Anda di halaman 1dari 16

PENGENALAN ALAT DAN BAHAN PRAKTIKUM BIOKIMIA PERAIRAN

DITA NURIYAH 230110190056


Prodi Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Padjadjaran
Jln. Raya Sumedang Km 21 Jatinangor Sumedang 45363,
Jawa Barat www.fpik.ac.id ditanuriyah@gmail.com

ABSTRAK

Persiapan alat dan bahan dalam praktikum adalah hal penting dilakukan agar praktikum dapat berjalan
dengan lancar. Selain persiapan alat dan bahan, pemahaman dalam tata cara penggunaan alat
berdasarkan SOP (Standar Operasional Prosedur) dan pengenalan akan sifat dan jenis bahan kimia
berdasarkan MSDS (Material Safety Data Sheet). Hal-hal tersebut perlu dilakukan agar tidak terjadi
kesalahan yang berbahaya selama praktikum berlangsung, serta untuk mengetahui penanganan
terhadap alat dan bahan kimia dalam praktikum. Praktikum kali ini adalah praktikum dasar yang
bertujuan untuk memberikan pemahaman akan tata tertib dalam laboratorium. Praktikum ini dilakukan
pada hari Rabu, 12 Maret 2020, pada pukul 08.00 – 09.30 WIB yang bertempat di laboratorium
Teknologi Hasil Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Padjadjaran. Adapun alat
dan bahan yang digunakan adalah : lemari pendingin, tabung reaksi dan rak tabung reaksi, beaker glass,
labu Erlenmeyer, gelas ukur, pipet tetes, water bath, incubator, hot plate, dan orbital shaker. Sedangkan
bahan-bahan yang digunakan dalam praktikum biokimia perikanan adalah asam asetat , asam sulfat,
NaOH , Akuades, Gliserin, Glukosa, Ninhydran, Alfa Amilase , enzim papain, Ph indicator.

Kata Kunci : Alat, Bahan, SOP, MSDS

ABSTRACT
Preparation of tools and materials in practicum is important to do so that practicum can run smoothly. In
addition to the preparation of tools and materials, an understanding of the procedures for using tools
based on SOP (Standard Operating Procedures) and an introduction to the nature and types of chemicals
based on the MSDS (Material Safety Data Sheet). These things need to be done to avoid dangerous
mistakes during the practicum, and to know the handling of tools and chemicals in the practicum. This
practicum is a basic practicum that aims to provide an understanding of order in the laboratory. This
practicum was held on Wednesday, March 12, 2020, at 08.00 - 09.30 West Indonesian Time in the
Laboratory of Fisheries Product Technology, Faculty of Fisheries and Marine Sciences, Padjadjaran
University. The tools and materials used are: refrigerators, test tubes and test tube racks, beaker glass,
Erlenmeyer flasks, measuring cups, drop pipettes, water baths, incubators, hot plates, and orbital
shakers. While the materials used in the biochemical practicum of fisheries are acetic acid, sulfuric acid,
NaOH, Aquades, Glycerin, Glucose, Ninhydran, Alpha Amylase, papain enzyme, Ph indicator.
Key Words : Alat, Bahan, SOP, MSDS

PENDAHULUAN
Ketersediaan alat dan bahan di laboratorium adalah salah satu hal yang sangat mempengaruhi
kerberhasilan dari sebuah praktikum. Praktikum sendiri adalah proses pembelajaran tenaga
pendidik kepada peserta didik untuk dapat melakukan dan mengalami sendiri tentang
materi yang dipelajari (Djamarah dan Zain 2002). Agar tujuan dari praktikum itu dapat
tercapai maka para praktikan harus dibekali dengan pemahaman mengenai tata tertib saat
berada di laboratorium selain itu praktikan juga dituntut untuk bersikap profesional selama
praktikum, agar tidak terjadi hal-hal yang dapat membahayakan praktikan. Praktikan juga
harus selalu bekerja berdasarkan SOP (Standar Operasional Produk) agar penggunaan
alat dalam praktikum dapat dimaksimalkan. Praktikan juga harus mengerti mengenai
MSDS (Material Safety Data Sheet) agar dalam penggunaan bahan kimia, tidak ada
kesalahan yang berbahaya
METODOLOGI
Praktikum dilaksanakan pada hari Rabu, 12 Maret 2020, pada pukul 08.00 – 09.30 WIB
yang bertempat di laboratorium Teknologi Hasil Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu
Kelautan, Universitas Padjadjaran. Adapun alat dan bahan yang digunakan adalah :
lemari pendingin, tabung reaksi dan rak tabung reaksi, beaker glass, labu Erlenmeyer,
gelas ukur, pipet tetes, water bath, incubator, hot plate, dan orbital shaker. Sedangkan
bahan-bahan yang digunakan dalam praktikum biokimia perikanan adalah asam asetat
, asam sulfat, NaOH , Akuades, Gliserin, Glukosa, Ninhydran, Alfa Amilase , enzim
papain, Ph indicator.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Alat- alat yang digunakan dalam praktikum biokimia perikanan diantaranya adalah :

