Anda di halaman 1dari 10

Artikel Bimbingan dan Konseling

Oleh :

NAMA : Uci Rahmadani


NIM : 19033066
PRODI : PENDIDIKAN FISIKA

UNIVERSITAS NEGERI PADANG


2021
Asas-Asas Bimbingan dan Konseling

Oleh : Uci Rahmadani

Abstrak :

Bimbingan dan Konseling adalah proses interaksi antara konseler dengan konsel baik secara
langsung maupun tidak langsung dalam rangka untuk membantu konseling agar dapat
mengembangkan potensi dirinya ataupun memecahkan permasalahan yang dialaminya.
Keberhasilan pelaksanaan bimbingan dan konseling sangat ditentukan oleh kaidah-kaidah yang
berlaku atau dalam kata lain disebut “asas”. Asas-asas bimbingan dan konseling adalah
merupakan rukun yang harus dipegang teguh dan dikuasai oleh seorang guru pembimbing/
konselor dalam menjalankan pelayanan atau kegiatan bimbingan dan konseling, asas-asas
bimbingan konseling terdiri dari asas kerahasiaan, asas kesukarelaan, asas keterbukaan, asas
kegiatan , asas kemandirian, asas kekinian asas kedinamisan, asas keterpaduan, asas
kenormatifan, asas keahlian , asas alih tangan dan asas tutwuri handayani.

Pendahuluan :

Sebagai salah satu lembaga pendidikan, sekolah membutuhkan pelayanan BK dalam


penyelenggaraan dan peningkatan kondisi kehidupan di sekolah demi tercapainya tujuan
pendidikan yang berjalan seiring dengan visi profesi konseling yaitu terwujudnya kehidupan
kemanusiaan yang membahagiakan melalui tersedianya pelayanan bantuan dalam memberikan
dukungan perkembangan dan pengentasan masalah agar individu berkembang secara optimal,
mandiri dan bahagia.
Namun untuk mencapai tujuan tersebut Konselor haruslah memenuhi Asas Bimbingan dan
Konseling. Pemenuhan asas-asas bimbingan itu akan memperlancar pelaksanaan dan lebih
menjamin keberhasilan layanan/kegiatan, sedangkan pengingkarannya akan dapat menghambat
atau bahkan menggagalkan pelaksanaan, serta mengurangi atau mengaburkan hasil
layanan/kegiatan bimbingan dan konseling itu sendiri. Asas-asas bimbingan dan konseling
adalah merupakan rukun yang harus dipegang teguh dan dikuasai oleh seorang guru
pembimbing/ konselor dalam menjalankan pelayanan atau kegiatan bimbingan dan konseling

Tinjauan Pustaka :

Pengertian Asas Bimbingan dan Konseling


Dalam kamus besar bahasa Indonesia asas berarti “Dasar”. Tetapi asas dalam pengertian disini
adalah bukan dasar tetapi “Rukun”.Jadi asas bimbingan dan konseling berarti “Rukun yang harus
dipegang teguh dan dikuasai oleh seorang guru pembimbing atau konselor dalam menjalankan
pelayanan atau kegiatan bimbingan dan konseling”. (hasil diskusi kelas : 25-03-2012).Setiap
kegiatan kadang-kadang ada asas yang dijadikan pegangan dalam melaksanakan kegiatan
tersebut.Demikian pula dalam layanan/ kegiatan bimbingan dan konseling, ada asas yang
dijadikan pegangan dalam menjalankan kegiatan itu.Menurut Prayitno ada dua belas asas yang
harus menjadi dasar pertimbangan dalam kegiatan pelayanan bimbingan dan koseling.

