Anda di halaman 1dari 19

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Atom adalah suatu satuan dasar materi, yang terdiri atas inti atom serta
awan elektron bermuatan negatif yang mengelilinginya. Atom memiliki struktur
yang unik. Ada beberapa model atom yaitu model atom Dalton, model atom
Thomson, model atom Rutherford, model atom Bohr, dan model De Broglie.
Model atom Bohr menggambarkan atom sebagai sebuah inti kecil bermuatan
positif yang dikelilingi oleh elektron yang bergerak dalam orbit sirkular
mengelilingi inti mirip sistem tata surya, tetapi peran gaya gravitasi digantikan
oleh gaya elektrostatik. Menurut Bohr, elektron-elektron bergerak di dalam orbit-
orbit dan memiliki momenta yang terkuantisasi. Untuk mengetahui bahwa energi
elektron atom terkuantitasi, salah satunya dengan mengamati interaksi atom
tersebut dengan cahaya (foton) yang jatuh pada atom tersebut. Adanya tingkat-
tingkat energi ini mengakibatkan terjadinya eksitasi atom. Salah satu mekanisme
untuk membuat atom tereksitasi adalah melaui tumbukan dengan partikel lain.
Untuk lebih memahami hal ini, perlu dilakukan simulasi-simulasi model atom
hidrogen.

1.2 Identifikasi Masalah


Dengan latar belakang yang telah disebutkan sebelumnya maka dapat di
identifikasikan masalah sebagai berikut : Bagaimana cara menggunakan aplikasi
simulasi peth untuk mengamati struktur dan perilaku dari atom hidrogen?

1.3 Tujuan Percobaan

1 Memahami struktur atom


2 Memahami peristiwa transisi elektron
3 Memahami kuantisasi energi
1.4 Metoda Percobaan

Untuk memperoleh data yang berhubungan dengan percobaan digunakan


metode kepustakaan (Library research) dan metode lapangan (Field
research).Percobaan kepustakaan (Library research) dilakukan untuk
memperoleh kerangka teori dari beberapa pendapat yang dikemukakan oleh
para ahli dan yang ada hubungannya dengan masalah yang akan
dibahas.Sedangkan percobaan lapangan (Field research) dimaksudkan untuk
memperoleh data-data tentang penelitian yang dikumpulkan dan kemudian
dianalisa.

1.5 Sistematika Penulisan

Penulisan Laporan ini terdiri dari 5 Bab. Bab I adalah bab


pendahuluan yang isinya membahas tentang latar belakang, identifikasi
masalah, tujuan percobaan, metoda percobaan, sistematika penulisan serta
pemberitahuan tempat dan waktu pelaksanaan percobaan.

Bab II adalah bab tinjauan pustaka. Bab III adalah bab mengenai
metodologi percobaan, bab ini menjelaskan prosedur yang akan kita lakukan,
keterangan serta kegunaan alat-alat tersebut dan tata cara pengambilan data.

Bab IV adalah bab data dan pembahasan.dalam bab ini akan


dicantumkan data hasil dari percobaan dalam bentuk tabel. di dalam bab ini
juga terdapat pengolahan data dan grafik terkait percobaan.

Bab V adalah kesimpulan berisi rangkuman hasil – hasil yang


didapat dalam percobaan kali ini

1.6 Waktu dan Tempat Percobaan

Percobaan dilakukan pada tanggal 05 Maret 2013, pukul 13.30


sampai dengan 16.00 WIB. Percobaan ini dilakukan di Laboratorium Fisika
Energi Jurusan Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Padjadjaran.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Atom adalah satuan unit terkecil dari sebuah unsur yang memiliki sifat-
sifat dasar tertentu. Setiap atom terdiri dari sebuah inti kecil yang terdiri dari
proton dan neutron dan sejumlah elektron pada jarak yang jauh. Proton, yaitu inti
atom yang bermuatan positif sedangkan elektron, yaitu inti atom yang bermuatan
negatif, sedangkan neutron, yaitu inti atom yang tidak bermuatan/ netral.

