Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

MIKROBIOLOGI DAN PARASITOLOGI


(PERTUMBUHAN BAKTERI)

OLEH :
NABILA TSURAYYA
191012115201011

DOSEN PEMBIMBING :
YUHENDRI PUTRA S.si.,M.Biomed.

SARJANA KEBIDANAN
INSTITUT KESEHATAN PRIMA NUSANTARA
BUKITTINGGI
2019
A. PENDAHULUAN
Pertumbuhan didefinisikan sebagai peningkatan seluruh unsur pokok
kimia sel. Hal tersebut merupakan suatu proses yang memerlukan replikasi
seluruh struktur, organel, dan komponen protoplasma seluler dengan adanya
nutrien dalam lingkungan sekelilingnya. Dalam pertumbuhan bakteri, semua
substansi esensial harus tersedia untuk sintesis dan pemeliharaan
protoplasma, dengan sumber energi, dan kondisi lingkungan yang sesuai.
Sebagai suatu kelompok, bakteri merupakan organisme yang sangat “pintar”.
Mereka memperlihatkan kemampuan yang sangat besar dalam menggunakan
bahan makanan yang tersebar, menyusun bahan anorganik menjadi senyawa
organik yang sangat kompleks. Beberapa spesies juga belajar tumbuh pada
berbagai relung ekologik dengan temperatur, keasaman, dan tekanan oksigen
yang ekstrim (Wibowo MS, 2012).
Kemampuan bakteri untuk bertahan di bawah keadaan sekitar yang
demikian merupakan perlindungan dari adaptabilitas tinggi dan refleks
kapasitasnya dalam keberhasilan merespon suatu stimulus yang dianggap
asing atau tidak pernah ditemui sebelumnya(Wibowo MS, 2012).

