Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN PENDAHULUAN

Congestive Heart Failure (CHF)

Disusun Oleh :

Nanda Putri Damaiyanti (108117040)

S1 KEPERAWATAN

STIKES AL-IRSYAD AL-ISLAMIYYAH CILACAP

TAHUN AJARAN 2021/2022


LAPORAN PENDAHULUAN

Nama Mahasiswa : Nanda Putri Damaiyanti

NIM : 108117040

A. Definisi
Congestive Heart Failure (CHF) adalah suatu kondisi dimana jantung
mengalami kegagalan dalam memompa darah guna mencukupi kebutuhan sel-sel
tubuh akan nutrien dan oksigen secara adekuat. Hal ini mengakibatkan peregangan
ruang jantung (dilatasi) guna menampung darah lebih banyak untuk dipompakan ke
seluruh tubuh atau mengakibatkan otot jantung kaku dan menebal. Jantung hanya
mampu memompa darah untuk waktu yang singkat dan dinding otot jantung yang
melemah tidak mampu memompa dengan kuat. Sebagai akibatnya, ginjal sering
merespons dengan menahan air dan garam. Hal ini akan mengakibatkan bendungan
cairan dalam beberapa organ tubuh seperti tangan, kaki, paru, atau organ lainnya
sehingga tubuh klien menjadi bengkak (congestive) (Udjianti, 2010).
Gagal jantung kongestif (CHF) adalah suatu keadaan patofisiologis berupa
kelainan fungsi jantung sehingga jantung tidak mampu memompa darah untuk
memenuhi kebutuhan metabolisme jaringan dan/ kemampuannya hanya ada kalau
disertai peninggian volume diastolik secara abnormal (Mansjoer dan Triyanti, 2007).
Gagal jantung adalah sindrom klinik dengan abnormalitas dari struktur atau
fungsi jantung sehingga mengakibatkan ketidakmampuan jantung untuk memompa
darah ke jaringan dalam memenuhi kebutuhan metabolisme tubuh (Darmojo, 2004 cit
Ardini 2007).

B. Klasifikasi
New York Heart Association (NYHA) membuat klasifikasi fungsional dalam 4 kelas:
(Mansjoer dan Triyanti, 2007)
1. Kelas 1    
Bila pasien dapat melakukan aktifitas berat tampa keluhan
2. Kelas 2   
Bila pasien tidak dapat melakukan aktifitas lebih berat dari aktivitas sehari-
hari tanpa keluhan.
3. Kelas 3    
Bila pasien tidak dapat melakukan aktifitas sehari-hari tanpa keluhan.
4. Kelas 4    
Bila pasien sama sekali tidak dapat melakukan aktifitas apapun dan harus tirah
baring.

C. Etiologi
Menurut Wajan Juni Udjianti (2010) etiologi gagal jantung kongestif (CHF)
dikelompokan berdasarkan faktor etiolgi eksterna maupun interna, yaitu:
1. Faktor eksterna (dari luar jantung); hipertensi renal, hipertiroid, dan anemia
kronis/ berat.
2. Faktor interna (dari dalam jantung)
a. Disfungsi katup: Ventricular Septum Defect (VSD), Atria Septum
Defect (ASD), stenosis mitral, dan insufisiensi mitral.
b. Disritmia: atrial fibrilasi, ventrikel fibrilasi, dan heart block.
c. Kerusakan miokard: kardiomiopati, miokarditis, dan infark miokard.
d. Infeksi: endokarditis bacterial sub-akut

D. Manifestasi
1. Peningkatan volume intravaskular.
2. Kongesti jaringan akibat tekanan arteri dan vena yang meningkat akibat
turunnya curah jantung.
3. Edema pulmonal akibat peningkatan tekanan vena pulmonalis yang
menyebabkan cairan mengalir dari kapiler paru ke alveoli; dimanifestasikan
4. Edema perifer umum dan penambahan berat badan akibat peningkatan tekanan
vena sistemik.
5. Pusing, kekacauan mental (confusion), keletihan, intoleransi jantung terhadap
latihan dan suhu panas, ekstremitas dingin, dan oliguria akibat perfusi darah
dari jantung ke jaringan dan organ yang rendah.
6. Sekresi aldosteron, retensi natrium dan cairan, serta peningkatan volume
intravaskuler akibat tekanan perfusi ginjal yang menurun (pelepasan renin
ginjal).
Sumber: Niken Jayanthi (2010)