2.1 Model Atom Dalton

Pada tahun 1803, John Dalton mengemukakan pendapatnya tentang atom.


Teori atom Dalton didasarkan pada dua hukum, yaitu hukum kekekalan massa
(hukum Lavoisier) dan hukum susunan tetap (hukum prouts). Lavosier
mennyatakan bahwa "Massa total zat-zat sebelum reaksi akan selalu sama dengan
massa total zat-zat hasil reaksi". Sedangkan Prouts menyatakan bahwa
"Perbandingan massa unsur-unsur dalam suatu senyawa selalu tetap". Dari kedua
hukum tersebut Dalton mengemukakan pendapatnya tentang atom sebagai
berikut:

1. Atom merupakan bagian terkecil dari materi yang sudah tidak dapat dibagi
lagi
2. Atom digambarkan sebagai bola pejal yang sangat kecil, suatu unsur
memiliki atom-atom yang identik dan berbeda untuk unsur yang berbeda
3. Atom-atom bergabung membentuk senyawa dengan perbandingan
bilangan bulat dan sederhana. Misalnya air terdiri atom-atom hidrogen dan
atom-atom oksigen
4. Reaksi kimia merupakan pemisahan atau penggabungan atau penyusunan
kembali dari atom-atom, sehingga atom tidak dapat diciptakan atau
dimusnahkan.
2.2 Model Atom Joseph John Thompson

Joseph John Thompson merupakan penemu elektron. Thompson mencoba


menjelaskan keberadaan elektron menggunakan teori dan model atomnya.
Menurut Thompson, elektron tersebar secara merata di dalam atom yang dianggap
sebagai suatu bola yang bermuatan positif. Model atom yang dikemukakan oleh
Thompson sering disebut sebagai model roti kismis dengan roti sebagai atom
yang bermuatan positif dan kismis sebagai elektron yang tersebar merata di
seluruh bagian roti. Atom secara keseluruhan bersifat netral.

Gambar 2.1 Model atom Joseph John Thompson

2.3 Model Atom Ernest Rutherford

Penelitian penembakan sinar alfa pada plat tipis emas membuat Rutherford
dapat mengusulkan teori dan model atom untuk memperbaiki teori dan model
atom Thompson. Menurut Rutherford, atom mempunyai inti yang bermuatan
positif dan merupakan pusat massa atom dan elektron-elektron mengelilinginya.

Rutherford berhasil menemukan bahwa inti atom bermuatan positif dan


elektron berada diluar inti atom. Akan tetapi teori dan model atom yang
dikemukakan oleh Rutherford juga masih mempunyai kelemahan yaitu teori ini
tidak dapat menjelaskan fenomena kenapa elektron tidak dapat jatuh ke inti atom.
Padahal menurut fisika klasik, partikel termasuk elektron yang mengorbit pada
lintasannya akan melepas energi dalam bentuk radiasi sehingga elektron akan
mengorbit secara spiral dan akhirnya jatuh ke iti atom.
Gambar 2.2 Model Atom Ernest Rutherford

2.3 Model Atom Bohr

Pada tahun 1913 Neils Bohr pertama kali mengajukan teori kuantum untuk
atom hydrogen. Model ini merupakan transisi antara model mekanika klasik dan
mekanika gelombang. Karena pada prinsip fisika klasik tidak sesuai dengan
kemantapan hidrogen atom yang teramati. Model atom Bohr memperbaiki
kelemahan model atom Rutherford. Untuk menutupi kelemahan model atom
Rutherford, Bohr mengeluarkan empat postulat. Gagasan Bohr menyatakan bahwa
elektron harus mengorbit di sekeliling inti.

