Anda di halaman 1dari 1

PETA KONSEP

PANDANGAN FILSUF

PAUD

1. Pandangan Pestalozi 2. Pandangan Montessori 3. Pandangan Froebel 4. Pandangan JJ Rosseu

Pandangannya tentang Montessori beranggapan Froebel memandang anak Menurutnya pula bahwa
tujuan pendidikan ialah bahwa pendidikan merupakan sebagai individu yang pada pendidikan yang bersifat
memimpin anak menjadi suatu upaya untuk membantu kodratnya bersifat baik. Sifat alamiah menghasilkan dan
orang yang baik dengan perkembangan anak secara memacu berkembangnya
yang buruk timbul karena
jalan mengembangkan menyeluruh dan bukan kualitas semacam
kurangnya pendidikan atau
semua daya yang dimiliki sekedar mengajar. Spirit atau
pengertian yang dimiliki oleh kebahagiaan, spontanitas dan
oleh anak. Ia memandang nilai-nilai dasar kemanusiaan
anak tersebut.Setiap tahap rasa ingin tahu. Rousseau
bahwa segala usaha yang itu berkembang melalui
dilakukan oleh orang dewasa perkembangan yang dialami oleh percaya bahwa walaupun kita
interaksi antara anak dengan
harus disesuaikan dengan anak harus dipandang sebagai telah melakukan kontrol
lingkungannya. Montessori
perkembangan anak meyakini bahwa ketika suatu kesatuan yang utuh. Anak terhadap pendidikan yang
menurut kodratnya, sebab dilahirkan, anak secara memiliki potensi, dan potensi itu diperoleh dari pengalaman
pendidikan pada hakekatnya bawaan sudah memiliki pola akan hilang jika tidak dibina dan sosial dan melalui indera,
adalah suatu usaha perkembangan psikis atau dikembangkan. tetapi kita tetap tidak dapat
pemberian pertolongan agar jiwa. mengontrol pertumbuhan yang
anak dapat menolong sifatnya alami.
dirinya sendiri di kemudian
hari.

5. Pandangan Konstruktivis (piaget dan vygotrky) 6. Pandangan Ki Hajar Dewantara

Ki Hadjar juga berpandangan bahwa pengajaran harus


Para ahli konstruktif meyakini bahwa pembelajaran
memberi pengetahuan yang berfaedah lahir dan batin,
terjadi saat anak memahami dunia di sekeliling kita serta dapat memerdekakan diri. Kemerdekaan itu
mereka. Pembelajaran menjadi proses interaktif yang hendaknya diterapkan pada cara berfikir anak yaitu agar
melibatkan teman sebaya anak, orang dewasa dan anak tidak selalu diperintahkan atau dicekoki dengan
lingkungan. Anak membangun pemahaman mereka buah pikiran orang lain saja tetapi mereka harus
sendiri terhadap dunia. Mereka memahami apa yang dibiasakan untuk mencari serta menemukan sendiri
terjadi di sekeliling mereka dengan mensintesa berbagai nilai pengetahuan dan keterampilan dengan
menggunakan pikiran dan kemampuannya sendiri.
pengalaman-pengalaman baru dengan apa yang telah
mereka pahami sebelumnya.

Anda mungkin juga menyukai