Anda di halaman 1dari 21

2021

MAKALAH

PENJAS
KESPMS
“Penyakit Menular
Seks”SMAN 1 PANGKALANBUN

Oleh : Eki Apriliansyah


Kelas : XII-MIPA 1
1
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan
hidayah-Nyalah sehingga tugas individu “PENYAKIT MENULAR SEKSUAL ( PMS )” dapat
saya selesaikan sesuai waktu yang ditargetkan. Makalah ini saya susun untuk memberikan
informasi kepada pembaca mengenai senam lantai, serta sebagai bahan penilaian dalam
menguji pemahan belajar saya. saya menyadari dalam makalah ini terdapat kekurangan
ataupun kesalahan, untuk itu saya mohon kritik demi kesempurnaan makalah selanjutnya.
Atas partisipasinya saya ucapkan terima kasih. Wassalamu ‘alaikum wr,wb.

Pangkalan Bun, 19 Februari 2021


Penyusun

Eki Apriliansyah

2
DAFTAR ISI

BAB I..........................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN......................................................................................................................................4
A. Latar Belakang.................................................................................................................................4
B. Rumusan Masalah............................................................................................................................4
C. Manfaat.............................................................................................................................................5
D. Tujuan...............................................................................................................................................5
BAB II........................................................................................................................................................6
PEMBAHASAN.........................................................................................................................................6
A. PENYAKIT MENULAR SEKSUAL (PMS)...................................................................................6
B. AKIBAT YANG DISEBABKAN OLEH PMS:............................................................................16
C. METODE PENULARAN PMS.....................................................................................................16
BAB III.....................................................................................................................................................20
PENUTUP................................................................................................................................................20
1.    KESIMPULAN.............................................................................................................................20
2.    SARAN..........................................................................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................................21

3
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pemahaman individu dan masyarakat dalam mengerti PMS sangat minim. Padahal
di zaman yang berkembang ini sudah cukup banyak perantara untuk menyampaikan
informasi secara berkala dan meluas. Bagi individu-individu yang mengetahui dampak
ataupun pehaman PMS secara menyeluruh pun tidak memperhatikan lagi
konsekuensinya. Mereka cenderung acuh tak acuh dan selalu merasa menyesal saat
penyakit itu telah becongkol dalam tubuhnya.

Banyaknya mahasiswa yang ada di Papua ini, dengan jumlahyang fantastis tidak
jarang dari mereka berasal dari luar kota dan mendiami kota jayapura dengan tinggal di
rumah kamar sewa, rumah kamar sewa yang ada di jayapura ini tidak jarang kurang
memberi peraturan jam malam dan jam berkunjung, sehingga banyak warga rumah kamar
sewa yang memasukkan tamu mereka dalam kamar secara langsung. Mahasiswa yang
kurang memahami pentignya menajga diri dan tata krama cenderung akan memasukkan
teman yang lawan jenis sehingga tidak menutup kemungkina terjadi hal-hal yang tidak
kita inginkan.

Dalam makalah ini kami harap kami dapat memberi sedikit pembukaan
pengetahuan yang lebih dalam tentang pentingnya tidak melakukan seks bebas,
keprihatinan kami pada kalangan mahasisiwa yang merupakan kaum terpelajar namun
tidak sedikit pula yang tidak menggubris adanya penyakit ini dan kebayakan pula dari
mereka dengan sukarala melakukan seks (oral) yang menurut mereka seks aman.

B. Rumusan Masalah
1. Apa itu PMS?

2. Bagaimana penularan PMS?

3. Apa saja jenis-jenis PMS?

4. Bagaimana pencegahan PMS?

4
C. Manfaat
Secara kasat mata kita dapat memahami manfaat dari pembelajaran materi ini
yaitu menambah wawasan agar kita lebih bisa menjaga diri dengan baik agar terhindar
dari PMS, dan sebagai mahasiswa yang lebih mengetahui tetang PMS ini hendaknya kita
dapat membantu kaum masyrakat yang belum mengetahui tentang informasi PMS
tersebut.

D. Tujuan
Terdapat dua tujauan dalam pembuatan makalah ini, yaitu tujuan khusus dan tujuan
umum.

1. Tujuan khusus

- Menambah pengetahuan

- Member inforamsi agar perluasan PMS dapat di cegah denagn tambahan ilmu.

2. Tujuan umum

Sebagai kewajiaban untuk melengkapai dan menjalankan tugas dari ibu dosen
mikrobiologi dan parasitologi.