 Dua gagasan kunci Model atom Bohr


1. Elektron-elektron bergerak di dalam orbit-orbit dan memiliki momentum
yang terkuantisasi, dan dengan demikian energi yang terkuantisasi. Ini
berarti tidak setiap orbit, melainkan hanya beberapa orbit spesifik yang
dimungkinkan ada yang berada pada jarak yang spesifik dari inti.
2. Elektron-elektron tidak akan kehilangan energi secara perlahan-lahan
sebagaimana mereka bergerak di dalam orbit, melainkan akan tetap stabil
di dalam sebuah orbit yang tidak meluruh.
 Postulat Dasar Model Atom Bohr
Ada empat postulat yang digunakan untuk menutupi kelemahan model
atom Rutherford, antara lain :

1. Atom Hidrogen terdiri dari sebuah elektron yang bergerak


dalam suatu lintas edar berbentuk lingkaran mengelilingi inti atom ;
gerak elektron tersebut dipengaruhi oleh gaya coulomb sesuai dengan
kaidah mekanika klasik.
2. Lintas edar elektron dalam hydrogen yang mantap hanyalah
memiliki harga momentum angular L yang merupakan kelipatan dari
tetapan Planck dibagi dengan 2π.

dimana n = 1,2,3,… dan disebut sebagai bilangan kuantum utama, dan


h adalah konstanta Planck.

3. Dalam lintas edar yang mantap elektron yang mengelilingi inti


atom tidak memancarkan energi elektromagnetik, dalam hal ini energi
totalnya E tidak berubah.
4. Jika suatu atom melakukan transisi dari keadaan energi tinggi
EU ke keadaan energi lebih rendah E I, sebuah foton dengan energi
hυ=EU-EI diemisikan. Jika sebuah foton diserap, atom tersebut akan
bertransisi ke keadaan energi rendah ke keadaan energi tinggi.

Bohr menyatakan bahwa elektron-elektron hanya menempati orbit-orbit


tertentu disekitar inti atom, yang masing-masing terkait sejumlah energi kelipatan
dari suatu nilai kuantum dasar.

Model Bohr dari atom hidrogen menggambarkan elektron-elektron


bermuatan negatif mengorbit pada kulit atom dalam lintasan tertentu mengelilingi
inti atom yang bermuatan positif. Ketika elektron meloncat dari satu orbit ke orbit
lainnya selalu disertai dengan pemancaran atau penyerapan sejumlah energi
elektromagnetik hf.

Menurut Bohr, ada aturan fisika kuantum yang hanya mengizinkan


sejumlah tertentu elektron dalam tiap orbit. Hanya ada ruang untuk dua elektron
dalam orbit terdekat dari inti.

Gambar 2.3 Model Atom Bohr

Model ini adalah pengembangan dari model puding prem (1904), model
Saturnian (1904), dan model Rutherford (1911). Karena model Bohr adalah
pengembangan dari model Rutherford, banyak sumber mengkombinasikan kedua
nama dalam penyebutannya menjadi model Rutherford-Bohr.

Model Bohr adalah sebuah model primitif mengenai atom hidrogen.


Sebagai sebuah teori, model Bohr dapat dianggap sebagai sebuah pendekatan orde
pertama dari atom hidrogen menggunakan mekanika kuantum yang lebih umum
dan akurat, dan dengan demikian dapat dianggap sebagai model yang telah usang.
Namun demikian, karena kesederhanaannya, dan hasil yang tepat untuk sebuah
sistem tertentu, model Bohr tetap diajarkan sebagai pengenalan pada mekanika
kuantum.
Gambar 2.4 Model Bohr untuk atom hydrogen

 Lintasan yang diizinkan untuk elektron dinomori n = 1, n = 2, n =3 dst.


