Anda di halaman 1dari 10

BAB I spektroskopi serapan atom dan titrasi EDTA, namun penulis memilih titrasi dengan

PENDAHULUAN EDTA karena cara ini masih handal dalam penentuan kesadahan air.
Dari uraian diatas, maka judul yang diangkat adalah analisis tingkat
A. Latar Belakang kesadahan air dengan titrasi EDTA.
Air merupakan bahan yang sangat penting bagi kehidupan umat manusia,
fungsinya bagi kehidupan tidak pernah bisa digantikan oleh senyawa lain. Manusia B. Rumusan Masalah
membutuhkan air dalam semua aspek kehidupan diataranya mencuci, mandi, masak, Berdasarkan latar belakang, maka rumusan masalah adalah bagaimana
dll. cara menentukan kesadahan suatu air sumur ?
Secara biologis air berperan dalam semua proses dalam tubuh manusia,
misalnya pencernaan, metabolisme, transportasi, mengatur keseimbangan suhu tubuh. C. Tujuan
Kekurangan air akan menyebabkan gangguan fisiologis, bahkan mengakibatkan Bertitik tolak dari rumusan masalah diatas, maka tujuan yang ingin dicapai
kematian apabila kekurangan tersebut mencapai 15% dari berat tubuh. Namun jika ada pada penulisan makalah ini adalah mengetahui tingkat kesadahan air sumur
zat-zat yang berlebihan dalam air makan akan berdampak bagi kesehatan, salah satu
contohnya adalah kesadahan air yang tinggi yang dapat mengakibatkan terjadinya batu D. Manfaat
ginjal. senyawa-senyawa kalsium dan magnesium relatif sukar larut dalam air, maka Adapun manfaat dari penulisan makalah ini adalah
senyawa-senyawa itu cenderung untuk memisah dari larutan dalam bentuk endapan 1. Sebagai bahan infomarsi tentang syarat air yang baik
atau presipitat yang akhirnya menjadi kerak. Dalam pemakaian yang cukup lama air 2. Pembaca dapat mengetahui cara menetukan kesadahan air sumur
sadah dapat menimbulkan gangguan ginjal akibat terakumulasinya endapan CaCO 3
dan MgCO3 dalam ginjal.
Air sadah pada umumnya terdapat pada daerah yang mempunyai
pembentukan batu kapur secara geologi yang berlangsung ektensif. Batu-batuan
karbonat mudah mengalami erosi dengan adanya air yang mengandung CO terlarut.
2
Penentuan kesadahan air dapat ditentukan dengan menggunakan

1
BAB II 3. Rasanya tawar
TINJAUAN PUSTAKA Secara fisika, air bisa dirasakan oleh lidah. Air yang terasa asam, manis,
pahit atau asin menunjukan air tersebut tidak baik. Rasa asin disebabkan adanya
A. Air garam-garam tertentu  yang larut dalam air, sedangkan rasa asam diakibatkan adanya
1. Tinjauan umum air asam organik maupun asam anorganik.
Air merupakan unsur penting dalam kehidupan yang hampir seluruh
kehidupan di dunia tidak lepas dari adanya air. Sebuah molekul air terdiri dari sebuah 4. Tidak berbau
atom oksigen yang berikatan kovalen dengan dua atom hidrogen dengan rumus Air yang baik memiliki ciri tidak berbau bila dicium dari jauh maupun dari
kimiawi H O (Winarno, 1997). dekat. Air yang berbau busuk mengandung bahan organik yang sedang mengalami
2
dekomposisi (penguraian) oleh mikroorganisme air.

Persyaratan Kualitas Air


5. Temperaturnya normal
Parameter Kualitas Air yang digunakan untuk kebutuhan manusia haruslah air yang
Suhu air sebaiknya sejuk atau tidak panas terutama agar tidak terjadi
tidak tercemar atau memenuhi persyaratan fisika, kimia, dan biologis.
pelarutan zat kimia yang ada pada saluran/pipa, yang dapat membahayakan kesehatan
dan menghambat pertumbuhan mikro organisme.
1. Persyaratan Fisika Air
Air yang berkualitas harus memenuhi persyaratan  fisika sebagai berikut:
6. Tidak mengandung zat padatan
1. Jernih atau tidak keruh
Air minum mengandung zat padatan yang terapung di dalam air
Air yang keruh disebabkan oleh adanya butiran-butiran koloid dari tanah liat.
(Santoso.2010).
Semakin banyak kandungan koloid maka air semakin keruh.