E. Pemeriksaan Dignostik
1. Rontgen toraks: untuk menilai pembesaran jantung dan edema paru.
2. EKG: menilai hipertropi atrium/ ventrikel, iskemia, infark, dan disritmia
3. Ekokardiografi: Ekokardiografi sebaiknya digunakan sebagai alat pemeriksaan
diagnostik yang pertama dan sebagai alat yang pertama untuk manajemen
gagal jantung.
4. Hitung sel darah lengkap: anemia berat atau anemia gravis atau polisitemia
vera
5. Hitung sel darah putih: Lekositosis atau keadaan infeksi lain
6. Analisa gas darah (AGD): menilai derajat gangguan keseimbangan asam basa
baik metabolik maupun respiratorik.
7. Fraksi lemak: peningkatan kadar kolesterol, trigliserida, LDL yang merupakan
resiko CAD dan penurunan perfusi jaringan
8. Serum katekolamin: Pemeriksaan untuk mengesampingkan penyakit adrenal
9. Sedimentasi meningkat akibat adanya inflamasi akut.
10. Tes fungsi ginjal dan hati: menilai efek yang terjadi akibat CHF terhadap
fungsi hepar atau ginjal
11. Tiroid: menilai peningkatan aktivitas tiroid
12. Echocardiogram: menilai senosis/ inkompetensi, pembesaran ruang jantung,
hipertropi ventrikel
13. Cardiac scan: menilai underperfusion otot jantung, yang menunjang
penurunan kemampuan kontraksi.
14. Kateterisasi jantung: Menilai fraksi ejeksi ventrikel.
Sumber: Wajan Juni Udjianti (2010)

F. Pengkajian Keperawatan
Riwayat Keperawatan
1. Keluhan
a. Dada terasa berat (seperti memakai baju ketat).
b. Palpitasi atau berdebar-debar.
c. Paroxysmal Nocturnal Dyspnea (PND) atau orthopnea, sesak nafas saat
beraktivitas, batuk (hemoptoe), tidur harus pakai bantal lebih dari dua buah.
d. Tidak nafsu makan, mual, dan muntah.
e. Letargi (kelesuan) atau fatigue (kelelahan
f. Insomnia
g. Kaki bengkak dan berat badan bertambah
h. Jumlah urine menurun
i. Serangan timbul mendadak/ sering kambuh.
2. Riwayat penyakit: hipertensi renal, angina, infark miokard kronis, diabetes melitus,
bedah jantung, dan disritmia.
3. Riwayat diet: intake gula, garam, lemak, kafein, cairan, alkohol.
4. Riwayat pengobatan: toleransi obat, obat-obat penekan fungsi jantung, steroid,
jumlah cairan per-IV, alergi terhadap obat tertentu.
5. Pola eliminasi orine: oliguria, nokturia.
6. Merokok: perokok, cara/ jumlah batang per hari, jangka waktu
7. Postur, kegelisahan, kecemasan
8. Faktor predisposisi dan presipitasi: obesitas, asma, atau COPD yang merupakan
faktor pencetus peningkatan kerja jantung dan mempercepat perkembangan CHF.

Pemeriksaan Fisik
1. Evaluasi status jantung: berat badan, tinggi badan, kelemahan, toleransi aktivitas,
nadi perifer, displace lateral PMI/ iktus kordis, tekanan darah, mean arterial
presure, bunyi jantung, denyut jantung, pulsus alternans, Gallop’s, murmur.
2. Respirasi: dispnea, orthopnea, suara nafas tambahan (ronkhi, rales, wheezing)
3. Tampak pulsasi vena jugularis, JVP > 3 cmH2O, hepatojugular refluks
4. Evaluasi faktor stress: menilai insomnia, gugup atau rasa cemas/ takut yang kronis
5. Palpasi abdomen: hepatomegali, splenomegali, asites
6. Konjungtiva pucat, sklera ikterik
7. Capilary Refill Time (CRT) > 2 detik, suhu akral dingin, diaforesis, warna kulit
pucat, dan pitting edema.

