MAKALAH
PENJAS
KESPMS
“Penyakit Menular
Seks”SMAN 1 PANGKALANBUN
Eki Apriliansyah
2
DAFTAR ISI
BAB I..........................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN......................................................................................................................................4
A. Latar Belakang.................................................................................................................................4
B. Rumusan Masalah............................................................................................................................4
C. Manfaat.............................................................................................................................................5
D. Tujuan...............................................................................................................................................5
BAB II........................................................................................................................................................6
PEMBAHASAN.........................................................................................................................................6
A. PENYAKIT MENULAR SEKSUAL (PMS)...................................................................................6
B. AKIBAT YANG DISEBABKAN OLEH PMS:............................................................................16
C. METODE PENULARAN PMS.....................................................................................................16
BAB III.....................................................................................................................................................20
PENUTUP................................................................................................................................................20
1. KESIMPULAN.............................................................................................................................20
2. SARAN..........................................................................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................................21
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pemahaman individu dan masyarakat dalam mengerti PMS sangat minim. Padahal
di zaman yang berkembang ini sudah cukup banyak perantara untuk menyampaikan
informasi secara berkala dan meluas. Bagi individu-individu yang mengetahui dampak
ataupun pehaman PMS secara menyeluruh pun tidak memperhatikan lagi
konsekuensinya. Mereka cenderung acuh tak acuh dan selalu merasa menyesal saat
penyakit itu telah becongkol dalam tubuhnya.
Banyaknya mahasiswa yang ada di Papua ini, dengan jumlahyang fantastis tidak
jarang dari mereka berasal dari luar kota dan mendiami kota jayapura dengan tinggal di
rumah kamar sewa, rumah kamar sewa yang ada di jayapura ini tidak jarang kurang
memberi peraturan jam malam dan jam berkunjung, sehingga banyak warga rumah kamar
sewa yang memasukkan tamu mereka dalam kamar secara langsung. Mahasiswa yang
kurang memahami pentignya menajga diri dan tata krama cenderung akan memasukkan
teman yang lawan jenis sehingga tidak menutup kemungkina terjadi hal-hal yang tidak
kita inginkan.
Dalam makalah ini kami harap kami dapat memberi sedikit pembukaan
pengetahuan yang lebih dalam tentang pentingnya tidak melakukan seks bebas,
keprihatinan kami pada kalangan mahasisiwa yang merupakan kaum terpelajar namun
tidak sedikit pula yang tidak menggubris adanya penyakit ini dan kebayakan pula dari
mereka dengan sukarala melakukan seks (oral) yang menurut mereka seks aman.
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu PMS?
4
C. Manfaat
Secara kasat mata kita dapat memahami manfaat dari pembelajaran materi ini
yaitu menambah wawasan agar kita lebih bisa menjaga diri dengan baik agar terhindar
dari PMS, dan sebagai mahasiswa yang lebih mengetahui tetang PMS ini hendaknya kita
dapat membantu kaum masyrakat yang belum mengetahui tentang informasi PMS
tersebut.
D. Tujuan
Terdapat dua tujauan dalam pembuatan makalah ini, yaitu tujuan khusus dan tujuan
umum.
1. Tujuan khusus
- Menambah pengetahuan
- Member inforamsi agar perluasan PMS dapat di cegah denagn tambahan ilmu.
2. Tujuan umum
Sebagai kewajiaban untuk melengkapai dan menjalankan tugas dari ibu dosen
mikrobiologi dan parasitologi.
5
BAB II
PEMBAHASAN
Penyakit menular seksual, atau PMS adalah berbagai infeksi yang dapat menular
dari satu orang ke orang yang lain melalui kontak seksual. Menurut the Centers for
Disease Control (CDC) terdapat lebih dari 15 juta kasus PMS dilaporkan pertahun.
Kelompok remaja dan dewasa muda (15-24 tahun) adalah kelompok umur yang memiliki
risiko paling tinggi untuk tertular PMS, 3 juta kasusbaru tiap tahun adalah dari kelompok
ini.
