M
DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GAMBUT
PROVINSI KALIMANTAN SELATAN TAHUN 2018
OLEH:
RIANI HIKMAH
NPM. 161540111029
1
ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY. A
DI PUSKESMAS KELAYAN TIMUR KELURAHAN KELAYAN TIMUR
KECAMATAN BANJARMASIN SELATAN
PROVINSI KALIMANTAN SELATAN TAHUN 2018
Oleh:
YULIAWATI
NPM. 161540112252
2
3
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya, sehingga Laporan Tugas Akhir (LTA) dengan
judul Asuhan Kebidanan Komprehensif pada Ny. A di wilayah kerja Puskesmas
Kelayan Timur Kelurahan Kelayan Timur Kecematan Banjarmasin Selatan Provinsi
Kalimantan Selatan ini selesai tepat pada waktunya.
iii
5. Ibu Rida’Millati, S. Kep., Ns., M. Kep sebagai pembimbing II dan penguji II
dalam hal materi yang telah memberikan bimbingan dan sarannya.
6. Ibu Misnisanci, SST sebagai pembimbing III dan penguji III yang telah
memberikan bimbingan dan sarannya.
7. Petugas kesehatan Puskesmas Kelayan Timur Banjarmasin beserta seluruh staf dan
karyawan yang membantu proses pelaksanaan asuhan kebidanan komprehensif.
8. Ny. A yang telah bersedia menjadi responden selama menjalankan asuhan
kebidanan komprehensif dilaksanakan.
9. Seluruh dosen Program Studi Diploma Tiga Kebidanan Universitas
Muhammadiyah Banjarmasin yang membimbing dan memberikan banyak bekal
selama kegiatan Laporan Tugas Akhir (LTA).
10. Seluruh staf kepegawaian Universitas Muhammadiyah Banjarmasin yang terkait
dalam penyusunanan Laporan Tugas Akhir (LTA) ini.
11. Kedua orang tua tercinta, Bapak Yudiarto dan Ibu Badariah, serta adik-adik saya
tersayang beserta keluarga dan pihak-pihak yang senantiasa memberikan doa,
nasihat dan motivasi, dukungan dan semangat sehingga Laporan Tugas Akhir
(LTA) ini dapat diselesaikan dengan lancar.
12. Teman-teman di Diploma Tiga Kebidanan angkatan 2015 dan sahabat-sahabat
terbaik yang selalu mendukung, memberikan saran, dan menginspirasi dengan
sumbangan pikiran serta bantuan yang telah diberikan.
Penulis menyadari bahwa penyusunan Laporan Tugas Akhir (LTA) ini masih banyak
terdapat kekurangan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang
membangun agar membantu penyusunan laporan ini menjadi lebih baik. Harapan
penulis semoga laporan ini dapat berguna dan bermanfaat bagi penulis dan semua
pihak yang membacanya, Amin ya Robbal’Alamin.
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL.....................................................................................
LEMBAR PERSETUJUAN PENGUJI............................................................ i
LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI............................................................. ii
KATA PENGANTAR...................................................................................... iii
DAFTAR ISI.................................................................................................... v
DAFTAR TABEL............................................................................................ vi
DAFTAR LAMPIRAN.................................................................................... vii
GAMBARAN KASUS..................................................................................... 1
BAB I. PENDAHULUAN................................................................................ 2
1.1 Latar Belakang................................................................................ 2
1.2 Tujuan Umum................................................................................. 5
1.3 Tujuan Khusus................................................................................ 5
1.4 Manfaat........................................................................................... 6
1.5 Waktu dan Tempat.......................................................................... 6
BAB II. TINJAUAN TEORITIS...................................................................... 8
BAB III. ASUHAN KEBIDANAN.................................................................. 38
BAB IV. PEMBAHASAN............................................................................... 81
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN.......................................................... 86
5.1 Kesimpulan..................................................................................... 86
5.2 Saran............................................................................................... 88
DAFTAR RUJUKAN....................................................................................... 89
LAMPIRAN-LAMPIRAN............................................................................... 92
DAFTAR TABEL
GAMBARAN KASUS
Bidan merupakan ujung tombak untuk menurunkan angka kematian ibu dan bayi,
salah satu upayanya dengan memberikan asuhan kebidanan secara komprehensif.
Tujuannya adalah untuk dapat memberikan asuhan kebidanan secara komprehensif.
Kasus diambil di Puskesmas Kelayan Timur Kelurahan Kelayan Timur Kecamatan
Banjarmasin Selatan dari tanggal 26 November 2017 s/d 27 Februari 2018 pada Ny.
A G1 P0 A0 umur 21 tahun.
Tanggal 29 Januari 2018 jam 01.00 WITA Ny. A datang dengan keluhan mules-
mules dan ada keluar lendir bercampur darah, hasil pemeriksaan Ny. A G1 P0 A0 40
minggu, partus kala I fase aktif keadaan ibu dan janin baik.