G. Diagnosa Keperawatan
1. Penurunan curah jantung b/d respon fisiologis otot jantung, peningkatan
frekuensi, dilatasi, hipertrofi atau peningkatan isi sekuncup
2. Pola nafas tidak efektif b/d penurunan volume paru
3. Perfusi jaringan tidak efektif b/d menurunnya curah jantung, hipoksemia
jaringan, asidosis dan kemungkinan thrombus atau emboli
4. Gangguan pertukaran gas b/d kongesti paru, hipertensi pulmonal, penurunan
perifer yang mengakibatkan asidosis laktat dan penurunan curah jantung.
5. Kelebihan volume cairan b/d berkurangnya curah jantung, retensi cairan dan
natrium oleh ginjal, hipoperfusi ke jaringan perifer dan hipertensi pulmonal
6. Cemas b/d penyakit kritis, takut kematian atau kecacatan, perubahan peran
dalam lingkungan social atau ketidakmampuan yang permanen.
7. Kurang pengetahuan b/d keterbatasan pengetahuan penyakitnya, tindakan
yang dilakukan, obat obatan yang diberikan, komplikasi yang mungkin
muncul.
H. Intervensi Keperawatan

No Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi

1 Penurunan curah jantung b/d respon NOC : Cardiac Care


fisiologis otot jantung, peningkatan  Cardiac Pump effectiveness   Evaluasi adanya nyeri dada ( intensitas,lokasi,
frekuensi, dilatasi, hipertrofi atau  Circulation Status durasi)
peningkatan isi sekuncup  Vital Sign Status   Catat adanya disritmia jantung
Kriteria Hasil:   Catat adanya tanda dan gejala penurunan cardiac
 Tanda Vital dalam rentang normal putput
(Tekanan darah, Nadi, respirasi)   Monitor status kardiovaskuler
 Dapat mentoleransi aktivitas, tidak   Monitor status pernafasan yang menandakan gagal
ada kelelahan jantung
 Tidak ada edema paru, perifer, dan   Monitor abdomen sebagai indicator penurunan
tidak ada asites perfusi
  Monitor balance cairan
 Tidak ada penurunan kesadaran
  Monitor adanya perubahan tekanan darah
  Monitor respon pasien terhadap efek pengobatan
antiaritmia
  Atur periode latihan dan istirahat untuk menghindari
kelelahan
  Monitor toleransi aktivitas pasien
  Monitor adanya dyspneu, fatigue, tekipneu dan
ortopneu
  Anjurkan untuk menurunkan stress
Vital Sign Monitoring
  Monitor TD, nadi, suhu, dan RR
  Catat adanya fluktuasi tekanan darah
  Monitor VS saat pasien berbaring, duduk, atau
berdiri
  Auskultasi TD pada kedua lengan dan bandingkan
  Monitor TD, nadi, RR, sebelum, selama, dan setelah
aktivitas
  Monitor kualitas dari nadi
  Monitor adanya pulsus paradoksus dan pulsus
alterans
  Monitor jumlah dan irama jantung dan monitor
bunyi jantung
  Monitor frekuensi dan irama pernapasan
  Monitor suara paru, pola pernapasan abnormal
  Monitor suhu, warna, dan kelembaban kulit
  Monitor sianosis perifer
  Monitor adanya cushing triad (tekanan nadi yang
melebar, bradikardi, peningkatan sistolik)
  Identifikasi penyebab dari perubahan vital sign

