Keterampilan
Diusulkan oleh :
Asri Riskawati 201102020836
Hilma Nuraeni 201102020834
Lopitasari 201102020765
1. Pendahuluan
Pada era modern saat ini, menyiapkan SDM yang berkualitas menjadi
semakin rumit. Masalah keterampilan dan pengetahuan pun menjadi persoalan
yang aktual dikalangan pelajar. Kurangnya pemahaman dan pengalaman
menjadikan seseorang tidak mampu melaksanakan tugas dan pekerjaan yang
dipertanggungjawabkan. Hal ini tentu menjadi penghambat bagi peserta didik
untuk terjun langsung ke dalam kehidupan masyarakat ataupun dunia kerja. Akan
tetapi, ini sebaiknya kita perlakukan sebagai tantangan yang harus dihadapi, dan
bukan halangan yang harus dihindari.
Di dalam hal ini, secara umum pengembangan SDM tengah dan akan
menghadapi berbagai tantangan mengenai kompetensi para peserta terkait dengan
tugas-tugas dan pekerjaan yang akan dipertanggungjawabkan. Tantangan tersebut
antara lain skill problem, knowledge problem, motivation problem dan juga self-
potential problem. Seseorang yang mengalami skill problem, tidak bisa
mengoperasikan pekerjaan sesuai standar yang diharapkan. Hal ini disebabkan
kurangnya pelatihan sehingga keterampilan yang dimiliki tidak terasah.
Sedangkan seseorang yang mengalami knowledge problem tidak bisa melakukan
suatu pekerjaan karena ia tidak memiliki pengetahuan mengenai bidang
pekerjaannya. Dengan demikian, skill problem dan knowldge problem merupakan
masalah yang berkenaan dengan pendidikan dan pelatihan (Diklat). Pendidikan
lebih diarahkan untuk memecahkan knowledge problem, sedangkan pelatihan
lebih pada skill problem.
Adapun motivation problem merupakan masalah yang berkaitan dengan
kurangnya motivasi seseorang. Kurangnya motivasi dapat disebabkan oleh
beberapa masalah, seperti masalah pribadi, keluarga, keuangan, dan lain-lain.
Sedangkan self-potential problem merupakan masalah yang berkaitan dengan
upaya menggali potensi peserta didik agar memiliki kecakapan dan keterampilan
hidup. Tiap upaya untuk menggali atau meningkatkan potensi, prestasi, maupun
kompetensi seseorang, tidak terlepas dari yang namanya konsep diri. Konsep diri
seseorang adalah cara pandangnya terhadap diri sendiri. Dengan demikian,
motivation problem dan self-potential problem adalah dua hal yang saling
berkaitan. Kita memerlukan motivasi-motivasi yang mendukung untuk
mengembangkan potensi diri kita.
Tulisan ini membahas bagaimana peran pendidikan dan pelatihan dalam
proses sistematis untuk meningkatkan, mengembangkan, dan membentuk peserta
didik dimana peserta didik mempelajari pengetahun (knowledge), keterampilan
(skill), potensi dan perilaku terhadap tujuan pribadi maupun organisasi sehingga
tercipta Sumber Daya Manusia yang berkualitas.
2. Pembahasan
Komponen-komponen aktualisasi diri yang menjadi tantangan kompetensi
peserta didik mencakupi skill, knowledge, motivation dan juga self-potential. Jika
tantangan tersebut dapat dihadapi, maka peserta didik dapat mengaktualisasikan
dirinya dalam kehidupan. Setiap orang memiliki potensi dan skill, namun
kebanyakan mereka tidak sadar akan potensi yang terpendam dalam dirinya, jika
mereka bisa menggali potensi itu pasti dia bisa memiliki skill yang luar biasa,
karena skill berkaitan erat dengan potensi seseorang.
2.1 Keterampilan (skill)
Seseorang terlahir dengan berbagai jenis kemampuan baik berupa soft skill
atau hard skill. Adapun hal lain yang harus dilatih secara terus-menerus disebut
keterampilan. Keterampilan merupakan suatu kemampuan di dalam menggunakan
akal, fikiran, ide serta kreatifitas dalam mengerjakan, mengubah atau juga
membuat sesuatu itu menjadi lebih bermakna. Berikut ini keterampilan menurut
para ahli, yaitu :
Keterampilan menurut Gordon (1994) keterampilan adalah sebuah
kemampuan seseorang dalam mengoperasikan pekerjaan itu secara lebih
mudah serta tepat.
menurut Dunette (1976) keterampilan adalah pengetahuan yang didapatkan
serta dikembangkan dengan melalui latihan atau training serta pengalaman
dengan melakukan berbagai tugas.
Keterampilan menurut Muzni Ramanto, Soemarjadi, dan Wikdati Zahri
(1991:2) Pada kata keterampilan dapat disamakan dengan kata kecekatan.
Orang yang bisa dikatakan sebagai orang terampil adalah orang yang dalam
mengerjakan atau juga dapat menyelesaikan pekerjaannya itu dengan secara
cepat dan benar. Namun, apabila orang itu mengerjakan atau melesaikan
pekerjaanya dengan cepat namun hasilnya itu tidak sesuai dalam artian salah.
Maka orang itu belum bisa dikatakan sebagai orang yang terampil. Apabila
orang itu dapat melakukan pekerjaan dengan benar serta sesuai apa yang
diperintahkan, walau lambat didalam menyelesaikannya. Maka orang itu bisa
disimpulkan ialah sebagai orang yang terampil.
Keterampilan menurut Robbins (2000), Robbins menyatakan bahwa
keterampilan dibedakan atas 4 kategori, yakni sebagai berikut:
Basic Literacy Skill, Merupakan suatu keahlian dasar yang dimiliki oleh
tiap-tiap orang, misalnya seperti menulis, membaca, mendengarkan, atau
juga kemampuan dalam berhitung.
Technical Skill, adalah suatu keahlian yang didapat itu dengan melalui
pembelajaran didalam bidang teknik, misalnya seperti menggunakan
komputer, memperbaiki handphone, serta lain sebagainya.
Interpersonal Skill, adalah suatu keahlian tiap-tiap orang dalam melakukan
komunikasi antar sesama, contohnya seperti mengemukakan pendapat
serta bekerja bersama dalam tim.
Problem Solving, adalah suatu keahlian seseorang di dalam memecahkan
sebuah masalah dengan menggunakan logikanya.
Keterampilan menurut Singer Dikutip oleh Amung keterampilan adalah suatu
derajat keberhasilan yang konsisten didalam mencapai suatu tujuan itu
dengan efektif.
Sekarang ini, keterampilan menjadi hal yang sangat penting terutama bagi
seseorang yang ingin bisa mencari pekerjaan. Beragam keterampilan juga
pengalaman kerja turut menjadi sebuah penilaian tersendiri.
Berikut adalah jenis keterampilan yang banyak dibutuhkan baik saat bekerja
atau pada kegiatan sehari-hari.
Komunikasi
Komunikasi menjadi kunci dalam sebuah penyampaian sebuah pesan.
Seseorang yang memiliki komunikasi yang baik akan dengan mudah
menyesuaikan diri dengan lingkungan sosialnya.
Keterampilan dasar
Keterampilan yang dipelajari sejak seseorang mulai belajar baik di rumah,
sekolah, atau masyarakat. Keterampilan dasar tersebut meliputi keterampilan
menulis, membaca, menghitung, berbicara, dan lain-lain.
Keterampilan perencanaan
Setiap orang yang masuk dalam lingkungan kerja harus mampu
merencanakan tentang segala hal yang akan dilaksanakan untuk
meningkatkan produktivitas. Perencanaan digunakan untuk merancang segala
hal yang akan dilakukan dalam periode tertentu.
