HUT KE- 80
ST PROF DRS BATUSONAK
PANJAITAN
OMPU JOSHUA DOLI
1
16 Oktober 2019
Perjuangan dan perjalanan hidup yang berhasil dilalui oleh bapak kami ini
menjadi suri tauladan bagi kami anak dan cucunya.
Sampai akhir hayatmu, semangat itu masih tetap kami lihat. Semoga
bapak tenang di sorga. Kami bangga memiliki kalian berdua.
2
SAMBUTAN PADA BUKU KENANGAN HUT KE 80
St. PROF. DRS. BATUSONAK PANJAITAN
Sadar bahwa tidak cukup banyak orang tua yang memiliki keinginan
dan atau kemampuan untuk menyampaikan secara tersurat tentang
kisah nyata kehidupannya.
Dan untuk itulah buku ini kami sambut sebagai kenangan indah
yang disajikan oleh bapak kami St. Prof. Drs. Batusonak Panjaitan
(Ompu Joshua Doli) dan yang disampaikan untuk keluarga terutama
kepada anak cucunya di usianya yang ke 80 tanggal 16 Oktober
Tahun 2017.
Dari hasil penelusuran riwayat pendidikannya, beliau menyelesaikan Sekolah Dasar
di desa Silaen Tobasa, SMP di Sidikalang, SGA di Soposurung Balige, PGSLP, Sarjana
Muda dan Sarjana Pendidikan Matematika di Kota Medan. Sementara hasil
penelusuran riwayat pekerjaannya memperlihatkan bahwa beliau diangkat sebagai
guru SMP Negeri (1957-1966) dan minta berhenti dengan hormat dari PNS Guru SMP
dan langsung melamar kerja menjadi Asisten Dosen di FKIT/FPTK IKIP Medan pada
Gol E/II (1967) dan mengabdi pada fakultas ini hingga pada Golongan IV/C (1985).
Selama masa tugasnya di FKIT/FPTK IKIP Medan, beliau sungguh menjadi dosen
teladan, pandai bergaul dan dekat dengan pimpinan, dan karena prestasi dan
pergaulannya beliau mendapat kesempatan menjadi Pembantu Dekan Bidang
Kemahasiswaan (PD-3) dalam satu periode, Pembantu Dekan Bidang Administrasi
dan Keuangan (PD-2) dalam satu periode dan menjadi Dekan dalam 2x 2 periode
serta menjadi Ketua Korpri Unit IKIP Medan. Tetapi disebabkan adanya peraturan,
bahwa semua dosen non bidang teknologi/ kejuruan harus di mutasi dari Fakultas
Pendidikan Teknologi dan Kejuruan ke Fakultas sesuai dengan bidang keakhliannya,
sehingga pada tahun 1991 beliau dimutasi ke Jurusan Matematika FPMIPA IKIP
Medan dan mendapatkan anugrah yang sebelumnya tidak pernah terpikirkan
olehnya bahwa seorang anak desa dari Pintu Batu Silaen telah dianugerahi jabatan
Guru Besar Madya (Profesor) pada tahun 1994 dan menjadi Guru Besar pada masa
pensiunnya tahun 2002. Wah... luar biasa bapak kami.
Nyata dari apa yang kami lihat, kami amati dan apalagi dari apa yang kami alami,
bahwa beliau bersama ibu kami tercinta Marice Lucia Situmeang (Ompu Joshua
Boru), sungguh menjadi orang tua yang dapat dijadikan panutan. Mereka bekerja
bersama, berpikiran sama, mengasuh anak-anaknya secara bersama hingga ke-lima
anaknya menjadi sarjana bahkan dua orang di antaranya Mery Natacha boru
3
Panjaitan dan Nahesson Panjaitan mendapatkan gelar Magister dan seorang
diantaranya Nahesson mendapatkan gelar Doktor dari UGM Yogyakarta. Beliau
bukan saja mengasuh anak-anaknya tetapi telah mengasuh selama bertahun-tahun
ompung kami boru Sitompul dari Pintubatu Tobasa dan ompung boru mertuanya
boru Pandiangan dari Sibolga hingga keduanya meninggal dunia di rumah kediaman
anak/ menantunya, bapak kami St. Prof. Drs. Batusonak Panjaitan/ Marice Lucia
boru Situmeang, di jalan Orde Baru Medan.
Beliau, St. Prof. Drs. Batusonak Panjaitan yang senantiasa didampingi ibu kami,
Marice br Situmeang (Op. Joshua Boru), memiliki jiwa membangun dengan rasa
sosial dan solidaritas yang sangat tinggi dan menurut hemat kami tiada taranya. Hal
ini tampak dari banyaknya mahasiswa yang bertempat tinggal di rumah beliau yang
datang dari keluarganya sendiri (adik, itonya, boru abang-abangnya), dan para
mahasiswa marga Panjaitan yang berasal dari Pintu Batu Tobasa, termasuk kami
sendiri Manumpak Silitonga, yang telah dinyatakan sebagai anak siangkangan na so
panggoaran diantara anak-anaknya. Berkat didikan dan nasehat beliau, semua
mahasiswa yang tinggal di rumahnya ada keteraturan, ada kebersamaan, ada saling
menghargai sesama dan tidak pernah terjadi kegaduhan, hari demi hari berjalan
dengan sangat damai.
Bapak kami St. Prof. Drs. Batusonak Panjaitan memiliki jiwa membangun yang
sangat tinggi. Pembangunan fisik, rohani,terutama pembangunan masa depan anak-
anak dan keluarganya. Pembangunan sikap, mentalitas, pendidikan hingga
pemberian rumah tinggal untuk masing-masing anak-anaknya, keaktifannya dalam
pembangunan gereja HKBP Sei Agul dan HKBP Pintu Batu sungguh memperlihatkan
bagaimana beliau telah mencurahkan hati, fikiran dan bahkan dengan sumbangan
dana yang cukup tinggi. Beliau membangun rohani banyak orang dengan jabatannya
sebagai panitua gereja dan Bendahara Huria HKBP Sei Agul yang tidak pernah mau
menerima honor atas jabatan Bendahara Huria.
Pembangunan masa depan anak-anaknya demikian juga para anggota keluarga yang
pernah tinggal dan diasuh di rumahnya sangat tampak terlihat dari tingkat
pendidikannya. Manumpak Silitonga tau persis, bahwa dirinya telah dikirim oleh
Tuhan Yang Maha Baik untuk sampai ke pangkuan bapak kami St. Prof. Drs.
Batusonak Panjaitan dan Ibu Marice br Situmeang (Op Joshua). Beliau sangat bangga
atas keberhasilan anak-anaknya. Tahun 1976 ketika Manumpak masih guru honor di
salah satu STM Belawan, kami dipanggil oleh beliau untuk melengkapi berkas
pengusulan menjadi Asisten Dosen di FPTK IKIP Medan dan akhirnya diangkat
menjadi Asisten Muda pada Gol II/B pada 1 Nopember 1976. Ketika beliau masih
Dekan, tahun 1982 Manumpak diangkat menjadi Kepala Laboratorium Teknik Mesin
pada Golongan III/b dan dikirim pelatihan pengelolaan Laboratorium ke FPTK IKIP
Yogyakarta tahun 1985. Pada masa pelatihan ini Manumpak mengikuti tes saringan
4
program Magister S2 di Program Pasca Sarjana IKIP Yogyakarta dan lulus tes dengan
mendapatkan beasiswa.