2 Pola Nafas tidak efektif NOC NIC


  Respiratory status : Ventilation
Definisi : Pertukaran udara inspirasi   Respiratory status : Airway patency         Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi
dan/atau ekspirasi tidak adekuat   Vital sign Status          Pasang mayo bila perlu
Faktor yang berhubungan :          Lakukan fisioterapi dada jika perlu
          Hiperventilasi Setelah dilakukan tindakan keperawatan         Keluarkan sekret dengan batuk atau suction
          Penurunan energi/kelelahan selama…. Pasien menunjukan          Auskultasi suara nafas, catat adanya suara tambahan
          Perusakan/pelemahan keefektifan pola napas, dibuktikan          Berikan bronkodilator ……….
muskuloskletal dengan :          Berikan pelembab udara Kassa basah NaCl Lembab
          Obesitas          Atur intake untuk cairan mengoptimalkan
          Kelelahan otot pernafasan Kriteria Hasil : keseimbangan.
          Hipoventilasi sindrom  Mendemonstrasikan batuk efektif          Monitor respirasi dan status O2
          Nyeri dan suara nafas yang bersih, tidak ada          Bersihkan mulut, hidung dan secret trakea
          Kecemasan sianosis dan dyspneu (mampu          Pertahankan jalan nafas yang paten
          Disfungsi Neuromuskuler mengeluarkan sputum, mampu bernafas         Observasi adanya tanda tanda hipoventilasi
          Injuri tulang belakang dengan mudah, tidak ada pursed lips)          Monitor adanya kecemasan pasien terhadap
DS  Menunjukkan jalan nafas yang paten oksigenasi
-    Dyspnea (klien tidak merasa tercekik, irama          Monitor vital sign
-    Nafas pendek nafas, frekuensi pernafasan dalam          Informasikan pada pasien dan keluarga tentang
DO rentang normal, tidak ada suara nafas teknik relaksasi untuk memperbaiki pola nafas
-    Penurunan tekanan abnormal)          Ajarkan bagaimana batuk secara efektif
inspirasi/ekspirasi  Tanda Tanda vital dalam rentang          Monitor pola nafas
-    Penurunan pertukaran udara normal (tekanan darah, nadi,
permenit pernafasan)
-    Menggunakan otot pernafasan
tambahan
-    Orthopnea
-    Pernafasan pursed-lip
-    Tahap ekspirasi berlangsung
sangat  lama
-    Penurunan kapasitas vital respirasi
< 11- 24x/menit

3 Perfusi jaringan tidak efektif b/d NOC : NIC :


menurunnya curah jantung,          Circulation status Peripheral Sensation Management (Manajemen
hipoksemia jaringan, asidosis dan          Tissue Prefusion : cerebral sensasi perifer)
kemungkinan thrombus atau emboli Kriteria Hasil :   Monitor adanya daerah tertentu yang hanya peka
a.       mendemonstrasikan status terhadap panas/dingin/tajam/tumpul
Definisi : sirkulasi   Monitor adanya paretese
Penurunan pemberian oksigen          Tekanan systole dandiastole   Instruksikan keluarga untuk mengobservasi kulit
dalam kegagalan memberi makan dalam rentang yang diharapkan jika ada lsi atau laserasi
jaringan pada tingkat kapiler          Tidak ada ortostatikhipertensi   Gunakan sarun tangan untuk proteksi
Batasan karakteristik :          Tidak ada tanda tanda   Batasi gerakan pada kepala, leher dan punggung
Renal peningkatan tekanan intrakranial (tidak   Monitor kemampuan BAB
          Perubahan tekanan darah di luar lebih dari 15 mmHg)   Kolaborasi pemberian analgetik
batas parameter b.       mendemonstrasikan kemampuan   Monitor adanya tromboplebitis
          Hematuria kognitif yang ditandai dengan:   Diskusikan menganai penyebab perubahan sensasi
          Oliguri/anuria    berkomunikasi dengan jelas dan
          Elevasi/penurunan BUN/rasio sesuai dengan kemampuan
kreatinin    menunjukkan perhatian,
Gastro Intestinal  konsentrasi dan orientasi
          Secara usus hipoaktif atau tidak    memproses informasi
ada    membuat keputusan dengan benar
          Nausea c.        menunjukkan fungsi sensori
          Distensi abdomen motori cranial yang utuh : tingkat
          Nyeri abdomen atau tidak terasa kesadaran mambaik, tidak ada gerakan
lunak (tenderness) gerakan involunter
Peripheral 
          Edema
          Tanda Homan positif
          Perubahan karakteristik kulit
(rambut, kuku, air/kelembaban)
          Denyut nadi lemah atau tidak
ada
          Diskolorisasi kulit
          Perubahan suhu kulit
          Perubahan sensasi
          Kebiru-biruan

          Perubahan tekanan darah di


ekstremitas
          Bruit
          Terlambat sembuh
          Pulsasi arterial berkurang
          Warna kulit pucat pada elevasi,
warna tidak kembali pada
penurunan kaki
Cerebral
          Abnormalitas bicara
          Kelemahan ekstremitas atau
paralis
          Perubahan status mental
          Perubahan pada respon motorik
          Perubahan reaksi pupil
          Kesulitan untuk menelan
          Perubahan kebiasaan
Kardiopulmonar 
          Perubahan frekuensi respirasi di
luar batas parameter
          Penggunaan otot pernafasan
tambahan
          Balikkan kapiler > 3 detik
(Capillary refill)
          Abnormal gas darah arteri
          Perasaan ”Impending Doom”
(Takdir terancam)
          Bronkospasme
          Dyspnea
          Aritmia
          Hidung kemerahan
          Retraksi dada
          Nyeri dada