Keterampilan menyusun strategi
Saat membangun bisnis, Anda tentu menentukan berbagai goals yang ingin
dicapai baik jangka panjang atau pendek. Agar semuanya dapat tercapai,
diperlukan strategi dan taktik yang tepat. Karena itu sebagai seorang
pengusaha, Anda harus mampu menyusun strategi bisnis yang realistis dan
dapat diterapkan sehingga usaha yang dibangun akan terus berkembang. .
Manajemen waktu
Seseorang dalam melaksanakan aktivitas harus mempertimbangkan banyak
hal salah satunya ialah membagi waktu dalam bekerja. Seseorang yang
mampu membagi waktu dengan baik maka orang tersebut dapat dikatakan
memiliki manajemen waktu yang baik.
Kepemimpinan
Salah satu keterampilan yang selalu diupgrade dalam lingkungan perusahaan
adalah kemampuan untuk memimpin. Setiap orang harus memiliki
kemampuan kepemimpinan minimal memimpin diri sendiri untuk mengambil
keputusan dan tidak bersikap plin-plan.
Keterampilan berdiplomasi
Kerjasama antar negara merupakan hal yang penting dalam melakukan
hubungan internasional. Semakin cakap dalam melakukan diplomasi maka
diharapkan semakin banyak orang yang mempercayai suatu negara untuk
melakukan kerjasama.
Keterampilan ini haruslah terus dikembangkan serta dilatih dengan secara
terus menerus supaya dapat/bisa menambah kemampuan peserta didik sehingga
peserta didik menjadi ahli atau juga profesional di dalam salah satu bidang
tertentu. Maka dari itu, pengembangan kepribadian sangatlah penting ditanamkan
sejak kecil agar seseorang dapat menjalani kehidupannya dengan seimbang.
Seimbang dalam arti seseorang memiliki kemampuan analisis dan logika yang
baik, diimbangi dengan kemampuan beretika dan kreativitas yang baik pula.
2.2 Pengetahuan (knowledge)
Knowledge atau pengetahuan adalah kesadaran dan pemahaman akan fakta,
kebenaran atau informasi yang diperoleh melalui pengalaman atau pembelajaran
(suatu posteriori), atau melalui introspeksi (suatu priori). Menurut Turban (Turban
2001, 363), knowledge berkembang dari waktu ke waktu sesuai dengan
pengalaman, yang membuat hubungan antara situasi dan peristiwa yang baru
secara kontekstual. Komponen knowledge dapat dikategorikan menjadi :
ground truth : ini adalah kebenaran yang dicapai dari pengalaman, bukan dari
teori.
complexity : situasi yang kompleks mengindikasikan pendekatan yang
kompleks dalam penyelesaiannya. Masalah akan menjadi kompleks apabila
kurangnya knowledge.
judgement : knowledge berkembang dan tidak mungkin lagi di terapkan pada
situasi aslinya.
heuristic (rules of thumb) and intuition : panduan dalam memudahkan
pemecahan masalah.
values and beliefs : tiap orang mempunyai cara pemecahan masalah yang
berbeda.
Knowledge merupakan informasi yang dikombinasikan dengan pengalaman.
Menurut Nonaka dan Takeuchi (1995) terdapat dua jenis knowledge, yaitu: Tacit
Knowledge dan Explicit Knowledge.
Tacit Knowledge : Pengetahuan yang terdapat di dalam otak atau pikiran
seseorang sesuai dengan pemahaman dan pengalaman orang itu sendiri.
Biasanya pengetahuan ini tidak terstruktur, susah untuk didefinisikan dan
diberitahukan dengan bahasa formal kepada orang lain dan isinya mencakup
pemahaman pribadi. Pengetahuan ini umumnya belum terdokumentasi karena
pengetahuan ini masih terdapat di dalam pikiran seseorang. Tacit Knowledge
memiliki ciri-ciri, yaitu:
Tacit diperoleh dari pengalaman, pengalaman yang pernah dirasakan
Tidak mudah dikomunikasikan atau diberikan kepada orang lain karena
sulit untuk di ekspresikan
Pengetahuannya dapat di transfer secara efektif melalui bertatap muka
(person to person), yaitu pengetahuan yang di dapat oleh kita akan mudah
untuk di transfer melalui percakapan dari kita ke orang lain.
