Anda di halaman 1dari 15

Peran Pendidikan dan Pelatihan dalam Aktualisasi Potensi

Keterampilan

Diusulkan oleh :
Asri Riskawati 201102020836
Hilma Nuraeni 201102020834
Lopitasari 201102020765

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS IBN KHALDUN
BOGOR
2020
Abstrak
Peningkatan kualitas, efektifitas, dan efisiensi tidak hanya bergantung pada
teknologi mesin – mesin modern, modal yang cukup dan adanya bahan baku yang
bermutu saja. Namun semua faktor tersebut tidak akan terjadi apa – apa tanpa
adanya dukungan dari sumber daya manusia yang baik dan bisa mengembangkan
kemampuan dan keahlian mereka serta dapat menunjukkannya dalam peningkatan
grafik produktivitas kerja. Salah satu hal yang konkret untuk mendorong
peningkatan produktivitas sumber daya manusia adalah pendidikan dan pelatihan
agar mampu mengemban tugas dan pekerjaan dengan sebaik mungkin. Tujuan
penulisan ini semata - mata untuk menuliskan respons intelektual atas persoalan –
persoalan aktual yang dihadapi masyarakat. Metode yang digunakan dalam
penelitian ini adalah dengan menggunakan studi literatur atau kajian yang
berkaitan dengan topik sejenis. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat
membuktikan bahwa pendidikan dan pelatihan dapat berpengaruh terhadap
aktualisasi potensi keterampilan.
Kata kunci : efektifitas, efisiensi, produktivitas, konkret, intelektual, aktual,
literatur, aktualisasi.