B. PEMBAHASAN
a. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Bakteri
Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan bakteri adalah faktor
zat gizi, keasaman makanan (PH), suhu,waktu, ketersediaan oksigen, dan
kelembaban.
1. Faktor Zat Gizi
Menurut Wibowo MS, (2012) Semua bentuk kehidupan
mempunyai persamaan dalam hal persyaratan nutrisi berupa zat–zat
kimiawi yang diperlukan untuk pertumbuhan dan aktivitas lainnya. Nutrisi
bagi pertumbuhan bakteri, seperti halnya nutrisi untuk organisme lain
mempunyai kebutuhan akan sumber nutrisi, yaitu :
a. Bakteri membutuhkan sumber energi yang berasal dari energi cahaya
(fototrof) dan senyawa kimia(kemotrof).
b. Bakteri membutuhkan sumber karbon berupa karbon anorganik
(karbon dioksida) dan karbon organik (seperti karbohidrat).
c. Bakteri membutuhkan sumber nitrogen dalam bentuk garam nitrogen
anorganik (seperti kalium nitrat) dan nitrogen organik (berupa protein
dan asam amino).
d. Bakteri membutuhkan beberapa unsur logam (seperti kalium, natrium,
magnesium, besi, tembaga dsb).
e. Bakteri membutuhkan air untuk fungsi – fungsi metabolik dan
pertumbuhannya.
Jasad renik heterotrof membutuhkan nutrien untuk kehidupan dan
pertumbuhannya yaitu sebagai sumber karbon, sumber nitrogen,sumber
energi, dan faktor pertumbuhan yaitu mineral dan vitamin. Nutrien
tersebut di butuhkan untuk membentuk energi dan menyusun komponen
komponen sel. Setiap jasad renik bervariasi dalam kebutuhannya akan zat-
zat nutrisi tersebut(Fardiaz S,1992).
Jasad renik yang tumbuh pada makanan umumnya bersifat
heterotrof yaitu yang menggunakan karbohidrat sebagai sumber eneri dan
karbon, walaupun komponen organik lainnya yang mengandung karbon
mungkin juga dapat di gunakan. Kebanyakan organisme heterotrof
menggunakan komponen organik yang mengandung nitrogen sebagai
sumber N, tetapi beberapa dapat pula menggunakan sumber nitrogen
anorganik (Fardiaz S,1992).
2. Keasaman Makanan (PH)
PH medium biakan juga mempengaruhi kecepatan pertumbuhan,
untuk pertumbuhan bakteri juga terdapat rentang pH dan pH optimal. Pada
bakteri patogen pH optimalnya 7,2 – 7,6. Meskipun medium pada awalnya
dikondisikan dengan pH yang dibutuhkan untuk pertumbuhan tetapi,
secara bertahap besarnya pertumbuhan akan dibatasi oleh produk
metabolit yang dihasilkan mikroorganisme tersebut(Wibowo MS, 2012).
Bakteri memiliki mekanisme yang sangat efektif untuk memelihara
kontrol regulasi pH sitoplasmanya (pHi). Pada sejumlah bakteri, pH
berbeda dengan 0,1 unit per perubahan pH pada pH eksternal. Hal ini
disebabkan kontrol aktivitas sistem transpor ion yang mempermudah
masuknya proton. Bermacam-macam sistem yang mencerminkan luas
rentang nilai pHi diperlihatkan oleh berbagai bakteri. Asidofil memiliki
nilai rentang pHi 6,5 – 7,0; neutrofil memiliki nilai rentang pHi 7,5 – 8,0,
dan alkalofil memiliki nilai rentang pHi 8,4 – 9,0. Mikroorganisme
fermentatif memperlihatkan rentang nilai pHi yang lebih tinggi
dibandingkan dengan mikroorganisme yang menggunakan jalur respirasi.
Pada mikroorganisme fermentatif , produksi produk fermentatif yang
bersifat asam dan akumulasinya mengakibatkan gangguan keseimbangan
pH dan pembatasan pertumbuhan. Sejumlah mikroorganisme
meningkatkan mekanisme kompensasi untuk mencegah efek toksik dari
akumulasi produk yang bersifat asam dan berkonsentrasi tinggi
tersebut(Wibowo MS, 2012).
Makanan yang mempunyai PH rendah (di bawah 4,5) biasanya
tidak dapat di tumbuhi oleh bakteri tetapi dapat menjadi rusak karena
pertumbuhan khamir dan kapang. Oleh karena itu, makanan yang
mempunyai PH rendah relatif lebih tahan selama penyimpanan di
bandinkan dengan makanan yang memiliki PH netral atau mendekati
netral (Fardiaz S,1992).
3. Suhu
Setiap bakteri memiliki temperatur optimal dimana mereka dapat
tumbuh sangat cepat dan memiliki rentang temperatur dimana mereka
dapat tumbuh. Pembelahan sel sangat sensitif terhadap efek kerusakan
yang disebabkan temperatur; betuk yang besar dan aneh dapat diamati
pada pertumbuhan kultur pada temperatur yang lebih tinggi dari
temperatur yang mendukung tingkat pertumbuhan yang sangat
cepat(Wibowo MS, 2012).
Menurut Wibowo MS (2012) Berdasarkan rentang temperatur
dimana dapat terjadi pertumbuhan, bakteri dikelompokkan menjadi tiga :
a) Psikrofilik, -5oC sampai 30oC, optimum pada 10-20oC;
b) Mesofilik, 10-45oC, optimum pada 20-40oC;
c) Termofilik, 25-80oC, optimum pada 50-60oC.
Temperatur optimal biasanya mencerminkan lingkungan normal
mikroorganisme. Jadi, bakteri patogen pada manusia biasanya tumbuh baik
pada temperatur 37oC.
Menurut Fardiaz S,(1992) Suhu di mana suatu makanan disimpan
sangat besar pengaruhnya terhadap jenis jasad renik yang dapat tumbuh
serta kecepatan pertumbuhannya. Beberapa ketentuan mengenai pengaruh
suhu terhadap kecepatan pertumbuhan sel, yaitu;
a. Pertumbuhan jasad renik terjadi pada suhu dengan kisaran kira-kira
30°C.
b. Kecepatan pertumbuhan jasad renik meningkat lambat dengan naiknya
suhu sampai mencapai kecepatan pertumbuhan maksimum.
c. Di atas suhu maksimum, kecepatan pertumbuhan menurun dengan
cepat dengan naiknya suhu.
4. Ketersediaan air
Sel jasad renik memerlukan air untuk hidup dan berkembang biak.
Oleh karena itu, pertumbuhan jasad renik di dalam suatu makanan sangat
di pengaruhi oleh jumlah air yang tersedia. Selain merupakan bagian
terbesar dari komponen sel (70-80%), air juga di butuhkan sebagai reaktan
dalam berbagai reaksi biokimia (Fardiaz S,1992).
Tidak semua air yang terdapat dalam bahan pangan dapat di
gunakan oleh jasad renik. Beberapa kondisi atau keadaan di mana air tidak
dapat di gunakan oleh jasad renik yaitu (Fardiaz S,1992):
a) Adanya solut dan ion dapat mengikat air dalam larutan,
b) Koloid hidrofilik dapat mengikat air, sebanyak 3-4% agar dapat
menghambat pertumbuhan bakteri dalam medium.
c) Air dalam bentuk kristal es tidak dapat di gunakan oleh jasad renik
5. Ketersediaan oksigen
Kebutuhan oksigen pada bakteri tertentu mencerminkan
mekanisme yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan energinya.
Berdasarkan kebutuhan oksigen tersebut, bakteri dapat dipisahkan menjadi
lima kelompok (Wibowo MS, 2012).:
1. Anaerob obligat yang tumbuh hanya dalam keadaan tekanan
oksigen yang sangat rendah dan oksigen bersifat toksik.
2. Anaerob aerotoleran yang tidak terbunuh dengan paparan oksigen.
3. Anaerob fakultatif, dapat tumbuh dalam keadaan aerob dan
anaerob.
4. Aerob obligat, membutuhkan oksigen untuk pertumbuhannya.
5. Bakteri mikroaerofilik yang tumbuh baik pada tekanan oksigen
rendah,tekanan oksigen tinggi dapat menghambat pertumbuhan.
Bakteri anaerobik atau di sebut anaerob adalah kolompok bakteri
yang tidak dapat tumbuh dengan adanya oksigen. Bakteri anaerobik yang
bersifat aerotoleran dapat tumbuh dengan baik pada permukaan yang
mempunyai tekanan oksigen rendah. Tetapi bakteri yang bersifat
anaerobik obligan dapat seera mati jika terkena oksigen (Fardiaz S,1993)..
Pada anaerob toleran dan obligat, metabolismenya bersifat
fermentatif kuat. Pada anaerob fakultatif, cara metabolisme respirasi
dilakukan jika tersedia oksigen, tetapi tidak terjadi fermentasi. Pada saat
bakteri tumbuh dalam keadaan terdapat udara, terjadi sejumlah reaksi
enzimatik dan mengakibatkan produksi hidrogen peroksida dan radikal
superoksida(Wibowo MS, 2012).
6. Kelembaban
Konsentrasi larutan yang aktif secara osmotik di dalam sel bakteri,
umumnya lebih tinggi dari konsentrasi di luar sel. Sebagian besar bakteri,
kecuali pada Mycoplasma dan bakteri yang mengalami kerusakan dinging
selnya, tidak toleran terhadap perubahan osmotik dan akan
mengembangkan sistem transpor kompleks dan alat pengatur sensor-
osmotik untuk memelihara keadaan osmotik konstat dalam sel(Wibowo
MS, 2012).
Membrane-derived Oligosaccharide (MDO), suatu unsur sel yang
terdapat pada E. coli. Pada E. coli dan bakteri Gram-negatif lain, terdapat
dua bagian cairan yang berbeda, sitoplasma yang terdapat pada membran
dalam, dan daerah periplasma yang terdapat di antara membran luar dan
membran dalam. Pada saar bakteri ini tumbuh pada medium dengan
osmolaritas rendah maka membran sitoplasma yang sedikit kaku akan
mengembang paling tidak dapat mencegah perubahan osmolaritas daerah
periplasma, sama dengan pada sitoplasma.Pada sel yang tumbuh dalam
medium dengan osmolaritas rendah, MDO merupakan sumber utama
anion terfiksasi pada daerah periplasma dan berperan memelihara tekanan
osmotik tinggi dan potensial membran Donnan pada bagian periplasma.
Struktur oligosakarida ini sangat layak untuk peran pengaturan tersebut.
Oligosakarida ini memiliki BM antara 2200-2600 dan bersifat
impermeabel terhadap membran luar, suatu komponen penting untuk
fungsi spesifiknya. Oligosakarida ini terdiri dari 8-10 unit glukosa.
Pertumbuhan sel pada medium dengan osmolaritas rendah mensintesis
MDO pada kecepatan maksimum, kecepatan sintesis nampaknya diatur
secara genetik untuk merespon perubahan osmolaritas medium(Wibowo
MS, 2012).

