Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH 2021

PMS
“Penyakit Menular Seks”

Disusun oleh : Annisa Anindya Rahma


SMA NEGERI 1 PANGKALANBUN
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga saya  dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “PMS” yaitu tentang
Penyakit Menular Seks ini tepat  pada waktunya. 

Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Pak
Nurtun pada  bidang studi PENJASKES. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk
menambah wawasan  tentang pejaran PMS bagi para pembaca dan juga bagi penulis. 

Saya mengucapkan terima kasih kepada Pak Nurtun selaku guru yang telah 
memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai
dengan  KD dan BAB yang saya pelajari. 

Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi
sebagian  pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini. 

Saya menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu,  kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi
kesempurnaan makalah ini.  

PangkalanBun, 11 Februari 2021  

Annisa Anindya Rahma

3 BAB III | Penyakit Menular Seks


DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................................................................2
BAB I......................................................................................................................................................4
1. 1 Latar Belakang............................................................................................................................4
1.2  Rumusan Masalah.......................................................................................................................5
1.3 Tujuan Pembelajaran...................................................................................................................5
BAB II.....................................................................................................................................................6
2.1 Pengertian PMS...........................................................................................................................6
2.2 Macam-Macam penyakit PMS.....................................................................................................7
2.3  Penularan PMS..........................................................................................................................12
2.4 Dampak / Akibat PMS................................................................................................................15
2.5 Penanggulangan PMS................................................................................................................16
BAB III..................................................................................................................................................17
3.1. Kesimpulan...............................................................................................................................17
3.2 Saran..........................................................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................................18

4 BAB III | Penyakit Menular Seks


BAB I
PENDAHULUAN

1. 1      Latar Belakang
Penyakit menular menurut para ahli adalah sebuah penyakit
yang dapat berpindah dari satu orang ke orang lain. Hal tersebut disebut
dengan penularan yang bisa terjadi secara langsung atau tidak langsung
dan juga bisa menular melalui perantara atau penghubung. Penyakit
menular biasanya ditandai dengan adanya penyebab penyakit yang hidup
dan bisa berpindah menyerang inang (penderita). Salah satu penyakit
menular adalah PMS ( Penyakit Menular Seks ). Pemahaman individu dan
masyarakat dalam mengerti PMS sangat minim. Padahal di zaman yang
berkembang ini sudah cukup banyak perantara untuk menyampaikan
informasi secara berkala dan meluas. Bagi individu-individu yang mengetahui
dampak ataupun pehaman PMS secara menyeluruh pun tidak memperhatikan
lagi konsekuensinya. Mereka cenderung acuh tak acuh dan selalu merasa
menyesal saat penyakit itu telah becongkol dalam tubuhnya.

Bisa kita ketahui bahwa penyakit menular bisa berpindah pindah


dari satu orang ke orang lain. Proses penularan inilah yang harus kita
cegah. Dalam makalah ini kami harap kami dapat memberi sedikit
pembukaan pengetahuan yang lebih dalam tentang pentingnya tidak
melakukan seks bebas, keprihatinan kami pada kalangan mahasisiwa yang
merupakan kaum terpelajar namun tidak sedikit pula yang tidak
menggubris adanya penyakit ini dan kebayakan pula dari mereka dengan
sukarala melakukan seks (oral) yang menurut mereka seks aman.

1.2  Rumusan Masalah
Dari uraian diatas, kami dapat merumuskan beberapa pertanyaan
yang menjadi dasar pembahasan dalam makalah :

1. Apa yang dimaksud dengan PMS?


2. Apa saja macam penyakit PMS
5 BAB III | Penyakit Menular Seks
3. Bagaimana penularan PMS ?
4. Apa saja dampak / akibat PMS ?
5. Bagaimana pencegahan PMS ?
6. Apa sajakah dampak Radioaktivitas bagi kehidupan?