1. Pendahuluan
Pada era modern saat ini, menyiapkan SDM yang berkualitas menjadi
semakin rumit. Masalah keterampilan dan pengetahuan pun menjadi persoalan
yang aktual dikalangan pelajar. Kurangnya pemahaman dan pengalaman
menjadikan seseorang tidak mampu melaksanakan tugas dan pekerjaan yang
dipertanggungjawabkan. Hal ini tentu menjadi penghambat bagi peserta didik
untuk terjun langsung ke dalam kehidupan masyarakat ataupun dunia kerja. Akan
tetapi, ini sebaiknya kita perlakukan sebagai tantangan yang harus dihadapi, dan
bukan halangan yang harus dihindari.
Di dalam hal ini, secara umum pengembangan SDM tengah dan akan
menghadapi berbagai tantangan mengenai kompetensi para peserta terkait dengan
tugas-tugas dan pekerjaan yang akan dipertanggungjawabkan. Tantangan tersebut
antara lain skill problem, knowledge problem, motivation problem dan juga self-
potential problem. Seseorang yang mengalami skill problem, tidak bisa
mengoperasikan pekerjaan sesuai standar yang diharapkan. Hal ini disebabkan
kurangnya pelatihan sehingga keterampilan yang dimiliki tidak terasah.
Sedangkan seseorang yang mengalami knowledge problem tidak bisa melakukan
suatu pekerjaan karena ia tidak memiliki pengetahuan mengenai bidang
pekerjaannya. Dengan demikian, skill problem dan knowldge problem merupakan
masalah yang berkenaan dengan pendidikan dan pelatihan (Diklat). Pendidikan
lebih diarahkan untuk memecahkan knowledge problem, sedangkan pelatihan
lebih pada skill problem.
Adapun motivation problem merupakan masalah yang berkaitan dengan
kurangnya motivasi seseorang. Kurangnya motivasi dapat disebabkan oleh
beberapa masalah, seperti masalah pribadi, keluarga, keuangan, dan lain-lain.
Sedangkan self-potential problem merupakan masalah yang berkaitan dengan
upaya menggali potensi peserta didik agar memiliki kecakapan dan keterampilan
hidup. Tiap upaya untuk menggali atau meningkatkan potensi, prestasi, maupun
kompetensi seseorang, tidak terlepas dari yang namanya konsep diri. Konsep diri
seseorang adalah cara pandangnya terhadap diri sendiri. Dengan demikian,
motivation problem dan self-potential problem adalah dua hal yang saling
berkaitan. Kita memerlukan motivasi-motivasi yang mendukung untuk
mengembangkan potensi diri kita.
Tulisan ini membahas bagaimana peran pendidikan dan pelatihan dalam
proses sistematis untuk meningkatkan, mengembangkan, dan membentuk peserta
didik dimana peserta didik mempelajari pengetahun (knowledge), keterampilan
(skill), potensi dan perilaku terhadap tujuan pribadi maupun organisasi sehingga
tercipta Sumber Daya Manusia yang berkualitas.
2. Pembahasan
Komponen-komponen aktualisasi diri yang menjadi tantangan kompetensi
peserta didik mencakupi skill, knowledge, motivation dan juga self-potential. Jika
tantangan tersebut dapat dihadapi, maka peserta didik dapat mengaktualisasikan
dirinya dalam kehidupan. Setiap orang memiliki potensi dan skill, namun
kebanyakan mereka tidak sadar akan potensi yang terpendam dalam dirinya, jika
mereka bisa menggali potensi itu pasti dia bisa memiliki skill yang luar biasa,
karena skill berkaitan erat dengan potensi seseorang.
2.1 Keterampilan (skill)
Seseorang terlahir dengan berbagai jenis kemampuan baik berupa soft skill
atau hard skill. Adapun hal lain yang harus dilatih secara terus-menerus disebut
keterampilan. Keterampilan merupakan suatu kemampuan di dalam menggunakan
akal, fikiran, ide serta kreatifitas dalam mengerjakan, mengubah atau juga
membuat sesuatu itu menjadi lebih bermakna. Berikut ini keterampilan menurut
para ahli, yaitu :
 Keterampilan menurut Gordon (1994) keterampilan adalah sebuah
kemampuan seseorang dalam mengoperasikan pekerjaan itu secara lebih
mudah serta tepat.
 menurut Dunette (1976) keterampilan adalah pengetahuan yang didapatkan
serta dikembangkan dengan melalui latihan atau training serta pengalaman
dengan melakukan berbagai tugas.