Tanggal 29 Januari 2018 jam 05.00 WITA Ny. A G1 P0 A0 40 minggu partus kala II,
keadaan ibu dan janin baik. Jam 05.30 WITA bayi lahir spontan dengan letak
belakang kepala, berat badan 2.700 gram, panjang badan 48 cm, keadaan fisik
normal. Tanggal 29 Januari 2018 jam 05.40 WITA Ny. A P1, partus kala III, keadaan
ibu baik, plasenta lahir spontan selaput lengkap koteledon lengkap. Tanggal 29
Januari 2018 jam 06.10 WITA Ny. A P1 partus kala IV, keadaan ibu baik, kesadaran
compos mentis, TTV normal. Tanggal 29 Januari 2018 jam 12.00 WITA Ny. A P1, 6
jam nifas, keadaan ibu baik, kesadaran compos mentis, TTV normal, TFU 2 jari
dibawah pusat, kontraksi uterus baik, kandung kemih kosong, perdarahan normal,
lochea rubra. Neonatus cukup bulan sesuai masa kehamilan, umur satu jam, keadaan
bayi baik, kesadaran compos mentis, TTV normal, pemeriksaan fisik normal, refleks
primitif positif, umur 6 jam, keadaan bayi baik, kesadaran, compos mentis, TTV
normal, pemeriksaan fisik. Tanggal 05 Februari 2018 jam 16.00 WITA dilakukan
kunjungan rumah II, Ny. A P1 nifas hari ke-6 post partum, keadaan ibu baik,
kesadaran compos mentis, TTV normal, bayi umur 6 hari, keadaan bayi baik,
kesadaran compos mentis, TTV normal, dan tidak ada tanda-tanda infeksi pada tali
pusat. Tanggal 13 Februari 2018 jam 17.00 WITA dilakukan kunjungan rumah III,
Ny. A P1 nifas hari ke-2 minggu post partum, keadaan ibu baik, kesadaran compos
mentis, TTV normal, bayi umur 2 minggu, keadaan bayi baik, kesadaran compos
mentis, TTV normal, dan tidak ada tanda-tanda infeksi pada tali pusat. Tanggal 27
Februari 2018 jam 17.00 WITA dilakukan kunjungan rumah IV, Ny. A P1 nifas hari
ke-4 minggu post partum, keadaan ibu baik, kesadaran compos mentis, TTV normal.
Pustaka: (2008-2017)
1
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Hasil pendataan yang telah dilakukan “Angka Kematian Ibu (AKI) di dunia
yaitu 289.000 jiwa. Amerika Serikat 9.300 jiwa, Afrika Utara 179.000 jiwa,
dan Asia Tenggara 16.000 jiwa. Angka kematian ibu di negara-negara Asian
2
Tenggara yaitu Indonesia 214 per 100.000 kelahiran hidup, Filipina 170 per
100.000 kelahiran hidup, Vietnam 160 per 100.000 kelahiran hidup, Thailand
3
4
44 per 100.000 kelahiran hidup, Brunai 60 per 100.000 kelahiran hidup dan
Malaysia 39 per 100.000 kelahiran hidup” (WHO, 2014).
kesakitan dan kematian ibu. Tahun 2015 jumlah kematian ibu masih stagnan
pada jumlah 14 orang sama seperti tahun 2014, meskipun penyabab kematian
bergeser ke penyebab seperti jantung, edema pulmonal, diabetes melitus,
gagal ginjal dan lain-lain, sedangkan faktor dari kehamilan atau persalinan di
sebabkan oleh preeklamsia, eklamsia, perdarahan. Meningkatnya angka
kematian yang disebabkan oleh penyakit degeneratif, selain faktor penuaan,
penyakit degeneratif juga bisa disebabkan oleh faktor keturunan dan gaya
hidup. Peningkatan akses dan pelayanan seiring proses akreditasi puskesmas
membawa hasil penurunan jumlah kematian ibu menjadi 8 orang pada tahun
2016 (Dinkes Prov. Kalsel, 2016).
Berbagai upaya telah dilakukan pemerintah untuk menurunkan AKI dan AKB
mulai tahun 2010 meluncurkan bantuan operasional kesehatan (BOK) pada
kegiatan preventif dan promotif dalam program kesehatan ibu dan anak antara
lain melalui penempatan bidan di desa, pemberdayaan keluarga dan
masyarakat dengan menggunakan Buku Kesehatan Ibu dan Anak (Buku KIA)
dan Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K).
6
Penulis berharap klien dapat merasa puas, aman, dan nyaman dengan
pelayanan bermutu dan berkualitas secara berkesinambungan.
Penulis berharap studi kasus ini dapat dijadikan bahan masukan dalam
pelayanan kebidanan untuk memberikan pelayanan yang komprehensif
sehingga komplikasi kehamilan, persalinan, nifas dan bayi baru lahir
dapat terdeteksi sedini mungkin.
1.4.1 Waktu
Adapun waktu studi kasus ini yaitu kontak pertama dengan pasien
mulai 26 November 2017 sampai dengan konseling KB pada tanggal
27 Februari 2018.
1.4.2 Tempat
Pelaksanaan studi kasus ini di lakukan di Bidan Praktik Swasta N. di
Wilayah Kerja Puskesmas Kelayan Timur Banjarmasin.
9
BAB 2
KAJIAN TEORI
2.1 Kehamilan
b. Hemoroid
Hemoroid disebabkan oleh tekanan pada vena pelvis yang
disebabkan oleh pembesaran uterus sehingga mengganggu
sirkulasi darah vena. Ketidaknyamanan ini dapat diatasi
dengan tidak berdiri terlalu lama, tidak menggunakan
pakaian yang ketat, menggunakan salep wasir yang aman
bagi ibu hamil, mengompres, dan berbaring ke sisi kiri
dengan kedua kaki sedikit ditinggikan.
c. Nyeri Punggung
Nyeri punggung disebabkan oleh peningkatan lengkungan
lumbosakral dikarenakam pembesaran uterus.