LEMARI PENDINGIN
Lemari pendingin merupakan alat yang digunakan untuk menempatkan suatu zat
dalam perlakuan suhu yang rendah (dingin). Lemari pendingin ini memiliki ruang yang tertutup
sehingga ketika pintunya tidak dibuka, suhu rendah di dalam tidak akan terpengaruh oleh
suhu ruangan. Fungsinya mengendalikan aktivitas dan pertumbuhan mikroba dalam media
kultur serta untuk menjaga media uji coba agar tidak rusak.
Prinsip kerjanya yaitu mengawetkan media uji coba dengan mengubah energi
listrik menjadi energi dingin. Suhu dalam lemari pendingin bisa di atur sesuai yang kita
inginkan. Prinsipnya sama seperti penguapan eter yaitu jika pada eter yang menguap hilang,
maka pada lemari pendingin, zat pendingin yang telah menguap tidak dibuang tetapi
dimampatkan oleh sebuah pompa sehingga mencair kembali dan melewati beberapa siklus.
Siklus akan berulang terus-menerus sehingga lemari pendingin seakan-akan berfungsi
mengambil kalor dari bahn-bahan makanan dalam lemari pendingin dan membebaskan kalor-
kalor ini ke lingkungan.
Prosedur Kerja dan Standar Operasional dari alat ini adalah sambungkan stop
kontak ke stavolt bersumber arus 220 volt. Kemudian atur suhu pendingin (cek suhu) sesuai
yang diperlukan. Bahan-bahan yang akan disimpan diberi nama, tanggal pepenyimpanan dll.
Masukkan bahan-bahan dengan rapih dan teratur. Bahan-bahan yang sudah tidak
dipergunakan segera dikeluarkan dari lemari pendingin. Untuk mencegah kontaminasu
bersihkan lemari pendingin seminggu sekali.

Gambar 1 Lemari Pendingin (sumber: dokumen pribadi)

TABUNG REAKSI
Tabung reaksi berfungsi sebagai tampat mereaksikan zat kimia, tempat melakukan
percobaan kimia skala kecil, dan tempat perkembangbiakan mikroba dalam media cair.
Prosedur kerja dari tabung reaksi adalah sebagi berikut, tabung dipanaskan dahuu ke
gelas kimia yang erisi air dan selanjutnya dipanaskan menggunakan pembakar spirtus atau
kompor, lalu memegang tabung reaksi harus dijept dengan penjepit kayu tabung reaksi atau
menggunakan sarung tangan tahan panas agar tangan tidak terkena panas, selanjutnya
diakar diatas api.
Prinsip kerja dari tabung reaksi adalah tabung reaksi terbuat dari kaca yang tahan
terhadap panas dan tekanan tinggi, pada waktu memanaskan media yang ada didalam
tabung reaksi harus dalam keadaan miring diatas nyala api dan mulut tabung jangan sekali-
kali menghadap ke arah kita.
Standar operasi dari tabung reaksi adalah sebagai berikut, tabung diletakan di rak
tabung reaksi jika sudah tidak digunakan, memanaskan tabung dengan menjepit tabung
dengan penjepit kayu tabung reaksi jika tabung dlam keadaan panas.
Gambar 2 Tabung Reaksi (sumber: dokumen pribadi)

BEAKER GLASS
Gelas beker berfungsi untuk mengukur volume larutan yang tidak memmerlukan
ketelitian yang tinggi, menampung zat kimia, sebagai media emanaskan cairan. Gelas Kimia
terbuat dari tipe kaca borosilikat yang terbuat dari silica dan oksida boron yang tahan terhadap
panas. Mempunyai kapasitas ukuran volume dari 0 – 1000 ml. juga sebagai tempat untuk
menyimpan atau melarutkan zat dan sebagai tempat memanaskan sampel.

