Anda di halaman 1dari 59

MASALAH COMPOUNDING

DAN DISPENSING SEDIAAN


SOLID DAN SEMISOLID
DISUSUN OLEH KELOMPOK III :

ADELIA CHANA FARISA (19340025) LALU ALFAN FAJRIAN (19340031)


RITA ASMITA (19340026) AYUNITA UTAMI (19340032)
IKHSANTI TRI YUNITA (19340027) DINA PRAHASTIWI (19340033)
SITI AMINAH (19340028) DEVI MEIELSA (19340034)
IAN APRIYANSYAH (19340029) NINDRI LENI MARLINA (19340035)
INDRA PRATAMA (19340030) ARSYADANI FAUZI (19340036)
Compounding & Dispensing

COMPOUNDING DISPENSING

Menerima & melakukan


Pembuatan (preparation konfirmasi resep

Pencampuran (mixing Menerjemahkan dan analisis resep

Menyiapkan obat yg diperlukan &


Pemasangan (assembling memberi label

Mencatat dan
Pembungkusan (packaging mendokumentasikan kegiatan yg
dilakukan

Memberikan konseling dan


Pemberian label (labelling informasi serta obat kepada pasien
Sediaan Semisolid
Sediaan semisolid adalah sediaan setengah padat yang dibuat untuk tujuan
pengobatan melali kulit

Penggolongan Sediaan SemiSolid

Berdasarkan
konsistensiya
Sediaan Semisolid
Penggolongan Sediaan semisolid
Salep epidermic adalah sediaan yang digunakan pada permukaan kulit yng
Berdasarkan berfungsi hanya untuk melindungi kulit dan menghasilkan efek lokal,
efek terapi karena bahan obat tidak diabsorbsi.
Salep endodermic adalah sediaan yang bahan obatnya menembus kedalam tetapi tidak
melalui kulit dan terabsorbsi sebagian. Umunnya digunakan untuk melunnakan kulit atau
selaput lendir.
Salep diadermic adalah sediaan dimana bahan obatnya menembus kedalam melalui kulit
dan mencapai efek yang diinginkan karena di absorbsi seluruhnya.

Berdasarkan Sediaan hydrophobic : sediaan dengan bahan dasar berlemak


basis sediaan Sediaan hydrophillic : sediaaan yang kuat mearik air, biasanya memiliki tipe
o/w atau w/o.
KELEBIHAN DAN KEKURANGAN

SALEP PASTA

pasta mengikat cairan secret,


pastalebih baik dari unguentum
sifat pasta yang kaku dan tidak
misalnya pada salep basis
misalnya salep dengan hidrokarbon, sifatnya yang untuk luka akut dengan tendensi dapat ditembus, pasta pada
dasar salep lanonin berminyak dapat meninggalkan mengeluarkan cairan, bahan obat umumnya tidak sesuai untuk
mudah tercuci dengan noda pada pakaian serta sulit dalam pasta lebih melekat pada
kulit sehingga meningkatkan
pemakaian pada bagian tubuh
tercuci oleh air sehingga sulit
air dibandingkan dasar dibersihkan dari permukaan kulit. daya kerja lokal, konsentrasi yang berbulu, dapat
salep berminyak. Sedangkan pada basis lanonin, lebih kental dari salep, daya mengeringkan kulit dan merusak
kekurangan dasar salep ini ialah adsorpsi sediaan pasta lebih
besar dan kurang berlemak
lapisan kulit epidermis dan
kurang tepat bila dipakai sebagai
pendukung bahan-bahan antibiotik dibandingkan dengan sediaan dapat menyebabkan iritasi kulit
dan bahan-bahan lain yang kurang salep.
stabil dengan adanya air.
KEUNTUNGAN DAN KERUGIAN

Keuntungan Gel adalah untuk hidrogel : efek pendinginan pada kulit saat digunakan, penampilan sediaan
yang jernih dan elegan, pada pemakaian di kulit setelah kering meninggalkan film tembus pandang, elastis,
mudah dicuci dengan air, pelepasan obatnya baik, kemampuan penyebarannya pada kulit baik.
Kerugian Gel adalah untuk hidrogel : harus menggunakan zat aktif yang larut di dalam air sehingga
diperlukan penggunaan peningkat kelarutan seperti surfaktan agar gel tetap jernih pada berbagai perubahan
temperatur sangat mudah tercuci atau hilang ketika berkeringat, kandungan surfaktan yang tinggi dapat
menyebabkan iritasi dan harga lebih mahal.