2. Persyaratan Kimia
2. Tidak berwarna
Kandungan zat atau mineral yang bermanfaat dan tidak mengandung zat beracun.
Air untuk keperluan rumah tangga harus jernih. Air yang berwarna berarti
mengandung bahan-bahan lain yang berbahaya bagi kesehatan.

2
1) pH (derajat keasaman) batuan induk yang banyak ditemukan diperairan umum. Batas maksimal yang
Penting dalam proses penjernihan air karena keasaman air pada umumnya terkandung didalam air adalah 1,0 mg/l
disebabkan gas Oksida yang larut dalam air terutama karbondioksida. Pengaruh yang
menyangkut aspek kesehatan dari pada penyimpangan standar kualitas air minum 4) Aluminium
dalam hal pH yang lebih kecil 6,5 dan lebih besar dari 9,2 akan tetapi dapat Batas maksimal yang terkandung didalam air menurut Peraturan Menteri
menyebabkan beberapa senyawa kimia berubah menjadi racun yang sangat Kesehatan No 82 / 2001 yaitu 0,2 mg/l. Air yang mengandung banyak aluminium
mengganggu kesehatan. menyebabkan rasa yang tidak enak apabila dikonsumsi.

2) Kesadahan 5) Zat organik


Kesadahan ada dua macam yaitu kesadahan sementara dan kesadahan Larutan zat organik yang bersifat kompleks ini dapat berupa unsur hara
nonkarbonat (permanen). Kesadahan sementara akibat keberadaan Kalsium dan makanan maupun sumber energi lainnya bagi flora dan fauna yang hidup di
Magnesium bikarbonat yang dihilangkan dengan memanaskan air hingga mendidih perairan  
atau menambahkan kapur dalam air. Kesadahan nonkarbonat (permanen) disebabkan 6) Sulfat
oleh sulfat dan karbonat, Chlorida dan Nitrat dari Magnesium dan Kalsium disamping Kandungan sulfat yang berlebihan dalam air dapat mengakibatkan kerak air
Besi dan Alumunium. Konsentrasi kalsium dalam air minum yang lebih rendah dari 75 yang keras pada alat merebus air (panci / ketel)selain mengakibatkan bau dan korosi
mg/l dapat menyebabkan penyakit tulang rapuh, sedangkan konsentrasi yang lebih pada pipa. Sering dihubungkan dengan penanganan dan pengolahan air bekas.
tinggi dari 200 mg/l dapat menyebabkan korosifitas pada pipa-pipa air. Dalam jumlah
yang lebih kecil magnesium dibutuhkan oleh tubuh untuk pertumbuhan tulang, akan 7) Nitrat dan nitrit
tetapi dalam jumlah yang lebih besar 150 mg/l dapat menyebabkan rasa mual. Pencemaran air dari nitrat dan nitrit bersumber dari tanah dan tanaman.
Nitrat dapat terjadi baik dari NO 2 atmosfer maupun dari pupuk-pupuk yang digunakan
3) Besi dan dari oksidasi NO2 oleh bakteri dari kelompok Nitrobacter. Jumlah Nitrat yang lebih
Air yang mengandung banyak besi akan berwarna kuning dan besar dalam usus cenderung untuk berubah menjadi Nitrit yang dapat bereaksi
menyebabkan rasa logam besi dalam air, serta menimbulkan korosi pada bahan yang langsung dengan hemoglobine dalam daerah membentuk methaemoglobine yang
terbuat dari metal. Besi merupakan salah satu unsur yang merupakan hasil pelapukan dapat menghalang perjalanan oksigen didalam tubuh.

3
8) Khlorida berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan RI No 82 / 2001 mengenai baku mutu air
Dalam konsentrasi yang layak, tidak berbahaya bagi manusia. Chlorida minum golongan B maksimum yang dianjurkan adalah 12 mg/l. apabila nilai COD
dalam jumlah kecil dibutuhkan untuk desinfektan namun apabila berlebihan dan melebihi batas dianjurkan, maka kualitas
berinteraksi dengan ion Na+ dapat menyebabkan rasa asin dan korosi pada pipa air. air tersebut buruk.