Ketidaknyamanan ini dapat diatasi dengan cara
mempertahankan postur tubuh yang benar, tidak
menggunakan sepatu dengan tumit yang tinggi, tidur dengan
alas yang lebih keras, dan melakukan latihan gerakan
panggul atau latihan memiringkan panggul.
d. Kram Otot Tungkai
Kram dapat disebabkan oleh uterus yang semakin
membesar, sirkulasi yang buruk dan ke seimbangan rasio
kalsium-fosfor. Hal ini dapat diatasi dengan cara melakukan
diet yang mengandung kalsium dan fosfor, istirahat dengan
tungkai ditinggikan dan kompres air hangat.
e. Edema Pergelangan Kaki
Edema disebabkan oleh vena return yang buruk dari
ekstremitas bawah yang diperparah oleh duduk atau berdiri
yang terlalu lama serta retensi cairan. Ketidaknyamanan ini
dapat diatasi dengan cara menghindari pakaian yang ketat
dan menjepit, meninggikan kedua kaki pada saat istirahat
16
2.2 Persalinan
2.2.1 Pengertian Persalinan
Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi yang dapat hidup
dari dalam uterus ke dunia luar. Persalinan mencakup proses fisiologis
yang memungkinkan serangkaian perubahan yang besar pada ibu
untuk dapat melahirkan janinnya melalui jalan lahir. Persalinan dan
kelahiran normal merupakan proses pengeluaran janin yang terjadi
pada kehamilan cukup bulan 37-42 minggu, lahir spontan dengan
presentasi belakang kepala yang berlangsung dalam 18 jam, tanpa
komplikasi baik ibu maupun janin (Jannah, 2015).
Pada saat memberikan asuhan bagi ibu bersalin, penolong harus selalu
waspada terhadap kemungkinan timbulnya masalah atau penyulit.
Ingat bahwa menunda pemberian asuhan kegawatdaruratan akan
meningkatkan risiko kemetian dan kesakitan ibu dan bayi baru lahir.
Tetap waspada terhadap indikasi-indikasi dan segera lakukan tindakan
yang perlu dilakukan.
Tabel 2.1 Indikasi untuk Melakukan Tindakan dan/atau Rujukan Segera Pada
Kala I Persalinan. Rujuk Ibu jika di dapati salah satu atau lebih penyulit
No Temuan-temuan anamnesis dan atau pemeriksaan Ya Tidak
.
1. Riwayat seksio sesaria
2. Perdarahan per vaginam
3. Persalinan premature (usia gestasi <37 minggu)
4. Ketuban pecah disertai dengan mekonium yang kental
5. Ketuban pecah lama (lebih dari 24 jam)
6. Ketuban pecah pada persalinan premature (usia gestasi <37
minggu)
7. Ikterus
8. Anemia berat
9. Tanda/gejala infeksi
10. Pre-eklamsia/Hipertensi Dalam Kehamilan
11. Tinggi fundus 40 cm atau lebih
12. Gawat janin
13. Primipara dalam kala I fase aktif dan kepala janin masih 5/5
14. Presentasi bukan belakang kepala
15. Presentasi ganda (majemuk)
16. Kehamilan ganda atau gameli
17. Tali pusat menumbung
18. Syok
bersih dan aman, dengan memperhatikan aspek asuhan sayang ibu dan
asuhan sayang bayi (Jannah, 2015).
Tujuan asuhan persalinan normal adalah mengupayakan kelangsungan
hidup dan mencapai derajat kesehatan yang tinggi bagi ibu dan
bayinya, melalui berbagai upaya yang terintegritas dan lengkap serta
intervensi minimal sehingga prinsip keamanan dan kualitas pelayanan
dapat terjaga pada tingkat yang optimal (Prawirohardjo, 2014).
NO KEGIATAN
11. Menyiapkan ibu dan keluarga untuk membantu proses bimbingan meneran
Memberitahu ibu bahwa pembukaan lengkap dan keadaan janin baik. Membawa ibu
dalam posisi yang nyaman sesuai dengan keinginannya.
12. Meminta keluarga untuk membantu menyiapkan pasisi ibu untuk meneran. (pada saat
ada his, bantu ibu dalam posisi setengah duduk dan pastikan ia merasa nyaman).
13 Melakukan pimpinan meneran saat ibu mempunyai dorongan yang kuat untuk meneran:
a. Bimbing, dukung dan beri semangat
b. Anjurkan ibu untuk istirahat diantara kontraksi
c. Berikan cukup asupan cairan per oral (minum)
d. Menilai DJJ setiap kontraksi uterus selesai
Rujuk jik belum lahir atau tidak segera lahir setelah 120 menit (2 jam meneran pada
primidravida dan 60 menit (1 Jam) pada multigravida
14. Anjurkan ibu untuk berjalan, berjongkok atau untuk mengambil posisi yang nyaman jika
ibu belum merasa ada dorongan untuk meneran dalam selang waktu 60 menit.
15. Persiapan pertolongan kelahiran bayi
Jika kepala bayi telah membuka vulva dengan diameter 5-6 cm, letakkan handuk bersih
diatas perut ibu untuk mengeringkan bayi
16. Meletakkan kain yang bersih dilipat sepertiga bagian bawah bokong ibu.
17. Membuka partus set, perhatikan kembali perlengkapan dan bahan
18. Pakai sarung tangan DTT atau steril pada kedua tangan.
19. Menolong kelahiran bayi
Saat kepala bayi membuka vulva dengan diameter 5-6 cm. Lindungi perineum dengan
satu tangan yang dilapisi dengan kain bersih dan kering. Tangna yang lain menahan
kepala bayi untuk menahan posisi defleksi dan membantu lahirnya kepala.
Menganjurkan ibu untuk meneran perlahan-lahan atau bernafas cepat saat kepala lahir.
20. Memeriksa lilitan tali pusat dan mengambil tindakan yang sesuai jika hal itu terjadi, dan
meneruskan segera proses kelahiran bayi.
a. Jika tali pusat melilit leher janin dengan longgar, lepaskan lewat bagian atas kepala
bayi
b. Jika tali pusat melilit leher janin dengan kuat, klem tali pusat
21. Menukearah bawah bdannggu kepala bayi melakukan putaran paksi luar secara spontan.
22. Setelah kepala melakukan putaran paksi luar, pegang secara biparietal. Meanjurkan ibu
untuk meneran saat kontraksi berikutnya. Dengan lembut manariknya kearah bawah dan
kearah luar hingga bahu anterior muncul dibawah arkus pubis dan kemudian dengan
lembut menarik kearah atas dan ke arah luar untuk melahirkan bahu posterior.