Siapa yang tidak bangga memiliki ayah dan ibu seperti beliau? Mereka akhir-akhir ini
ingin menghabiskan waktu hari tuanya dengan berdoa dan berdoa untuk
kesehatannya, untuk harmonisasi keluarga anak-anaknya, untuk kesuksesan anak-
anaknya dan untuk masa depan cucu-cucunya. Beliau sangat ingin dan bahkan
berpesan agar terjalin tali kasih yang tak pernah putus di antar sesama anak dan
cucu-cucunya. Upaya ini telah dilakukannya ketika semua anak-anak dan cucunya
diundang makan bersama di ruang pertemuan lantai dua Istana Koki di jalan Cik
Ditiro salah satu Rumah Makan terkenal di Kota Medan dan dihadiri Kumpulan Koor
Gabungan Renata HKBP Sei Agul dan para utusan dongan sahutanya. Ketika itu ada
acara kebaktian yang dipimpin helanya lae kami Pendeta Tambunan dari HKBP
Resort Sei Agul yang kebetulan hela bapak tua kami dari Pematang Siantar.
Bapak kami, Prof. Drs. Batusonak Panjaitan menyampaikan wejangan yang sangat
bernas bernafaskan pesan, nasehat dan semangat untuk hidup saling berdampingan
kepada anak-anak dan cucu-cucunya, dan beliau memilih Manumpak Silitonga yang
telah dinyatakannya sebagai anak paling tua diantara anak-anaknya untuk
memberikan kata sambutan mewakili semua pomparannya.
Salah satu acara yang sebenarnya tidak terduga oleh kami anak-anaknya bahwa
pada kesempatan itu semua parumaen dan borunya dipanggilnya berpasangan
dengan suaminya untuk datang ke depan menerima satu bingkisan yang dikemas
sangat indah dan ternyata isinya gelang emas 22 gram sebagai pertanda tali kasih
yang tidak boleh putus. Ternyata pemberian bingkisan masih berlanjut, semua cucu-
cucunya dipanggilnya satu-persatu untuk mendapatkan bingkisan.
Lebih lanjut bapak dan ibu kami, Ompu Joshua, menjelaskan apa arti pemberian itu
kepada parumaen, boru dan cucu-cucunya. Hal lain ketika Manumpak Silitonga
genap berumur 69 tahun (diketahuinya dari Dr. Nahesson Panjaitan, ST. MT), pada
Minggu 08 April 2017, bapak dan ibu kami datang beserta anak dan cucu-cucunya,
keluarga adik kami Dr. Nahesson, menyampaikan ucapan selamat dan membawa
lauk pauk serta menyampaikan sebuah bingkisan yang ternyata isinya kain wool
untuk bakal pakaian jas, mungkinkah ini beliau maksudkan untuk saya pakai ketika
suatu waktu beliau dijemput Tuhannya?
Inilah gambaran nyata yang disampaikan beliau kepada kami anak-anaknya agar
senantiasa terjalin tali kasih, kebersamaan, keinginan untuk saling mengerti,
kemauan untuk saling membantu, ketertiban jiwa dan kesadaran akan pengenalan
diri, saling hormat-menghormati, dan masing-masing tau persis akan perannya di
dalam ikatan kekeluargaan. Pepatah orang tua-tua menyebut ”manat mardongan
tubu, elek marboru, somba marhulahula”. Titah ke-5 juga telah mengingatkan anak-
5
anaknya ”Ingkon pasangaponmu do natorasmu, asa martua ho jala leleng mangolu
di tano nanilehon ni Jahowa Debatam di ho”. Tidak dapat dipungkiri, pastilah semua
orang tua berharap agar semua anak-anaknya bersatu seia sekata, saroha
sapingkiran. Bersatu kita teguh bercerai kita runtuh.
Mungkinkah gambaran ini didapatkan sesuai harapan beliau sehingga pesan surat
Apostel Paulus ke jemaat Korintus menjadi milik kita bersama?;
Supaya jangan terjadi perpecahan dalam tubuh, tetapi supaya anggota- anggota
yang berbeda itu saling memperhatikan. Karena itu jika satu angggota menderita,
semua anggota turut menderita, jika satu anggota dihormati , semua anggota turut
bersuka cita. Kamu semua adalah tubuh Kristus dan kamu masing-masing adalah
anggotanya (1 Kor 12, 25-27).
Bagi Allah tiada yang mustahil, jaminannya kita anak-anaknya, cucu-cucunya harus
punya tekat pasti bisa. Akhirnya kami menyampaikan ”SELAMAT ULANG TAHUN KE
80” buat bapak kami yang baik, dan jadilah senantiasa berdampingan dengan ibu
kami Marice Lucia Situmeang ompu Joshua boru, dikala suka dan duka, doa anak-
anak mu semoga sehat selalu dalam menjalani hari-hari tua kalian berdua. Syaloom.
6
SEKAPUR SIRIH DARI JUBILARIS
Tuhan adalah gembalaku, tak pernah kekurangan aku. Tiada terkira kebaikan
Tuhan di dalam kehidupan manusia yang percaya dan menyerahkan segala perjalanan
hidupnya kepada Nya. Bila kurenungkan segala hal yang telah kulakukan dan kerjakan
selama hidupku, sungguh aku tidak percaya bahwa Tuhan telah memberikan umur
panjang padaku hingga 80 tahun. Bilangan umur ini sangat istimewa sebagaimana
telah dikatakan dalam firman Nya (Mazmur 90:10). Sungguh sangat nyata hanya
karena belas kasihan dan berkat Tuhan sajalah yang memungkinkan aku bisa tetap
dapat hidup berdiri tegak sampai hari ini di dalam kelemahan dan kesehatan yang
pada ahir-ahir ini semakin menurun.
Perjalanan hidupku bagaikan air sungai yang mengalir pelan dan nyata. Berguna
bagi sebagian ciptaan Tuhan yang membutuhkannya. Tidak disangka dan tidak ada
rencana yang tertata sebelumnya untuk ditempuh, tetapi hanya Tuhan yang
mengarahkan dan merestui beragam tugas sehari-hari. Karena DIA..., banyak orang,
keluarga dan teman-teman yang menolong dan memberikan motivasi agar aku dapat
menyelesaikan tugas-tugasku dengan baik. Istriku Marice Lucia boru Situmeang (Op.
Joshua Boru) adalah sosok ibu yang sangat layak dicontoh, hemat, bertanggung jawab
dalam pembinaan anak-anak, baik dalam segi kesehatan demikian juga tentang
disiplin.
Autobiografi ini saya tulis untuk dapat dibaca dan diikuti tentang perjalanan
hidupku yang penuh lika-liku. Kiranya anak-anakku dapat memetik maknanya dan
bersandar kepada Tuhan. Rasanya aku telah siap bila pada akhirnya kelak Tuhan Yesus
menjemputku, karena aku yakin dan percaya bahkan Tuhan telah menyiapkan tempat
bagiku di dalam kerajaan Nya yang kekal dan abadi sebagaimana firman Nya yang aku
petik dan yakini, “Karena bagiku hidup Kristus dan mati adalah Keuntungan”.
7
Ia membaringkan aku di padang yang berumput hijau; Ia membimbing aku ke air yang
tenang;
Ia menyegarkan jiwaku. Ia menuntun aku di jalan yang benar, oleh karena nama-Nya.
Sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman, aku tidak takut bahaya sebab
Engkau besertaku, gada Mu dan tongkat Mu, itulah yang menghibur aku.
Engkau menyediakan hidangan bagiku, dihadapan lawanku; Engkau mengurapi
kepalaku dengan minyak; pialaku penuh melimpah.
Kebajikan dan kemurahan belaka akan mengikuti aku seumur hidupku ; dan aku akan
diam dalam rumah Tuhan sepanjang masa.
Dikala aku telah lelah, ya Tuhanku…sediakanlah tempatku di sisi Mu.
Amin !! Immanuel !!!
Jubilaris,
8
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI................................................................................................................................vii
1.2. Ayahku Philemon Panjaitan dan ibuku Maria Jenni boru Sitompul.................................2
BAGIAN II. MENJADI GURU SMP NEGERI LEWAT PROGRAM BEASISWA SEKOLAH
GURU ATAS.................................................................................................................................6
9
6.1. Berumah Tangga/ Pernikahan........................................................................................21
9.1. Penutup..........................................................................................................................34
10.1. Jujur Ngolu St Prof Drs Batusonak Panjaitan Op Joshua Doli …………………………………… 58
10
BAGIAN I. MASA KECILKU
11
Ayah saya, Guru Philemon Panjaitan dan ibu Maria Jenni boru
Sitompul dianugerahi 8 (delapan) orang anak. Kedelapan orang itu
adalah:
Dari 8 (delapan) orang anak Guru Philemon Panjaitan dan Maria Jenni
boru Sitompul, yang hidup sampai berkeluarga (berumah tangga) ada
7 (tujuh) orang. Jadi jumlah yang hidup sampai menikah (berumah
tangga) adalah 12 (dua belas) orang. Dengan demikian, saya,
Batusonak Panjaitan adalah anak ke 9 (sembilan) dari 14 (empat
belas) bersaudara atau anak ke 8 (delapan) dari 12 (dua belas)
bersaudara. Keunikan pemberian nama pada anak yang baru lahir
pada saat itu pada umumnya tergantung pada keadaan lingkungan
dan suasana tempat kelahiran.
1.2. Ayahku Philemon Panjaitan dan ibuku Maria Jenni boru Sitompul.
12
Ibu saya, Maria Jenni boru Sitompul, lahir tanggal 21-09-1912 di
Lumban Holbung. Ayah dan ibuku menikah dan pemberkatan
pernikahannya tanggal 06 Maret 1933 oleh Pendeta Coernelius
Lumbantobing di Gereja HKBP Sabulan dengan teks pemberkatan
Johannnes 12:15; “ Jangan takut hai putri Sion, lihatlah, Rajamu
datang duduk di atas seekor anak keledai”.
Perio Lama
No Tempat de Masa Bakti Bertugas
01-11-1915 s/d 31-
1. Palipi Mogang II 3 bulan
01-1916
01-02-1916 s/d 31- 3 tahun 7
2. Saboelan I
08-1919 bulan
13
Juru Tulis (Cranie) 01-07-1920 s/d31-
4. 11 bulan
di Siantar 05-1921
Boehit I 01-06-1921 s/d 31- 7 bulan
5. 12-1921
01-01-1922 s/d 31- 1 tahun 3
6. Pangururan I
03-1923 bulan
01-11-1923 s/d 30- 8 tahun 3
7. Parbaba I
06-1931 bulan
01-07-1931 s/d 12- 1 tahun 10
8. Pintubatu II
05-1933 bulan
13-05-1933 s/d 19- 2 tahun 8
9. Ambarita II
01-1936 bulan
10. Paropo I 20-01-1936
Menurut cerita salah seorang anak desa Paropo kepada saya, dialah
meminta kepada ayahku agar saya diberi nama Batusonak, beliau
bernama Batujuguk. Ayah setuju, mungkin karena beliau teringat ada
anak Raja Panakok nomor 3 (tiga) yang tidak jelas keberadaannya
(ada atau tidak tahu tempat keturunannya) lihat silsilah Raja Panakok
dalam buku In Memorium, halaman 4 (empat).
14
Karena abang saya Batujuguk Silalahi (pemberi nama saya) sangat
gembira, dia meminjamkan sungai kepunyaan keluarga Raja Silalahi
(Paropo) selama 1 (satu) bulan kepada ayahku terhitung sejak
pemberian namaku oleh Batujuguk Silalahi.
Kekhususan sungai ini ada, semua ikan yang naik melawan aliran air
sungai ini adalah “Ihan Batak” / Ikan Batak. Ikan Batak hanya bisa
hidup dalam air bersih (tidak berlumpur), sejenis ikan mas, semua
ikan Batak ini sisiknya agak kebiru-biruan dan jika dimasak arsik
enaknya luar biasa.. Menurut cerita, jenis ikan inilah menjadi ikan
adat pada acara-acara adat habatahon. Sekarang ini sulit mencari
ikan Batak karena sudah jarang sungai yang bersih dan akibat racun
hama rumput yan ditebar di persawahan sehingga sebagai
penggantinya adalah ikan emas.
Tiga belas (13) tahun beliau menjadi guru zending di Paropo dan
selama 13 (tiga belas) tahun itu ada sebanyak 50 keluarga penduduk
Paropo dibaptis menjadi pengikut Kristus. Demikian pesatnya
pertumbuhan umat Kristen disana. Pendeta – pendeta zending di
Tanah Batak tidak mau memindahkan Bapak dari Paropo. Sekiranya
tidak terjadi pergolakan untuk mendirikan Negara Kesatuan
15
Indonesia, ayahku pulang ke Pintubatu menjumpai kami dan beliau
tidak mau kembali lagi ke Paropo.
16
“ Ayahku guru Zending dan ibu anak guru Zending”, kami tidak sulit
diatur oleh abang dan kakak kami.
Pertama:
Pengalaman Kedua :
17
peliharaan kami. Perlengkapan sudah tersedia. Algojo untuk
memotong tetap terpilih sama abang Manaksak (bapak Dasima)
karena dia lebih tua dan lebih besar diantara kami bertiga.
Memegang kakinya saya dan abang Huntal (Bapak Herib). Baskom
kecil tempat darah diisi dengan sedikit air, garam dan asam. Tiba saat
pemotongan, siabang ambil pisau dan memegang mulut anak anjing.
Selama kami tidak bersama – sama dengan orangtua banyak hal – hal
yang pernah kami ikuti. Biasanya kalau ada pesta dikampung, kami
tidak ikut, tidak ada yang membawa kami atau orang tua yang diikuti
kepesta tersebut.
Selama belajar di SR, alat – alat tulis hampir tidak ada, yang ada batu
tulis (lei) dan anak batu tulis yang disebut gerep. Buku bacaan tidak
ada, jadi tidak bisa baca dan harus diulang dirumah. Guru tidak
18
lengkap (tidak cukup), sering kelas – kelas rendah diajar oleh murid
kelas VI yang agak besar, khususnya untuk belajar menulis dan
berhitung.
19
Huntal Panjaitan masih duduk di kelas II SMA Negeri dan akhirnya saya
masuk sekolah pada Sekolah Guru Atas (SGA) Balige dan mendapat
Ikatan Dinas. Diterimanya saya menjadi siswa SGA dan mendapatkan
beasiswa membuat orang tua sangat senang, tetapi sebaliknya saya
sendiri tidak merasa senang karena ketika itu saya tidak berminat
menjadi guru.
Tahun 1957 saya menyelesaikan studi dari SGA dan langsung menerima
surat ketetapan menjadi Guru SMP Negeri Doloksanggul Tapanuli Utara
(sekarang menjadi Kabupaten Humbang Hasundutan). Tahun 1958 para
guru-guru SMP Negeri Doloksanggul dan para guru se Kabupaten
Tapanuli Utara dikumpulkan di Sigompulon Tarutung untuk tugas
memeriksa Ujian Akhir SMP tahun 1958.
Ketika itu secara kebetulan saya ketemu dengan teman saya lulusan
dari Sidikalang dan beliau sudah menggunakan mobil Jeep BK Merah.
Entah karena apa secara spontanitas saya berucap” sudah ada mobilmu
bodok-bodok ya!!”. Rupanya perasaan kecewa dalam hati saya tiba-tiba
muncul karena saya tahu bahwa lulusnya dia dari sekolah hanya dengan
nilai rerata 6,0 sementara nilai rerata ujian saya 8,0. Dari kenyataan ini
disimpulkan bahwa pada tahun 1958 ternyata sudah ada juga
nepotisme/ pilih kasih.
Secara jujur kadang kala bahwa informasi yang kita dengar dari
berbagai sumber dapat kita cerna dan diterima kebenarannya namun
kebenaran itu sebenarnya tidak ada. Ketidak puasan memasuki SGA dan
diangkatnya menyandang profesi guru, secara lambat laun harus
disyukuri dan diterima dengan sangat senang hati. Hal ini menjadi nyata
20
bahwa setelah lanjut usia saya menyadari bahwa cita-cita saya untuk
tidak menjadi guru tidaklah benar, tetapi permohonan bapak dan ibu
saya justru yang diberkati oleh Tuhan agar saya menjadi guru.
