Anda di halaman 1dari 18

TUGAS KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH I

Di Susun Oleh:
Nama :Rambu Babang Noti
Nim :PO5303203191086
Tingkat :I A
Mata ajararan :keperawatan medikal bedah 1
Kode Ma :WAT5,02
Dosen pembimbing :Ester Randandima.Skep,Ns.M.Kep
Tanggal pengumpulan :14 september 2020

KEMEENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLTEKES KESEHATAN KEMENKEES KUPANG
PRODI KEPERAWATAN WAINGAPU
TAHUN AJARAN 2020/2021
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Penyakit diare atau gastroenteritis merupakan suatu penyakit penting disekitar


masyarakat yang masih merupakan sebab utama kesakitan dan kematian seseorang
terutama pada anak.Hal ini tercemin banyak orang yang menderita penyakit diare atau
gastroenteritis yang masuk keluar dari Rumah Sakit.Akibat dari penyakit diare banyak
faktor diantaranya kesehatan lingkungan, higene perorangan, keadaan gizi, faktor sosial
ekonomi, menentukan serangan penyakit diare, walaupun banyak kasus diare yang
mengalami dehidrasi namun banyak yang meninggal bila tidak dilakukan tindakan-
tindakan yang tepat.
Masyarakat pada umumnya selalu menganggap suatu hal penyakit diare adalah sepele,
sedangkan jika mengetahui yang terjadi sebenarnya banyak penderita diare yang
mengalami kematian. Penyakit gastrointeritis merupakan penyakit yang harus sege ra
ditangani karena dapat mengalami dehidrasi berat yang mengakibatkan syok hipovolemik
dan mengalami kematian.
Masalah pada penyakit gastrointeritis atau diare yang dapat mengakibatkan kematian
berupa komplikasi lain dan masalah lain yang berkaitan dengan diare belum sepenuhnya
ditanggulangi secara memadai, namun berbagai peran untuk mencegah kematian yang
berupa komplikasi dan masalah lain seperti pelayanan kesehatan yang baik dan terpenuhi,
dalam mencegah penyakit diare dengan memberikan pendidikan kesehatan kepada semua
warga masyarakat tentang penyakit gastroenteriritis serta peran keluarga dan warga
sekitarnya sangat mendorong turunnya terjadinya penyakit gastroenteritis karena dari
keluargalah pola hidup seseorang terbentuk. Dengan pola hidup yang sehat dan bersih
dapat mencegah terjadinya penyakit gastrointeritis.
Tujuan

Untuk mendapatkan gambaran dan pengalaman belajar secara nyata dalam


melaksanakan asuhan keperawatan pada klien “Gastroentritis” melalui perawatan yang
komprehensif

B. MANFAAT
a. Mengetahui lebih lanjut lagi tentang penyakit Gastritis
b. Mengetahui asuhan keperawatan pada kasus Gastroenteritis dengan baik dan
benar

BAB II

TINJAUAN MATERI

1) PENGERTIAN GASTROENTERITIS

Gastroenteritis adalah infeksi usus yang ditandai dengan diare (konsistensi


feses lebih lunak atau berair dengan frekuensi >3x dalam sehari), kram perut,
muntah dan terkadang demam. Ketika anda terkena Gastroenteritis, lambung dan
usus anda terinfeksi disebabkan oleh infeksi bakteri atau virus.Penyakit ini dapat
dengan mudah menular apabila terjadi kontak dengan orang yang terinfeksi, atau
mengkonsumsi makanan dan minuman yang terkontaminasi oleh bakteri atau virus.
Jika anda memiliki tingkat kekebalan tubuh yang bagus, maka kemungkinan besar
anda akan sembuh tanpa komplikasi. Namun untuk kasus orang tua, anak-anak dan
orang yang memiliki tingkat kekebalan tubuh yang rendah, maka penyakit ini
berpotensi mengancam jiwa.MANA REFRENSINYA(NAMA PENGARANG DAN
TAHUN )

