Anda di halaman 1dari 5

ELEKTROFORESIS

DEFINISI ELEKTROFORESIS

 Istilah elektroforesis untuk pertama kalinya dikemukakan oleh Michaelis pada


tahun
1909 yang digunakan untuk mendeskripsikan perpidahan tempat zat-zat
koloidal pada
suatu medan listrik.
 Prinsip dasarnya adalah perpindahan tempat didasarkan pada muatan listrik
yang
dibawa oleh senyawa. Contoh : Larutan NaCl dimasukkan dua elektroda yang
berlawanan (positif dan negative) dengan suatu perbedaan potensial, maka
ion-ion
yang bermuatan positif (Na) akan bergerak ke arah Katoda dan ion-ion yang
bermuatan
negative (Cl) akan bergerak kearah Anoda.
 Molekul-molekul yang bermuatan akan bergerak kearah kutub-kutubnya
dengan
kecepatan tertentu yang dapat berbeda-beda.
 Faktor yang mempengaruhi kecepatan gerakan ion dan molekul adalah
 Besarnya tegangan medan listrik.
 Jumlah muatan yang dibawa oleh ion.
 Besarnya koefisien friksional (gesekan).
 Viskositas larutan.
 Ukuran ion.
 Muatan yang dibawa oleh ion atau molekul sangat tergantung pada
lingkungannya.
Pada keadaan asam, ion dan molekul akan lebih banyak bermuatan positif,
oleh
karena itu jika dielektroforesis akan bergerak ke arah kutub negative. Dan
sebaliknya
jika dalam keadaan basa, ion dan molekul akan lebih banyak bermuatan
negative dan
jika dielektroforesis akan bergerak kearah kutub positif.
 Penggunaan larutan penyangga (buffer) sangat menentukan mobilitas
ion dan
molekul selama proses elektroforesis. Syarat pemilihan larutan
penyangga adalah
tidak mengadakan reaksi dengan komponen yang akan dipisahkan.

Metode pada Elektroforesis

Penggunaannya :
1. Penggolongan atas media yang digunakan

 Umumnya konsentrasi awal adalah yang rendah sedangkan konsentrasi akhir


adalah
yang tinggi. Maka molekul yang besar akan lewat terlebih dahulu sedangkan
yang
kecil kemudian.
 Masing-masing molekul akan berhenti bergerak apda tempat-tempat pada
saat
pori-pori jeli sudah tidak mungkin untuk dilalui karena ukuran molekul lebih
besar dari
lubang porinya. Sehingga jeli bertindak sebagai penyaring bertingkat, dan
pemisahan
molekul akan menjadi lebih sempurna.
 Secara umum elektroforesis digolongkan menjadi :
a. Ekeltroforesis menggunakan media cair (larutan moving boundary
elektroforesis).
b. Elektroforesis yang menggunakan media padat.
c. Elektroforesis yang menggunakan media semi padat.

a. Elektroforesis pada media larutan

 Pada metode ini hanya digunakan larutan sebagai media pamisahan


komponen tanpa
menggunakan media penyangga yang ditempatkan pada tabung berbentuk
U.
 Elektroda-elektrodanya, yaitu kutub positif dan kutub negative, dimasukkan
pada
masing-masing mulut tabung sementara sampel ditempatkan pada dasar
tabung.
 Dalam hal ini mobilitas molekul dipengaruhi oleh besarnya densitas massa
dan pH
larutan penyangga yang digunakan.
b. Elektroforesis pada media Padat

Media yang dapat digunakan untuk keperluan ini adalah kertas saring.
 Kelemahan metode ini adalah adanya sifat adsorpsi kertas saring sehingga
beberapa
komponen yang dielektroforesiskan sering tidak muncul meskipun
sebenarnya terjadi
pemisahan juga.
 Media kertas dapat diganti dengan selulosa asetat yang dilapiskan pada
lembaran
aluminium atau kacar. Sifat adsorpsi nya rendah sehingga visualisasi dengan
pengevetan
akan menjadi lebih baik. Resolusi yg dihasilkan lebih tegas dan pemisahannya
cepat.
 Banyak digunakan untuk pemisahan protein dan serum.

