Anda di halaman 1dari 26

MAKALAH

ANGINA PEKTORIS

Dosen Pembibing
Nurma Afiana, S.Kep.,Ners.,M.kep

Disusun oleh
Kelompok 2

Muhamad Fahrul Moh Rrosi


Lucky L Bili
Miriam Bearsadi
Maria Imelda Bulu
Yovia Mardiana Kendu

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN NERS


STIKES WIDYAGAMA HUSADA
MALANG
2019/2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat
dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah dengan judul “Angina
Pektoris”. Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan
Medikal Bedah Program Studi S1 Ilmu Keperawatan WIDYAGAMA HUSADA
MALANG.
Penulis menyadari dalam pembuatan makalah ini tidak lepas dari bantuan
dan dorongan berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima
kasih pada dosen Nurma Afiani S..kep.,Ners.,M.Kep dan teman-teman Program
Studi S1 Keperawatan WIDYAGAMA HUSADA MALANG dan Orang Tua yang
selalu memberikan dukungan dan materi.
Penulis menyadari makalah ini memiliki banyak kekurangan, oleh karena
itu penulis mengharapkan kritik dan saran untuk perbaikan makalah selanjutnya.
Semoga makalah ini bermanfaat bagi penulis pada khususnya dan bagi
pembaca pada umumnya.

Malang 8 oktoberr 2019

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR…………………………………………………………….……….i
DAFTAR ISI……………………………………………………..……………................ii
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang……………………………………….
…………………………..1
B. Rumusan
Masalah…………………………………………………………................1
C. Tujuan
Masalah…………………………………………………………................2

BAB II TINJAUAN KONSEP


A. Pengertian Angina
Pektoris…………………………………………………….……………..3
B. Etiologi Angina Pektoris……………………………………………….
…………………..4
C. Faktor Resiko Angina
pektoris…………………………………………………….…………….4
D. Jenis Angina
Pektoris…………………………………………………………………...5
E. Manifestasi Klinis Angina
Pektoris………………………………………….……………………….7
F. Patofisiologi Angina
Pektoris…………………………………………………………………..8
G. Terapi Farmakologi Angina
Pektoris………………………………………………….……...............9
BAB III ASUHAN KEPERAWATAN
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan……………………………………………………………….14
B. Saran……………………………………………….……………………..14
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Angina pektoris merupakan sepuluh penyakit utama penyebab
angka kematian tertinggi di Indonesia. Tinggi atau rendahnya derajat
kesehatan masyarakat secara garis besar dipengaruhi oleh faktor-faktor
lingkungan, perilaku dan kebiasaan hidup,tersedianya upaya pelayanan
dan bawaan biologi. Pengaruh yang paling besar adalah faktor
lingkungan dan perilaku serta kebiasaan hidup masyarakat.lingkungan
kerja dapat menimbulkan gangguan terhadap suasana kerja dan
pengaruh terhadap kesehatan dan keselamatan kerja dan tenaga kerja.
Lingkungan kerja yang nyaman sangat dibutuhkan oleh pekerja baik dari
lingkungan fisik dan non fisik.hal ini dapat memicu timbulnya masalah
kesehatan,salah satunya yaitu penyakit jantung koroner(angina
pecthoris).
Faktor perilaku yang juga memiliki kontribusi besar terjadinya
penyakit jantung koroner adalah usia >45 ,kebiasan merokok , konsumsi
alkohol/napza konsumsi makanan yang mengandung kolestrol,dan
kebiasaan olahraga.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Angina Pektoris ?
2. Apa etiologi Angina Pektoris ?
3. Apa saja faktor resiko Angina Pektoris ?
4. Apa jenis Angina Pektoris ?
5. Apa saja manifestasi klinis Angina Pektoris ?
6. Bagaimana patofisiologi Angina Pektoris ?
7. Apa saja terapi farmakologi Angina Perktoris ?

C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui apa pengertian Angina Pektoris
2. Untuk mengetahui etiologi Angina Pektoris
3. Untuk mengetahui faktor resiko Angina Pektoris
4. Untuk mengetahui jenis Angina Pektoris
5. Untuk mengetahui manifestasi klinis Angina Pektoris
6. Untuk mengetahui patofisiologi Angina Pektoris
7. Untuk mengetahui terapi farmakologi Angina Pektoris
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Angina Pektoris


