Tam5001kesehatan Dan Keselamatan Kerja Pertamba
Tam5001kesehatan Dan Keselamatan Kerja Pertamba
Identifikasi Bahaya, Penilaian Resiko dan Pengendalian Resiko merupakan salah satu
syarat elemen Sistem Manajemen Keselamatan Kerja (OHSAS 18001:2007 klausul 4.3.1.)
Identifikasi Bahaya dilaksanakan guna menentukan rencana penerapan K3 di lingkungan
kerja.
Identifikasi bahaya resiko harus dilakukan pada setiap proses pekerjaan yang dilakukan,
karena setiap proses ada kemungkinan menimbulkan bahaya yang berbeda, sehingga
diharapkan perlu adanya kewaspadaan bagi setiap pekerja, karena kewaspadaan merupakan
langkah yang lebih baik untuk menghindari resiko bahaya sebelum terjadi, sedangkan
penggunaan APD merupakan prioritas akhir yang dipilih untuk menghindari resiko
Penilaian resiko menggunakan pendekatan metode matriks resiko yang relatif sederhana serta
mudah digunakan, diterapkan dan menyajikan representasi visual di dalamnya.
3
Page
Insiden, kecelakaan kerja dan nearmiss merupakan tolak ukur utama dalam mengukur tingkat
kinerja K3 secara umum. Semua kejadian yang berkaitan dengan ketiga hal di atas perlu
dicatat dan diselidiki/investigasi guna menentukan langkah-langkah perbaikan untuk
meningkatkan kinerja K3 di tempat kerja. Form (Gambar 2) ini digunakan sebagai alat untuk
mencatat kejadian beserta kronologi kejadian insiden, kecelakaan kerja maupun nearmiss
baik itu terhadap tempat, waktu, pekerjaan, alat/mesin, bahan, serta hal-hal terkait
insiden/kecelakaan kerja.
Form laporan kecelakaan kerja/insiden kerja juga digunakan untuk mencatat kerugian-
kerugian yang ditimbulkan akibat insiden, kecelakaan kerja ataupun nearmiss.
4
Page
5
Selanjutnya form laporan insiden/kecelakaan kerja digunakan untuk mencatat seluruh hasil
penyelidikan (investigasi) berkaitan dengan sebab-sebab kecelakaan kerja/insiden kerja baik
penyebab langsung, penyebab tidak langsung maupun penyebab dasarnya.
Catatan paling akhir dari laporan insiden/kecelakaan kerja ialah mencatat hasil-hasil tindakan
perbaikan dan pencegahan yang direncanakan berdasarkan hasil investigasi
insiden/kecelakaan kerja berikut dengan jadwal pelaksanaan, wewenang pelaksanaan serta
perkembangan pelaksanaannya.
Bagian paling akhir dari laporan insiden/kecelakaan kerja dapat diisi gambar-gambar (foto)
dokumentasi kecelakaan kerja serta catatan-catatan penting lainnya yang
diperlukan/dibutuhkan dalam laporan kejadian.
Job Safety Analysis (JSA) atau dikenal juga dengan Job Hazard Analysis merupakan upaya
untuk mempelajari/menganalisa dan serta pencatatan tiap-tiap urutan langkah kerja suatu
pekerjaan, dilanjutkan dengan identifikasi potensi-potensi bahaya di dalamnya kenudian
diselesaikan dengan menentukan upaya terbaik untuk mengurangi ataupun
menghilangkan/mengendalikan bahaya-bahaya pada pekerjaan yang dianalisa tersebut.
6
Page
Dengan menyusun/menerbitkan dan mensosialisasikan Job Safety Analysis pada tenaga kerja
merupakan salah satu upaya untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja di tempat kerja.
Pekerjaan yang memiliki riwayat kecelakaan kerja paling parah ataupun sering
merupakan prioritas utama untuk dianalisa keselamatannya. Faktor-faktor yang perlu
diperhatikan dalam menentukan pekerjaan yang akan dianalisa ialah sebagai berikut :
Hasil dari pemantauan dan pengukuran kinerja K3 dianalisa dan digunakan untuk
mengidentifikasi tingkat keberhasilan kinerja K3 ataupun kebutuhan perlunya tindakan
perbaikan ataupun tindakan-tindakan peningkatan kinerja K3 lainnya.
Perusahaan juga menggunakan komputer dan program-program komputer sebagai alat untuk
menganalisa hasil pemantauan dan pengukuran kinerja K3 di tempat kerja.
Perusahaan tidak menggunakan alat-alat yang tidak dikalibrasi dengan tepat ataupun yang
sudah mengalami kerusakan untuk melaksanakan pemantauan dan pengukuran kinerja K3 di
tempat kerja.
Kalibrasi dan perawatan alat ukur pemantauan dan pengukuran kinerja K3 dilaksanakan oleh
9
personil ahli terhadap pelaksanaan kalibrasi dan perawatan alat-alat ukur yang digunakan.
Page
Pengendalian Operasi K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja) di Tempat Kerja
Setelah seluruh bahaya K3 di tempat kerja telah diidentifikasi dan dipahami, Perusahaan
menerapkan pengendalian operasi yang diperlukan untuk mengelola resiko-resiko terkait
bahaya-bahaya K3 di tempat kerja serta untuk memenuhi peraturan perundang-undangan dan
persyaratan lainnya terkait dengan penerapan K3 di tempat kerja.
Pengendalian operasi akan diterapkan dan dievaluasi secara bersamaan untuk mengetahui
tingkat keefektivan dari pengendalian operasi serta terintegrasi (tergabung) dengan
keseluruhan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja Perusahaan.
1. Umum :
o Perawatan dan perbaikan fasilitas/mesin/alat reguler.
o Kebersihan dan perawatan tempat kerja.
o Pengaturan lalu lintas manusia/barang, dsb.
o Pemasokan dan Perawatan Fasilitas Kerja/Fasilitas Umum.
o Perawatan suhu lingkungan kerja.
o Perawatan sistem ventilasi dan sistem instalasi listrik.
o Perawatan sarana tanggap darurat.
o Kebijakan terkait dinas luar, intimidasi, pelecehan, penggunaan obat-obatan
dan alkohol.
o Program-program kesehatan dan pengobatan umum.
o Program pelatihan dan pengembangan pengetahuan.
o Pengendalian akses tempat kerja.
2. Pekerjaan Bahaya Tinggi :
o Penggunaan prosedur, instruksi kerja dan cara kerja aman.
o Penggunaan peralatan/mesin yang tepat.
10