Anda di halaman 1dari 13

“Critical Book Report”

PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH

DISUSUN OLEH :
NAMA : ~CHINDY A T M NAPITUPULU
~DEA ZULFINA
~DHEA RETNO WULAN DARI
NIM : ~120331113
~1203311041
~1203311098
KELAS : K Pendidikan Guru Sekolah Dasar
DOSEN : JUBAIDAH HASIBUAN S.pd,M.pd

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN


2020

1
IDENTITAS BUKU

Buku Utama Judul buku : Konsep Dasar,Sejarah,dan Asas Pendidikan Luar Sekolah

Pengarang : Prof. Dr. Yusnadi,MS & Silvia mariah H,M.Pd

Penerbit : UNIMED PRESS

Tahun terbit : 2019

Kota terbit : Medan

Jumlah halaman : 189 halaman

ISBN : 978-602-7938-98-4

2
KATA PENGANTAR

Dengan mengucap puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas semua rahmat, nikmat
serta hidayah-Nya yang telah di limpahkan. Sehingga saya dapat menyelesaikan tugas mata kuliah
Dasar-dasar Bimbingan Konseling ini dalam bentuk “CRITICAL BOOK REPORT” dan isinya yang
sangat sederhana tepat pada waktunya.

Tugas ini berisi informasi tentang Pendidikan Luar Sekolah. Diharapkan tugas ini dapat
memberikan informasi kepada pembaca, dan pengetahuan lebih mengenai pembelajaran tersebut.

Kami menyadari bahwa dalam tugas yang kami buat ini masih jauh dari sempurna, oleh karena
itu saya harapkan kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun demi kesempurnan
tugas ini.

Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang bersangkutan dalam
pembuatan tugas ini. Semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa menyertai segala usaha yang kita
lakukan. Amin.

Medan,2 September 2020

Chindy a t m napitupulu/120331113

Dea zulfina/1203311041

Dhea retno wulanari/1203311098

3
DAFTAR ISI

Cover………………………………………………………………………………………………………………………………….. 1

IDENTITAS BUKU…………………………………………………………………………………………………………………. 2

KATA PENGANTAR……………………………………………………………………………………………………………….. 3

DAFTAR ISI…………………………………………………………………………………………………………………………… 4

BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………………………………………………………….. 5

A. LATAR BELAKANG……………………………………………………………………………………………… 5
B. TUJUAN…………………………………………………………………………………………………………….. 5
C. MANFAAT…………………………………………………………………………………………………………. 5

BAB II RINGKASAN ISI BUKU…………………………………………………………………………………………………. 6

A. BAB I ………………………………………………………………………………………………………………….. 6
B. BAB II …………………………………………………………………………………………………………………. 7-8
C. BAB III ……………………………………………………………………………………………………………….. 8-10
BAB III PEMBAHASAN ………………………………………………………………………………………………………….. 11
A. KELEBIHAN ………………………………………………………………………………………………………... 11
B. KEKURANGAN ……………………………………………………………………………………………………. 11

BAB IV PENUTUP ………………………………………………………………………………………………………………….. 12

A. KESIMPULAN ……………………………………………………………………………………………………… 12
B. SARAN ……………………………………………………………………………………………………………….. 12
DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………………………………………………………………… 13

4
BAB I

PENDAHULUAN
A.Latar Belakang

Pendidikan Luar Sekolah sebagai sebuah bagian darisistem pendidikan memiliki peran yang sangat penting
dalam rangka pengembangan dan implementasi belajar sepanjang hayat (lifelong learning ).Membahas
pendidikan luar sekolah bukan berarti hanya membahas pendidikan luar sekolah sebagai sebuah pendidikan
alternatif bagi masyarakat,akan tetapi berbicara pendidikan nonformal (pendidikan luar sekolah) adalah
berbicara tentang konsep,teori dan kaidah-kaidah pendidikan yang utuh sesuai dengan kondisi dan kebutuhan
kehidupan masyarakat.Pendidikan luar sekolah merupakan sebuah layanan pendidikan yang tidak dibatasi oleh
waktu,usia,jenis kelamin,ras(suku,keturunan),kondisi sosial budaya,ekonomi,agama,dll.