9) Zink atau Zn 2. BOD (Biochemical Oxygen Demand)


Batas maksimal Zink yang terkandung dalam air adalah 15 mg/l. Adalah jumlah zat terlarut yang dibutuhkan oleh organisme hidup untuk
penyimpangan terhadap standar kualitas ini menimbulkan rasa pahit, sepet, dan rasa memecah bahan – bahan buangan didalam air. Nilai BOD tidak menunjukkan jumlah
mual. Dalam jumlah kecil, Zink merupakan unsur yang penting untuk metabolisme, bahan organik yang sebenarnya tetepi hanya mengukur secara relatif jumlah oksigen
karena kekurangan Zink dapat menyebabkan hambatan pada pertumbuhan anak yang dibutuhkan. Penggunaan oksigen yang rendah menunjukkan kemungkinan air
(Santoso.2010). jernih, mikroorganisme tidak tertarik menggunakan bahan organik makin rendah BOD
maka kualitas air minum tersebut semakin baik. Kandungan BOD dalam air bersih
3. Persyratan mikrobiologis menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI No 82 / 2001 mengenai baku mutu air dan air
Persyaratan mikrobiologis yangn harus dipenuhi oleh air adalah sebagai berikut: minum golongan B maksimum yang dianjurkan adalah 6 mg/l. Adanya penyebab
1. Tidak mengandung bakteri patogen, missalnya: bakteri golongan coli; penyakit didalam air dapat menyebabkan efek langsung dalam kesehatan. Penyakit-
Salmonella typhi, Vibrio cholera dan lain-lain. Kuman-kuman ini mudah penyakit ini hanya dapat menyebar apabila mikro penyebabnya dapat masuk ke dalam
tersebar melalui air. air yang dipakai masyarakat untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
2. Tidak mengandung bakteri non patogen seperti: Actinomycetes, Menurut santoso. 2010. Golongan-golongan air berdasarkan kegunaannya
Phytoplankton colifprm, Cladocera dan lain-lain (Sujudi,1995). adalah :
Golongan A : air untuk air minum tanpa pengolahan terlebih dahulu.

1. COD (Chemical Oxygen Demand) Golongan B : air yang dipakai sebagai bahan baku air minum melalui

COD yaitu suatu uji yang menentukan jumlah oksigen yang dibutuhkan oleh suatu pengolahan

bahan oksidan misalnya kalium dikromat untuk mengoksidasi bahan-bahan organik Golongan C : air untuk perikanan dan peternakan

yang terdapat dalam air (Nurdijanto, 2000 : 15). Kandungan COD dalam air bersih

4
Golongan D : air untuk pertanian dan usaha perkotaan, industri dan ada dua macam yaitu air sungai dan air rawa. Air sungai digunakan sebagai air minum,
PLTA. seharusnya melalui pengolahan yang sempurna, mengingat bahwa air sungai ini pada
Sumber air merupakan salah satu komponen utama yang ada pada suatu sistem umumnya mempunyai derajat pengotoran yang tinggi. Debit yang tersedia untuk
penyediaan air bersih, karena tanpa sumber air maka suatu system penyediaan air memenuhi kebutuhan akan air minum pada umumnya dapat mencukupi. Air rawa
bersih tidak akan berfungsi. kebanyakan berwarna disebabkan oleh adanya zat-zat organik yang telah membusuk,
yang menyebabkan warna kuning coklat, sehingga untuk pengambilan air sebaiknya
Macam-macam sumber air yang dapat di manfaatkan sebagai sumber air minum dilakukan pada kedalaman tertentu di tengah-tengah.
sebagai berikut :
1. Air laut 4. Air tanah
Mempunyai sifat asin, karena mengandung garam NaCl.Kadar garam NaCl Air tanah adalah air yang berada di bawah permukaan tanah didalam zone
dalam air laut 3 % dengan keadaan ini maka air laut tidak memenuhi syarat untuk jenuh dimana tekanan hidrostatiknya sama atau lebih besar dari tekanan atmosfer.
diminum.
5. Mata air
2. Air Atmosfer Yaitu air tanah yang keluar dengan sendirinya ke permukaan tanah dalam
Untuk menjadikan air hujan sebagai air minum hendaknya pada waktu hampir tidak terpengaruh oleh musim dan kualitas atau kuantitasnya sama dengan air
menampung air hujan mulai turun, karena masih mengandung banyak kotoran. Selain dalam (Santoso.2010).
itu air hujan mempunyai sifat agresif terutama terhadap pipa-pipa penyalur maupun
bak-bak reservoir, sehingga hal ini akan mempercepat terjadinya korosi atau karatan. 2. Air sadah
Juga air ini mempunyai sifat lunak, sehingga akan boros terhadap pemakaian sabun. Air sadah pada umumnya terdapat pada daerah yang mempunyai
pembentukan batu kapur secara geologi yang berlangsung ektensif. Batu-batuan
3. Air Permukaan karbonat mudah mengalami erosi dengan adanya air yang mengandung CO terlarut,
2
Adalah air hujan yang mengalir di permukaan bumi. Pada umumnya air
yang reaksinya dapat ditunjukkan oleh :
permukaan ini akan mendapat pengotoran selama pengalirannya, misalnya oleh
Persamaan 1 dan 2 (O’Neill, 1994)
lumpur, batang-batang kayu, daun-daun, kotoran industri dan lainnya. Air permukaan
CaCO3(s) + CO2 + H2O Ca2+ + 2 HCO3- (1)