Selama 3 (tiga) tahun saya belajar di SMP Negeri Balige suka atau
tidak suka saya harus belajar menjadi calon guru. Menurut rencana
Pemerintah Republik Indonesia angkatan kami 1951/ 1952 akan
diangkat menjadi guru SD. Ternyata issu / rencana itu belum jadi
sehingga semua angkatan kami diangkat menjadi guru SMP Negeri.
21
18 (delapan belas) orang diantaranya masih berstatus lajang dan
hanya 5 orang yang sudah berkeluarga.
23
pengetahuan dan keinginan menggapai karier yang lebih tinggi
”persyaratan ini saya terima dengan sangat senang hati”. Untuk
tidak menjadi masalah semua berkas surat pimpinan PGSLP Negeri
Medan yang tembusannya kepada Kepala Inspeksi Daerah SMP
Sumut, Kakanwil Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Sumut
(saat itu departemen pendidikan masih gabung dengan kebudayaan),
Kepala SMP Negeri Dolok Sanggul serta merta telah saya sampaikan.
24
Ketika itu kami tinggal di AOR (Asrama Ompu Rimatonga) Pardede di
Pardede Pasir Pinggir Danau Toba. Menyedihkan,... bahwa di asrama
kami tidak pernah merasa cukup makan (kenyang), sehingga kami
sangat sering menyogok juru masak supaya kerak nasi yang masih
tersisa di periuk disimpan untuk kami makan selepas belajar malam.
Disebabkan oleh rasa kelaparan dan haus yang sangat hebat, tidak
jarang jika kami sering pergi ke pasar di warung Gelora untuk
membeli gorengan dan minum teh manis.
Setiap bulan saya memberikan uang kost sebesar gaji yang saya
terima dari kiriman kepala sekolah SMP Negeri Dolok Sanggul. Kakak
saya ini boru Sitorus (Mama Risma) adalah sosok yang sangat
pengertian, tidak pernah mengomel walaupun uang kost yang saya
berikan tidak sesuai dengan kebutuhan perbulan.
Setiap pagi sebelum saya pergi kuliah saya mencuci pakaian, pulang
kuliah menggosok pakaian dan mengerjakan pekerjaan lain. Saya
tidak pernah melihat kakak ini cemberut (murhing) sampai saya lulus
tanggal 10 – 7 - 1962 dan kembali mengajar ke SMP Negeri Dolok
Sanggul. Abang MM Panjaitan cukup pengertian, kalau ada tugas –
tugas yang akan diketik selalu dia sanggupi mengetik dan sesekali
kami pergi boncengan makan mie. Abang saya ini tahu bahwa uang
saya tidak ada sisa karena uang gaji saya berikan kepada kakak Mama
Risma sebagai bayar makan.
27
Negeri. Dua guru PGB Negeri pindah ke SGB / SMP Negeri Siloam
(Marga Siburian dan Butar – Butar).
28
Sekolah buka bicara: Saudara-saudara/ bapak- bapak guru, tolong
disimak keputusan saya ini !! Saudara B. Panjaitan dan Sdr
K.Silaban guru tetap Matematika di Sekolah kita dimana saudara
B. Panjaitan ditugaskan mengajar di KELAS I dan saudara K.Silaban
yang mengajar di kelas II/ III yang dibantu para guru Matematika
lainnya.
Setelah selesai rapat saya dijumpai oleh sdr K.Silaban dan beliau
menyapa saya : Tulang... ! sesungguhnya hanya tulanglah yang
layak mengajar di kelas III dan seharusnya saya yang mengajar di
kelas I dan kelas II. Sahutan saudara Silaban ini saya jawab dengan
ungkapan Laban,...! sekarang saya beritahu kamu dan jangan kamu
beritahu orang lain apa yang saya katakan ini pada kamu bereku.
Tahun depan 1963/1964 saya akan pergi Tugas Belajar ke FPMIPA-
FKIP Negeri Medan. Saya tidak cukup biaya transfortasi/ongkos
Doloksanggul- Medan sehingga pada permulaan Tahun Ajaran ini
saya bermaksud menjual Buku Pelajaran di kelas I dan harganya akan
lebih murah dari harga jual di Toko Buku. Kalau saya sudah cukup
ongkos transportasi Dolok Sanggul- Medan saya akan tinggalkan
kalian di sini. Mendengar ucapan saya, K.Silaban menjadi terdiam
dan mulutnya komat-kamit tidak tau akan berucap apa, karena
selama ini beliau telah menganggap saya tulangnya karena sekamar
di tempat kost marga Pardede/ boru Panjaitan dan apalagi dia sudah
pacaran dengan borunya tempat kost kami Saida boru Pardede.
Saat aku menulis Otobiografi ini dengan tidak aku sadari air mataku
bercucuran sambil mengingat kebaikan namboru dan amangboruku
M. Marpaung. Dalam pikiran aku jangan-jangan yang membelikan
pakaian dalam bungkusan itu adalah mereka (amangboru dan
namboru). Terima kasih Tuhan Yesus, Tuhan adalah gembalaku yang
baik. Siapapun yang membelikan pakaian dalam bingkisan yang aku
terima saat itu aku yakini sebagai perpanjangan tangan Tuhan dan
yang pasti Tuhan Yesus mengetahuinya dan menggugah hati si
pembeli. Aku yakini “tidak ada yang terjadi tanpa sepengetahuan
Allah Yang Maha baik”.
30
4.3. Tugas Belajar di FKIE IKIP Medan
31
BAGIAN V. PENGANGKATAN TENAGA EDUKATIF DI FKIT IKIP NEGERI
MEDAN
32
memutuskan untuk mendaftarkan diri ke Tingkat Sarjana Ilmu Pasti
( tingkat IV).
33
Saat saya memerlukan surat lolos butuh tersebut, ternyata ada
peraturan baru bahwa Surat Keterangan Lolos Butuh tidak boleh
dikeluarkan Daerah tetapi harus dari Pusat (Jakarta). Hasil informasi
yang layak dipercaya ketika itu, perobahan kebijaksanaan dilakukan
dikarenakan banyaknya para guru tugas belajar setelah
menyelesaikan studinya tidak mau kembali ke daerah dan lebih
memilih tinggal di kota.
Tidak ada yang mustahil bagi Allah. Bahwa setiap kesulitan yang
saya hadapi pasti dan pasti ditunjukkan Tuhan jalan pemecahannya.
Pelaksana Dekan FKIT Drs P. Lumbantobing ketika beberapa kali
urusan dinas ke Jakarta justru memberi andil besar memberi
bantuannya untuk menguruskan Surat Keterangan Lolos Butuh dari
Jakarta, tetapi... wah tetap tidak berhasil. Mendengar berita tidak
keluarnya Surat keterangan Lolos Butuh atas nama saya Batusonak
Panjaitan, hingga Dekan FPMIPA Drs. M.A.T. Sihaloho mengatakan
kepada saya : Batusonak... ! Untuk perkembangan ilmumu di
kemudian hari alihkan permohonanmu itu ke Jurusan ILMU Pasti
FPMIPA IKIP Medan. Ketika itu saya tidak memberikan jawaban
karena saya tetap menghormati permintaan dan bantuan Drs P.
Lumbantobing pelaksana Dekan PKIT.
Guru Madya Tkt I (Gol DD./III) masa kerja 9 tahun 4 bulan gaji pokok
Rp 1.160.
35
Untuk pengusulan menjadi asisten Dosen di FKIT IKIP Medan, semua
persyaratan permohonan saya lengkapi yakni : Photo copy ijazah
sarjana Muda tanggal 08 Oktober 1965
Pada waktu itu penataan administrasi sungguh lucu. Ketika itu saya
sudah lulus Sarjana Muda tanggal 08 Oktober 1965 dan lulus PGSLP
tanggal 10 Juli 1962 dan diusulkan untuk melanjut Tugas Belajar ke
FPMIPA IKIP Medan. Panggilan Tugas belajar baru datang tanggal 12
Nopember 1964 untuk tahun akademik perkuliahan 1964/1965. Surat
panggilan ini saya terima melalui Kepala SMP Negeri Doloksanggul.
