TINJAUAN PUSTAKA
A. Darah
Keadaan darah pada tiap-tiap orang tidak sama, bergantung pada usia,
Haribowo, 2008). Fungsi darah di dalam tubuh manusia adalah sebagai alat
2. Komponen darah
Darah terdiri dari dua komponen utama yaitu plasma darah yang
merupakan bagian cair darah yang sebagian besar terdiri atas air, elektrolit, dan
protein darah dan butir – butir darah (blood corpuscles), yang terdiri dari
komponen – komponen sel darah merah (eritrosit), sel darah putih (leukosit)
Sel darah merah atau eritrosit selama hidupnya tetap berada dalam darah.
4
5
trombosit yang ada dalam sirkulasi tidak mempunyai fungsi khusus (Atulmetha
B. Eritrosit
Eritrosit merupakan sel yang terbanyak dalam darah perifer. Jumlah pada
orang dewasa normal berkisar antara 4-6 juta sel/ul. Eritrosit mempunyai
secara cepat dengan jarak yang pendek antara membran dan inti sel. Warnanya
hemoglobin. Sel darah merah tidak memiliki inti sel, mitokondria dan
Fungsi utama eritrosit adalah membawa oksigen dari paru ke jaringan dan
berkurang sampai 99% dan tentunya ini tidak mencukupi metabolisme tubuh.
2. Komponen eritrosit
a. Membran eritrosit.
kontinuitas membran eritrosit. Lipid pada eritrosit terdiri dari kolesterol dan
protoporfiri dengan besi, globin merupakan bagian protein yang terdiri atas
Empat puluh lima sampai enam puluh persen darah terdiri atas sel-sel
sangat esensial, hanya merupakan sebagian kecil saja dari darah secara
30% bagian dalam sumsum tulang yang aktif membentuk sel darah
Eritrosit yang paling awal dapat dikenal dalam sumsum tulang adalah
sitoplasma biru tua, nukleus ditengah dengan nukleoli dan kromatin yang
dalam jumlah yang lebih banyak dan sel menjadi normoblas asidofil.
besi, vitamin B12, asam folat, piridoksin (vitamin B6), kobal, asam amino, dan
Gambar 1: eritropoiesis
b. Inti sel menjadi semakin padat dan akhirnya akan dikeluarkan pada
Eritrosit hidup dan beredar dalam darah tepi rata – rata selama 120 hari.
Apabila destruksi eritrosit terjadi sebelum waktunya (120 hari) maka proses ini
Jumlah normal eritrosit pada orang dewasa kira – kira 11,5 – 15 gram
dalam 100 cc darah. Jumlah eritrosit yang lebih tinggi dari nilai normal berarti
fibrosis paru pada jumlah eritrosit yang lebih rendah dari normalnya
sumsum tulang, leukemia, kurang gizi (besi, folat, vitamin B-12, vitamin B-60,
Bentuk sel darah dalam keadaan normal dapat berubah-ubah, sifat ini
Apabila sel darah merah sulit berubah bentuknya (kaku), maka sel tersebut
Haribowo, 2008).
10
6. Destruksi eritrosit
C. Donor Darah
orang lain yang membutuhkan, dimana jumlah darah yang diambil sekitar 450
ml untuk donor standar. Bagi pendonor yang berat badannya kurang dari 50 kg
Haribowo, 2008).
b. Pingsan, biasanya keadaan ini sering terjadi dan ada hubungannya dengan
faktor emosi serta akibat hilangnya volume darah maka dapat terjadi
hipotensi dan pingsan (donor yang tampak pucat atau mengeluh akan
pingsan maka harus segera baringkan atau duduk dengan kepala lebih
rendah dari lutut). Perawat harus mengawasi donor ini kurang lebih selama
30 menit.
11
c. Nyeri dada, dapat terjadi pada klien yang tidak diduga menderita penyakit
arteri coroner.
Saat donor darah, jika ada pendonor yang pingsan kemungkinan ada
diri. Tanda dan gejala yang sering timbul adalah gelisah, diaphoresis (keringat
1978).
250 hingga 500 cc. Jumlah sel darah menjadi berkurang yang akan langsung
pengaruh donor darah terhadap sel darah merah (eritrosit) sebagai berikut :
akan berkurang, seiring berkurangnya jumlah darah maka jumlah sel darah
eritropoiesis ini memerlukan zat-zat gizi dan mineral (terutama besi, asam,
folat, dan vitamin B12) apabila sumsum tulang mampu merspon, produksi
selama 120 hari beredar dalam bentuk matang eritrosit (Sacher, dan
Mcpherson, 2004).
namun banyak orang yang belum mengetahui manfaat dari kegiatan donor
darah, gula darah, denyut jantung, dan perbaikan rasio lemak jahat ( LDL
d. Menjadikan salah satu cara jitu untuk menurunkan berat tubuh bagi
maka sumsum tulang merah pipih, seperti pada tulang dada, tulang
D. Kerangka teori
Anemia
Kerusakan Sumsum
Tulang
Kekurangan eritropoietin
E. Kerangka konsep
F. Hipotesis