Anda di halaman 1dari 59

PERAN P2PK

Accountancy Monitoring Committee Indonesia


Agenda Pembahasan

Peran P2PK

MRA Akuntansi di ASEAN

Diskusi

Pusat Pembinaan Profesi Keuangan 2


*Pusat Pembinaan Profesi Keuangan
* Dengan beralihnya Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan
(Bapepam-LK) menjadi Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada tahun 2013, PPAJP
telah ditugaskan untuk melaksanakan salah satu tugas dan fungsi eks Bapepam-LK,
yaitu terkait pembinaan dan pengawasan jasa profesi Aktuaris. Dalam rangka
mengakomodasi adanya penambahan fungsi pembinaan profesi Aktuaris tersebut,
maka ditetapkanlah Peraturan Menteri Keuangan Nomor 206/PMK.01/2014 Tentang
Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Keuangan, yang menyatakan bahwa unit
kerja Pusat Pembinaan Akuntan dan Jasa Penilai berubah menjadi Pusat Pembinaan
Profesi Keuangan, dengan struktur organisasi sebagai berikut :
1.Bagian Tata Usaha, yang membawahi 3 (tiga) unit eselon IV (Subbag).
2.Bidang Pembinaan Profesi Akuntansi, yang membawahi 3 (tiga) unit eselon IV
(Subbid).
3.Bidang Pembinaan Penilai Publik dan Aktuaris, yang membawahi 3 (tiga) unit
eselon IV (Subbid)).
4.Bidang Pemeriksaan Akuntan Publik, yang membawahi 3 (dua) unit eselon IV
(Subbid)).
5.Bidang Pemeriksaan Penilai Publik dan Aktuaris, yang membawahi 3 (tiga) unit
eselon IV (Subbid).
* Visi
Menjadi pembina profesi keuangan yang tepercaya untuk
membentuk profesi keuangan yang berkelas dunia dalam
rangka mendukung terwujudnya visi Kementerian
Keuangan.
* Misi
1.Memberikan layanan terbaik kepada para pemangku
kepentingan.
2.Menyusun regulasi sesuai dengan kebutuhan dan
perkembangan profesi keuangan.
3.Membina dan mengawasi profesi keuangan dengan
inovasi berkelanjutan.
4.Membentuk SDM yang berkompetensi tinggi dan
menerapkan nilai-nilai budaya Kementerian Keuangan
serta organisasi yang adaptif.
* Motto
SIMPEL (Senantiasa Ikhlas Memberikan Pelayanan)
MRA Akuntansi di ASEAN
Agenda Pertama

MEMAHAMI PERDAGANGAN JASA


DI ASEAN

ACCOUNTANCY MONITORING COMMITTEE INDONESIA


P E N G A N TA R : P e r j a n j i a n e k o n o m i & p e r d a g a n g a n d i
ASEAN
1967: E N L A R G E M E N T
INA, MAL
PHI, SIN, THA

1977: PTA 1984:


BRUNEI
PENDALAMAN INTEGRASI

1992: CEPT AFTA

1995: VIET NAM


1995: AFAS
1997: LAO PDR,
1997: ASEAN Vision 2020 1999: CAMBODIA
MYANMAR

2003: ASEAN Community 2020 2004: ASEAN - China 2006: ASEAN-Korea

2007: AEC 2015 Blueprint 2008: ASEAN-Japan

2009: ASN-ANZ; ASN-India; ASN-


2009: MRA FRAMEWORK ACCOUNTANCY China Investment; ASN Korea

2014: MRA on ACCOUNTANCY SERVICES

AEC 2015

PTA: Preferential Trading Arrangements; CEPT – AFTA (Common Effective Preferential Tariff scheme for the ASEAN Free Trade
Area)
*
PENGANTAR:
Sekilas tentang Masyarakat Ekonomi ASEAN

VISI negara-negara ASEAN membentuk suatu kawasan


perdagangan bebas dalam rangka meningkatkan daya saing
ekonomi dengan menjadikan ASEAN sebagai basis produksi dunia
serta menciptakan pasar regional bagi 600 juta penduduknya.