Karena terlambatnya surat saya terima akhirnya surat Tugas Belajar
saya gunakan untuk melanjut studi pada tingkat sarjana (IV/V).
36
menyelesaikan program Sarjana Pendidikan Ilmu Pasti dari FPMIPA
IKIP Medan dan tercatat saya menjadi alumni sarjana pertama
FPMIPA IKIP Medan. Selanjutnya saya mengusulkan kenaikan
golongan menjadi Penata Muda Gol III/A pada FPTK IKIP Medan
dengan SK Menteri P dan K No.551/K/KT/I/BP/69 tertanggal 01
Maret 1969 dengan Gaji pokok Rp 3.380.
Dekan FPTK IKIP Medan dua perode berturut 1980/1983 dan periode
ke empat pada 1983/1986.
Pada masa itu saya sedang menjabat Ketua KORPRI UNIT IKIP Medan
sehingga harus taat kepada aturan yang dikeluarkan oleh Rektor,
sehingga dengan keluarnya SK pindahan antar Fakultas langsung saya
laporkan kepada pimpinan Institut. Dalam pertemuan itu saya
mengucapkan terima kasih atas terbitnya SK pindahan saya serta
meminta kepada Rektor agar membantu saya pada saat akan
mengusulkan diri menjadi Profesor. Ketika menjumpai Rektor
golongan kepangkatan saya sudah IV/C dan persyaratan administrasi
lainnya sudah cukup kecuali kredit point penelitian/ karya tulis ilmiah
38
yang masih harus dilengkapi. Jawaban Rektor membuka semangat
baru buat saya dengan ucapan “ silahkan, asalkan karya tulisanmu
bagus” lantas saya berucap terimakasih pak dan dalam hati saya
terucap “Tuhan memberkati, Immanuel”.
39
penelitian ilmiah, peran serta dan kesetiaan anak saya Dr.Ir.Drs.
Manmpak Silitonga,MT. M.Pd untuk menemani dan membantu saya
melaksanakan penelitian-penelitian di berbagai SMA di Provinsi
Sumatera Utara. Bekerja sama melakukan analisis data hingga
pengetikan laporan hasil- hasil penelitian yang kami lakukan.
40
yang dalam fungsinya turut menentukan dan melaksanakan visi dan
misi serta pemilihan Rektor dan Wakilnya. Oleh karena banyaknya
persaingan mendapatkan Guru Besar, sehingga penulis otobiografi ini
, sebenarnya hampir gagal menjadi profesor. Sebagian dari berkas
usulan saya menjadi Profesor sempat hilang (dihilangkan?) sehingga
sampai mengendap hampir selama 3 (tiga) tahun di Unimed. Tetapi
pada saat itu saya masih menjabat Ketua KORPRI UNIT UNIMED
sehingga kesempatan untuk bertatap muka langsung dengan Rektor
masih sangat terbuka. Hasil petemuan dengan Rektor menyatakan
bahwa sekiranya setelah tidak ada kegiatan senat dalam waktu dekat,
permohonan saya akan segera diteruskan ke Menteri P dan K di
Jakarta.
Tuhan memang saya akui sangat berpihak kepada saya, bahwa usul
saya telah diteruskan ke Jakarta dan tidak sampai satu tahun usul
profesor saya telah disetujui oleh Menteri P dan K menjadi Guru
Besar Madya pada tanggal 01 April 2001, Nomor
53611/A2.III/II.1/KP/2001 dan menyatakan perpanjangan batas usia
pensiun sejak tanggal 01 Nopember 2002 ditambah 5 (lima) tahun.
41
BAGIAN VI. TUHAN MENCIPTAKAN PENOLONG YANG SEPADAN
Penulis otobiografi ini adalah anak seorang Guru Zending yang lama
mengabdi di daerah miskin. Tugas utamanya memperkenalkan./
menyebar luaskan firman Tuhan. Pengabdian orang tuaku si anak
tunggal dan yang punya banyak anak 12 orang hidup. Lahir dan
dibesarkan pada masa revolusi Indonesia untuk melepaskan diri dari
penjajahan Belanda dan Jepang. Semuanya kami (12 orang)
menuntut ilmu untuk masa depan. Supaya dapat melanjutkan
sekolah yang lebih tinggi harus mencari sekolah – sekolah yang
memberikan tunjangan pendidikan (ikatan dinas). Atas dasar
pemikiran ini pula sehingga penulis setelah lulus SMP masuk di SGA
Negeri Balige dengan ikatan dinas Rp. 82,50 / bulan. Sesudah lulus
SGA langsung mendapatkan SK PNS menjadi guru SMP Negeri
Doloksanggul dengan gaji Rp. 253,50 / bulan.
Pada mulanya cukup untuk sewa kamar dan bayar makan tetapi
pada akhirnya tidak cukup biaya perbulan. Orang tua mendesak
untuk berumah tangga. Saya sangat berhati – hati untuk menikah.
Karena abang saya HP Panjaitan belum menikah dan karena saya
menginginkan akan melanjut studi ke bangku perkuliahaan dengan
status tugas belajar. Suatu kenangan yang tidak akan pernah saya
lupakan bahwa saya sempat berhenti dengan hormat dari PNS guru
SMP dengan tujuan utama untuk kembali jadi pegawai negeri di
42
perguruan tinggi. Walaupun pada akhirnya berrhasil tetapi sempat
mengalami jalan buntu dan mengalami proses yang lama.
Hampir setiap minggu calon istri saya mendesak dan dia berkirim
dan berkirim surat kilat meminta supaya kami segera berumah
tangga. Oleh karena seringnya surat calon istri diantarkan pegawai
pos kilat untuk menyampaikan pesan orang tuanya agar kami segera
menikah, akhirnya saya mengambil keputusan untuk tidak
membalasnya. Tetapi dengan alasan jitu yang saya sampaikan, pada
akhirnya dia sabar menunggu keputusan, tetapi saya tidak membuat
janji.
43
Carilah peningkatan dari pekerjaanmu
Berdoalah selalu dalam melakukan tugasmu. Orang yang tidak
berdoa dalam memulai dan melaksanakan tugasnya sering
mengalami kegagalan.
Jika kamu nanti mau menikah jangan pilih calon istrimu perempuan
yang sangat cantik atau gadis yang sangat jelek. Harus perempuan
yang dapat diterima oleh keluarga kita.
Jangan nikah dengan anak orang kaya baru (OKB)
Jangan ambil jadi istrimu orang yang tidak sepadan dengan kamu.
Pilihlah anak orang yang bisa tempat perkumpulan turunanku
Jangan cepat – cepat marah supaya kamu berterima di sekitar
lingkunganmu.
Saya adalah guru yang memiliki gaji terbatas yang harus didukung
oleh seorang ibu keluarga yang memiliki kemampuan membagi gaji
sedikit untuk dicukupkan dan memiliki kemampuan mengurusi anak-
anaknya. Disebabkan istriku seorang medis dan bidan
berpengalaman, sehinga jika datangnya penyakit ringan masih dapat
diatasinya sendiri tanpa harus pergi ke dokter.
45
Menelusuri perkembangan pendidikannya, bahwa mulai dari
pendidikan Sekolah Dasar sampai Sekolah Menengah Atas (SMA),
mereka berada diantara ranking 1 sampai ranking 5. Untuk
memberikan motivasi agar mereka berlomba mencapai prestasi yang
lebih baik, dijanjikan bahwa jika lulus test masuk Peruruan tinggi
Negeri boleh di luar Kota Medan tetapi jika tidak lulus PTN kuliahnya
harus di perguruan tinggi Swasta yang ada di Kota Medan.
