Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Etika adalah suatu cabang dari filosofi yang berkaitan dengan ”kebaikan
(rightness)” atau moralitas (kesusilaan) dari perilaku manusia. Dalam pengertian ini, etika
diartikan sebagai aturan-aturan yang tidak dapat dilanggar dari perilaku yang diterima
masyarakat sebagai baik atau buruk. Sedangkan Penentuan baik dan buruk adalah suatu
masalah selalu berubah. Etika bisnis adalah standar-standar nilai yang menjadi pedoman atau
acuan manajer dan segenap karyawan dalam pengambilan keputusan dan
mengoperasikan bisnis yang etik. Perilaku etik sangat diperlukan untuk mencapai sukses
jangka panjang dalam sebuah bisnis. Praktik-praktik tidak terpuji di industri pasar
modal ini memiliki sejumlah konsekuensi. Yang pertama tentu saja kerugian pemodal
atau investor, terutama investor berskala menengah ke bawah, yang dirugikan dengan aksi
manipulatif tersebut. Yang kedua, jika praktik-praktik tidak terpuji ini terus berlangsung tanpa
ada sistem yang mampu mendominasi dan membongkarnya, penetrasi industri pasar modal
akan semakin lamban. Masyarakat akan semakin tidakut dan ragu untuk berinvestasi di
pasar modal jika aksi manipulatif masih saja terjadi.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana etika dalam praktik investasi.
2. Bagaimana etika dalam praktik pasar modal.

C. Tujuan
1. Menjelaskan tentang etika dalam praktik investasi.
2. Menjelaskan tentang etika dalam praktik pasar modal.
BAB I
PENDAHULUAN

Etika Dalam Praktik Investasi


A. Etika dalam praktik investasi
Pengertian Investasi adalah kegiatan menanam modal baik langsung maupun tidak
langsung dengan harapan pada waktunya pemilik modal mendapatkan sejumlah
keuntungan dari hasil penanaman modalnya. Adapun tujuan investasi itu seperti
menghasilkan sejumlah uang untuk mendapatkan kehidupan yang layak di masa datang,
mengurangi tekanan inflasi, dan dorongan untuk menghemat pajak.

Etika dalam praktik investasi didasarkan pada nilai-nilai dasar yang mendorong
proses investment. Investasi bukan hanya sarana untuk memaksimalkan keuntungan
saja, tetapi dapat juga sebagai alat untuk melayani masyarakat dalam hal mencari
pekerjaan yang menghasilkan keuntungan, melindungi lingkungan, mempromosikan
hak asasi dan demokratisasi. Investasi yang etis memerlukan transparansi, tanggung jawab
sosial yang sesungguhnya, dan dalam proses mencari yang adil kembali pada investasi
tersebut.

 Etika Bagi Investor 


Dalam melakukan investasi di pasar modal kebanyakan investor mencari dan
memfokuskan perhatiannya terhadap investasi yang aman dan menjanjikan keuntungan yang
tinggi, hanya sedikit yang memperhatikan investasi yang beretika. Apabila investor akan
melakukan investasi yang berdasar etika, hendaklah perhatian utamanya ditujukan kepada
produk dan jasa perusahaan tersebut. Misalnya, jangan melakukan investasi di perusahaan
yang memproduksi bahan-bahan yang mengakibatkan penyakit atau merusak lingkungan.
Selanjutnya, memperhatikan bagaimana dana yang diperoleh perusahaan tersebut
disalurkan, misalnya investasi di reksadana dapat menjadi investasi yang tidak beretika
apabila dana yang dihimpun diinvestasikan di perusahaan- perusahaan yang produksinya
mengakibatkan penyakit atau merusak lingkungan.
Bagi investor yang tidak aktif menjalankan bisnis itu sendiri terdapat tiga pendekatan yang
dapat digunakan yaitu:

 Pendekatan Negatif

Pendekatan negatif ini disebut juga teori penghindaran, di mana para investor yang
beretika, akan menghindari investasi di bidang atau perusahaan yang tidak disukainya,
atau bertentangan dengan prinsip etika bisnis yang dianutnya atau juga melakukan kegiatan
bisnis di bidang-bidang yang melanggar ketentuan lingkungan, produksi zat kimia yang
berbahaya, produksi senjata, atau melakukan investasi di negara-negara yang melakukan
pelanggaran hak-hak asasi manusia. 