2) ETOLOGI

a. Infeks
1) Enteral yaitu infeksi yang terjadi dalam saluran pencernaan dan merupakan penyebab
utama terjadinya diare. Infeksi enternal meliputi :
a) Infeksi bakteri : E. Colli, Salmonella, Vibrio, Yersenia dan Aeromonas.
b) Infeksi virus : Enterovirus (Virus ECHO, Poliomyelitis, Rotavirus, dan Astrovirus)
c) Infeksi parasit : cacing (Ascaris, Oxyuris, dan Stongylodies), Protozoa (Giardi
Lamblia, Trichomonas Homonis) dan jamur (Candida albicans)
2) Infeksi parenteral yaitu infeksi dibagian tubuh lain diluar alat pencernaan, seperti
Otitis Media Akut (OMA), bronkopneumonia, ensefalitis dan sebagainya. Keadaan
ini terutama pada bayi dan anak di bawah 2 tahun
b. Faktor Malabsorbsi
1. Malabsorbsi karbohidrat : disakarida, monosakarida, pada bayi dan anak yang
terpenting dan tersering intoleransi laktosa.
2. Malabsorbsi lemak
3. Malabsorbsi protein
c. Faktor makanan, makanan basi, beracun, alergi terhadap makanan
d. Faktor psikologis, rasa takut dan cemas (jarang tetapi dapat terjadi pada anak yang
lebih besar (Ngastiyah, 2005)

3) TANDA DAN GEJALA


1. Konsistensi feses cair
2. Demam
3. Kram abdomen
4. Membrane mukosa kering
5. Berat badan turun
6. Lemah
7. Gelisah
8. Pucat
9. Denyut nadi cepat
10. Mual dan muntah
11. Tugor kulit menurun
12. Pernapasan cepat
13. Lendir di sertai darah

4) PATOFISIOLOGI

Mekanisme dasar yang menyebabkan timbulnya gastroenteritis adalah:

Gangguan Osmotik, adanya makanan dan zat yang tidak dapat diserap akan
menyebabkan tekanan osmotik dalam rongga usus meninggi, sehingga terjadi pergeseran
air dan elektrolit ke dalam rongga usus. Isi rongga usus yang berlebihan akan merangsang
usus untuk mengeluarkannya sehingga timbul gastroenteritis

Gangguan sekresi, akibat rangsangan tertentu (misalnya toxin) pada dinding usus,
akan terjadi peningkatan sekresi air dan elektrolit ke dalam rongga usus, yang selanjutnya
timbul gastroenteritis karena terdapat peningkatan isi rongga usus.

Gangguan Motilitas usus, Hyperperistaltik akan mengakibatkan berkurangnya


kesempatan usus untuk menyerap makanan, sehingga timbul gastroenteritis. Sebaliknya
bila peristaltik usus menurun, akan mengakibatkan bakteri tumbuh berlebihan dan
selanjutnya dapat menimbulkan gastroenteritis.

Gastroenteritis dapat disebabkan oleh infeksi virus atau bakteri secara langsung
atau oleh efek dari nurotoxin yang diproduksi oleh bakteria. Infeksi ini menimbulkan
peningkatan produksi air dan garam kedalam lumen usus dan juga peningkatan motilitas,
yang menyebabkan sejumlah besar makanan yang tidak dicerna dan cairan dikeluarkan.
Dengan gastroenteritis yang hebat sejumlah besar cairan dan elektrolit dapat hilang,
menimbulkan dehidrasi, hyponatremi, dan hypokalemia.