5
MgCO3(s) + CO2 + H2O Mg2+ + 2 HCO3- (2) 1. Air sadah sementara
Air sadah sementara adalah air sadah yang mengandung ion bikarbonat
Kesadahan air adalah kandungan mineral-mineral tertentu di dalam air,
(HCO ), atau boleh jadi air tersebut mengandung senyawa kalsium bikarbonat
3
-
umumnya ion kalsium (Ca) dan magnesium (Mg) dalam bentuk garam karbonat. Air
(Ca(HCO3)2) dan atau magnesium bikarbonat (Mg(HCO 3)2). Air yang mengandung ion
sadah atau air keras adalah air yang memiliki kadar mineral yang tinggi, sedangkan air
atau senyawa-senyawa tersebut disebut air sadah sementara karena kesadahannya
lunak adalah air dengan kadar mineral yang rendah. Selain ion kalsium dan
dapat dihilangkan dengan pemanasan air, sehingga air tersebut terbebas dari ion Ca 2+
magnesium, penyebab kesadahan juga bisa merupakan ion logam lain maupun garam-
dan atau Mg2+. Dengan jalan pemanasan senyawa-senyawa tersebut akan mengendap
garam bikarbonat dan sulfat. Metode paling sederhana untuk menentukan kesadahan
pada dasar ketel. Reaksi yang terjadi adalah : Ca(HCO3)2(aq) CaCO3(s) + H2O(l)
air adalah dengan sabun. Dalam air lunak, sabun akan menghasilkan busa yang
+ CO2(g)
banyak. Pada air sadah, sabun tidak akan menghasilkan busa atau menghasilkan
sedikit sekali busa. Cara yang lebih kompleks adalah melalui titrasi. Kesadahan air total 2. Air sadah tetap
dinyatakan dalam satuan ppm berat per volume (w/v) dari CaCO3. Air sadah tetap adalah air sadah yang mengadung anion selain ion
Air sadah tidak begitu berbahaya untuk diminum, namun dapat bikarbonat, misalnya dapat berupa ion Cl -, NO3- dan SO42-. Berarti senyawa yang
menyebabkan beberapa masalah. Air sadah dapat menyebabkan pengendapan terlarut boleh jadi berupa kalsium klorida (CaCl 2), kalsium nitrat (Ca(NO 3)2), kalsium
mineral, yang menyumbat saluran pipa dan keran. Air sadah juga menyebabkan sulfat (CaSO4), magnesium klorida (MgCl2), magnesium nitrat (Mg(NO3)2), dan
pemborosan sabun di rumah tangga, dan air sadah yang bercampur sabun dapat magnesium sulfat (MgSO4). Air yang mengandung senyawa-senyawa tersebut disebut
membentuk gumpalan scum yang sukar dihilangkan. Dalam industri, kesadahan air air sadah tetap, karena kesadahannya tidak bisa dihilangkan hanya dengan cara
yang digunakan diawasi dengan ketat untuk mencegah kerugian. Untuk menghilangkan pemanasan. Untuk membebaskan air tersebut dari kesadahan, harus dilakukan dengan
kesadahan biasanya digunakan berbagai zat kimia, ataupun dengan menggunakan cara kimia, yaitu dengan mereaksikan air tersebut dengan zat-zat kimia tertentu.
resin penukar ion Pereaksi yang digunakan adalah larutan karbonat, yaitu Na 2CO3(aq) atau K2CO3(aq).
Menurut Wikipedia.2010 Air sadah digolongkan menjadi dua jenis, Penambahan larutan karbonat dimaksudkan untuk mengendapkan ion Ca2+ dan atau
berdasarkan jenis anion yang diikat oleh kation (Ca atau Mg ), yaitu air sadah
2+ 2+
Mg2+.
sementara dan air sadah tetap. CaCl2(aq) + Na2CO3(aq CaCO3(s) + 2NaCl(aq)
Mg(NO3)2(aq) + K2CO3(aq) MgCO3(s) + 2KNO3(aq)