Angina Pektoris merupakan nyeri dada sementara atau perasaan
tertekan (kontriksi) didaerah jantung. (Brenda Walters,2003).
Angina pektoris (AP) suatu syndrome kronis di,mana klien
mendapat serangan skait dad di daerah sternum atau dibawah sternum
(sub sternan) atau dada sebelah kiri yang khas,yaitu seperti di tekan atau
terasa berat di dada yang sering kali menjalar ke lengan kiri, kadang-
kadang dapat menjalar ke punggung,rahang,leher,atau lengan kanan.
Sakit dada tersebut biasanya timbul pada waktu pasien melakukan
aktivitas dan segera hilang bila pasien menghentikan aktivitasnya.
Angina pektoris adalah suatu syndrome yang ditandai dengan
rasa tidak enak yang berulang di dada dan daerah lain sekitarnya yang
berkaitan yang di sebabkan oleh ischemia miokard tetapi tidak sampai
terjadi nekrosis.
Angina pektoris adalah nyeri dada yang ditimbulkan karena
ischemic miokard dan bersifat sementara atau reversibel.
Angina pektoris merupakan sindrom klinis yang disebabkan oleh
aliran darah ke arteri miokard berkurang sehingga ketidakseimbangan
terjadi antara suplay O2 ke miokardium yang dapat menimbulkan iskemia,
yang dapat menimbulkan nyeri yang kemungkinan akibat dan perubahan
metabolisme aeribik menjadi anaerob yang menghasilkan asam laktat
yang merangsang timbulnya nyeri
Sakit dada angina pektoris disebabkan karena timbulnya ischemia
miokard,karena suplai darah dan oksigen ke miokard berkurang.
Serangan skait dada biasanya berlangsung 1-5 menit, bila sakit dada
terus berlangsung lebih dadri 20 menit,mungkin pasien mendapat
serangan infrak miokard akut dan bukan disebabkan angina pectoris
biasa. Pada pasien angina pectoris dapat pula timbul keluhan lain seperti
sesak nafas, perasaan kadang-kadang sakit dada disertai keringat dingin.
Aktivitas fisik dan emosi juga menyebabkan jantung bekerja lebih berat
dank arena itu menyebabkan meningkatnya kebutuhan jantung dan
oksigen.jika arteri menyempit atau tersumbat sehingga aliran darah ke
otot tidak dapat memenuhi kebutuhan jantung akan oksigen, maka bias
terjadi ischemia dan menyebabkan nyeri.

Penyakit Jantung Korener adalah istilah umum untuk penumpukan


plak di arteri jantung yang dapat menyebabkan serangan jantung
(American Heart , 2013)
Penyakit Jantung Korener adalah penyempitan atau tersumbatnya
pembuluh darah arteri jantung yang disebut pembuluh darah koroner.
Sebagaimana halnya organ tubuh lain, jantung pun memerlukan zat
makanan dan oksigen agar dapat memompa darah keseluruh tubuh,
jantung akan bekerja baik jika terdapat keseimbangan antara pasokan
dan pengeluaran. Jika pembuluh darah koroner tersumbat atau
menyempit, maka pasokan darah ke jantung akan berkurang, sehingga
terjadi ketidakseimbangan antara kebutuhan dan pasokan zat makanan
dan oksigen, makin besar presentase penyempitan pembuluh darah
koroner makin berkurang aliran darah ke jantung, akibatnya timbullah
nyeri dada (UPT-Balai Informasi Teknologi Lipi Pangan & Kesehatan,
2009)
Penyakit Jantung Koroner memiliki klarifikasi yang berkaitan
dengan angina pectoris sebagai berikut :
a. Angina Pektoris Stabil
Angina pektoris stabil adalah keadaan yang ditandai oleh
adanya suatu ketidaknyamanan (jarang digambarkan sebagai
nyeri) di dada atau lengan yang sulit di lokalisasi dan dalam,
berhubungan dengan aktivitas fisik atau dengan emosional dan
menghilang dalam 5-15 menit dengan istirahat atau dengan obat
nitrogliserin sublingual (yusnindar 2007).
b. Angina pektoris tidak stabil adalah angina pektoris (atau janin
ekuivalen ketidaknyamanan iskemik) dengan sekurang-kurangnya
satu dari tiga hal berikut :
1. Timbul saat istirahat (atau dengan aktivitas minimal) biasanya
berakhir setelah lebih dari 20 menit (jika tidak diberikan
nitrogliserin).
2. Lebih berat dan digambarkan sebagai nyeri yang nyata dan
merupakan onset baru (dalam 1 bulan)
3. Timbul dengan pola crescendo (bertambah berat, bertambah
lama, atau lebih sering dari sebelumnya). Pasien dengan
ketidaknyamanan dapat datang dengan atau tanpa elevasi
segmen ST pada EKG (yusnindar, 2007)