1.3 Tujuan Pembelajaran


Terdapat 2 tujuan dalam membuat makalah ini yaitu Tujuan Umum dan
Tujuan Khusus

Tujuan Umum :

a) Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan PMS


b) Untuk mengetahui apa saja macam2 penyakit PMS
c) Untuk mengetahui bagaimana penularan PMS
d) Untuk mengetahui dampak/akibat PMS
e) Untuk mengetahui bagaimana pencegahan PMS

Tujuan Khusus :
a) sebagai kewajiban untuk menjalankan tugas Pak Nurtun di bidang pelajaran
Penjaskes

BAB II
PEMBAHASAN

6 BAB III | Penyakit Menular Seks


2.1 Pengertian PMS
Penyakit Menular Seksual merupakan penyakit yang ditularkan melalui
hubungan seksualitas. PMS akan lebih beresiko jika Anda melakukan hubungan
seksual denganberganti-ganti pasangan baik melalui alat kelamin, oral maupun
anal. Bila tidak ditangani secara tepat, infeksi pada alat reproduksi ini dapat
menjalar dan menyebabkan sakit berkepanjangan, kemandulan, bahkan
kematian.

Penyakit menular seksual, atau PMS adalah berbagai infeksi yang dapat
menular dari satu orang ke orang yang lain melalui kontak seksual. Menurut the
Centers for Disease Control (CDC) terdapat lebih dari 15 juta kasus PMS
dilaporkan pertahun. Kelompok remaja dan dewasa muda (15-24 tahun) adalah
kelompok umur yang memiliki risiko paling tinggi untuk tertular PMS, 3 juta
kasusbaru tiap tahun adalah dari kelompok ini.

Hampir seluruh PMS dapat diobati. Namun, bahkan PMS yang mudah
diobati seperti gonore telah menjadi resisten terhadap berbagai ransfuse
generasi lama. PMS lain, seperti herpes, AIDS, dan kutil kelamin, seluruhnya
adalah PMS yangdisebabkan oleh virus, belum dapat disembuhkan. Beberapa
dari infeksi tersebut sangat tidak mengenakkan, sementara yang lainnya bahkan
dapatmematikan. Sifilis, AIDS, kutil kelamin, herpes, hepatitis, dan
bahkangonore seluruhnya sudah pernah dikenal sebagai penyebab kematian.
Beberapa PMS dapat berlanjut pada berbagai kondisi seperti Penyakit Radang
Panggul (PRP), kanker serviks dan berbagai komplikasi kehamilan. Sehingga,
pendidikan mengenai penyakit ini dan upaya-upaya pencegahan penting untuk
dilakukan.

Penting untuk diperhatikan bahwa kontak seksual tidak hanya hubungan


seksual melalui alat kelamin.Kontak seksual juga meliputiciuman, kontak oral-
genital, dan pemakaian “mainan seksual”, seperti vibrator.Sebetulnya, tidak ada
kontak seksual yang dapat benar-benar disebut sebagai “seks aman”. Satu-
satunya yang betul-betul “seks aman” adalah abstinensia. Hubungan seks dalam
konteks hubungan monogamy di mana kedua individu bebas dari IMS juga
dianggap “aman”. Kebanyakan orang menganggap berciuman sebagai aktifitas
yang aman. Sayangnya, sifilis, herpes dan penyakit-penyakit lain dapat menular
7 BAB III | Penyakit Menular Seks
lewat aktifitas yang nampaknya tidak berbahaya ini. Semua bentuk lain kontak
seksual juga berisiko. Kondom umumnya dianggap merupakan perlindungan
terhadap IMS. Kondom sangat berguna dalam mencegah beberapa penyakit
seperti HIV dan gonore. Namun kondom kurang efektif dalam mencegah herpes,
trikomoniasis dan klamidia. Kondom memberi proteksi kecil terhadap penularan
HPV, yang merupakan penyebab kutil kelamin.