Berdasarkan cairan yang hilang tingkat dehidrasi terbagi menjadi:

1. Dehidrasi ringan, jika kekurangan cairan 5% atau 25 ml/kg/bb.


2. Dehidrasi sedang, jika kekurangan cairan 5- 10% atau 75 ml/kg/bb.
3. Dehidrasi berat, jika kekurangan cairan 10- 15% atau 125 ml/kg/bb
5) PATHWAY
6) PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan laboratorium dan diagnostik yang meliputi :

a) Pemeriksaan Feses
1) Makroskopis dan mikroskopis.
2) pH dan kadar gula dalam tinja dengan kertas lakmus dan tablet dinistest, bila
diduga terdapat intoleransi gula.
3) Bila diperlukan, lakukan pemeriksaan biakan dan uji resistensi.
4) Evaluasi feses terhadap telur cacing dan parasite
5) Kultur fese (jika anak dirawat di rumah sakit, pus dalam feses atau diare yang
berkepanjangan), untuk menentukan pathogen
6) Evaluasi volume, warna, konsistensi, adanya mukus atau pus pada feses
b) Pemeriksaan Darah
1) pH darah dan cadangan dikali dan elektrolit ( Natrium, Kalium, Kalsium, dan
Fosfor ) dalam serum untuk menentukan keseimbangan asama basa.
2) Kadar ureum dan kreatmin untuk mengetahui faal ginjal.
3) Darah samar feses, untuk memeriksa adanya darah (lebih sering pada
gastroenteritis yang berasal dari bakteri)
4)  Hitung darah lengkap dengan diferensial
c) Intubasi Duodenum ( Doudenal Intubation )
1) Untuk mengatahui jasad renik atau parasit secara kualitatif dan kuantitatif,
terutama dilakukan pada penderita diare kronik.
2) Aspirasi duodenum (jika diduga G.lamblia)
d) Uji antigen immunoassay enzim, untuk memastikan adanya rotavirus
e) Urinalisis dan kultur (berat jenis bertambah karena dehidrasi; organisme Shigella
keluar melalui urine)

7)PENATALAKSANA MEDIS

Penatalaksaan klien dengan gastroenteritis adalah :

1) Pemberian cairan
2) Dietetik (pemberian makanan)
3) Obat-obatan
4) Education : memberikan pendidikan kesehatan kepada ibu-ibu tentang anak-
anak yang sehat atau makanan untuk anak diare

8)PENDIDIKAN KESEHATAN
Pendidikan kesehatan merupakan salah satu peran perawat sebagai edukator yang hendaknya
diberikan pada pasien sesuai dengan kebutuhan. Permenkes RI nomor 1691 tahun 2011 tentang
keselamatan pasien rumah sakit menyebutkan bahwa standar keselamatan pasien meliputi mendidik
pasien dan keluarga, serta komunikasi merupakan kunci bagi staf dalam mencapai keselamatan pasien.
Proses pembelajaran dengan 9 langkah yang diterapkan dalam pendidikan kesehatan tentang perawatan
anak diare membuat responden menjadi aktif terlibat dalam proses, lebih komunikatif dan tidak terkesan
formal. Sesuai dengan konsep participatory learning bahwa belajar merupakan proses aktif dimana
peserta didik belajar dari pengalaman mereka, tidak hanya diberikan informasi dari pengajarnya, jadi
melalui kolaborasi baik proses maupun tempat (Kaufman & Mann, 2010).

Tujuan pendidikan akan mudah tercapai apabila dalam proses pendidikan selain langkah yang tepat,
disertai alat bantu media yang sesuai sehingga memudahkan penerimaan informasi.

BAB III
KONSEP DASAR KEPERAWATAN

A.PENGKAJIAN

Pengkajian yang sistematis meliputi pengumpulan data, analisa data dan penentuan
masalah. Pengumpulan data diperoleh dengan cara intervensi, observasi, psikal assessment.
Pengkajian data menurut Cyndi Smith Greenberg, 1992 adalah :

1.Identitas klien

2.Riwayat keperawatan

 Awalan serangan : Awalnya anak cengeng, gelisah, suhu tubuh meningkat, anoreksia kemudian
timbul diare.