Gambar 3 Gelas Beker (sumber: dokumen pribadi)

Prinsip kerjanya yaitu melihat skala pada sisi beaker glass yang digunakan untuk
mengukur larutan secara tidak teliti Prosedur Kerja dan Standar Operasionalnya, Larutan
dituangkan ke dalam beaker glass secara perlahan, ukur volumenya dengan mengamati skala
pada badan gelas. Jika ingin memasukkan larutan asam terlebih dahulu masukkan akuades di
beaker glass tersebut.
Prosedur kerja dari gelas beker adalah ambil gelas dengan hati-hati, masukan cairan yang
akan diukur volumenya secara bertahap, kemudian bersihkan gelas beker dan simpan
ditempat yang aman jika sudah selesai digunakan.
Prosedur operasi dari gelas beker adalah bilas gelas dengan pelarut yang sesuai, jika perlu
digosok maka gosok dengan sikat, simpan gelas beker ditempat yang aman dan tersusun
rapih.

LABU ERLENMEYER
Labu Erlenmeyer adalah alat laboratorium yang terbuat dari jenis gelas borosilikat,
labu erlenmeyer ada yang dilengkapi dengan tutup dan tanpa tutup. Tutup labu dan mulut
labu erlenmeyer terbuat dari kaca asah. Labu erlenmeyer mempunyai kapasitas ukuran
volume dari 0 – 200 mL. Alat ini biasanya digunakan untuk mendapatkan larutan zat tertentu
yang nantinya hanya digunakan dalam ukuran yang terbatas hanya sebagai sampel dengan
menggunakan pipet. Dalam sistem pengenceran, untuk zat yang tidak berwarna,
penambahan aquadest sampai menunjukkan garis meniskus berada di leher labu. Untuk zat
yang berwarna, penambahan aquades hingga dasar meniskus yang menyentuh leher labu
(meniskus berada di atas garis leher). 
Prinsip kerja dari labu erlenmeyer dengan tutup asah digunakan untuk pencampuran
reaksi dengan pengocokkan kuat sedangkan labu erlenmeyer tanpa tutup asah biasanya
digunakan untuk mencampurkan reaksi dengan kecepatan lemah.
Prosedur Kerja dan Standar Operasional, yaitu masukkan larutan yang akan di uji
kedalam labu Erlenmeyer. Kemudian goyangkan labu erlenmeyer untuk menghasilkan reaksi
yang diinginkan.

Gambar 4 Labu Erlenmeyer (sumber: dokumen pribadi)

GELAS UKUR
Gelas ukur memiliki fungsi yaitu untuk mengukur volume cairan, cairan yang diukur
biasanya adalah cairancairan yang akan digunakan dalam praktikum dengan volume tertentu
Prosedur kerja dari gelas ukur yaitu, letakan gelas ukur dipermukaan yang datar,
uangkan cairan (zat) yang akan dihitung volumenya, lalu lihat berapa banyak zat tersebut
dengan melihat miniskus cekung cairan dalam gelas ukur, dan jika sudah selesai cuci bersih
dan simpan ditempat yang aman.
Prinsip kerja dari gelas ukur adalah ukuran volume cairan pada gelas ukur dapat
ditentukan dengan melihat miniskus cekung cairan dalam gelas ukur.
Standar operasi dari gelas ukur adalah bersihkan gelas ukur jika selesai menggunakan
geas ukur hendaknya dibilas dengan akuades atau air mengalir dan diletakkan terbalik
dengan rapih.
Gambar 5 Gelas ukur (sumber: dokumentasi pribadi)

PIPET TETES
Pipet tetes adalah alat yang digunakan untuk memindahkan larutan dari satu wadah ke
wadah lainnyadengan skala kecil, atau meneteskannya pada bahan lain. Adapun prinsip kerja
dari pipet tetes adalah dengan menekan thumb knop sampai hambatan pertama kemudian
melepaskan thumb knot untuk memasukkan larutan, kemudian menekan thumb knop perlahan
untuk meneteskan cairannya.
Untuk cara penggunaannya adalah dengan memasukkan pipet tetes kedalam wadah
larutan yang ingin diambil, kemudian menekan thumb knot dan melepaskan kembali untuk
mengurangi tekanan, hingga larutan bisa masuk kedalam pipet, dan menekan kembali thumb
knop untuk mulai meneteskan.