2.2 Macam-Macam penyakit PMS

a) AIDS/HIV

HIV AIDS merupakan salah satu penyakit yang tersebar dalam


bentuk virus yang hingga saat ini masih belum ditemukan cara
untuk menyembuhkannya. HIV AIDS adalah penyakit yang
menyerang sistem kekebalan tubuh dan membuat tubuh jadi rentan
terhadap semua jenis infeksi yang bisa berakhir dengan kematian.

Gejala awal HIV AIDS yang dapat terjadi adalah gejala flu seperti
demam, sakit tenggorokan, dan ruam. Namun, seiring dengan
memburuknya infeksi, penderita HIV akan mengalami berbagai
gejala karena penurunan sistem imunitasnya.

Penurunan sistem imunitas tubuh akan menyebabkan penderita


HIV rentan terkena infeksi, seperti infeksi paru (misalnya:
Tuberkulosis) dan jamur. Penderita akan mengeluhkan adanya
batuk lama, demam, pembesaran kelenjar getah bening, dan adanya
plak putih pada lidah pasien.

b) Herpes

Herpes genitalis adalah penyakit menular seksual yang


disebabkan oleh Herpes simplex virus (HSV), terutama HSV
tipe-2 yang sering bersifat berulang. Gejala penyakit herpes
genitalis, di antaranya yakni:

 Rasa seperti terbakar dan gatal, beberapa jam sebelum


timbulnya lesi Kadang-kadang disertai gejala umum,
misalnya lemas, demam, dan nyeri otot.
8 BAB III | Penyakit Menular Seks
 Timbul gelembung-gelembung yang berkelompok dan
mudah pecah.
 Gejala pada lesi awal dapat lebih berat dan lama.
 Pada bentuk ulang (rekurens), biasanya didahului oleh
faktor pencetus, misalnya stres psikis, trauma, koitus yang
berlebihan, makanan yang merangsang, alkohol, obat-obatan
dan beberapa hal yang sulit diketahui. Komplikasi herpes
genital dapat berupa kanker leher rahim, kehamilan lahir
muda (prematur), kelainan kongenital, dan kematian.
c) Sifilis
Sifilis adalah penyakit menular seksual yang disebabkan oleh
bakteri Treponema pallidum dan bersifat kronis. Sifilis atau
sering juga disebut penyakit raja singa dapat menyerang semua
organ tubuh dan bisa menyerupai banyak penyakit. Masa tunas
penyakit sifilis berkisar antara 10-90 hari. Gejala sifilis dapat
dibedakan berdasarkan tingkat keparahannya, yaitu :
Stadium I (Sifilis Primer)

 Timbul antara 2-4 minggu setelah kuman masuk.

 Ditandai dengan adanya benjolan kecil merah biasanya 1 buah,


kemudian menjadi luka atau koreng yang tidak disertai rasa
nyeri.

 Pada stadium ini, biasanya disertai pembengkakan kelenjar


getah bening regional (sesuai dengan lokasi fisilis primernya)
Luka atau koreng tersebut akan hilang secara spontan meski
tanpa pengobatan dalam waktu 3-10 minggu, tetapi penyakitkan
akan berlanjut ke stadium II
Stadium II (Sifilis Sekunder)

 Stadium ini terjadi setelah 6-8 minggu dan bisa berlangsung


sampai 9 bulan.

9 BAB III | Penyakit Menular Seks


 Kelainan dimulai dengan adanya gejala nafsu makan yang
menurun, demam, sakit kepala, nyeri sendi.

 Pada stadium ini juga muncul gejala menyerupai penyakit kulit


lain, berupa bercak merah, benjolan kecil-kecil di seluruh tubuh,
tidak gatal, kebotakan rambut, dan juga dapat disertai
pembesaran kelenjar getah bening yang bersifat menyeluruh.
Stadium Laten Dini

 Apabila sifilis sekunder tak diobati, setelah beberapa minggu


atau bulan gejala-gejala akan hilang seakan-akan sembuh
spontan. Namun, infeksi masih berlangsung terus dan masuk ke
stadium laten lanjut.
Stadium laten lanjut

 Setelah 1 tahun, sifilis masuk ke stadium laten lanjut yang


dapat berlangsung bertahuntahun.
Stadium III (sifilis tersier)

 Pada umumnya timbul antara 3-10 tahun setelah infeksi.