Keluhan utama : Faeces semakin cair, muntah, bila kehilangan banyak air dan elektrolit terjadi
gejala dehidrasi, berat badan menurun. Pada bayi ubun-ubun besar cekung, tonus dan turgor kulit
berkurang, selaput lendir mulut dan bibir kering, frekwensi BAB lebih dari 4 kali dengan
konsistensi encer.

3.Riwayat kesehatan masa lalu.

Meliputi pengkajian riwayat prenatal, natal dan post natal, hospitalisasi dan pembedahan yang
pernah dialami, alergi, pola kebiasaan, tumbuh-kembang, imunisasi, status gizi (lebih, baik,
kurang, buruk), psikososial, psikoseksual, interaksi dan Riwayat penyakit yang diderita, riwayat
pemberian imunisasi.

4.Riwayat Kesehatan Keluarga

Meliputi pengkajian pengkajian komposisi keluarga, lingkungan rumah dan komunitas,


pendidikan dan pekerjaan anggota keluarga, fungsi dan hubungan angota keluarga, kultur dan
kepercayaan, perilaku yang dapat mempengaruhi kesehatan, persepsi keluarga tentang penyakit
klien dan lain-lain.

5.Riwayat psikososial keluarga.

Dirawat akan menjadi stressor bagi anak itu sendiri maupun bagi keluarga,kecemasan meningkat
jika orang tua tidak mengetahui prosedur dan pengobatan anak,setelah menyadari penyakit
anaknya,mereka akan bereaksi dengan marah dan merasa bersalah.

6.Kebutuhan dasar.

 Pola eliminasi : akan mengalami perubahan yaitu BAB lebih dari 4 kali sehari,BAK sedikit atau
jarang.
 Pola nutrisi : diawali dengan mual, muntah, anopreksia, menyebabkan penurunan berat badan
pasien.

  Pola tidur dan istirahat akan terganggu karena adanya distensi abdomen yang akan
menimbulkan rasa tidak nyaman.

     Pola hygiene : kebiasaan mandi setiap harinya.

  Aktivitas : akan terganggu karena kondisi tubuh yang lamah dan adanya nyeri akibat distensi
abdomen.

FOKUS PENGKAJIAN

a. Pemeriksaan fisik
a) Kepalaubun-ubun ( pada infant ) tampak cekung, gangguan pertumbuhan rambut,
rambut kusam, tidak mengkilap dan rontok.
b) MataPalpebra tampak cekung, konjungtiva anemis
c) MulutWarna dan kelembaban, adanya lesi, bersisik / mengelupas dan kering
d) AbdomenNyeri tekan, abdomen tegang, distensi, hipertimpani, peristaltik meningkat,
berat badan menurun.
e) KulitWarna kulit, hidrasi, kering,turgor kulit menurun, keringat banyak.
f) TTVSuhu meningkat, nadi cepat, respirasi meningkat, TD meningkat atau menurun.

1) Aktivitas/Istirahat Gejala: kelemahan, keletihan, malaise, cepat lelah, insomnia, tidak bisa
tidur semalaman karena diare,merasa gelisah dan ansietas,pembatasan aktivitas.
2) Sirkulasi Tanda: Takikardia (respons terhadap demam, dehidrasi, proses inflamasi dan
Nyeri)      Kulit / membran mukosa: turgor buruk, kering, lidah pecah-pecah (dehidrasi /
malnutrisi).
3) Integritas Ego Gejala: Ansietas, ketakutan, emosi kesal, misal: perasaan tak berdaya/tak
ada harapan.

Tanda: Menolak, perhatian menyempit, depresi

1.Eliminasi

Gejala: tekstur feces bervariasi dari bentuk lunak sampai bau/berair

Tanda: Menurunnya bising usus, tak ada peristaltik yang dapat dilihat.

2.Makanan/Cairan
Gejala: Anoreksia, mual/muntah, penurunan berat badan, tidak toleran terhadap
diet/sensitif misal: buah segar / sayur, produk susu, makanan berlemak.