b. Kelompok Bakteri Berge’s Manual


Bakteri yang diakui dalam edisi mutakhir Bergey’s
Manual dikelompokkan menjadi 19 kelompok didasarkan pada beberapa
kriteria yang dapat ditetapkan dengan mudah. Untuk memberi ciri kepada
berbagai kelompok itu perlulah dipahami bahwa semua ciri tidak sama
pentingnya bagi semua kelompok. Sebagai contoh, reaksi pewarnaan
gram penting bagi bakteri batang dan kokus tetapi bukanlah ciri pembeda
bagi spiroketa. Ada tidaknya flagela serta penataannya penting bagi
beberapa kelompok sedang bagi yang lain tidak. Untuk beberapa
kelompok, sifat-sifat biokimiawi lebih berarti daripada sifat morfologi.
Karena itu, untuk mencirikan berbagai kelompok bakteri, janganlah
mengharapkan adanya sifat-sifat yang sama seperti yang digambarkan dan
digunakan secara seragam untuk setiap kelompok. Berikut ini akan
diutarakan ciri-ciri pengenal yang utama untuk setiap kelompok bakteri
sebagaimana diatur dalam  Berge’s Manual.
Kelompok 1 Bakteri Fototrofik
Bakteri fototrofik ialah organisme yang berbeda secara morfologis dan
semuanya mengandung pigmen seperti klorofil, yakni bakterioklorofil. Jasad
renik ini melakukan fotosintesis. Pada bakteri, donor elektronnya bukan air.
Mereka lebih banyak terdapat di lingkungan akuatik. Bentuk sel bulat, batang,
vibrio, atau spiral. Perkembangan dengan pembelahan biner. Bergerak dengan
flagela atau nonmotil. Fotosintetik, proses terjadi dalam keadaan
anaerobiotik, dan tidak terbentuk oksigen. Bakterioklorofil, suatu pigmen
fotosintetik, terdapat dalam semua sel. Berpigmen ungu-lembayung, ungu,
merah, coklat-jingga, hijau.