9
Intergritas, Profesionalisme, Sinergi, Pelayanan, Kesempurnaan
PILAR MEA

Termasuk
Termasuk JASA
JASA
PROFESIONAL AKUNTANSI
PROFESIONAL AKUNTANSI

10

Intergritas, Profesionalisme, Sinergi, Pelayanan, Kesempurnaan


* Pengenalan Negosiasi Perdagangan Jasa

*Perdagangan lintas negara:


* Perdagangan barang
* 1 moda perdagangan: EKSPOR– IMPOR
* Negosiasi utama terkait TARIF BEA MASUK
* Perdagangan jasa:
* 4 Moda perdagangan: Cross-border Trade, Consumption Abroad,
Commercial Presence, Movement of Natural Person
* Negosiasi utama: REGULASI DOMESTIK terkait sektor jasa & pelaku
jasa (lihat ilustrasi)
* Apa yang dinegosiasikan - perdagangan internasional -
BARANG

C
CUUS
STTO
OMM T
TAAR
RRR II F
FFFS
S

Batas negara
Negotiation
Negotiation area,
area,
IMPORTS
aiming
aiming atat reducing
reducing
tariffs
tariffs (lower=better)
(lower=better)
* Negosiasi perdagangan internasional - JASA

MODE 1 2 3 4

Negotiation
Negotiation
area,
area, aiming
aiming
at
at
facilitating
facilitating
entry
entry (e.g.
(e.g.
Pendidikan,
Pendidikan,
pengalaman,
DOMESTIC REGULATIONS
pengalaman,
kewarganegara
kewarganegara
n
n dll)
dll)
Batas
Consumpti
on abroad
negara Commercial Mov’ment of
Cross-border presence Natural Person.
consumption
1992 • Strategic Directions of ASEAN Economic
Singapore Cooperation
Declaration

• AFTA (15 tahun)


1992 • Outward-looking attitude
• Promotion of “global trade
FAEAEC liberalisation”

• Enhance cooperation in services


1995 • Eliminate restrictions to trade in services
and
AFAS • Liberalise trade in services

• free movement of goods,


1997 services, investment, skilled
labor,
Asean vision • freer flow of capital.
& AEC

*Pondasi MRA
* Pondasi MRA:

A F A S, 15 December 1995

• ASEAN Framework Agreement on Services


• Kerangka perjanjian perdagangan jasa antarnegara ASEAN

• Lingkup negosiasi jasa:


• Jasa-jasa keuangan
• Forum negosiasi Asean Finance Minister Meeting
• Penanggung jawab di Indonesia: Kemenkeu, OJK, BI
• Jasa-jasa transportasi udara
• Forum negosiasi Asean Transport Minister Meeting
• Penanggung jawab di Indonesia: Kemenhub
• 128 sektor jasa lainnya
• Forum negosiasi Asean Economic Minister Meeting
• Negosiasi teknis oleh Coordinating Committee on
Services (CCS)
• Penanggung jawab di Indonesia: Kemendag
• Akuntansi di bawah CCS
* Pondasi MRA:

A F A S - tujuan
AFAS provides the broad guidelines for
ASEAN Member Countries to progressively
improve Market Access and ensure
equal National Treatment for
services suppliers among ASEAN countries.
All AFAS rules are consistent with
international rules for trade in services as
provided by the General Agreement on Trade
in Services (GATS) of the World Trade
Organisation (WTO). In fact, liberalisation of
services trade under AFAS shall be directed
towards achieving commitments beyond
Member Countries’ commitments under
GATS, or known as the GATS-Plus
principle.
* Pondasi MRA:

A F A S, pemenuhan komitmen

* Komitmen setiap negara dalam satu sektor


* Market access
* Membuka akses pasar domestik (market access)
* National treatment
* Perlakuan non-diskriminatif antara pelaku domestik vs asing
* Negosiasi komitmen:
* Dilakukan perpaket setiap 2 tahun
* S.d 2016 sudah 8 Paket AFAS diratifikasi Indonesia
* Progressive liberalisation
* Tiap paket Komitmen HARUS NAIK
* Komitmen Indonesia di sektor
akuntansi, AFAS Paket 8 (2014)

ADDITIONAL
LIMITATION ON LOCATION ON
SECTOR / SUBSECTOR COMMITMEN
MARKET ACCESS NATIONAL TREATMENT
T

Accounting, Auditing and (1) None (1) None


Bookkeeping Services

(CPC 86220, (2) None (2) None


Bookkeeping Services
except Tax Return)
(3) Joint venture with (3) None
foreign equity
participation up to
51%
* Negosiasi perdagangan jasa antarnegara dalam AFAS?

