A. Konsep Keluarga
1. Pengertian
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala
keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal ditempat dibawah
suatu atap dalam kesadaran dan didalam saling ketergantungan (Departemen
Kesehatan RI, 2012). Keluarga adalah dua atau lebih dari dua individu yang
tergabung karena hubungan darah, hubungan perkawinan atau pengangkatan
dan mereka hidup dalam suatu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain
perannya masing-masing menciptakan serta mempertahankan kebudayaan
(Saluicion G. Bailon dan Aracelis Maglaya, 2015).
2. Struktur Keluarga
a. Fungsi biologis
1) Untuk meneruskan keturunan
2) Memelihara dan membesarkan anak
3) Memenuhi kebutuhan gizi keluarga
4) Memelihara dan merawat anggota keluarga
b. Fungsi psikologis
1) Memberikan kasih sayang dan rasa aman
2) Memerikan perhatian diantara anggota keluarga
3) Membina pendewasaan kepribadian anggota keluarga
4) Memberikan identitas keluarga
c. Fungsi sosialisasi
1) Membina sosialisasi pada anak
2) Membentuk norma-norma tingkah laku sesuai dengan tingkat
perkembangan anak.
3) Meneruskan nilai-nilai budaya keluarga
d. Fungsi ekonomi
Mencari sumber-sumber penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarga.
Pengaturan penggunaan penghasilan keluarga untuk memenuhi kebutuhan
keluarga.Menabung untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan keluarga dimasa
yang akan datang misalnya pendidikan anak-anak, jaminan hari tua dan
sebagainya.
e. Fungsi pendidikan
Menyekolahkan anak untuk memberikan pengetahuan keterampilan dan
membentuk perilaku anak sesuai dengan bakat dan minat yang dimilikinya.
Mempersiapkan anak untuk kehidupan dewasa yang akan datang dalam
memenuhi peranannya sebagai orang dewasa.Mendidik anak sesuai dengan
tingkat-tingkat perkembangannya.
6. Fungsi pokok keluarga terhadap anggota keluarga
a. Asih
Adalah memberikan kasih sayang, perhatian, rasa aman, kehangatan kepala
anggota sehingga memungkinkan mereka tumbuh dan berkembang sesuai
usia dan kebutuhannya
b. Asuh
Adalah menuju kebutuhan pemeliharaan dan perawatan anak agar
kesalahannya selalu terpelihara, sehingga diharapkan menjadi mereka anak-
anak yang sehat, baik fisik, sosial, mental dan spiritual.
c. Asah
Adalah memenuhi kebutuhan pendidikan anak, sehingga siap menjadi
manusia dewasa yang mandiri dalam mempersiapkan masa depannya.
7. Tahap perkembangan keluarga
1. Tahap I :
Keluarga Pasangan Baru (beginning family) Pembentukan pasangan
menandakan permulaan suatu keluarga baru dengan pergerakan dari
membentuk keluarga asli sampai ke hubungan intim yang baru. Tahap ini
juga disebut tahap pernikahan. Tugas perkembangan keluarga tahap I adalah
membentuk pernikahan yang memuaskan bagi satu sama lain, berhubungan
secara harmonis dengan jaringan kekerabatan dan merencanakan sebuah
keluarga (Friedman, 2010)
2. Tahap II :
Keluarga Kelahiran Anak Pertama (childbearing family) Mulai dengan
kelahiran anak pertama dan berlanjut sampai bayi berusia 30 bulan. Transisi
ke masa menjadi orang tua adalah salah satu kunci dalam siklus keluarga.
Tugas perkembangan keluarga disini yaitu setelah hadirnya anak pertama,
keluarga memiliki beberapa tugas perkembangan penting. Suami, istri anak
harus mempelajari peran barunya, sementara unit keluarga inti mengalami
perkembangan fungsi dan tangguang jawab (Friedman,2010)
3. Tahap III:
Keluarga dengan anak prasekolah (families with preschool) Tahap ini
dimulai ketika anak pertama berusia 2,5 tahun dan diakhiri ketika anak
berusia 5 tahun. Keluarga saat ini dapat terdiri dari tiga sampai lima orang,
dengan posisi pasangan suami-ayah, istri-ibu, putra-saudara laki-laki, dan
putri-saudara perempuan. Tugas perkembangan keluarga saat ini berkembang
baik secara jumlah maupun kompleksitas. Kebutuhan anak prasekolah dan
anak kecil lainnya untuk mengekplorasi dunia di sekitar mereka, dan
kebutuhan orang tua akan privasi diri, membuat rumah dan jarak yang
adekuat menjadi masalah utama. Peralatan dan fasilitas juga harus aman
untuk anak-anak (Friedman, 2010).