Kelompok 2. Bakteri Luncur


Kelompok ini diwakili oleh beberapa tipe morfologi yang tidak umum.
Satu macam, Myxobacteriales, juga dinamakan miksobakter, menghasilkan
apa yang disebut tubuh buah (struktur yang membentuk spora) terdiri dari
lendir dan sel. Tubuh buah ini seringkali berwarna cerah dan dapat tumbuh
sampai mencapai dimensi makroskopik. Sel-sel individu dapat meluncur pada
permukaan padat tetapi tidak mempunyai flagela. Mekanisme yang
menghasilkan gerak ini belum diketahui. Bentuk sel batang, bola, atau
filamen. Gram negatif. Motil karena gerak luncur perlahan pada permukaan ;
tak ada organel lokomotor. Sel-sel dapat terbenam dalam lendir. Beberapa
membentuk tubuh buah. Habitat tanah, bahan tumbuhan membusuk,
lingkungan akuatik.

Kelompok 3. Bakteri Berselongsong


Kelompok in bercirikan sel-sel berbentuk batang yang dikelilingi
selongsong, sehingga sel-sel individu tampaknya terkemas dalam tabung.
Bahan yang menjadi selongsong itu berbeda-beda diantara spesies. Bakteri ini
terdapat dalam air, limbah, dan air buangan industri. Sebagaimana bakteri
hancur, banyak yang belum diketahui tentang organisme ini. Ciri-cirinya sel
terbungkus dalam selongsong yang terbuat dari deposit senyawa-senyawa
besi dan mangan yang tak larut. Bentuk sel batang atau seperti filamen. Motil
karena flagela atau nonmotil. Beberapa membentuk pelekap (dasar
penghisap) yang dipergunakan untuk menempelkan diri pada permukaan.
Gram negatif. Habitat lingkungan akuatik, lumpur.

Kelompok 4. Bakteri Kuncup dan atau Bakteri Berapendiks


Bakteri dalam kelompok ini mempunyai beberapa ciri struktur yang
khas. Beberapa membentuk tonjolan berbentuk filamen yang disebut prosteka
dari tubuh selnya. Perbanyakan dengan tunas (kuncup) terjadi pada ujung-
ujung beberapa prosteka. Bakteri lain dalam kelompok ini membentuk
pelekap. Struktur ini muncul pada satu ujung sel dan terdiri dari bahan
dinding sel dan membran dengan bahan adhesif pada ujungnya. Alat ini
memungkinkan bakteri ini melengketkan dirinya pada permukaan. Ciri-
cirinya sel dengan prosteka atau pelekap. Perbanyakan dengan berkuncup dan
membelah. Beberapa spesies motil karena flagela kutub, spesies lain
nonmotil. Bentuk sel bola, oval, ginjal, batang dengan ujung meruncing ;
beberapa menunjukan pertumbuhan seperti hifa (filamen). Habitat tanah,
lingkungan akuatik.

Kelompok 5. Spiroket
Bakteri ini bercirikan sel-sel langsing, lentur, terpilin-pilin. Berbagai
spesies mempunyai ukuran panjang yang berkisar antara 3 sampai 500
mikrometer. Dapat bergerak dengan berbagai cara. Beberapa adalah saprofit
dan yang lain parasit. Penyebab penyakit sifilis. Treponema pillidium,
termasuk kelompok ini. Treponema pallidium adalah parasit obligat yang
hanya tumbuh pada jaringan hidup. Ciri-cirinya dinding sel lentur (tidak
kaku). Morfologi sel langsing, terpilin (spiral) ; ukuran, berbentuk ujung dan
derajat pilinnya merupakan ciri pembeda. Perbanyakan dengan pembelahan
melintang. Motil karena rotasi cepat sepanjang sumbu panjang spiralnya
ataupun karena lenturan sel-selnya ; gerak obeng. Banyak spesies gram
negatif. Habitat tanah dan lingkungan akuatik ; setiap jaringan atau organ
vaskular pada tubuh, termasuk daerah genital (alat kelamin) dan sistem saraf
pusat pada manusia dan binatang lain. Patogenesitas beberapa spesies
patogenik terhadap manusia dan binatang lain.