Gambar 6 Pipet tetes sumber : dokumen pribadi

WATER BATH
Water bath merupakan sebuah peralatan yang diisi air sebagai alat pemanas dan
suhunya diatur dengan thermostat. Peralatan ini dapat mempertahankan/menciptakan suhu
konstan pada kondisi tertentu. Fungsinya untuk menciptakan suhu panas yang konstan dan
menguapkan zat/larutan dengan suhu tidak terlalu tinggi
Prinsip kerjanya yaitu pada saat saklar diposisi ‘ON’ maka arus listrik dari sumber akan
memberi suplay listrik ke heater. Heater yang diberi arus listrik memberikan panas pada alat,
suhu semakin tinggi dan berhenti naik sampai suhu yang diinginkan.
Prosedur Kerja dan Standar Operasionalnya, pertama dengan menghubungkan
instrument dengan sumber arus melalui stabilizer. Tekan tombol power dari OFF ke ON. Isi air
kira-kira 90% dari total volume water bath. Kemudian atur suhu sesuai dengan kebutuhan.
Setelah selesai tekan tombol ON ke OFF. Buang air setelah digunakan. Kemudian tutup alat
dengan plastik pengaman.

Gambar 7 . Water bath (sumber: dokumentasi pribadi)

INCUBATOR
Inkubator merupakan suatu tempat yang dirancang untuk mempertahankan keadaan
temperatur tertentu, yang dapat digunakan sebagai tempat inkubasi mikroba pada suhu
terkontrol. Alat ini biasanya dilengkapi dengan pengatur suhu, dan pengatur waktu. Perlu
diketahui bahwa semakin kecil ukuran inkubator, maka semakin rentan perubahan suhu saat
inkubator dibuka. Prinsip kerjanya yaitu mengubah energi listrik menjadi energy panas. Kawat
nikelin akan menghambat aliran elektron yang mengalir sehingga mengakibatkan peningkatan
suhu kawat (Taiyeb 2006).
Adapun tipe inkubator berdasarkan kegunaannya secara khusus (Collins 2004) adalah:
- Shaker incubator; inkubator yang dilengkapi dengan pengocok untuk aerasi biakan.
- Cooled incubator; inkubator untuk suhu inkubasi dibawah suhu ambient.
- CO2 incubator; inkubator yang mampu menyediakan keadaan kaya karbondioksida.
- Automatic temperature change incubator; inkubator yang dilengkapi dengan pengatur
perubahan suhu otomatis sehingga tidak perlu memindahkan kultur ke inkubator lain
saat membutuhkan perubahan suhu secara bertahap.
- Portable incubator; inkubator jinjing atau mudah dibawa yang umumnya diaplikasikan
untuk mikrobiologi lingkungan.
- Incubator room; suatu ruangan yang diubah menjadi inkubator sesuai dengan
keperluan dan syarat mikrobiologisnya (Collins 2004).
Cara kerja dan standar operasional menggunakan alat ini dengan cara
menyambungkan kabel dengan stop kontak lalu menghidupkan inkubator dengan menekan
tombol ON, masukkan larutan atau sampel kedalam inkubator dan ditutup rapat, kemudian
suhu pada inkubator diatur sesuai suhu optimum yang dibutuhkan, setelah digunakan matikan
kembali inkubator dengan menekan tombol OFF
Gambar 8 Inkubator (sumber: dokumentasi pribadi)

HOT PLATE
Hot plate merupakan piringan panas yang di gunakan untuk menghomogenkan suatu
larutan secara lebih cepat dengan suhu dan stirrer adalah magnet pengaduk yang mengaduk
pada hotplate. Alat ini di gunakan untuk membuat larutan stok, dan sebelum bekerja perlu di
hitung dahulu jumlah padatan atau larutan pekat yang diperlukan, sehingga perlu di timbang.
Jumlah mol zat dalam larutan bergantung pada konsentrasi dan volumenya. Satuan
konsentrasi yang umum di pakai adalah molar (M). Kemolaran suatu zat adalah jumlah mol zat
dalam tiap liter larutan (Syukri 1999).
Prinsip kerja dari hot plate sendiri yaitu mengomogenkan larutan dengan putaran dan
suhu, pengadukan dengan bantuan batang magnet hot plate dan magnetic stirrer seri SBS-
100, dimana satuan stir ini rpm dan suhu yang dihasilkan satuannya celcius.
Prosedur Kerja dan Standar Operasional dari hot plate yang pertama adalah
menyimpan Erlenmeyer berisi media yang akan di aduk di atas Hot plate. Kemudian
meletakkan kapsul magnet kedalam Erlenmeyer. Lakukan pengaturan waktu, dan kapsul
magnetpun akan bergerak mengaduk media tersebut dengan merata. Bidang beputar tersebut
dapat dibuat baik dengan magnet berputar atau dengan satu set eletktromagnet statis yang
diletakkan dibawah bejana dengan cairan. Magnetic stirrer seringkali dilengkapi dengan
lempengan pemanas untuk memanaskan cairan dalam bejana.