EKG (Elektrokardiogram)
Gambaran EKG saat istirahat dan bukan pada saat
serangan angina sering terpantau normal. Gambaran EKG dapat
menunjukkan bahwa pasien pernah mendapat infark miokard di
masa lampau. Kadang-kadang menunjukkan pembesaran
ventrikel kiri pada pasien hipertensi dan angina, dapat pula
menunjukkan perubahan segmen ST atau gelombang T yang tidak
khas. Pada saat serangan angina, EKG akan menunjukkan
depresi segmen ST dan gelombang T dapat menjadi negatif.
Gambaran EKG penderita angina tak stabil/ATS dapat berupa
depresi segmen ST , inversi gelombang T , depresi segmen ST
disertai inversi gelombang T , elevasi segmen ST , hambatan
abang ikatan His dan bisa tanpa perubahan segmen ST dan
gelombang T. Perubahan EKG pada ATS bersifat sementara dan
masing-masing dapat terjadi sendiri-sendiri ataupun bersamaan.
Perubahan tersebut timbul di saat serangan angina dan kembali
ke gambaran normal atau awal setelah keluhan angina hilang
dalam waktu 24 jam. Bila perubahan tersebut menetap setelah 24
jam atau terjadi evolusi gelombang Q, maka di sebut IMA.
A. Etiologi Angina Pektoris
Etiologi Angina Pektoris merupakan akibat dari penyakit arteri
koroner.
Faktor penyebab angina pektoris antara lain :
1. Arteriosklerosis
2. Spasme arterikoroner
3. Anemia berat
4. Arthritis
5. Aorta insufisiensi : stenosis katup aorta (penyempitan katup
aorta), regurgitasi katup aorta (kebocoran katup aorta)
6. Stenosis subaortik hipertrofik
7. Spasme arterial (kontraksi sementara pada arteri yang terjadi
secara tiba-tiba)

B. Faktor Angina Pektoris


Faktor resiko terjadinya angina pektoris antara lain :
1. Dapat diubah (dimodifikasi)
a. Diet (hipertipidemia)
b. Rokok
c. Hipertensi, stress
d. Obesitas
e. Kurang aktivitas
f. Diabetes militus
g. Pemakaian kontrasepsi oral
2. Tidak dapat diubah
a. Usia
b. Jenis kelamin
c. Ras
d. Herediter
e. Kepribadian

Faktor pencetus serangga yang dapat menimbulkan antara lain :


1. Emosi
2. Stress
3. Kerja fisik terlalu berat
4. Hawa terlalu panas dan lembab
5. Terlalu kenyang
6. Banyak merokok

C. Jenis Angina Pektoris


a. Angina Pektoris stabil
Disebut juga angina klasik, terjadi jika arteri koroner yang
arterosklerotik tidak dapat dilatasi untuk meningkatkan alirannya
sewaktu kebutuhan oksigen meningkat.Peningkatan kerja jantung
dapat menyertai aktivitas berolahraga atau naik tangga.
1. Awitan secara klasik berkaitan dengan latihan atau aktivitas
yang meningkatkan kebutuhan oksigen miokrad.
2. Nyeri segera hilang dengan istirahat atau penghentikan
aktivitas
3. Durasi nyeri 3-5 menit
Meliputi :
1. Angina Nokturnal
Nyeri terjadi saat malam hari, biasanya saat tidur dan
dapat dikurangi dengan duduk tegak.Biasanya akibat gagal
ventrikel kiri.
2. Angina Dekubitus
Angina saat berbaring
3. Iskemia Tersamar
Terdapat bukti objektif iskemia (seperti pada stress) tetapi
pasien tidak menunjukan gejala
b. Angina pektoris tidak stabil (angina prainfark ; angina kresendo)
Adalah kombinasi angina stabil dengan angina prinzmetal,
dijumpai pada individu dengan perburukan penyakit arteri
koroner.Angina ini biasanya menyertai peningkatan beban kerja
jantung.Hal ini tampaknya terjadi akibat arterosklerosis koroner, yang
ditandai oleh trombus yang tumbuh dan mudah mengalami spasme.
1. Adurasi serangan dapat timbul lebih dari angina pektoris stabil
2. Pencetus dapat terjadi pada keadaan istirahat atau pada
tingkat aktivitas ringan
3. Kurang responsif terhadap nitrat
4. Lebih sering ditemukan depresisegmen ST
5. Dapat disebabkan oleh rupture plak aterosklerosis, spasmus,
trombus atau trombosit yang beragregasi
Meliputi :
1. Angina refrakter atau intraktabel
Angina yang sangat berat sampai tidak tertahankan
c. Varian Angina
Angina prinzmental yang terjadi karena spasme arteri koronia
berhubungan dengan resiko tinggi terjadinya infrak.
1. Sakit dada atau nyeri timbul pada waktu istirahat, sering kali
pagi hari
2. Nyeri disebabkan karena spasmus pembuluh koroner artero
sklerotik
3. EKG menunjukan elevasi sekmen ST
4. Cenderung berkembang menjadi infark miokard akut
5. Dapat terjadi aritmia
D. Manifestasi Klinis Angina Pektoris
Iskemia otot jantung akan menyebabkan nyeri dengan derajat
yang bervariasi, mulai dari rasa tertekan pada dada sampai nyeri hebat
yang disertai dengan rasa takut atau rasa akan menjelang ajal.nyeri
sangat terasa ada di daerah belakang sternum atas atau sternum ketiga
tengah (restosentral).meskipun rasa nyeri biasanya terlokalisasi,namun
nyeri tersebut dapat menyebar ke leher,dagu,bahu,dan aspek ekstremitas
atas.pasien biasanya memperlihatkan rasa sesak,tercekik,dengan
kualitas yang terusmenerus.
Meliputi :
1. Nyeri dada menjalar ke leher,tenggorokan,daerah lengan kiri
2. Kualitas nyeri seperti tertekan benda berat,seperti
diperas,terasa panas,kadang-kadang hanya perasaan tidak
enak di dada.
3. Durasi nyeri berlangsung 1-5menit tidak lebih dari 30menit.
4. Nyeri hilang(berkurang)bila istirahat atau pemberian
nitrogliserin.
5. Gejala penyerta:sesak nafas,perasaan lelah,kadang muncul
keringat dingin.

