Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PRAKTIKUM

PERCOBAAN II PEMBUATAN BALSEM

Disusun oleh :
Kelompok III
Amalia (1848201001)
Arehanis Waruwu (1848201002)
Septi Kristina Gulo (1848201009)

PRODI S1 FARMASI
UNIVERSITAS IMELDA MEDAN (UIM)
Definisi Balsem

 Balsem adalah suatu produk yang mirip dengan salep bentuknya lembek, mudah
dioleskan, dan mengandung bahan aktif digunakan sebagai obat luar yang berfungsi
untuk melindungi dan mengilangkan rasa sakit atau nyeri.
 Menurut Farmakope Indonesia Edisi ke III, salep adalah sediaan setengah padat yang
mudah dioleskan dan digunakan sebagai obat luar
 Menurut Farmakope Indonesia Edisi ke IV, salep adalah sediaan setengah padat
ditujukan untuk pemakaian topical pada kulit atau selaput lendir
 Dasar salep yang digunakan sebagai pembawa dibagi dalam empat kelompok yaitu
dasar salep senyawa hidrokarbon, dasar salep serap, dasar salep yang dapat dicuci
dengan air dan dasar salep yang dapat larut dalam air.
Penggolongan Salep

 Berdasarkan Kerja Farmakologi


Salep epidermik
Salep endodermik
Salep diadermik

 Berdasarkan dasar salepnya


1. Dasar salep hidrofobik
Salep yang tidak suka air atau salep yang mengandung dasar salep berlemak, tidak
dapat dicuci dengan air. Contohnya vaselin, paraffin, cera, minyak-minyak lemak.
2. Dasar salep hidrofilik
Salep yang suka air, contohnya adeps lanae, lanolin.
 Syarat Salep

Persyaratan salep yang baik yaitu;


o Bersifat plastis, mudah berubah dengan adanya pengaruh mekanis (mudah
dioleskan pada tempat pemakaiannya).
o Stabil saat penyimpanan dan setelah salep diaplikasikan.
o Harus mempunyai aliran tiksotropik, yaitu setelah salep dioleskan maka
viskositasnya dapat kembali pada viskositas semula, sehingga salep tidak
mengalir pada saat sudah dioleskan.
o Tidak berbau tengik.
o Kecuali dinyatakan lain, kadar zat aktif dalam salep adalah 10
 Penggolongan dasar atau basis balsam/salep
o Dasar salep hidrokarbon
Dasar salep ini dikenal sebagai dasar salep berlemak antara lain vaselin putih dan salep putih.
Hanya sejumlah kecil komponen berair dapat dicampurkan ke dalamnya. Salep ini dimaksudkan
untuk memperpanjang kontak bahan obat dengan kulit dan bertindak sebagai pembalut penutup.
Dasar salep hidrokarbon digunakan terutama sebagai emolien, dan sukar dicuci. Tidak mengering
dan tidak tampak berubah dalam waktu lama.
o Dasar salep serap
Dasar salep serap ini dapat dibagi menjadi dua kelompok. Kelompok pertama terdiri atas dasar
salep yang dapat bercampur dengan air membentuk emulsi air dalam minyak (paraffin hidrofilik
dan lanolin anhidrat), dan kelompok kedua terdiri atas emulsi air dalam minyak yang dapat
bercampur dengan sejumlah larutan air tambahan (lanolin).
o Dasar salep yang dapat dicuci dengan air
Dasar salep ini adalah emulsi minyak dalam air antara lain salep hidrofilik dan lebih tepat disebut
krim. Dasar salep ini dinyatakan juga sebagai “dapat dicuci dengan air” karena mudah dicuci dari
kulit atau dilap basah, sehingga lebih dapat diterima untuk dasar kosmetik.
o Dasar salep yang dapat larut dalam air
Kelompok ini disebut juga “dasar salep tak berlemak”dan terdiri atas konstituen larut air. Dasar
salep jenis ini memberikan banyak keuntungan seperti dasar salep yang dapat dicuci dengan air
dan tidak mengandung bahan tak larut dalam air seperti paraffin, lanolin anhidrat atau malam.
Dasar salep ini lebih tepat disebut “gel”.
Dasar Pemilihan Dasar Atau Basis Salep