 Keterampilan menurut Muzni Ramanto, Soemarjadi, dan Wikdati Zahri
(1991:2) Pada kata keterampilan dapat disamakan dengan kata kecekatan.
Orang yang bisa dikatakan sebagai orang terampil adalah orang yang dalam
mengerjakan atau juga dapat menyelesaikan pekerjaannya itu dengan secara
cepat dan benar. Namun, apabila orang itu mengerjakan atau melesaikan
pekerjaanya dengan cepat namun hasilnya itu tidak sesuai dalam artian salah.
Maka orang itu belum bisa dikatakan sebagai orang yang terampil. Apabila
orang itu dapat melakukan pekerjaan dengan benar serta sesuai apa yang
diperintahkan, walau lambat didalam menyelesaikannya. Maka orang itu bisa
disimpulkan ialah sebagai orang yang terampil.
 Keterampilan menurut Robbins (2000), Robbins menyatakan bahwa
keterampilan dibedakan atas 4 kategori, yakni sebagai berikut:
 Basic Literacy Skill, Merupakan suatu keahlian dasar yang dimiliki oleh
tiap-tiap orang, misalnya seperti menulis, membaca, mendengarkan, atau
juga kemampuan dalam berhitung.
 Technical Skill, adalah suatu keahlian yang didapat itu dengan melalui
pembelajaran didalam bidang teknik, misalnya seperti menggunakan
komputer, memperbaiki handphone, serta lain sebagainya.
 Interpersonal Skill, adalah suatu keahlian tiap-tiap orang dalam melakukan
komunikasi antar sesama, contohnya seperti mengemukakan pendapat
serta bekerja bersama dalam tim.
 Problem Solving, adalah suatu keahlian seseorang di dalam memecahkan
sebuah masalah dengan menggunakan logikanya.
 Keterampilan menurut Singer Dikutip oleh Amung keterampilan adalah suatu
derajat keberhasilan yang konsisten didalam mencapai suatu tujuan itu
dengan efektif.
Sekarang ini, keterampilan menjadi hal yang sangat penting terutama bagi
seseorang yang ingin bisa mencari pekerjaan. Beragam keterampilan juga
pengalaman kerja turut menjadi sebuah penilaian tersendiri.
Berikut adalah jenis keterampilan yang banyak dibutuhkan baik saat bekerja
atau pada kegiatan sehari-hari.
 Komunikasi
Komunikasi menjadi kunci dalam sebuah penyampaian sebuah pesan.
Seseorang yang memiliki komunikasi yang baik akan dengan mudah
menyesuaikan diri dengan lingkungan sosialnya.
 Keterampilan dasar
Keterampilan yang dipelajari sejak seseorang mulai belajar baik di rumah,
sekolah, atau masyarakat. Keterampilan dasar tersebut meliputi keterampilan
menulis, membaca, menghitung, berbicara, dan lain-lain.
 Keterampilan perencanaan
Setiap orang yang masuk dalam lingkungan kerja harus mampu
merencanakan tentang segala hal yang akan dilaksanakan untuk
meningkatkan produktivitas. Perencanaan digunakan untuk merancang segala
hal yang akan dilakukan dalam periode tertentu.
 Keterampilan menyusun strategi
Saat membangun bisnis, Anda tentu menentukan berbagai goals yang ingin
dicapai baik jangka panjang atau pendek. Agar semuanya dapat tercapai,
diperlukan strategi dan taktik yang tepat. Karena itu sebagai seorang
pengusaha, Anda harus mampu menyusun strategi bisnis yang realistis dan
dapat diterapkan sehingga usaha yang dibangun akan terus berkembang. .
 Manajemen waktu
Seseorang dalam melaksanakan aktivitas harus mempertimbangkan banyak
hal salah satunya ialah membagi waktu dalam bekerja. Seseorang yang
mampu membagi waktu dengan baik maka orang tersebut dapat dikatakan
memiliki manajemen waktu yang baik.
 Kepemimpinan
Salah satu keterampilan yang selalu diupgrade dalam lingkungan perusahaan
adalah kemampuan untuk memimpin. Setiap orang harus memiliki
kemampuan kepemimpinan minimal memimpin diri sendiri untuk mengambil
keputusan dan tidak bersikap plin-plan.
 Keterampilan berdiplomasi
Kerjasama antar negara merupakan hal yang penting dalam melakukan
hubungan internasional. Semakin cakap dalam melakukan diplomasi maka
diharapkan semakin banyak orang yang mempercayai suatu negara untuk
melakukan kerjasama.
Keterampilan ini haruslah terus dikembangkan serta dilatih dengan secara
terus menerus supaya dapat/bisa menambah kemampuan peserta didik sehingga