Kelebihan krim adalah mudah menyebar rata, praktis mudah dibersihkan atau dicuci cara kerja berlangsung
pada jaringan setempat Tidak lengket terutama tipe m/a memberikan rasa dingin (cold cream) berupa tipe a/m
digunakan sebagai kosmetik, bahan untuk pemakaian topikal jumlah yang diabsorpsi tidak cukup beracun.
Kekurangan krim adalah susah dalam pembuatannya karena pembuatan krim harus dalam keadaan panas.
Gampang pecah disebabkan dalam pembuatan formula tidak pas. Mudah kering dan mudah rusak khususnya
tipe a/m karena terganggu sistem campuran terutama disebabkan oleh perubahan suhu dan perubahan
komposisi disebabkan penambahan salah satu fase secara berlebihan.
Komposisi/Komponen

• Zat aktif • Zat aktif • Zat aktif • Zat aktif

Krim
Pasta
salep

Gel
• Gelling agent (
• Basis salep Gom acasia, • Basis • Basis krim
(hidrokarbo tragacant, pektin, pasta (emulsi
n, gelatin, o/w, emulsi
karbomer,polivin (hidrokar
berlemak, il alkohol, bon w/a)
emulsi o/w, bentonit, CMC) • Zat
emulsi • Bahan tambahan • Zat tambahan
(humectant, tambahan
w/o) preservative)
• Bahan
tambahan
BASIS SALEP
a. Dasar salep hidrokarbon : Dasar salep ini dikenal sebagai dasar salep berlemak antara lain
vaselin putih dan salep putih. Dasar salep hidrokarbon digunakan terutama sebagai emolien,
dan sukar dicuci.
b. Dasar salep serap : Dasar salep serap ini dapat dibagi dalam 2 kelompok. Kelompok pertama
terdiri atas dasar salep yang dapat bercampur dengan air membentuk emulsi air dalam
minyak (Parafin hidrofilik dan Lanolin anhidrat), dan kelompok kedua terdiri atas emulsi air
dalam minyak yang dapat bercampur dengan sejumlah larutan air tambahan (Lanoli). Dasar
salep serap juga bermanfaat sebagai emolien.
c. Dasar salep yang dapat dicuci dengan air : Dasar ini dinyatakan juga sebagai “dapat dicuci
dengan air” karena mudah dicuci dari kulit atau dilap basah, sehingga lebih dapat diterima
untuk dasar kosmetik. Contohnya stearyl alkhol dan cetyl.
d. Dasar salep larut dalam air : Kelompok ini disebut juga “dasar salep tak berlemak” dan terdiri
dari konstituen larut air. Contohnya poly ethylene glikol (PEG), campuran PEG, tragacanth,
gummi arabicum
BASIS KRIM

• Fase minyak yaitu bahan obat larut dalam minyak, bersifat asam. Contoh:
asam stearat, parafin liq, cetaceum, cera, vaselin dan lain-lain.
• Fase air yaitu bahan obat yang larut dalam air, bersifat basa. Contoh: Natr.
Tetraborat (borax, Na. Biborat), TEA, NaOH, KOH, gliserindan lain-lain.
Evaluasi

salep Gel Pasta Krim

• Organoleptis • Organoleptis • Organoleptis • Organoleptis


• Viskositas • Viskositas • Homogenitas • Homogenitas
• pH • pH • pH • pH
• Homogenitas • Waktu • Daya sebar • Daya sebar
• Pemisahan mengering • Stabilitas. • Uji viskositas
fase • Kontaminasi • Daya lekat
• Daya sebar mikroba • Stabilitas
• Stabilitas • Stabilitas
Masalah compunding &
dispensing

1 Kasus
meracik
Masalah
: Seringnya krim menempel pada tangan saat

: Dilapangan hal ini jarang dilakukan,


sehingga kemungkinan terjadi kontaminasi antara peracik
dengan obat secara langsung maupun tidak langsung.
Solusi : Penggunaan masker dan handscoon saat
mengerjakan obat racikan. Jadi pada kasus diatas obat
tidak bersentuhan dengan kulit secara langsung.
Masalah compunding &
dispensing