 Ditandai dengan 2 macam kelainan, yakni berupa kelainan


yang bersifat destruktif pada kulit, selaput lendir, tulang sendi,
serta adanya radang yang terjadi secara perlahan-lahan pada
jantung, sistem pembuluh darah dan saraf. Komplikasi sifilis
dapat terjadi pada proses kehamilan atau terjadi sifilis
kongenital. Kondisi ini dapat mengakibatkan abortus, kematian
janin atau lahir dengan kerusakan kulit, hati, limpa, dan
keterbelakangan mental.
d)Gonore
Gonore adalah penyakit menular seksual yang disebabkan oleh infeksi
bakteri Neisseria gonorrhoeae. Masa tunas penyakit gonore pada pria,
yakni 2-5 hari, yang berarti 2- 5 hari sebelumnya terjadi kontak
seksual dengan “tersangka”. Sedangkan, pada wanita sulit ditentukan
oleh karena pada umumnya tidak menimbulkan keluhan atau gejala.

10 BAB III | Penyakit Menular Seks


Sedangkan, pada wanita sulit ditentukan oleh karena pada
umumnya tidak menimbulkan keluhan atau gejala. Gejala gonore
pada pria, di antaranya yaitu:

 Rasa gatal dan panas pada saat kencing keluar.

 Cairan atau nanah (kental berwarna kuning kehijauan) secara


spontan dari saluran kencing ujung penis tampak merah,
bengkak, dan menonjol keluar.
Gejala gonore pada wanita, di antaranya yaitu:

 Sebagian besar tidak menimbulkan keluhan atau keluar cairan


keputihan berwarna kuning kehijauan dan kental.

 Kadang-kadang disertai rasa nyeri saat kencing.


Komplikasi gonore yang sering terjadi pada pria adalah infeksi
pada testis atau buah zakar, saluran sperma, sehingga bisa
menimbukan penyempitan dan berakhir kemandulan.
Sedangkan, komplikasi gonore pada wanita bisa terjadi
penjalaran infeksi ke rahim dan saluran telur, sehingga dapat
menyebabkan kemandulan pula. Apabila mengenai ibu hamil,
dapat menularkan ke bayi saat melahirkan, sehingga
menyebabkan infeksi pada mata yang dapat menyebabkan
kebutaan.
e) Trikomoniasis
Trikomoniasis adalah penyakit menular seksual yang disebabkan
oleh parasit Trichomonas vaginalis. Gejala trikomoniasis di
antaranya, yakni: Sering tanpa gejala, jika ada biasanya berupa
duh tubuh vagina (keputihan) yang banyak dan berbau, warna
kuning hijau, kadang-kadang berbusa Kadang-kadang duh tubuh
vagina yang banyak menimbulkan keluhan gatal dan perih pada
vulva dan kulit di sekitarnya dan nyeri buang air kecil Pada laki-
laki, jarang memberikan keluhan, bila ada gejalanya berupa
urethritis ringan Keluhan lain, dapat berupa dyspareunia,
perdarahan pascakoitus, dan perdarahan intermenstrual 12.
11 BAB III | Penyakit Menular Seks
f) Kandidosis vaginalis
Kandidosis vaginalis adalah infeksi pada vagina yang disebabkan
oleh hamur Candida (paling sering spesies albican), apatogen
tetapi dapat menjadi patogen. Baca juga: Untuk Pria, Kenali 5
Penyebab Ejakulasi Dini dan Cara Mengatasinya Infeksi ini dapat
ditularkan melalui hubungan seksual atau muncul karena
kondisi tertentu, seperti stres, kelelahan, IUD yang lama pada
pasangan usia subur.   Masa tunas sukar diketahui oleh karena
penyakit ini mempunyai faktor pemicu, seperti kehamilan,
diabetes, iritasi setempat, pemakaian obat-obatan (golongan
imunosupresif, antibiotika, kontrasepsi hormonal). Gejala
kandidosis vaginalis di antaranya yakni: Pada keadaan normal,
jamur ini terdapat di kulit maupun di dalam liang kemaluan
wanita Pada keadaan tertentu, jamur ini meluas sedemikian rupa
sehingga menimbulkan keputihan berwarna putih seperti susu,
bergumpal, tidak berbau atau berbau asam, disertai rasa gatal
panas dan kemerahan di area kelamin

