Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PRAKTIKUM OBSTETRI & GINEKOLOGI

ACARA I

SISTEM PLASENTASI, PERKEMBANGAN FETUS, DAN KEBUNTINGAN

DISUSUN OLEH

NAMA : Muhammad Naufal

NIM : 17/414504/KH/09391

ASISTEN : Siti Diyani Ludfiyaningrum, S.K.H

DEPARTEMEN REPRODUKSI DAN OBSTETRI

FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN

UNIVERSITAS GADJAH MADA

YOGYAKARTA
Departemen Reproduksi dan Obstetri 2018|
2020 1
LAPORAN PRAKTIKUM ACARA I
SISTEM PLASENTASI, PERKEMBANGAN FETUS DAN KEBUNTINGAN

I. TUJUAN PRAKTIKUM
1. Mengetahui periode perkembangan fetus
2. Mengetahui hormonal kebuntingan yang berperan
3. Mengetahui macam-macam dan tipe-tipe plasenta berbagai hewan
4. Mengetahui susunan plasenta setiap hewan

II. TINJAUAN PUSTAKA


1. FERTILISASI
A. Pengertian
Fertilisasi merupakan peristiwa bertemu dan bersatunya sel ovum dengan sel
spermatozoa. Penggabungan ini menghasilkan suatu sel baru yang disebut zygote.
(Pratiwi, dkk. 2019)

B. Tahapan Fertilisasi
Saat sel spermatozoa sudah memasuki tuba fallopi, spermatozoa harus menembus
lapisan sel granulose, zona pelusida dan membran vitellin. Spermatozoa akan
penetrasi sel granulose menggunakan enzim hyaluronidase untuk mencerna asam
hyaluronat pada sel-sel cumulus. Lalu spermatozoa akan berikatan dengan zona
pelusida dan melakukan penetrasi menggunakan reaksi mirip antigen-reseptor.
Protein padaa spermatozoa berperan sebagai antigen dan glikoprotein zona
pelusida sebagai reseptor. Glikoprotein ZP3 bertindak sebagai reseptor primer dan
merangsang pengeluaran enzim hidrolitik yang akan meluruhkan zona pelusida.
Selanjutnya kepala spermatozoa akan kapasitasi dan berfusi dengan selaput
vitellin dengan dibantu oleh enzim acrosyn yang membuat celah. Terjadinya
fertilisasi akibat peristiwa molekuler yang memungkinkan spermatozoa
mengenali, mengikat dan berfusi dengan oosit. Terjadilah pembelahan sel zigot
menjadi 2 sel, 4 sel, 8 sel, 16 sel hingga menjadi morula.
(Pratiwi, dkk. 2019)

Departemen Reproduksi dan Obstetri 2018|


2. IMPLANTASI (Pengertian) 2
Proses menempelnya embrio (tahap blastosis) pada endometrium induk (dinding
rahim) sehingga terjadi hubungan antara selapaut ekstra embrionik dengan lendir
rahim. Hal ini dimulai dari adanya hatching, embrio keluar dari selubung zona
pelusida setelah mengalami pembelahan (cleavage) dan morula.
(Pratiwi, dkk. 2019)

3. Kebuntingan
A. Pengertian
Perkembangan embrio dan fetus terjadi di dalam alat reproduksi induknya sampai
saatnya dilahirkan. Perkembangan dalam uterus sangat dipengaruhi oleh nutrisi
dari induk sampai akhir kebuntingan.
(Lestari dan Ismudiono, 2014)

B. Hormon Kebuntingan (+Fungsi dan Organ Penghasil)


i. Progesteron
Hormon utama pemelihara dan menjaga kebuntingan. Dihasilkan oleh
corpus luteum dan plasenta.
ii. Estrogen
Membantu progesteron dan juga mempersiapkan glandula mammae.
Dihasilkan Corpus luteum.
iii. Relaksin
Aksi biologik yang utama dari relaksin adalah dilatasi serviks dan vagina
selama kelahiran. Juga menghambat kontraksi uterus dan menyebabkan
peningkatan pertumbuhan kelenjar susu bila diberikan bersama estradiol.
Dihasilkan korpus luteum dari ovarium
iv. Prolaktin
Berperan dalam stimulasi laktasi induk dan tingkah laku keibuan pada
beberapa hewan. Dihasilkan oleh hipothalamus.
v. Oxytocin
Berperan dalam induksi kelahiran dan penurunan susu (milk let down)
setelah kelahiran fetus. Dihasilkan oleh hipothalamus.
Departemen Reproduksi dan Obstetri 2018|
(Lestari dan Ismudiono, 2014) 3
C. Perkembangan Fetus (+Penjelasan singkat)
i. Periode Ovum
Setelah terjadi fertilisasi, tahap selanjutnya adalah pembelahan secara
mitosis pada zigot. Blastula merupakan lanjutan dari stadium pembelasan
berupa massa blastomer membentuk dasar calon tubuh hewan, pada tahap
ini terbentuk blastoselom. Gastrula adalah proses kelanjutan stadium
blastula, tahap akhir proses gastrulasi ditandai dengan terbentuknya
gastroselum dan sumbu embrio sehingga embrio mulai tumbuh
memanjang tubulasi merupakan kelanjutan dari stadium gastrula. Embrio
pada stadium ini disebut neurula karena pada tahap ini terjadi neurulasi
yaitu pembentukan bumbung neural. Selanjutnya terjadi organogenesis,
yaitu tahapan pembentukan organ pada embrio.
(Kusumawati, dkk. 2016)