2 Kasus : Sebuah apotek menerima resep pencampuran 2 krim dan


seorang asisten apoteker mencampurkannya langsung kedalam pot salep
lal diaduk untuk mrnghomogenkannya.
Masalah : pencampuran langsung pada pot dapat menyebabkan
kurang homogennya krim sehingga khasiat yang ingin dicapai mungkin
saja tidak maksimal
Solusi : pencampuran krim sebaiknya di kerjakan dilumpang terlebih
dahulu setelah homogen lalu dipindahkan ke pot salep atau wadahnya.
Masalah compunding &
dispensing

3
Kasus : Seorang pasien ke apotek untuk membeli obat
untuk jerawat kemudian diberikan gel niacef (nicotinamide 4%).
Masalah : Gel niacef (nicotinamide 4%) merupakan obat
keras dan tidak termasuk obat OWA
Solusi : Obat keras yang tidak termasuk OWA seharusnya
hanya dapat diberikan jika ada resep dari dokter.
Masalah compunding &
dispensing

4 Kasus : Pemberian 2 salep kepada pasien lansia dengan khasiat


dan tujuan penggunaan berbeda 1 salep untuk mata dan 1 salep untuk kulit
Masalah : pasien lansia biasanya memiliki penrunan fungsi tubuh
termasuk penglihatan
Solusi : berikan edukasi yang tepat pada pasien tersebt atau pada
keluarganya tentang bagaimana membedakan 2 salep tersebut agar tidak
tertkar pada saat pemakaian.
Masalah compunding &
dispensing

5 Kasus : Pada sediaan saleep/krim yang diracik di


apotek tidak dilengkapi dengan tanggal pembuatan dan
expire date juga tidak diketahui dengan jelas.
Masalah : Pasien bisa saja menggunakan kembali
salep/krim tersebut dikemudian harinya, sehingga tidak
bisa lagi dijamin keamanan dan khasiat dari obat tersebut.
Solusi : Pencantuman tanggal peracikan obat di etiket
harus jelas agar pasien mendapatkan informasi yang jelas.
Masalah compunding &
dispensing

6 Kasus : Banyaknya krim racikan dokter, umumnya dokter kulit


seringkali menyediakan obat racikan tanpa etiket. Hanya diberi kode
saja seperti m1, m2, dll. Tanpa dilengkapi dengan etiket yang berisi
informasi yang jelas. Sedangkan nantinya obat-obat tersebut dibuat
copy resep berdasarkan zat yang terkandung, sehingga pada saat
pengecekan dilakukan oleh BPOM kecurangan tidak diketahui.
Masalah : Pasien tidak mengetahui tentang obat yang digunakan
Solusi : Dilengkapi etiket yang berisi informasi yang jelas dan
benar seperti nama zat aktif.
WADAH

• Pot
Kemasan pot dapat terbuat dari
bahan plastik, logam, atau kaca.
Umumnya kemasan pot
digunakan untuk sediaan
semisolid yang dapat digunakan Plastik kaca/gelas
berulang dalam jangka waktu
yang cukup panjang dengan
mengoleskan sediaan ke bagian
tubuh tertentu logam
•Tube Contoh :
Sebuah wadah untuk
sediaan semisolid, isi dalam
tube dapat dikeluarkan
melalui lubang dengan
menekan bagian pada
kemasan.
• Sachet Contoh :
a. Kemasan sachet umumnya dibuat dari
bahan plastik yang dilapisi dengan logam
seperti alumunium atau timah dan
digunakan sebagai kemasan sediaan
semisolid dengan volume yang relatif
kecil
b. Sachet ditutup dengan metode penutup
yang dipanaskan sehingga bahan dari
sachet tersebut akan menutup sempurna,
bahan pembuat sachet dari laminasi
plastik atau alumunium.
SEDIAAN PADAT
• Sediaan padat adalah sediaan yang mempunyai bentuk dan tekstur yang
padat dan kompak

