilakukan pemeriksaan ulang yang sama. Jika pasien datang tanpa
keluhan klasik seperti lemas, kesemutan, mata kabur, dan lain-lain maka
akan dilakukan pemeriksaan GDP dan GDS. Jika didapatkan nilai GDP
atau GDS < 110 mg/dl maka dinyatakan normal. Jika pada pemeriksaan
didapatkan hasil GDP 110-125 mg/dl atau GDS 110-199 mg/dl maka
selanjutnya akan dilakukan pemeriksaan Tes Toleransi Glukosa Oral. Jika
hasil TTGO ≥ 200 mg/dl maka dinyatakan diabetes melitus, TTGO 140-
100 mg/dl didapatkan toleransi glukosa terganggu, TTO <140 mg/dl
dinyatakan normal. Jika didapatkan hasil GDP ≥ 126 mg/dl atau GDS ≥
200 mg/dl maka akan dilakukan pemeriksaan ulang yang sama.
Cara pelaksanaan TTGO (WHO,1994) :
1. Tiga hari sebelum pemeriksaan, pasien tetap makan (dengan
karbohidrat yang cukup) dan melakukan kegiatan jasmani seperti
kebiasaan sehari-hari
2. Berpuasa paling sedikit 8 jam (mulai malam hari) sebelum
pemeriksaan, minum air putih tanpa glukosa diperbolehkan
3. Dilakukan pemeriksaan kadar glukosa darah puasa
4. Diberikan glukosa 75 gram (orang dewasa), atau 1,75 gram/kgBB
(anak-anak), dilarutkan dalam air 250 ml dan diminum dalam waktu 5
menit
5. Berpuasa kembali sampai pengambilan sampel darah untuk
pemeriksaan 2 jam setelah minum larutan glukosa selesai
6. Dilakukan pemeriksaan kadar glukosa darah 2 (dua) jam sesudah
beban glukosa
7. Selama proses pemeriksaan, subjek yang diperiksa tetap istirahat dan
tidak merokok.

Anda mungkin juga menyukai