Explicit Knowledge : Pengetahuan yang sudah dikumpulkan serta
diterjemahkan ke dalam suatu bentuk dokumentasi (rangkuman) sehingga
lebih mudah dipahami oleh orang lain. Pengetahuan ini bersifat formal dan
mudah untuk dibagikan ke orang lain dalam bentuk dokumentasi karena
umumnya merupakan pengetahuan yang bersifat teori yang mempermudah
seseorang dalam membagi pengetahuannya kepada orang lain melalui buku,
artikel dan jurnal tanpa harus datang langsung untuk mengajari orang
tersebut. Dalam proses penerapannya, pengetahuan explicit lebih mudah
karena pengetahuan yang diperoleh dalam bentuk tulisan atau dokumentasi.
Individu memperoleh banyak pengetahuan melalui belajar dan keterampilan
yang dapat membantunya menyesuaikan diri. Misalnya seorang guru akan
berusaha belajar tentang berbagai ilmu pengetahuan untuk meningkatkan
kemampuan profesionalismenya. Hal ini secara tidak langsung mengatakan
bahwasannya pengetahuan dapat membantu individu dalam proses aktualisasi diri.
Dengan demikian, penting bagi individu untuk memahami kualitas dirinya dan
mempelajari potensi yang ada pada dirinya.
2.3 Motivasi (motivation)
Motivasi adalah proses yang menjelaskan intensitas, arah, dan ketekunan
seorang individu untuk mencapai tujuannya. Tiga elemen utama dalam definisi ini
diantaranya adalah intensitas, arah, dan ketekunan. Intensitas terkait dengan
seberapa giat seseorang berusaha, tetapi intensitas tinggi tidak menghasilkan
prestasi kerja yang memuaskan kecuali upaya tersebut dikaitkan dengan arah yang
menguntungkan organisasi. Sebaliknya elemen yang terakhir, ketekunan,
merupakan ukuran mengenai berapa lama seseorang dapat mempertahankan
usahanya.
Berdasarkan teori hierarki kebutuhan Abraham Maslow, teori X dan teori Y
Douglas McGregor maupun teori motivasi kontemporer, arti motivasi adalah
'alasan' yang mendasari sebuah perbuatan yang dilakukan oleh seorang individu.
Seseorang dikatakan memiliki motivasi tinggi dapat diartikan orang tersebut
memiliki alasan yang sangat kuat untuk mencapai apa yang diinginkannya dengan
mengerjakan pekerjaannya yang sekarang.
Setiap peserta didik harus memiliki keinginan untuk mengaktifkan,
menggerakkan, menyalurkan dan mengarahkan sikap dan perilaku demi
tercapainya proses pengembangan diri. Selaras dengan hal ini, motivasi belajar
sangat penting diberikan kepada peserta didik supaya meningkatkan kemampuan
dan keberanian yang lebih baik.
Peningkatan motivasi belajar sangat baik untuk diimplementasikan oleh
peserta didik karena keingintahuan belajar akan terpenuhi dan lebih antusias
mengenal dirinya secara lebih baik. Sehingga peserta didik mempunyai arah dan
tujuan secara lebih jelas tentang apa yang harus dilakukan oleh peserta didik.
Hal ini senada dengan Prof. DR. David C.McClelland (Mangkunegara,2005)
seorang ahli psikologi bangsa Amerika dari Universitas Harvard, dalam teori
motivasinya mengemukakan bahwa produktivitas seseorang sangat ditentukan
oleh “virus mental “ yang ada pada dirinya. Virus mental adalah kondisi jiwa yang
mendorong seseorang untuk mampu mencapai prestasinya secara maksimal. Virus
mental yang dimaksud terdiri tiga dorongan kebutuhan, yaitu Pertama Kebutuhan
untuk berpresrtasi (Need Of Achievement), merupakan kebutuhan untuk mencapai
sukses, yang diukur berdasarkan standar kesempatan dalam diri seseorang.