5
BAB II

PEMBAHASAN

A. PENYAKIT MENULAR SEKSUAL (PMS)


Penyakit Menular Seksual merupakan penyakit yang ditularkan melalui hubungan
seksualitas. PMS akan lebih beresiko jika Anda melakukan hubungan seksual
denganberganti-ganti pasangan baik melalui alat kelamin, oral maupun anal. Bila tidak
ditangani secara tepat, infeksi pada alat reproduksi ini dapat menjalar dan menyebabkan
sakit berkepanjangan, kemandulan, bahkan kematian.

Penyakit menular seksual, atau PMS adalah berbagai infeksi yang dapat menular
dari satu orang ke orang yang lain melalui kontak seksual. Menurut the Centers for
Disease Control (CDC) terdapat lebih dari 15 juta kasus PMS dilaporkan pertahun.
Kelompok remaja dan dewasa muda (15-24 tahun) adalah kelompok umur yang memiliki
risiko paling tinggi untuk tertular PMS, 3 juta kasusbaru tiap tahun adalah dari kelompok
ini.

Hampir seluruh PMS dapat diobati. Namun, bahkan PMS yang mudah diobati
seperti gonore telah menjadi resisten terhadap berbagai ransfuse generasi lama. PMS
lain, seperti herpes, AIDS, dan kutil kelamin, seluruhnya adalah PMS yangdisebabkan
oleh virus, belum dapat disembuhkan. Beberapa dari infeksi tersebut sangat tidak
mengenakkan, sementara yang lainnya bahkan dapatmematikan. Sifilis, AIDS, kutil
kelamin, herpes, hepatitis, dan bahkangonore seluruhnya sudah pernah dikenal sebagai
penyebab kematian. Beberapa PMS dapat berlanjut pada berbagai kondisi seperti
Penyakit Radang Panggul (PRP), kanker serviks dan berbagai komplikasi kehamilan.
Sehingga, pendidikan mengenai penyakit ini dan upaya-upaya pencegahan penting untuk
dilakukan.

Penting untuk diperhatikan bahwa kontak seksual tidak hanya hubungan seksual
melalui alat kelamin.Kontak seksual juga meliputiciuman, kontak oral-genital, dan
pemakaian “mainan seksual”, seperti vibrator.Sebetulnya, tidak ada kontak seksual yang
dapat benar-benar disebut sebagai “seks aman”. Satu-satunya yang betul-betul “seks
aman” adalah abstinensia. Hubungan seks dalam konteks hubungan monogamy di mana
kedua individu bebas dari IMS juga dianggap “aman”. Kebanyakan orang menganggap
berciuman sebagai aktifitas yang aman. Sayangnya, sifilis, herpes dan penyakit-penyakit

6
lain dapat menular lewat aktifitas yang nampaknya tidak berbahaya ini. Semua bentuk
lain kontak seksual juga berisiko. Kondom umumnya dianggap merupakan perlindungan
terhadap IMS. Kondom sangat berguna dalam mencegah beberapa penyakit seperti HIV
dan gonore. Namun kondom kurang efektif dalam mencegah herpes, trikomoniasis dan
klamidia. Kondom memberi proteksi kecil terhadap penularan HPV, yang merupakan
penyebab kutil kelamin.

Beberapa penyakit menular seksual:

1. Gonorea/kencing nanah
2. Sifilis/raja singa
3. Trikonomiasis
4. Ulkus Mole (Chancroid)
5. Klamidia
6. HIV-AIDS
7. Herpes
8. Kutil Genitalis (Kondiloma Akuminata)
9. Hepatitis B (HBV)

1. Gonorea/kencing nanah

Tipe : Bakterial (Neisseria gonnorhoeae)

Cara penularan : Hubungan seks vaginal, anal dan oral.

Gejala : Walaupun beberapa kasus tidak menunjukkan gejala, jika gejala


muncul, sering hanya ringan dan muncul dalam 2-10 hari setelah
terpapar. Gejala-gejala meliputi discharge dari penis, vagina, atau
ransf dan rasa panas atau gatal saat buang air kecil. Penyakit ini
ran menyebar melalui aliran darah ke bagian tubuh lainnya,
terutama kulit dan persendian.

Pengobatan : Infeksi dapat disembuhkan dengan ransfuse . Namun tidak dapat


menghilangkan kerusakan yang timbul sebelum pengobatan
dilakukan.