Pulvis Pulveres kapsul Tablet Granul


• Pulvis/Serbuk • Serbuk yang • Sediaan padat • Sediaan padat • Gumpalan-
adalah dibagi dalam yang terdiri dari yang gumpalan
campuran kering bobot yang obat dalam mengandung partikel yang
bahan obat atau lebih kurang cangkang bahan obat lebih kecil
zat kimia yang sama,dibungkus keras/lunak dengan atau
dihaluskan untuk dengan kertas yang dapat tanpa bahan
pemakaian perkamen atau larut pengisi
dalam secara bahan
oral atau untuk pengemas lain
pemakaian luar. yang cocok
KEUNTUNGAN DAN KERUGIAN

KAPSUL PULVIS

1.Ccampuran obat dan bahan 1.Kurang baik untuk zat obat


1.Cukup stabil dalam 1.Tidak dapat digunakan obat yang sesuai kebutuhan yang mudah terurai karena
penyimpanan untuk zat-zat yang mudah kontak langsung dengan udara
menguap 2.Dosis lebih tepat, dan lebih
2.Dapat menutupi rasa dan stabil 2.Sulit untuk ditutupi rasanya
bau yang tidak enak 2.Tidak dapat digunakan
untuk zat-zat yang 3.Disolusi/cepat larut dalam 3.Peracikan membutuhkan waktu
3.Tepat untuk obat yang tubuh yang lama
teroksidasi hidroskopis
3.Tidak dapat digunakan 4.Tidak memerlukan bahan
4.Menghindari kontak tambahan yang banyak
langsung dengan udara dan untuk zat-zat yang bereaksi
sinar matahari dengan cangkang kapsul
5.Bentuk lebih praktis dan 4.Tidak biasa diberikan untuk
menarik balita
PULVERES TABLET

1.Tidak sesuai untuk obat


1.Dosis pulveres lebih yang bersifat sangat 1.Volume dan bentuk 1.Beberapa pasien
sesuai untuk dosis hidroskopis, eutetik atau kecil sehingga mudah
individual dibawa dan disimpan
tidak dapat
zat yang mudah menguap
menelan tablet
2.Sediaan pulveres 2.Tidak sesuai untuk obat 2. Tablet sangat cocok
lebih praktis yang rasanya tidak enak untuk zat aktif yang 2.Zat aktif yang
3.Sediaan pulveres 3.Tidak bisa dipulveres sulit larut dalam air hidroskopis mudah
lebih stabil untuk sediaan dengan 3.Dapat disalut untuk untuk rusak
formulasi khusus
4.Harga lebih murah melindungi rasa yang
4.Tidak bisa untuk sediaan tidak enak
dibanding sediaan lain yang bahan bakunya cair
KOMPONEN SEDIAAN SOLID

Zat aktif
Zat tambahan
TABLET
Tablet adalah sediaan padat yang mengandung bahan obat dengan atau
tanpa bahan pengisi
Penggolongan Obat
a) Tablet cetak
Tablet ini dibuat dari bahan obat dan bahan pengisi yang mengandung laktosan dan
sukrosa dalam berbagai perbandingan. Contoh tablet triturat dan tablet hipodermik
b) Tablet kempa
Tablet ini dibuat dengan memberikan tekanan tinggi pada serbuk atau granul
menggunakan cetakan baja. Contoh : tablet triturat, tablet sublingual, tablet bukal,
effervesent, tablet kunyah.
TAHAPAN PEMBUATAN TABLET SALUT GULA

1. Tablet salut biasa


a. Penyalutan dasar(subcoating):contoh bahan penyalut:sirup salut
dasar(akasia 2,25%, gelatin 2,25%,sakarosa 57,25%, aquades
38,25%), Serbuk salut dasar(subcoating powder) contoh:kalsium karbonat
35%,kaolin 16%,talk 25%, sakarosa 20%, akasia 4%,(salut
penutup(sealing coat) contoh:Shelac 40%,alkohol 60%
b. Pelicin (smoothing):contoh:sirup pelicin:sakarosa 60%,aquadest 40%
c. Pewarna diberikan pewarna dengan campuran sirup pelicin
d. Penyelesaian : proses Pengeringan salut sirup yang terakhir dengan cara
pelan-pelan dan terkontrol hingga terbentuk hasil akhir yg licin.
e. Pengilapan: merupakan tahapan akhir dengan menggunakan lapisan tipis
dengan campuran pengilapan yg telah dilarutkan dengan pengisi bees wax
90% dan canaoba wax 10%
2. Tablet salut selaput:Disalut dengan HPMC,dan CMC NA yg tidak mengandung
air.
3. Tablet Salut Kempa: Disalut secara kempa cetak dengan masa granul terdiri
dari laktosa,kalium fosfat,dan zat lain yg cocok,
4. Tablet salut enterik: merupakan tablet lepas tund,jika obat dapat rusak
karena cairan lambung atau dapat mengiritasi lambung,diperlukan penyalutan
enterik dengan tujuan menunda pelepasan obat sampai melewati lambung
5. Tablet lepas lambat: Efek diperpanjang dan lepas lambat dibuat dengan zat
aktif akan tersedia dalam jangka waktu setelah obat diberikan
KOMPONEN TABLET