c. Elektroforesis pada media semipadat

 Bahan semipadat umumnya berupa jeli (gel) seperti jeli tepung, jeli agar dan
jeli
poliakrilamida. Jeli memiliki struktur jaringan tiga dimensi yang poreous.
Sehingga
molekul yang kecil akan mudah melawati pori-pori, sedangkan molekul yang
bersar akan
tertahan. Besarnya pori dapat diatur dengan mengatur besarnya konsentrasi
saat
membuat jeli.
 Jeli akrilamida merupakan yang paling banyak digunakan, terbentuk dari
proses
polimerasi antara 2 monomer, yaitu akrilamida dan metilenabisakrilamida.
Pori-pori
yang dihasilkan dipengaruhi oleh konsentrasi akrilamida dan bisakrilamida,
yang
menentukan sifat jeli (elastisitas, tegangan mekanis, viskositas dan
densitasnya).

Kelebihan jeli krilamida :

 Resolusi yang dihasilkan sangat baik.


 Sangat sesuai untuk memisahkan komponen-komponen yang mempunyai
interbal
berat molekul besar.
 Jika digunakan larutan penyangga, maka jeli akrilamida dapat diguanakn
untuk
pemisahan komponen pada keadaan asam, netral atau basa.
 Jeli poliakrilamida bersifat tembus cahaya sehingga mudah di foto, fotokopi
atau
pengukuran dengan spektrofotometri/densitometri atau radiografimetri.
 Mudah memanipulasi polaritasnya dengan mengukur konsentrasi
poliakrilamida.

2. Penggolongan atas Dasar Sistem Elektroforesis

a. Sistem Kontinu & Diskontinu

 Jika semua larutan penyangga yang digunakan mempunyai pH yang sama


dan tidak
mengalami perubahan selama elektroforesis, metode ini disebut
elektroforesisi
sistem kontinu.
 Jika larutan penyangga yang digunakan untuk membuat jeli dan medan
listrik
berbeda dengan larutan penyangga yang digunakan untuk preparasi
sampel, maka
elektroforesis demikian dinamakan elektroforesis sistem diskontinu.
Biasanya yang
berbeda tidak hanya pH larutan penyangga saja, namun komposisi bahan
penyangga yang digunakan juga berbeda.

b. Sistem Desosiasi dan Nondesosiasi

 Molekul tertentu mempunyai struktur yang kompleks yang mengandung


berbagai ikatan. Elektroforesis yang dikerjakan dengan memutuskan ikatan
tersebut disebut elektroforesis sistem desosiasi, dan sebaliknya jika ikatan
tidak
diputus maka dinamakan elektroforesis nondesosiasi.
 Pemutusan ikatan dapat dilakukan dengan menggunakan deterjen, misalnya
Sodium
deodesil sulfat (SDS), urea, senyawa tiol, merkaptoetanol, dll.
c. Isoelectric Focusing

 Dimaksudkan untuk memisahkan molekul-molekul (terutama protein)


berdasarkan titik isolektriknya.
 Protein adalah suatu senywa organik yang bersifat amfolit, artinya
mengandung
gugus-gugus yang bermuatan positif dan negative. Muatan yang menentukan
sifat
amfolit protein sangat tergantung pada lingkungannya, yaitu pH.
 Protein berumuatan posistif jika pH lingkungannya rendah, dan negative jika
pH
lingkungannya tinggi. Dan pada pH tertentu protein tidak bermuatan (titik
isoelektrik).
 Jika protein dielektoforesiskan dengan metode ini maka molekul protein akan
bergerak menuju titik isoelektriknya. Hanya mungkin dikerjakan jika media
yang
diguanakn mempunyai pH bertingkat.

d. Sistem dua demenst

 Pemisahan molekul-molekul berdasarkan mobilitas dua arah. Prinsip


kerjanya
seperti kromatografi kertas atau lapis tipis dua arah.
 Mobilitas molekul terjadi dua arah, yaitu arah horizontal mengikuti proses
elektroforesis dan arah vertical mengikuti tingkatan panas.

3. Konsentrasi media padat

4. Arah Pemisahan

Elektroforesis Kertas dan Lapis Tipis


Elektroforesis dengan Media Jeli

KUIS KECIL

Telaah Jurnal mengenai Penetapan Kadar hasil Protein / senyawa lain yang
dilakukan
pemisahan dengan Elektroforesis ! Langkah :
1. Cari Jurnal yang berhubungan.
2. Buatlah alur cara kerja dan analisisnya.

Anda mungkin juga menyukai