 Pendekatan Positif

Dalam hal ini para investor hanya akan melakukan investasi pada bidang usaha atau bisnis
yang sesuai dengan etika bisnis yang dianutnya. Dalam penerapannya investor dapat
menyusun daftar perusahaan atau bidang bisnis yang dipandang sesuai dengan etika bisnis
yang umum.

 Pendekatan Aktif

Dengan pendekatan ini para investor akan melakukan investasi di bidang bisnis yang
menurutnya tidak sesuai dengan etika bisnis yang umum dianut, dan dalam melakukan
investasi di bidang itu terkandung tujuan untuk mengambil alih kontrol terhadap perusahaan
tersebut untuk selanjutnya melakukan perubahan agar perusahaan tersebut menjalankan
bisnis sesuai dengan etika bisnis yang umum.

B. Etika dalam praktik pasar modal

Pasar modal adalah pertemuan permintaan dan penawaran dana jangka panjang yang
diwujudkan dalam bentuk elemen-elemen keuangan yang dapat diperjualbelikan. Dalam
pasar ini terdapat dua pelaku utama yang terlibat, yaitu investor sebagai pihak yang
menanamkan dana danemiten sebagai pihak yang menerima dan mengelola dana investor.
Sehingga etika dalam investasi dan pasar modal terutama terkait dengan etika bagi kedua
belah pihak, selain etika bagi profesi penunjang seperti akuntan publik, penilai, konsultan
hukum, dan lain-lain.

Manfaat keberadaan pasar modal diantara lain :

1. Menyediakan sumber pembiayaan (jangka panjang) bagi dunia usaha sekaligus


memungkinkan alokasi sumber dana secara optimal;
2. Memberikan wahana investasi bagi investor sekaligus memungkinkan upaya
diversifikasi;
3. Menyediakan leading indicator bagi tren ekonomi negara;
4. Penyebaran kepemilikan perusahaan sampai lapisan masyarakat menengah;
5. Penyebaran kepemilikan, keterbukaan, dan profesionalisme, menciptakan iklim
berusaha yang sehat;
6. Menciptakan lapangan kerja/profesi yang menarik;
7. Memberikan kesempatan memiliki perusahaan yang sehat dan mempunyai prospek.
8. Alternatif investasi yang memberikan potensi keuntungan dengan resiko yang bisa
diperhitungkan melalui keterbukaan, likuiditas, dan diversifikasi
9. investasi;
10. Membina iklim keterbukaan bagi dunia usaha, memberikan akses kontrol sosial;
11. Pengelolaan perusahaan dengan iklim keterbukaan, mendorong pemanfaatan
manajemen profesional;
12. Sumber pembiayaan dana jangka panjang bagi emiten.
PRINSIP KETERBUKAAN DAN ETIKA DALAM PASAR MODAL

Prinsip keterbukaan dalam pasar modal dibutuhkan karena diharapkan dapat


menimalisasikan pelanggaran etika. Seperti diketahui bersama, terdapat beberapa faktor
yang mempengaruhi pelanggaran etika, antara lain:

a. Kebutuhan Individu / golongan


b. Tidak Ada Pedoman
c. Perilaku dan Kebiasaan Individu Yang Terakumulasi dan Tak Dikoreksi
d. Lingkungan Yang Tidak Etis
e. Perilaku Dari Komunitas

Prinsip keterbukaan menjadi persoalan inti dalam pasar modal dan sekaligus
merupakan jiwa pasar modal itu sendiri. Keterbukaan tentang fakta material sebagai jiwa
pasar modal didasarkan pada keberadaan prinsip keterbukaan yang memungkinkan
tersedianya bahan pertimbangan bagi investor, sehingga ia secara rasional dapat
mengambil keputusan untuk melakukan pembelian atau penjualan saham.

