Anda di halaman 1dari 25

PAST

A
KELOMPOK 1

Mirna Vebriana T. 611810029 Sandy Alif F. 611810046


Much. Misbach Z. 611810031 Sosialis M. U. N. 611810049
Nurul Mutia Sari 611810037 Wendarti R. A. 611810055
Putri Rahayu 611810039 M. Setiyawan 611810120
Rita Anggraeny 611810043
APA ITU PASTA ?

Berdasarkan Fl IV : Pasta merupakan


sediaan semi padat yang mengandung
satu atau lebih bahan obat yang ditujukan
untuk pemakaian topikal
KARAKTERISTIK Daya absorbsi pasta lebih besar
PASTA
Tidak sesuai dengan bagian tubuh yang berbulu.
Mengandung satu atau lebih bahan obat yang ditujukan untuk
pemakaian luar/topikal.
Tidak memberikan rasa berminyak seperti unguentum.
Konsistensi lebih kenyal dari unguentum.
Memiliki persentase bahan padat lebih besar daripada salep yaitu
mengandung bahan serbuk (padat) antara 40%-50%.
Menurut Anief, 1997
1
KLASIFIKASI
PASTA
BERLEMA
2 K
3
PASTA
KERING 2
PASTA
PENDINGI
N
PASTA
4
DENTIFRICI
AE
(Pasta Gigi)
PASTA BERLEMAK

Pasta Berlemak adalah suatu salep yang mengandung lebih dari 50% zat
padat (serbuk).

Contoh : Acidi Salicylici, Zinci Oxydi Pasta, Zinci pasta dan Resorcinoli
Sulfurici Pasta
PASTA KERING

Pasta kering adalah suatu pasta bebas lemak


mengandung ± 60% zat padat (serbuk). Mengandung ±
60% zat padat (serbuk).
PASTA PENDINGIN

Pasta pendingin merupakan campuran serbuk minyak lemak


dan cairan berair, dikenal minyak lemak dan cairan berair,
dikenal dengan Salep Tiga Dara.
PASTA
DENTIFRICIAE

Pasta Dentifriciae (pasta gigi) adalah suatu campuran kental terdiri


dari serbuk dan campuran kental terdiri dari serbuk dan Glycerinum
yang digunakan untuk pembersih Glycerinum yang digunakan untuk
pembersih gigi.

Pasta gigi digunakan untuk pelekatan gigi. Pasta gigi digunakan


untuk pelekatan pada selaput lendir untuk memperoleh efek pada
selaput lendir untuk memperoleh efek lokal. Misalnya, pasta gigi
Triamsinolon lokal. Misalnya, pasta gigi Triamsinolon Asetonida.
Asetonida.
BASIS PASTA

1 2
BASIS BASIS
HIDROKARBO ABSORBSI
N

3 4
LARUT BASIS
AIR WATER
REMOVABL
E
BASIS
• Tidak diabsorbsi oleh kulit HIDROKARBON
• Inert

• Tidak bercampur dengan air

• Daya adsorbs air rendah

• Menghambat kehilangan air pada kulit dengan membentuk lapisan


tahan air dan meningkatkan absorbsi obat melalui kulit.

Dibagi menjadi 5 yaitu : soft paraffin, hard paraffin, liquid paraffin,


paraffin substitute, paraffin ointment.

Contoh : Vaselin, White Petrolatum/Paraffin, White Ointment.


BASIS
ABSORBSI
• Bersifat hidrofil
ABSORBSI
BASIS

• Dapat menyerap sejumlah teertentu air dan larutan cair


• Membentuk lapisan minyak pada kulit
• Terbagi menjadi 2 :

1. Non emulsi : Basis ini menyerap air untuk memproduksi


emulsi air dan minyak.
Terdiri atas: Wool Fat, Wool Alcohols, Beeswax, dan
Cholesterol.