Bilangan ini dinamakan bilangan kuantum, huruf K, L, M, N juga
digunakan untuk menamakan lintasan

 Jari-jari orbit diungkapkan dengan 12, 22, 32, 42, …n2. Untuk orbit tertentu
dengan jari-jari Bohr minimum a0 = 0,529 Å

4 πε 0 ℏ 2
a0 =
me 2

 Jika elektron tertarik ke inti dan dimiliki oleh orbit n, energi dipancarkan
dan energi elektron menjadi lebih rendah sebesar
−B
En = ,
n2
-18
B : konstanta numerik dengan nilai 2,179 x 10 J =−13. 6eV
E∞ = 0

E3 = -0,8 eV

E2 = -3,4 eV

E1 = -13,6 eV

Gambar 2.5 Tingkat-tingkat energi atom hidrogen

Energi eksitasi suatu keadaan eksitasi n adalah energi diatas keadaan dasar, E n -
E1. Jadi, keadaan eksitasi pertama (n=2) mrmiliki energi eksitasi sebesar -3,4 eV –
(-13,6 eV ) atau 10,2 eV, keadaan eksitasi kedua memiliki energi eksitasi 12,1 eV
dan seterusnya.

Proses eksitasi terjadi apabila elektron dengan tingkat energi rendah


pindah ke lintasan dengan tingkat energi lebih tinggi disebabakan gaya tarik atau
gaya tolak radiasi partikel bermuatan maka elektron akan menyerap energi. Atom
yang mengalami eksitasi ini disebut dalam keadaan tereksitasi (excited state) dan
akan kembali kekeadaan dasar (ground state) dengan memancarkan radiasi sinar-
X. Peristiwa ini disebut deeksitasi. Baik eksitasi maupun deeksitasi inilah yang
disebut transisi elektron. Jika sebuah elektron pada tingkat eksitasi jauh ke tingkat
yang rendah, kehilangan energinya dipancarkan sebagai foton cahaya tunggal.
Jika energi keadaan awal E2 dan energi keadaan akhir E1 energi foton yang
dipancar adalah

hv=E 2−E1

hc
=E 2−E1
λ

hc
λ=
E 2−E1

λ : panjang gelombang En : tingkat energi

rn : orbit elektron h : Konstanta Planck


m : massa elektron n : bilangan kuantum utama

e : muatan elektron ε0 : permitivitas ruang hampa

Gambar 2.6 Peristiwa eksitasi

2.4 Model De Broglie


Sebuah elektron dalam mengelilingi inti hanya dalam orbit yang
mengandung bilangan bulat kali panjang gelombang de broglienya

nλ=2 π r n

Energi total yang dapat dimiliki elektron atom hidrogen, terkuantisasi


seperti persamaan berikut

−me 4 1
En =
8 ε 04 h2 n2

E1
En=
n2

2.5 Model Schrodinger

Elektron-elektron yang mengelilingi inti terdapat di dalam suatu orbital


yaitu dalam 3 dimensi, yang memerlukan tiga bilangan kuantum yaitu bilangan
kuantum utama (n), sudut (ℓ), dan magnetik (m). Terdapat persyaratan elektron
boleh bertransisi dari suatu keadaan energi yang lebih tinggi ke keadaan energi
yang lebih rendah yaitu bila kedua keadaan tersebut mempunyai perbedaan
bilangan kuantum orbital : ∆ℓ = ±1.
BAB III

METODA PERCOBAAN

3.1. Alat dan Bahan Percobaan

 Komputer
 Modul simulasi

3.2 Prosedur Percobaan


1. Memahami Struktur Atom Hidrogen

Membuka simulasi Peth, maka akan terlihat gambar seperti di bawah :

Lakukan langkah-langkah seperti di bawah ini :


 Klik Predication, maka akan terlihat model-model atom (ada 6 model
atom)
 Klik di salah satu model yang akan diamati, maka akan terlihat
modelnya
 Mengamati cahaya : klik light control, lalu klik lagi cahaya di salah satu
cahaya yang akan diamati (white atau monochromatic), akan terlihat
gambar berkas cahaya.
 Untuk dapat mengamati lebih teliti, geser-geser slider kearah slow, atau
gunakan tombol pause kemudian gunakan tombol step.