ASEAN Summit

AEC Council
ASEC
ASEAN // ASEC

AEM
AFTA
AFTA AIA
AIA
of ASEAN

Council
Council Council
Council

SEOM
General of

AFAS
Secretary General

Negosiasi Komitmen
CCS
CCS sektoral - 160 sektor Mode 3
jasa
Secretary

BSWG
BSWG Movement of Natural
Person –
employee/BV/SS
Mode 4
PRA
PRA Acctg
Acctg
MRA – professionals

Coordination
Reporting
Agenda Kedua

MRA JASA AKUNTANSI


DI ASEAN

ACCOUNTANCY MONITORING COMMITTEE INDONESIA


*MRA yang sudah ada
*MRA on Engineering Services 9 Dec 2005, KL;
*MRA on Nursing Services 8 Dec 2006 Cebu;
*MRA on Architectural Services and 
Framework Arrangement for the Mutual Recognition of S
urveying Qualifications
 19 Nov 2007, Sin.
*MRA on Medical Practitioners, 
MRA on Dental Practitioners,
*MRA Framework on Accountancy Services, 26 Feb 2009
Cha-am.
*MRA on Accountancy Services, 24 Aug 2014, Naypyidaw
* MRA Jasa Akuntansi dalam CCS

CPC
CPC 8621
8621 Audit
Audit dan
dan
MRA
MRA Akuntansi
Akuntansi ::
Arsitektur
Arsitektur
MNP -- 86211:
86211: Financial
Financial Audit
Audit Services
Services
MNP
MRA
MRA -- 86212:
86212: Accounting
Accounting Review
Review
Engineer Services
Services
Engineer
BSSWG
BSSWG -- 86213:
86213: Compilation
Compilation of
of Financial
Financial
MRA
MRA Statements
Statements
Logistics Akuntansi
Akuntansi -- 86214:
86214: Other
Other Accounting
Accounting
CCS Logistics
CCS WG Services
Services
WG Land
Land
Surveying
Surveying
Health
Health 8622
8622 Tata
Tata buku
buku selain
selain jasa
jasa
pajak
pajak
dll
dll
BSWG:
BSWG: Business
Business Services
Services Working
Working Group
Group
CCS:
CCS: Coordinating
Coordinating Committee
Committee onon Services
Services
CPC:
CPC: Central
Central Product
Product Classification
Classification
Butir-butir penting MRA
* Struktur

1
1 -- Objectives
Objectives • Tujuan

2
2 -- Definitions
Definitions • Istilah & definisinya

3
3 -- Scope
Scope • Jasa yang diliputi MRA
4
4 –– Recognition,
Recognition, • Pengakuan Asean CPA serta hak &
Qualification,
Qualification, Eligibility
Eligibility kewajibannya
5
5 –– NAB
NAB /
/ PRA
PRA • Peran asosiasi & regulator profesi
6
6 –– Monitoring
Monitoring • Pembentukan & peran MC
Committee
Committee
7
7 –– ACPACC
ACPACC • Pembentukan & peran ACPA Coordinating Committee

8
8 -- Mutual
Mutual Exemption
Exemption • Pengecualian

9
9 –– Amendment
Amendment • Perubahan MRA

11
11 –– Final
Final Provision
Provision • Penutup

Appendices
Appendices
*Tujuan MRA
Pasal 1: Tujuan MRA
FASILITASI dengan
* Fasilitasi perpindahan memberikan keyakinan
profesional akuntansi
memadai atas
* “Meningkatkan” rejim
perdagangan sektor jasa kualifikasi, kompetensi
akuntansi dan integritas etika
* Tukar menukar informasi seorang akuntan
akuntan dari satu
negara ASEAN agar ia
dapat
bekerja/berpraktek di
negara ASEAN lainnya
* Definisi-definisi penting
2.2 Certification
the issuance of a certificate or license to those who have met specified
requirements for registration by either a NAB or a PRA
2.7 National Accountancy Body (NAB)  
the designated professional accountancy body [in ASEAN member states]
2.9 Professional Accountant  
a natural person who is a national of an ASEAN Member State and is assessed by
the NAB and/or PRA of any participating ASEAN Member States as being
technically, morally, ethically and legally qualified to undertake professional
accountancy practice
2.10 Professional Regulatory Authority (PRA)
the designated government body or its authorised agency in charge of
regulating the practice of accountancy services
2.12 Registered Foreign Professional Accountant (RFPA)
an ASEAN Chartered Professional Accountant (ACPA) who has successfully
applied to and is authorised by the NAB and/or PRA of a Host Country to work in
that Host Country
*Pasal 3 - Ruang lingkup
3.1.MRA berlaku untuk
pemberian jasa akuntansi
sesuai UN CPC 862 kecuali:
a. audit laporan
keuangan; dan Seorang ASEAN CPA dapat
b. jasa akuntansi yang bekerja di negara lain
memerlukan izin
praktik   dengan batasan :
3.2.Jasa yang dikecualikan di
atas dapat dinegosiasikan • Tidak menandatangani
terpisah secara bilateral
ataupun multilateral. laporan audit dan laporan
pemberian jasa lainnya
yang memerlukan izin
• Di Indonesia?
* Pasal 4 – ACPA:
Pengakuan, kualifikasi dan hak