Hampir seluruh PMS dapat diobati. Namun, bahkan PMS yang mudah diobati
seperti gonore telah menjadi resisten terhadap berbagai ransfuse generasi lama. PMS
lain, seperti herpes, AIDS, dan kutil kelamin, seluruhnya adalah PMS yangdisebabkan
oleh virus, belum dapat disembuhkan. Beberapa dari infeksi tersebut sangat tidak
mengenakkan, sementara yang lainnya bahkan dapatmematikan. Sifilis, AIDS, kutil
kelamin, herpes, hepatitis, dan bahkangonore seluruhnya sudah pernah dikenal sebagai
penyebab kematian. Beberapa PMS dapat berlanjut pada berbagai kondisi seperti
Penyakit Radang Panggul (PRP), kanker serviks dan berbagai komplikasi kehamilan.
Sehingga, pendidikan mengenai penyakit ini dan upaya-upaya pencegahan penting untuk
dilakukan.
Penting untuk diperhatikan bahwa kontak seksual tidak hanya hubungan seksual
melalui alat kelamin.Kontak seksual juga meliputiciuman, kontak oral-genital, dan
pemakaian “mainan seksual”, seperti vibrator.Sebetulnya, tidak ada kontak seksual yang
dapat benar-benar disebut sebagai “seks aman”. Satu-satunya yang betul-betul “seks
aman” adalah abstinensia. Hubungan seks dalam konteks hubungan monogamy di mana
kedua individu bebas dari IMS juga dianggap “aman”. Kebanyakan orang menganggap
berciuman sebagai aktifitas yang aman. Sayangnya, sifilis, herpes dan penyakit-penyakit
6
lain dapat menular lewat aktifitas yang nampaknya tidak berbahaya ini. Semua bentuk
lain kontak seksual juga berisiko. Kondom umumnya dianggap merupakan perlindungan
terhadap IMS. Kondom sangat berguna dalam mencegah beberapa penyakit seperti HIV
dan gonore. Namun kondom kurang efektif dalam mencegah herpes, trikomoniasis dan
klamidia. Kondom memberi proteksi kecil terhadap penularan HPV, yang merupakan
penyebab kutil kelamin.
1. Gonorea/kencing nanah
2. Sifilis/raja singa
3. Trikonomiasis
4. Ulkus Mole (Chancroid)
5. Klamidia
6. HIV-AIDS
7. Herpes
8. Kutil Genitalis (Kondiloma Akuminata)
9. Hepatitis B (HBV)
1. Gonorea/kencing nanah
7
Penanganan :
1. Lelaki – prostatitis (radang kelenjar prostat), adanya jaringan parut pada saluran
kencing (urethra), mandul/ ransfuse, peradangan ransfuse ,
2. Perempuan – PID, ransfuse, gangguan menstruasi kronis, peradangan selaput
ransf rans setelah melahirkan ( post partum endometriosis ), abortus , ransfus
(peradangan kandung kencing).
Bila gejala sudah meluas ransfu PID ( Pelvic Inflamatory Disease ) maka sering
timbul:
8
Pada perempuan jika tidak diobati, penyakit ini merupakan penyebab utama Penyakit
Radang Panggul, yang kemudian dapat menyebabkan kehamilan ektopik, kemandulan dan
nyeri panggul kronis. Dapat menyebabkan kemandulan pada pria. Gonore yang tidak
diobati dapat menginfeksi sendi, katup jantung dan/atau otak.
Konsekuensi yang mungkin timbul pada janin dan bayi baru lahir: Gonore dapat
menyebabkan kebutaan dan penyakit sistemik seperti meningitis dan arthritis sepsis pada
bayi yang terinfkesi pada prosespersalinan. Untuk mencegah kebutaan, semua bayi yang
lahir di rumah sakit biasanya diberi tetesan mata untuk pengobatan gonore.
2. Sifilis/Raja Singa
Cara Penularan : Cara penularan yang paling umum adalah hubungan seks vaginal,
anal atau oral. Namun, penyakit ini juga dapat ditularkan melalui
hubungan non-seksual jika ulkus atau lapisan mukosa yang
disebabkan oleh sifilis kontak dengan lapisan kulit yang tidak utuh
dengan orang yang tidak terinfeksi.
Pengobatan : Penyakit ini dapat diobati dengan penisilin; namun, kerusakan pada
organ tubuh yang telah terjadi tidak dapat diperbaiki.
9
Konsekuensi yang Mungkin Terjadi pada Orang yang Terinfeksi:
Jika tidak diobati, sifilis dapat menyebabkan kerusakan seriuspada hati, otak, mata,
ransf saraf, tulang dan sendi dan dapat menyebabkan kematian. Seorang yang sedang
menderita sifilis aktif risikonya untuk terinfeksi HIV jika terpapar virus tersebut akan
meningkat karena luka (chancres) merupakan pintu masuk bagi virus HIV.