7
Penanganan :

1. Pada masa kehamilan , berikan antibiotika seperti : a) Ampisilin 2 gram IV dosis


awal, lanjutkan dengan 3 x 1 gram per oral selama 7 hari. B) Ampisilin + Sulbaktan
2,25 gram oral dosis tunggal. C) Spektinomisin 2 gram IM dosis tunggal. D)
Seftriakson 500 mg IM dosis tunggal.
2. Masa nifas , berikan antibiotika seperti : a) Xiprofloksasin 1 gram dosistunggal. B)
Trimethroprim + Sulfamethoksazol (160 mg + 800 mg) 5 kaplet dosis tunggal.
3. Oftalmia neonatorum (konjungtivitis) : a) Garamisin tetes mata 3 x 2 tetes. B)
Antibiotika – Ampisilin 50 mg/ kgBB IM selama 7 hari; Amoksisilin + asam
klamtanat 50 mg/ kgBB IM selama 7 hari; Seftriakson 50 mg/ kgBB IM dosis
tunggal.
4. Lakukan konseling tentang metode ransfu dalam melakukan hubungan seksual .
5. Berikan pengobatan yang sama pada pasangannya.
6. Buat jadual kunjungan ulang dan pastikan pasangan & pasien akan menyelesaikan
pengobatan hingga tuntas.
Komplikasi terhadap orang yangterinfeksi:

1. Lelaki – prostatitis (radang kelenjar prostat), adanya jaringan parut pada saluran
kencing (urethra), mandul/ ransfuse, peradangan ransfuse ,
2. Perempuan – PID, ransfuse, gangguan menstruasi kronis, peradangan selaput
ransf rans setelah melahirkan ( post partum endometriosis ), abortus , ransfus
(peradangan kandung kencing).
Bila gejala sudah meluas ransfu PID ( Pelvic Inflamatory Disease ) maka sering
timbul:

o Nyeri perut bagian bawah.


o Nyeri pinggang bagian bawah.
o Nyeri sewaktu hubungan seksual .
o Perdarahan melalui vagina diantara waktu siklus haid .
o Mual –mual .
o Terdapat infeksi ransf atau anus .
Konsekuensi yang mungkin timbul pada orang yang terinfeksi:

8
Pada perempuan jika tidak diobati, penyakit ini merupakan penyebab utama Penyakit
Radang Panggul, yang kemudian dapat menyebabkan kehamilan ektopik, kemandulan dan
nyeri panggul kronis. Dapat menyebabkan kemandulan pada pria. Gonore yang tidak
diobati dapat menginfeksi sendi, katup jantung dan/atau otak.

Konsekuensi yang mungkin timbul pada janin dan bayi baru lahir: Gonore dapat
menyebabkan kebutaan dan penyakit sistemik seperti meningitis dan arthritis sepsis pada
bayi yang terinfkesi pada prosespersalinan. Untuk mencegah kebutaan, semua bayi yang
lahir di rumah sakit biasanya diberi tetesan mata untuk pengobatan gonore.

2. Sifilis/Raja Singa

Tipe : Bakterial (Treponema pallidum)

Cara Penularan : Cara penularan yang paling umum adalah hubungan seks vaginal,
anal atau oral. Namun, penyakit ini juga dapat ditularkan melalui
hubungan non-seksual jika ulkus atau lapisan mukosa yang
disebabkan oleh sifilis kontak dengan lapisan kulit yang tidak utuh
dengan orang yang tidak terinfeksi.

Gejala-gejala : berlangsung 3-4 minggu, terkadang sampai 13 minggu.Setelah itu


akan timbul benjolan di sekitar alat kelamin, kadang disertai
pusing dan nyeri tulang seperti flu serta hilang sendiri tanpa
diobati. Bercak kemerahan pada tubuh juga akan muncul sekitar 6-
12 minggu setelah berhubungan seks. Seringkali penderita tidak
memperhatikan hal ini dan gejala ini akan hilang dengan
sendirinya. Pada fase awal, penyakit ini menimbulkan luka yang
tidak terasa sakit atau “chancres” yang biasanya muncul di daerah
kelamin tetapi dapatjuga muncul di bagian tubuh yang lain, jika
tidak diobati penyakit akan berkembang ke fase berikutnya yang
dapat meliputi adanya gejala ruam kulit, demam, luka pada
tenggorokan,rambut rontok dan pembengkakan kelenjar di seluruh
tubuh.

Pengobatan : Penyakit ini dapat diobati dengan penisilin; namun, kerusakan pada
organ tubuh yang telah terjadi tidak dapat diperbaiki.

9
Konsekuensi yang Mungkin Terjadi pada Orang yang Terinfeksi:

Jika tidak diobati, sifilis dapat menyebabkan kerusakan seriuspada hati, otak, mata,
ransf saraf, tulang dan sendi dan dapat menyebabkan kematian. Seorang yang sedang
menderita sifilis aktif risikonya untuk terinfeksi HIV jika terpapar virus tersebut akan
meningkat karena luka (chancres) merupakan pintu masuk bagi virus HIV.