Asas – Asas Bimbingan Konseling


Pelayanan bimbimngan dan konseling adalah pekerjaan profesional sesuai dengan makna apeksi,
dan perlakuan konselor terhadap kasus, pekerjaan profesional itu harus di laksanakan dengan
mengikuti kaidah –kaidah yang menjamin efisien dan efektivitas proses dan lainnya. Kaidah –
kaidah tersebut di dasarkan atas tuntutan keilmuan layanan di satu segi ( antara lain bahwa
layanan harus di dasarkan atas data dan tingkat perkembangan klien ), dan tuntunan oktimalisasi
proses peyelenggaraan pelayanan di segi lain ( yaitu antara lain suasana konseling di tandai oleh
adanya kehangatan, pemahaman, penerimaan, kebebasan, dan keterbukaan, serta sebagai sumber
daya yang perlu di aktifkan.
Dalam penyelenggaraan pelayanan bimbingan dan konseling kaidah – kaidah tersebut di kenal
dengan asas bimbingan dan konseling, yaitu ketentuan – ketentuan yang harus di terapkan dalam
peyelenggaraan pelayanan itu.
Asas – asas yang di maksud adalah asas kerahasian, kesukarelaan, keterbukaan, kekinian,
kemandirian, kegiatan, kedinamisan, keterpaduan, kenormatifan, keahlian, alih tangan, dan
tutwuri hadayani ( prayitno,1987 )
1. Asas Kerahasiaan
Asas-asas kerahasian yaitu menuntun dirahasiakanya segenap data dan keterangan peserta didik
yang menjadi sasaran layanan , yaitu data atau keterangan yang tidak boleh dan tidak layak
diketahui oleh orang lain .
Sebagaimana telah diketahui bahwa dalam kegiatan bimbingan dan koseling, kadang-kadang
konseli harus menyampaikan hal-hal yang sangat pribadi/ rahasia kepada konselor.Oleh karena
itu konselor harus menjaga kerahasiaan data yang diperolehnya dari konselinya.
Sebgai konselor berkewajiban untuk menjaga rahasia data tersebut, baik data yang diperoleh dari
hasil wawancara atau konseling, karena hubungan menolong dalam bimbingan dan konseling
hanya dapat berlangsung dengan baik jika data informasi yang dipercayakan kepada konselor
atau guru pembimbing dapat dijamin kerahasiaannya. Asas ini bisa dikatakan sebagai “Asas
Kunci” dalam kegiatan pelayanan bimbingan dan konseling, karena dengan adanya asas
kerahasiaan ini dapat menimbulkan rasa aman dalam diri konseli.
Berdasarkan apa yang dikemukakan di atas, maka apa yang terjadi saat pelayanan bimbingan dan
konseling yang dilakukan oleh konselor dan konseli baik itu isi pembicaraan atau pun sikap
konseli, kerahasiaanya perlu dihargai dan dijaga dengan baik. Demikian pula catatan-catatan
yang dibuat sewaktu atau pun sesudah wawancara atau konseling perlu disimpan dengan baik
dan kerahasiaanya dijaga dengan cermat oleh konselor.
Contoh asaa kerahasian :ada seorang konseli yang menceritakan kepada konselor bahwa seorang
konseli itu memiliki penyakit HIV yang didapatnya sejak lama maka seorang konselor harus bisa
menjaga kerahasian tersebut agar penyakit konseli itu tidak di ketahui oleh orang banyak .
2. Asas Kesukarelaan
Asas kesukarelaan yaitu assa BK yang menghendaki adanya kesukaaan dan kerelaan peserta
didik mengikuti atau menjalankan layanan atau kegiatan yang di peruntukan baginya . Telah
dikemukakan bahwa bimbingan merupakan proses membantu individu.
Perkataan membantu disini mengandung arti bahwa bimbingan bukan merupakan suatu paksaan,
akan tetapi merupakan suatu binaan. Oleh karena itu dalam kegiatan bimbingan dan konseling
diperlukan adanya kerjasama yang demokratis antara konselor/ guru pembimbing dengan
konselinya. Kerjasama akan terjalin bilamana konseli dapat dengan suka rela menceritakan serta
menjelaskan masalah yang dialaminya kepada konselor.
Contoh asas kesukarelaan : ada seorang peserta didik yang selalu tidak masuk dikarenakan tidak
suka pada pada salah satu mata pelajaran di sekolahnya , sebagai guru konselor seharusnya kita
harus mengubah sikap/perilaku konseli tersebut agar dapat suka pada mata pelajaran tersebut
dengan selalu membina dan mengembangkanya.
3. Asas Keterbukaan
Asas keterbukaan yaitu asas BK yang menghendaki agar peserta didik yang menjadi sasaran
layanan atau kegiataan bersikap terbuka dan tidak berpura-pura, baik di dalam memberikan
keterangan tentang dirinya sendiri maupun dalam menerima berbagai informasi dan materi dari
luar yang berguna bagi pengembangan dirinya .
Asas keterbukaan merupakan asas yang sangat penting bagi konselor/ guru pembimbing, karena
hubungan tatap muka antara konselor dan konseli merupakan pertemuan bathin tanpa tedeng
aling-aling.Dengan adanya keterbukaan ini dapat ditumbuhkan kecenderungan pada konseli
untuk membuka dirinya, untuk membuka kedok hidupnya yang menjadi penghalang bagi
perkembangan psikisnya.Konselor yang sukses adalah konselor yang bisa memudahkan konseli
