Diagnosis pada pasien ini adalah kista ovarum suspek malignansi dengan
diagnosa banding kanker ovarium. Berdasarkan anamnesis adanya benjolan di daerah
perut yang lama kelamaan makin membesar dan sebelumnya sudah menjalani
pemeriksaan USG dengan gambaran lesi kistik kesan kista ovarium +/- 30 cm.
Kista ovarium pada pasien dicurigai mengarah keganasan hal ini dikarenakan
pasien mengeluh benjolan yang lama kelamaan makin membesar dalam waktu singkat.
Pasien menyadari benjolan sebesar batok kelapa di perut kanan bawah sejak Januari
2020, kemudian bulan Juli 2020 ukuran kista sekitar 30 cm dari hasil pemeriksaan USG
dan dari hasil pemeriksaan fisik pada tanggal 03 Januari 2021 tampak massa asimetris
pada kuadran kanan bawah abdomen sampai atas abdomen dengan ukuran 42 x 58 cm,
pada palpasi konsistensi padat, immobile, batas tidak tegas, asites (-), pada perkusi redup
di seluruh kuadran abdomen yang mendakan adanya massa. Temuan USG yang konsisten
dengan kista jinak pada semua kelompok usia adalah tipis, dinding licin, dan tidak
adanya sekat, komponen padat, dan aliran internal pada doppler warna. 25 Literatur
menyebutkan hasil pemeriksaan fisik tumor ovarium bila ditemukan massa unilateral,
kistik, bergerak yang kemungkinan massa jinak. Massa yang bilateral, padat, immobile,
ireguler, disertai asites dan pertumbuhan cepat kemungkinan massa ganas.6 Hasil
pemeriksaan fisik pada pasien tidak semuanya sesuai dengan teori tersebut. Pasien juga
mengeluh tidak menstruasi, nyeri di daerah perut kanan atas sampai menjalar ke
pinggang, sesak atau begah di daerah ulu hati, tidak BAB selama 3 hari, penurunan nafsu
makan karena cepat merasa begah, lemas, dan mual. Beberapa keluhan pasien sesuai
dengan teori early warning sign pada kanker ovarium yaitu ukuran abdomen yang
bertambah, perut kembung, lemas atau fatigue, nyeri abdomen, gangguan cerna, tidak
bisa makan seperti normal, konstipasi, nyeri pinggang, inkontinensia urin, penurunan
berat badan yang tidak jelas.15 Nyeri, pertambahan ukuran abdomen, kembung, dan gejala
berkemih menjadi gejala indikatif keganasan daripada tumor jinak.9 Sedangkan Pada
pasien tidak ada keluhan berkemih, dan penurunan berat badan, pasien mengatakan berat
badannya bertambah dari 53 kg menjadi 59 kg karena adanya benjolan di abdomen.
Untuk diagnosis pasti keganasan ovarium bedasarkan hasil histopatologi. 14 Pada
pasien belum dilakukan pemeriksaan histopatologi. Sehingga diagnosis pasien adalah
kista ovarium suspek keganasan dengan diagnosis banding kanker ovarium. Sebaiknya
pasien menjalani USG ulang atau CT Scan.