2.3  Penularan PMS

Pada umumnya, gangguan pada organ intim ini menyebar melalui


kontak dengan cairan tubuh dari seseorang yang telah terinfeksi,
seperti darah, cairan vagina, atau air mani. Penyakit ini juga dapat
menyebar melalui kontak dengan kulit atau selaput lendir yang
telah terinfeksi, contohnya luka di mulut. Paparan semua penyebab
tersebut dapat terjadi saat melakukan hubungan intim melalui Miss
V, anal, hingga oral. Selain melalui hubungan intim, seseorang juga
dapat terjangkit penyakit menular seksual saat berbagi jarum suntik
yang umumnya digunakan para pengguna narkoba. Meski begitu,
gangguan ini juga dapat menyebar saat kutu dan kudis yang terjadi
pada organ intim menyebar melalui kontak pribadi pada seseorang
yang dekat dan berbagi alat pribadi, seperti pakaian, seprai, hingga
handuk. Maka dari itu, kamu juga harus tahu beberapa risiko yang
dapat menyebabkan seseorang berisiko tinggi untuk mengidap
penyakit menular seksual. Hal tersebut, antara lain memiliki lebih
dari satu pasangan seksual atau kerap berganti-ganti pasangan,
12 BAB III | Penyakit Menular Seks
melakukan hubungan intim dengan orang yang kerap berganti
pasangan, dan tidak menggunakan kondom saat berhubungan
intim.
1. Seks tanpa pelindung

Meski kondom tidak seratus persen melindungi Anda, ia tetap merupakan


cara terbaik untuk menghindarkan Anda dari infeksi. Penggunaan kondom
dapat menurunkan laju penularan PMS. Selain selibat, penggunaan
kondom yang konsisten adalah proteksi terbaik terhadap PMS.Biasakanlah
memakai kondom.

2. Berganti-ganti pasangan

Anda tidak perlu belajar matematika untuk mengetahui bahwa semakin


banyak pasangan seksual Anda, kian besar kemungkinan Anda terekspos
suatu PMS. Apalagi, orang yang suka berganti pasangan cenderung
memilihpasangan yang suka berganti pasangan pula. Jadi, Anda tidak lepas
dari pasangan-pasangannya pasangan Anda.

3. Mulai aktif secara seksual pada usia dini

Kaum muda lebih besar kemungkinannya untuk terkena PMS daripada


orang yang lebih tua. Ada beberapa alasannya, yaitu wanita muda
khususnya lebih rentan terhadap PMS karena tubuh mereka lebih kecil dan
belum berkembang sempurna sehingga lebih mudah terinfeksi. Kaum muda
juga tampaknya lebih jarang pakai kondom, terlibat perilaku seksual
beresiko dan berganti-ganti pasangan.

4. Pengggunaan ransfu

Konsumsi ransfu dapat berpengaruh terhadap kesehatan seksual. Orang


yang biasa minum ransfu ran jadi kurang selektif memilih pasangan
seksual dan menurunkan batasan. Alkohol dapat membuat seseorang sukar

13 BAB III | Penyakit Menular Seks


memakai kondom dengan benar maupun sulit meminta pasangannya
menggunakan kondom.