Konsekuensi yang Mungkin Terjadi pada Janin dan Bayi: Jika tidak diobati, seorang
ibu hamil yang terinfeksi sifilis akan menularkan penyakit tersebut pada janin yang
dikandungnya. Janin meninggal di dalam dan meninggal pada periode ransfus terjadi
pada sekitar 25% darikasus-kasus ini. 40-70% melahirkan bayi dengan sifilis aktif. Jika
tidak terdeteksi, kerusakan dapat terjadi pada jantung, otak dan mata bayi.
3. Trikonomiasis
Prevalensi : Trikomoniasis adalah PMS yang dapat diobati yang paling banyak
terjadi pada perempuan mudadan aktif seksual. Diperkirakan, 5
jutakasus baru terjadi pada perempuan dan laki-laki.
Gejala-gejala : Pada perempuan biasa terjadi keputihan yang banyak, berbusa, dan
berwarna kuning-hijau. Kesulitan atau rasa sakit pada saat buang
air kecil dan atau saat berhubungan seksual juga sering terjadi.
Mungkin terdapat juga nyeri vagina dan gatal atau mungkin tidak
ada gejala sama sekali. Pada laki-laki mungkin akan terjadi radang
pada saluran kencing, kelenjar, atau kulup dan atau luka pada
penis, namun pada laki-laki umumnya tidak ada gejala.
Pengobatan : Penyakit ini dapat disembuhkan. Pasangan seks juga harus diobati.
10
Konsekuensi yang Mungkin Terjadi pada Orang yang Terinfeksi:
Radang pada alat kelamin pada perempuan yang terinfeksi trikomoniasis mungkin
juga akan meningkatkan risiko untuk terinfeksi HIV jika terpapar dengan virus tersebut.
Adanya trikomoniasis pada perempuan yang juga terinfeksi HIV akan meningkatkan
risiko penularan HIV pada pasangan seksualnya.
Konsekuensi yang Mungkin Terjadi pada Janin dan Bayi: Trikomoniasis pada
perempuan hamil dapat menyebabkan ketuban pecah dini dan kelahiran ransfuse.
Gejala-gejala : Luka lebih dari diameter 2 cm, cekung, pinggirnya tidak teratur,
keluar nanah dan rasa nyeri; Biasanya hanya pada salah satusisi
alat kelamin. Sering (50%) disertai pembengkakan kelenjar getah
beningdi lipat paha berwarna kemerahan (bubo) yang bila pecah
akan bernanah dan nyeri.
kematian janin pada ibu hamil yang tertular, memudahkan penularan infeksi HIV.
5. Klamidia
Gejala : Sampai 75% kasus pada perempuan dan 25% kasus pada laki-laki
tidak menunjukkan gejala. Gejala yang ada meliputi keputihan
yang abnormal, dan rasa nyeri saat kencing baik pada laki-laki
maupun perempuan. Perempuan juga dapat mengalami rasa nyeri
pada perut bagian bawah atau nyeri saat hubungan seksual, pada
laki-laki mungkin akan mengalami pembengkakan atau nyeri pada
11
testis.Nyeri di rongga panggul; Perdarahansetelah hubungan
seksual.
Pada perempuan, jika tidak diobati, sampai 30% akan mengalami Penyakit Radang
Panggul (PRP) yang pada gilirannya dapat menyebabkan kehamilan ektopik, kemandulan
dan nyeri panggul kronis. Pada laki-laki, jika tidak diobati, klamidia akan menyebabkan
epididymitis, yaitu sebuah peradanganpada testis (tempat di mana sperma disimpan),
yang mungkin dapat menyebabkan kemandulan. Individu yang terinfeksi akan berisiko
lebih tinggi untuk terinfeksi HIV jika terpapar virus tersebut. Konsekuensi yang mungkin
terjadi pada janin dan bayi baru lahir: lahir premature, pneumonia pada bayi dan infeksi
matapada bayi baru lahir yang dapat terjadi karena penularan penyakit ini saat proses
persalinan.
6. HIV-AIDS
Cara Penularan : Hubungan seks vaginal, oral dan khususnya anal; darah atau
produk darah yang terinfeksi; memakai jarum suntik bergantian
pada pengguna narkoba; dan dari ibu yang terinfeksi kepada janin
dalam kandungannya, saat persalinan, atau saat menyusui.
12
melemahkan ransfkekebalan, menyebabkan orang yang terinfeksi
semakin tidak dapat bertahan terhadap infeksi-infeksi oportunistik.
Pengobatan : Belum ada pengobatan untuk infeksi ini. Obat-obat anti retroviral
digunakan untuk memperpanjang hidup dan kesehatan orang yang
terinfeksi. Obat-obat lain digunakan untuk melawan infeksi
oportunistik yang juga diderita.
Hampir semua orang yang terinfeksi HIV akhirnya akan menjadi AIDS dan meninggal
karena komplikasi-komplikasi yang berhubungan dengan AIDS. Konsekuensi yang
Mungkin Terjadi pada Janin dan Bayi: 20-30% dari bayi yang lahir dari ibu yang
terinfeksi HIV akan terinfeksi HIV juga dan gejala-gejala dari AIDS akan muncul dalam
satu tahun pertama kelahiran. 20% dari bayi-bayi yang terinfeksi tersebut akan
meninggal pada saat berusia 18 bulan. Obat antiretroviral yang diberikan pada saat hamil
dapat menurunkan risiko janin untuk terinfeksi HIV dalam proporsi yang cukup besar.
7. Herpes
Cara Penularan : Herpes menyebarmelalui kontak seksual antar kulit dengan bagian-
bagian tubuh yang terinfeksi saat melakukan hubungan seks
vaginal, anal atau oral, Juga melalui seperti : alat-alat tidur ,
pakaian, handuk, dll, secara bergantia. Virus sejenis dengan strain
lain yaitu Herpes Simplex Tipe 1 (HSV-1) umumnya menular
lewat kontak non-seksual dan umumnya menyebabkan luka di
bibir. Namun, HSV-1 dapat juga menular lewat hubungan seks
oral dan dapat menyebabkan infeksi alat kelamin. Saat ini dikenal
dua macam herpes yakni herpes zoster dan herpes simpleks. Kedua
herpes ini berasal darivirus yang berbeda. Herpes zoster
disebabkan oleh virus Varicella zoster. Zoster tumbuh dalam
bentuk ruam memanjang pada bagian tubuh kananatau kiri saja.
Jenis yang kedua adalahherpes simpleks, yang disebabkan oleh
herpes simplex virus (HSV). HSV sendiri dibedakan menjadi dua
13
jenis, yaitu HSV-1 yang umumnya menyerang bagian badan dari
pinggang ke atas sampai di sekitar mulut (herpes simpleks labialis),
dan HSV-2 yang menyerang bagian pinggang ke bawah. Sebagian
besar herpes genitalis disebabkan oleh HSV-2, walaupun ada juga
yang disebabkan oleh HSV-1 yang terjadi akibat adanya hubungan
kelamin secara orogenital, atau yang dalam bahasa sehari-hari
disebut dengan oral seks, serta penularan melalui tangan.
Pengobatan : Belum ada pengobatan untuk penyakit ini. Obatanti virus biasanya
efektif dalam mengurangi frekuensi dan durasi (lamanya) timbul
gejala karena infeksi HSV-2.
Orang yang terinfeksi dan memiliki luka akan meningkat risikonya untuk
terinfeksi HIV jika terpapar sebab luka tersebut menjadi jalan masuk virus HIV.
Konsekuensi yang Mungkin Terjadi pada Janin dan Bayi: Perempuan yang mengalami
episode pertama dari herpes genital pada saat hamil akan memiliki risiko yang lebih
tinggi untuk terjadinya kelahiran ransfuse. Kejadian akut pada masa persalinan
merupakan indikasi untuk dilakukannya persalinan dengan operasi cesar sebab infeksi
yang mengenai bayi yang baru lahir akan dapat menyebabkan kematian atau kerusakan
otak yang serius.
14
Cara Penularan : Hubungan seksual vaginal, anal atau oral.
Gejala-gejala : Tonjolan yang tidak sakit, kutil yang menyerupai bunga kol
tumbuh di dalam atau pada kelamin, anus dan tenggorokan.
Pengobatan : Tidak ada pengobatan untuk penyakit ini. Kutil dapat dihilangkan
dengan cara-cara kimia, pembekuan, terapi laser atau bedah.