2. Memahami Peristiwa Transisi Elektron Atom Hidrogen


Untuk mengetahui bahwa energi elektron atomik terkuantisasi, diantaranya
dengan mengamati interaksi atom tersebut dengan cahaya (foton) yang
jatuh pada atom tersebut. Simulasinya sebagai berikut :
 Klik pada model atom yang akan kita amati (misal atom hidrogen).
 Klik foton yang akan kita pakai (white atau monochromatic), jika yang
digunakan monochromatic sebaiknya slider terlebih dahulu ditempatkan
pada panjang gelombang yang paling besar (780 nm).
 Klik light control, kemudian amati dan catat panjang gelombang dan
apa yang terlihat. Mengubah-ubah besarnya panjang gelombang foton
dari yang paling kecil, mengamati dan mencatat apa yang terjadi. (Data
pengamatan ditulis dalam bentuk tabel). Mengamati setiap foton yang
diabsorbsi dan setiap foton yang diemisikan.
 Untuk mengamati panjang gelombang foton dan banyaknya foton yang
diemisikan, klik show spectrometer, akan terlihat panjang gelombang
dan banyaknya foton-foton yang diemisikan.
 Untuk mengamati tingkat energi atom hidrogen, klik energy level, maka
akan terlihat sketsa atom hidrogen.
BAB IV

DATA & ANALISA

4.1 Data Hasil Pengamatan

Tabel 1. Hasil Pengamatan Struktur Atom Hidrogen

No Model Atom Keterangan


1 Billiard Ball Berbentuk bulat seperti bola
Plum Bahan bermuatan positif berbentuk seperti awan dan di
2
Pudding dalamnya terdapat elektron yang bergerak
Classical Elektron mengelilingi inti dan kemudian elektron jatuh ke inti
3
Solar System (ambruk/ terjadi seperti ledakan)
Terdiri dari inti yang terletak di pusat atom, elektron
4 Bohr mengelilingi inti. Terjadi eksitasi dan deeksitasi jika
bertumbukan dengan energi tertentu
Terdiri dari inti yang terletak di pusat atom, elektron
5 De Broglie mengelilingi inti dengan bergerak gelombang setiap lintasan
jumlah panjang gelombang dan panjang gelombangnya berbeda
Atom terdiri dari inti terletak di pusat atom dan terlihat cahaya
6 Schrodinger
disekitarnya

Tabel 2. Hasil Pengamatan Berkas Cahaya

No Foton Warna
Terdapat foton dengan panjang gelombang mulai dari 92 nm
1 Monochromatic
sampai dengan 780 nm
Terdapat 7 warna berbentuk buntelan-buntelan (paket
2 White
cahaya)

Tabel 3. Hasil Pengamatan Transisi Elektron dan Kuantisasi Energi Atom


Hidrogen dengan Menggunakan Model Atom Bohr

Frekuensi Absorpsi Eksitasi Transisi


Foton yang
Elektron Elektron
No diemisikan
λ (nm) Warna dari ni dari ni
(warna)
→nf →nf
1 780 Merah tua - - -
2 751 Merah - - -
3 701 Merah darah - - -
4 650 Merah terang - - -
5 601 Kuning - - -
6 550 Hijau rumput - - -
7 500 Biru telur asin - - -
8 450 Biru - - -
9 400 Ungu - - -
10 350 Abu-abu (UV) - - -
11 151 Abu-abu (UV) - - -
12 125 Abu-abu (UV) - - -
13 122 Abu-abu (UV) 1→2 2→1 Abu-abu (UV)
14 118 Abu-abu (UV) - - -
15 111 Abu-abu (UV) - - -
16 109 Abu-abu (UV) - - -
3→2 Merah
17 103 Abu-abu (UV) 1→3 3→1 Abu-abu (UV)
2→1 Abu-abu (UV)
4→3 Infra Red
4→2 Biru Muda
18 97 Abu-abu (UV) 1→4
4→1 Abu-abu (UV)
3→1 Abu-abu (UV)
5→1 Abu-abu (UV)
5→4 Infra Red
5→2 Biru
4→3 Infra Red
19 95 Abu-abu (UV) 1→5
4→2 Biru Muda
3→2 Merah
3→1 Infra Red
2→1 Abu-abu (UV)
6→5 Infra Red
6→4 Infra Red
6→3 Infra Red
6→2 Ungu
6→1 Abu-abu (UV)
4→2 Biru Muda
20 94 Abu-abu (UV) 1→6 3→2 Merah
2→1 Abu-abu (UV)
5→1 Abu-abu (UV)
5→2 Biru Tua
4→1 Abu-abu (UV)
5→3 Infra Red
4→3 Infra Red
Tabel 4. Hasil Pengamatan Spectrometer (Cahaya yang Diemisikan)