*Kesetaraan kualifikasi akuntan antarnegara ASEAN


diberikan MRA melalui mekanisme registrasi ACPA (ASEAN
Chartered Professional Acccountant):
4.1. Syarat minimum untuk memperoleh ACPA:
1.Lulus pendidikan akuntansi terakreditasi atau program profesional
setara;
2.Memiliki professional registration certificate dari NAB atau PRA;
3.Memiliki pengalaman praktis min. 3 tahun dalam periode 5 tahun
setelah lulus;
4.Senantiasa memenuhi kewajiban PPL; dan
5.Memperoleh keterangan bebas pelanggaran hukum, teknis atau
etis
* Pasal 4 – ACPA:
Pengakuan, kualifikasi dan hak
4.2. Cara memperoleh ACPA:

1. Mengajukan lamaran kepada MC di negara masing masing;


MC menilai sesuai prosedur & kriteria yang disusun MC sesuai panduan
MRA & disetujui ACPACC
2. ACPACC akan meregistrasi & memberikan ACPA, jika:
Lamaran disetujui + telah membayar fee (bila ada)
* Pasal 4 – ACPA:
Pengakuan, kualifikasi dan hak
4.3. Hak ACPA
4.3.1 melamar untuk menjadi Registered Foreign
Professional Accountant (RFPA) di negara-negara
ASEAN selain negara asalnya (host countries).
Lamaran disertai pernyataan bersumpah untuk:
(a)Terikat & mentaati kode etik negara asal;
(b)Mentaati regulasi domestik Host Country (HC); dan
(c)Berkolaborasi dengan akuntan profesional lokal HC.
4.3.2 Bekerja di HC sbg RFPA:
* tidak berpraktek independen
* sesuai regulasi domestik HC; dan
* bidang jasa sesuai kompetensinya
*Pasal 5 – 7:
Tata kelola ACPA

* Lembaga pelaksana MRA serta tugas & fungsinya:


*National Accountancy Body – NAB / Professional
Regulatory Authority – PRA (Pasal 5)
*Monitoring Committee - MC (Pasal 6)
*Asean Chartered Professional Accountant
Coordinating Committee + Sekretariat (Pasal 7)
*Pasal 5:
Peran NAB/PRA
 5.1 menyelenggarakan RFPA;
 5. 2 mengawasi dan menilai RFPA dalam pekerjaannya sesuai MRA;
 5. 3 melaporkan pelaksanaan MRA kepada pihak berwenang lokal &
internasional;
 5. 4 memelihara kualitas standar teknis dan etis;
 5.5 Untuk NAB/PRA HC, memberitahu Sekretariat ACPACC apabila RFPA
melanggar ketentuan MRA;
 5.6 Untuk NAB/PRA CO, memberitahu Sekretariat ACPACC apabila ACPA
tidak memenuhi syarat sebagai ACPA:
 (a) sertifikasi/izin tidak berlaku, melanggar ketentuan PPL;
atau
 (b) melanggar standar teknis, profesional dan etis yang
berakibat sertifikasi/izin dicabut/dibekukan;
 5.7 menerbitkan peraturan pelaksanaan MRA; dan
 5.8 bertukar informasi
*Pasal 6:
Monitoring Committee
6.1Monitoring Committee (MC) didirikan di tiap negara;
6.2MC [harus] diberikan kewenangan untuk memeriksa kualifikasi dan
pengalaman akuntan profesional;
6.3Tanggung jawab rinci MC dijelaskan dalam MRA.
6.4MC bertugas:
6.4.1 memastikan ACPA memenuhi syarat yang ditetapkan MRA;
6.4.2 memastikan bahwa pelamar ACPA memberikan bukti
pemenuhan kewajiban;
6.4.3 memastikan ACPA memperbarui registrasinya dengan
menunjukkan bukti pemenuhan persyaratannya;
6.4.4 memastikan pelaksanaan perubahan MRA (jika ada) sesuai
araham ACPACC;
6.4.5 menarik dan menghapus ACPA yang berdasarkan MRA tidak
berhak lagi menyandang ACPA
*Pasal 7: ACPACC
 7.1 ACPACC adalah badan yang dibentuk MRA yang :
* berwenang memberikan & menarik (confer & withdraw) gelar ACPA serta
mendelegasikan kewenangannya tsb secara berkala kepada MC; dan
* beranggotakan perwakilan MC setiap negara anggota MRA.
 7.2 Fungsi-fungsi utama ACPACC (7 butir)
7.3 ACPACC dapat mengundang negara ASEAN nonpeserta AMR untuk menjadi
observer.
 7.4 ACPACC melaporkan pekerjaannya kepada ASEAN Coordinating Committee
on Services (CCS).
 7.5 Administrasi ACPACC dibantu Sekretariat (pembentukan & pendanaan
disepakati ACPACC).
 7.6 Rapat Umum ACPACC dilakukan min. 2 tahun sekali untuk a.l.:
* Membahas pendaftaran ACPA;
* Membahas permintaan MC untuk mengkaji ulang prosedur, kriteria dan
panduan terkait ACPA
* Pasal 8 – 11: Pasal-pasal
administrasi
* PASAL 8: Pengecualian
* Calon RFPA dapat diuji tambahan (nondiskriminatif) terkait peraturan domestik
(mis. terkait keselamatan kerja) dalam berpraktek di host country
* Pasal 9: Amandemen
* Menagatur tata cara/ prosedur amandemen atas MRA (a.l. usul harus tertulis; perubahan
tidak bertentangan dengan MRA & harus disepakati seluruh negara)