Gambar 9 Hot plate (sumber:dokumen pribadi)


ORBITAL SHAKER

Gambar 10 Orbital Shaker sumber : dokumen pribadi

Orbital shaker digunakan untuk mengaduk ataumenghomogenkan larutan dengan


system getar. Prinsip kerjanya adala menghomogenkan laruan atau zatcair yang diletakkan
diatasnya dalam sebuah wadah. Letakkan wadah yang berisi larutan yang akan
dihomogenkan lalu tekan tombol ON, ketika selesai digunakan maka tekan tombol OFF.
Standar Operasional Penggunaannya adalah permukaan atau platform harus dijaga
dan tetap dalam kondisi bersih ketika aka atau seesai digunakan. Selain itu, tumpahan larutan
yang dihomogenkan harus dibersihkan mengunakan lap

Bahan-bahan yang digunakan dalam praktikum biokimia perikanan diantaranya adalah :


ASAM ASETAT
Asam asetat (CH3COOH) merupakan suatu larutan yang tidak berwarna, memiliki bau
cuka dan memiliki titik didih 118oC serta mudah larut dalam air. Asam asetat termasuk zat
yang berbahaya karena bersifat korosif, dapat menyebabkan kerusakan organ, beracun,
membahayakan janin, beracun dalam air. Jika terkena gas tersebut dapat mengakibatkan
kerusakan jaringan terutama pada selaput lendir mata, mulut dan saluran pernapasan.
Tersentuh dengan kulit dapat menghasilkan luka bakar. Terhirup gas tersebut akan
menghasilkan iritasi pada saluran pernapasan, yang ditandai dengan batuk, tersedak, atau
sesak napas. Radang pada mata ditandai dengan mata kemerahan, penyiraman, dan gatal.
Radang kulit yang ditandai dengan gatal, merah pada kulit. Kegunaan asam asetat adalah
sebagai pelarut, peunak air, digunakan pada produksi ester, sebagai pereaksi kimia, sebagai
bahan produksi polimer, bahan baku bahan kimia, dan sebagai pengatur keasaman.
Pertolongan pertama apabila terkena mata basuh mata dengan air bersih sebanyak –
banyaknya dan hubungi tim medis, apabila terkena kulit basuh dengan air selama 15 menit,
apabila terhirup cari udara segar tetapi apabila sulit bernapas beri oksigen, apabila tertelan
jangan dimuntahkan dan jangan memberi apapun kepada orang yang pingsan. Simpan di
wadah tertutup dan tempat yang sejuk juga berventilasi cukup.
Gambar 11 Asam Asetat sumber : dokumen pribadi

ASAM SULFAT
Bahaya larutan Asam Sulfat yaitu, iritan yang bisa menyebabkan luka bakar,
dermatitis, kerusakan organ mata, dan mudah menguap (jangan dihirup). Hindari kontak mata,
pakaian, kulit, terhirup atau pun tertelan. Kegunaan asam sulfat adalah sebagai katalis asam,
bahan pupuk, detergen, menghilangkan oksidasi, karat, dan kerak air pada besi dan baja
(Sudarmadji 2005)
Pertolongan pertama jika terkena mata segeralah mencuci mata dengan air mengalir
kurang lebih 15 menit, apabila terkena kulit segeralah basuh dengan sabun dan air kurang
lebih 15 menit, apabila terkena pakaian segeralah melepas pakaian yang teah terkontaminasi
bahan kimia, apabila terhirup maka segeralah berpindah ketempat terbuka dan memiliki
banyak udara segar. Simpan di tempat yang dingin, kering, berventilasi yang baik di tempat
penyimpanan. Apabila larutan tumpah gunakan lap basah untuk membersihkannya atau pakai
NaHCO3 (natrium bikarbonat) untuk menetralkan.