47
6.3. Orang Tua Keluarga Prof. Drs B.Panjaitan
48
Semua anak – anak saya sampai cucu – cucu saya yang di jalan Orde
Baru No. 14 pintar berbahasa Batak
Harus makan bersama pada saat – saat tertentu, supaya nasi dan
lauk hemat.
Perasaan jengkel sesekali timbul karena mereka menganggap kita
masih anak – anak. Sampai meninggal karena sudah tua dan sakit,
kami mengurus mereka. Perasaan sedih sepeninggal mereka karena
jika kita pulang ke rumah tidak di jumpai mereka menunggu kita
supaya sama – sama makan. Sejak tanggal 3 Agustus 2003 ibuku br.
Sitompul meninggal dunia di rumahku di Jl. Orde Baru No. 14 Medan
dan di kubur di Janji Nauli, Kecamatan Silaen tanggal 7 Agustus 2003.
Ibu mertuaku meninggal dunia di rumahku Jl. Orde Baru No 14
Medan tanggal 3 Agustus 2012, berumur 90 Tahun dan di kubur di
Sibolga tanggal 7 Agustus 2013.
Banyak aturan/ tata krama yang tidak tertulis. Bisa diketahui jika
rajin mengikuti acara yang terjadi di tengah – tengah masyarakat itu.
Masyarakat batak senang mengadakan pesta – pesta seperti pesta
menikahkan anak, pesta meninggal sari matua/ saur matua, anak
lahir, ulang tahun, pesta memasuki rumah baru dan lain sebagainnya.
Karena terpaksa tidak ada kerabat yang bisa menggantikan fungsi
saya, pengalaman menjadi pemeran aktif dalam perhelatan ragam
49
pesta tersebut pernah saya lakukan sehingga dengan terpaksa harus
terlebih dahulu mempersiapkan diri dengan matang. Pada satu
kesempatan menjadi pembicara pesta pernikahan ragam teks dialog
dalam pesta itu saya tulis, termasuk (kalimat) kata – kata dari pihak
pengantin perempuan serta pantun secukupnya. Jika kalimat dari
pihak pengantin perempuan itu tidak tepat seperti yang saya duga
(tulis), kacaulah pembicaraan itu. Peserta pesta para mahluk sosial
tidaklah boleh menyendiri ataupun menjauhkan diri dari masyarakat.
Belajar untuk banyak hal, adalah menjadi keharusan.
51
Mahasiswa Perguruan Tinggi harus hati-hati karena pada umumnya
organisasi mahasiswa berafliasi kepada salah satu organisasi. Jika
salah pilih hinga memasuki organisasi yang berafliasi pada organisasi
partai terlarang, ia pada akhirnya akan dipecat dari perkuliahan.
Setiap organisasi mahasiswa yang diakui harus bersatu di dalam
Dewan Mahasiswa. Ketika masih duduk di bangku perkuliahan Dewan
Mahasiswa IKIP Medan telah terbentuk dan saya Batusonak
Panjaitan duduk sebagai Bendahara pada masa periode
kepengurusan 1967/1969.
Apa lagi, katanya.... . Saya nyatakan bahwa dana untuk pesta belum
ada. Saya ini merupakan utusan Keluarga Besar IKIP Medan untuk
melaporkan rencana pelaksanaan pesta kepada pak rektor dan
sekaligus meminjam dana untjuk kebutuhan pesta. “Sekiranya saya
mau meminjamkan kalian uang, dari mana kamu peroleh dana
untuk membayarnya ????”. Spontan saya juga menjawab: “Dari
bapak Rektor dan dari seluruh civitas akademik IKIP Medan pak”.
“Pintar kau ya...!!” . “Benar pak, karena saya anaknya bapak
Rektor”. Saya sudah tahu bahwa beliau mengajarkan mata kulaih
Dasar – Dasar Pendidikan Nasional. Kepada seluruh mahasiswa dan
asisten dosen sudah lebih dahulu saya lobi untuk dikutip dana Rp. 10.
Mereka umumnya sangat setuju jika ada persetujuan dari Bapak
Dosen/ Rektor. Caranya Slip tanda lulus mata kuliah akan diberikan
kepada mahasiswa jika mereka sudah membayar sumbangan wajib
pesta syukuran sebesar Rp. 10.-
KORPRI di IKIP Medan berdiri tahun 1972. Ketua Drs. Bistok Sirait dan
Sekretaris Drs. Batusonak Panjaitan. Karena Drs. Bistok Sirait tugas
belajar ke Amerika tahun 1975 maka ketua diserahkan kepada Drs.
Batusonak Panjaitan dan Sekretaris Drs. MAR Pandiangan (Kepala
Biro Kepegawaian IKIP Medan). Kepenguran KORPRI IKIP Medan
selanjutnya kami lengkapi sesuai dengan instansi pemerintah pusat
dan Gubernur Sumatera Utara (1975 s/d 1995). Banyak keluhan dari
warga pegawai dan Dosen IKIP Medan yang sampai kepada pengurus
KORPRI antara lain :
55
Kalau ada pegawai yang berbuat salah tidak ada yang membela dan
kalau ada civitas akademik yang pensiun meninggal tidak ada
santunan dan lain sebagainya. Kita coba menanggulangi masalah –
masalah yang timbul.
56
sumbangan I (pertama) dengan merangkak menerima sumbangan
dari saya (Ketua KORPRI) ± Rp. 2.500.000, dalam acara penyerahan
sumbangan sosial. Acara dihadiri pimpinan IKIP, Dekan Fakultas,
Pengurus KORPRI sub unit dan Pengurus KORPRI Unit IKIP Medan.
Penerima/ keluarga sangat bangga dan saya tanya untuk apa uang itu
nanti digunakan. Jawabnya untuk membeli becak dayung dan akan
sewakan kepada orang – orang yang mau bekerja.
Sesudah saya lanjut usia baru sadar bahwa Tuhan Allah melalui
anaknya Tuhan Yesus Kristus menjadi Gembala yang baik bagi saya.
Segala tugas yang saya emban belum pernah gagal dan selalu
berakhir dengan baik. Memang, setiap pagi saya berdoa supaya
Tuhan mendampingi saya dalam memulai, melakukan dan
mengakhiri tugas – tugas saya, kalau mau menjumpai pimpinan saya
makan supaya saya tamu pertama dan jangan sempat ada tamunya
yang membuat dia marah yang berdampak penerimanya kepada saya
tidak enak.
57
Pada tanggal 20 Juli 1990, kepada saya juga diserahi tugas untuk
menyelesaikan permasalahan tanah Proyek Perumahan IKIP Medan
yang berlokasi di Jl Gaperta Desa Helvetia Medan. Proyek Perumahan
ini didirikan oleh Bonar Hutasoit,BA pada tahun 1974 kemudian
namanya berobah menjadi Yayasan Proyek Perumahan IKIP Medan
tahun 1976. Persoalannya menjadi bertambah rumit sampai-sampai
Inspektur Jenderal Departemen P dan K sampai dua kali (tahun 1982
dan 1983) mengirimkan surat kepada Rektor IKIP Medan.
Disebabkan semakin kerasnya tuntutan dari pemegang versil hingga
dikeluarkaanlah Surat Keputusan No 131 tertanggal 20 Juli tahun
1990. Isi SK-nya menyerahkan penyelesaian permasalahan tanah
Proyek Perumahan (Yayasan Proyek Perumahan) IKIP Medan
sehingga saya dan beberapa pengusaha menghadapi Kuasa Hukum
para pemilik tanah di pengadilan. Dalam perkembangan selanjutnyua
kami menerma surat rilis dari Pengadilan Tinggi Medan yang isinya
bahwa persoalan hukum ata tanah tersebut akan diteruskan ke
Mahkamah Agung di Jakarta. Menangani urusan yang sangat rumit ini
di Pengadilan membuat kepala menjadi pusing. Tetapi dengan
semangat berapi-api walaupun tanpa bantuan pengacara disebabkan
dana operasional pengurusannya tidak ada, kami memenangkan
perkara ini. Yang ingin saya sampaikan..... agar kita senantiasa
menjauhkan diri dari berbagai persoalan yang memaksa kita harus
berurusan dengan kepolisian dan pengadilan.