4. Tahap IV:
Keluarga dengan anak sekolah (families with school children) Tahap ini
dimulai pada saat tertua memasuki sekolah dalam waktu penuh
biasanya pada usia 5 tahun, dan diakhiri ketika ia mencapai pubertas, sekitar
usia 13 tahun. Keluarga biasanya mencapai jumlah anggota keluarga yang
maksimal dan hubungan akhir tahap ini juga maksimal. Tugas
perkembangan keluarga pada tahap ini adalah keluarga dapat
mensosialisasikan anak-anak, dapat meningkatkan prestasi sekolah dan
mempertahankan hubungan pernikahan yang memuaskan (Friedman, 2010).
5. Tahap V :
Keluarga dengan Anak Remaja (families with teenagers) Biasanya tahap ini
berlangsung selama enam atau tujuh tahun, walaupun dapat lebih singkat
jika anak meninggalkan keluarga lebih awal atau lebih lama jika anak tetap
tinggal di rumah pada usia lebih dari 19 atau 20 tahun. Anak lainnya yang
tinggal dirumah biasanya anak usia sekolah. Tujuan keluarga pada tahap ini
adalah melonggarkan ikatan keluarga untuk memberikan tanggung jawab
dan kebebasan remaja yang lebih besar dalam mempersiapkan diri menjadi
seorang dewasa muda. Tugas perkembangan keluarga pada tahap ini adalah
menyeimbangkan kebebasan dengan tanggung jawab seiring dengan
kematangan remaja dan semakin meningkatnya otonomi (Friedman, 2010).
6. Tahap VI :
Keluarga Melepaskan Anak Dewasa Muda (launching center families)
Tahap ini dimulai pada saat perginya anak pertama dari rumah orang tua dan
berakhir dengan “kosongnya rumah”, ketika anak terakhir juga telah
meninggalkan rumah. Tahap ini dapat cukup singkat atau cukup lama,
bergantung pada jumlah anak dalam keluarga atau jika anak yang belum
menikah tetap tinggal di rumah setelah mereka menyelesaikan SMU atau
kuliahnya. Tahap perkembangan keluarga disini adalah keluarga membantu
anak tertua untuk terjun ke dunia luar,orang tua juga terlibat dengan anak
terkecilnya,yaitu membantu mereka menjadi mandiri (,2010)
7. Tahap VII :
Orang Tua Paruh Baya (middle age families) Tahapan ini dimulai ketika
anak terakhir meninggalkan rumah dan berakhir dengan pensiunan atau
kematian salah satu pasangan. Tahap ini dimulai ketika orang tua berusia
sekitar 45 tahun sampai 55 tahun dan berakhir dengan persiunannya
pasangan, biasanya 16 sampai 18 tahun kemudian. Tahap perkembangan
keluarga pada tahap ini adalah wanita memprogramkan kembali energi
mereka dan bersiap-siap untuk hidup dalam kesepian dan sebagai
pendorong anak mereka yang sedang berkembang untuk lebih mandiri
(Friedman, 2010).
8. Tahap VIII :
Keluarga Lanjut Usia dan Pensiunan Tahap terakhir perkembangan
keluarga ini adalah dimulai pada saat pensiunan salah satu atau kedua
pasangan, berlanjut sampai kehilangan salah satu pasangan, dan berakhir
dengan kematian pasangan yang lain. Tugas perkembangan keluarga pada
tahap ini adalah mempertahankan penataan kehidupan yang memuaskan.
Kembali ke rumah setelah individu pension atau berhenti bekerja dapat
menjadiproblematik(Friedman,2010)
A. Asam Urat (Gout Artritis)
Gout adalah penyakit metebolik yang ditandai dengan penumpukan asam urat
yang nyeri pada tulang sendi, sangat sering ditemukan pada kaki bagian atas,
pergelangan dan kaki bagian tengah. (Merkie, Carrie. 2015). Gout merupakan
penyakit metabolic yang ditandai oleh penumpukan asam urat yang menyebabkan
nyeri pada sendi. (Moreau, David. 2015;407). Jadi, Gout atau sering disebut asam
urat adalah suatu penyakit metabolik dimana tubuh tidak dapat mengontrol asam
urat sehingga terjadi penumpukan asam urat yang menyebabkan rasa nyeri pada
tulang dan sendi.
2. Anatomi
d. Fisiologi Sendi
Gambar 1.1
Sendi merupakan pertemuan dua tulang, tetapi tidak semua pertemuan tersebut
memungkinkan terjadinya pergerakan (Roger, 2012). Ada tiga jenis sendi pada
a. Sendi fibrosa atau sendi mati terjadi bila batas dua buah tulang bertemu
membentuk cekungan yang akurat dan hanya dipusahkanoleh lapisan tipis
jaringan fibrosa. Sendi seperti ini terdapat di antara tulang-tulang kranium.
b. Sendi kartilaginosa atau sendi yang bergerak sedikit (sendi tulang rawan).