peserta didik menjadi ahli atau juga profesional di dalam salah satu bidang
tertentu. Maka dari itu, pengembangan kepribadian sangatlah penting ditanamkan
sejak kecil agar seseorang dapat menjalani kehidupannya dengan seimbang.
Seimbang dalam arti seseorang memiliki kemampuan analisis dan logika yang
baik, diimbangi dengan kemampuan beretika dan kreativitas yang baik pula.
2.2 Pengetahuan (knowledge)
Knowledge atau pengetahuan adalah kesadaran dan pemahaman akan fakta,
kebenaran atau informasi yang diperoleh melalui pengalaman atau pembelajaran
(suatu posteriori), atau melalui introspeksi (suatu priori). Menurut Turban (Turban
2001, 363), knowledge berkembang dari waktu ke waktu sesuai dengan
pengalaman, yang membuat hubungan antara situasi dan peristiwa yang baru
secara kontekstual. Komponen knowledge dapat dikategorikan menjadi :
 ground truth : ini adalah kebenaran yang dicapai dari pengalaman, bukan dari
teori.
 complexity : situasi yang kompleks mengindikasikan pendekatan yang
kompleks dalam penyelesaiannya. Masalah akan menjadi kompleks apabila
kurangnya knowledge.
 judgement : knowledge berkembang dan tidak mungkin lagi di terapkan pada
situasi aslinya.
 heuristic (rules of thumb) and intuition : panduan dalam memudahkan
pemecahan masalah.
 values and beliefs : tiap orang mempunyai cara pemecahan masalah yang
berbeda.
Knowledge merupakan informasi yang dikombinasikan dengan pengalaman.
Menurut Nonaka dan Takeuchi (1995) terdapat dua jenis knowledge, yaitu: Tacit
Knowledge dan Explicit Knowledge.
 Tacit Knowledge : Pengetahuan yang terdapat di dalam otak atau pikiran
seseorang sesuai dengan pemahaman dan pengalaman orang itu sendiri.
Biasanya pengetahuan ini tidak terstruktur, susah untuk didefinisikan dan
diberitahukan dengan bahasa formal kepada orang lain dan isinya mencakup
pemahaman pribadi. Pengetahuan ini umumnya belum terdokumentasi karena
pengetahuan ini masih terdapat di dalam pikiran seseorang. Tacit Knowledge
memiliki ciri-ciri, yaitu:
 Tacit diperoleh dari pengalaman, pengalaman yang pernah dirasakan
 Tidak mudah dikomunikasikan atau diberikan kepada orang lain karena
sulit untuk di ekspresikan
 Pengetahuannya dapat di transfer secara efektif melalui bertatap muka
(person to person), yaitu pengetahuan yang di dapat oleh kita akan mudah
untuk di transfer melalui percakapan dari kita ke orang lain.
 Explicit Knowledge : Pengetahuan yang sudah dikumpulkan serta
diterjemahkan ke dalam suatu bentuk dokumentasi (rangkuman) sehingga
lebih mudah dipahami oleh orang lain. Pengetahuan ini bersifat formal dan
mudah untuk dibagikan ke orang lain dalam bentuk dokumentasi karena
umumnya merupakan pengetahuan yang bersifat teori yang mempermudah
seseorang dalam membagi pengetahuannya kepada orang lain melalui buku,
artikel dan jurnal tanpa harus datang langsung untuk mengajari orang
tersebut. Dalam proses penerapannya, pengetahuan explicit lebih mudah
karena pengetahuan yang diperoleh dalam bentuk tulisan atau dokumentasi.
Individu memperoleh banyak pengetahuan melalui belajar dan keterampilan
yang dapat membantunya menyesuaikan diri. Misalnya seorang guru akan
berusaha belajar tentang berbagai ilmu pengetahuan untuk meningkatkan
kemampuan profesionalismenya. Hal ini secara tidak langsung mengatakan
bahwasannya pengetahuan dapat membantu individu dalam proses aktualisasi diri.
Dengan demikian, penting bagi individu untuk memahami kualitas dirinya dan
mempelajari potensi yang ada pada dirinya.
2.3 Motivasi (motivation)
Motivasi adalah proses yang menjelaskan intensitas, arah, dan ketekunan
seorang individu untuk mencapai tujuannya. Tiga elemen utama dalam definisi ini
diantaranya adalah intensitas, arah, dan ketekunan. Intensitas terkait dengan
seberapa giat seseorang berusaha, tetapi intensitas tinggi tidak menghasilkan
prestasi kerja yang memuaskan kecuali upaya tersebut dikaitkan dengan arah yang
