Penyebab bawaan kelainan kongenital sistematik Luaran : Status nutrisi Observasi : 1. Identifikasi status gizi membaik, dibuktikan 2. Monitor asupan makanan Gg. Keseimbangan asam basa dengan: Terapeutik: Penurunan fungsi ginjal 3. Sajikan makanan secara WOC NEFROTIK SYNDROM 1. Porsi makan yang menarik dan suhu yang dihabiskan meningkat sesuai Kerusakan glomerular asam Produksi meningkat Edukasi: (5) 4. Anjurkan posisi duduk, jika 2. Nasfus makan perlu Permeabilitas glomerular meningakat Mual Kolaborasi: membaik (5) 5. Kolaborasi dgn ahli gizi Kebocoran plasma, 3. Berat badan (IMT) untuk menentukan jumlah muntah Proteinuria kalori & jenis nutrien yg Anoreksia membaik (5) dibutuhkan, jika perlu
Masuk ke intersisial Hipoalbuminea Defisit Nutrisi
Edema Pemeriksaan Penunjang :
Sindrom Nefrotik Komplikasi : Pembekuan darah, Sindrom nefrotik pada anak merupakan kekurangan gizi,gagal ginjal Menurut Brtz & Sowden (2009) akut,infeksi & gagal ginkal kronik Kelemahan karena 1. Uji urin kumpulan gejala yg terjadi pd anak edema yg berat 2. Uji darah dengan karakteristik proteinuria, 3. Uji diagnostik hipoalbuminea, hiperli[idemia yg Intolerensi Aktivitas Manifestasi Klinis : Adanya diserati edema (Betz & Sowden, 2009) proteinuria,edema,BB meningkat, edema periorbital, asites, distensi Intolerensi aktivitas b.d Kelemahan abdomen, penurunan jumlah urin, hematuria,nafsu makan menurun, Tekanan onkotik Luaran : Tolerensi Observasi : kepucatan (Hidayat, 2006) plasma menurun aktivitas, membaik 1. Identifikasi kemampuan Gangguan Integritas Kulit/Jaringan b.d Kelebihan dibuktikan dengan : Volume Cairan berpartisipasi dlm Cairan intravaskular Luaran : Integritas Observasi : 1. Kemudahan dalam aktivitas tertentu berpindah kedalam Penatalaksanaan Medis: 2. Identifikasi defisit intersisial kulit/jaringan maningkat, 1. Identifikasi penyebab melakukan Menurut Wong (2008) tingkat aktivitas dibuktikan dengan : gangguan integritas kulit aktivitas sehari – 1. Pemberian kortikosteroid Terapeutik : 1. Elastisitas meningkat Terapeutik : hari (5) 2. Penggantian albumin 3. Fasilitasi aktivitas fisik Hypovolemia rutin 3. Pengurangan edema (5) 2. Ubah posisi tiap 2 jam jika 2. Keluhan lelah Edukasi : 4. Pemberian antibiotik 2. Hidrasi meningkat (5) tirah baring menurun (5) 4. Ajarkan melakukan Kompenseasi 5. Mempertahankan keseimbangan 3. Kerusakan jaringan Edukasi : aktivitasfisik dalam ginjalaktif merangsang elektrolit menurun (5) 3. Anjurkan menggunakan menjaga fungsi & renin angiotensin 6. Terapi imunosupresif pelembab (mis. kesehatanya Peningkatan sekresi ADH Lotion,serum) & aldosteron 4. Anjurkan meningkatkan asupan buah & sayur Retensi air+natrium
Kerusakan jaringan Terjadi kemarahan Turgor kulit jelek Gangguan
edema eidermis & dermis integritas DAFTAR PUSTAKA : jaringan/kulit Hipervolemia Academia.edu. (2016). WOC Sindrom Nefrotik. Hartono. (2011). Pathway Sindrom Nefrotik . Hipervolemia b.d gangguan mekanisme regulasi (sumber : Dongoes, 2000). Luaran : Status cairan, membaik, Observasi : PPNI, T. P. (2017). Standar Diagnosis dibuktikan dengan : 1. Identifikasi penyebab hipervolemia Siska Nurul Aslamiah Keperawatan Indonesia : Definisi dan 2. Monitor intake & output cairan 1. Turgor kulit meningkat (5) 214120058 Indikator Diagnostik. Jakarta Selatan: 3. Monitor tanda peningkatan tekanan Dewan Pengurus Pusat Persatuan 2. Edema anasarka menurun (5) onkotik plasma (mis.kadar protein& Program Studi Profesi Ners Perawat Nasional Indonesia. albumin meningkat) Stikes Jenderal Achmad Yani Cimahi PPNI, T. P. (2018). Standar Intervensi Terapeutik : Keperawatan Indonesia. Jakarta Selatan: 4. Timbang berat badan setiap hari pada 2020 Dewan Pengurus Pusat Persatuan waktu yg sama Perawat Nasional Indonesia. 5. Batasi asupan cairan & garam PPNI, T. P. (2019). Standar Luaran Kolaborasi : Keperawatan Indonesia. Jakarta Selatan: 6. Kolaborasi pemberian diuretik, jika perlu Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia.