Anda di halaman 1dari 4

Nama : Halim Kusuma Wijaya Akbar

NIM : 041911333098

Mata Kuliah : PENGAUDITAN II

RESUME CHAPTER 15

Sampel Representatif

Ketika memilih dari sampel populasi, auditor berusaha untuk memperoleh sampel yang
representatif. Sampel representatif adalah sampel yang karakteristiknya hampir sama dengan yang
dimiliki oleh populasi. Ini berarti bahwa item-item yang dijadikan sampel serupa dengan item-
item yang tidak dijadikan sampel. Cara untuk mengetahui apakah suatu sampel bersifat
representatif adalah dengan melakukan audit lebih lanjut atas populasi secara keseluruhan. Hasil
sampel dapat menyebabkan kesimpulan yang salah akibat kesalahan sampling atau kesalahan
nonsampling. Resiko dari kedua jenis kesalahan yang terjadi tersebut disebut sebagai risiko
sampling dan risiko nonsampling.

a. Risiko sampling  risiko bahwa auditor mencapai kesimpulan yang salah karena sampel
populasi tidak representatif. Risiko sampling adalah bagian sampling yang melekat akibat
menguji lebih sedikit dari populasi secara keseluruhan. Auditor memiliki dua cara dalam
mengendalikan resiko sampling, yaitu
1. Menyesuaikan ukurans sample.
2. Menggunakan metode pemilihan item sampel yang tepat dari pupolasi.
b. Risiko nonsampling adalah risiko bahwa pengujian audit tidak menemukan pengecualian
yang ada dalam sampel. Dua penyebab risko nonsampling adalah kegagalan auditor untuk
mengenali pengecualian dan prosedur audit yang tidak sesuai atau tidak efektif.

Sampling Statitik Versus Sampling Nonstatistik

Metode sampling audit dapat dibagi menjadi dua kategori utama yaitu sampling statistik dan
sampling nonstatistik. Kategori ini dikarenakan keduanya melibatkan tiga tahap, yaitu:
1. Perencanaan sampel
2. Pemilihan sampel dan pelaksanaan penggujian
3. Pengevaluasian hasil

Tujuan dari perencanaan sampel adalah memastikan bahwa pengujian audit dilakukan dengan cara
yang memberikan risiko sampling yang paling diinginkan dan meminimalkan kesalahan
nonsampling. Auditor baru dapat melaksanakan pengujian audit hanya setelah item sampel dipilih.
Pengevaluasian hasil adalah penarikan kesimpulan berdasarkan pengujian audit.

Dalam sampling nonstatistik, auditor tidak mengkuantitatifikasi risiko sampling. Namun, sampel
nonstatistik yang dirancang dengan baik dan mempertimbangkan faktor-faktor yang sama seperti
pada sampel statistik yang dirancang dengan baik dapat memberikan hasil yang efektif seperti
yang diberikan sampel satistik yang dirancang dengan baik.

Pemilihan Sampel Probabilistik Versus Nonprobabilistik

Baik pemilihan sampel probabilistik maupun nonprobabilistik berada pada langkah 2 (pemilihan
sampel / pelaksanaan pengujian). Apabila menggunakan sampel probabilistik, auditor memilih
acak item-item sehingga setiap item populasi memiliki probabilitas yang sama untuk dimasukkan
dalam sampel. Kemudian, dalam pemilihan sampel nonprobabilistik, auditor memilih item sampel
dengan menggunakan pertimbangan profesional dan bukan metode probabilistik.

a. Metode pemilihan sampel probabilistik termasuk berikut ini


1. Pemilihan sampel acak sederhana
2. Pemilihan sampel sederhana
3. Pemilihan sampel probabilitas yang proporsional dengan ukuran sampel
b. Metode pemilihan sampel nonprobabilistik termasuk berikut ini
1. Pemilihan sampel sembaranagan
2. Pemilihan sampel blok
Sampling Untuk Tingkat Pengecualian

Auditor mengestimasi presentase item-item dalam populasi yang memiliki karakteristik atau
atribut kepentingan. Presentase ini sering disebut dengan sebagai tingkat keterjadian atau tingkat
pengecualian. Auditor sangat memperhatikan jenis pengecualian berikut dalam populasi data
akuntansi:

1. Penyimpangan atau deviasi dari pengendalian yang ditetakan klien


2. Salah saji moneter dalam populasi data transaksi
3. Salah saji moneter dalam populasi rincian saldo akun

Tingkat pengecualian dalam suatu sampel akan digunakan untuk mengestimasi tingkat
pengecualian dalam populasi, yang merupakan “estimasi terbaik” auditor atas tingkat pengecualian
populasi. Istilah pengecualian (exception) haris dipahami sebagai mengacu pada deviasi dari
prosedur pengendalian klien maupun jumlah yang salah secara moneter, apakah hal itu disebabkan
oleh kesalahan akuntansi yang tidak disengaja atau penyebab lainya.

Aplikasi Audit Nonstatistik

Auditor harus mengikuti langkah-langkah dibawah dengan cermat untuk memastikan


diterapkannya persyaratan audit maupun sampling dengan benar. Berikut langkah-langkahnya

a. Menentukan sampel
1. Menyatakan tujuan pengujian audit
2. Memutuskan apakah sampling dapat diterpakan
3. Mendefiisikan atribut dan kondisi pengecualian
4. Mendfinisikan populasi
5. Mendifinisikan unit sampling
6. Menetapkan tingkat pengecualian yang dapat ditoleransi
7. Menetapkan resiko yang dapat diterima atas ketergantungan yang terlalu tinggi
8. Mengestimasi tingkat pengecualian populasi
9. Menentukan ukuran sampel awal
b. Memilih sampel dan melaksanakan prosedur audit
10. Memilih sampel
11. Melaksanakan prosedur audit
c. Mengevaluasi hasil
12. Mengeneralisasi dari sampel ke populasi
13. Menganalisis pengecualian
14. Memutuskan akseptabilitas

Sampling Statistik

Metode sampling statistik yang paling sering digunakan untuk pengujian pengendalian dan
pengujian subtantif atas transaksi adalah sampling atribut. Aplikasi sampling atribut untuk
pengujian pengendalian dan pengujian sabtantif atas transaksi memiliki lebih banyak kemiripan
dengan sampling nonstatistik daripada perbedaanya

Distribusi Sampling

Auditor mendasarkan kesimpulan statistiknya pada distribusi sampling. Distribusi sampling adalah
distribusi frekuensi hasil semua sampel berukuran khusus yang dapat diperoleh dari populasi yang
memiliki beberpa karakteristik tertentu. Setiap tingkat pengecualian populasi dan ukuran sampel
memiliki distribusi sampling yang unik.

Anda mungkin juga menyukai