E. Patofisiologi Angina Pektoris


Mekanisme timbulnya angina pektoris didasarkan kepada ketidak
adekuatan suplai oksigen ke sel-sel miokardium yang diakibatkan Karena
kekakuan arteri dan penyempitan arteri koroner. Tidak diketahui pasti apa
penyebab ateriosklerosis,namun jelas tidak ada factor tunggal yang
bertaggung jawab atas perkembangan ateriosklerosis. Arterikloerosis
merupakan penyakit arteri koroner yang sering ditemukan. Sewaktu
beban kerja suatu jaringan meningkat , maka kebutuhan oksigen juga
meningkat. Apabila kebutuhan oksigen meningkat pada jantung sehat
maka arteri koroner berdilatasi dan mengalirkan lebih banyak darah dan
oksigen keotot jantung. Namun apabila arteri koroner mengalami
kekakuan atau menyempit akibat arteriosklerosis dan tidak berdilatasi
sebagai respon terhadap peningkatan kebutuhan oksigen ,maka terjadi
iskemik (kekurangan suplai darah ) miokardium. Adanya endotel yang
cedera megakibatkan hilangnya produksi NO(nitrat oksida yang berfungsi
untuk menghambat berbagai zat yang reaktif ). Dengan tidak adanya
fungsi ini dapat menyebabkan otot polos berkontraksi dan timbul spasmus
koroner yang memperberat penyempitan lumen karena suplai oksigen ke
miokard berkurang. Penyempitan atau blok ini belum menimbulkan gejala
yang begitu nampak bila belum mencapai 75%. Bila penyempitan lebih
dari 75% serta dipicu dengan aktifitas berlebihan maka suplai darah ke
koroner akan berkurang. Sel –sel miokardium menggunakan glikogen
anaerob untuk memenuhi kebutuhan energi mereka.Metabolism ini
mengahasilkan asam laktat yang menurunkan pH nyeri.Apabila keutuhan
energy sel-sel otot kembali fosforilasi oksidatif untuk membentuk energi.
Proses ini tidak menghasilkan asam laktat. Dengan hilangnya asam laktat
nyeri dada akan hilang.
Penatalaksanaan medik :
1. Meningkatkan suplai 0-2 ke miokard
2. Menghilangkan nyeri dada
3. Istirahat
4. Kurang emosi
5. Uji latihan beban/treadmill test
6. Pemeriksaan EKG dan rekam jantung
7. Diet : kendalikan kalori sesuai dengan berat badan yang ideal.
Diet karbohidrat 50% dari kalori harian,protein :20% dari kalori
harian dan lemak (kebanyakan nabati ) : 30% dari kalori
harian.