Konsekuensi yang Mungkin Terjadi pada Janin dan Bayi: Jika tidak diobati, seorang
ibu hamil yang terinfeksi sifilis akan menularkan penyakit tersebut pada janin yang
dikandungnya. Janin meninggal di dalam dan meninggal pada periode ransfus terjadi
pada sekitar 25% darikasus-kasus ini. 40-70% melahirkan bayi dengan sifilis aktif. Jika
tidak terdeteksi, kerusakan dapat terjadi pada jantung, otak dan mata bayi.

3. Trikonomiasis

Penyebab : Disebabkan oleh protozoa Trichomonas vaginalis.

Prevalensi : Trikomoniasis adalah PMS yang dapat diobati yang paling banyak
terjadi pada perempuan mudadan aktif seksual. Diperkirakan, 5
jutakasus baru terjadi pada perempuan dan laki-laki.

Cara Penularan : Trikomoniasis menular melalui kontak seksual. Trichomonas


vaginalis dapat bertahanhidup pada benda-benda seperti baju-baju
yang dicuci, dan dapat menular dengan pinjam meminjam pakaian
tersebut.

Gejala-gejala : Pada perempuan biasa terjadi keputihan yang banyak, berbusa, dan
berwarna kuning-hijau. Kesulitan atau rasa sakit pada saat buang
air kecil dan atau saat berhubungan seksual juga sering terjadi.
Mungkin terdapat juga nyeri vagina dan gatal atau mungkin tidak
ada gejala sama sekali. Pada laki-laki mungkin akan terjadi radang
pada saluran kencing, kelenjar, atau kulup dan atau luka pada
penis, namun pada laki-laki umumnya tidak ada gejala.

Pengobatan : Penyakit ini dapat disembuhkan. Pasangan seks juga harus diobati.

10
Konsekuensi yang Mungkin Terjadi pada Orang yang Terinfeksi:

Radang pada alat kelamin pada perempuan yang terinfeksi trikomoniasis mungkin
juga akan meningkatkan risiko untuk terinfeksi HIV jika terpapar dengan virus tersebut.
Adanya trikomoniasis pada perempuan yang juga terinfeksi HIV akan meningkatkan
risiko penularan HIV pada pasangan seksualnya.

Konsekuensi yang Mungkin Terjadi pada Janin dan Bayi: Trikomoniasis pada
perempuan hamil dapat menyebabkan ketuban pecah dini dan kelahiran ransfuse.

4. Ulkus Mole (Chancroid)

Tipe : Bakterial (Hemophilus ducreyi)

Gejala-gejala : Luka lebih dari diameter 2 cm, cekung, pinggirnya tidak teratur,
keluar nanah dan rasa nyeri; Biasanya hanya pada salah satusisi
alat kelamin. Sering (50%) disertai pembengkakan kelenjar getah
beningdi lipat paha berwarna kemerahan (bubo) yang bila pecah
akan bernanah dan nyeri.

Komplikasi yang mungkin terjadi :

kematian janin pada ibu hamil yang tertular, memudahkan penularan infeksi HIV.

5. Klamidia

Tipe : Bakterial (Chlamydia trachomatis)

Cara Penularan : Hubungan seks vaginal dan anal.

Gejala : Sampai 75% kasus pada perempuan dan 25% kasus pada laki-laki
tidak menunjukkan gejala. Gejala yang ada meliputi keputihan
yang abnormal, dan rasa nyeri saat kencing baik pada laki-laki
maupun perempuan. Perempuan juga dapat mengalami rasa nyeri
pada perut bagian bawah atau nyeri saat hubungan seksual, pada
laki-laki mungkin akan mengalami pembengkakan atau nyeri pada

11
testis.Nyeri di rongga panggul; Perdarahansetelah hubungan
seksual.

Pengobatan : Infeksi dapat diobati dengan ransfuse . Namun pengobatan


tersebut tidak dapat menghilangkan kerusakan yang timbul
sebelum pengobatan dilakukan.

Konsekuensi yang mungkin terjadi pada orang yang terinfeksi:

Pada perempuan, jika tidak diobati, sampai 30% akan mengalami Penyakit Radang
Panggul (PRP) yang pada gilirannya dapat menyebabkan kehamilan ektopik, kemandulan
dan nyeri panggul kronis. Pada laki-laki, jika tidak diobati, klamidia akan menyebabkan
epididymitis, yaitu sebuah peradanganpada testis (tempat di mana sperma disimpan),
yang mungkin dapat menyebabkan kemandulan. Individu yang terinfeksi akan berisiko
lebih tinggi untuk terinfeksi HIV jika terpapar virus tersebut. Konsekuensi yang mungkin
terjadi pada janin dan bayi baru lahir: lahir premature, pneumonia pada bayi dan infeksi
matapada bayi baru lahir yang dapat terjadi karena penularan penyakit ini saat proses
persalinan.

