Di Susun Oleh:
Nama :Rambu Babang Noti
Nim :PO5303203191086
Tingkat :I A
Mata ajararan :keperawatan medikal bedah 1
Kode Ma :WAT5,02
Dosen pembimbing :Ester Randandima.Skep,Ns.M.Kep
Tanggal pengumpulan :14 september 2020
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
B. MANFAAT
a. Mengetahui lebih lanjut lagi tentang penyakit Gastritis
b. Mengetahui asuhan keperawatan pada kasus Gastroenteritis dengan baik dan
benar
BAB II
TINJAUAN MATERI
1) PENGERTIAN GASTROENTERITIS
2) ETOLOGI
a. Infeks
1) Enteral yaitu infeksi yang terjadi dalam saluran pencernaan dan merupakan penyebab
utama terjadinya diare. Infeksi enternal meliputi :
a) Infeksi bakteri : E. Colli, Salmonella, Vibrio, Yersenia dan Aeromonas.
b) Infeksi virus : Enterovirus (Virus ECHO, Poliomyelitis, Rotavirus, dan Astrovirus)
c) Infeksi parasit : cacing (Ascaris, Oxyuris, dan Stongylodies), Protozoa (Giardi
Lamblia, Trichomonas Homonis) dan jamur (Candida albicans)
2) Infeksi parenteral yaitu infeksi dibagian tubuh lain diluar alat pencernaan, seperti
Otitis Media Akut (OMA), bronkopneumonia, ensefalitis dan sebagainya. Keadaan
ini terutama pada bayi dan anak di bawah 2 tahun
b. Faktor Malabsorbsi
1. Malabsorbsi karbohidrat : disakarida, monosakarida, pada bayi dan anak yang
terpenting dan tersering intoleransi laktosa.
2. Malabsorbsi lemak
3. Malabsorbsi protein
c. Faktor makanan, makanan basi, beracun, alergi terhadap makanan
d. Faktor psikologis, rasa takut dan cemas (jarang tetapi dapat terjadi pada anak yang
lebih besar (Ngastiyah, 2005)
4) PATOFISIOLOGI
Gangguan Osmotik, adanya makanan dan zat yang tidak dapat diserap akan
menyebabkan tekanan osmotik dalam rongga usus meninggi, sehingga terjadi pergeseran
air dan elektrolit ke dalam rongga usus. Isi rongga usus yang berlebihan akan merangsang
usus untuk mengeluarkannya sehingga timbul gastroenteritis
Gangguan sekresi, akibat rangsangan tertentu (misalnya toxin) pada dinding usus,
akan terjadi peningkatan sekresi air dan elektrolit ke dalam rongga usus, yang selanjutnya
timbul gastroenteritis karena terdapat peningkatan isi rongga usus.
Gastroenteritis dapat disebabkan oleh infeksi virus atau bakteri secara langsung
atau oleh efek dari nurotoxin yang diproduksi oleh bakteria. Infeksi ini menimbulkan
peningkatan produksi air dan garam kedalam lumen usus dan juga peningkatan motilitas,
yang menyebabkan sejumlah besar makanan yang tidak dicerna dan cairan dikeluarkan.
Dengan gastroenteritis yang hebat sejumlah besar cairan dan elektrolit dapat hilang,
menimbulkan dehidrasi, hyponatremi, dan hypokalemia.
a) Pemeriksaan Feses
1) Makroskopis dan mikroskopis.
2) pH dan kadar gula dalam tinja dengan kertas lakmus dan tablet dinistest, bila
diduga terdapat intoleransi gula.
3) Bila diperlukan, lakukan pemeriksaan biakan dan uji resistensi.
4) Evaluasi feses terhadap telur cacing dan parasite
5) Kultur fese (jika anak dirawat di rumah sakit, pus dalam feses atau diare yang
berkepanjangan), untuk menentukan pathogen
6) Evaluasi volume, warna, konsistensi, adanya mukus atau pus pada feses
b) Pemeriksaan Darah
1) pH darah dan cadangan dikali dan elektrolit ( Natrium, Kalium, Kalsium, dan
Fosfor ) dalam serum untuk menentukan keseimbangan asama basa.
2) Kadar ureum dan kreatmin untuk mengetahui faal ginjal.
3) Darah samar feses, untuk memeriksa adanya darah (lebih sering pada
gastroenteritis yang berasal dari bakteri)
4) Hitung darah lengkap dengan diferensial
c) Intubasi Duodenum ( Doudenal Intubation )
1) Untuk mengatahui jasad renik atau parasit secara kualitatif dan kuantitatif,
terutama dilakukan pada penderita diare kronik.