Kelompok 6 Bakteri Spiral dan Lengkung


Bakteri ini, sebagaimana spiroket, terpilin-pilin, tetapi tidak lentur
melainkan kaku. Beberapa spesies, vibrio, mempunyai bentuk seperti koma.
Beberapa hidup bebas dalam lingkungan akuatik. Yang lainnya saprofit atau
parasit. Campylobacter fetus, satu spesies dalam kelompok ini, adalah
penyebab keguguran pada hewan ternak atau hewan lain dan dapat pula
menjangkiti manusia. Ciri-cirinya adalah dinding sel kaku, bentuk sel batang
terpilin-pilin, beberapa dengan satu atau lebih putaran lengkap. Motil karena
flagela. Gram negatif. Habitat lingkungan akuatik, organ-organ reproduktif,
saluran pencernaan, dan rongga mulut hewan (termasuk manusia).
Patogenesitas, beberapa spesies patogenik bagi binatang (termasuk manusia).

Kelompok 7 Batang dan Kokus Aerobik Gram Negatif


Kelompok ini terdiri dari banyak sekali bakteri yang serupa dalam
morfologi dan dalam reaksi gram serta aerobik namun sangat berlainan dalam
ciri-ciri metaboliknya. Dari segi morfologi, mereka dapat dianggap mewakili
sel-bakteri yang khas ; yaitu sel-selnya tampak satu-satu dan berdimensi
sekitar 0,5-1 x 1,5-4, 0 mikrometer. Karena banyak spesies dalam kelompok
ini morfologinya demikian serupa, maka perlu digunakan sifat-sifat
biokimiawi untuk pembendaannya.
Beberapa spesies bersifat patogenik. Secara Brucella menyebabkan
keguguran pada hewan dan dapat juga menginfeksi manusia. Francisella
tularensis, penyebab penyakit tularemia (demam kelinci) termasuk kelompok
ini. Tularemia, terutama merupakan penyakit pada binatang pengerat (roden),
dapat ditularkan pada manusia dari kelinci, msalnya jika darah kelinci masuk
ke dalam luka iris atau luka gores. Ciri-ciri morfologi sel berbentuk batang,
lonjong, bola, dimensi khas untuk bakteri, yaitu 0,5-1,0 mikrometer. Motil
karena flagela atau nonmotil. Aerobik. Gram negatif. Ciri-ciri metabolik
khusus pada berbagai spesies, beberapa dapat menambat nitrogen dari udara ;
beberapa dapat mengoksidasi senyawa-senyawa berkarbon satu, misalnya
metan atau metanol ; beberapa dapat menghancurkan berbagai macam
senyawa. Habitat tanah dan lingkungan akuatik, air asin. Patogenesitas,
beberapa spesies patogenik bagi manusia dan binatang lain.