Tes diagnostik :
1. EKG : keadaan istirahat EKG normal pada 25% pasien angina
pektoris
2. Foto thoraks : biasanya normal , namun infiltrate mungkin ada
menunjukan dekompensasi jantung atau paru-paru.
3. Angiografi koroner : cara yang paling akurat untuk
menentukan beratnya penyakit jantung koroner dan dilakukan
pada penderita angina stabil dan kronik
4. Test lab : SGOT, SGPT, LDH, CKMB : tidak ada penyimpanan
normal
5. Kadar lipid , trigliserid, dan koleterol :mungkin meningkat
6. Treadmill

F. Terapi Farmakologi Angina Pektoris


a. Terapi farmakologi
1. Nitrogliserin
Senyawa nitrat masih merupakan obat utama untuk menan
gani angina pektoris. Nitrogliserin diberikan untuk menurunkan
konsumsi oksigen jantung yang akan mengurangi nyeri angina.
Nitrogliserin adalah bahan vasoaktif yang berfungsi melebarkan
baik vena maupun arteria sehingga mempengaruhi sirkulasi
perifer.Dengan pelebaran vena terjadi pengumpulan darah vena
diseluruh tubuh.Akibatnya hanya sedikit darah yang kembali ke
jantung dan terjadilah penurunan tekanan pengisian (preload).Nitr
at juga melemaskan terjadi pengumpulan darah vena diseluruh
tubuh.Akibatnya hanya sedikit darah yang kembali ke jantung dan
terjadilan penurunan tekanan pengisian (preload).Semua
berakibat pada penurunan kubutuhan oksigen jantung.Menciptaka
n suatu keadaan yang lebih seimbang antara suplai dan kebutuha
n. Nitrogliserin biasanya diletakkan dibawah lidah (sublingual) dan
akan menghilangkan nyeri dalam 3 menit.
2. Penyebab beta-adrenergik
Obat ini digunakan sebagai terapi utama pada angina.
Penyekat beta dapat menurunkan kebutuhan oksigen miokard
dengan cara menurunkan frekuensi denyut jantung ,
kontraktilitas ,tekanan di atreri dan peregangan pada dinding
ventrikel kiri. Obat penyekat beta antara lain :
atenol,metoprolol,nadolol. Efek samping dari obat ini biasanya
muncul bradikardi .

3. Kalsium antagonis
Obat ini bekerja dengan cara menghambat masuknya
kalsium melalui saluran kalsium, yang akan menyebabkan
relaksasi otot polos pembuluh darah sehingga terjadi vasodilatasi
pada pembuluh darah epikardial dan sistematik. Kalsium
antagonis juga menurunkan kebutuhan miokard dengan cara
menurunkan resistensi vasekuler sistemik. Golongan obat kalsium
antagonis nifedipin,isradipin,nikradipin dan nimodipin.

b. Terapi Nonfarmakologi
Ada beberapa cara lain yang diperlukan untuk menurunkan
kebutuhan oksigen jantung antara lain: pasien harus berhenti
merokok karena merokok mengakibatkan tachycardia dan naiknya
tekanan darah,sehingga memaksa jantung bekerja keras.orang
obesitas dianjurkan menurunkan berat badan untuk mengurang kerja
jantung,mengurangi stress untuk menurunkan kadar adrenalin yang
dapat menimbulkan vasokontriksi pembuluh darah. Pengontrolan gula
darah.
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
A. Studi Kasus
Tn E usia 50 tahun datang ke poli jantung dengan keluhan dada kiri
terasa seperti ditusuk yang munculnya kadanf-kadang khususnya saat
bermain tenis lapangan.hasl pemeriksaan fisik di dapatkan berat badan
75kg TB 160cm.TD 140/90mmhg.N 90x/m,pernapasan 15x/m,sura
jantung s1 dan s2 tungggal.tidak ada anemi hasil pemeriksaan penunjang
EKG ditemukan irama sinum 88x/m,hipertropi ventrikel kiri.pemeriksaan
laboratorium hemoglobin,leukosit,trombosit dan hct semua dalam batas
normal.riwayat penyakit masa lalu hipertensi,merokok sejak usia 25 tahun
sekitar 3 batang per hari.