Tanda: Penurunan lemak subkutan/massa otot, kelemahan, tonus otot, dan Turgor kulit
buruk, membran mukosa pucat, luka, inflamasi ronnga mulut.

3.Higiene

Tanda: Ketidakmampuan mempertahankan perawatan diri, stomatitis Menunjukkan


kekurangan vitamin,bau badan.

4.Nyeri/Kenyamanan

Gejala: nyeri/nyeri tekan pada kuadran kiri bawah(mungkin hilang dengan titik nyeri
berpindah, nyeri tekan (artritis). Nyeri mata, fotofobia (iritis).

Tanda: Nyeri tekan abdomen/distensi

5.Keamanan

Tanda: Lesi kulit mungkin ada misal eritema nodusum (meningkat, nyeri tekan dan
membengkak) pada tangan, muka, pioderma gangrenosa (lesi tekan purulen/lepuh dengan 
batas keunguan) pada paha, kaki, dan mata kaki.  (Doenges,2001)

B.DIAGNOSA KEPERAWATAN

Gangguan keseimbangan  cairan dan elektrolit berhubungan dengan (diare berat,


muntah ), pemasukan terbatas ( mual ).

1.  Gangguan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan


mual dan muntah, intake in adekuat
2.  Gangguan  integritas kulit berhubungan dengan iritasi anal
3. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan distensi abdomen
4. Resti terhadap infeksi berhubungan dengan bakteri sekunder
5. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi tentang penyakit,
prognosis dan pengobatan. (Doenges, 2001)
C.    INTERVENSI DAN RASIONALISASI

1. Gangguan keseimbangan  cairan dan elektrolit berhubungan dengan ( diare berat,


muntah ), pemasukan terbatas ( mual )

Kriteria Hasil :

a) Mempertahankan keseimbangan cairan


b) Turgor kulit baik
c) Hidrasi adekuat dibuktikan oleh membran mukosa lembab

Intervensi dan Rasionalisasi :

1. Mengawasi masukan dan haluaran, karakter dan jumlah feses, perkiraan


kehilangan yang tidak terlihat dehidrasi. Rasional: Memberikan informasi tentang
keseimbangan cairan fungsi ginjal dan control penyakit usus juga merupan
pendoman untuk penggantian cairan.
2. Kaji TTV. Rasi onal: Hipotensi, takikardi, demam dapat menunjukan
respon terhadap cairan
3.   Observasi kulit kering berlebihan dan membrane mukosa, penurunan turgor
kulit. Rasional: Menunjukan kehilangan cairan berlebih / dehidrasi
4. Ukur BB setiap hari. Rasional: Indicator cairan dan status nutrisi
5.  Kolaborasi pemberian obat sesuai indikasi. Rasional: Menurunkan kehilangan
cairan
6.   Awasi hasil laboratorium, misalnya Ht dan elektrolit. Rasional: Mendeteksi
homeostasis / ketidakseimbangan, membantu menentukan kebutuhan
penggantian.

2.      Gangguan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan


mual dan muntah, intake in adekuat

Tujuan :  Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi teratasi

Kriteria Hasil :

a. Berat badan stabil


b. Pengungkapan pemahaman pengaruh individual pada masukan adekuat.
c. Berpartisipasi dalam masukan diet.
Intervensi dan Rasionalisasi:

1. Menimbang BB setiap hari. Rasional: Memberikan informai tentang kebutuhan


diet dan keaktifan terapi
2.  Memberikan makanan dalam ventilasi yang baik, lingkungan yang
menyenangkan dengan situasi tidak terburu-buru. Rasional: Lingkungan yangn
tenang akan menurunkan stress dan lebih kodusif untuk makan
3.  Batasi makanan yang dapat menyebabkan kram abdomen. Rasional: Mencegah
serangan akut / ekserbasi gejala
4.  Mencatat masukan dan perubahan simatologi. Rasional: Memberikan rasa
control dan kesempatan yang diinginkan / dinikmati dapat meningkatkan
masukan
5. Pemberian cairan  elektrolit sesuai indikasi. Rasional: Membantu memenuhi
kekurangan cairan

3.      Gangguan integritas kulit berhubungan dengan iritasi anal

Tujuan :  Gangguan integritas kulit teratasi

Kriteria Hasil :

a. Menunjukkan jaringan atau kulit utuh yang bebas akskoriasi.


b. Melaporkan tak ada atau penurunan pruritus.