6. HIV-AIDS

Tipe : Viral (Human Immunodeficiency Virus)

Cara Penularan : Hubungan seks vaginal, oral dan khususnya anal; darah atau
produk darah yang terinfeksi; memakai jarum suntik bergantian
pada pengguna narkoba; dan dari ibu yang terinfeksi kepada janin
dalam kandungannya, saat persalinan, atau saat menyusui.

Gejala-gejala : Beberapa orang tidak mengalami gejala saat terinfeksi pertama


kali. Sementara yang lainnyamengalami gejala-gejala seperti flu,
termasuk demam, kehilangan nafsu makan, berat badan turun,
lemah danpembengkakan saluran getah bening. Gejala-gejala
tersebut biasanya menghilang dalam seminggu sampai sebulan, dan
virus tetap ada dalam kondisi tidak aktif (dormant) selama
beberapa tahun. Namun, virus tersebut secara terus menerus

12
melemahkan ransfkekebalan, menyebabkan orang yang terinfeksi
semakin tidak dapat bertahan terhadap infeksi-infeksi oportunistik.

Pengobatan : Belum ada pengobatan untuk infeksi ini. Obat-obat anti retroviral
digunakan untuk memperpanjang hidup dan kesehatan orang yang
terinfeksi. Obat-obat lain digunakan untuk melawan infeksi
oportunistik yang juga diderita.

Konsekuensi yang Mungkin Terjadi pada Orang yang Terinfeksi:

Hampir semua orang yang terinfeksi HIV akhirnya akan menjadi AIDS dan meninggal
karena komplikasi-komplikasi yang berhubungan dengan AIDS. Konsekuensi yang
Mungkin Terjadi pada Janin dan Bayi: 20-30% dari bayi yang lahir dari ibu yang
terinfeksi HIV akan terinfeksi HIV juga dan gejala-gejala dari AIDS akan muncul dalam
satu tahun pertama kelahiran. 20% dari bayi-bayi yang terinfeksi tersebut akan
meninggal pada saat berusia 18 bulan. Obat antiretroviral yang diberikan pada saat hamil
dapat menurunkan risiko janin untuk terinfeksi HIV dalam proporsi yang cukup besar.

7. Herpes

Tipe : Viral (virus Varicella zoster dan herpes simplex virus )

Cara Penularan : Herpes menyebarmelalui kontak seksual antar kulit dengan bagian-
bagian tubuh yang terinfeksi saat melakukan hubungan seks
vaginal, anal atau oral, Juga melalui seperti : alat-alat tidur ,
pakaian, handuk, dll, secara bergantia. Virus sejenis dengan strain
lain yaitu Herpes Simplex Tipe 1 (HSV-1) umumnya menular
lewat kontak non-seksual dan umumnya menyebabkan luka di
bibir. Namun, HSV-1 dapat juga menular lewat hubungan seks
oral dan dapat menyebabkan infeksi alat kelamin. Saat ini dikenal
dua macam herpes yakni herpes zoster dan herpes simpleks. Kedua
herpes ini berasal darivirus yang berbeda. Herpes zoster
disebabkan oleh virus Varicella zoster. Zoster tumbuh dalam
bentuk ruam memanjang pada bagian tubuh kananatau kiri saja.
Jenis yang kedua adalahherpes simpleks, yang disebabkan oleh
herpes simplex virus (HSV). HSV sendiri dibedakan menjadi dua

13
jenis, yaitu HSV-1 yang umumnya menyerang bagian badan dari
pinggang ke atas sampai di sekitar mulut (herpes simpleks labialis),
dan HSV-2 yang menyerang bagian pinggang ke bawah. Sebagian
besar herpes genitalis disebabkan oleh HSV-2, walaupun ada juga
yang disebabkan oleh HSV-1 yang terjadi akibat adanya hubungan
kelamin secara orogenital, atau yang dalam bahasa sehari-hari
disebut dengan oral seks, serta penularan melalui tangan.

Gejala-gejala : Gejala-gejala biasanya sangat ringan dan mungkin meliputi rasa


gatal atau terbakar; rasa nyeri di kaki, pantat atau daerah kelamin;
atau keputihan. Bintil-bintil berair atau luka terbuka yang terasa
nyeri juga mungkin terjadi, biasanya di daerah kelamin, pantat,
anus dan paha, walaupun dapat juga terjadi di bagian tubuh yang
lain. Luka-luka tersebut akan sembuh dalam beberapa minggu
tetapi dapat munculkembali.