Faktor-faktor yang berhubungan :


          Hipovolemia
          Hipervolemia
          Aliran arteri terputus
          Exchange problems
          Aliran vena terputus
          Hipoventilasi
          Reduksi mekanik pada vena dan
atau aliran darah arteri
          Kerusakan transport oksigen
melalui alveolar dan atau membran
kapiler
          Tidak sebanding antara ventilasi
dengan aliran darah
          Keracunan enzim
          Perubahan afinitas/ikatan O2
dengan Hb
          Penurunan konsentrasi Hb dalam
darah

4 Gangguan pertukaran gas b/d NOC : NIC :


kongesti paru, hipertensi pulmonal,  Respiratory Status : Gas exchange
penurunan perifer yang   Respiratory Status : ventilation Airway Management
mengakibatkan asidosis laktat dan   Vital Sign Status          Buka jalan nafas, guanakan teknik chin lift atau jaw
penurunan curah jantung. Kriteria Hasil : thrust bila perlu
  Mendemonstrasikan peningkatan          Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi
Definisi : Kelebihan atau ventilasi dan oksigenasi yang adekuat          Identifikasi pasien perlunya pemasangan alat jalan
kekurangan dalam oksigenasi dan   Memelihara kebersihan paru paru dan nafas buatan
atau pengeluaran karbondioksida di bebas dari tanda tanda distress          Pasang mayo bila perlu
dalam membran kapiler alveoli pernafasan          Lakukan fisioterapi dada jika perlu
  Mendemonstrasikan batuk efektif dan          Keluarkan sekret dengan batuk atau suction
Batasan karakteristik : suara nafas yang bersih, tidak ada          Auskultasi suara nafas, catat adanya suara tambahan
           Gangguan penglihatan sianosis dan dyspneu (mampu          Lakukan suction pada mayo
           Penurunan CO2 mengeluarkan sputum, mampu bernafas         Berika bronkodilator bial perlu
           Takikardi dengan mudah, tidak ada pursed lips)          Barikan pelembab udara
           Hiperkapnia   Tanda tanda vital dalam rentang normal         Atur intake untuk cairan mengoptimalkan
           Keletihan keseimbangan.
           somnolen          Monitor respirasi dan status O2
           Iritabilitas
           Hypoxia
           kebingungan Respiratory Monitoring
           Dyspnoe          Monitor rata – rata, kedalaman, irama dan usaha
           nasal faring respirasi
           AGD Normal          Catat pergerakan dada,amati kesimetrisan,
           sianosis penggunaan otot tambahan, retraksi otot supraclavicular
           warna kulit abnormal (pucat, dan intercostal
kehitaman)          Monitor suara nafas, seperti dengkur
           Hipoksemia          Monitor pola nafas : bradipena, takipenia,
           hiperkarbia kussmaul, hiperventilasi, cheyne stokes, biot
           sakit kepala ketika bangun          Catat lokasi trakea
           frekuensi dan kedalaman nafas          Monitor kelelahan otot diagfragma ( gerakan
abnormal paradoksis )
Faktor faktor yang berhubungan :          Auskultasi suara nafas, catat area penurunan / tidak
-       ketidakseimbangan perfusi adanya ventilasi dan suara tambahan
ventilasi          Tentukan kebutuhan suction dengan mengauskultasi
-      perubahan membran kapiler- crakles dan ronkhi pada jalan napas utama
alveolar          Uskultasi suara paru setelah tindakan untuk
mengetahui hasilnya