58
sebaiknya kita harus menjadi anggota Serikat Tolong Menolong
Kampung, STM Kelompok marga, dan anggota jemaat gereja. Pada
suatu kesempatan para Pengurus gereja dan anggota jemaat di weiyk
dimana saya tinggal meminta saya untuk menjadi calon Penatua
Gereja, hingga pada Desember 1990 ketika saya berusia 55 tahun
saya menerima status calon penatua di gereja HKBP Sei Agul Medan
dan penabalan menjadi penatua pada tanggal 12 Juli tahun 1992. Ada
beberapa pertimbangan sehingga saya mau menerima calon
penatua, yakni setelah memperhatikan: (a) bahwa saya telah berhasil
mengkoordinir pelaksanaan pembangunan gereja dan mangompoi
HKBP Pintu Batu Silaen tahun 1990 (lihat Buku Kenang-kenangan
Jubelium 100 tahun HKBP Pintu Batu Silaen). Setelah penabalan
menjadi penatua, saya diminta untuk menjadi Bendahara Huria.
Dalam hal ini saya mau menerima jabatan Bendahara Huria jika:
59
Sebelum masa pencalonan saya menjadi calon penatua gereja HKBP
Sei Agul, pada tanggal 01 September 1971 oleh dewan Sekolah HKBP
Sei Agul saya diangkat menjadi Sekretaris I Pengurus Harian
Pendidikan HKBP Sei Agul, setelah pada tanggal 01 Maret 1974 kami
pindah tempat tinggal ke jalan Orde Baru No 14 Sei Agul Medan.
60
8.2. Surat Piagam Penghargaan
9.1. Penutup
Setiap saat adalah awal yang baru. Banyak ungkapan / kata – kata
mutiara yang tertulis dalam Alkitab dan perlu kita simak, renungkan
serta dijadikan menjadi pedoman hidup.
Saya St. Drs Prof. Batusonak Panjaitan bisa memperoleh gelar profesi
tertinggi dalam pendidikan bukan karena orang tuaku kaya, tetapi
dengan penuh percaya kepada gembalaku. Dalam menyelesaikan
62
setiap masalah / persoalan selalu lebih dahulu memberitakan dan
meminta tolong/ bantuan dari dia.
Efesus 5 : 16
63
Lobi posdo rohangki, sai patuluson nai i
Boanonna ahu tu si
2. Huhilala ganup ari, paniopna di ahu on
Sai tong dipasari- sari
Naeng badia rohangkon
Naeng tutinggilnai pinggol partondionhi
Lao mambaen lomo Na i
DATA PRIBADI
DATA PENDIDIKAN
64
Sarjana 1968, FKIT IKIP Medan
66
JUJUR NGOLU NI AMA NAMI
St Prof Drs BATUSONAK PANJAITAN
OP JOSUA DOLI
I. TAROMBONA
67
2. Dua halak do anak ni Raja Pargila: Parsuratan dohot
Pangapo. Pangapo ma na umpompar hami.
3. Ompung nami Pangapo mangalap boru ni rajai marga Silaen
Bonandolok
Rajai marga Silaen ma bona niari nami tingkion.
68
6.7. Ir.Bachtiar Panjaitan, mangalap boru ni rajai br
Situmorang
5. Ama nami on Hot ripe tanggal 15 Juli 1967 dohot ina nami Bidan
Marice Lucia br Situmeang boru ni raja i ompung doli Gr.
Pangkirimon Situmeang dohot ompung boru M.br Pandiangan sian
Kota Sibolga.
Hula-hula Situmeang ma sipasahat saput tu ama nami dohot ulos
sampe tua tu ina nami.
Jala tulang Pandiangan ma nagabe Tulang Rorobot.
69
1.1. Philip Habinsaran Panjaitan,SSi mangalap boru ni rajai
boru Sitompul/dr. Arietha br Ginting. Dibasabasahon
Tuhanta di nasida 2 anak baoa
70
ompung kami agar bapak kami ini sesuai dengan harapan
mereka untuk menjadi guru.
71
5. Tahun 1971/ 1973 diangkat menjadi Pembantu Dekan II urusan
Administrasi dan Keungan pada Fakultas Keguruan Ilmu Teknik
FKIT IKIP Medan.
6. Tahun 1973/ 1975 diangkat menjadi Dekan pada Fakultas
Keguruan Ilmu Teknik FKIT IKIP Medan.
7. Tahun 1975/ 1977 diangkat menjadi Dekan periode ke-2 pada
Fakultas Keguruan Ilmu Teknik FKIT IKIP Medan.
72
16.Menerima SK masa pensiun pada usia 70 tahun dari Menteri P an
K RI tanggal 01 Nopember 2007.
VIII. PARSAHITONNA
74
ni uluhon ni inang Pandita boru Sinaga sian HKBP Sei Agul, jala
tung mansai tangkas dope sude diantusi ulaon nabadia i.
Hape di na huniathon hami rap dohot angka iananghonna
naung ro sian Jakarta laho marningot huhut martangiang diulang
tahunna ke- 82 huhut hombar tu pangidoanna di manogot ni ari
“Rabu tanggal 16 Oktober 2019, didok naeng tiup lilin ahu.”
Ternyata dung marpungu hami naeng patupahon acara
ulang tahun nai ndang bolas be ama nami on hu sise hami atik pe
acara tiup lilin hot hupatupa hami na diwakili mama nami ompu
Joshua Boru.
Alai songon ima parsahiton i hinorhon ni posina, ndang boi
sadar be huida hami , gabe hupapinda hami ma opname tu ruang
ICU di Rumah Rakit Siloam Medan tanggal 17 Oktober 2019 sahat
tu ujung ni ngoluna di panggora ni Tuhan ta.
Alai songon i pe lelengna ama nami on dirawat di ruang ICU
Rumah Sakit Siloam ndang adong tarida tanda-tanda hamalumon
ni sahit, bahkan selama di ICU ndang hea be hami boi komunikasi
dohot ama nami on.
Songon ima amang raja dohot dihamu inang namora boru,
jolma marsangkap dalanna alai Debata do patulus sangkapna.
Aut tung sura sian naso husadari hami, molo tung adong
nahurang lobi manang na pajolo hu hami pasahathon, “marsomba
75
hami dohot 10 jari-jari, pasampulu sadahon simanjujung” asa tung
anju hamu hami di hahurangan nami i.
76
7. Mangampu Hasuhuton
8. Tangiang Panutup sian Hula hula/ Tulang
B. ACARA MAR ALAMAN/ PARTUATNA
I. MANGHEHEI SIJAGARON TU PARUMAEN (Diringi Ogung Sabangunan)
II. HATA HUHUASI SIAN PAIDUA NI SUHUT ( Djiman Panjaitan)
III. MANJAHAHON JUJUR NGOLU NI NAMONDING (Dr. Nahenson Panjaitan, ST.MT).
IV. ACARA MAMBUAT TUA NI GONDANG (Ogung Sabangunan) HASUHUTON
PANJAITAN,
V. MANJALO HARORO NI (Diiringi musik tiup):
1. Hula-hula Situmeang
2. Tulang Sitompul/ Situmorang
3. Tulang Rorobot Pandiangan
4. Bona Tulang Silaen
5. Bona ni Ari Silaen
6. Hula –hula Marhaha Maranggi (Ujung, Sitorus, Silaen,Napitupulu ,Siagian
dohot Situmorang.
7. Hula-hula Parsiat : (Sitompul/Ginting, Aritonang, Kalimantan(Situmeang),
Sibagariang, dohot hula-hula Simanjuntak.