Pengobatan : Belum ada pengobatan untuk penyakit ini. Obatanti virus biasanya
efektif dalam mengurangi frekuensi dan durasi (lamanya) timbul
gejala karena infeksi HSV-2.

Konsekuensi yang Mungkin Terjadi pada Orang yang Terinfeksi:

Orang yang terinfeksi dan memiliki luka akan meningkat risikonya untuk
terinfeksi HIV jika terpapar sebab luka tersebut menjadi jalan masuk virus HIV.
Konsekuensi yang Mungkin Terjadi pada Janin dan Bayi: Perempuan yang mengalami
episode pertama dari herpes genital pada saat hamil akan memiliki risiko yang lebih
tinggi untuk terjadinya kelahiran ransfuse. Kejadian akut pada masa persalinan
merupakan indikasi untuk dilakukannya persalinan dengan operasi cesar sebab infeksi
yang mengenai bayi yang baru lahir akan dapat menyebabkan kematian atau kerusakan
otak yang serius.

8. Kutil Genitalis (Kondiloma Akuminata)

Tipe : Viral (Human Papiloma Virus)

14
Cara Penularan : Hubungan seksual vaginal, anal atau oral.

Gejala-gejala : Tonjolan yang tidak sakit, kutil yang menyerupai bunga kol
tumbuh di dalam atau pada kelamin, anus dan tenggorokan.

Pengobatan : Tidak ada pengobatan untuk penyakit ini. Kutil dapat dihilangkan
dengan cara-cara kimia, pembekuan, terapi laser atau bedah.

Konsekuensi yang Mungkin Terjadi pada Orang yang Terinfeksi:

HPV adalah virus yang menyebabkan kutil kelamin. Beberapa strains dari virus ini
berhubungan kuat dengan kanker serviks sebagaimana halnya juga dengan kanker vulva,
vagina, penis dan anus. Pada kenyataannya 90% penyebab kanker serviks adalah
virusHPV. Kanker serviks ini menyebabkan kematian 5.000 perempuan Amerika setiap
tahunnya.

Konsekuensi yang Mungkin Terjadi pada Janin dan Bayi:

Pada bayi-bayi yang terinfeksi virus ini pada proses persalinan dapat tumbuh kutil
pada tenggorokannya yang dapat menyumbat jalan nafas sehingga kutil tersebut harus
dikeluarkan.

9. Hepatitis B (HBV)

Tipe : Viral

Cara Penularan : Hubungan seks vaginal, oral dan khususnya anal; memakai jarum
suntik bergantian; perlukaan kulit karena alat-alat medis dan
kedokteran gigi; melalui ransfuse darah.

Gejala : Sekitar sepertiga penderita HBV tidak menunjukkan gejala. Gejala


yang muncul meliputi demam, sakit kepala, nyeri otot, lemah,
kehilangan nafsu makan, muntah dan diare. Gejala-gejala yang
ditimbulkan karena gangguan di hati meliputi air kencing berwarna
gelap, nyeri perut, kulit menguning dan mata pucat.

Pengobatan : Belum ada pengobatan. Kebanyakan infeksi bersih dengan


sendirinya dalam 4-8 minggu. Beberapa orang menjadi terinfeksi
secara kronis.

15
Konsekuensi yang mungkin timbul pada orang yang terinfeksi:

Untuk orang-orang yang terinfeksi secara kronis, penyakit ini dapat berkembang menjadi
cirrhosis, kanker hati dan kerusakan ransf kekebalan. Konsekuensi yang mungkin timbul
pada janin dan bayi baru lahir: Perempuan hamil dapat menularkan penyakit ini pada
janin yang dikandungnya. 90% bayi yang terinfeksi pada saat lahir menjadi karier kronik
dan berisiko untuk tejadinya penyakit hati dan kanker hati. Mereka juga dapat
menularkan virus tersebut. Bayi dari seorang ibu yang terinfeksi dapat diberi
immunoglobulin dan divaksinasi pada saat lahir, ini berpotensi untuk menghilangkan
risiko infeksi kronis.