untuk membuka dirinya dan berusaha memahami lebih jauh tentang dirinya sendiri.Truax dan
Carkhuff menyimpulkan bahwa “ada hubungan yang erat antara keterbukaan konselor dan
kemampuan klien membuka diri (self exploration).”
Asas ini menghendaki agar konseli bersifat terbuka dan tidak berpura-pura dalam memberikan
keterangan maupun informasi.Dalam hal ini konselor/ guru pembimbing berkewajiban
mengembangkan keterbukaan konseli.Agar konseli dapat terbuka, guru pembimbing terlebih
dahulu harus bersikap terbuka dan tidak berpura-pura. Hal demikian akan mendorong konseli
mengekspresikan pengalaman pribadinya.
Keterusterangan dan kejujuran si terbimbing akan terjadi jika si terbimbing tidak lagi
mempersoalkan asas kerahasiaan dan kesuka relaan ; maksudnya , si terbimbing telah betul-betul
telah mempercayai konselornya lebih jauh, keterbukaan akan semakin berkembang apabila klien
tahu bahwa kinselornya terbuka.
Keterbukaan di sini di tinjau dari dua arah. Dari pihak klien di harapkan pertama-tama mau
membuka diri sendiri sehingga apa yang ada pada dirinya dapat di ketahui oleh orang lain, dan
kedunya mau membuka diri dalam arti mau menerima saran-saran dan masukan lain lainya dari
pihak luar.
Contoh asas keterbukaan : ada seorang konseli yang memiliki sifat tertutup sebagai konselor kita
harus dapat mengubah konseli untuk bicara secara terbuka dan tidak berpura-pura dalam
menceritakan maslah pribadinya sendiri ,sehingga konseli dapat berbicara jujur dan merasa
nyaman dalam menyampaikan masalahhnya.
4. Asas Kekinian
Asas kekinian yaitu asas bimbingan yang mengkehendaki agar obyek sasaran layanan BK ialah
permasalahan peserta didik dalam kondisi masa sekarang. Layanan yang berkenan dengan masa
depan atau masa lamoau dilihat dampak atau kaitan dengan kondisi yang ada dan apa yang dapat
diperbuat sekarang .Pada umumnya pelayanan bimbingan dan konseling bertitik tolak dari
masalah yang dirasakan konseli saat kini atau sekarang, namun pada dasarnya pelayanan
bimbingan dan konseling itu sendiri menjangkau dimensi waktu yang lebih luas, yaitu masa lalu,
sekarang, dan masa yang akan datang.
Permasalahan yang dihadapi oleh konseli sering bersumber dari rasa penyesalannya terhadap apa
yang terjadi pada masa lalu, dan kekhawatiran dalam menghadapi apa yang akan terjadi pada
masa yang akan datang, sehingga ia lupa dengan apa yang harus dan dapat dikerjakannya pada
saat ini.
Sesuai apa yang terkemukan di atas, maka diharapkan konselor dapat mengarahkan konseli
untuk memecahkan masalah yang sedang dihadapinya sekarang. Sebagaimana firman Allah
SWT
Artinya :
“Demi masa.Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian.Kecuali orang-orang yang
beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan
nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran.” (QS. Al Ashr : 1-3).
Contoh asaa kekinian ; konselor tidak banyak fokus pada masalah yang telah di hadapi , tetapi
konselor harus terus memantau perkembangan konseli baik fisik dan psikisnya.
5. Asas Kemandirian
Asas kemandirian yaitu asas BK yang menunjuk pada tujuan umum BK,yaitu : peserta didik
sebagai sasaran layanan BK diharapkan menjadi individu –individu yang mandiri dengan ciri-ciri
mengenal dan menerima diri sendiri dan lingkungannya, mampu mengambil keputusan
,mengarahkan serta mewujudkan diri sendiri.
Salah satu tujuan pemberian layanan bimbingan dan konseling adalah agar konselor berusaha
menghidupkan kemandirian di dalam diri konseli.Ciri-ciri kemandirian tersebut yaitu mengenal
dan menerima diri sendiri dan lingkungannya, mampu mengambil keputusan, mengarahkan serta
mewujudkan diri sendiri. Guru pembimbing hendaknya mampu mengarahkan segenap pelayanan
bimbingan dan konseling yang diselenggarakannya bagi berkembangnya kemandirian konseli.
Agar dapat tumbuh sikap kemandirian tersebut, maka konselor harus memberikan respon yang
cermat terhadap konseli atas keluhan-keluhan yang diungkapkan.Individu yang terbimbing
setelah dibantu diharapkan dapat mandiri dengan ciri-ciri pokok mampu:
(a).mengenal diri sendiri dan lingkungan sebagaimana mestinya.
(b).menerima diri sendiri dan lingkungan secara positif dan dinamis.
(c).mengambil keputusan untuk dan oleh diri sendiri.
(d).mengarahkan diri sesui dengan keputusan itu.
(e).mewujudkan diri secara optimal sesuai dengan potensi,minat dan kemampuan-
kemampuan yang di miliki.
Kemandirian dengan ciri-ciri umum di atas haruslah disesuikan dengan tingkat perkembangan
dan peranan klien dalam kehidupan sehari-hari. Kemandiran sebagai hasil konseling menjadi
arah dari keseluruhan proses konseling, dan hal itu didasari baik oleh konselor maupun klien.