B. Pengkajian :
1. Identitas klien
Terdiri dari nama , alamat , umur, pekerjaan,tanggal masuk,tanggal
didata dll.
2. Riwayat kesehatan
a. Riwayat kesehatan sekarang
I. Kaji pola aktivitas/istirahat : pola hidup menonton,
kelemahan, kelelahan, nyeri dada bila bekerja
II. Kaji sirkulasi : kaji tanda takhikardia,disritmia,tekanan
darah normal meningkat atau menurun.
III. Kaji nyeri/ketidaknyamanan : nyeri dada substernal,anterio
r yang menyebar ke rahang,leher,bahu,dan ekstermitas
atas (lebih pada kiri daripada kanan ).kaji durasi nyeri
biasanya kurang dari 15 menit .
IV. Kaji pernafasan : dispensia saat bekerja , riwayat merokok.
Kaji adanya tanda irama /frekuensi meningkat dan
gangguan kedalaman .
V. Penyuluhan /pembelajaran: kaji keluarga dengan riwayat
sakit jantung, hipertensi dan stroke . penggunaan obat
jantung hipertensi yang dijual bebas.

b. Riwayat kesehatan dahulu


I. Riwayat penyakit terdahulu : penyakit jantung, hipertensi,
stroke

C. Diagnosal
1. Penurunan curah jantung berhubungan dengan perubahan
kontraktilitas miokardial/perubahan inotropik.
2. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan penurunan
reflekbatuk, penumpukan secret.
3. Kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan edema paru
4. Gangguan pola nafas berhubungan dengan sesak nafas
5. Penurunan perfusi jaringan behubungan dngan penurunan O2  ke
organ

D. Intervensi
Rencana keperawatan adalah semua tindakan yang dilakukan
oleh perawat untuk membantu klien beralih dari status kesehatan saat ini
kestatus kesehatan yang diuraikan dalam hasil yang diharapkan
PENURUNAN CURAH JANTUNG B/D PERUBAHAN
KONTRAKTILITAS MIOKARDIAL/PERUBAHAN INOTROPIK
Tujuan: Setelah diberikan asuhan keperawatan diharapkan tanda vital
dalam batas yang dapat diterima (disritmia terkontrol atau hilang) dan
bebas gejala gagal jantung.
Kriteria hasil :
a.    Melaporkan penurunan episode dispnea, angina.
b.    Ikut serta dalam aktivitas yang mengurangi beban kerja jantung
INTERVENSI RASIONAL
Auskultasi nadi apical, Biasanya terjadi takikardi (meskipun
observasi frekuensi, irama pada saat istirahat) untuk
jantung mengkompensasi penurunan
kontraktilitas ventrikuler.

Catat bunyi jantung S1 dan S2 mungkin lemah karena


menurunnya kerja pompa. Irama
gallop umum (S3 dan S4) dihasilkan
sebagai aliran darah ke dalam
serambi yang distensi. Murmur dapat
menunjukkan inkompetensi/ stenosis
katup.
Palpasi nadi nadi perifer
Penurunan curah jantung dapat
menunjukkan menurunnya nadi radial,
poplitea, dorsalis pedis dan postibial.
Nadi mungkin cepat hilang atau tidak
teratur untuk dipalpasi, dan pulsus
alternan (denyut kuat lain dengan
Kaji kulit terhadap pucat dan denyut lemah) mungkin ada.
sianosis.
Pucat menunjukkan menurunnya
perfusi perifer sekunder terhadap
tidak adekuatnya curah jantung,
vasokontriksi, dan anemia. Sianosis
Tinggikan kaki, hindari tekanan dapat terjadi sebagai refraktori GJK.
pada bawah lutut.
Menurunkan stasis vena dan dapat
menurunkan insiden thrombus atau
Berikan oksigen tambahan pembentukan embolus.
dengan nasal kanula atau
masker sesuai indikasi. Meningkatkan sediaan oksigen untuk
kebutuhan miokard untuk melawan
efek hypoxia atau iskemia.

BERSIHAN JALAN NAFAS TIDAK EFEKTIF b/d PENURUNAN


REFLEK BATUK, PENUMPUKAN SEKRET
Tujuan: Setelah diberikan askep diharapkan kepatenan jalan nafas
pasien terjaga dengan
Kriteria hasil :
a.    RR dalam batas normal
b.    Irama nafas dalam batas normal
c.    Pergerakan sputum keluar dari jalan nafas
d.   Bebas dari suara nafas tambahan
INTERVENSI RASIONAL
Auskultasi bunyi nafas. Catat Beberapa derajat spasme bronkus
adanya bunyi nafas, missal terjadi dengan obstruksi jalan nafas
mengi, krekels, ronki. dan dapat/ tak dimanifestasikan
adanya bunyi nafas adventisius, misal
penyebaran, krekels basah
(bronchitis) ; bunyi nafas redup
dengan ekspirasi mengi (emfisema)
atau tak nya bunyi nafas (asma
Pantau frekuensi pernafasan. berat).
Catat rasio inspirasi dan
ekspirasi. Takipnea biasanya ada pada
beberapa derajat dan dapat
ditemukan pada penerimaan atau
Diskusikan dengan pasien untuk selama distress.
posisi yang nyaman misal
peninggian kepala tempat tidur, Peninggian kepala tempat tidur
duduk pada sandaran tempat mempermudah fungsi pernafasan
tidur. dengan menggunakan gravitasi .