* Pasal 10: Penyelesaian sengketa


* Sengketa MRA diselesaikan sesuai the ASEAN Protocol on Enhanced Dispute
Settlement Mechanism disepakati di Vientiane, 29 November 2004
* Pasal 11: Ketentuan Penutup
* GATS & AFAS sebagai rujukan MRA
* Prosedur pembekuan keikutsertaan (memberitahu secara tertulis kepada Sekjen
ASEAN 12 bulan sebelumnya)
* Keikusertaan kembali (memberitahu secara tertulis tanggal efektif aktif kembali
kepada Sekjen ASEAN)
Agenda 3:
Penerapan MRA Akuntansi di Indonesia
Konsekuensi MRA bagi
Indonesia
*MRA merupakan komitmen pemerintah
Berlaku sebagai hukum nasional
*Makna
*Bagi negara
* Penyesuaian regulasi domestik (contoh: aturan akuntan asing, aturan
imigrasi dll)
* Penyiapan infrastruktur pelaksanaan MRA
* Pembentukan Accountancy Monitoring Committee Indonesia (AMCI)
* Penyiapan SOP penilaian permohonan ASEAN CPA
* Progress lainnya
*Bagi Akuntan
* Peluang untuk memperoleh gelar regional
* Peluang untuk bekerja di negara ASEAN lain
Update pelaksanaan MRA di Indonesia

* Pembentukan Accountancy Monitoring Committee –


Indonesia (AMCI): PPPK, IAI, IAPI, dan IAMI
* Penyusunan Assessment Statement
* Termasuk meneliti Assessment Statement negara
lain
* Progress lainnya
* Indonesia sebagai Head of ACPACC Secretariat
* Assessment Statement Indonesia sudah masuk dalam
list pembahasan di Sidang ACPACC selanjutnya di
Kamboja (Oktober 2017)
* Jika Assessment Statement sudah disetejui maka
WNI dapat mengajukan permohonan sebagai ASEAN
CPA
* Update lainnya
*1st Batch Asean CPA: 136 orang dari
Singapura dan Thailand pada tanggal 17
Mei 2017;
*2nd Batch Asean CPA: Singapura,
Thailand, Malaysia, Laos, pada tanggal 12
Oktober 2017
*Pembukaan untuk permohonan ASEAN
CPA di Indonesia dibuka pada tanggal 18
Oktober 2017 dan diajukan langsung
melalui Asosiasi masing-masing (IAPI, IAI,
IAMI)
Indonesia
CM
A
CPA Ak

