thoughtco.com
Probability sampling adalah Metode pengambilan sampel secara random atau acak. Dengan cara
pengambilan sampel ini. Seluruh anggota populasi diasumsikan memiliki kesempatan yang sama untuk
terpilih menjadi sampel penelitian. Metode ini terbagi menjadi beberapa jenis yang lebih spesifik, antara
lain:
Pengambilan sampel acak sederhana disebut juga Simple Random Sampling. teknik penarikan sampel
menggunakan cara ini memberikan kesempatan yang sama bagi setiap anggota populasi untuk menjadi
sampel penelitian. Cara pengambilannya menggunakan nomor undian.
Terdapat 2 pendapat mengenai metode pengambilan sampel acak sederhana. Pendapat pertama
menyatakan bahwa setiap nomor yang terpilih harus dikembalikan lagi sehingga setiap sampel memiliki
prosentase kesempatan yang sama. Pendapat kedua menyatakan bahwa tidak diperlukan
pengembalian pada pengambilan sampel menggunakan metode ini. Namun, metode yang paling sering
digunakan adalah Simple Random Sampling dengan pengembalian.
Kelebihan metode ini yaitu dapat mengurangi bias dan dapat mengetahui standard error penelitian.
Sementara kekurangannya yaitu tidak adanya jaminan bahwa sampel yang terpilih benar-benar dapat
merepresentasikan populasi yang dimaksud.
Metode pengambilan sampel acak sistematis menggunakan interval dalam memilih sampel penelitian.
Misalnya sebuah penelitian membutuhkan 10 sampel dari 100 orang, maka jumlah kelompok
intervalnya 100/10=10. Selanjutnya responden dibagi ke dalam masing-masing kelompok lalu diambil
secara acak tiap kelompok.
Contoh Sampel Acak Sistematis adalah pengambilan sampel pada setiap orang ke-10 yang datang
ke puskesmas. Jadi setiap orang yang datang di urutan 10,20,30 dan seterusnya maka itulah yang
dijadikan sampel penelitian.
Metode Pengambilan sampel acak berstrata mengambil sampel berdasar tingkatan tertentu. Misalnya
penelitian mengenai motivasi kerja pada manajer tingkat atas, manajer tingkat menengah dan manajer
tingkat bawah. Proses pengacakan diambil dari masing-masing kelompok tersebut.
Cluster Sampling adalah teknik sampling secara berkelompok. Pengambilan sampel jenis ini dilakukan
berdasar kelompok / area tertentu. Tujuan metode Cluster Random Sampling antara lain untuk
meneliti tentang suatu hal pada bagian-bagian yang berbeda di dalam suatu instansi.
Misalnya, penelitian tentang kepuasan pasien di ruang rawat inap, ruang IGD, dan ruang poli di RS A
dan lain sebagainya.
Proses pengambilan sampel jenis ini dilakukan secara bertingkat. Baik itu bertingkat dua, tiga atau
lebih.
Purposive Sampling adalah teknik sampling yang cukup sering digunakan. Metode ini menggunakan
kriteria yang telah dipilih oleh peneliti dalam memilih sampel. Kriteria pemilihan sampel terbagi menjadi
kriteria inklusi dan eksklusi.
Kriteria inklusi merupakan kriteria sampel yang diinginkan peneliti berdasarkan tujuan penelitian.
Sedangkan kriteria eksklusi merupakan kriteria khusus yang menyebabkan calon responden yang
memenuhi kriteria inklusi harus dikeluarkan dari kelompok penelitian. Misalnya, calon responden
mengalami penyakit penyerta atau gangguan psikologis yang dapat memengaruhi hasil penelitian.
Contoh Purposive Sampling: penelitian tentang nyeri pada pasien diabetes mellitus yang mengalami
luka pada tungkai kaki. Maka kriteria inklusi yang dipakai antara lain:
1. Penderita Diabetes Melitus dengan luka gangrene (luka pada tungkai kaki)
2. Usia 18-59 tahun
3. Bisa membaca dan menulis
Kriteria eksklusi:
1. Penderita Diabetes Melitus yang memiliki penyakit penyerta lainnya seperti gangguan ginjal,
gagal jantung, nefropati, dan lain sebagainya.
2. Penderita Diabetes Melitus yang mengalami gangguan kejiwaan.
2. Snowball Sampling
Metode pengambilan sampel Snowball atau Bola salju ini sangat cocok untuk penelitian mengenai hal-
hal yang sensitif dan membutuhkan privasi tingkat tinggi, misalnya penelitian tentang kaum waria,
penderita HIV, dan kelompok khusus lainnya.
3. Accidental Sampling
Pada metode penentuan sampel tanpa sengaja (accidental) ini, peneliti mengambil sampel yang
kebetulan ditemuinya pada saat itu. Penelitian ini cocok untuk meneliti jenis kasus penyakit langka yang
sampelnya sulit didapatkan.
