Anda di halaman 1dari 6

NAMA : ANDI MAULINA

NIM : A031181329
MATA KULIAH : PENGAUDITAN II
Ringkasan Materi Kuliah (RMK)
Audit Siklus Pengeluaran: Pengujian Substansif

Dalam pengauditan pada umumnya, akun-akun yang paling banyak menyerap waktu
pemeriksaan adalah piutang usaha, persediaan, aset tetap, utang usaha, dan akun beban.
Empat akun yang disebutkan diatas berkaitan langsung dengan siklus pembelian dan
pembayaran. Apabila auditor dapat mengurangi pengujian pengendalian dan pengujian
substantive transaksi untuk memeriksa efektivitas pegendalian internal atas pembelian dan
pengeluaran kas, maka waktu yang bisa dihemat akan sangat signifikan. Pengujian pengendalian
dan pengujian substantive transaksi untuk siklus pembelian dan pembayaran sangat
diperhatikan auditor, lebihlebih apabila klien memiliki pengendalian internal yang efektif.
Pengujian pengendalian dan pengujian subtantif atas transaksi untuk siklus pembelian dan
pembayaran dibagi dalam dua bagian besar berikut:
1. Pengujian pembelian, yang berkaitan dengan tiga dari empat fungsi bisnis, yakni: order
pembelian, penerimaan barang dan jasa, dan pengakuan utang.
2. Pengujian pengeluaran kas, meliputi proses bisnis: pengolahan dan pencatatan
pengeluaran kas.

Tahap-tahap dari metodologi untuk merancang pengujian pengendalian dan pengujian


substantif atas transaksi untuk siklus akusisi serta pembayaran adalah sebagai berikut:
1. Memahami pengendalian internal: auditor harus memahami pengendalian internal
untuk siklus akusisi dan pembayaran sebagai bagian dari pelaksanaan prosedur
penilaian risiko dengan mempelajari bagan arus klien, mereview kuisioner
pengendalian internal, pengujian walkthrough untuk transaksi akuisisi dan
pengeluaran kas.
2. Menilai risiko pengendalian yang direncanakan: pengendalian internal kunci fungsi
bisnis merupakan hal yang sangat penting terkait penilaian risiko pengendalian yang
direncanakan, hal yang dilakukan antara lain mencakup:
1) Otorisasi pembelian: untuk memenuhi tujuan perusahaan, menghindari akusisi
item yang berlebihan atau tidak diperlukan.
NAMA : ANDI MAULINA
NIM : A031181329
MATA KULIAH : PENGAUDITAN II
2) Pemisahan penyimpanan aktiva dan fungsi lainnya barang harus dikendalikan
secara fisik, personil antar departemen terkait harus independen dari personil
ruang penyimpanan dan departemen akuntansi.

Perbedaan pengujian substantif antara utang lancar dengan aktiva lancar:


1. Pengujian substantif terhadap utang lancar ditujukan untuk menemukan adanya
penyajian utang lancar yang lebih rendah dari jumlah yang seharusnya, sedangkan
aktiva lancar untuk menemukan penyajian aktiva lancar yang tinggi dari jumlah yang
seharusnya.
a. Dalam pengujian substantif terhadap kas auditor melakukan pengujian fisik kas.
b. Dalam pengujian sustantif terhadap piutang auditor mengirimkan konfirmasi
terhadap debitur.
c. Dalam pengujian substantif terhadap persediaan auditor melakukan pengamatan
terhadap perhitungan fisik persediaan.
d. Berbagai unsur tersebut dilakukan untuk menemukan adanya over statement
dalam aktiva lancar.
e. Di lain pihak pengujian substantif terhadap utang lancar ditujukan untuk
menemukan adanya utang yang belum dicatat (unrecord liabilities) pada tanggal
neraca.
2. Dalam pengujian substantif terhadap aktiva lancar, auditor menghadapi masalah
penentuan kewajiban nilai aktiva lancar (nilai bersih yang dapat direalisasikan) yang
dicantumkan ke dalam neraca. Dilain pihak, dalam pengujian substantif terhadap
utang lancar auditor menghadapi kewajiban perusahaan yang terjadi di masa lalu
yang dalam jangka pendek harus dilunasi.

Tujuan pengujian substantif terhadap utang usaha:


1. Memperoleh keyakinan tentang keandalan catatan akuntansi yang bersangkutan
dengan utang usaha.
2. Membuktikan keberadaan utang usaha dan keterjadian transaksi yang berkaitan
dengan utang usaha yang dicantumkan di neraca.
3. Membuktikan kelengkapan transaksi yang dicatat dalam catatan akuntansi dan
kelengkapan saldo utang usaha yang disajikan di neraca.
NAMA : ANDI MAULINA
NIM : A031181329
MATA KULIAH : PENGAUDITAN II
4. Membuktikan kewajiban klien yang dicantumkan di neraca.
5. Membuktikan kewajiban penyajian dan pengungkapan utang usaha di neraca.

PROGRAM PENGUJIAN SUBTANTIF TERHADAP UTANG USAHA


Program pengujian subtantif terhadap utang usaha berisi prosedur audit yang dirancang
untuk mencapai tujuan audit seperti yang telah diuraiakan di atas. Tahap-tahap prosedur audit
dimulai dari pemeriksaan yang bersifat luas dan umum sampai ke pemeriksaan yang bersifat
rinci. Berbagai prosedur audit dilaksanakan dalam lima tahap berikut ini:

1. PROSEDUR AUDIT AWAL


Sebelum membuktikan apakah saldo utang usaha yang dicantumkan oleh klien di
dalam neracanya sesuai dengan utang usaha yang benar-benar ada pada tanggal
neraca, auditor melakukan rekonsiliasi antara informasi utang usaha yang
dicantumkan di neraca dengan catatan akuntansi yang mendukungnya. Rekonsiliasi ini
perlu dilakukan agar auditor memperoleh keyakinan bahwa informasi utang usaha
yang dicantumkan di neraca didukung dengan catatan akuntansi yang dapat dipercaya.

Oleh karena itu, auditor melakukan 6 prosedur audit berikut ini dalam melakukan
rekonsiliasi informasiutang usaha dineraca dengan catatan akuntansi yang
bersangkutan:
1) Usut saldo utang usaha yang tercantum di neraca ke saldo akun Utang Usaha yang
bersangkutan di dalam buku besar.
2) Hitung kembali saldo akun utang usaha di buku besar.
3) Usut saldo awal akun utang usaha ke kertas kerja tahun lalu.
4) Lakukan review terhadap mutasi luar biasa dalam jumlah dan sumber posting
dalam akun aktiva tetap dan akumulasi depresiasinya.
5) Usut posting pendebitan dan pengkreditan akun utang usaha ke jurnal yang
bersangkutan.
6) Lakukan rekonsiliasi buku pembantu utang usaha dengan akun control utang usaha
di buku besar

2. PROSEDUR ANALITIK
NAMA : ANDI MAULINA
NIM : A031181329
MATA KULIAH : PENGAUDITAN II
Pada tahap awal pengujian subtantif terhadap utang usaha, pengujian analitik
dimaksudkan untuk membantu auditor dalam memahami bisnis klien dan dalam
menemukan bidang yang memerlukan audit lebih intensif. Untuk itu auditor
melakukan perhitugan berbagai ratio berikut:

3. PENGUJIAN TERHADAP TRANSAKSI RINCI


1) Periksa sampel transaksi yang tercatat dalam akun utang usaha ke dokumen yang
mendukung timbulnta transaksi tersebut.
2) Periksa pengkreditan akun utang usaha ke dokumen pendukung bukti kas keluar
(voucher), laporan penerimaan barang, dan surat order pembelian.
3) Periksa pendebitan akun utang usaha ke dokumen pendukung: bukti kas keluar,
memo debit untuk retur pembelian
4) Lakukan verifikasi pisah batas (cutoff) transaksi pembelian dan retur pembelian
5) Periksa dokumen yang mendukung timbulnya utang usaha dalam minggu terakhir

tahun yang diaudit dan minggu pertama setelah tanggal neraca.