menguntungkan organisasi. Sebaliknya elemen yang terakhir, ketekunan,
merupakan ukuran mengenai berapa lama seseorang dapat mempertahankan
usahanya.
Berdasarkan teori hierarki kebutuhan Abraham Maslow, teori X dan teori Y
Douglas McGregor maupun teori motivasi kontemporer, arti motivasi adalah
'alasan' yang mendasari sebuah perbuatan yang dilakukan oleh seorang individu.
Seseorang dikatakan memiliki motivasi tinggi dapat diartikan orang tersebut
memiliki alasan yang sangat kuat untuk mencapai apa yang diinginkannya dengan
mengerjakan pekerjaannya yang sekarang.
Setiap peserta didik harus memiliki keinginan untuk mengaktifkan,
menggerakkan, menyalurkan dan mengarahkan sikap dan perilaku demi
tercapainya proses pengembangan diri. Selaras dengan hal ini, motivasi belajar
sangat penting diberikan kepada peserta didik supaya meningkatkan kemampuan
dan keberanian yang lebih baik.
Peningkatan motivasi belajar sangat baik untuk diimplementasikan oleh
peserta didik karena keingintahuan belajar akan terpenuhi dan lebih antusias
mengenal dirinya secara lebih baik. Sehingga peserta didik mempunyai arah dan
tujuan secara lebih jelas tentang apa yang harus dilakukan oleh peserta didik.
Hal ini senada dengan Prof. DR. David C.McClelland (Mangkunegara,2005)
seorang ahli psikologi bangsa Amerika dari Universitas Harvard, dalam teori
motivasinya mengemukakan bahwa produktivitas seseorang sangat ditentukan
oleh “virus mental “ yang ada pada dirinya. Virus mental adalah kondisi jiwa yang
mendorong seseorang untuk mampu mencapai prestasinya secara maksimal. Virus
mental yang dimaksud terdiri tiga dorongan kebutuhan, yaitu Pertama Kebutuhan
untuk berpresrtasi (Need Of Achievement), merupakan kebutuhan untuk mencapai
sukses, yang diukur berdasarkan standar kesempatan dalam diri seseorang.
Kebutuhan ini berhubugan erat dengan pekerjaan dan mengarahkan tingkah laku
pada usaha untuk mencapai prestasi tertentu. Kedua Kebutuhan untuk berafilasi
(Neef For Affliation), merupakan kebutuhan akan kehangatan dan sokongan
dalam hubungannya dengan orang lain. Kebutuhan ini mengarahkan tingkah laku
untuk mengadakan hubungan secara akrab dengan orang lain. Ketiga Kebutuhan
Kekuatan (Need For Power), merupakan kebutuhan untuk menguasai dan
mempengaruhi situasi dan orang lain agar menjadi dominan dan pengontrol.
Kebutuhan ini menyebabkan orang yang bersangkutan kurang mempedulikan
perasaan orang lain.
Abraham Maslow mengemukakan adanya lima tingkatan kebutuhan pokok
manusia. Kelima tingkatan kebutuhan pokok inilah yang kemudian dijadikan
pengertian kunci dalan mempelajari motivasi manusia.
Adapun kelima tingkatan kebutuhan pokok yang dimaksud adalah sebagai
berikut:
1) Kebutuhan fisiologis, kebutuhan ini merupakan kebutuhan dasar yang bersifat
primer dan vital, yang menyangkut fungsi-fungsi biologis dasar dari organisme
manusia seperti kebutuhan akan pangan, sandang dan papan, kebutuhan fisik, dsb.
2) Kebutuhan rasa aman dan perlindungan (safety and scurity) seperti terjaminnya
keamanannya, terlindung dari bahaya dan ancaman penyakit, perang, kemiskinan,
kelaparan, perlakuan tidak adil, dsb.
3) Kebutuhan sosial (social needs) yang meliputi antara lain kebutuhan akan
dicintai, diperhitungkan sebagai pribadi, diakui sebagai anggota kelompok, rasa
setia kawan, kerja sama.
4) Kebutuhan akan penghargaan (esteem needs) termasuk kebutuhan dihargai
karena prestasi, kemampuan, kedudukan atau status, pangkat, dsb.
5) Kebutuhan akan aktualisasi diri (self actualization) seperti antara lain
kebutuhan mempertinggi potensi-potensi yang dimiliki, pengembangan diri secara
maksimal, kreatifitas dan ekspresi diri.
Berdasarkan penjelasan di atas dapat kita ambil pelajaran bahwa peserta didik
akan semakin berani mengambil resiko untuk mencapai tujuan belajarnya,
manakala proses pembinaan kepada peserta didik terus dilakukan, supaya
kemampuannya terus berkembang sehingga menghasilkan peserta didik yang
berkualitas.