5. Penyalahgunaan obat

Prinsipnya mirip dengan ransfu, orang yang berhubungan seksual di


bawah pengaruh obat lebih besar kemungkinannya melakukan
perilakuseksual beresiko/tanpa pelindung. Pemakaian obat terlarang juga
memudahkan orang lain memaksa seseorang melakukan perilaku
seksualyang dalam keadaan sadar tidak akandilakukan. Penggunaan obat
dengan jarum suntik diasosiasikan dengan peningkatan resiko penularan
penyakit lewat darah, seperti hepatitis dan HIV, yang juga ran
ditransmisikan lewat seks.

6. Seks untuk uang/obat

Orang yang menjual seks untuk mendapatkan sesuatu posisi tawarnya


rendah sehingga sulit baginya untuk menegosiasikan hubungan seksual
yang aman. Kemudian, pasangan (pembeli jasa) memiliki resiko terinfeksi
PMS yang lebih besar. Jadi, baik pembeli maupun penjual sama-sama
dirugikan.

7. Hidup di masyarakat yang prevalensi PMS-nya tinggi

Ketika seseorang tinggal di tengah komunitas dengan prevalensi PMS yang


tinggi, ketika berhubungan seksual (dengan orang di komunitas itu) ia lebih
rentan terinfeksi PMS.

8. Monogami serial

Monogami serial adalah mengencani/menikahi satu orang saja pada suatu


masa, tapi kalau diakumulasi jumlah orang yang dikencani/dinikahi juga

14 BAB III | Penyakit Menular Seks


banyak. Contoh gampangnya (yang juga banyak terjadi di masyarakat kita)
adalah orang yang doyan kawin-cerai. Perilaku begini juga
berbahaya,sebab orang yang mempraktekkan ransfus serial berpikir
bahwa mereka saat itu memiliki hubungan eksklusif sehingga akan tergoda
untuk berhenti menggunakan pelindung ketika berhubungan seksual.
Sebenarnya ransfus memang efektif mencegah PMS, tapi hanya pada
ransfus jangka panjang yang kedua pasangan sudahdites kesehatan
reproduksi.

9. Sudah terkena suatu PMS

Kalau Anda sudah pernah berkenalan langsung dengan suatu PMS (apalagi
sering), Anda lebih rentan terinfeksi PMS jenis lainnya. Iritasi atau lepuh
pada kulit yang terinfeksi dapat menjadi jalan masuk ransfus lain untuk
menginfeksi. Karena Anda sudah pernah terinfeksi sekali, ran jadi ada
ransf tertentu dalam gaya hidup Anda yang beresiko.

10. Cuma pakai pil KB untuk kontrasepsi

Kadang orang lebih menghindari kehamilan daripada PMS sehingga


mereka memilih pil KB sebagai alat kontrasepsi utama. Karena sudah
merasa terhindar dari kehamilan, mereka enggan memakai kondom. Inibisa
terjadi ketika orang tidak ingin menuduh pasangannya berpenyakit
(sehingga perlu disuruh pakai kondom) atau memang tidak suka pakai
kondom dan menjadikan pil KB sebagai ransfu. Yang jelas, perlindungan
ganda (pil KB dan kondom) adalah pilihan terbaik…meski tidak semua orang
melakukannya.

2.4 Dampak / Akibat PMS

15 BAB III | Penyakit Menular Seks


Infeksi menular seksual membawa dampak bagi penderitanya.
Salah satu dampaknya adalah mengalami gangguan kesehatan.
Namun, selain hal tersebut ada dampak negatif lainnya yang
dialami oleh para penderita infeksi menular seksual. Dampak ini
disebabkan oleh lambatnya pemeriksaan dan penanganan.
Berikut adalah dampaknya:
1. Alat reproduksi bisa mengalami kerusakan. Hal ini
mengakibatkan kemandulan.
2. Menyebabkan kebutaan dan pikun. Infeksi menular seksual
bisa mengakibatkan gangguan pada syaraf.
3. Infeksi menular seksual bisa ditularkan kepada bayi yang
sedang berada di dalam kandungan. Hal ini bisa menyebabkan
bayi menjadi buta atau mengalami keterbelakangan mental.
4. Kematian. Terlambatnya penanganan bisa menyebabkan
penderita infeksi menular seksual meninggal karena
kondisinya sangat parah.