• A. bahan pengisi : laktosa, pati, kalium fosfat dwibasa, dan selulosa mikrokristal
• B. bahan pengikat : gom akasia, glatin, sukrosa, metil selulosa, povidon, CMC Na dan selulosa
mikrokristal
• C. bahan penghancur : pati, asam alginat, selulosa mikrokristal.
• D. bahan lubrikan : asam stearat dengan logam, minyak nabati terhidrogenasi dn talk, PEG
dan garam laurin sulfat digunakan dengan kadar yang tinggi
• E. Glidan : silika pirogenik koloidal
• F. bahan pewarna untuk meningkatkan nilai estetika atau memberikan identitas produk
CARA PEMBUATAN TABLET

1. Granulasi basah
zat berkhasiat, pengisi dan penghancur dicampur dengan baik ad
homogen kemudian dibasaahi dengan larutan pengikat ditambah bahan
pewarna bila perlu kemudian campuran diayak menjadi granul dan
dikeringkan dalam lemari pengering pada suhu 40-50 c setelah kering
campuran diayak untuk memperoleh granul dengan ukuran yang diperlukan,
kemudian ditambah bahan pelicin dan dicetak menjadi tablet dengan mesin
tablet
2. Granulasi kering
Dulakukan dengan pencampuran zat berkhasat, pengisi dan
penghanncur, ditambahkan zat pengikat dan pelicin agar menjadi massa
serbuk yang homogen. Setelah itu masa serbuk dikempa dengan tekanan
tinggi menjadi tablet besar yang bellum memiliki bentuk yang baik, kemudian
digiling dan diayak untuk diperoleh granul dengan ukuran partikel yang
diinginkan. Granul dikempa kembali dan dicetak kembali dengan ukuran
tablet yang diinginkan. Keuntungan dari kempa ini tidak diperlukan panas
dan kelembaban dalam proses granulasi kering.
3. Cetak/kempa langsung
Pembuatan tablet dengan cara cetak/kempa langsung dilakukan apabila
a. jumlah zat berkhasiat pertablet cukup untuk dicetak
b. Zat berkhasiatnya dapat mengalir bebas dengan baik
c. Zat berkhasiatnya berbentuk kristal yang dapat mengalir bebas, misalnya
tablet hexamin, tablet NaCL dan tablet KMNO4
MACAM-MACAM KERUSAKAN PADA KERUSAKAN
TABLET
1. Binding ( kerusakan tablet akibat masa yang akan dicetak melekat pada dinding
ruang cetakan )
2. Sticking/picking ( pelekatan yang terjadi pada punch atas dan bawah karena
permukaan punch tidak licin )
3. Whiskring ( terjadi pelelehan zat aktif saat pencetakan pada tekanan tinggi )
4. Spliting/chaping ( lepasnya lapisan tipis dari lapisan tablet )
5. Motling ( zat warna tidak merata pada permukaan tablet )
6. Crumbling ( tablet menjadi retak dan rapuh )
SOLUSI
1. Cracking
• Tablet pecah lebih sering dibagian atas tengah
2. Sticking (Material tablet menepel pada cetakan die)
3. Chipping ( rusaknya bagian tepi tablet )
4. Laminasi (pemisahan tablet menjadi 2 bagian atau
lebih umumnya keretakan atau pecahnyatablet terjadi setelah kompresi ataube
berepa jam atau penyebabnya sama dengan capping)
5. Splitting (lepasnya lapisan tipis daripermukaan tablet terutama padabagian
tengah).
6. Mothling (Mothling adalah adalah keadaan dimana distribusi warna tablet
tidak merata, dengan terdapatnya bagian-bagian terang dan gelap pada
permukaan yang seragam)
• Penyebab : berbedanya warna obat dengan bahanpenambah atau bila
hasil urai obatnya berwarna.
• Cara mengatasi : pemberian zat warnadengan pencampuran yang
merata dan homogen.
7. Insolubility (Insolubility adalah tablet menjadi tidak larut)
• Penyebab : Kerusakan diakibatkan kelarutan zat aktif dalam tablet sukar lar
ut sehingga efek terapi yangdiinginkan tidak tercapai dengan pemakaian ta
blettersebut.
• Solusi : Menambahkan bahan penghancur agar saattablet ditelan mudah lar
ut sehingga efek terapidari penggunaan tablet tersebut cepat tercapai.
8. BINDING (massayang akan dicetak melekat pada dinding ruang cetakan)
• Crumbling (Tablet menjadi retak dan rapuh)
• Whiskering
• Penyebab : pencetak tidak pas dengan ruang cetakan danterjadi pelelehan
zat aktif saat pencetakan pada
tekanantinggi. Akibatnya, pada penyimpanan dalam botol-botol,sisi-sisi yang
berlebih akan lepas menghasilkan bubuk atauserbuk.
• Cara mengatasi: dengan memasang mesin pencetakanyang pas, tekanan
zat aktif saat pencetakan pada tekanannormal atau tidak terlalu tinggi.
BAHAN PADAT