AcidBase Managemen
  Monitro IV line
  Pertahankanjalan nafas paten
  Monitor AGD, tingkat elektrolit
  Monitor status hemodinamik(CVP, MAP, PAP)
  Monitor adanya tanda tanda gagal nafas
  Monitor pola respirasi
  Lakukan terapi oksigen
  Monitor status neurologi
  Tingkatkan oral hygiene
5 Kelebihan volume cairan b/d NOC : Fluid management
berkurangnya curah jantung, retensi  Electrolit and acid base balance   Pertahankan catatan intake dan output yang akurat
cairan dan natrium oleh ginjal,   Fluid balance   Pasang urin kateter jika diperlukan
hipoperfusi ke jaringan perifer dan   Monitor hasil lAb yang sesuai dengan retensi cairan
hipertensi pulmonal Kriteria Hasil: (BUN , Hmt , osmolalitas urin  )
 Terbebas dari edema, efusi, anaskara   Monitor status hemodinamik termasuk CVP, MAP,
Definisi : Retensi cairan isotomik  Bunyi nafas bersih, tidak ada PAP, dan PCWP
meningkat dyspneu/ortopneu   Monitor vital sign
Batasan karakteristik :  Terbebas dari distensi vena   Monitor indikasi retensi / kelebihan cairan (cracles,
-     Berat badan meningkat pada jugularis, reflek hepatojugular (+) CVP , edema, distensi vena leher, asites)
waktu yang singkat  Memelihara tekanan vena sentral,   Kaji lokasi dan luas edema
-     Asupan berlebihan dibanding tekanan kapiler paru, output jantung   Monitor masukan makanan / cairan dan hitung
output dan vital sign dalam batas normal intake kalori harian
-     Tekanan darah berubah, tekanan  Terbebas dari kelelahan, kecemasan   Monitor status nutrisi
arteri pulmonalis berubah, atau kebingungan   Berikan diuretik sesuai interuksi
peningkatan CVP  Menjelaskanindikator kelebihan   Batasi masukan cairan pada keadaan hiponatrermi
-     Distensi vena jugularis cairan dilusi dengan serum Na < 130 mEq/l
-     Perubahan pada pola nafas,   Kolaborasi dokter jika tanda cairan berlebih muncul
dyspnoe/sesak nafas, orthopnoe, memburuk
suara nafas abnormal (Rales atau Fluid Monitoring
crakles), kongestikemacetan paru,   Tentukan riwayat jumlah dan tipe intake cairan dan
pleural effusion eliminaSi
-     Hb dan hematokrit menurun,   Tentukan kemungkinan faktor resiko dari ketidak
perubahan elektrolit, khususnya seimbangan cairan (Hipertermia, terapi diuretik,
perubahan berat jenis kelainan renal, gagal jantung, diaporesis, disfungsi hati,
-     Suara jantung SIII dll )
-     Reflek hepatojugular positif   Monitor serum dan elektrolit urine
-     Oliguria, azotemia   Monitor serum dan osmilalitas urine
-     Perubahan status mental,   Monitor BP, HR, dan RR
kegelisahan, kecemasan   Monitor tekanan darah orthostatik dan perubahan
irama jantung
Faktor-faktor yang berhubungan :   Monitor parameter hemodinamik infasif
Mekanisme pengaturan melemah   Monitor adanya distensi leher, rinchi, eodem perifer
Asupan cairan berlebihan dan penambahan BB
Asupan natrium berlebihan   Monitor tanda dan gejala dari odema
6 Cemas b/d penyakit kritis, takut NOC : NIC :
kematian atau kecacatan, perubahan  Anxiety control Anxiety Reduction (penurunan kecemasan)
peran dalam lingkungan social atau  Coping   Gunakan pendekatan yang menenangkan
ketidakmampuan yang permanen.   Impulse control   Nyatakan dengan jelas harapan terhadap pelaku
Kriteria Hasil : pasien
Definisi :  Klien mampu mengidentifikasi dan   Jelaskan semua prosedur dan apa yang dirasakan
Perasaan gelisah yang tak jelas dari mengungkapkan gejala cemas selama prosedur
ketidaknyamanan atau ketakutan  Mengidentifikasi, mengungkapkan   Pahami prespektif pasien terhdap situasi stres
yang disertai respon autonom dan menunjukkan tehnik untuk   Temani pasien untuk memberikan keamanan dan
(sumner tidak spesifik atau tidak mengontol cemas mengurangi takut
diketahui oleh individu); perasaan  Vital sign dalam batas normal   Berikan informasi faktual mengenai diagnosis,
keprihatinan disebabkan dari  Postur tubuh, ekspresi wajah, bahasa tindakan prognosis
antisipasi terhadap bahaya. Sinyal tubuh dan tingkat aktivitas   Dorong keluarga untuk menemani anak
ini merupakan peringatan adanya menunjukkan berkurangnya   Lakukan back / neck rub
ancaman yang akan datang dan kecemasan   Dengarkan dengan penuh perhatian
memungkinkan individu untuk   Identifikasi tingkat kecemasan
mengambil langkah untuk   Bantu pasien mengenal situasi yang menimbulkan
menyetujui terhadap tindakan kecemasan
Ditandai dengan   Dorong pasien untuk mengungkapkan perasaan,
        Gelisah ketakutan, persepsi
        Insomnia   Instruksikan pasien menggunakan teknik relaksasi
        Resah   Barikan obat untuk mengurangi kecemasan
        Ketakutan
        Sedih
        Fokus pada diri
        Kekhawatiran
        Cemas