Monochromatic

Panjang Jumlah Foton yang Diemisi Jumlah


Gelombang
yang Warna Abu- Biru Mera Infrare
Diabsorpsi Ungu Biru Muda
abu Tua h d
λ (nm)
1 1 11
94 Ungu 2 baris 1 baris 1 baris 5 baris
baris baris baris
1
95 Ungu 2 baris - 1 baris 1 baris 3 baris 8 baris
baris
1
103 Ungu 2 baris - - - - 3 baris
baris
122 Ungu 1 baris - - - - - 1 baris
125 Ungu - - - - - -

White

Jumlah Foton yang Diemisi Jumlah


Abu- Biru Biru Infrar
Ungu Merah
abu Tua Muda ed
2 1 1 5
1 baris 1 baris 4. aris
baris baris baris baris

4.2 Analisa Data

Struktur atom untuk masing-masing model sesuai dengan teori. Untuk


model atom Billiard Ball dapat dilihat bahwa atom berbentuk bulat seperti bola.
Pada model atom Plum Pudding, dapat diamati bahwa atom merupakan bahan
bermuatan positif yang berbentuk seperti awan dan didalamnya terdapat elektron
yang bergerak dan menyebar. Pada model atom Classical Solar System terlihat
bahwa elektron mengelilingi inti dan kemudian elektron jatuh ke inti (ambruk)
hingga terlihat seperti ledakan. Pada model atom Bohr, atom terdiri dari inti yang
terletak di pusat atom yang dikelilingi oleh elektron. Pada model atom De Broglie,
atom terdiri dari inti yang terletak di pusat atom dan elektron mengelilingi inti
dengan bergerak gelombang setiap lintasan jumlah panjang gelombang dengan
panjang gelombangnya yang berbeda. Pada model atom Schrodinger, atom terdiri
dari inti yang erletak di pusat atom dengan cahaya yang terlihat di sekitarnya.

Untuk pengamatan berkas cahaya menggunakan monokromatik dan


polikromatik (putih). Pada foton monochromatic, terlihat foton dengan panjang
gelombang mulai dari 92 nm sampai dengan 780 nm. Pada foton polikromatik
(putih), terdapat 7 warna berbentuk buntelan-buntelan (paket) cahaya.

Untuk pengamatan berikutnya menggunakan model Bohr, hanya foton


dengan panjang gelombang tertentu saja yang dapat diserap oleh elektron
sehingga dieksitasi dan mengalami transisi elektron sehingga menghasilkan foton
yang diemisikan. Pada percobaan terlihat bahwa untuk panjang gelombang berkas
cahaya dari 780 nm sampai dengan diatas 122 nm dan dibawah dari 122 nm
sampai dengan diatas 103 nm tidak ada yang diserap. Sedangkan pada masing-
masing foton yang dapat diserap, tiap-tiap foton yang diemisikan memiliki nilai
panjang gelombang yang berbeda tiap transisi elektron dengan energi transisi
yang berbeda pula. Hal ini membuktikan bahwa energi total yang dimiliki
elektron atom hidrogen terkuantisasi.