Berkhasiat keras
 jika jumlahnya banyak, bahan tersebut digerus dlm
lapisan zat tambahan.
 jika jumlahnya sedikit, As2O3 (dibuat pengenceran) dan
atropin sulfat (pengenceran bertingkat).
KASUS
A. Halus sekali
 Tidak berkhasiat keras
1. Kasus :Sediaan yang mengandung sulfur tidak boleh diayah karena dapat menimbulkan percikan api
Solusi : maka tidak ikut diayak dan dimasukkan terakhir
2. Kasus : Iodoform tidak boleh diayak dengan ayakan sembarangan
Solusi : harus diayak dengan ayakan khusus/ terpisah karena baunya tidak enak dan lengket

 Berkhasiat keras
1. Kasus : jika sediaan dalam jumlah banyak maka tidak boleh digerus secara bersamaan ,
solusi : harus digerus sampai halus, baru bisa ditambahkan zat tambahan ad homogen
2. Kasus : jika jumlahnya bahannya sedikit, tidak bisa ditimbang
Solusi : harus dilakukan pengenceran terlebih dahulu
LANJUTAN KASUS

B. Hablur/ kristal
a. Kamfor  mudah mengkristal kembali  ditetesi terlebih dahulu dengan eter atau
alkohol 95%  dikeringkan dengan penambahan zat dan dapat langsung merangsangat
yang cocok.
b. Asam salisilat  sangat ringan, mudah berterbangan shg dapat merangsang bersin 
tetesi dengan eter atau alkohol 95% dan tambahan zat tambahan.
c. Asam benzoat, naftol, mentol, timol, salol  campuranya mudah mencair, dikerjakan
seperti pada kamfor atau as. Salisilat.
d. Garam2 yg mengandung air kristal, misal Na-karbonat, Fe (II) sulfat, Al- dan K- sulfat,
Mg-sulfat, Na-Sulfat  diambil bentuk keringnya/ exicatus, misalnya Na-karbonat
50%, Fe(II) Sulfat 60%, Al- dan K-sulfat 67%, Mg-sulfat 67%, Na-sulfat 50% dari jmlh
yang tertulis di dalam resep
Bahan Padat

Bahan padat biasanya digunakan dalam pembuatan bedak


tabur jk jmlhnya banyak bahan tersebut dilebur dahulu
 jk jmlhnya sedikit cukup tetesi dengan eter atau aseton
lbh dahulu
Contoh : adeps lanae, cera, parafin padat, vaselin
BAHAN CAIR

1.Minyak atsiri : tetesi terakhir atau buatoleum sacchara (campuran 2g Gula dan 1 tetes minyak atsiri)

1.Kaliiar senitissolutio(fowleriliquidum) :uapkan dahulu sampai hampir kering kemudian tambahkan zat tambahan