2.4 Potensi Diri (self-potential)


Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), potensi diri adalah
kemampuan dan kualitas yang dimiliki seseorang, namun belum dipergunakan
secara maksimal.
Setiap orang tentu akan memiliki potensi di dalam dirinya, meski mungkin
saja jumlah potensi ini tidak pernah sama antara satu dengan yang lainnya.
Berbagai macam potensi diri inilah yang kemudian akan membantu kita untuk
memiliki kemampuan yang baik dalam berbagai hal, termasuk dalam mengatasi
berbagai masalah dan kendala yang kita temui di dalam kehidupan kita. Begitu
pentingnya untuk memiliki potensi diri yang maksimal di dalam hidup ini, agar
semua bisa berjalan dengan lebih mudah dan menyenangkan bagi diri kita sendiri.
Pada dasarnya, ada banyak sekali orang yang tidak mampu menemukan
potensi dirinya, bahkan sekedar hanya mengenalinya di dalam diri mereka. Hal ini
tentu sangat merugikan, mengingat potensi diri akan sangat membantu seseorang
untuk bisa berkembang dengan maksimal dan mencapai banyak hal di dalam
kehidupannya.
Ketika seseorang tidak mampu menemukan potensi dirinya, maka besar
kemungkinan orang tersebut hanya akan melakukan pencapaian yang itu-itu saja
sepanjang hidupnya. Orang tersebut tidak akan bisa berkembang dengan
maksimal dan mencapai titik terbaik di dalam kehidupannya, atau bahkan bisa jadi
lebih buruk dari kondisi tersebut.
Hal inilah yang menjadi alasan mengapa sangat penting untuk mengenali dan
mengembangkan potensi tersebut dengan semaksimal mungkin, agar bisa ikut
berkembang dan sukses dalam berbagai hal. Entah sudah atau belum, tidak ada
salahnya untuk mengenali kembali potensi di dalam diri. 
Cara mengembangkan potensi diri sebenarnya sangat mudah. Hanya saja, kita
harus mengetahui lebih dahulu tentang diri kita sendiri. Kenali lebih dalam apa
yang kita sukai, inginkan, dan wujudkan. Sayangnya, tidak semua orang mampu
untuk menyatukan ketiga hal tersebut agar menjadi satu tujuan besar, yaitu
menjadi diri sendiri yang berkualitas. Alhasil, ada beberapa orang yang bisa
langsung mengetahui potensi dirinya.
Namun, banyak pula yang perlu pancingan terlebih dahulu agar potensi
dirinya menjadi terlihat. Tidak hanya sampai di situ, pada saat potensi diri sudah
terlihat, apa yang harus dilakukan? Bagaimana cara mengembangkannya?
Berikut beberapa cara mengembangkan potensi diri :
1. Mengenali Diri Lebih Dalam
Cara pertama yang bisa kita lakukan adalah mengenal lebih dalam tentang
diri sendiri. Selidikilah hal apa saja yang membuat kita merasa nyaman untuk
melakukannya, bahkan tidak pernah merasa bosan. Tidak hanya itu, kita juga
perlu melihat apakah kita termasuk orang yang mampu memecahkan suatu
persoalan dengan mudah. Kenali apakah diri kita mampu menjadi seorang
leadership saat berada di sekitar teman-teman.
Dengan mengetahui diri lebih dalam, kita akan lebih bisa mengasah
kemampuan kita tersebut agar lebih menonjol dan mumpuni. Tidak perlu tergoda
untuk meniru kemampuan orang lain. Sebab, setiap orang mempunyai
kemampuan berbeda.
2. Merumuskan Tujuan Hidup
Cara kedua adalah dengan merumuskan tujuan hidup. Ingat, hidup kita tidak
akan berarti tanpa adanya suatu tujuan. Tujuan hidup juga akan lebih
memudahkan kita dalam mengatur strategi-strategi jitu agar tujuan tersebut dapat
terwujud dengan sempurna, bahkan dalam waktu yang tidak lama.
Ibarat sebuah bus, dengan mengetahui tujuan akhir pemberhentian bus, maka
Anda akan lebih mudah mencari jalan menuju tempat tersebut. Saat tujuan
pertama sudah tercapai, tetapkan tujuan selanjutnya dengan target lebih tinggi.
Begitu seterusnya, hingga hidup Anda setiap saat akan terasa bermakna dan
berwarna. Nikmati segala liku-liku perjuangan Anda saat mencapai tujuan
tersebut.
3. Menguatkan Niat
Niat merupakan pondasi untuk terwujudnya tujuan hidup. Semakin kuat niat
yang ada dalam dada, semakin kuat juga kita berjuang untuk mendapatkan cita-
cita.
Niat yang kuat juga akan mampu mengatasi berbagai rintangan yang pasti
akan menghadang saat kita ingin mewujudkan tujuan hidup. Potensi yang ada
dalam diri pun akan cepat terdeteksi saat mempunyai niat yang kuat. Oleh karena
itu, jangan pernah kendor dalam memantapkan niat. Jangan menetapkan niat
setengah-setengah, karena perjuangan yang pernah kita lakukan akan sia-sia
belaka tanpa hasil.
4. Bersikap Terbuka terhadap Kritikan
Orang yang ingin maju harus mempunyai sikap terbuka dalam menerima
kritikan. Ingat, manusia tidak ada yang sempurna. Kekhilafan sudah menjadi
kodratnya manusia. Oleh karena itu, jangan pernah merasa benar sendiri. Benar
bagi diri sendiri, bisa jadi salah bagi orang lain. Terimalah semua kritikan yang
masuk.
Jadikan kritikan tersebut sebagai pelecut untuk instropeksi diri agar menjadi
manusia lebih baik lagi. Jangan pula karena kritikan yang masuk, kita menjadi
down dan enggan untuk bangkit. Namun begitu, kita juga perlu menyeleksi
kritikan yang masuk.
Jika memang sangat membangun, jadikan sebagai bahan untuk berbenah diri.
Namun, jika kritikan tersebut hanya membuat potensi diri menjadi tertahan,
sisihkanlah.
5. Membuang Pikiran Negatif
Ibarat kendaraan, pikiran merupakan setirnya. Jika kita selalu berpikiran
negatif terhadap diri sendiri, nilai itulah yang nantinya benar-benar akan muncul
dalam diri kita. Sebaliknya, jika kita selalu berpikiran positif terhadap diri sendiri,
maka aura positif juga akan muncul dari dalam diri kita. Oleh karena itu, jangan
biarkan pikiran negatif hinggap di benak kita. Buang jauh-jauh semua pikiran
yang hanya akan mengganggu tujuan dalam menggali potensi diri. Jangan percaya
jika ada yang mengatakan bahwa kita tidak mempunyai kelebihan. Setiap manusia
pasti mempunyai kelebihan. Tinggal kita mampu menemukannya atau tidak. Dan,
yang terpenting, bagaimana pikiran akan mengarahkan kita dalam menemukan
potensi tersebut.
6. Berada di Lingkungan Positif
Menetapkan pikiran positif tidak akan maksimal jika masih berkumpul
dengan lingkungan yang justru akan menjatuhkan pikiran. Begitu juga dalam hal
penggalian potensi diri.
Salah dalam memilih lingkungan, maka akan berpengaruh terhadap hasil
penggalian potensi diri. Oleh karena itu, cobalah untuk mencari lingkungan yang
positif. Pilihlah teman-teman yang dapat mendukung kita dalam menggali potensi
diri, bukan menjatuhkan. Bahkan, biasanya keberadaan teman-teman yang positif
secara tidak langsung juga akan membuat kita selalu bersemangat dalam
mencapai tujuan hidup.
7. Mencoba Hal Baru dan Selalu Optimis
Untuk mengembangkan potensi diri, jangan ragu untuk mencoba hal baru.
Sebab, bisa jadi hal baru tersebut justru menjadi potensi yang paling besar.
Meskipun risiko yang akan dialami juga tidak kecil, namun jangan takut mencoba
hal baru. Selalu optimis bahwa setiap hal yang kita lakukan selalu berhasil perlu
selalu ditanamkan dalam hati. Sebab, sikap optimis ini akan menjadi pendorong
untuk semangat mewujudkan tujuan hidup apa pun yang terjadi.