2) Aspirasi duodenum (jika diduga G.lamblia)
d) Uji antigen immunoassay enzim, untuk memastikan adanya rotavirus
e) Urinalisis dan kultur (berat jenis bertambah karena dehidrasi; organisme Shigella
keluar melalui urine)
7)PENATALAKSANA MEDIS
1) Pemberian cairan
2) Dietetik (pemberian makanan)
3) Obat-obatan
4) Education : memberikan pendidikan kesehatan kepada ibu-ibu tentang anak-
anak yang sehat atau makanan untuk anak diare
8)PENDIDIKAN KESEHATAN
Pendidikan kesehatan merupakan salah satu peran perawat sebagai edukator yang hendaknya
diberikan pada pasien sesuai dengan kebutuhan. Permenkes RI nomor 1691 tahun 2011 tentang
keselamatan pasien rumah sakit menyebutkan bahwa standar keselamatan pasien meliputi mendidik
pasien dan keluarga, serta komunikasi merupakan kunci bagi staf dalam mencapai keselamatan pasien.
Proses pembelajaran dengan 9 langkah yang diterapkan dalam pendidikan kesehatan tentang perawatan
anak diare membuat responden menjadi aktif terlibat dalam proses, lebih komunikatif dan tidak terkesan
formal. Sesuai dengan konsep participatory learning bahwa belajar merupakan proses aktif dimana
peserta didik belajar dari pengalaman mereka, tidak hanya diberikan informasi dari pengajarnya, jadi
melalui kolaborasi baik proses maupun tempat (Kaufman & Mann, 2010).
Tujuan pendidikan akan mudah tercapai apabila dalam proses pendidikan selain langkah yang tepat,
disertai alat bantu media yang sesuai sehingga memudahkan penerimaan informasi.
BAB III
KONSEP DASAR KEPERAWATAN
A.PENGKAJIAN
Pengkajian yang sistematis meliputi pengumpulan data, analisa data dan penentuan
masalah. Pengumpulan data diperoleh dengan cara intervensi, observasi, psikal assessment.
Pengkajian data menurut Cyndi Smith Greenberg, 1992 adalah :
1.Identitas klien
2.Riwayat keperawatan
Awalan serangan : Awalnya anak cengeng, gelisah, suhu tubuh meningkat, anoreksia kemudian
timbul diare.
Keluhan utama : Faeces semakin cair, muntah, bila kehilangan banyak air dan elektrolit terjadi
gejala dehidrasi, berat badan menurun. Pada bayi ubun-ubun besar cekung, tonus dan turgor kulit
berkurang, selaput lendir mulut dan bibir kering, frekwensi BAB lebih dari 4 kali dengan
konsistensi encer.
Meliputi pengkajian riwayat prenatal, natal dan post natal, hospitalisasi dan pembedahan yang
pernah dialami, alergi, pola kebiasaan, tumbuh-kembang, imunisasi, status gizi (lebih, baik,
kurang, buruk), psikososial, psikoseksual, interaksi dan Riwayat penyakit yang diderita, riwayat
pemberian imunisasi.
Dirawat akan menjadi stressor bagi anak itu sendiri maupun bagi keluarga,kecemasan meningkat
jika orang tua tidak mengetahui prosedur dan pengobatan anak,setelah menyadari penyakit
anaknya,mereka akan bereaksi dengan marah dan merasa bersalah.
6.Kebutuhan dasar.
Pola eliminasi : akan mengalami perubahan yaitu BAB lebih dari 4 kali sehari,BAK sedikit atau
jarang.
Pola nutrisi : diawali dengan mual, muntah, anopreksia, menyebabkan penurunan berat badan
pasien.
Pola tidur dan istirahat akan terganggu karena adanya distensi abdomen yang akan
menimbulkan rasa tidak nyaman.
Aktivitas : akan terganggu karena kondisi tubuh yang lamah dan adanya nyeri akibat distensi
abdomen.
FOKUS PENGKAJIAN
a. Pemeriksaan fisik
a) Kepalaubun-ubun ( pada infant ) tampak cekung, gangguan pertumbuhan rambut,
rambut kusam, tidak mengkilap dan rontok.
b) MataPalpebra tampak cekung, konjungtiva anemis
c) MulutWarna dan kelembaban, adanya lesi, bersisik / mengelupas dan kering
d) AbdomenNyeri tekan, abdomen tegang, distensi, hipertimpani, peristaltik meningkat,
berat badan menurun.
e) KulitWarna kulit, hidrasi, kering,turgor kulit menurun, keringat banyak.
f) TTVSuhu meningkat, nadi cepat, respirasi meningkat, TD meningkat atau menurun.
1) Aktivitas/Istirahat Gejala: kelemahan, keletihan, malaise, cepat lelah, insomnia, tidak bisa
tidur semalaman karena diare,merasa gelisah dan ansietas,pembatasan aktivitas.