 Etika bagi emiten

Dengan memperjualbelikan sahamnya pada bursa, secara langsung manajemen memiliki


kepentingan terhadap harga saham. Perusahaan yang dianggap memiliki kinerja baik oleh
para investor akan diapresiasi ke dalam peningkatan harga saham, dan peningkatan harga
saham tersebut merupakan salah satu dasar yang digunakan untuk memberikan kompensasi
kepada manajemen perusahaan. Adanya kepentingan tersebut membuat manajemen emiten
melakukan tindakan-tindakan yang mampu meningkatkan harga saham perusahaan dengan
cara yang tidak beretika, yang pada akhirnya akan menguntungkan dirinya sendiri dan
merugikan para investor. Beberapa macam praktik penyimpangan yang terjadi pada pasar
modal:

1. Penipuan

Penipuan menurut Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 Pasal 90 huruf c, adalah:


membuat pernyataan tidak benar mengenai fakta material atau tidak mengungkapkan fakta
material agar pernyataan yang dibuat tidak menyesatkan mengenai keadaan yang terjadi
pada saat pernyataan dibuat dengan maksud untuk menguntungkan atau menghindarkan
kerugian untuk diri sendiri atau pihak lain atau dengan tujuan memengaruhi pihak lain untuk
membeli atau menjual efek.  Larangan tersebut ditujukan kepada semua pihak yang terlibat
dalam perdagangan efek, bahkan turut serta melakukan penipuan pun tak lepas dari jerat
pasal ini. Dalam Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP), penipuan diatur dalam pasal
378 tentang penipuan.

2. Manipulasi Pasar
Manipulasi pasar menurut Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 Pasal 91 adalah,
tindakan yang dilakukan oleh setiap pihak secara langsung maupun tidak dengan maksud
untuk menciptakan gambaran semu atau menyesatkan mengenai perdagangan, keadaan
pasar, atau harga efek di bursa efek. Otoritas pasar modal mengantisipasi setiap pihak yang
memiliki kapasitas dan kapabilitas dalam hal modal dan teknologi atau sarana yang
kemungkinan bisa melakukan penggambaran sedemikian rupa sehingga pasar memahami dan
merespon gambaran tersebut sebagai suatu hal yang benar. Manipulasi pasar yang terjadi di
pasar modal antara lain:

a) Insider Trading

Insider trading merupakan perdagangan efek yang dilakukan oleh orang dalam
perusahaan, dimana perdagangan efek tersebut didasarkan karena adanya informasi dari
orang dalam perusahaan yang penting dan mengandung fakta material. Umumnya para
pelaku insider trading mengharapkan keuntungan ekonomi.

b) Marking the close

Marking the close yaitu tindakan merekayasa harga permintaan atau penawaran Efek
pada saat atau mendekati saat penutupan perdagangan dengan tujuan membentuk harga
efek atau harga pembukaan yang tinggi pada hari perdagangan berikutnya.

c) Painting the tape

Painting the tape yaitu kegiatan perdagangan antara rekening efek satu dengan
rekening efek lain yang masih berada dalam penguasaan satu pihak atau mempunyai
sedemikian rupa sehingga tercipta perdagangan semu.

d) Cornering the market

Cornering the market yaitu membeli efek dalam jumlah besar sehingga dapat
menguasai pasar (menyudutkan pasar).

e) Pools 

Pools yaitu penghimpunan dana dalam jumlah besar oleh sekelompok investor dimana
dana tersebut dikelola oleh broker atau seseorang yang memahami kondisi pasar. Manager
dari pools tersebut membeli saham suatu perusahaan dan menjualnya kepada anggota
kelompok investor tersebut untuk mendorong frekuensi jual beli Efek sehingga dapat
meningkatkan harga Efek tersebut.

f) Wash Sale

Wash Sale yaitu transaksi yang terjadi antara pihak pembeli dan penjual yang tidak
menimbulkan perubahan kepemilikan dan/atau manfaatnya (beneficiary of ownership) atas
transaksi saham tersebut. Tujuannya untuk membentuk harga naik, turun atau tetap dengan
memberi kesan seolah-olah harga terbentuk melalui transaksi yang berkesan wajar. Selain itu
juga untuk memberi kesan bahwa Efek tersebut aktif diperdagangkan.

Anda mungkin juga menyukai