23. Setelah kedua bahu dilahirkan, menelusurkan tangan mulai kepala bayi yang berada
dibagian bawah ke arah perineum, membeiarkan bahu dan lengan posterior lahir ke
tangan tersebut. Mengendalikan kelahiran siku dan tangan bayi saat melewati perineum,
gunakan lengan bagian bawah untuk menyangga tubuh bayi saat dilahirkan
24. Setelah tubuh dari lengan lahir, menelusurkan tangan yang ada di atas (anterior) dari
punggung ke arah kaki bayi untuk menyangganya saat punggung kaki lahir. Memegang
kedua mata kaki bayi dengan hati-hati membantu kelahiran kaki.
25. Penanganan bayi baru lahir
Menilai bayi dengan cepat (dalam 30 detik), kemudian meletakkan bayi diatas perut ibu
dengan posisi kepala bayi sedikit lebih rendah dari tubuhnya (bila tali pusat terlalu
pendek, meletakkan bayi ditempat yang memungkinkan)
26. Mengeringksn tubuh bayim, mulai dari muka, kepala dan bagian tubuh lainnya kecuali
bagian tangkan tanpa membersihkan verniks. Ganti handuk basah dengan handu/kain
yang kering. Letakkan bayi di atas perut ibu
25
NO KEGIATAN
27. Periksa kembali uterua untuk memastikan tidak ada lagi bayi dalam uterus (hamil
tunggal)
28. Beritahu ibu bahwa ia akan disuntik oksitosin agar uterus berkontraksi dengan baik.
29. Dalam waktu 1 menit setelah bayi lahir, sutikkan oksitosin 10 menit IM (Intra Muskular)
diapaha atas bagian distal lateral (lakukan aspirasi sebelum menyuntikan oksitosin).
30. Menjepit tali pusat dengan klem kira-kira 3 cm dari pusat bayi.melakukan urutan tali
pusat mulai dari klem ke arah ibu dan memasang klem kedua 2 cm dari klem pertama
(ke arah ibu).
31. Melakukan pemotongan dan pengikatan tali pusat, yaitu
a. Dengan satu tangan, pegang tali pusat yang telah dijepit (lindunngi perut bayi) dan
lakukan pengguntingan tali pusat di antara 2 klem tersebut. Lakukan pemotongan
tali pusat dalam waktu 2 menit, karena pada waktu itu masih proses auto tranfusi.
b. Mengikat tali pusat dengan klem plastik/benang DTT
c. Melepaskan klem dan masukkan dalam wadah yang disediakan
32. Memberikan bayi kepada ibunya dan menganjurkan ibu untuk memeluk bayinya dan
memulai pemberian ASI jika ibu menghendakinya.
33. Penatalaksaan akti kala III
Memindahkan klem pada tali pusat hingga berjarak 5-10 cm dari vulva
34. Meltakkan satu tangan diatas kain pada perut ibuditepi atas simfisis untuk mendeteksi
perlekatan plasenta pada dinding uterus, sementara tangan yang lain menegangkan tali
pusat.
35. Setelah uterus berkontraksi, tegangkan tali pusat kearah bawah sambil tangan yang lain
mendorong uterus kearah belakang atas (dorsokranial)secara hati-hati (untuk mencegah
invesio uteri) jika plasenta tidak lahir setelah 30-40 detik, hentikan penegangan tali pusat
tunggu hinggga timbul kontraksi berikutnya, kemudian ulangi prosedur diatas. Jika
uterus tidak berkontraksi dengan baik minta ibu, suami, keluarga untuk melakukan
stimulasi puting susu.
36 Setelah uterus berkontraksi, tegangkan tali pusat ke arah bawah sambil tangan lain
mendorong uterus ke arah belakang atas (dorso kranial) secara hati.
Melakukan penegangan dan dorongan dorso kranial hingga plasenta terlepas, minta ibu
meneran sambil menarik tali pusat dengan arah sejajar lantai dan kemudian ke arah atas
mengikuti jalan lahir (sambil tetap melakukan tekanan dorso kranial)
37. Saat plasenta muncul di introitus vagina lahirkan plasenta dengan kedua tangan. Pegang
dan putar plasenta hingga selaput ketuban terpilin, kemudian lahirkan dan tempatkan
plasenta pada wadah yang telah disediakan. Jika terdapat selaput ketuban robek, pakai
sarung tangan DTT atau steril untuk melakukan eksplorasi sisa selaput, kemudian
gunakan jari-jari tangan atau klem steril untuk mengeluarkan bagian selaput yang
tertinggal.
38. Segera setelah plasenta dan selaput kektuban lahir, lakukan masase uterus. Melakukan
telapak tangan di fundus dan lakukan masase dengan gerakkan melingkar hingga uterus
berkontraksi (fundus teraba keras). Lakukan tindakan yang diperlukan jika uterus tidak
berkontraksi setelah 15 detik tindakan masase.
39. Memeriksa kedua sisi plasenta, baik bagian ibu maupun bayi, pastikan selaput ketuban
lengkap dan utuh. Meletakkan plasenta kedalam tempat khusus
40. Mengevaluasi kemungkinan laserasi pada vagina dan perineum dan segera menjahit
laserasi yang mengalami persarahan aktif
41. Pastikan uterus berkontraksi dengan baik dan tidak terjadi pendarahan per vaginam.
42. Mencelupkan kedua tangan yang memakai sarung tangan kedalam larutan klorin 0,5%.
Membila kedua tangan yang masih bersarung tengan tersebut dengan air DTT dan
26
NO KEGIATAN
mengringkannya dengan kain yang bersih dan kering.