Gambar 12 Asam Sulfat sumber : dokumen pribadi

NaOH
Warna Natrium Hidroksida yaitu putih, berbentuk padat (kristal), tidak berbau, larut
dalam air, ph basa > 14, bersifat korosi terhadap logam. Bahaya bahan kimia ini adalah iritasi,
kerusakan pada mata. Simpan NaOH di botol pelastik. Kegunaan produk ini adalah untuk
mengendalikan tingkat keasaman atau pH indikator dan sebagai campuran bahan kimia.
Pertolongan pertama jika terkena mata segeralah mencuci mata dengan air mengalir kurang
lebih 15 menit, apabila terkena kulit segeralah basuh dengan sabun dan air kurang lebih 15
menit, apabila terkena pakaian segeralah melepas pakaian yang teah terkontaminasi bahan
kimia, apabila terhirup maka segeralah berpindah ketempat terbuka dan memiliki banyak
udara segar, apabila tertelan beberikan beberapa gelas air dan susu untuk menetralkannya

Gambar 13 NaOH su,ber : dokumen pribadi

AKUADES
Berbentuk cair, tidak berbau dan tidak berwarna, titik beku 0°C dan titik didih 100°C,
tidak mudah terbakar, tidak beracun dan tidak berbahaya. Simpan di wadah yang tidak
memiliki daya serap. Kegunaan akuadest adalah sebagai penetralisir alat praktikum, pelarut,
sebagai penjelas warna pada indikator pp.

Gambar 14 Akuades sumber : douen pribadi

GLISERIN
Kegunaan Gliserin adalah sebagai bahan obat, kosmetik, pelarut untuk rasa, bahan
pengemulsi makanan. Kondisi yang dihindari: panas, nyala, percikan, dan sumber nyala
lainnya. Hindarkan kontak dengan bahan tercampurkan Bahan yang dihindari: asetat anhidrat,
kalsium hipoklorit, hidrogen peroksida, timah oksida dan asam, asam nitrat dan asam sulfida,
kalium peroksida, dan natrium peroksida.
Tindakan yang harus dilakukan jika terkena bahan daiantaranya adalah bila terkena
Mata: basuh dengan air mengalir Kulit: cuci bagian yang terkena dengan air mengalir
Tertelan: berikan beberapa gelas susu atau air. Muntah dapat terjadi spontan, tapi jangan
dibuat muntah, jangan memberikan apapun melalui mulut kepada orang yang tidak sadar.
Tindakan pencegahan bahan. Proteksi tangan: pakailah sarung tangan yang tepat untuk
mencegah kulit yang terpapar.Proteksi mata: kacamata debu dan pelindung wajah. Badan:
menggunakan jas laboratorium

Gambar 15 Gliserin sumber : dokumen pribadi

GLUKOSA
Kegunaan Glukosa adalah sebagai bahan bakar bagi proses metabolisme, sebagai
cadangan makanan, dan pembentuk energi tubuh. Saat menggunakan glukosa harus
terhindar dari panas. Adapun tindakan pertama jika terkena bahan:
 Mata: basuh dengan air minimal 15 menit
 Kulit: cuci bagian yang terkena dengan air minimal 15 menit
 Pernapasan: hirup udara segar. Jika tidak bernapas aka berikan pernapasan buatan
atau dengan tabung oksigen.
 Tertelan: berikan beberapa gelas susu atau air. Muntah dapat terjadi spontan, tapi
jangan dibuat muntah, jangan memberikan apapun melalui mulut kepada orang yang
tidak sadar.
Tindakan pencegahan bahan:
 Proteksi tangan: pakailah sarung tangan yang tepat untuk mencegah kulit yang
terpapar.
 Proteksi mata: kacamata debu dan pelindung wajah
 Badan: menggunakan jas laboratorium
Gambar 16 Glukosa sumber : dokumen pribadi