VI. MARDAUN POGU, TANGIANG SIMPUL MANGAN,
VII. MANJALO HARORONI NAMARHOLONG NIROHA MANJALANG HASUHUTON.
VIII. UDUT NI MANDOK HATA :
1. Punguan Panjaitan dohot Boruna Manokhon, Sektor Sei Agul/ Kota Medan
2. Punguan Situmeang dohot Boruna, Sektor Medan Barat dohot Kota Medan
3. Simatua ni Boru Siagian,Boru, Bere, Ibebere
4. Pariban namangalap Boru Situmeang
5. Ale-ale ni Namonding
6. Dongan saulaon sian PTP 4 Balimbingan, Unimed, PT Jasa Marga, Pemda DKI
Jakarta, dohot sian PT. Anugrah Pharmindo Lestari Medan.
7. Dongan Sahuta STM Kosari dohot STM Hombar Balok
IX. PA AMPUHON HATA NAULI HULA-HULA SITUMEANG/
TULANG
X. MANGAMPU HASUHUTON
XI. MARDONDON TUA (Diiringi Ogung Sabangunan)
XII. DIPASAHAT ACARA TU HURIA HKBP SEI AGUL HUHUT TANGIANG PANUTUP
Not: Acara boi ditambai/ dihurangi hombar tu ringkotna
Borhat rombongan tu Pintu Batu Sabtu topet jom 01.10
WIB
Sahat di Alaman ni Gareja HKBP Pintu Batu jom 07.30
WIB
Disuanhon tu udean jom +- 10.30 WIB diiringi gerimis
halus.
78
16.3. Punguan Situmeang dohot Boruna Sektor.Medan Barat
16.4. Punguan Situmeang dohot Boruna Kota Medan
16.5. Punguan Koor Ama HKBP Sei Agul Medan
16.6. Punguan Koor Renatha HKBP Sei Agul Medan
16.7. STM Hombar Balok
16.8. Hombar Jabu/ Tetangga di Jl Orde Baru
16.9. Pemerintah setempat
17. Jambar tu Pariban br Situmeang : Sian Tulan
18. Jambar tu Parhalado HKBP Sei Agul Medan : Sian Tulan
19. Jamar tu STM Kosari SEI AGUL : Tulan dohot sian Upa Suhut
20. JAMBAR NAGOK TU DONGAN SAULAON/ ALE-ALE
20.1. Dongan saulaon ni ama nami on sian FMIPA UNIMED
20.2. Dongan saulaon ni ianakhonna :
1. Rumah Sakit.PTP- 4 Balimbingan,
2. Fakultas Teknik UNIMED,
3. PT. Jasa Marga Jakarta- Medan
4. PT. Anugrah Pharmindo Lestari Medan
NB: MOLO ADONG NAHURANG TAPAUNE…..!!!!!!!!!
79
d. Mewakili boru dari marhaha maranggi : Pdt. D.Tambunan/RE br
Panjaitan.
2. Ulos Herbang sian Tulang Sitompul = 14 lembar
a. 5 Anak dohot 1 boru : 6 lembar
b. Pahompu sian anak (Joshua, disorpi), pahompu sian boru (Loli) :
2 lembar
c. Namarhaha maranggi : Rev. Dr. HP.Panjaitan/ br Napitupulu,
B.Panjaitan, BME/ br Siagian(disorpi), Ir.B.Panjaitan/ br
Situmorang : 3 lemar
d. Ibotona : Ny.K. Napitupulu br Panjaitan, Ny.EM.Siagian br
Panjaitan, Ny Drs. B.Sihombing br Panjaitan : 3 lembar
3. Ulos sian Tulang Situmorang = 11 lembar
a. 5 Anak dohot 1 boru : 6 lembar
b. Namarhaha maranggi : Hot Saur Panjaitan,BE, Ny MH.
Panjaitan S.N br Sitorus(disorpi), Ny TM.Panjaitan RG br
Silaen : 3 lembar
c. Ibotona : Diwakili bere pinompar ni laenami nami Toga
Silaen(Drs Tua Silaen/br Sihombing)dohot pinompar ni lae nami
Sampuran Sitorus : 2 lemar
80
2. Ir.W.Sihombing/ Ida br Panjaitan,SPd
3. dr. Hotman Panjaitan
b. Ulos sian hula hula Sitorus (3 lembar):
1. Ny.Panjaitan SNH br Sitorus , disorpi
2. Pangapo Panjaitan,SE/ Ir. NB br Simanjuntak
3. Ir.MBA.Marpaung/ Risma br Panjaitan
c. Ulos sian hula hula Silaen (3 lembar):
1. Ny TM.Panjaitan RG br Silaen
2. dr. Hotman Panjaitan
3. Sihombing/ Duma br Panjaitan
d. Ulos sian hula hula Napitupulu :
1. Rev.DR.HP Panjaitan,BC.TT/ R br Napitupulu
2. San Herib Panjaitan,SE,MBA/ R br Simanjuntak,SH
3. Ir RSM Simarmata/ Juliana br Panjaitan
e. Ulos sian hula hula Siagian (3 lemb/ar):
1. B.Panjaitan,BME/ MRL br Siagian (disorpi)
2. Marihot Panjaitan,SE, M.Sc/ N br Sinaga
3. FSM Silalahi,SE/ Ir RMU br Panjaitan
f. Ulos sian hula hula Situmorang (3 lembar):
1. Ir.B. Panjaitan/RM br Situmorang, B.Sc
2. Nelson Panjaitan,SH/ MF br Pangaribuan,ST , disorpi
3. J.Sihombing,ST.M.Si/ Olive br Panjaitan, ST.MT ,disorpi
8. Ulos sian Hula-hula Sitompul dan Ginting : 3+ 3 = 6
lembar
a. Ulos sian Hula-hula Sitompul :
1. Tu Helana/boruna (Philip Panjaitan,SIP/dr E br Ginting)
2. Tu pahompuna (Joshua, disorpi)
3. Mewakili namar haha maranggi (Drs Nurdin Panjaitan)
b. Ulos sian Hula-hula Ginting:
1. Tu helana/ boruna : (Philip Panjaitan,SIP/dr E br Ginting)
2. Tu pahompuna (Tanjiro )
3. Mewakili boru Damanik/ Rolasma br Panjaitan
81
b. Tu Pahompuna, (Damaris/ Tabitha)
c. Mewakili Bere (Luter Sihombing/br Pasaribu)
10. Ulos sian Hula2 Kalimantan (Diwakili Situmeang)= 3
lembar
a. Tu hela/ boruna (Benhard Panjaitan,SSi/Endang, disorpi)
b. Mewakili boru, (Ir.Juniar Sihombing,M.Si/Olive br Panjaitan,
disorpi)
c. Mewakili namarhaha maranggi (dr Hotman Panjaitan)
11. Ulos sian Hula-hula Sibagariang = 3 lemar
a. Tu hela (Dr. Nahesson Panjaitan,ST.MT/MS br Sibagariang,
SE.Ak)
b. Tu pahompuna (Helga/Jhotam)
c. Namarhahamaranggi (Pangapo Panjaitan,SE/ N.br Simanjuntak)
12. Ulos sian Hula-hula Simanjuntak = 3 lemar
a. Tu hela/ boruna (Dr.Ir. Manumpak,MT.MPd/R br
Simanjuntak,SPd)
b. Tu pahompuna (SM.Tambunan,SSi,MPd/Lisbet br
Silionga,MPd)
c. Tu namarhahamaranggi (Marihot Panjaitan,SE.M.Sc/N br
Sinaga)
82
dipanamueon ni natua-tuai Kel.Ir Bahtiar/br Situmorang di sude
keluarga na ro sian luar kota marlompan dengke mas dohot daging
manuk nanigotaan di bagas nasida Pintubatu.
NB; Mohon maaf molo tung adong nalupa hami manurathon goar ni naung manjalo
ulos manang nasala manurathon goar dohot gelar.
83
mmm
84