Sendi tulang rawan terjadi bila dua permukaan tulang dilapisis tulang rawan
hialin dan dan dihubungkan oleh sebuah bantalan fibrokartilago dan igamen
yang tidak membentuk sebuah kapsul sempurna disekeliling sendi tersebut.
Sendi tersebut terletak diantara badan-badan vertebra dan diantara
manubrium dan badan sternum.
c. Sendi sinovial atau sendi yang bergerak bebas terdiri dari dua atau lebih
tulang yang ujung-ujungnya dilapisi tulang rawan hialin sendi. Terdapat
rogga sendi yang mengandung cairan sinovial, yang memberi nutrisi pada
tulang rawan sendi yang tidak mengandung pembuluh darah keseluruhan
sendi tersebut dikelilingi kapsul fibrosa yang dilapisi membran sinovial.
Membran sinovial ini melapisi seluruh interior sendi, kecuali ujung-ujung
tulang, meniskus, dan diskus. Tulang-tulang sendi sinovial juga
dihubungkan oleh sejumlah ligamen dan sejumlah gerakan selalu bisa
dihasilkan pada sendi sinovial meskipun terbatas, misalnya gerak luncur
(gliding) antara sendi-sendi metakarpal.
Adapun jenis-jenis sendi Sinovial :
1. Pengkajian
permasalahan
2. Diagnosis Keperawatan Keluarga
.
Masalah keperawatan yang mungkin muncul pada keluarga dengan artritis
3. (D.0136) Resiko cedera akibat penurunan fungsi motorik pada penderita artritis
masalah kesehatan
Skoring :
c. Jumlahkan skor untuk semua kriteria, skor tertinggi 5 sama dengan seluruh
bobot
5. Intervensi Keperawatan Keluarga
15.
16.
6. Implementasi
Keperawatan Keluarga Implementasi atau pelaksanaan keperawatan adalah proses
dimana perawat mendapatkan kesempatan untuk menerapkan rencana tindakan yag
telah disusun dan membangkitkan minat dan kemandirian keluarga dalam
mengadakan perbaikan ke arah perilaku hidup sehat. Namun sebelum melakukan
implementasi, perawat terlebih dahulu membuat kontrak agar keluarga lebih siap
baik fisik maupun psikologis dalam menerima asuhan keperawatan yang diberikan.
Tindakan keperawatan keluarga mencakup hal-hal di bawah ini yaitu :
a. Merangsang kesadaran atau penerimaan keluarga mengenai masalah
kesehatan dan kebutuhan kesehatan dengan cara memberi informasi, mengkaji
kebutuhan dan harapan tentang 41 kesehatan serta memberi motivasi atau
dorongan sikap emosi yang sehat terhadap masalah
b. Membantu keluarga untuk memutuskan cara perawatan yang tepat, dengan
cara memberitahu konsekuensi jika tidak melakukan, mengidentifikasi
sumber-sumber yang dimiliki keluarga, dan membicarakan dengan keluarga
tentang konsekuensi tiap tindakan.
c. Memberikan kepercayaan diri dalam merawat anggota keluarga yang sakit,
dengan cara mendemonstrasikan cara perawatan, memanfaatkan alat dan
fasilitas yang ada di rumah, dan mengawasi keluarga dalam melakukan
tindakan.
d. Membantu keluarga untuk memodifikasi lingkungan menjadi sehat, dengan
cara menggali sumber-sumber yang ada pada keluarga dan memodifikasi
lingkungan semaksimal mungkin
e. Memberi motivasi keluarga untuk memanfaatkan fasilitas kesehatan tyang
ada, dengan cara mengenalkan fasilitas kesehatan yang ada di lingkungan
f. keluarga, serta membantu keluarga menggunakan fasilitas kesehatan yang ada.
(Widyanto, 2014).
7. Evaluasi
Tahap penilaian atau evaluasi adalah perbandingan yang sistematis dan terencana
tentang kesehatan keluarga dengan tujuan/kriteria hasil yang telah ditetapkan,
dilakukan dengan cara berkesinambungan dengan melibatkan keluarga agar
mencapai tujuan/kriteria hasil yang telah ditetapkan. Evaluasi Menurut Mubarak
(2012), evaluasi proses keperawatan ada dua yaitu evaluasi kuantitatif dan evaluasi
kualitatif.
1. Evaluasi Kuantitatif Evaluasi kuantitatif dilaksanakan dalam kuantitas,
difokuskan pada salah satu dari tiga dimensi yang saling terkait.
A : adalah analisa dari hasil yang telah dicapai dengan mengacu pada
Brunner & Suddarth. (2013). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Edisi 8.
Volume 2. Jakarta: EGC.