ii. Periode Embrio


Periode setelah terjadi implantasi sampai saat dimulainya pembentukan
bagian tubuh atau proses organogenesis.
(Lestari dan Ismudiono, 2014)

Germ Layer Organ


1. Kulit, epidermis dan kelenjar
keringat
2. Saraf dan sistem peraba
Ectoderm 3. Kelenjar pituitari dan medula
adrenal
4. Mulut dan gigi
5. Germ cell
1. Tulang dan sistem anggota
gerak
2. Sistem limfatik dan sirkulasi
Mesoderm 3.Sistem reproduksi dan
ekskretori
4. Dermis dari kulit
Departemen Reproduksi dan Obstetri 2018|
5. Cortex adrenal
4
1. Sistem digesti
2. Epitel dari sistem respirasi,
ekskretori dan reproduksi
Endoderm
3. Thymus, thyroid
4. Glandula parathyroid
5. Pankreas
(Reece, dkk. 2011)
iii. Periode Fetus
Merupakan periode setelah periode embrio dimana telah terjadi
organogenesis sampai fetus dilahirkan atau partus.
(Lestari dan Ismudiono, 2014)

D. Komparasi Lama Kebuntingan berbagai Hewan

LAMA WAKTU
HEWAN
(HARI)
SAPI 279 hari
KERBAU 320 hari
DOMBA 148 hari
KAMBING 148 hari
BABI 114 hari
KUDA 335 hari
ANJING, KUCING 63 hari
(Lestari dan Ismudiono, 2014) dan (Puja dan Gunawan, 2020)

4. Sistem Plasentasi
A. Pengertian Plasenta (+gambar)
Plasenta digunakan untuk pertukaran timbal balik faal antara induk dengan fetus,
terdiri atas dua komponen yaitu selaput ekstra embrionik (korioalantois) dan
selaput lendir rahim yang berintegrasi menjadi satu kesatuan. Fungsi utamanya
sebagai tempat pertukaran gas, nutrisi, hormon antibodi dan keluarnya zat sisa;
Departemen
kelenjar endokrin karena menghasilkan hormon sepertiReproduksi dan Obstetri
HCG; barrier pencegah2018|
5
bercampurnya darah induk dan fetus; sistem imun utama bagi fetus.
(Pratiwi, dkk. 2019)

(Pratiwi, dkk. 2019)

B. Bagian-bagian Plasenta

Bagian Fungsi
Pada mamalia, endoderm berkembang dan
menyelubungi yolk. Yolk sac berperan pada
Kantung respiratori, hemopoetik dan penyimpanan. Yolk sac
Kuning Telur memiliki fungsi yang sama dengan hati yaitu
sebagai organ hematopoesis dan melakukan fungsi
biokimia.
Berkembang bersama chorion. Dalam kantong
amnion terdapat cairan yang berfungsi menjaga
Amnion
perkembangan embrio dari shock atau benturan dan
menjaga suhu.
Bersama chorion membentuk allantochorion yang
Allantois membentuk sistem pembuluh darah. Akan
membentuk jaringan menuju plasenta.
Bersama alantois berperan dalam pembentukan
Chorion
plasenta.
(Pratiwi, dkk. 2019)
C. Tipe Plasenta berdasarkan Bentuknya (+Penjelasan singkat dan contoh hewan)
i. Zonary
Vili korion terdapat pada sepertiga tengah korion seperti pita/handuk yang
menyelubungi permukaan korion contohnya pada karnivora.
ii. Diffuse
Vili korion halus, menyebar merata, perlekatan dengan endometrium di
Departemen Reproduksi dan Obstetri 2018|
seluruh korion contohnya pada kuda dan
6 babi.
iii. Discoid
Vili korion membentuk cakram dimana perlekatan korion dengan
endometrium pada daerah ini. Contoh hewan rodentia dan primata.
iv. Cotyledonary
Vili korion berkelompok (kotiledon), kotiledon akan berlekatan dengan
coruncula endometrium (pada induk) contohnya pada hewan ruminansia.
(Pratiwi, dkk. 2019)

D. Tipe Plasenta berdasarkan Histologi/Pertautan terhadap Endometrium Maternal


(+gambar, Penjelasan singkat dan Contoh Hewan)
i. Epitheliochorial
Tipe hubungan dimana epitel endometrium berhubungan dengan korion
(dinding endometrium yang tidak meluruh). Terdapat pada hewan babi dan
kuda.

ii. Synepithelialchorial / Syndesmochorial


Plasenta yang sebagian epitel endometriumnya meluruh, dan jaringan
penunjang berhubungan dengan korion, terdapat pada hewan ruminansia.