ASEAN
CA CPA AP
* Peluang bagi akuntan
Indonesia?
ASEAN
RFPA
*Akuntan profesional yang dapat memanfaatkan MRA
* Akuntan Publik
* Akuntan
* Chartered Accountant
* Certified Public Accountant
* Certified Professional Management Accountant
RINGKASAN MRA
INDONESIA ASEAN BRU, CAM, MAL, MYA, PHI, SIN, VN, LAO

IAI/IAPI/IAMI PPPK
Akuntan
Akuntan AP
AP // Ak.
Ak.
Bersertifikat
Bersertifikat

IAI/IAPI/IAMI

Asean CPA
Monitoring
Coordinating
Committee
Committee

Accountancy

* Inti Mekanisme MRA


ACPA Register ACPA
ACPA Regulator

Registered
Registered Foreign
Foreign Companie
Professional
Professional
Accountant s / Firms
Accountant
Contoh Sertifikat ASEAN CPA

Pusat Pembinaan Profesi Keuangan 44


Agenda Keempat

PROSEDUR DAN PERSYARATAN


UNTUK MENJADI ASEAN CPA DI
INDONESIA

ACCOUNTANCY MONITORING COMMITTEE INDONESIA


* Assessment Statement
*Apa Assessment Statement?
*Manual operasionalisasi MRA
*Disusun oleh masing-masing negara
*Harus disetujui oleh seluruh negara ASEAN /
ACPACC
*Berisi kriteria dan prosedur penilaian permohonan
untuk menjadi ACPA
*Saat ini Assessment Statement Indonesia
dalam proses pembahasan untuk disetujui di
rapat ACPACC 12 Oktober 2017 di Kamboja
Butir-butir penting Assessment Statement
*Persyaratan menjadi ASEAN CPA
Syarat Versi MRA Draft Assessment
Kualifikasi Pendidikan Completed an accredited or • possess an accountancy degree which
(MRA Pasal 4.1.1) recognised accountancy degree or has been accredited under prevailing
education law and regulations or pass
program, or assessed and a professional accountancy
recognised as possessing the examination program.
equivalent  
• Overseas degrees must be from an
accountancy program which has been
acknowledged with equivalence status
by the relevant authority/-ies.

PersyaratanSertifikasi Been assessed within their own Possession of a valid and current
(MRA Pasal 4.1.2) jurisdiction as eligible for professional certification
professional accountancy practice An applicant for registration with
  the AMCI as an ACPA is required to
possess a current and valid
Professional Certification from
FPSC, IAI, IAMI or IAPI.
Persyaratan menjadi ASEAN CPA
SYARAT MRA DRAFT ASSESSMENT
PersyaratanPengalam Gained a minimum of  At least three (3) years of relevant
an three (3) years practical work experience cumulatively
(MRA Pasal 4.1.3) cumulatively within a five within a five (5) year prior period
(5) year period post following qualification (re 4.1.1).
qualifying practical  Acceptable experience: full time relevant
experience work experience in area of:
auditing and assurance, finance, financial
accounting, financial risk management,
financial planning, insolvency and
reconstruction, taxation, management
accounting and academia or other
accountancy experience such as technical,
economic and administrative factors affecting
accountancy works.
PersyaratanCPD Complied with the  meets the prevailing norms prescribed by
(MRA Pasal 4.1.4) Continuing Professional the FSPC or the respective professional
Development (CPD) policy association to which the ACPA is a
at a satisfactory level member.
 submit evidence in form of notification of
fulfilment of CPD requirement from FSPC
or relevant association.
*Persyaratan menjadi ASEAN
CPA
SYARAT MRA DRAFT ASSESSMENT
Persyaratan Etika Registered ASEAN  AMCI requires all professional accountants
(MRA Pasal 4.1.5) Chartered Professional who are registered on the ACPAR to be
Accountants (ACPA) must bound by the Code of Professional Conduct
agree to the following: and Ethics respectively.
 Every ACPA will be held individually
accountable for his/her actions taken in
their professional work (shall not have any
record of serious violation on technical,
professional or ethical standards, either in
Indonesia or elsewhere).
 Submit a statement by the professional
association to which the professional
accountant is a member that he/she does
not have any record of serious violation on
technical, professional or ethical
standards, either in Indonesia or
elsewhere.
Prosedur Operasi Baku
SOP ASEAN CPA di
Indonesia

52
Formulir – formulir
TERIMA KASIH
INTEGRITAS  PROFESIONALISME  SINERGI  PELAYANAN  KESEMPURNAAN

Accountancy Monitoring Committee Indonesia

Anda mungkin juga menyukai