Kelompok 8 Batang Anaerobik Fakultatif Gram Negatif


Banyak di antara bakteri yang sangat umum termasuk ke dalam
kelompok yang secara fisiologis sangat berlainan ini. Karena banyak benar di
antara spesies di dalam kelompok ini serupa morfologinya, maka perlu
digunakan banyak sekali uji tambahan (biokimia, fisiologi, dan atau serologi)
untuk mengidentifikasi spesies. Banyak skema uji laboratorium yang seteliti-
telitinya secara khusus dikembangkan untuk mencirikan dan mengidentifikasi
bakteri dalam kelompok ini.
Salah satu spesies bakteri yang diteliti secara teramat luas ialah
Escherichia coli, anggota kelompok. Bakteri ini, karena merupakan penghuni
normal dalam saluran pencernaan manusia dan hewan, maka digunakan
secara luas sebagai indikator pencemaran. Bakteri dalam kelompok ini juga
mengakibatkan banyak infeksi pada saluran pencernaan makanan (enterik)
manusia dan hewan, juga penyebab penyakit pada beberapa tanaman.
Beberapa contoh ialah Shigella spp. yang menyebabkan disentri ; Salmonella
spp. yang menyebabkan demam tifoid dan infeksi-infeksi enterik lainnya ;
Yersinia pestis, yang menyebabkan pes ; dan Vibrio cholerae penyebab
penyakit kolera. Spesies dari genus Erwinia menyebabkan banyak penyakit
tumbuhan. Ciri-cirinya, morfologi sel batang pendek (0,5-1,0 x 1,0-3,0
nanometer), banyak sekali kesamaan morfologi pada sel-sel di antara taksa.
Motil, sel-selnya peritrikus (yakni flagela secara merata tersebar di seluruh
permukaan sel) atau nonmotil. Ciri-ciri biokimiawi banyak sekali terjadi
perubahan pada substrat, dan keterangan ini memberikan cara-cara dasar
untuk pembedaan dan identifikasi spesies. Anaerobik fakultatif. Gram negatif.
Habitat lingkungan akuatik, tanah, makanan, air seni, tinja. Patogenesitas,
banyak spesies patogenik bagi manusia dan hewan ; beberapa patogenik bagi
tumbuhan.
Kelompok 9 Batang Gram Negatif Anaerobik
Sel-sel bakteri dalam kelompok ini rupa-rupanya muncul dalam banyak
bentuk (pleomorfik). Juga mereka itu anaerob obligat. Berbagai spesies
diisolasi dari pelbagai sumber, misalnya rongga mulut manusia, saluran
pencernaan makanan (mereka di sini predominan) dan tinja manusia serta
hewan, rumen (ruang dalam perut) hewan ternak biri-biri, juga dalam jaringan
terinfeksi. Bakteri-bakteri ini, sebagai kelompok, belum dicirikan secara
terperinci seperti halnya kelompok-kelompok lain. Data biokimiawi yang luas
mengenai suatu biakan diperlukan untuk mengidentifikasi spesies yang
tergolong kelompok ini. Ciri-cirinya, morfologi bentuk batang, lurus atau
lengkung, memperlihatkan banyak sekali pleomorfisme (adanya berbagai
bentuk dalam spesies yang sama). Motilitas, sel-selnya peritrikus atau
monotrikus (satu flagelum) ; beberapa spesies nonmotil. Ciri-ciri biokimiawi
banyak sekali produk dihasilkan dari fermentasi gllukose. Anaerob obligat,
beberapa spesies sangat peka terhadap oksigen bebas. Habitat rongga-rongga
alamiah pada manusia dan hewan ; juga saluran pencernaan serangga.
Patogenesitas, beberapa spesies patogenik bagi manusia dan hewan lain.

Kelompok 10 Kokobasilus dan Kokus Gram Negatif


Kelompok ini relatif kecil, dengan dua spesies patogenik yang umum,
yaitu Neisseria gonorrhoeae, penyebab penyakit gonorea, dan Neisseria
meningitidis penyebab penyakit meningitis (radang selaput otak). Reaksi
gram dan morfologi sel merupakan ciri-ciri penting untuk mengidentifikasi
bakteri-bakteri ini. Sebagai contoh, jika preparat gram yang dibuat dari
kotoran saluran kemih menampakkan diplokokus gram negatif, maka hal ini
merupakan bukti yang baik adanya infeksi oleh gonokokus. Genus lain dalam
kelompok ini, Moraxella, dikaitkan dengan infeksi mata. Beberapa spesies
adalah saprofit dan yang lain parasit. Ciri-ciri morfologi sel, kokus,
berpasangan (diplokokus) dan dalam masa ; beberapa kokobasili (batang-
batang pendek), terdapat tunggal dan berpasangan. Nonmotil, gram negatif,
aerobik. Ciri-ciri biokimiawi, kemampuan yang terbatas untuk merombak
berbagai senyawa (karbohidrat, protein, dan sebagainya). Habitat, pada
selaput lendir manusia dan hewan. Patogenesis, beberapa spesies patogenik
untuk manusia, terutama Neisseria gonorrhoeae dan Neisseria meningitidis.

Kelompok 11 Kokus Anaerobik Gram Negatif


Kelompok bakteri ini memperlihatkan banyak keragaman dalam hal
ukuran. Diameter sel untuk berbagi spesies berkisar antara 0,3 sampai 2,5
mikrometer. Dianggap sebagai parasit pada manusia dan hewan, di situ
terdapat dalam jumlah besar pada saluran-saluran pernafasan dan pencernaan
makanan. Penetapan spesies di dalam kelompok ini terutama didasarkan pada
ciri-ciri biokimiawi biakan. Bakteri-bakteri ini tidak dianggap sebagai
patogen. Ciri-ciri morfologi sel, sangat kecil (0,3-0,5 mikrometer) sampai sel-
sel bulat yang lebih besar (2,5 mikrometer) berpasangan, dalam massa, atau
rantai, nonmotil, anaerobik. Ciri-ciri biokimiawi, merombak karbohidrat dan
asam-asam lemak, habitat, saluran pernafasan dan saluran pencernaan
manusia dan hewan. Parasitik.