6) Periksa dokumen yang mendukung berkurangnya utang usaha dalam minggu

terakhir tahun yang diaudit dan minggu pertama setelah tanggal neraca.
7) Lakukan verifikasi pisah batas (cutoff) transaksi pengeluaran kas.

8) Periksa adanya utang usaha yang tidak di catat.

4. PENGUJIAN TERHADAP SALDO AKUN RINCI


Tujuan pengujian saldo akun utang usaha rinci adalah untuk memverifikasi:
1) Keberadaan dan keterjadian
2) Kelengkapan
3) Kewajiban
4) Penyajian dan pengungkapan

Keberadaan, kelengkapan, kewajiban serta penyajian dan pengungkapan utang usaha


di neraca di buktikan oleh auditor dengan mengirimkan surat konfirmasi kepada
NAMA : ANDI MAULINA
NIM : A031181329
MATA KULIAH : PENGAUDITAN II
debitur dan rekonsiliasi utang usaha yang tidak dikonfirmasi ke pernyataan piutang
bulanan yang diterima oleh klien dari kreditur.
1) Lakukan konfirmasi utang usaha.
2) Periksa dokumen yang mendukung transaksi pembayaran utang usaha setelah
tangal neraca.
3) Lakukan rekonsiliasi utang usaha yang tidak dikonfirmasi ke peryataan piutang
bulanan yang diterima oleh klien dari debitur.

5. VERIFIKASI PENYAJIAN DAN PENGUNGKAPAN


1) Periksa Klasifikasi Utang Usaha di Neraca
Unsur utang lancar harus disajikan di neraca menurut urutan jatuh temponya. Jika
jumlahnya material, utang usaha harus disajikan di neraca menjadi tiga golongan:
(a) Utang usaha kepada kreditur usaha (b) Utang usaha kepada perusahaan afiliasi
(c) Utang usaha kepada direksi, pemegang saham utama, manager, dan karyawan
perusahaan.
2) Periksa Pengungkapan yang Bersangkutan dengan Utang Non Usaha
Jika utang jangka panjang yang segera jatuh tempo dilunasi dengan aktiva tidak
lancar, maka jumlah utang ini tetap disajikan di neraca dalam kelompok utang
jangka panjang, bukan utang lancar untuk menghindari pengaruh signifikan
terhadap perhitungan perubahan posisi keuangan (modal kerja).
3) Periksa Pengungkapan yang Bersangkutan dengan Utang Usaha
Utang usaha yang dijamin dengan aktiva harus diungkapkan secara memadai di
neraca atau dalam penjelasan laporan keuangan.
4) Mintalah informasi dari klien untuk menemukan komitmen yang belum diungkap
dan utang bersyarat dan periksa penjelasan yang bersangkutan dengan utang
usaha tersebut.
5) Pelajari notulen rapat direksi sampai dengan tanggal penyelesaiaan pekerjaan
lapangan. Notulen rapat yang diselenggarakan oleh direksi akan berpotensi
menimbulkan utang bersyarat.
6) Periksa kontrak-kontrak pembelian, penjualan, dan kontrak yang lain.
NAMA : ANDI MAULINA
NIM : A031181329
MATA KULIAH : PENGAUDITAN II
7) Mintalah informasi dari pengacar klien mengenai perkara pengadilan yang
melibatkan klien.
8) Kirimkan Konfirmasi Ke Bank
Auditor meminta informasi dari bank mengenai kewajiban bersyarat yang menjadi
tanggung jawab klien pada tanggal neraca.
9) Pelajari arsip korespondensi klien dengan lembaga keuangan.

Anda mungkin juga menyukai