Contoh asaa kemandirian : ada seorang konseli yang cacat fisik datang pada kita dia
menceritakan bahwa dia tidak memiliki semangat untuk meluruskan hidupnya, sebagai konselo
yang profesional kita harus bisa menumbuhkan rasa semangat hidup dengan cara memberikan
pemahaman agar konseli tersebut mengenal dan menerima dirinya dan lingkungan ,dan mampu
mengambil sebuah keputusan agar konseli tersebut menjadi diri yang mandiri .
6. Asas Kegiatan
Asas kegiatan yaitu asa BK yang mengkehendaki agar peserta didik yang menjadi sasaran
layanan berpartisipasi secara aktif di dalam penyelenggaraan layanan atau kegiatan BK.
Dalam proses pelayanan bimbingan dan konseling kadang-kadang konselor memberikan
beberapa tugas dan kegiatan pada konslinya. Dalam hal ini konseli harus mampu melaksanakan
sendiri kegiatan-kegiatan tersebut dalam rangka mencapai tujuan bimbingan dan konseling yang
telah ditetapkan.Asas ini menghendaki agar konseli bisa berpartisipasi secara aktif atas kegiatan
yang diselenggarakan oleh konselor. Di pihak lain konselor harus berusaha/ mendorong agar
konseli mampu melaksanakan kegiatan yang telah ditetapkan tersebut.
Asas ini merujuk pada pola konseling”multidimensional” yang tidak hanya mengandalkan
transaksi perbal antara klien dan konselor. Dalam selenggara, yaitu klien aktif menjalani proses
konseling dan aktif pula melaksanakan/menerapkan hasil-hasil konseling.
Contoh asas kegiatan : seorang konselor harus bisa membuat suatu program kegiatan seperti
ospek maupun MOS (siswa baru ) agar konseli /peserta didik dapat mengenali lingkungan yang
baru serta mampu untuk mnyesuaikan dirinya dengan lingkungan yang baru.
7. Asas Kedinamisan
Asas kedinamisan yaitu asas BK yang mengkehendaki agar isi layanan terhadap sasaran layanan
yang sama kehendaknya selalu bergerak maju,tidak monoton,dan terus berkembang serta
berkelanjutan sesuai dengan kebutuhan dan tahap perkembanganya dari waktu ke waktu .
Keberhasilan usaha pelayanan bimbingan dan konseling ditandai dengan terjadinya perubahan
sikap dan tingkah laku konseli ke arah yang lebih baik.
Untuk mewujudkan terjadinya perubahan sikap dan tingkah laku itu membutuhkan proses dan
waktu tertentu sesuai dengan kedalaman dan kerumitan masalah yang dihadapi konseli. Isi
layanan bimbingan dan konseling dari asas ini adalah selalu bergerak maju, tidak monoton, dan
terus berkembang serta berkelanjutan sesuai dengan kebutuhan dan tahap perkembangannya dari
waktu ke waktu.Konselor dan pihak-pihak lain diminta untuk memberikan kerjasama
sepenuhnya agar pelayanan bimbingan dan konseling yang diberikan dapat dengan cepat
menimbulkan perubahan dalam sikap dan tingkah laku konseli.Asas kedinamisan mengacuh
pada hal-hal baru yang hendaknya terdapat pada dan menjadi ciri-ciri dari proses konseling dan
hasil-hasil nya.
Contoh asas kedinamisan :seorang konselor harus mampu mengikuti pergerakan zaman , agar
konselor dapat menyelesaikan suatu permasalahn yang pada seorang konseli yang semakin
kompleks misalnya keluarga broken serta pergaulan bebas dikalangan pemuda ..
8. Asas Keterpaduan
Asas keterpaduan yaitu asas BK yang mengkenhendaki agar berbagai layanan dan kegiatan BK ,
baik yang di lakuakn oleh guru BK/konselor maupun pihak lain ,saling menunjang ,harmonis
dan terpaduan .
Pelayanan bimbingan dan konseling menghendaki terjalin keterpaduan berbagai aspek dari
individu yang dibimbing. Untuk itu konselor perlu bekerja sama dengan orang-orang yang
diharapkan dapat membantu penanggulangan masalah yang dihadapi konseli. Dalam hal ini
peranan guru, orang tua, dan siswa-siswa yang lain sering kali sangat menentukan. Konselor
harus pandai menjalin kerja sama yang saling mengerti dan saling membantu demi terbantunya
konseli yang mengalami masalah.
Untuk terselenggaranya asas keterpaduan, konselor perlu memiliki wawasan yang luas tentang
perkembangan klien dan aspek-aspek lingkungan klien, serta berbagai sumber yang dapat
diaktifkan untuk menangani masalah klien. Kesemuanya itu dipadukan dalam keadaan serasi dan
saling menunjang dalam upaya bimbingan dan konseling .
Contoh asas keterpaduan : seorang konseli melakuakn kerjasama dengan seorang psikologi seks
mupun dokter kandungan ,dan mengundang kesekolah untuk memberikan pemahaman kepada
peserta didik di sekolah agar konseli/peserta didik memiliki pengetahuan dan pemahaman yang
lebih jelas tentang seks, upayah mereka tidak terjerat dalam pergaulan besar.
9. Asas Kenormatifan
Asas kenormatifan yaitu asas BK yang mengkehendaki agar segenap layanan dan kegiatan BK
didasarkan pada dan tidak boleh bertentangan dengan nilai dan norma-norma yang ada, yaitu