3. Penutup
Pembahasan di atas menunjukkan bahwa di era digital ini peserta didik dapat
dengan mudah memperoleh informasi atau pengetahuan tentang komponen-
komponen yang berkaitan dengan aktualisasi diri. Kemudahan itu berkait dengan
informasi berlimpah tentang komponen-komponen aktualisasi diri yang terdapat
di internet. Internet menjadi media yang sangat ideal untuk melakukan berbagai
kegiatan pembelajaran, baik itu pembelajaran jarak jauh maupun pembelajaran
otodidak, termasuk belajar bagaimana caranya mengaktualisasikan diri melalui
internet. Informasi tersebut dapat diperoleh dari situs-situs maupun aplikasi
tertentu yang disediakan oleh internet.
Sebelum adanya internet, masyarakat biasanya mendapatkan informasi dari
media cetak seperti koran, jurnal atau buku-buku di perpustakaan. Akan tetapi,
saat ini segala informasi dari berbagai sumber dapat diakses melalui internet.
Pengguna dapat mengakses dan mendapatkan berbagai informasi terkait dengan
modul, artikel, jurnal, pengetahuan umum, dan lain sebagainya. Sehingga setiap
individu dapat menemukan berbagai hal melalui mesin pencari yang terhubung
dengan jaringan internet. Pembahasan dalam tulisan ini, pada hakikatnya
merupakan deskripsi umum mengenai aplikasi dan situs website yang darinya
komponen-komponen aktualisasi diri dapat diperoleh, semoga dapat berguna bagi
pembaca dalam upaya pemanfaatan internet sebagai media bantu dalam
mengerjakan dan menghubungkan berbagai aktivitas secara efektif, akurat dan
efisien.
Pembahasan dalam tulisan ini, dibatasi oleh ruang lingkup deskripsi umum
tentang pemerolehan informasi atau pengetahuan mengenai komponen-komponen
aktualisasi diri. Pembahasan lebih lanjut tentang bagaimana menghadapi
tantangan kompetensi peserta didik serta pembahasan yang lebih terperinci
tentang bagaimana komponen-komponen tersebut diterapkan dalam kehidupan
sehari-hari semoga dapat dideskripsikan dalam tulisan-tulisan berikutnya.