NINHYDRAN
Kegunaan ninhidrine merupakan reagen pengoksidasi kuat yang bereaksi dengan α
asam amino. Saat menggunakan ninhydran sebaiknya hidari lingkungan yang panas dan
juga hinari dari bahan asam kuat, basa kuat, dan oksida
Tindakan pertama jika terkena bahan:
 Mata: basuh dengan air minimal 15 menit
 Kulit: cuci bagian yang terkena dengan air minimal 15 menit
 Pernapasan: hirup udara segar. Jika tidak bernapas aka berikan pernapasan buatan
atau dengan tabung oksigen.
 Tertelan: berikan beberapa gelas susu atau air. Muntah dapat terjadi spontan, tapi
jangan dibuat muntah, jangan memberikan apapun melalui mulut kepada orang yang
tidak sadar.
Tindakan pencegahan bahan:
 Proteksi tangan: pakailah sarung tangan yang tepat untuk mencegah kulit yang
terpapar.
 Proteksi mata: kacamata debu dan pelindung wajah
 Badan: menggunakan jas laboratorium

Gambar 17 Ninhidrin (sumber: dokumentasi pribadi)


ALFA AMILASE
Kegunaan alfa-amilase berfungsi pada proses degradasi pati( makromolekul karbohidrat)
Tindakan pertama jika terkena bahan:
 Mata: basuh dengan air minimal 15 menit
 Kulit: cuci bagian yang terkena dengan air minimal 15 menit
 Pernapasan: hirup udara segar. Jika tidak bernapas aka berikan pernapasan buatan
atau dengan tabung oksigen.
 Tertelan: berikan beberapa gelas susu atau air. Muntah dapat terjadi spontan, tapi
jangan dibuat muntah, jangan memberikan apapun melalui mulut kepada orang yang
tidak sadar.
Tindakan pencegahan bahan:
 Proteksi tangan: pakailah sarung tangan yang tepat untuk mencegah kulit yang
terpapar.
 Proteksi mata: kacamata debu dan pelindung wajah
 Badan: menggunakan jas laboratorium

Gambar 18 Alfa-amilase (sumber: dokumentasi pribadi)

ENZIM PAPAIN
Kegunaan Enzim Papain adalah untuk memecah protein menjadi asam amino, sebagai
langkah utama dalam persiapan kultur sel, dan bahan baku pasta gigi.
Tindakan pertama jika terkena bahan:
 Mata: basuh dengan air minimal 15 menit
 Kulit: cuci bagian yang terkena dengan air minimal 15 menit
 Pernapasan: hirup udara segar. Jika tidak bernapas aka berikan pernapasan buatan
atau dengan tabung oksigen.
 Tertelan: berikan beberapa gelas susu atau air. Muntah dapat terjadi spontan, tapi
jangan dibuat muntah, jangan memberikan apapun melalui mulut kepada orang yang
tidak sadar.
Tindakan pencegahan bahan:
 Proteksi tangan: pakailah sarung tangan yang tepat untuk mencegah kulit yang
terpapar.
 Proteksi mata: kacamata debu dan pelindung wajah
 Badan: menggunakan jas laboratorium
Gambar 19 Enzim papain (sumber: dokumentasi pribadi)

PH INDIKATOR
Kegunaan ph indikator adalah sebagai pengukur ph dengan tidak mendetail dan
sebagai ph indikator

Gambar 20 pH indikator (sumber: dokumentasi pribadi)

KESIMPULAN
Kesimpulan dari kegiatan praktikum adalah bahwa praktikan harus memahami
tentang SOP dan MSDS semua alat dan bahan praktikum sebelum memulai praktikum,
dikarenakan banyak alat dan bahan praktikum yang cara pengoperasiannya berbeda satu
dengan yang lainnya, pemahaman yang mendalam terhadap MSDS sangatlah diperlukan
karena ketika berhadapan dengan bahan kimia, praktikan tidak boleh melakukan kesalahan
sedikit pun, dikarenakan resiko dari penggunaan dari bahan kimia itu sendiri. Pemahaman
akan SOP dan MSDS sangatlah penting karena apabila praktikan tidak memahami tentang
SOP dan MSDS sebelum memulai praktikum, maka kegiatan praktikum dapat
membahayakan keselamatan dari praktikan itu sendiri.

DAFTAR PUSTAKA
Collins, dkk. 2004. Collin and Lyne's, Microbiological Methods. London: Arnold
Publishers
Mored. 2000. Biokimia. Jakarta:Erlangga.
Sudarmadji. 2005. Penuntun dasar-dasar kimia. Jakarta: Lepdikbud
Cairns D. 2009. Intisari Kimia Farmasi Edisi Kedua. Penerjemah : Puspita Rini.

Anda mungkin juga menyukai