B. AKIBAT YANG DISEBABKAN OLEH PMS:


o Kemandulan pada pria maupun wanita yang disebabkan oleh penyebaran infeksi pada
alat kelamin bagian dalam seperti gonore, klamidia.
o Menyebabkan kematian, seperti: sifilis, hepatitis B/C, dan AIDS
o Menyebabkan penyakit kanker (kanker leher rans) dan penyakit yang selalu kambuh,
seperrti: herpes genitalis, kondiloma akuminata (jengger ayam)
o Khusus pada wanita hamil yang mengidap IMS tertentu ran menularkan pada bayi
yang RSS Beatrice Ruth Batubara – AtomRSS Beatrice Ruth Batubara – RSSRSS
Beatrice Ruth Batubara – AtomRSS Beatrice Ruth Batubara –
Atompreviousmengakibatkan lahir cacat, lahir muda, dan lahir mati.

C. METODE PENULARAN PMS

1. Seks tanpa pelindung

Meski kondom tidak seratus persen melindungi Anda, ia tetap merupakan cara terbaik
untuk menghindarkan Anda dari infeksi. Penggunaan kondom dapat menurunkan laju
penularan PMS. Selain selibat, penggunaan kondom yang konsisten adalah proteksi
terbaik terhadap PMS.Biasakanlah memakai kondom.

2. Berganti-ganti pasangan

Anda tidak perlu belajar matematika untuk mengetahui bahwa semakin banyak
pasangan seksual Anda, kian besar kemungkinan Anda terekspos suatu PMS. Apalagi,

16
orang yang suka berganti pasangan cenderung memilihpasangan yang suka berganti
pasangan pula. Jadi, Anda tidak lepas dari pasangan-pasangannya pasangan Anda.

3. Mulai aktif secara seksual pada usia dini

Kaum muda lebih besar kemungkinannya untuk terkena PMS daripada orang yang lebih
tua. Ada beberapa alasannya, yaitu wanita muda khususnya lebih rentan terhadap PMS
karena tubuh mereka lebih kecil dan belum berkembang sempurna sehingga lebih
mudah terinfeksi. Kaum muda juga tampaknya lebih jarang pakai kondom, terlibat
perilaku seksual beresiko dan berganti-ganti pasangan.

4. Pengggunaan ransfu

Konsumsi ransfu dapat berpengaruh terhadap kesehatan seksual. Orang yang biasa
minum ransfu ran jadi kurang selektif memilih pasangan seksual dan menurunkan
batasan. Alkohol dapat membuat seseorang sukar memakai kondom dengan benar
maupun sulit meminta pasangannya menggunakan kondom.

5. Penyalahgunaan obat

Prinsipnya mirip dengan ransfu, orang yang berhubungan seksual di bawah pengaruh
obat lebih besar kemungkinannya melakukan perilakuseksual beresiko/tanpa pelindung.
Pemakaian obat terlarang juga memudahkan orang lain memaksa seseorang melakukan
perilaku seksualyang dalam keadaan sadar tidak akandilakukan. Penggunaan obat
dengan jarum suntik diasosiasikan dengan peningkatan resiko penularan penyakit lewat
darah, seperti hepatitis dan HIV, yang juga ran ditransmisikan lewat seks.

6. Seks untuk uang/obat

Orang yang menjual seks untuk mendapatkan sesuatu posisi tawarnya rendah sehingga
sulit baginya untuk menegosiasikan hubungan seksual yang aman. Kemudian, pasangan
(pembeli jasa) memiliki resiko terinfeksi PMS yang lebih besar. Jadi, baik pembeli
maupun penjual sama-sama dirugikan.

7. Hidup di masyarakat yang prevalensi PMS-nya tinggi

17
Ketika seseorang tinggal di tengah komunitas dengan prevalensi PMS yang tinggi,
ketika berhubungan seksual (dengan orang di komunitas itu) ia lebih rentan terinfeksi
PMS.

8. Monogami serial

Monogami serial adalah mengencani/menikahi satu orang saja pada suatu masa, tapi
kalau diakumulasi jumlah orang yang dikencani/dinikahi juga banyak. Contoh
gampangnya (yang juga banyak terjadi di masyarakat kita) adalah orang yang doyan
kawin-cerai. Perilaku begini juga berbahaya,sebab orang yang mempraktekkan ransfus
serial berpikir bahwa mereka saat itu memiliki hubungan eksklusif sehingga akan
tergoda untuk berhenti menggunakan pelindung ketika berhubungan seksual.
Sebenarnya ransfus memang efektif mencegah PMS, tapi hanya pada ransfus jangka
panjang yang kedua pasangan sudahdites kesehatan reproduksi.

9. Sudah terkena suatu PMS

Kalau Anda sudah pernah berkenalan langsung dengan suatu PMS (apalagi sering),
Anda lebih rentan terinfeksi PMS jenis lainnya. Iritasi atau lepuh pada kulit yang
terinfeksi dapat menjadi jalan masuk ransfus lain untuk menginfeksi. Karena Anda
sudah pernah terinfeksi sekali, ran jadi ada ransf tertentu dalam gaya hidup Anda
yang beresiko.