Departemen Reproduksi dan Obstetri 2018|


7
iii. Endothelialchorial
Yaitu plasenta dimana endotel pada endomterium induk langsung
berhubungan dengan korion, tipe ini ditemui pada hewan karnivora

iv. Haemochorial
Plasenta yang darah dari induk langsung berhubungan dengan korion,
contohnya pada manusia dan rodentia.

(Pratiwi, dkk. 2019)


Gambar : (Roberts, dkk. 2016)
Departemen Reproduksi dan Obstetri 2018|
8
III. HASIL PRAKTIKUM

Sapi Anjing

Keterangan (min 3) : Keterangan (min 3) :


1. Fetus sapi 1. Fetus anjing
2. Coruncula 2. Amnion
3. Smooth surface 3. Korion
Tipe Plasenta: Cotyledonary Tipe Plasenta: Zonary
1. Bentuk : Plasentom 1. Bentuk : Sabuk/pita pada fetus
2. Histologi : Syndesmochorial 2. Histologi : Endothelialchorial
3. Lama Implantasi : 40 hari 3. Lama Implantasi: 15 hari
4. Lama Kebuntingan: 279 hari 4. Lama Kebuntingan: 58 hari

Babi Primata

Keterangan (min 3) : Keterangan (min 3) :


1. Fetus fetus babi 1. Tali pusar
2. Chorion leave 2. Chorion leave
3. Amnion 3. Fetus primata
Tipe Plasenta: Diffuse Tipe Plasenta: Discoid
5. Bentuk : Allantochoriol 5. Bentuk : piringan
6. Histologi : Epitheliochorial 6. Histologi : Haemochorial
7. Lama Implantasi : 24 hari 7. Lama Implantasi: 30 hari
8. Lama Kebuntingan: 114 hari 8. Lama Kebuntingan:
Departemen 270Obstetri
Reproduksi dan hari 2018|
9
IV. KESIMPULAN
1. Periode perkembangan fetus dimulai dari periode embrio dimana terjadi
pembelahan pasca fertilisasi menjadi 2 sel, lalu 4 sel, 8 sel, 16 sel hingga
morula, blastula dan gastrula. Kemudian terjadi organogenesis dengan lapisan
ektoderm, mesoderm dan endoderm. Setelah terbentuk tubuh fetus, terjadi
perkembangan hingga masa partus.
2. Hormon kebuntingan yang berperan dalam perkembangan fetus adalah
progesteron dan estrogen. Hormon relaksin berperan dalam masa partus, lalu
prolaktin dan oksitosin berperan dalam merangsang laktasi pasca partus.
3. Macam-macam plasenta adalah discoid, diffuse, cotyledonary, zonary. Secara
histologi, dapat dibedakan menjadi epitheliochorial, syndesmochorial,
endotheliochorial dan hemochorial.
4. Plasenta pada fetus terdiri atas yolk sac untuk suplai nutrisi, amnion dan
chorion untuk melindungi fetus dari benturan, allantois membuat saluran
menuju organ induk.

V. DAFTAR PUSTAKA (minimal 3 buku + 2 jurnal >2010)

Kusumawati, A., Febriany, R., Hananti, S., Dewi, MS., Istiyawati, N. 2016.
Perkembangan Embrio dan Penentuan Jenis Kelamin DOC (Day-Old Chicken)
Ayam Jawa Super. Jurnal Sain Veteriner. Vol. 34 no, 1.
Lestari, T.D dan Ismudiono. 2014. Ilmu Reproduksi Ternak. Surabaya : Airlangga
University Press.
Pratiwi, H., Firmawati, A. dan Herawati. 2019. Embriologi Hewan. Malang : Tim
UB Press.
Puja, I.K dan Gunawan, I.W.N.F. 2020. Inseminasi Buatan pada Anjing.
Tasikmalaya: Edu Publisher. Departemen Reproduksi dan Obstetri 2018|
10 The Evolution of the Placenta.
Roberts, R.M., Green, J.A., Schulz, L.C. 2016.
Reproduction review. Reproduction Vol 152 no. 5. R179-R189.

Departemen Reproduksi dan Obstetri 2018|


11

Anda mungkin juga menyukai