6
Dengan terbentuknya endapan CaCO 3 atau MgCO3 berarti air tersebut telah terbebas karbondioksida (CO2). Air dan CO2 ini lantas membentuk asam karbonat (H 2CO3). Asam
dari ion Ca atau Mg atau dengan kata lain air tersebut telah terbebas dari
2+ 2+
inilah yang bereaksi dengan batu kapur, gamping (CaCO 3, MgCO3) menjadi kalsium
kesadahan. bikarbonat, Ca(HCO3)2 dan magnesium bikarbonat, Mg(HCO 3)2(Gede H.
Air yang mengandung ion-ion kalsium dan atau magnesium dalam jumlah Cahyana.2008)
lebih besar dari 17,1 ppm disebut sebagai air sadah. Adanya ion-ion tersebut dalam air
sadah dapat mengganggu kesehatan seperti terjadinya endapan kapur pada ginjal atau B. Penentuan kesadahan air
saluran kencing dan tidak baik untuk industri karena dapat menimbulkan kerak/endapan Banyak ion logam dapat ditentukan dengan titrasi menggunakan suatu
kapur pada ketel uap atau pipa-pipa saluran air (Supardi.2009) pereaksi (sebagai titran) yang dapat membentuk kompleks dengan logam tersebut.
Pembagian air menurut tingkat kesadahannya (winarno,1986) Salah satu senyawa komplek yang biasa digunakan sebagai penitrasi dan larutan
Jenis air Mg/L(ppm) CaCO3 standar adalah ethylene diamine tetra acetic acid (EDTA).
Air lunak 50
Air agak sadah 50-100
Air sadah 100-200 HOOCCH2 H2CCOOH
Air sangat sadah >200 N – CH2 – CH2 – N
Proses pembentukan air sadah Air sadah berasal dari air hujan yang
HOOCCH2 H2CCOOH
melewati formasi geologi atau lapisan batu kapur. Konsentrasinya berbeda-beda, ada
yang besar, ada yang kecil. Yang besarlah yang menjadi masalah karena harus diolah
EDTA merupakan asam lemah dengan empat proton. Bentuk asam dari EDTA
dengan cara pelunakan atau softening. Menurut definisinya, kesadahan ialah kehadiran
dituliskan sebagai H4Y dan reaksi netralisasinya adalah sebagai berikut :
kation multivalen (valensi 2 atau 3) berkonsentrasi tinggi di dalam air. Dari sekian
banyak jenis kation itu, penyebab utamanya hanya kalsium dan magnesium. Yang
H4Y H2 Y- + H+
lainnya adalah besi, mangan, timbal, barium, dan aluminum. Anion yang terlibat
H3Y- H2 Y2- + H+
biasanya bikarbonat, sulfat, klorida, nitrat, dan silikat.
H2Y2- Y3- + H+
Proses ini tak lepas dari siklus hidrologi. Air hujan yang sampai ke Bumi,
HY3- Y4- + H+
ada yang melimpas (run off) ada juga yang meresap (infiltrasi) ke dalam tanah lalu
mengalami perkolasi (menyusup) di lapisan tanah dalam. Ketika mengalir di lapisan Sebagai penitrasi/pengomplek logam, biasanya yang digunakan yaitu garam Na2EDTA
tanah atas (top soil), di dalam air terjadi aktivitas mikroba yang menghasilkan (Na2H2Y), karena EDTA dalam bentuk H4Y dan NaH3Y tidak larut dalam air. EDTA