Hasil pengamatan spektrometer untuk model De Broglie sama dengan


hasil pengamatan model Bohr. Sedangkan untuk mengamati hasil spektrum model
Schrodinger memerlukan waktu yang relatif lama. Pada foton monochromatic,
panjang gelombang yang diabsorpsi oleh atom sebesar 94 nm maka ada 11 macam
panjang gelombang foton yang diemisikan. Pada panjang gelombang yang
diabsorpsi oleh atom sebesar 95 nm maka jumlah atom yang diemisikan sebanyak
8 macam panjang gelombang. Pada panjang gelombang yang diabsorpsi sebesar
103 nm maka ada 3 macam panjang gelombang foton yang diemisikan. Jika
panjang gelombang yang diabsorpsi sebesar 122 nm maka ada 1 macam panjang
gelombang foton yang diemisikan. Pada panjang gelombang yang diabsorpsi
sebesar 125 nm maka tidak akan ada foton yang diemisikan. Sedangkan pada
foton polikromatik (white), jumlah foton yang akan diemisikan sebanyak 11
macam panjang gelombang. Untuk berkas cahaya polikromatik (putih) terdiri dari
7 warna.

Setelah melakukan pengamatan, dapat diketahui bahwa abu-abu (UV)


memiliki panjang gelombang sedikit di atas 92 nm. Ungu memiliki panjang
gelombang sedikit di atas 400 nm. Biru tua memiliki panjang gelombang diantara
425 nm – 450 nm. Biru muda memiliki panjang gelombang diantara 450 nm – 500
nm. Infra Red (IR) memiliki panjang gelombang diantara 780 nm – 7500 nm.

BAB V
KESIMPULAN

5.1 Atom adalah suatu satuan dasar materi, yang terdiri atas inti atom serta awan
elektron bermuatan negatif yang mengelilinginya. Atom memiliki struktur yang unik. Ada
beberapa model atom yaitu model atom Dalton, model atom Thomson, model atom
Rutherford, model atom Bohr, dan model De Broglie. Elektron-elektron dapat
memancarkan dan menyerap radiasi elektromagnetik. Sekumpulan atom demikian
pula dapat berikatan satu sama lainnya, dan membentuk sebuah molekul.

5.2 Transisi elektron adalah peristiwa ketika elektron dengan tingkat energi
rendah pindah ke lintasa dengan tingkat energi lebih tinggi dimana elektron akan
menyerap energi dan juga ketika elektron dengan pindah dari lintasan dengan
tingkat energi lebih tinggi ke lintasan dengan tingkat energi lebih rendah dimana
elektron akan memancarkan energi foton.

5.3 Pada praktikum, foton-foton yang diemisikan mempunyai panjang gelombang


berbeda-beda untuk setiap perbedaan energi transisi yang berbeda. Hal ini
menunjukkan bahwa energi total yang dimiliki elektron hidrogen terkuantisasi.

DAFTAR PUSTAKA
1. Krane, Kenneth S. 1992. Fisika Modern. Jakarta : UI Press
2. Gribbin, John. 2003. Fisika Kuantum. Jakarta : Erlangga
3. http://id.wikipedia.org/wiki/Model_Bohr
4. http://yulpan-paisal.blogspot.com/2012/05/normal-0-false-false-false-en-
us-x-none.html
5. http://kimia.upi.edu/utama/bahanajar/kuliah_web/2007/Vika
%20Susanti/dalton.html
6. Gambar 2.1
http://hermesgarpesimanullang.blogspot.com/2013/01/teori-atom-john-
dalton-jj-thomson.html
Gambar 2.2
http://bundafisika.blogspot.com/2012/07/model-atom-rutherford.html
Gambar 2.3 dan 2.4
http://denipermana125.wordpress.com/2012/06/page/2
Gambar 2.5 dan 2.6
http://hyperphysics.phy-astr.gsu.edu/hbase/frhz.html

Anda mungkin juga menyukai