Peran pendidikan luar sekolah dalam rangka pelayanan pendidikan sepanjang hayat sangat dibutuhkan saat
ini dan ke depan.Pendidikan luar sekolah dianggap sebagai pendidikan yang mampu memberikan jalan serta
pemecahan bagi persoalan-persoalan layanan pendidikan masyarakat,terutama masyarakat yang tidak
terlayani oleh pendidikan formal.

Pada banyak hal pendidikan luar sekolahl dirasakan sebagai sebuah formula yang sangat ideal serta lebih
memihak masyarakat dibandingkan dengan pendidikan formal.Namun demikian pendidikan luar sekolah
merupakan bagian dari sistem pendidikan yang keberadaannya tidak dapat terpisahkan dengan pendidikan
formal apalagi dalam konteks pendidikan sepanjang hayat.Sehingga tidak dirasakan ,pendidikan luar sekolah
leih hebat dari pendidikan formal ataupun sebaliknya.

B. Tujuan

1. Penyelesaian tugas mata kuliah pendidikan luar sekolah

2. Mengulas isi dua buah buku

3. Memahami dan mengetahui informasi yang ada dalam buku

4. Melatih cara berfikir kritis dalam mengkritik dan menilai keunggulan maupun kelemahan yang terdapat
dalam buku tersebut

C.Manfaat

1. Untuk menambah pengetahuan tentang pendidikan luar sekolah

2. Untuk meningkatkan kemampuan menemukan inti sari suatu buku

3. Untuk melatih diri agar berpikir kritis dalam mencari informasi yang diberikan oleh setiap bab dari buku

4. Untuk menilai kekurangan dan kelebihan buku tersebut.

5
BAB II

RINGKASAN ISI BUKU


A.Bab 1

Gerakan Pembangunan dan Perkembangan Pendidikan Luar Sekolah di Indonesia

Pembangunan adalah usaha sadar yang dilakukan oleh manusia untuk meningkatkan kesejahteraan
hidupnya. Pembangunan dilakukan dengan penekanan bidang ekonomi dan politik,terlebih pada saat suatu
Negara baru memperoleh kemerdekaannya.

Pendidikan nonformal dalam bentuk yang paling asli (indigenous) telah ada sejak dulu.Kehadirannya lebih
dulu dari perkembangan pendidikan formal.Pendidikan nonformal berkembang dari pendidikan tradisional
yang biasanya berakar dalam agama dan tradisi yang dianut oleh warga masyarakat,misalnya dalam ajaran
Islam membaca Al-Qur’an itu adalah suatu kewajiban untuk mendalami ajaran agama Islam.Pendidikan luar
sekolah dengan menggunakan cara-cara tersebut berkembang dengan sendirinya,tujuannya adalah untuk
memenuhi kebutuhan praktis dan meneruskan warisan sosial budaya.

Makna pendidikan luar sekolah dalam gerakan pembangunan.

Gerakan pembangunan di Negara-negara sedang berkembang dimulai sejak awal kemerdekaannya,telah


melibatkan pembangunan daerah perdesaan.Ada dua hal yang sangat ditekankan dalam gerakan
pembangunan masyarakat pedesaan. Pertama, perbaikan kondisi-kondisi ekonomi,sosial dan kultural.
Kedua,pengintegrasian masyarakat perdesaan dalam kehidupan bangsa secara keseluruhan agar mereka dapat
memberikan kontribusi terhadap program-program nasional. Untuk mencapai tujuan itu diperlukan dua hal.
Pertama, partisipasi masyarakat desa untuk memperbaiki taraf kehidupannya dengan kepercayaan 3 sepenuh
mungkin pada kemampuan dan prakarsa sendiri. Kedua, tersedianya pelayanan dan bantuan teknik dari pihak
pemerintahan sehingga prakarsa dan swadaya warga masyarakat dapat diperkuat.

Perkembangan pendidikan luar sekolah di Indonesia Pendidikan luarsekolah di Indonesia telah berkembang
sejak dulu dalam bentuk magang,belajar secara individual,belajar kelompok,yang dilakukan secara tradisional
yang berkaitan dengan keyakinan beragama,misalnya dalam agama Islam,pendidikan luar luar sekolah itu
dikembangkan di langgar atau pesantren.Di samping itu,pendidikan luar sekolah di masyarakat sebelum bangsa
Indonesia merdeka telah mengenal berbagai kursus : kursus kewanitaan,kursus pengetahuan umum atau
politik,kepanduan(sekarang kepramukaan) dan pendidikan olah raga bagi para pemuda.Kegiatan-kegiatan
tersebut diprakarsai oleh pemimpimpemimpin peregerakan kemerdekaan.

Mulai tahun 1946 pendidikan luar sekolah di Indonesia resmi ditangani oleh pemerintah.Kemudian pada
masa orde baru pendidikan luar sekolah mendapat perhatian yang cukup besar.Hal ini terlihat dalam Pelita II
tentang pembangunan bidang pendidikan.Terlihat bahwa pendidikan luar sekolah mempunyai peranan yang
cukup besar dalam menunjang pembangunan.

6
B. Bab 2

Konsep Pendidikan Dan Pendidikan Seumur Hidup

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran
agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
kegamaan,pengendalian diri,kepribadian,kecerdasan,akhlak mulia,serta keterampilan yang diperlukan
dirinya,masyarakat,bangsa,dan negara.

Ilmu pendidikan atau pedagogi diartikan sebagai ilmu yang dipelajari untuk kepentingan
pendidikan.Pedagogi adalah seni mendidik atau segala kecakapan 4 yang kita pergunakan untuk mendidik
anak. Pedagogi teoritis ialah ilmu pendidik ditinjau dari segi teoritis saja terbagi atas pedagogi sistematis dan
pedagogi historis.Pendidikan memiliki sifat atau karakteristik praktisdan normative.Langeveld menyebut
pedagogi sebagai ilmu pengetahuan praktis, karena membicarakan perbuatanmanusia yang disebut
pendidikan.Mendidik dapat didefenisikan sebagai membimbing anak ke suatu tujuan.Tujuannya ialah
kedewasaan.Kegiatan mendidik berakhir ketika seseorang telah mencapai tingkat kedewasaan dalam makna
luas..Dalam pengertian ini pendidikan diselenggarakan dalam keluarga secara informal dan di sekolah sebagai
kegiatan formal.Menurut ICED,pendidikan adalah proses belajar yang terus menerus.Dengan demikian
pendidikan tidak hanya diselenggarakan di sekolah saja,tetapi di luar sekolah.Konsep ICED ini merupakan titik
tolak dari konsep life long education.

Dalam konsep pendidikan seumur hidup terkandung gagasan belajar untuk hidup (learnin to be) dan
massyarakat gemar belajar (learning society).Learning to be memiliki tujuan akhir dari belajar adalah
berfikir,belajar menjadi warga Negara yang produktif.Lebih luas lagi tujuan dari proses penemuan dan
perwujudan diri untuk mencapai tingkat kualitas hidup yang memadai.The learning society adalah masyarakat
yang terdapat di dalamnya lembaga-lembaga pendidikan dan lembaga-lembaga non pendidikan yang
menyelenggarakan pendidikan.

PLS menurut Trisnamansyah(1997) adalah konsep pendidikan sepanjang hayat yang mengandung
karakteristik,bahwa pendidikan tidak berakhir pada saat pendidikan sekolah selesai ditempuh oleh seorang
individu,melainkan suatu proses sepanjang hayat,mencakup keseluruhan kurun waktu hidup seorang individu
sejak lahir sampai mati.

Dave (1973) mengemukakan karakteristik konsep pendidikan seumur hidup sebagai berikut :

1. Pendidikan tidaklah berakhir pada saat berakhirnya pendidikan sekolah,akan tetapi merupakan proses
sepanjang hayat

2. Pendidikan seumur hidup tidaklah hanya terbatas pada pendidikan orang dewasa

3. Pendidikan seumur hidup mengikuti pola-pola pendidikan formal dan nonformal kedua-duanya baik
belajar yang berencana maupun yang incidental 5

4. Rumah tangga atau keluarga memainkan peranan pertama yang penting

5. Masyarakat juga memainkan peranan penting dalam pendidikan anak mulai dari dia berinteraksi
dengan masyarakat sampai dia melakukan fungsi pendidikan sepanjang hayat
7
6. Lembaga –lembaga pendidikan adalah penting

7. Pendidikan seumur hidup berusaha mencari kesinambungan dan kaitan dalam dimensi vertical atau
longitudinal.

8. Pendidikan sumur hidup juga berusaha menciptakan integrasi setiap dimensi horizontal pada setiap
tahap kehidupan.

9. Pendidikan seumur hidup memiliki sifat fleksibel

10. Pendidikan seumur hidup diisi oleh pola \-pola dan bentuk-bentuk alternatif pendidikan

11. Ada tiga persyaratan pokok untuk belajar melalui pendidikan seumur hidup,yaitu
kesempatan,motivasi dan edukabiliti

C. Bab 3

Konsep Pendidikan Luar Sekolah

Perhatian yang besar terhadap pendidikan luar sekolah dari pemerintah dan warga masyarakat di Negara-
negara berkembang muncul dengan diresmikannya gagasan pendidikan seumur hidup,beberapa studi kasus
telah dilakukan,diantaranya oleh lembaga-lembaga internasional seperti ICED,ASEAN,berbagai Universitas di
Amerika dan lain-lain

Untuk memahami konsep pendidikan nonformal dapat ditinjau dari dua sudut pandang :

(1) Konsep konvensional dari pendidikan,dan

(2) Dinamika tujuan dalam proses pendidikan Proses pendidikan itu dibangun oleh tiga unsur,yaitu
belajar,sumber belajar,dan warga belajar.Program pendidikan nonformal disusun dengan
memperhatikan tujuan,partisipasi,metode,materi belajar evaluasi,dan struktur organisasi dari program
tersebut.

Alasan terselenggaranya PLS dari segi kesejarahan ,tidak bisa terlepas dari lima aspek yaitu :

1. Aspek pelestarian budaya

2. Aspek teoritis

3. Dasar pijakan

4. Aspek kebutuhan terhadap pendidikan

5. Keterbatasan lembaga pendidikan sekolah

Ciri-ciri Pendidikan Luar Sekolah

1. Bentuk pendidikan luar sekolah yang berbeda ditandai untuk mencapai bermacam-macam tujuan
8
2. Keterbatasan

3. Tanggung jawab penyelenggaraan lembaga pendidikan luar skolah dibagi oleh pengawasan
umum/masyarakat ,pengawasan pribadiataupun kombinasi keduanya

4. Didisiplinkan secara ketat terhadap waktu pengajaran

5. Metode pengajaran bermacam-macam

6. Diselenggarakan dengan tidak berjenjang

7. Ingkat sistem PLS terbatas yang diberikan kredensial.

8. Sebagian besar program PLS dilaksanak oleh remaja dan orang-orang dewasa

Patokan Pendidikan Luar Sekolah

1. Warga belajar

2. Sumber belajar

3. Pamong belajar

4. Sarana belajar

5. Tempat belajar

6. Dana belajar

7. Ragi belajar

8. Kelompok belajar

9. Program belajar

10. Hasil belajar

Metode dalam program pendidikan luar sekolah

1. Kegiatan belajar mengajar yang efektif dimulai dengan melihat kondisi warga belajar

2. Jika penghambat keberhasilan dan dan sumber-sumber yang tersedia dapat diketahui,maka
sumber-sumber tersebut dapat dimanipulasi untuk mengatasi penghambat tersebut

3. Warga belajar harus memiliki sikap positif terhadap pengetahuan dan keterampilan yang ingin
diperolehnya

4. Rancangan strategi indtruksional bergantung pada kondidi internal dan eksternal warga
belajar

5. Sumber belajar bertindak sebagai pemberi kemudahan bagi warga belajar

9
6. Melibatkan kegiatan belajar kelompok melalui diskusi

Fungsi Pendidikan Luar Sekolah

1. Sebagai Suplemen(Penambah) 7 PLS memberikan materi tambahan terhadap materi yang


diajarkan di sekolah.Misalnya,kegiatan-kegiatan ekstrakulikuler.

2. Sebagai Komplemen(Pelngkap) Materi yang disajikan dalam PLS berfungsi melengkapi hal-hal
yang diperoleh dari sekolah.Ini disebabkan karena tidak semua hal dapat dituangkan dalam kurikulum
sekolah.

3. Seabagai Substitusi (Pengganti) PLS berfungsi menggantikan fugsi sekolah Materi yang
diajarkan identik dengan materi yang biasanya diajarkan di sekolah.Program ini ditujukan bagi mereka
yang tidak pernah sekolah atau putus sekolah dasar.

4. Sebagai jembatan memasuki dunia kerja

5. Sebagai wahana untuk bertahan hidup dan menegmbangjan kehidupan.

10
BAB III

PEMBAHASAN

A. Kelebihan

Dalam buku ini memiliki bahasa yang mudah dimengerti oleh pembaca sehingga pembaca mudah
memahami isi dari buku tersebut dan buku ini pun memiliki rangkuman yang memudahkan pembaca untuk
membacanya lebih singkat.Buku ini juga banyak menyertakan pendapat para ahli dalam mengupas materi.
Buku ini menyertakan soal evaluasi disetiap akhir bab yang berguna bagi evaluasi pembaca.Buku ini cocok
untuk dijadikan referensi bagi mahasiswa,karena buku ini menjelaskan materi secara rinci, terutama mengenai
perbedaan pendidikan formal, nonformal dan informal.

B. Kekurangan

Pada buku ini hampir banyak persaman yang diulang-ulang dan katakatanya sangat baku.Penulisan pada
buku ini ada beberapa kata yang kurang. Dalam buku ini gambar yang di sajikan tidak jelas. Sub bab yang tidak
beraturan dan pembaca kurang mampu menemukan dengan jelas materi yang akan dibahas.Dan pengemasan
buku ini kurang baik,sehingga buku nya mudah lepas/lekang.

11
BAB III

PENUTUP
A. KESIMPULAN

Pendidikan sekolah adalah pendidikan formal, dikatakan formal karena diadakan disekolah / tempat
tertentu, teratur sistematis, mempunyai jenjang dan kurun waktu tertentu. Lembaga pendidikan non formal
atau pendidikan luar sekolah (PLS) ialah semua bentuk pendidikan yang diselenggarakan dengan sengaja, tertib
dan berencana, diluar kegiatan proses persekolahan.

Pendidikan informal ini terutama berlangsung ditengah keluarga. Namun mungkin juga berlangsung di
lingkungan sekitar keluarga tertentu, perusahaan, pasar, terminal dll yang berlangsung setiap hari tanpa ada
batas waktu. Pendidikan ini berlaku tanpa ada lembaga yang resmi atau organisasi tertentu.

Sementara itu Pendidikan luar sekolah ialah pendidkan yang teratur diluar kegiatan sekolah. Adapun
fungsi pendidikan luar sekolah antara lain :

1. Fungsi PLS sebagai substitusi pendidikan sekolah

2. Fungsi PLS sebagai komplemen pendidikan sekolah

3. Fungsi PLS sebagai suplemen pendidikan sekolah

4. Fungsi PLS sebagai jembatan memasuki dunia kerja

5. Fungsi PLS sebagai wahana untuk bertahan hidup dan mengembangkan kehidupan

Perbedaan antara pendidikan luar sekolah Dan pendidikan sekolah, Secara prinsip, satu-satunya
perbedaan antara pendidikan luar sekolah dengan pendidikan sekolah adalah legitimasi atau formalisasi
penyelenggaraan pendidikan. Tentang perbedaan penyelenggaraan ini, secara institusional, tercantum pada
Undang-Undang RI nomor 2 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 10:2-3. selanjutnya, perbedaan secara
operasional, Umberto Sihombing melalui bukunya Pendidikan Luar Sekolah: Manajemen Strategi (2000:40-46)
menuliskan secara khusuS dan sistematis tentang perbedaan antara Pendidikan Luar Sekolah dengan
Pendidikan Sekolah.

B. SARAN

17 Demikianlah Critical Book Report ini yang dapat penulis paparkan.Besar harapan penulis semoga critical
book report ini dapat bermanfaat untuk kalangan banyak. Karena keterbatasan pengetahuan dan referensi,
penulis menyadari critical book report ini masih jauh dari sempurna, Oleh karena itu saran dan kritik yang
membangun sangat diharapkan agar crtitical book report ini dapat disusun menjadi lebih baik lagi dimasa yang
akan datang.

12
DAFTAR PUSTAKA

Yusnadi & Silviah Mariah. 2017. Konsep Dasar, Sejarah, Dan Asas Pendidikan Luar Sekolah. Medan: Unimed
Press.

13

Anda mungkin juga menyukai