norma agama, hukum dan peraturan ,adat istiadat ilmu pengetahuan ,dan kebiasaan yang berlaku
.
Pelayanan bimbingan dan konseling yang dilakukan hendaknya tidak bertentangan dengan
norma-norma yang berlaku di dalam masyarakat dan lingkungannya. Dalam kegiatan bimbingan
dan konseling,
konselor tentu akan menyertakan norma-norma yang dianutnya ke dalam hubungan konseling,
baik secara langsung atau tidak langsung. Tetapi harus diingat bahwa konselor tidak boleh
memaksakan nilai atau norma yang dianutnya itu kepada konselinya. Seluruh layanan dan
kegiatan bimbingan dan konseling ini adalah didasarkan pada norma-norma yang berlaku yaitu
norma agama, hukum, peraturan, adat istiadat, ilmu pengetahuan, dan
kebiasaan-kebiasaan yang berlaku. Bahkan lebih jauh lagi, layanan/ kegiatan bimbingan dan
konseling ini harus dapat meningkatkan kemampuan siswa/ konseli dalam memahami,
menghayati, dan mengamalkan norma-norma tersebut.
Contoh asas kenormatifan : seorang konselor dalam menjalankan tugasnya , harus sesui dengan
norma, hukum , adat istiadat sehingga terciptanya suasana yang harmonis diantara konseli dan
konselor karena seorang konselor yang profesional harus bisa menciptakan suasana yang nyaman
bagi seorang konseli.
10. Asas Keahlian
Asas keahlian yaitu asas BK yang mengkehendaki agar layanan dan kegiatan BK
diselenggarakan atas dasar kaidah-kaidah profesional .
Untuk menjamin keberhasilan usaha bimbingan dan konseling, para petugas harus mendapatkan
pendidikan dan latihan yang memadai. Pengetahuan, keterampilan, sikap dan kepribadian yang
ditampilkan oleh konselor/ guru pembimbing akan menunjang hasil konseling. Pendek kata
bahwa para pelaksana layanan bimbingan dan konseling ini harus benar-benar ahli dibidang
bimbingan dan konseling, atau dalam istilah lain adalah profesional.
Contoh asas keahlian : apabila ada seorang peserta didik/konselor yang datang pada seorang
konselor , seorang harus bersikap seprti konselor bukan bersikap seprti dokter maupun yang
lainya yaitu memberikan sepenuhnya semua keputusan pada konseli .
11. Asas Alih Tangan
Asas alih tangan yaitu asas BK yang mengkehendaki agar pihak –pihak yang tidak mampu
menyelenggarakan layanan BK secara tepat dan tuntas atas suatu permasalahan peserta
didik mengalih tangankan permasalahan itu kepada pihak yang lebih ahli.
Bimbingan dan konseling merupakan kegiatan profesional yang menangani masalah-masalah
yang cukup pelik. Berhubung hakekat masalah yang dihadapi konseli adalah unik
(kedalamannya, keluasannya, dan kedinamisannya), disamping pengetahuan dan keterampilan
yang dimiliki oleh konselor adalah terbatas, maka ada kemungkinan suatu masalah belum dapat
diatasi setelah proses konseling berlangsung. Dalam hal ini konselor perlu mengalih
tangankan (referal) konseli pada pihak lain (konselor) yang lebih ahli untuk menangani masalah
yang sedang dihadapi oleh konseli tersebut.
Contoh asas alih tangan :ada seorang peserta didik/konseli yang mengalami tidak lulus sekolah ,
seorang konselor tidak dapat bertindak sendiri dalam konteks ini ,seorang konselor harus
melakuakn kerjasama dengan pihak yang lebih kompeten dalam kasus ini seperti membawa
konseli tersebut pada seorang psikiater maupun dokter.
12. Asas Tut Wuri Handayani
Asas tutwuri handayani yaitu asas BK yang mengkehendaki agar pelayanan BK secara
keseluruhan dapat menciptakan suasana yang mengayomi (memberi rasa aman),mengembangkan
keteladanan , memberikan ransangan dan dorongan serta kesempataan yang seluas-luasnya
kepada peserta didik untuk maju
Sebagaimana yang telah dipahami dalam pengertian bimbingan dan konseling bahwa bimbingan
dan konseling itu merupakan kegiatan yang dilakukan secara sistematis, sengaja, berencana,
terus menerus, dan terarah kepada suatu tujuan.Oleh karena itu kegiatan pelayanan bimbingan
dan konseling tidak hanya dirasakan adanya pada saat konseli mengalami masalah dan
menghadapkannya kepada konselor/ guru pembimbing saja.Kegiatan bimbingan dan konseling
harus senantiasa diikuti secara terus menerus dan aktif sampai sejauh mana konseli telah berhasil
mencapai tujuan yang telah ditetapkan.Asas ini menghendaki agar pelayanan bimbingan dan
konseling secara keseluruhan dapat menciptakan suasana mengayomi (memberikan rasa aman),
mengembangkan keteladanan, dan memberikan rangsangan dan
dorongan, serta kesempatan yang seluas-luasnya kepada konseli untuk maju.(Anas Salahudin.
Contoh asas tut wuri handayani : seorang konselor harus menjadi guru teladan ,dan
menyenangkan agar peserta didik/ konseli tidak takut menceritakan masalahnya kepada kita dan
mampu mengayomi pasaerta didik.