Dampak mental

1) Rasa bersalah
2)Rasa malu
3)Stress
4)Rasa marah

2.5 Penanggulangan PMS


Ada beberapa cara untuk penanggulangan PMS yang bisa
dilakukan,yakni: 
Penanggulangan terhadap diri sendiri 
Penanggulangan terhadap diri sendiri bisa dilakukan dengan cara
sebagai berikut: 
I. Setia dengan pasangan
II. Memastikan jarum yang dipakai steril
III. Menjaga kesehatan organ intim
IV. Perkuat sistem kekebalan tubuh dengan gaya hidup sehat

Penanggulangan terhadap keluarga

16 BAB III | Penyakit Menular Seks


Keluarga menjadi salah satu kelompok tempat yang paling efektif
dalam penanggulangan PMS. Memberikan pemahaman akan
dampak yang diakibatkan oleh PMS di dalam keluarga memberikan
pengertian pengaruh yang sangat besar. Keluarga harus
menganggap IMS menjadi hal yang penting. Sehingga
keharmonisan keluarga terjaga dan bisa terhindar.

Penanggulangan terhadap masyarakat 

Penyuluhan yang intensif tentang bahaya penyakit PMS sangat


penting bagi masyarakat. Hindari seks bebas dan narkoba yang
akan merusak generasi muda bangsa. Memberikan penyuluhan
akan bahayanya penyakit menular seksual untuk itu mereka harus
mengerti akan arti pentingnya pencegahan penyakit menular
seksual.

BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Penyakit menular seksual tidak hanya menimbulkan bahaya bagi organ


seksual, namun juga dapat menimbulkan berbagai komplikasi pada

17 BAB III | Penyakit Menular Seks


organ lainnya, termasuk alat indera dan system syaraf pada manusia.
Penyakit tersebut ternyata tidak selalu menular melalui hubungan
seksual secara langsung, dan tidak semua penyakit dapat diobati karena
pada penyakit tertentu belum ada obat penyembuhnya yang efektif.
Seiring dengan tersebar luasnya penyakit menular seksual, maka
pengetahuan seputar berbagai penyakit menular seksual harus dipelajari
dan diketahui oleh berbagai kalangan, khususnya sejak remaja.

3.2 Saran
Sebagai saran dari penulis semoga setelah membaca makalah ini kita
semua dapat mengerti tentang apa yang dimaksud dengan penyakit
menular seksual dan dapat melakukan berbagai tindak pencegahan,
karena ini merupakan kewajiban kita semua untuk mengurangi tingkat
kejadian pada penyakit mematikan tersebut. Menghindari tindakan seks
bebas, meberikan pengetahuan pada seluruh remaja agar menghindari
tidakan yang tidak bermoral tersebut karna dapat merusak masa depan
mereka  dan dapat menjadi penyesalan seumur hidup.

DAFTAR PUSTAKA

 https://jagad.id/penyakit-menular/

18 BAB III | Penyakit Menular Seks


 https://health.kompas.com/read/2020/08/13/150200
668/12-penyakit-menular-seksual-yang-harus-
diwaspadai?page=all
 https://www.academia.edu/12404588/MAKALAH_
PENYAKIT_MENULAR_SEKS_PMS
 https://www.kompas.com/skola/read/2020/11/05/15
0000669/gejala-dan-dampak-infeksi-menular-
seksual-?page=all#:~:text=Infeksi%20menular
%20seksual%20bisa%20mengakibatkan,Kematian.

19 BAB III | Penyakit Menular Seks

Anda mungkin juga menyukai