43. Pastikan uterus berkontraksi dengan baik dan kandung kemih kosong.
44. Ajarkan ibu/keluarga cara melakukan masase uterus dan menilai kontraksi.
45. Evaluasi dan estimasi jumlah kehilangan darah
46. Memeriksa tekanan darah, nadi ibu kedaan kandung kemih setiap 15 menit selama 1 jam
pertama pasca persalinan.
47. Pantau keadaan bayi dan pastikan bayi bernafas dengan baik (40-60x/menit).
48. Menepatkan semua peralatan bekas pakai dalam larutan klorin 0,5
49. Bung bahan-bahan yang terkontaminasi ke tempat sampah yang sesuai
50. Bersihkan ibu dengan menggunakan air DDT. Bersihkan sisa cairan ketuban lendir , dan
darah . batu ibu memakai pakaian bersih dan kering.
51. Pastikan ibu meras nyaman, bantu ibu memberikan ASI. Anjurkan keluarga memberikan
ibu minuman dan makanan yang diinginkan.
52. Dekontaminasi tempat persalinan dengan larutan klorin 0,5%.
53. Celupkan sarung tangan kotor kedalam larutan klorin 0,5% balikkan bagian dalam
keluar. Rendam dalam klorin 0,5% selama 10 menit.
54. Cuci kedua tangan dengan sabun dan air mengalir.
55. Pakai sarung tangan bersih/DTT untuk pemmeriksaan fisik pada bayi.
56. Dalam 1 jam pertama, beri salep mata/tetes mata profilaksis infeksi, vitamin K 1 mg IM
dipaha kiri dibawah lateral, pemeriksaan fisik bayi baru lahir, pernafasan bayi, nadi dan
temperatur.
57. Setelah 1 jam pemberian vitamin K, berikan suntikan imunisasi hepatitis B dipaha kanan
bawah lateral.
58. Lepaskan sarung tangan dalam keaddan terbalik dan rendam didalam larutan klorin 0,5%
selama 10 menit.
59. Cuci kedua tangan dengan sabun dan air mengalir kemudian keringkan dengan handuk.
60. Dokumentasi (lengkap partograf)
Sumber:JNP-KR RI (2012)
yaitu dengan cara (a) menjaga keberihan diri; (b) berendam; (c)
perawatan mulut; (d) pengipasan.
Rochman dan Vasra (2012) menjelaskan bahwa definisi bayi baru lahir
normal adalah bayi yang lahir dari kehamilan 37-42 minggu dan berat
badan lahir 2.500-4.000 gram.
JNPK-KR (2012) menjelaskan salah satu asuhan bayi baru lahir yaitu
pengikatan tali pusat dengan benang steril, perawatan tali pusat dengan
tujuan tetap bersih dan kering, dengan cara jangan membungkus tali
pusat atau mengoleskan cairan apapun ke tali pusat, mengoleskan
cairan apapun ke tali pusat, mengoleskan alkohol 70% masih
diperbolehkan, tetapi tidak dikompres, lipat popok di bawah puntung
tali pusat, jika puntung tali pusat kotor bersihkan dengan air DTT
2.4 Nifas
2.4.1 Pengertian Nifas
Prawihardjo (2014) menjelaskan bahwa masa nifas atau puerperium
dimulai sejak 1 jam setelah lahirnya plasenta sampai dengan 6 minggu
(42 hari) setelah itu. Pelayanan pasca persalinan harus terselenggara
pada masa itu untuk memenuhi kebutuhan ibu dan bayi, yang meliputi
31
Tabel 2.3 Tinggi Fundus Uteri dan Berat Uterus Selama Masa Nifas
No Involusi Tinggi Fundus Uteri Berat Uterus
1. Bayi lahir Setinggi pusat 1000 garam
2. Plasenta lahir 2 jari dibawah pusat 750 garam
3. 1 minggu Pertengah pusat syimpisis 500 garam
33
persalinan).
4 Keempat 4 minggu sampai 6 a. Menanyakan kepada ibu tentang penyulit-
minggu setelah yang dialami atau bayinya.
persalinan b. Memberikan konseling KB.
2.5.2.6 Keuntungan
Marni (2014) menjelaskan beberapa keuntungan dari suntik KB
3 bualan yaitu (a) sangat efektif; (b) pencegah kehamilan
jangka panjang; (c) tidak berpengaruh terhadap hubungan
suami istri; (d) tidak mengandung hormon estrogen; (e) tidak
berpengaruh terhadap ASI; (f) tidak perlu menyimpan pil; (g)
dapat digunakan oleh perempun >35 tahun-perimenopause; (h)
membantu mencegah kanker endometrium dan kehamilan
ektopik; (i) menurunkan kejadian penyakit jinak payudara; (j)
mencegah beberapa penyebab penyakit radang panggul; (k)
menurunkan krisis anemia bulan sabit.
2.5.2.7 Keterbatasan
38
2.5.2.8 Indikasi
Marni (2016) mengatakan bahwa terdapat beberapa indikasi
yang dapat menggunakan suntik KB 3 bulan yaitu: (1) usia
reproduksi; (2) setelah melahirkan; (3) menghendaki
kontrasepsi jangka panjang; (4) menyusui dan membutuhkan
kontrasepsi yang sesuai; (5) perokok; (6) setelah abortus atau
keguguran; (7) telah banyak anak belum menghendaki
tubektomi; (8) sering lupa menggunakan pil; (9) tidak dapat
menggunakan kontrasepsi berestrogen; (10) anemia defisensi
besi; (11) tekanan darah <180/110 mmHg dengan masalah
pembekuan darah atau anemia bulan sabit; (12) menggunakan
obat epilepsi atau obat tuberculosis; (13) mendekati usia
menopause yang tidak mau atau tidak boleh menggunakan pil
kombinasi.