2) Sirkulasi Tanda: Takikardia (respons terhadap demam, dehidrasi, proses inflamasi dan
Nyeri) Kulit / membran mukosa: turgor buruk, kering, lidah pecah-pecah (dehidrasi /
malnutrisi).
3) Integritas Ego Gejala: Ansietas, ketakutan, emosi kesal, misal: perasaan tak berdaya/tak
ada harapan.
1.Eliminasi
Tanda: Menurunnya bising usus, tak ada peristaltik yang dapat dilihat.
2.Makanan/Cairan
Gejala: Anoreksia, mual/muntah, penurunan berat badan, tidak toleran terhadap
diet/sensitif misal: buah segar / sayur, produk susu, makanan berlemak.
Tanda: Penurunan lemak subkutan/massa otot, kelemahan, tonus otot, dan Turgor kulit
buruk, membran mukosa pucat, luka, inflamasi ronnga mulut.
3.Higiene
4.Nyeri/Kenyamanan
Gejala: nyeri/nyeri tekan pada kuadran kiri bawah(mungkin hilang dengan titik nyeri
berpindah, nyeri tekan (artritis). Nyeri mata, fotofobia (iritis).
5.Keamanan
Tanda: Lesi kulit mungkin ada misal eritema nodusum (meningkat, nyeri tekan dan
membengkak) pada tangan, muka, pioderma gangrenosa (lesi tekan purulen/lepuh dengan
batas keunguan) pada paha, kaki, dan mata kaki. (Doenges,2001)
B.DIAGNOSA KEPERAWATAN
Kriteria Hasil :
Kriteria Hasil :
Kriteria Hasil :
Kriteria hasil :
Intervensi :
Observasi tanda-tanda vital. Kaji tingkat rasa nyeri. Atur posisi yang nyaman bagi klien.
Beri kompres hangat pada daerah abdomen. Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian
therapi analgetik sesuai indikasi
Kriteria Hasil :
Intervensi
D. IMPLEMEN TASI
E.EVALUASI
Evaluasi keperawatan Adalah tahap yang menentukan apakah tujuan yang telah di
sususn tercapai atau tidak Menurut Friedman (dalam harmoko ,2016) evaluasi didasarkan pada
bagaimana efektifnya intervensi-intervensi yang di lakukan oleh keluarga, perawat dan yang
lainya . ada beberapa metode evaluasi yang No. Diagnosa NOC NIC Kesehatan elektrolit ,jika di
perlukan 5.berikan diet yang tepat pada pasien dengan ketidak seimbangan elektrolit (makanan
kaya kalsium, dan diet rendah natrium ) 6.ajarkan kepada pasien cara mencegah atau
meminimalisi ketidak seimbangan elektrolit 4. Monitor tanta –tanda vital 5. Amati
membranmuka masien , sclera dan kulit terhadap indikasi perubahan cairan dan keseimbangan
elektrolit (kekeringan , sianosis) 6. Kolaborasi dengan tim dokter 28 di pakai dalam perawatan.
Faktor yang paling penting adalah bahwa metode tersebut harus di sesuikan dengan tujuan dan
intervensi yang sedng di evaluasi
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Gastroentritis merupakan suatu peradangan yang terjadi pada lambung, usus besar, dan
usus halus disebabkan oleh infeksi makanan yang mengandung bakteri atau virus yang
memberikan gejala diare dengan frekwensi lebih banyak dengan konsistensi encer dan kadang-
kadang disertai dengan muntah-muntah. Dari biasanya yang disebabkan oleh bakteri,virus
Norwalk dan parasit yang patogen.Dan ditandai oleh infiltrasi mukosa usus halus oleh eosinofil,
dengan edema tetapi tanpa vaskulitis dan oleh eosinofilia darah tepi.
B. SARAN
Untuk Perawat Sebaiknya perawat dalam memberikan asuhan keperawatan harus lebih
memperhatikan faktor penyebab maupun faktor pencetus dari penyakit yang diderita anak dan
memberikan pendidikan kesehatan pada orang tua klien dan klien agar masalah yang
menyebabkan klien dirawat dapat diatasi sehingga tidak terjadi perawatan yang berulang untuk
orang tua klien
Menjaga kebersihan lingkungan rumah, dan membiasakan diri untuk mencuci tangan
sebelum dan sesudah memberi makan anak serta menjaga personal hygiene dan memberi mainan
anak yang bersih dan dapat dicuci, dan bila terjadi diare pada anak sebelum di bawah ke rumah
sakit, diberikan larutan gula garam.
DAFTAR PUSTAKA
Ghanong F William dan Mcphee J Stephen.2011. Patofisiologi Penyakit:
Pengantar Menuju Kedokteran Klinis. Edisi ke-3. Jakarta : EGC