Intervensi dan Rasionalisasi :

1. Observasi kemerahan, pucat. Rasional: Area ini meningkatkan  resiko untuk


kerusakan dan memerlukan pengobatan intensif
2.  Diskusikan pentingnya perubahan posisi yang sering untuk mempertahankan
aktifitas. Rasional: Meningkatkan sirkulasi dan perfusi kulit dengan mencegah
tekan lama pada jaringan
3.  Gunakan krim dua kali sehari dan setelah mandi. Rasional: Melicinkan kulit dan
menurunkan gatal
4. Pijat kulit khususnya diatas penonjolan tulang. Rasional: Memperbaiki sirkulasi
pada kulit, meningkatkan tonus kulit
5.  Tekankan pentingnya nutrisi / cairan adekuat. Rasional: Perbaikan nutrisi dan
hidrasi akan memperbaiki kondisi kulit
4.      Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan distensi abdomen

Tujuan : Nyeri dapat teratasi

Kriteria hasil :

a.Nyeri dapat berkurang / hilang, ekspresi wajah tenang

Intervensi :

Observasi tanda-tanda vital. Kaji tingkat rasa nyeri. Atur posisi yang nyaman bagi klien.
Beri kompres hangat pada daerah abdomen. Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian
therapi analgetik sesuai indikasi

5.      Resti terhadap infeksi berhubungan dengan  bakteri sekunder

Kriteria Hasil :

1. Pasien menunjukkan penyembuhan luka utuh


2. Jaringan tampak bergranulasi
3. Bebas tanda-tanda infeksi

Intervensi dan Rasionalisasi :

1. Tekankan teknik mencuci tangan yang tepat. Rasional: Mencegah penyebaran


bakteri dan kontaminasi kuman
2. Pertahankan teknik aseptic pada penggantian balutan pada prosedur invasive.
Rasional: Menurunkan resiko infeksi nosokomial.
3.   Kolaborasi berikan antimikroba topical / antibiotic sesuai indikasi. Rasional:
Dapat menurunkan kolonisasi bakteri atau jamur yang terjadi pada kulit dan
mencegah infeksi

6.      Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi tentang


penyakit, prognosis dan pengobatan.

Tujuan :  Pengetahuan keluarga meningkat


Kriteria hasil   :    

a. Keluarga klien mengeri dengan proses penyakit klien.


b. Ekspresi wajah tenang
c. Keluarga tidak banyak bertanya lagi tentang proses penyakit klien.

Intervensi

1. Kaji tingkat pendidikan keluarga klien.


2. Kaji tingkat pengetahuan keluarga tentang proses penyakit klien.
3. Jelaskan tentang proses penyakit klien dengan melalui penkes.
4.  Berikan kesempatan pada keluarga bila ada yang belum dimengertinya.
5. Libatkan keluarga dalam pemberian tindakan pada klien.

D. IMPLEMEN TASI

Implementasi Implemetasi keperawata merupakan pelaksanaan tindakan keperawatan


terhadap klien yang di dasarkan pada rencana keperawatan yang telah disusun untuk mencapai
tujuan yang di iginkan meliputi peningkatan kesehatan,pencegahan penyakit, pemukihan
penyakit dan memfasilitasi koping. Implementasi keperawatan akandapat dilaksanakan dengan
baik apabila klien mempunyai keinginan untuk berpartisipasi dalam pelaksanaan asuhan
keperawatan selama tahap implementasi keperawatan perawat terus melakukan pengumpulan
data dan memilih asuhan keperawatan yang paling sesui dengan kebutuhan klien.