2.5.2.9 Kontraindikasi
Marni (2016) mengatakan nahwa terdapat kontraindikasi dari
penggunaan KB suntik 3 bulain yaitu: (1) hamil atau dicurigai
hamil; (2) perdarahan pervaginam yang belum jelas
penyebabnya; (3) tidak dapat menerima terjadinya gangguan
39
BAB 3
ASUHAN KEBIDANAN
3
3.1 IBUHAMIL (ANC)
Kunjungan ke : 6 (Enam)
Hari/Tanggal : Kamis, 07 Desember 2017
Jam : 17.00 wita
UK : 07 – 12 – 2017
(Umur Kehamilan) 20 – 04 – 2017
(17hari + 7) x 4/3
2 mgg + 3 hari + 28 mgg + 2 mgg =
32 minggu + 3 hari.
42
anak
Jenis Tempat
No Tahun UK Penolong Penyulit Nifas
partus partus
BB/
Sex Keadaan
PB
1. Ini
Riwayat Ginekologi
Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit yang
berhubungan dengan alat kandungan seperti kanker rahim,
mioma, kista, dan ibu mengatakan tidak pernah menjalani
operasi pada alat kandungannya.
3.1.1.6 Riwayat KB
Ibu mengatakan tidak pernah menggunakan kontrasepsi dan
ingin menggunakan suntik KB 3 bulan setelah masa nifas
selesai agar tidak mengganggu ASI.
f. Lila : 28 cm
g. Tanda-tanda vital
Tekanan darah : 120/80 mmHg
Nadi : 80 kali permenit
Suhu : 36,5°C
Respirasi : 24 kali permenit
3.1.3 Analisisa
G1 P0 A0, 32 minggu janin tunggal hidup intra uterin, fisiologis.
3.1.4 Penatalaksanaan
3.1.4.1 Menganjurkan ibu untuk makan-makanan yang bergizi seperti
lauk-pauk, buah-buahan, sayur-sayuran seperti bayam,
kangkung, minum air putih 6-8 gelas perhari.
Ibu mengerti tentang makanan yang bergizi dan bersedia untuk
melakukan anjuran tertentu.
50
O 1. Pemeriksaan Umum
a. KU : Baik
b. Kesadaran : Compos mentis
c. Berat badan : 61kg
d. Tanda-tanda vital
1) Tekanan darah : 110/90 mmHg
2) Nadi : 81 kali permenit
3) Suhu : 36,6oC
4) Respirasi : 22 kali permenit
2. Pemeriksaan Khusus
a. Inspeksi
Dada/payudara : Payudara tampak simetris, puting
susu tampak menonjol dan keluar
kolostrum.
Abdomen : Tidak tampak linea nigra, tidak
tampak strea gravidarum.
Genetalia : Tidak dilakukan pemeriksaan.
Ekstremitas : Tidak tampak edema dan varises.
b. Palpasi
Dada/payudara : Tidak teraba benjolan abnormal.
Abdomen
1) Leopold I : TFU teraba pertengahan pusat prx,
teraba bagian lembek di bagian fundus
(bokong).
2) Leopold II : Pada bagian perut ibu sebelah kanan
teraba keras memanjang seperti papan
(Pu-ka) dan bagian perut sebelah kiri
teraba bagian terkecil janin
(ekstremitas).
3) Leopold III : Presentasi terbawah janin teraba
keras, bulat dan melenting (presentasi
kepala).
4) Leopold IV : Presentasi terbawah janin belum
masuk pintu atas panggul (PAP).
5) TFU : 28 cm.
6) TBJ : 2.480 gram.
Ekstemitas : Tidak terabanya edema dan varises
c. Auskultasi
DJJ : Positif (+)
52
2 Kunjungan ke-8 S Ibu mengatakan hamil 9 bulan, tidak mempunyak keluhan dan
Senin, 08 Januari 2018 ibu ingin memeriksakan kehamilannya.
O 1. Pemeriksaan Umum
a. KU : Baik
b. Kesadaran : Compos mentis
c. Berat badan : 62 kg
d. Tanda-tanda vital
1) Tekanan darah : 110/80 mmHg
2) Nadi : 80 kali permenit
3) Suhu : 36,3oC
4) Respirasi : 22 kali permenit
2. Pemeriksaan Khusus
a. Palpasi
53
b. Auskultasi
DJJ : Positif (+)
Kejelasan : Jelas
keteraturan : Teratur
Frekuensi : 142 kali permenit
2. Pemeriksaan Khusus
a. Palpasi
Dada/payudara : Tidak teraba benjolan abnormal.
Abdomen
1) Leopold I : TFU teraba dua jari dibawah prx,
teraba bagian lembek di bagian fundus
(bokong).
2) Leopold II : Pada bagian perut ibu sebelah kanan
teraba keras memanjang seperti papan
(Pu-ka) dan bagian perut sebelah kiri
teraba bagian terkecil janin
(ekstremitas).
3) Leopold III : Presentasi terbawah janin teraba
keras, bulat (presentasi kepala).
4) Leopold IV : Presentasi terbawah janin
belum masuk pintu atas panggul
(PAP).
5) TFU : 30 cm.
6) TBJ : 2.790 gram.
Ekstemitas : Tidak terabanya edema dan varises
b. Auskultasi
DJJ : Positif (+)
Kejelasan : Jelas
Keteraturan : Teratur
Frekuensi : 141 kali permenit
3.2.2.2 Antropometri
a. BB : 2.700 gram
b. PB : 48 cm
c. Lingkar kepala : 30 cm
d. Lingkar dada : 29 cm
e. Lila : 10 cm
3.2.3 Analisa
By. Ny A umur 6 jam, fisiologis.
3.2.4 Penatalaksanaan
3.2.4.1 Memberitahu ibu cara menjaga kehangatan bayi dengan cara
yaitu (a) keringkan tubuh bayi; (b) selimuti atau bedong tubuh
bayi; (c) tutupi kepala bayi dengan topi.
Ibu mengerti cara menjaga kehangatan pada bayi.
3.2.4.2 Berikan bayi ASI sesering mungkin, minimal 2 jam sekali (on
demand).
Ibu mengerti kapan memberikan ASI kepada bayi.
3.2.4.7 Memberitahukan ibu tanda bahaya bayi yaitu (a) demam; (b)
tidak mau menyusu; (c) tali pusat kemerahan; (d) kejang; (e)
sianosis; (f) bayi terlihat kuning (ikterik); (g) sering muntah.
Ibu mengetahui tanda bahaya bayi baru lahir.
O 1. Pemeriksaan Umum
60
2. Reflek Primitif
a. Reflek Moro : (+)
b. Reflek Rooting : (+)
c. Reflek Sucking : (+)
d. Reflek Grashping : (+)
e. Reflek Tonick Neck : (+)
f. Reflek Babynski : (+)
g. Reflek Walking : (-)
Kunjungan III
3 Selasa, S Ibu mengatakan bayi tidak ada keluhan dan menyusu kuat.
13 Februari 2018
O 1. Pemeriksaan Umum
a. KU : Baik
b. Kesadaran : Bayi menangis kuat dan gerak aktif
c. Tanda-tanda vital
Suhu : 36,6 oC
Heart Rate : 141 kali permenit
Respirasi : 40 kali permenit
2. Reflek Primitif
a. Reflek Moro : (+)
b. Reflek Rooting : (+)
c. Reflek Sucking : (+)
d. Reflek Grashping : (+)
e. Reflek Tonick Neck : (+)
f. Reflek Babynski : (+)
g. Reflek Walking : (-)
b. Eliminasi
BAB pertama setelah persalinan
63
c. Personal hygine
Frekuensi mandi : Ibu belum mandi
Frekuensi gosok gigi : 1 kali
Kebersiha vulva : Ibu sudah 1 kali ganti popok
dan Ibu selalu membersihkan
vulvanya dengan air bersih
setiap kali habis mandi, dan
ibu selalu mengganti celana
dalamnya setelah BAB/BAK
jika merasa lembab.
Frekuensi ganti pakaian : Ibu baru 1 kali ganti pakaian
3.3.1.3 Aktifitas
Ibu mengatakan saat ini sudah bisa duduk dan berjalan.
3.3.1.4 Tidur/Istirahat
Siang hari : Belum ada
Malam hari : 7 jam
Masalah : Tidak ada
64
b. Palpasi
1) Dada/payudara : Tidak teraba benjolan abnormal
dan tidak ada nyeri tekan.
2) Abdomen
TFU : 2 jari dibawah pusat
Kontraksi : Baik
Kandung kemih : Kosong
3) Ekstermitas : Tidak teraba edema pada kedua
ekstermitas
3.3.2.3 Pemeriksaan Penunjang
Tidak dilakukan pemeriksaan.
3.3.3 Analisa
P1 A0 post partum 6 jam, fisiologis
3.3.4 Penatalaksanaan
3.3.4.1 Melakukan observasi perdarahan atau pengeluaran lochea
setelah melahirkan.
Ibu bersedia dilakukan observasi.
3.3.4.2 Mengajarkan pada ibu atau salah satu anggora keluarga untuk
masase fundus agar tidak terjadi perdarahan karena atonia
uteri.
Ibu dan keluarga cara massase uterus.
3.3.4.9 Memberitahu ibu tanda bahaya nifas yaitu (a) perdarahan; (b)
demam disertai pusing; (c) pandangan kabur; (d) sakit
berlebihan pada perut dan pinggang; (e) bengkak pada kaki,
68
wajah dan tangan; (f) depresi; (g) tidak nafsu makan; (h)
payudara memerah, bengkak, dan disertai demam; (i) cairan
dari jalan lahir berbau.
Ibu mengerti tanda bahaya masa nifas.
3.3.4.11 Memberikan terapi yaitu (a) Asam Mefenamat 3x1 per hari;
(b) SF 2x1 per hari; (c) Vit A 1x2 per hari; (d) Amoxcilin
3x1 per hari
Ibu mengerti cara meminum obat.
3.3.5 CATATAN PERKEMBANGAN IBU NIFAS
Tabel 3.4 Catatan Perkembangan Ibu Nifas
No Hari/Tanggal Asuhan Kebidanan
1 Selasa, Kunjungan II
05 Februari 2018
S Ibu mengatakan pertunya kadang terasa sedikit kram.