1.Sol. Formaldehida (formalin): bahan ini dpt diganti dgn bentuk padatnya, yaitu paraformaldehida sebanyak
kadar formalin persediaan. Misal: kadar formalin persediaan menurut FI 36%, maka formaldehida yang ditimbang
36% dari berat formalin yang diminta dlm resep

1.Tingtur ket dibawah

1.Ekstrak ketdibawah
BAHAN CAIR  TINGTUR
a.Tingtur yg tidak menguap : tingtur opium, tingtur digitalis, timgtur aconiti, tingtur
beladona, tingtur ratanhiae
1) Jk jmlhnya sedikit, dikerjakan dlm lumpang panas keringkan dgn zat tambahan
2) Jk jmlhnya banyak, diuapkan smp sekental sirup keringkan dgn zat tambahan
3) Berat yag hilang untuk serbuk tak terbagi harus diganti dengan zat tambahan, tetapi tidak perlu untuk
serbuk terbagi.

b.Tingtur yang mudah menguap


1) Ambil zat berkhasiatnya saja jika diketahui bagian2nya seperti pd tingtur iodium, tingtur opium,
tingturbenzoikum, kamfor spiritusberat yg kurang diganti dgn zat tambahannya
2) Uapkan pada suhu serendah mungkin jika tidak diketahui bagian-bagiannya, seperti pada tingtur
valerian dan tingture aromatika.
BAHAN CAIR : EKSTRAK
• Ekstrak kering (siccum) misal ekstrak opium, ekstrak striknin
dikerjakan spt mengerjakan bahan padat lainnya
• Ekstrak kental (spissum) misal ekstrak beladona, ekstrak
hyscyami, ekstrak calis. Curniti gunakan etanol 70% dalam mortir
panas, senagkan ekstrak canabis indicae, gunakan etanol 90% dlm
lumpang panas.
• Ekstrak cair (liquidum) misal ektrak chinae liquidum, ekstrak
hydrastis liquidum, ekstrak rhamni purchinae dikerjakan seperti
mengerjakan tingtur lainnya
BAHAN BENTUK TABLET ATAU KAPSUL
Bahan diambil dari bentuk tablet atau kapsul biasanya berupa zat berkhasiat
tunggal dan campuran
KASUS
permasalahan penyelesaian

1. Bahan yang berlemak terlebih dahulu


dimasukkan dalam lumpang panas di encerkan
dengan etanol lalu dikeringkan dengan talkum
1. membuat serbuk dengan bahan lemak sedikit demi sedikit setelah itu dimasukkan
2. asam salisilat memiliki massa yang sangat campuran lainnya setelah itu dihomogenkan.
ringan dapat berterbangan dan 2. Asama salisilata harus ditetesi terlebih dahulu
merangsang hidung hingga bersin dengan eter atau etanol
3. Zink oksid mudah menggumpal 3. Zink oksid pengerjaannya di ayak dengan
ayakan dengan mesh 100 atau dengan
ayakan B40
WADAH

• Menurut keputusan kepala Badan Pengawas Obat dan


Makanan Republik Indonesia Nomor
HK.00.05.4.1745 wadah adalah kemasan yang
bersentuhan langsung dengan isi.
• Menurut SK Menkes No.193/Kab/B/VII/71 peraturan
tentang pembungkus dan penandaan wadah, wadah
adalah salah satu komponen yang penting untuk
sediaan farmasi, karena ketidaksesuaian wadah akan
mempengaruhi obat secara keseluruhan termasuk
kestabilan dan efek terapi obat.
• Menurut USP, wadah adalah alat untuk menampung
suatu obat, atau mungkin dalam hubungan langsung
dengan obat tersebut
MENURUT FARMAKOPE

Wadah tidak tembus cahaya Wadah dosis tunggal

Wadah tertutup baik Wadah dosis satuan

Wadah tertutup rapat Wadah satuan ganda

Wadah tertutup kedap Wadah dosis ganda

Wadah satuan tunggal


PENGEMASAN

Pengemas diartikan sebagai wadah, tutup, dan selubung sebelah luar, artinya keseluruhan bahan
kemas dengan obat ditransportasikan dan/atau disimpan
ETIKET

• Obat dalam  Etiket Putih • Label Mengandung obat keras  label ‘NI’
ETIKET
 Obat Luar  Etiket Biru
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai