Anda di halaman 1dari 3

Nama : Eki Apriliansyah

Nim : 30302100120

Menurut Scjahcran Basah Fungsi Hukum dibagi menjadi 5 yaitu :

1. Direktif: sebagai pengarah dalam membentuk masyarakat yang hendak dicapai sesuai dengan
tujuan kehidupan bernegara.

2. Integratif: sebagai pembina kesatuan bangsa.

3. Stabilitatif: sebagai pemelihara (termasuk hasil-hasil pembangunan) serta penjaga keselarasan,


keserasian, dan keseimbangan dalam kehidupan bernegara dan bermasyarakat.

4. Perfektif: sebagai penyempurna terhadap tindakan-tindakan administrasi negara ataupun sikap


tindak warga negara dalam kehidupan bernegara dan bermasyarakat.

5. Korektif: baik terhadap warga negara maupun administrasi negara dalam mendapatkan keadilan.

PENJELASAN
1. Fungsi Direktif (Pengarah)
Peranan undang-undang atau hukum akan membangun, membentuk dan
memelihara masyarakat sesuai dengan tujuan kehidupan bernegara. Fungsi Direktif
ini tidak bisa dilepaskan dari hasil penelitian Prof. Syahran Basah dalam disertasinya
yang isinya sebagai berikut; “ Pembangunan yang dilakukan di negara kita dan
diidentifikasi oleh konsep Pak Mochtar sebagai upaya merubah masyarakat dari
tradisional menjadi modern , maka peran hukum mau tidak mau harus menjadi
pengarah. Adapun arti dari pada sarana pembangunannya, tidak bisa dilepaskan
dengan pembentukkan masyarakat modern , maka pendekatan kekuasaan dengan
sistem sangat berperan dalam mewujudkan fungsi ini,  kekuasaan itu selalu
berkonotasi  dengan sanksi”.
Akan tetapi pendekatan sanksi dapat dikurangi maknanya dengan pembentukan
sistem. Sistem disini sangat rapuh  apabila dilakukan dengan upaya penelitian yang
cermat pada bangunan struktur yang mengikat masyarakat itu sendiri. Prof Mochtar
dalam memberikan dafinisi tentang hukum memberikan dua hal yang relevan
tentang hal ini, yaitu proses dan kelembagaan.
Contohnya, Pada masa pemerintahan Soeharto tumbuhnya lembaga-lembaga di
desa. Salahsatu bentuk lembaga ini adalah LKMD (Himpunan Para Pemuda), KUD,
PKK dan lainnya yang kemudian diberdayakan dalam arti didekati dengan
pendekatan  yang modern , idealism tersebut sangat diharapkan untuk  menerima
undang-undang atau Hukum yang bersifat mengarah, dengan tidak perlu
mengedepankan sanksi bagi undang-undang tersebut.

2. Fungsi Integratif
Fungsi ini akan menempatkan bahwa Hukum atau undang-undang sebagai Pembina
kesatuan bangsa. Konotasi dari pada Integratif pada saat ini , sering menempatkan
pemikiran kita kepada kedekatan yang lebih berbau politis  dibandingkan dengan
hukum. Padahal pemahaman tentang integratif ini didasari pada satu teori
kenegaraan  yang banyak dikemukakan oleh logeman  yang mengatakan bahwa
heterogenitas yang ada dalam masyarakat  merupakan kesulitan terhadap pengertian
Hukum atau undang-undang yang mempunyai daya laku secara umum (seluruh
masyarakat), kondisi yang berbeda latar belakang, adat istiadat, kebudayaan
merupakan kesulitan tersendiri dalam menetapkan secara real kepatuhan
masyarakat tersebut kepada hukum.
Oleh karenanya, dalam menempatkan fungsi perundang-undangan dalam kerangka
pembinaan kesatuan bangsa, maka persoalan utamanya adalah bagaimana
mengupayakan persamaan pada kondisi perbedaan-perbedaan yang sangat ekstrim.

3. Fungsi Stabilitatif
Fungsi ini dijabarkan oleh beberapa ukuran yaitu sebagai pemelihara dalam menjaga
keselarasan, keserasian dan keseimbangan dalam kehidupan bernegara dan
bermasyarakat.
Secara umum kondisi tersebut membutuhkan kondisi stabilitatif yang diterjemahkan
oleh Syahran Basah dengan menjaga keserasian, keselarasan dan keseimbangan.
–        Contoh : Kita melihat bahwa selain dalam konteks pendekatan teritorial,
undang-undang juga melakukan pendekatan terhadap prioritas aktivitas masyarakat
atau pemerintah yang berhadapan dengan singgungan atau irisan pada pengaturan-
pengaturan lainnya yang diterbitkan berdasarkan undang-undang juga.
Oleh karena itu, dalam konteks fungsi stabilitatif pada masa lampau pernah 
terpikirkan, berpikir untuk menciptakan metoda suatu undang-undang sebagai
payung. Persoalan yang muncul adalah menetapkan satu undang-undang yang
bersifat sebagai umbrella (Payung) berhadapan dengan dua hal pokok yaitu:
1. Masa penetapan
2. Sifat dari pada pengaturan

4. Fungsi Perpektif
Merupakan ciri khas dalam pengaturan penyelenggara Negara, walaupun undang-
undang dasar menetapkan eksekutif akan menjalankan kekuasaan pada undang-
undang. Maka undang-undang secara praktis teori dan praktis dalam sistem
continental bukan merupakan petunjuk atau pemberi landasan  tindakan satu-
satunya. Kesulitan dalam menyusun undang-undang bersifat operasionalisasi karena
dalam konteks tersebut sarat dengan muatan atau pelimpahan tugas pada institusi
tertentu, maka dengan pertimbangan itu dibutuhkan pengaturan-pengaturan lebih
lanjut, sehingga peraturan administrasi selalu bermuatan pada kaidah yang bersifat
umum dan kaidah operasionalisasi. Kedua kaidah akan membentuk atau harus
membentuk sinergitas dalam bentuk tindakan administratif atau  yang bermuara
kepada kewajiban-kewajiban yang harus dilakukan oleh masyarakat. Oeh karenanya
dalam pemahaman perfektif  terkandung asas sebagai penyemprna terhadap
tindakan-tindakan para pejabat atau tindakan administrasi Negara dan sikap tindak
warga dalam kehidupan bernegara dan bermasyarakat.

5. Fungsi Korektif

Fungsi Korektif sangat bermanfaat (Bahasa Pak Adrian: Mempunyai kedudukan


yang strategis), untuk mencegah terjadinya perselisihan antara pemerintah dan
masyarakat, atau apabila terjadi pertentangan antara pemerintah dan masyarakat,
terdapat mekanisme yang dapat menyelesaikan pertentangan tersebut tanpa harus
diselesaikan ditingkat pengadilan. Korektif berarti pula dimungkinkan pemerintah
menyelenggarakan kekuasaan yang disebut dengan kebijakan atau kebijaksanaan
yang tersusun dalam asas-asas umum pemerintahan yang baik (AAUPB).
Fungsi Korektif menunjukkan pula pada kita tuntutan dinamisasi pada para pejabat
dalam menjalankan tugas dan kewenangannya , melaksanakan undang-undang demi
kepentingan terselenggaranya kaidah-kaidah norma-norma sesuai dengan tujuan
kepentingannya.
Dinamisasi dalam masyarakat, nampak diarahkan oleh tindakan-tindakan
administrasi negara yang terukur dan terarah sesuai dengan kemampuan  yang
dituntut kepada para pejabat administrasi tersebut.

Anda mungkin juga menyukai