Dorong/bantu latihan nafas


abdomen atau bibir Memberikan pasien beberapa cara
untuk
Memberikan air hangat mengatasi dan mengontrol dispnea.

Hidrasi air membantu menurunkan


kekentalan secret, mempermudah
pengeluaran.

KERUSAKAN PERTUKARAN GAS b/d EDEMA PARU


Tujuan: Setelah diberikan asuhan keperawatan diharapkan pasien
dapat Mempertahankan tingkat oksigen yang adekuat untuk keperluan
tubuh.
Kriteria hasil :
         Tanpa terapi oksigen, SaO2 95 % dank lien tidan mengalami sesak
napas.
         Tanda-tanda vital dalam batas normal
INTERVENSI RASIONAL
Kaji frekuensi, kedalaman Berguna dalam evaluasi derajat
pernafasan stress pernapasan/kronisnya proses
penyakit.
Tinggikan kepala tempat
tidur,bantu pasien untuk memilih Pengiriman oksigen dapat diperbaiki
posisi yang mudah untuk dengan posisi duduk tinggi dan
bernafas.dorong nafas dalam latihan jalan nafas u/ menurunkan
secara perlahan sesuai dengan kolaps jalan nafas,dispnea dan kerja
kebutuhan/toleransi individu. nafas.

Kaji/awasi secara rutin kulit dan


warna membrane mukosa.
Sianosis mungkin perifer (terlihat pd
kuku) /sentral (sekitar bibir/daun
telinga). Keabu-abuan dan sianosis
Auskultasi bunyi nafas, catat sentral mengindikasikan beratnya
area penurunan aliran udara hipoksemia.
/bunyi tambahan.
Bunyi nafas munkin redup karena
Awasi tingkat kesadaran/status penurunan aliran udara.
mental. selidiki adanya
perubahan.
Penurunan getaran vibrasi diduga ada
Awasi tanda vital dan irama pengumpulan cairan atau udara
jantung terjebak.

Takikardi, disritmia, dan perubahan


Kolaborasi TD dapat menunjukan efek
Awasi /gambarkan seri GDA hipoksemia sistemik pada fungsi
dan nadi oksimetri. jantung.

PaCO2 biasanya meningkat


(bronchitis, emfisema) & PaO2 secara
umum menurun, sehingga hipoksia
terjadi dengan derajat lebih kecil/lebih
Berikan oksigen tambahan yang besar. Catatan : PaCO2
sesuai  dengan indikasi hasil “normal”/meningkat menandakan
GDA dan toleransi pasien. kegagalan pernafasan yang akan
datang selama asmatik.

Terjadinya/kegagalan nafas yang


akan datang memerlukan upaya
penyelamatan hidup.

GANGGUAN POLA NAFAS b/d SESAK NAFAS


Tujuan: Setelah diberikan asuhan keperawatan diharapkanPola nafas
efektif
Kriteria hasi:
a.       RR Normal
b.      Tak ada bunyi nafas tambahan dan penggunaan otot bantu
pernafasan.
c.       GDA Normal.
INTERVENSI RASIONAL
Monitor kedalaman pernafasan, Mengetahui pergerakan dada simetris
frekuensi, dan ekspansi dada. atau tidak.pergerakan dada tidak
simetris mengindikasikan terjadinya
gangguan pola nafas.

Catat upaya pernafasan Penggunaan otot bantu nafas


termasuk penggunaan otot mengindikasikan bahwa suplai O2
bantu nafas tidak adekuat.

Bunyi nafas tambahan menunjukkan


Auskultasi bunyi nafas dan catat karena penurunan aliran udara.
bila ada bunyi nafas tambahan
Pasien dengan gangguan nafas
Kolaborasi pemberian Oksigen membutuhkan oksigen yang
dan px GDA adekuat.GDA untuk mengetahui
konsentrasi O2 dalam darah.
Tanda vital menunjukan keadaan
Pantau tanda vital (tekanan umum pasien. Pada pasien dengan
darah, nadi, frekuensi, gangguan pernafasan TTV meningkat
pernafasan). maka perlu dilakukan tindakan
segera.