1. Pemeriksaan Umum
a. KU : Baik
b. Kesadaran : compos mentis
c. Tanda-tanda vital
Tekanan darah : 110/80 mmHg
Nadi : 82 kali permenit
Suhu : 36,7 oC
Respirasi : 22 kali permenit
2. Pemeriksaan Khusus
Palpasi
a. Payudara : Tidak teraba benjolan abnormal
dan tidak ada nyeri tekan.
b. Abdomen
TFU : Pertengahan pusat sympisis
Kontraksi : Baik
Kandung kemih : Kosong
69
Kunjungan III
1. Pemeriksaan Umum
a. KU : Baik
b. Kesadaran : compos mentis
c. Tanda-tanda vital
Tekanan darah : 110/90 mmHg
Nadi : 80 kali permenit
A Suhu : 36,5 oC
Respirasi : 20 kali permenit
P 2. Pemeriksaan Khusus
Palpasi
70
Kunjungan IV
BAB 4
PEMBAHASAN KASUS
Kesenjangan yang dilakukan pada bayi Ny. A yaitu tali pusat bayi dilakukan
pembungkusan dengan menggunakan kasa steril. Kesenjangan asuhan yang
dilakukan dengan teori yang ada dikarenakan menurut penulis apabila tidak
dibungkus dengan kasa steril akan mudah terkontaminasi dengan urine
ataupun tinja yang tidak dapat menjamin keseterilan tali pusat dan juga
76
penulis melihat dari data psikososial dan spiritual orang tua bayi yang takut
membersihkan dan mengganti pakaian bayi jika tali pusat tidak di bungkus
dengan kasa steril.
BAB 5
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Penulis telah melaksanakan asuhan kebidanan selama hamil, bersalin, nifas
dan asuhan bayi baru lahir serta sampai ber-KB pada Ny. A yang dimulai pada
usia kehamilan 32 minggu sampai menggunakan KB. Penulis mengambil
kesimpulan sebagai berikut:
a. Pengkajian data subjektif dan data objektif telah dilakukan pada asuhan
kebidanan komprehensif dimulai dari kehamilan 32 minggu sampai 40
minggu usia kehamilan, menolong persalinan, melakukan asuhan nifas 6
jam post partum hingga 4 minggu masa nifas, melakukan asuhan bayi baru
lahir dan neonatus sampai ber-KB yang telah diberikan sesuai dengan
standar dan di dapatkan analisa fisiologis.
d. Hasil asuhan kebidanan pada bayi Ny. A di dapatkan data keadaan umum
baik, keadaan fisik bayi baik, tidak ada kelainan ataupun kompliksi, dan
bayi di berikan tindakan IMD sesaat setelah dilahirkan, bayi diberikaan
salep mata, vitamin K untuk mencegah terjadinya infeksi dan terjadinya
perdarahan serta imunisasi HB0 untuk mencegah penyakit hepatitis. Dari
asuhan yang diberikan pada bayi Ny. A di dapatkan kesenjangan yaitu pada
pembungkusan tali pusat menggunakan kasa steril.
e. Asuhan kebidanan pada ibu nifas Ny. A sesuai dengan standar kunjungan
rumah pada ibu post partum, yang dinamakan kunjungan rumah meliputi
kunjungan 6 jam post partum, 6 hari post partum, 2 minggu post partum
dan 4 minggu post partum. Dari hasil kunjungan rumah sebanyak 4 kali di
dapatkan hasil keadaan ibu baik, tidak ada tanda-tanda infeksi.
Dengan demikian dapat tersusunlah laporan ini sesuai dengan kasus yang
dihadapi yaitu asuhan komprehensif dari masa kehamilan sampai masa
nifas berakhir.
79
5.2 Saran
5.2.1 Bagi Klien
Meningkatkan pengetahuan klien dan keluarga tentang kehamilan,
persalinan, nifas, BBL dan KB serta pentingnya pemeriksaan
kehamilan dan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan, terutama
apabila klien berencana ingin hamil lagi.
DAFTAR RUJUKAN
Astiti, S., Judistiani, R.T.D., Rahmiati, L. & Susanti,A.I. (2015). Asuhan Kebidanan
Nifas dan Menyusui. Bandung: Erlangga.
Hasanu, H., Hamam, H. & Toto, C. (2008). Manajemen Distribusi Kapsul Yodium
Pada Ibu Hamil di Daerah Endemik Gangguan Akibat Kekurangan Yodium
(GAKY), Vol 4, No 3 (Internet). Yogyakarta: UGM Tersedia dalam:
<https://jurnal.ugm.ac.id/article/view/17674.org>
(Diakses, 13 Februari 2018).
Irianti, B., Halida, E.M., Duhita. F., Prabandari, F., Yulita, N., Yulianti, N.,
Hartiningtiyaswati, S. & Anggraini, Y. (2015). Asuhan Kebidanan Berbasis
Bukti. Jakarta: Sagung Seto.
JNPK_KR Depkes RI. (2012). Asuhan Persalinan Normal. Jakarta: Jaringan Nasional
Pelatihan Klinik-Kesehatan Republik Indonesia Departemen Kesehatan
Republik Indonesia.
Johariyah. Ningrum, E.W. (2012). Asuhan Kebidanan Persalinan & Bayi Baru Lahir.
Jakarta: Trans Info Media.
Lockhart, A., Saputra, L. (2014). Masa Nifas Fisiologis & Patologis. Tanggerang:
BinapuraAksara Publisher.
Marni & Kukuh. (2014). Asuhan neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Prasekolah.
Yogyakarta: Pustaka pelajar.
Rochman, K.M., Vesra, E., Dahliana. & Sumastri, H. (2012). Asuhan Neonatus, Bayi,
Balita Berbasis Bukti. Jakarta: EGC.
Wijaya, A.M. (2011). Dampak Buruk Malaria Pada Kehamilan (Ibu Hamil)
(Internet). Tersedia dalam: <https://www.infodokterku.com/index.php/en/
Malaria-pada-kehamilan-ibu-hamil.org>
(Diakses 13 Februari 2018).
Yeyeh, A., Yulianti, L., Maemunah. & Susilawati, L. (2009). Asuhan Kebidanan I
(Kehamilan). Jakarta: CV. Trans Info Media.
83
LAMPIRAN
84
85
86
87
88
89
90
91
92
93
94
95
96
97
98
99
100
101
102
103
104
105
106