E.EVALUASI

Evaluasi keperawatan Adalah tahap yang menentukan apakah tujuan yang telah di
sususn tercapai atau tidak Menurut Friedman (dalam harmoko ,2016) evaluasi didasarkan pada
bagaimana efektifnya intervensi-intervensi yang di lakukan oleh keluarga, perawat dan yang
lainya . ada beberapa metode evaluasi yang No. Diagnosa NOC NIC Kesehatan elektrolit ,jika di
perlukan 5.berikan diet yang tepat pada pasien dengan ketidak seimbangan elektrolit (makanan
kaya kalsium, dan diet rendah natrium ) 6.ajarkan kepada pasien cara mencegah atau
meminimalisi ketidak seimbangan elektrolit 4. Monitor tanta –tanda vital 5. Amati
membranmuka masien , sclera dan kulit terhadap indikasi perubahan cairan dan keseimbangan
elektrolit (kekeringan , sianosis) 6. Kolaborasi dengan tim dokter 28 di pakai dalam perawatan.
Faktor yang paling penting adalah bahwa metode tersebut harus di sesuikan dengan tujuan dan
intervensi yang sedng di evaluasi
BAB IV

PENUTUP

A.    KESIMPULAN

Gastroentritis merupakan suatu  peradangan yang terjadi pada lambung, usus besar, dan
usus halus disebabkan oleh infeksi makanan yang mengandung bakteri atau virus yang
memberikan gejala diare dengan frekwensi lebih banyak dengan konsistensi encer dan kadang-
kadang disertai dengan muntah-muntah. Dari biasanya yang disebabkan oleh bakteri,virus
Norwalk dan parasit yang patogen.Dan ditandai oleh infiltrasi mukosa usus halus oleh eosinofil,
dengan edema tetapi tanpa vaskulitis dan oleh eosinofilia darah tepi.

B.     SARAN

Untuk Perawat Sebaiknya perawat dalam memberikan asuhan keperawatan harus lebih
memperhatikan faktor penyebab maupun faktor pencetus dari penyakit yang diderita anak dan
memberikan pendidikan kesehatan pada orang tua klien dan klien agar masalah yang
menyebabkan klien dirawat dapat diatasi sehingga tidak terjadi perawatan yang berulang untuk
orang tua klien

Menjaga kebersihan lingkungan rumah, dan membiasakan diri untuk mencuci tangan
sebelum dan sesudah memberi makan anak serta menjaga personal hygiene dan memberi mainan
anak yang bersih dan dapat dicuci, dan bila terjadi diare pada anak sebelum di bawah ke rumah
sakit, diberikan larutan gula garam.

DAFTAR PUSTAKA
Ghanong F William dan Mcphee J Stephen.2011. Patofisiologi Penyakit:
Pengantar Menuju Kedokteran Klinis. Edisi ke-3. Jakarta : EGC

Harrison. 2003. Prinsip-prinsip Ilmu Penyakit Dalam. Dialihbahasakan oleh


Ahmad H.Edisi ke-13. Jakarta: EGC

Judith M. Wilkinson dan Nancy R. Ahern.2008. Buku Saku Diagnosis


Keperawatan. Edisi ke-9. Jakarta: EGC

Mansjoer, A. 2002. Kapita Selekta Jilid 2. Edisi ke-3. Jakarta:Media Aesculapins

Marelli T.M.2007. Buku Saku Dokumentasi Keperawatan. Dialihbahasakan


olehYudha EK. Edisi ke-3. Jakarta: EGC

Mutaqqin, A dan Sari, K. 2011. Gangguan Gastroenterintestinal Aplikasi Asuhan


Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta:Penerbit Salemba Medika

Simadibrata M. 2011. Buku Ajar Gastroenterologi. Edisi ke-1. Jakarta: EGC

 
 
 

Anda mungkin juga menyukai