Kelompok 12 Bakteri Kemolitotrofik Gram Negatif


Ciri-ciri khusus yang umum dalam kelompok bakteri ini ialah
kemampuannya menghasilkan energi dari oksidasi zat-zat kimia anorganik.
Mereka disebut kemolitotrofik. Bakteri ini semuanya gram negatif, tetapi
mnorfologinya beragam. Bentuk sel berbagai spesies dapat seperti batang,
bola atau spiral. Beberapa motil dan yang lain nonmotil. Mereka terdapat
dalam tanah dan lingkungan akuatik secara luas serta teramat penting karena
melakukan perubahan-perubahan biokimiawi dalam lingkungan-lingkungan
tersebut. Mereka tidak patogenik. Ciri-ciri autotrofik (energi diperoleh dari
oksidasi senyawa-senyawa anorganik, misalnya amonia dan nitrit, belerang
dan senyawa-senyawa belerang tereduksi, atau besi dan mangan). Morfologi
sel, bulat, batang, spiral, membran berlapis banyak pada beberapa spesies;
bakteri pengoksidasi belerang dapat menyimpan butir-butir belerang motil
karena flagela atau nonmotil, gram negatif. Habitat, tanah, limbah,
lingkungan akuatik; lingkungan-lingkungan alamiah yang banyak
mengandung belerang, besi, atau mangan, misalnya air tambang asam dan
sumber air panas belerang.

Kelompok 13 Bakteri Penghasil Metan (Metanogenik)


Ciri pemersatu dalam kelompok ini ialah kemampuannya menghasilkan
metan. Gas ini dibentuk dalam keadaan anaerobik. Dari segi morfologi,
bakteri metanogenik ini sangat bermacam-macam. Tersebar luas di alam,
dijumpai dalam lingkungan akuatik, terutama endapan berlumpur pada
perairan alamiah dan pencerna limbah. Juga terdapat dalam jumlah besar
dalam rumen hewan ternak. Ciri-ciri autotrofik atau heterottrofik, energi
dihasilkan dari oksidasi hidrogen atau format atau asetat dengan pembentukan
metan dan CO2, morfologi sel, bola, batang, spiral. Motil karena
flagelankutub atau nonmotil. Gram positif atau gram negatif. Anaerobik.
Beberapa spesies termofilik. Habitat, saluran gastrointestinal pada binatang,
endapan pada lingkungan, dan limbah.

Kelompok 14 Kokus Gram Positif


Dalam kelompok ini terkumpul banyak spesies patogenik yang penting
bagi manusia dan hewan. Semuanya berupa kokus gram positif, tetapi
menunjukan perbedaan dalam penetaan sel-selnya. Pemeriksaan mikroskopik
preparat gram dari spesimen klinis dapat berguna untuk identifikasi bakteri
yang menjadi penyebab suatu infeksi. Patogen-patogen utama dalam
kelompok ini ialah berbagai stafilokokus dan streptokokus. Banyak spesies
adalah saprofit. Beberapa spesies penting dalam industri makanan dan
persusuan. Ciri-ciri morfologi sel, kokus terdapat tunggal atau berpasangan,
dalam rantai, paket, atau gerombol. Nonmotil. Gram positif. Anaerobik
fakultatif atau mikroaerofilik. Hetetrofik, persyaratan nutrien berkisar luas.
Habitat, tanah, air tawar; kulit dan selaput lendir pada binatang berdarah
panas, termasuk manusia. Patogenisitas, beberapa spesies merupakan patogen
penting pada hewan (termasuk manusia); banyak yang saprofitik.
Kelompok 15 Batang Dan Kokus Pembentuk Endosprora
Ciri pembeda yang meninjol pada bakteri ini ialah kemampuannya
membentuk endospora. Kebanyakan spesies berbentuk batang. Beberapa
spesies aerobik (genus Bacillus) dan yang lainnya anaerobik (genus
clostrodium). Beberapa spesies menyebabkan infeksi pada manusia dan
hewan, termasuk serangga. Ciri-ciri morfologi sel, batang, kecuali satu
spesies mempunyai sel-sel bulat dan dalam bentuk paket. Motil karena flagela
atau nonmotil. Reaksi gram, kebanyakan spesies gram-positif. Aerobik,
anaerobik fakultatif, anaerobik, atau mikroaerofilik.
Endospora: dibentuk oleh semua spesies. Habitat : tanah air, lingkungan
aquatik, saluran pencernaan hewan (termasuk manusia)
Patogenisitas : beberapa patogen bagi hewan (termasuk manusia. Banyak
peracunan makanan.