Kesimpulan
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa asas adalah segala hal yang harus dipenuhi
dalam melaksanakan suatu kegiatan, agar kegiatan tersebut dapat terlaksana dengan baik serta
mendapatkan hasil yang memuaskan.Asas-asas bimbingan dan konseling merupakan ketentuan-
ketentuan yang harus diterapkan dalam penyelenggaraan pelayanan bimbingan dan konseling.

Saran
Dari uraian di atas, maka saran yang dapat penulis sampaikan yaitu asas bimbingan dan
konseling merupakan hal yang sangat penting yang harus dipegang teguh oleh para konselor/
guru pembimbing dalam memberikan pelayanan pada konseli/ siswa, agar tujuan dari pelayanan
bimbingan dan konseling tersebut berjalan dengan sukses dan dapat mencetak siswa/konseli
memiliki kepribadian yang luhur.
Daftar Pustaka

A, Hallen. 2005. Bimbingan & Konseling. Jakarta : Quantum Teaching.


Luddin, Abu Bakar. 2010. Dasar-Dasar Konseling Tinjauan Teori dan
Praktik.Bandung :Citapustaka Media Perintis.
Salahudin, Anas. 2010. BimbingandanKonseling. Bandung : CV. Pustaka Setia.
Prayetno.dasar-dasar bimbingan konseling.jakarta:Rineka Cipta

Anda mungkin juga menyukai