PENURUNAN PERFUSI JARINGAN b/d PENURUNAN O2 KE OTAK


Tujuan: Setelah diberikan asuhan keperawatan gangguan perfusi
jaringan berkurang / tidak meluas selama dilakukan tindakan perawatan
di RS
Kriteria hasil :
         Daerah perifer hangat
         Tak sianosis
         Gambaran EKG tak menunjukan perluasan infark
        RR 16-24 x/ menit tak terdapat clubbing finger kapiler refill 3-5 detik,
nadi 60-100x / menit. TD 120/80 mmHg
INTERVENSI RASIONAL
Pantau TD, catat adanya Vasokontriksi sistemik diakibatkan
hipertensi sistolik secara terus oleh penurunan curah jantung
menerus dan tekanan nadi yang mungkin dibuktikan oleh penurunan
semakin berat. perfusi kulit dan penurunan nadi.

Pompa jantung gagal dapat


Pantau frekuensi jantung, catat mencetuskan distres pernapasan.
adanya Bradikardi, Tacikardia Namun, dispnea tiba-tiba/berlanjut.
atau bentuk Disritmia lainnya.

Normalnya autoregulasi
Pantau pernapasan meliputi mempertahankan aliran darah otak
pola dan iramanya. yang konstan pada saat ada fluktuasi
TD sistemik. Kehilangan autoregulasi
dapat mengikuti kerusakan kerusakan
vaskularisasi serebral lokal/menyebar.

E. Implementasi
Tindakan yang langsung dilakukan pada klien baik yang sesuai
dengan yang direncanakan maupun yang tidak direncanakan.Implementa
si ini dilakukan untuk mencapai tujuan yang diharapkan.
a. Penurunan urah jantung
1. Memantau tanda-tanda vital seperti frekuensi jantung
2. Mengevaluasi status mental seperti terjadinya
kebingungan
3. Mempertahankan tirah baring pada posisi nyaman selama
episode akut.
4. Melakukan pemberian terapi oksigen
b. Bersihan jalan nafas tidak efektif
1. Memantau tanda-tanda vital
2. Melakukan tirah baring sesuai dengan indikasi
3. Mengajarkan teknik nafas dalam dan batuk efektif.
c. Kerusakan pertukaran gas
1. Memantau tanda-tanda vital
2. Melakukan tirah baring sesuai indikasi
3. Memberikan terapi oksigen sesuai indikasi

d. Gangguan pola nafas


1. Memantau tanda-tanda vital
2. Memberikan terapi oksigen sesuai indikasi
e. Penurunan perfusi jaringan
1. Memantau tanda-tanda vital

F. Evaluasi
Evaluasi merupakan tahap akhir dari proses keperawatan yang
terdiri dari SOAP (subjective,objective,analisa dan planning ).Evaluasi ini
dilakukan untuk mengukur keberhasilan dari sebuah tindakan
keperawatan yang diharapkan. Apakah tindakan pada klien dilanjutkan
atau diberhentikan.
1. Apa yang dirasakan klien
2. Apa yang diamati perawat
3. Analisa kriteria hasil mengau pada intervensi
4. Tentukan tindakan selanjutnya di berhentikan atau di
lanjutkan.

BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Angina pectoris adalah nyeri dada yang ditimbulkan karena
iskemik miokard dan bersifat sementara atau revesible ,biasanya
angina merupakan akibat penyakit dari penyakit arteri koroner. Factor
peyebab ngina pectoris antara lain ateriosklerosis,spasme arteri koron
er,anemia berat,atritis,aorta insufensi,regurgitasi katup aorta,spasme
arterial. Biasanya penderita merasakan angina sebagai rasa tertekan
atau sakit dibawah tulang dada ,bahu ,rahang,dan lengan kiri. Prinsip
penatalaksanaan angina pectoris adalah : meningkatkan pemberian
oksigen dan menurunkan kebutuhan oksigen. Obat paling umum
untuk angina adalah golongan nitrit .
B. Saran
Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat terutama bagi
kami dan para pembaa dan di harapkan semoga lebih baik lagi dalam
membuat makalah. Untuk angina pektoris penyakit ini merupakan
penyakit yang terjadi akibat tersumbatnya arteri sehingga menyebaka
nnyeri. Diharapkan bagi para pembaca untuk selalu menjaga kesehat
annya

DAFTAR PUSTAKA
Cormi Elizabeth J. 2O13 patofisiologi. Jakarta : IGC

Rohyunudin Fakih. 2012. Asuhan keperawatan pada klien dengan


gangguan system kardiovaskuler. Malang : UMM pres

Anda mungkin juga menyukai