7
dapat mengomplekkan hampir semua ion logam dengan perbandingan mol 1 : 1 A. Alat dan Bahan
berapapun bilangan oksidasi logam tersebut. Kestabilan senyawa komplek dengan 1. Alat
EDTA, berbeda antara satu logam dengan logam yang lain. Reaksi pembentukan Adapun alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah labu erlenmeyer
komplek logam (M) dengan EDTA (Y) adalah : 250 ml, buret 50 ml, labu takar 50 ml, 250 ml, 500 ml dan 1000 ml, gelas ukur 10 ml, 25
M + Y → MY ml, 50 ml, pipet volume 5 ml, 10 ml, 25 ml, dan 50 ml, gelas kimia 50 ml, 250 ml, dan
(Adam,W.2007;33) 500 ml, batang pengaduk, neraca analitik, kaca arloji, spatula, corong, kaki tiga, kasa
Karena selama titrasi terjadi reaksi pelepasan ion H+ maka larutan yang asbes, pembakar spritus, statif dan klem, botol semprot.
akan dititrasi perlu ditambah larutan bufer. Untuk menentukan titik akhir titrasi ini
digunakan indikator, diantaranya Calmagite, Arsenazo, Eriochrome Black T (EBT). 2. Bahan
Sebagai contoh titrasi antara Mg2+ dengan EDTA sebagai penitrasi, menggunakan Adapun bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah indikator
indikator calmagite. Reaksi antara ion Mg2+ dengan EDTA tanpa adanya penambahan Eriocroma Black T, amonium klorida, amonium hidroksida 3 N, EDTA, asam klorida,
indikator amoniak pekat, asam nitrat, calsium carbonat anhidrat, aquadest, indikator universal,

adalah : Mg2+ + H2 Y2- → MgY2_ + 2H+ korek api kertas saring dan tissue.

Jika sebelum titrasi ditambahkan indikator maka indikator akan membentuk kompleks
B. Prosedur kerja
dengan Mg2+(berwarna merah) kemudian Mg 2+ pada komplek akan bereaksi dengan
1. Pengambilan sampel
EDTA yang ditambahkan. Jika semua Mg 2+ sudah bereaksi dengan EDTA maka warna
Sampel akan diambil dari dua sumur tiap arah, yaitu 2 sumur dibagian
merah akan hilang selanjutnya kelebihan sedikit EDTA akan menyebabkan terjadinya
barat,timur, utara dan selatan. Pada pengambilan sampel ini tiap sampel akan
titik akhir titrasi yaitu terbentuknya warna biru.
ditentukan kesadahannya, masing-masing diambil satu titik dengan kedalaman 20 cm
Mg Ind- + H2 Y2 MgY2- + H Ind2- + H+
dari dasar sumur. Adapun proses pengambilan sampel adalah ujung tali diikat dengan
(merah) (tak berwarna) (biru)
alat penimbah air dan air tesebut langsung dimasukkan kedalam botol yang bersih
(Adam,W.2007;34)
kemudian ditutup rapat. Setelah pengambilan sampel, sampel segera dibawah
BAB III
ketempat penentuan kesadahan.
METODE PENELITIAN