HPV adalah virus yang menyebabkan kutil kelamin. Beberapa strains dari virus ini
berhubungan kuat dengan kanker serviks sebagaimana halnya juga dengan kanker vulva,
vagina, penis dan anus. Pada kenyataannya 90% penyebab kanker serviks adalah
virusHPV. Kanker serviks ini menyebabkan kematian 5.000 perempuan Amerika setiap
tahunnya.
Pada bayi-bayi yang terinfeksi virus ini pada proses persalinan dapat tumbuh kutil
pada tenggorokannya yang dapat menyumbat jalan nafas sehingga kutil tersebut harus
dikeluarkan.
9. Hepatitis B (HBV)
Tipe : Viral
Cara Penularan : Hubungan seks vaginal, oral dan khususnya anal; memakai jarum
suntik bergantian; perlukaan kulit karena alat-alat medis dan
kedokteran gigi; melalui ransfuse darah.
15
Konsekuensi yang mungkin timbul pada orang yang terinfeksi:
Untuk orang-orang yang terinfeksi secara kronis, penyakit ini dapat berkembang menjadi
cirrhosis, kanker hati dan kerusakan ransf kekebalan. Konsekuensi yang mungkin timbul
pada janin dan bayi baru lahir: Perempuan hamil dapat menularkan penyakit ini pada
janin yang dikandungnya. 90% bayi yang terinfeksi pada saat lahir menjadi karier kronik
dan berisiko untuk tejadinya penyakit hati dan kanker hati. Mereka juga dapat
menularkan virus tersebut. Bayi dari seorang ibu yang terinfeksi dapat diberi
immunoglobulin dan divaksinasi pada saat lahir, ini berpotensi untuk menghilangkan
risiko infeksi kronis.
Meski kondom tidak seratus persen melindungi Anda, ia tetap merupakan cara terbaik
untuk menghindarkan Anda dari infeksi. Penggunaan kondom dapat menurunkan laju
penularan PMS. Selain selibat, penggunaan kondom yang konsisten adalah proteksi
terbaik terhadap PMS.Biasakanlah memakai kondom.
2. Berganti-ganti pasangan
Anda tidak perlu belajar matematika untuk mengetahui bahwa semakin banyak
pasangan seksual Anda, kian besar kemungkinan Anda terekspos suatu PMS. Apalagi,
16
orang yang suka berganti pasangan cenderung memilihpasangan yang suka berganti
pasangan pula. Jadi, Anda tidak lepas dari pasangan-pasangannya pasangan Anda.
Kaum muda lebih besar kemungkinannya untuk terkena PMS daripada orang yang lebih
tua. Ada beberapa alasannya, yaitu wanita muda khususnya lebih rentan terhadap PMS
karena tubuh mereka lebih kecil dan belum berkembang sempurna sehingga lebih
mudah terinfeksi. Kaum muda juga tampaknya lebih jarang pakai kondom, terlibat
perilaku seksual beresiko dan berganti-ganti pasangan.
4. Pengggunaan ransfu
Konsumsi ransfu dapat berpengaruh terhadap kesehatan seksual. Orang yang biasa
minum ransfu ran jadi kurang selektif memilih pasangan seksual dan menurunkan
batasan. Alkohol dapat membuat seseorang sukar memakai kondom dengan benar
maupun sulit meminta pasangannya menggunakan kondom.
5. Penyalahgunaan obat
Prinsipnya mirip dengan ransfu, orang yang berhubungan seksual di bawah pengaruh
obat lebih besar kemungkinannya melakukan perilakuseksual beresiko/tanpa pelindung.
Pemakaian obat terlarang juga memudahkan orang lain memaksa seseorang melakukan
perilaku seksualyang dalam keadaan sadar tidak akandilakukan. Penggunaan obat
dengan jarum suntik diasosiasikan dengan peningkatan resiko penularan penyakit lewat
darah, seperti hepatitis dan HIV, yang juga ran ditransmisikan lewat seks.
Orang yang menjual seks untuk mendapatkan sesuatu posisi tawarnya rendah sehingga
sulit baginya untuk menegosiasikan hubungan seksual yang aman. Kemudian, pasangan
(pembeli jasa) memiliki resiko terinfeksi PMS yang lebih besar. Jadi, baik pembeli
maupun penjual sama-sama dirugikan.