2. Emulsi A/M co. Terdiri atas: Hydrous Wool Fat


(Lanolin), Oily Cream.
LARUT AIR
• Mampu melarutkan zat aktif yang tak larut dalam air
• Meningkatkan penyebaran obat
• Bersifat stabil
• Mengikat pigmen
• Mudah menguap
Contoh : PEG (Polyethylene Glycol)
WATER

REMOVABLE
REMOVABLE
WATER
BASIS

• Tidak larut air, namun dapat dicuci


• Dapat dilarutkan dengan air
• Tidak berminyak
• Dapat diserap dengan baik di kulit
• Contoh : vanishing cream, hydrophillic
ointment
ZAT TAMBAHAN

Gliserol/Mucilago: Digunakan sebagai zat


penstabil dan antimikroba

Vaseline/Parafin cair : Digunakan sebagai pelumas,


pelindung, penutup kulit untuk mencegah penguapan
KEUNTUNGAN

◂ Mengikat cairan sekret (eksudat)


◂ Tidak mempunyai daya penetrasi gatal dan terbuka, sehingga
mengurangi rasa gatal lokal.
◂ Lebih melekat pada kulit sehingga kontaknya dengan jaringan lebih
lama.
◂ Konsentrasi lebih kental dari salep
◂ Daya adsorpsi sediaan pasta lebih besar dan kurang berlemak
dibandingkan dengan sediaan salep.
KERUGIAN ● Karena sifat pasta yang kaku dan tidak dapat ditembus, pasta
pada umumnya tidak sesuai untuk pemakaian pada bagian tubuh
yang berbulu

● Dapat mengeringkan kulit dan merusak lapisan kulit epidermis

● Dapat menyebabkan iritasi kulit


CARA PEMBUATAN PASTA

Pembuatan pasta dilakukan dengan dua metode :


1. Pencampuran
Komponen dari pasta dicampur bersama-sama dengan segala cara
sampai sediaan yang rata tercapai.
2. Peleburan
Semua atau beberapa komponen dari pasta dicampurkan dengan
meleburkannya secara bersamaan, kemudian didinginkan dengan
pengadukan yang konstan sampai mengental. Komponen-
komponen yang tidak dicairkan biasanya ditambahkan pada
campuran yang sedang mengental setelah didinginkan dan diaduk.
FORMULA STANDART

R/ Zinc oxide 12,5


Calamine 2,5
Amilum 10
White petrolatum 22,5
Alat dan Bahan
Alat

• Timbangan dan anak timbangan


• Ayakan
• Mortir
• Sendok tanduk

Bahan

• Zinc oxide
• Calamine
• Amilum
• White petrolatum
Fungsi Bahan :

Zinc Oxide : Digunakan sebagai a antiseptikum lokal


Starch : Digunakan sebagai thickening agent
(agen pengental)
Calamine : Digunakan sebagai antiseptikum ekstern
White Petrolatum : Digunakan sebagai basis salep,
Penimbangan bahan
:

Perhitungan Bahan
Zinc Oxide : 25/100 x 50=12,5 g
Starch : 25/100 x 50=12,5 g
Calamine : 5/100 x 50=2,5 g
White Petrolatum : 50 – (12,5 + 12,5 + 2,5)
= 22,5 g
Cara pembuatan :
Siapkan alat
dan bahan

bahan Selanjutnya sisa


ditimbang sesuai white petrolatum yang
kebutuhan tidak
dilebur ditambahkan
dan dihomogenkan
kembali.

zinc oxide dilakukan


pengayakan sebelum
ditimbang dengan
Sebagian white
ayakan No. 30
petrolatum dileburkan dan
ditambahkan dalam
Dicampur zinc campuran
oxide, amilum singkong, zinc oxide dan diaduk hingga
dan homogen.
calamine dan diaduk
hingga
homogen
EVALUASI
PASTA

Pengujian
stabilitas

meliputi: uji pH

kositas
vis
s eb ar
ya
uji da
a le kat
y
uji da
n o le ptis
orga
o g e nitas
hom
Thank You
DAFTAR PUSTAKA

• Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 1995, Farmakope Indonesia, Edisi IV, 606,
Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta.

• Syamsuni, H., 2006, Farmasetika Dasar dan Hitungan Farmasi, 104, Penerbit Buku
Kedokteran EGC, Jakarta.

• Nayeem, N., Karvekar, M.D., 2011, Stability studies and evaluation of the semi solid
dosage form of therutin, quercitin, ellagic acid, gallicacid, and sitosterol isolated from the
leaves of Tectona grandis for wound healing activity, Arch. Appl.Sci.Res. 2001, 3(1):43-51

• Koarsley, M.W., Dziedzic S.Z., 1995.Handbook of Starch HydrolisisProduct and Their


Derivates.New York: Blackie Academic &Profesional, 1-25

• Farmakope Indonesia Edisi III 1979. Jakarta : Kementrian Kesehatan Republik Indonesia

• Rowe, R.C., Paul, J.S., dan Marian, E.Q. (2009). Handbook of Pharmaceutical Excipients
Sixth Edition. Chicago, London: Pharmaceutical Press

Anda mungkin juga menyukai