8
2. Persiapan larutan Menimbang sebanyak 16,9028 gram NH4Cl yang kemudian dilarutkan
a. Pembuatan larutan EDTA 0,01 M dalam 143 ml NH4OH denagn aquadest dalam labu takar 250 ml sampai tanda batas
Sebanyak 3,7233 gram EDTA ditimbang kemudian dilarutkan dengan dan mengukur pHnya samapi 12.
aquadest hingga volume 1000 ml.
3. Kesadahan total
b. Standarisasi Larutan EDTA 0,01 M Memipet sebanyak 25 ml sampel air sumur dan memasukkan kedalam
Sebanyak 0,4148 gram kalsium karbonat dilarutkan dengan 25 ml aquadest erlenmeyer dan menambahkan 2 ml larutan penyangga pH 12 serta 3 tetes indikator
dan memasukkan kedalam labu takar 500 ml kemudian ditambahkan lagi aquadest EBT kemudian dikocok, larutan tersebut dititrasi dengan larutan baku EDTA yang telah
sampai tanda batas. Memipet 50 ml larutan tersebut dan menambahkan 1 ml HCl dan 3 distandarisasi sebelumnya secara perlahan sampai terjadi perubahan warna dari merah
tetes indikator EBT. Larutan ini segera dititrsi dengan larutan EDTA 0,01 M sampai menjadi biru. Mencatat volume EDTA dan mengulangi titrasi sebanyak 3 kali.
terjadi perubahan warna dari merah menjadi biru. Mencatat volume EDTA yang
digunakan dan mengulangi titrasi sebanyak 3 kali. Langkah selanjutnya adalah 4. Kesadahan tetap
menghitung molaritas EDTA yang sebenarnya dengan menggunakan rumus Memanaskan sampel terlebih dahulu dengan menggunakan gelas piala
mgCaCO 3 selama 25 menit, lalu mengambil 25 ml sampel tersebut dan memasukkan kedalam
MEDTA =
BM CaCO 3 ×V EDTA erlenmeyer 250 ml kemudian menambahkan 2 ml larutan penyangga pH 12 dan 3 tetes
Keterangan indikator EBT, kemudian dikocok. Larutan tersebut kemudian dititrasi dengan larutan
MEDTA = Molaritas Larutan baku EDTA (mmol/ml) baku EDTA yang telah distandarisasi secara perlahan sampai terjadi perubahan warna
VEDTA = Volume rata-rata larutan baku EDTA (ml) dari merah menjadi biru. Mencatat volume EDTA yang digunakan dan mengulangi
titrasi sebanyak 3 kali.
c. Pembuatan larutan Amonium Hidroksida (NH 4OH) 3 N
Sebanyak 88,00 ml larutan NH3 17,0300 N dipipet yang kemudian C. Teknik Analisis Data
diencerkan dengan aquadest dalam labu takar 500 ml sampai tanda batas. 1. Kesadahan Total
d. Larutan Penyangga (Buffer) pH 12 1000 ml ×V EDTA M EDTA × BM CaCO3
Mg/L CaCO3 =
ml sampel

9
2. Kesadahan Tetap
1000 ml ×V EDTA M EDTA × BM CaCO3 Daftar Pustaka
Mg/L CaCO3 = Adam, W.dkk.2007. Kimia Analitik. Malang : Dapertemen Pendidikan Republik Indonesia.
ml sampel
3. Kesadahan Sementara = Kesadahan Total – Kesadahan Tetap Badan Pusat Statistk Kabupaten sidrap.2009. http:// www.sidrap.co.id.
Keterangan
VEDTA = Volume rata-rata EDTA untuk titrasi (ml) Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1405/menkes/sk/xi/2001

MEDTA = Molaritas EDTA yang digunakan (mmol/ml).


F. G. Winarno. 1986. Air Untuk Industri Pangan. Jakarta: PT. Gramedia.

F. G. Winarno. 1997. Kimia Pangan dan Gizi. Jakarta; PT. Gramedia.

Gede, H.Cahyana. 2008. Proses Penyadahan. http://www.batan.go.id. diakses pada tanggal 29-mei-2010.

Nurdijanto, 2000. Kimia Lingkungan. Pati. Yayasan peduli Lingkungan.

Santoso,urip.2010. kualitas dan kuantitatif air bersih untuk pemenuhan kebutuhan manusia.
http://uripsantoso.wordpress.com/jurnal/ diakses pada tanggal 29-mei-2010.

Sujudi. 1995. Mikrobiologi Kedokteran. Edisi Revisi Bina Rupa Aksara. Jakarta.

Supardi, Doni.2009.water Softening of Hard Water By syintetic Zeolit. http: //digilib. itb.ac.id. Diakses pada
tanggal 29-mei-2010.

Wikepedia.2010.kesadahan air. http://id.wikipedia.org/wiki/Kesadahan_air diakses pada tanggal 27-april-


2010.

10

Anda mungkin juga menyukai