17
Ketika seseorang tinggal di tengah komunitas dengan prevalensi PMS yang tinggi,
ketika berhubungan seksual (dengan orang di komunitas itu) ia lebih rentan terinfeksi
PMS.
8. Monogami serial
Monogami serial adalah mengencani/menikahi satu orang saja pada suatu masa, tapi
kalau diakumulasi jumlah orang yang dikencani/dinikahi juga banyak. Contoh
gampangnya (yang juga banyak terjadi di masyarakat kita) adalah orang yang doyan
kawin-cerai. Perilaku begini juga berbahaya,sebab orang yang mempraktekkan ransfus
serial berpikir bahwa mereka saat itu memiliki hubungan eksklusif sehingga akan
tergoda untuk berhenti menggunakan pelindung ketika berhubungan seksual.
Sebenarnya ransfus memang efektif mencegah PMS, tapi hanya pada ransfus jangka
panjang yang kedua pasangan sudahdites kesehatan reproduksi.
Kalau Anda sudah pernah berkenalan langsung dengan suatu PMS (apalagi sering),
Anda lebih rentan terinfeksi PMS jenis lainnya. Iritasi atau lepuh pada kulit yang
terinfeksi dapat menjadi jalan masuk ransfus lain untuk menginfeksi. Karena Anda
sudah pernah terinfeksi sekali, ran jadi ada ransf tertentu dalam gaya hidup Anda
yang beresiko.
Kadang orang lebih menghindari kehamilan daripada PMS sehingga mereka memilih
pil KB sebagai alat kontrasepsi utama. Karena sudah merasa terhindar dari kehamilan,
mereka enggan memakai kondom. Inibisa terjadi ketika orang tidak ingin menuduh
pasangannya berpenyakit (sehingga perlu disuruh pakai kondom) atau memang tidak
suka pakai kondom dan menjadikan pil KB sebagai ransfu. Yang jelas, perlindungan
ganda (pil KB dan kondom) adalah pilihan terbaik…meski tidak semua orang
melakukannya.
Prinsip utama dari pengendalian Penyakit Menular Seksual secara prinsip ada dua,
yaitu:
18
o Mencegah berkembangnya PMS serta komplikasi-komplikasinya.
Dengan pencegahan secara tepat dan penganan secara dini PMS ran ditangani
dengan lebih baik. Yang penting sekali diingat adalah bentuk-bentuk gejala awal yang
menjadi pertanda PMS, diantaranya :
19
BAB III
PENUTUP
1. KESIMPULAN
Penyakit menular seksual tidak hanya menimbulkan bahaya bagi organ seksual,
namun juga dapat menimbulkan berbagai komplikasi pada organ lainnya, termasuk alat
indera dan system syaraf pada manusia. Penyakit tersebut ternyata tidak selalu menular
melalui hubungan seksual secara langsung, dan tidak semua penyakit dapat diobati karena
pada penyakit tertentu belum ada obat penyembuhnya yang efektif. Seiring dengan tersebar
luasnya penyakit menular seksual, maka pengetahuan seputar berbagai penyakit menular
seksual harus dipelajari dan diketahui oleh berbagai kalangan, khususnya sejak remaja.
2. SARAN
Sebagai saran dari penulis semoga setelah membaca makalah ini kita semua dapat
mengerti tentang apa yang dimaksud dengan penyakit menular seksual dan dapat melakukan
berbagai tindak pencegahan, karena ini merupakan kewajiban kita semua untuk mengurangi
tingkat kejadian pada penyakit mematikan tersebut. Menghindari tindakan seks bebas,
meberikan pengetahuan pada seluruh remaja agar menghindari tidakan yang tidak bermoral
tersebut karna dapat merusak masa depan mereka dan dapat menjadi penyesalan seumur
hidup.
20
DAFTAR PUSTAKA
http://ismorosiyadi.blogspot.com/2011/12/jenis-jenis-penyakit-menular-seksual.html
http://id.shvoong.com/medicine-and-health/epidemiology-public-health/2022058-jenis-
penyakit-menular-seksual-dan/#ixzz1r41TRnwR
http://www.lusa.web.id/penyakit-menular-seksual/
http://marhamah123.wordpress.com/2011/03/27/macam-macam-penyakit-menular-seksual-
dan-cara-menanggulanginya/
sumber: http://jekethek.blogspot.com/2010/06/tips-mendeteksi-penyakit-seksual.html
21