10. Cuma pakai pil KB untuk kontrasepsi

Kadang orang lebih menghindari kehamilan daripada PMS sehingga mereka memilih
pil KB sebagai alat kontrasepsi utama. Karena sudah merasa terhindar dari kehamilan,
mereka enggan memakai kondom. Inibisa terjadi ketika orang tidak ingin menuduh
pasangannya berpenyakit (sehingga perlu disuruh pakai kondom) atau memang tidak
suka pakai kondom dan menjadikan pil KB sebagai ransfu. Yang jelas, perlindungan
ganda (pil KB dan kondom) adalah pilihan terbaik…meski tidak semua orang
melakukannya.

Prinsip utama dari pengendalian Penyakit Menular Seksual secara prinsip ada dua,
yaitu:

o Memutuskan rantai penularan infeksiPMS

18
o Mencegah berkembangnya PMS serta komplikasi-komplikasinya.

Dengan pencegahan secara tepat dan penganan secara dini PMS ran ditangani
dengan lebih baik. Yang penting sekali diingat adalah bentuk-bentuk gejala awal yang
menjadi pertanda PMS, diantaranya :

a. benjolan atau lecet di sekitar alat kelamin


b. gatal atau sakit di sekitar alat kelamin
c. bengkak atau merah di sekitar lat kelamin
d. rasa sakit atau terbakar saat buang air kecil
e. buang air kecil lebih sering dari biasanya
f. demam, lemah, kulit menguning danrasa nyeri sekujur tubuh
g. kehilangan berat badan, diare dan keringat malam hari
h. keluar cairan dari alat vital yang tidak biasa, berbau dan gatal
i. pada wanita keluar darah di luar masa menstruasi dll
Bila merasakan gejala-gejala seperti di atas, sebaiknya perlu diwaspadai
kemungkinan-kemungkinan adanya infeksi kuman PMS. Pencegahan yang ran
dilakukan antara lain :

o tidak melakukan hubungan seks· tidak berganti-ganti pasangan· menggunakan kondom


setiap hubungan seks
o menghindari ransfuse darah dengan donor yang tidak jelas asal-usulnya
o kebiasaan menggunakan alat kedokteran maupun non medis yang steril Yang lebih
penting dari semua itu adalah menjaga nilai-nilai moral, agama, nilai etika dan norma
kehidupan bermasyarakat karena dengan moral dan etika yang baik kita akan terhindar
dari gangguan atau penyakit yang akan membawa kita dalam masalah serius.

19
BAB III

PENUTUP

1.    KESIMPULAN  
               Penyakit menular seksual tidak hanya menimbulkan bahaya bagi organ seksual,
namun juga dapat menimbulkan berbagai komplikasi pada organ lainnya, termasuk alat
indera dan system syaraf pada manusia. Penyakit tersebut ternyata tidak selalu menular
melalui hubungan seksual secara langsung, dan tidak semua penyakit dapat diobati karena
pada penyakit tertentu belum ada obat penyembuhnya yang efektif. Seiring dengan tersebar
luasnya penyakit menular seksual, maka pengetahuan seputar berbagai penyakit menular
seksual harus dipelajari dan diketahui oleh berbagai kalangan, khususnya sejak remaja.

2.    SARAN
            Sebagai saran dari penulis semoga setelah membaca makalah ini kita semua dapat
mengerti tentang apa yang dimaksud dengan penyakit menular seksual dan dapat melakukan
berbagai tindak pencegahan, karena ini merupakan kewajiban kita semua untuk mengurangi
tingkat kejadian pada penyakit mematikan tersebut. Menghindari tindakan seks bebas,
meberikan pengetahuan pada seluruh remaja agar menghindari tidakan yang tidak bermoral
tersebut karna dapat merusak masa depan mereka  dan dapat menjadi penyesalan seumur
hidup.

20
DAFTAR PUSTAKA

http://ismorosiyadi.blogspot.com/2011/12/jenis-jenis-penyakit-menular-seksual.html
http://id.shvoong.com/medicine-and-health/epidemiology-public-health/2022058-jenis-
penyakit-menular-seksual-dan/#ixzz1r41TRnwR
http://www.lusa.web.id/penyakit-menular-seksual/
http://marhamah123.wordpress.com/2011/03/27/macam-macam-penyakit-menular-seksual-
dan-cara-menanggulanginya/
sumber: http://jekethek.blogspot.com/2010/06/tips-mendeteksi-penyakit-seksual.html

21

Anda mungkin juga menyukai