Daftar Referensi
Ibeng Parta. (2020). Pengertian Keterampilan, Macam, Contoh dan Menurut Para
Ahli. Jurnal Pendidikan. Vol.1 No.3. hal 34-36. Diakses dari
https://pendidikan.co.id/pengertian-keterampilan-macam-contoh-dan-
menurut-para-ahli/

Safari Zeni Muhammad, Ramadhan Arif Muhammad. (2019). Meningkatkan


Motivasi Belajar Peserta Didik. Jurnal Comm-Edu. Vol.2 No.2. hal 178-179.
Diakses dari

https://www.researchgate.net/publication/337114641_MENINGKATKAN_
MOTIVASI_BELAJAR_PESERTA_DIDIK_PELATIHAN_OTOMOTIF_S
EPEDA_MOTOR_DI_LKP_TUNAS_MUDA

Tata Abdulah. 2004. Landasan dan Prinsip Pendidikan Umum (Makalah).


Bandung: Sekolah Pascasarjana UPI Bandung. Diakses dari
https://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/11/08/hakikat-pendidikan/

Kadiyono, L., Anissa. (2014). Efektivitas Pengembangan Potensi Diri dan


Orientasi Wirausaha dalam Meningkatkan Sikap Wirausaha. Jurnal intervensi
psikologi. Vol.6 No.1 hal.26-27. Diakses dari
https://www.researchgate.net/publication/319935371_EFEKTIVITAS_PENG
EMBANGAN_POTENSI_DIRI_DAN_ORIENTASI_WIRAUSAHA_DALA
M_MENINGKATKAN_SIKAP_WIRAUSAHA

Aris, S., Eko. Sukses Dengan Soft Skill. Jurnal Teknik. Vol.3 No.2. hal 71-76.
Diakses dari
https://www.google.com/url?
sa=t&source=web&rct=j&url=http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/PRESEN
TASI%2520SUKSES%2520DENGAN%2520SOFT
%2520SKILLS.pdf&ved=2ahUKEwjaivzH98ruAhX0X3wKHcPCA5UQFjAD
egQIBBAB&usg=AOvVaw3TS9xRU8yN9JuvOKbWZlAK

Anda mungkin juga menyukai