Kelompok 16 Bakteri Batang Gram Positip Tak Membentuk Spora


Kelompok ini hampir seluruhnya terdiri dari laktobasilius, yaitu
berbentuk batang dak membentuk spora yang erat hubungannya dengan susu
dan produk susu. Mereka mampu memfermentasi gula susu (laktose) menjadi
asam ;laktat dan asam-asam lain. Dapat dijumpai dalam hewan yang
melakukan fermentasi dan produk tumbuhan serta dalam rongga mulut,
vagina dan saluran pencernaan manusia dan hewan. Mereka tidak dianggap
patogenik. Ciri-ciri terpilih Morfologi sel : basilus terdapat tunggal atau
dalam rantai Nonmotil Gram positif Anaerobikatau anaerobik fakultatif
Ciri-ciri metabolik : asam laktat merupakan produk akhir yang khas dari
fermentasi Habitat : produk persusuan, produk-produk dari daging dan
butiran (grain), air, limbah, serta produk fermentasi,; rongga mulut, vagina,
serta saluran pencernaan makanan hewan (termasuk manusia).

Kelompok 17 Aktinomisetes Dan Organisme yang Sekerabat


Kelompok bakteri ini besar lagi amat beragam. Ciri pemersatu ialah
pleomorfisme sel-selnya dan kecenderungan membentuk filamen (hifa)
bercsbsng. Pada beberapa kelompok taksonomi (famili) hifa-hifa itu bersatu
membentuk miselium. Banyak spesies patogenik terdapat dalam kelompok
ini, termasuk Corynebacterium diphteriae, mycobacterium tubercolosis, dan
Actinomyces israelii. Yang terakhir ini adalah penyebab penyakit
aktinomikosis pada manusia dan hewan-hewan lain.
Ciri-ciri terpilih Ciri-ciri morfologi sel: sangat bergam dan pleomorfik,
bentuk batang tak beraturan, filamen, dan filamen bercabang; struktur
miselium. Nonmotil.gram positip. Aerobik, anaerobik, fakultatif, atau
anaerobik. Habitat: tanah, lingkungan akuatik, air dan binatang (termasuk
manusia) Patogenitas: banyak patogen penting bagi hewan (termasuk
manusia) dan tumbuhan.

Kelompok 18 Priketsia
Priketsia termasuk bakteri yang paling kecil, ukuran berkisar dari 0,3-
0,7 ohm (lebar) dan 1,0-2 ohm (panjang) riktesia termasuk gram negatif dan
nonmotil. Ciri-ciri khususnya dalah obligat dan hubungannya dengan
antropoda, penghisap darah seperti, caplak, kutu, dan tungau-tungau, parasit
lainnya. Riketsia hanya tumbuh pada sel tubuh hdup lain dan serangga,
mereka itu adalah parasit obligat intraseluler, riketsia adalah penyebab
berbagai penyakit yaitu : demam typus, demam bercak rokimon montain.
Pada umumnya ditularkan pada penghisap darah, serangga yang terinfeksi,
yang menghisap darah dari individu sehat, menjangkiti individu tersebut
secara langsung dengan bagian mulutnya sewaktu menembus kulit atau lewat
kotorannya yang masuk melalui lapisan kuliat yang robek. Ciri-ciri terpilih
Morfologi sel : batang pendek atau lonjong, sering kali pleomorfik, beberapa
berbentuk tubuh kokoit atau tubuh erlementer, yang berkembang menjadi
tubuh yang lebih berkembang dari daur hidup yang khas. Termasuk gram
negatif dan nonmotil Parasit obligat intraseluler atau (kultifasi labolatoris
dalam sisitem kultur jaringan atau hewan) Habitat: serangga pembawa,
burung, dan mamalia(termasuk manusia) Patonesitas: banyak patogen penting
pada manusia dan hewan
Kelompok 19. Mikoplasma
Ciri khusus mikoplasma ialah tidak adanya dindingsel sejati. Sel-selnya
dibungkus oleh suatu membran, tetapi membran ini tidak mengandung satuan
struktural yaitu asm muramat dan asam diaminopimelat yang terdapat dalam
dinding sel lainnya yang memberikan kekekuan dari dinding sel. Ukuran sel
berukuran antara bola sangat kecil(125-150 nm) atau benda agak lonjong
sampai kepada mikropilamen ramping dengan panjang antara sampai 100
mm. Mereka sangat pleomorfik. Ciri-ciri terpilih
Morfologi sel: tidak ada dinding sel sejati, kandungan sel terbungkus oleh
membran sel berlapis tiga yang tak kaku. Bebrapa sel sangat kecil dan sangat
pleomorfik. Biasanya nonmotil, termsuk gram negatif dan bersifat anaeorobik
fakultatif. Habitat: selaput lendir, saluran pernafasan, dan saluran alat kelmin
bawah. Patogenisitas : parasit dan patogen pada banyak mamlia dan burung,
beberapa mungkin termasuk pada tumbuhan.

Anda mungkin juga menyukai