7 Kurang pengetahuan b/d NOC : NIC :


keterbatasan pengetahuan   Kowlwdge : disease process Teaching : disease Process
penyakitnya, tindakan yang   Kowledge : health Behavior   Berikan penilaian tentang tingkat pengetahuan
dilakukan, obat obatan yang Kriteria Hasil : pasien tentang proses penyakit yang spesifik
diberikan, komplikasi yang  Pasien dan keluarga menyatakan   Jelaskan patofisiologi dari penyakit dan bagaimana
mungkin muncul dan perubahan pemahaman tentang penyakit, hal ini berhubungan dengan anatomi dan fisiologi,
gaya hidup kondisi, prognosis dan program dengan cara yang tepat.
pengobatan   Gambarkan tanda dan gejala yang biasa muncul
Definisi :  Pasien dan keluarga mampu pada penyakit, dengan cara yang tepat
Tidak adanya atau kurangnya melaksanakan prosedur yang   Gambarkan proses penyakit, dengan cara yang tepat
informasi kognitif sehubungan dijelaskan secara benar   Identifikasi kemungkinan penyebab, dengna cara
dengan topic spesifik.  Pasien dan keluarga mampu yang tepat
menjelaskan kembali apa yang   Sediakan informasi pada pasien tentang kondisi,
Batasan karakteristik : dijelaskan perawat/tim kesehatan dengan cara yang tepat
memverbalisasikan adanya masalah, lainnya.   Hindari harapan yang kosong
ketidakakuratan mengikuti   Sediakan bagi keluarga atau SO informasi tentang
instruksi, perilaku tidak sesuai. kemajuan pasien dengan cara yang tepat
  Diskusikan perubahan gaya hidup yang mungkin
Faktor yang berhubungan : diperlukan untuk mencegah komplikasi di masa yang
keterbatasan kognitif, interpretasi akan datang dan atau proses pengontrolan penyakit
terhadap informasi yang salah,   Diskusikan pilihan terapi atau penanganan
kurangnya keinginan untuk mencari   Dukung pasien untuk mengeksplorasi atau
informasi, tidak mengetahui mendapatkan second opinion dengan cara yang tepat
sumber-sumber informasi. atau diindikasikan
  Eksplorasi kemungkinan sumber atau dukungan,
dengan cara yang tepat
  Rujuk pasien pada grup atau agensi di komunitas
lokal, dengan cara yang tepat
  Instruksikan pasien mengenai tanda dan gejala untuk
melaporkan pada pemberi perawatan kesehatan, dengan
cara yang tepat
DAFTAR PUSTAKA

Ardini, Desta N. 2007. Perbedaaan Etiologi Gagal jantung Kongestif pada Usia Lanjut
dengan Usia Dewasa Di Rumah Sakit Dr. Kariadi Januari - Desember 2006.
Semarang: UNDIP

Jayanti, N. 2010. Gagal Jantung Kongestif. Dimuat dalam


http://rentalhikari.wordpress.com/2010/03/22/lp-gagal-jantung-kongestif/
(diakses pada 6 Februari 2012)

Johnson, M.,et all. 2000. Nursing Outcomes Classification (NOC) Second Edition. New
Jersey: Upper Saddle River

Mansjoer, A dkk. 2007. Kapita Selekta Kedokteran, Jilid 1 edisi 3. Jakarta: Media
Aesculapius

Mc Closkey, C.J., Iet all. 1996. Nursing Interventions Classification (NIC) Second
Edition. New Jersey: Upper Saddle River

Santosa, Budi. 2007. Panduan Diagnosa Keperawatan NANDA 2005-2006. Jakarta:


Prima Medika

Udjianti, Wajan J. 2010. Keperawatan Kardiovaskuler. Jakarta: Salemba medika

Anda mungkin juga menyukai