1. Berdasarkan sifat penyakitnya/luka/lesi


2. Perlu dilihat apakah penyakit/lesi tersebut disebabkan oleh infeksi kuman, terbakar atau luka karena benturan dan sebagainya.
Berilah bahan dasar yang sesuai dengan kondisinya. Sebagai contoh; Untuk luka kecil dan kering dipakai golongan
hidrokarbon, sedangkan yang luka bakar dipakai golongan selulosa.
Berdasarkan daya kerja dipermukaan kulit (proses penetrasi)
– Salep epidermis
Hanya bekerja dipermukaan kulit, dimasudkan untuk berefek secara lokal dan melindungi kulit serta tidak diabsorpsi.
Contohnya; Salep-salep yang mengandung antiseptic, adstringen dan anestesi lokal. Diperlukan jenis salep yang sangat
lambat berpenetrasi ke dalam kulit. Contoh : Golongan hidrokarbon (vaselin), golongan wax, golongan silicon dan lain-lain.
– Salep endodermis
Dimaksudkan untuk melepaskan obat kekulit tetapi tidak menembus kulit (menembus lapisan kulit dibawah epidermis),
diserap sebagian saja. Contohnya : minyak lemak, lanolin dan lain-lain.
– Salep diadermis
Diperlukan jenis salep yang dapat menembu kulit lebih dalam, sehingga terjadi prosesadsorpsi bahan berkhasiat (masuk ke
dalam tubuh melalui kulit). Pada umumnya salep jenis ini mendukung bahan berkhasiat yang mempunyai efek sistemik.
Contoh : golongan polyethylen glycol, golongan ester dari alkohol polyvalent dan lain-lain.
3. Berdasarkan sifat bahan dasar salep terhadap pengaruh air
Pertimbangan- pertimbangan dari sudut ini sangat penting sebagai dasar pemilihan bahan-bahan dasar salep didalamdunia
kefarmasian, karena dalam formulasi diperlukan hasil yang ideal terutama terhadap daya pelepasan obat, stabilitas obat dan wujud
salep. Bobot molekul yang rendah berbentuk cair sedangkan bobot molekul tinggi berbentuk padat.
 Syarat dasar balsam/salep
• Persyaratan dasar salep yang baik yaitu;
• Stabil
• Lunak, halus dan homogen
• Dasar salep yang cocok
• Dapat terdistribusi secara merata
• Tidak menghambat proses penyembuhan luka/penyakit pada kulit tersebut.
• Tidak merangsang kulit.
• Reaksi netral, pH mendekati pH kulit yaitu sekitar 6-7.
• Stabil dalam penyimpanan.
• Mudah melepaskan bahan berkhasiat pada bagian yang diobati.
• Mudah diformulasikan/diracik.

 Pembuatan balsam/salep
• Peraturan pembuatan salep menurut F. Van Duin;
• Zat yang larut dalam lemak, dilarutkan kedalamnya, jika perlu dengan pemanasan
• Bahan yang larut dalam air, kecuali dinyatakan lain maka dilarutkan kedalam air asalkan jumlah air yang digunakan dapat
diserap sepenuhnya oleh dasar salep. Jumlah air yang dipakai dikurangi dari dasar salepnya.
• Bahan yang tidak larut atau sebagian larut dalam lemak dan air, harus diserbukkan dulu dan diayak dengan ayakan nomer
60.
• Salep yang dibuat dengan cara mencairkan , maka campurannya harus digerus sampai dingin dan bahan yang digunakan
harus dilebihkan 10-20%
Alat dan Bahan

No Alat Jumlah
1. Timbangan 1 buah
2. Alu dan Lumpang 2 buah
3. Beaker Glass 1 buah
4. kertas Perkamen 4 buah
5. Batang Pengaduk 2 buah
6. Pot 1 buah
7. Kain Serbet 2 buah
8. Spatula 2 buah
9 Hot plate 1 buah

No Bahan Bobot 10 gram Bobot 50 gram


2,805g
1. Calamin 0,561 g
5,61g
2. Adeps Lanae 1,122g
2,805g
3. Cetil Alcohol 0,561g
2,805g
4. Paraffin Cair 0,561g
Prosedur Percobaan
Pembahasan

Balsem adalah minyak kental yg mengandung


minyak damar dan minyak asiri, terasa panas.

Aplikasi balsem adalah dengan dioles dan digosok pada


kulit. Manfaat penggunaan balsem adalah mengurangi rasa
pegal pada otot, yang disebabkan karena rasa panas dari
balsem. Kandungan minyak atsiri dari bunga menyebabkan
sensasi menenangkan setelah penggunaan balsem, sehingga
mampu menenangkan responden yang mengalami nyeri
otot.
PROSES
PEMBUATANNYA
Penimbangan bahan-bahan

Penimbangan Parapin Cair Penimbangan Calaceum

Penimbangan Calamin Penimbangan Vaselin


Proses Pencampuran Bahan-Bahan

Percampuran bahan seperti


Paraffin Cair, calaceum,
calamin, vaselin.
Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa :


1. Balsem adalah minyak kental yg mengandung minyak
damar dan minyak asiri, terasa panas.
2. Pada pengujian organoleptis, sediaan balsem memiliki
merah jambu, tidak memiliki bau khas selayaknya balsem
dipasaran, dan tampilan yang merata.
3. Pada pengujian homogenitas, diperoleh hasil
pengamatannya yaitu tampak sediaan terlihat seperti cream
dan tidak seperti sediaan balsem penyebabnya ada dua
kemungkinan yaitu pada penimbangan bahan yang tidak
sesuai dan juga karna pada pencampuran bahan lumpang
dan alu tidak dipanaskan terlebih dahulu sebelum bahan
dicampurkan.
4. Jadi pada percobaan pembutan sediaan balsem ini dapat
dinyatakan tidak berhasil sesuai keinginan.
Terimakasih…..

Anda mungkin juga menyukai