Contoh penggunan metode ini, peneliti ingin meneliti tentang penyakit Steven Johnson Syndrom yaitu
penyakit yang merusak seluruh mukosa atau lapisan tubuh akibat reaksi tubuh terhadap antibiotik.
Kasus Steven Johnson Syndrome ini cukup langka dan sulit sekali menemukan kasus tersebut.
Dengan demikian, peneliti mengambil sampel saat itu juga, saat menemukan kasus tersebut. Kemudian
peneliti melanjutkan pencarian sampel hingga periode tertentu yang telah ditentukan oleh peneliti.
Tehnik pengambilan sampel dengan cara ini juga cocok untuk penelitian yang bersifat umum, misalnya
seorang peneliti ingin meneliti kebersihan Kota Bandung. Selanjutnya dia menanyakan tentang
kebersihan Kota Bandung pada warga Bandung yang dia temui saat itu.
4. Quota Sampling
Metode pengambilan sampel ini disebut juga Quota Sampling. Tehnik sampling ini mengambil jumlah
sampel sebanyak jumlah yang telah ditentukan oleh peneliti. Kelebihan metode ini yaitu praktis karena
sampel penelitian sudah diketahui sebelumnya, sedangkan kekurangannya yaitu bias penelitian cukup
tinggi jika menggunakan metode ini.
Teknik pengambilan sampel dengan cara ini biasanya digunakan pada penelitian yang memiliki jumlah
sampel terbatas. Misalnya, penelitian pada pasien lupus atau penderita penyakit tertentu. Dalam suatu
area terdapat 10 penderita lupus, maka populasi tersebut dijadikan sampel secara keseluruhan , inilah
yang disebut sebagai Total Quota Sampling.
Teknik Sampling Jenuh adalah teknik penentuan sampel yang menjadikan semua anggota populasi
sebagai sampel. dengan syarat populasi yang ada kurang dari 30 orang.
Data dapat dibedakan dalam beberapa kategori. Jenis-jenis data dapat dikategorikan
sebagai berikut:
1. Data primer, yaitu data yang dikumpulkan dan diolah sendiri oleh peneliti
langsung dari subjek atau objek penelitian.
2. Data sekunder, yaitu data yang didapatkan tidak secara langsung dari objek
atau subjek penelitian.
B. Menurut sumbernya
1. Data internal, yaitu data yang menggambarkan keadaan atau kegiatan dalam
sebuah organisasi
2. Data eksternal, yaitu data yang menggambarkan duatu keadaan atau kegiatan
di luar sebuah organisasi
C. Menurut sifatnya
1. Cross section/insidentil, yaitu data yang dikumpulkan hanya pada suatu waktu
tertentu
2. Data berkala/ time series, yaitu data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu
untuk menggambarkan suatu perkembangan atau kecenderungan keadaan/ peristiwa/
kegiatan.
Ada berbagai metode pengumpulan data yang dapat dilakukan dalam sebuah
penelitian. Metode pengumpulan data ini dapat digunakan secara sendiri-sendiri,
namun dapat pula digunakan dengan menggabungkan dua metode atau lebih.
Beberapa metode pengumpulan data antara lain:
1. Wawancara
Wawancara adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui tatap muka dan
tanya jawab langsung antara peneliti dan narasumber. Seiring perkembangan
teknologi, metode wawancara dapat pula dilakukan melalui media-media tertentu,
misalnya telepon, email, atau skype. Wawancara terbagi atas dua kategori, yakni
wawancara terstruktur dan tidak terstruktur.
a. Wawancara terstruktur
Dalam wawancara terstruktur, peneliti telah mengetahui dengan pasti informasi apa
yang hendak digali dari narasumber. Pada kondisi ini, peneliti biasanya sudah
membuat daftar pertanyaan secara sistematis. Peneliti juga bisa menggunakan
berbagai instrumen penelitian seperti alat bantu recorder, kamera untuk foto, serta
instrumen-instrumen lain.
a. Participant observation
3. Angket (kuesioner)
Studi dokumen adalah metode pengumpulan data yang tidak ditujukan langsung
kepada subjek penelitian. Studi dokumen adalah jenis pengumpulan data yang
meneliti berbagai macam dokumen yang berguna untuk bahan analisis. Dokumen
yang dapat digunakan dalam pengumpulan data dibedakan menjadi dua, yakni:
a. Dokumen primer
Dokumen primer adalah dokumen yang ditulis oleh orang yang langsung mengalami
suatu peristiwa, misalnya: autobiografi
b. Dokumen sekunder
Dokumen sekunder adalah dokumen yang ditulis berdasarkan oleh laporan/ cerita
orang lain, misalnya: biografi.
Kelebihan data sekunder adalah data tersebut lebih mudah dan lebih
cepat diperoleh, sedangkan kelemahannya adalah data tersebut
sering kali terbatas dan kurang cocok dengan tujuan penelitian.
Oleh karena itu, jika data primer dan data sekunder digunakan secara
bersamaan, maka data primer cenderung lebih sering digunakan
sebagai data utama dan data sekunder cenderung digunakan sebagai
data pendukung.