Kebutuhan ini berhubugan erat dengan pekerjaan dan mengarahkan tingkah laku
pada usaha untuk mencapai prestasi tertentu. Kedua Kebutuhan untuk berafilasi
(Neef For Affliation), merupakan kebutuhan akan kehangatan dan sokongan
dalam hubungannya dengan orang lain. Kebutuhan ini mengarahkan tingkah laku
untuk mengadakan hubungan secara akrab dengan orang lain. Ketiga Kebutuhan
Kekuatan (Need For Power), merupakan kebutuhan untuk menguasai dan
mempengaruhi situasi dan orang lain agar menjadi dominan dan pengontrol.
Kebutuhan ini menyebabkan orang yang bersangkutan kurang mempedulikan
perasaan orang lain.
Abraham Maslow mengemukakan adanya lima tingkatan kebutuhan pokok
manusia. Kelima tingkatan kebutuhan pokok inilah yang kemudian dijadikan
pengertian kunci dalan mempelajari motivasi manusia.
Adapun kelima tingkatan kebutuhan pokok yang dimaksud adalah sebagai
berikut:
1) Kebutuhan fisiologis, kebutuhan ini merupakan kebutuhan dasar yang bersifat
primer dan vital, yang menyangkut fungsi-fungsi biologis dasar dari organisme
manusia seperti kebutuhan akan pangan, sandang dan papan, kebutuhan fisik, dsb.
2) Kebutuhan rasa aman dan perlindungan (safety and scurity) seperti terjaminnya
keamanannya, terlindung dari bahaya dan ancaman penyakit, perang, kemiskinan,
kelaparan, perlakuan tidak adil, dsb.
3) Kebutuhan sosial (social needs) yang meliputi antara lain kebutuhan akan
dicintai, diperhitungkan sebagai pribadi, diakui sebagai anggota kelompok, rasa
setia kawan, kerja sama.
4) Kebutuhan akan penghargaan (esteem needs) termasuk kebutuhan dihargai
karena prestasi, kemampuan, kedudukan atau status, pangkat, dsb.
5) Kebutuhan akan aktualisasi diri (self actualization) seperti antara lain
kebutuhan mempertinggi potensi-potensi yang dimiliki, pengembangan diri secara
maksimal, kreatifitas dan ekspresi diri.
Berdasarkan penjelasan di atas dapat kita ambil pelajaran bahwa peserta didik
akan semakin berani mengambil resiko untuk mencapai tujuan belajarnya,
manakala proses pembinaan kepada peserta didik terus dilakukan, supaya
kemampuannya terus berkembang sehingga menghasilkan peserta didik yang
berkualitas.
3. Penutup
Pembahasan di atas menunjukkan bahwa di era digital ini peserta didik dapat
dengan mudah memperoleh informasi atau pengetahuan tentang komponen-
komponen yang berkaitan dengan aktualisasi diri. Kemudahan itu berkait dengan
informasi berlimpah tentang komponen-komponen aktualisasi diri yang terdapat
di internet. Internet menjadi media yang sangat ideal untuk melakukan berbagai
kegiatan pembelajaran, baik itu pembelajaran jarak jauh maupun pembelajaran
otodidak, termasuk belajar bagaimana caranya mengaktualisasikan diri melalui
internet. Informasi tersebut dapat diperoleh dari situs-situs maupun aplikasi
tertentu yang disediakan oleh internet.
Sebelum adanya internet, masyarakat biasanya mendapatkan informasi dari
media cetak seperti koran, jurnal atau buku-buku di perpustakaan. Akan tetapi,
saat ini segala informasi dari berbagai sumber dapat diakses melalui internet.
Pengguna dapat mengakses dan mendapatkan berbagai informasi terkait dengan
modul, artikel, jurnal, pengetahuan umum, dan lain sebagainya. Sehingga setiap
individu dapat menemukan berbagai hal melalui mesin pencari yang terhubung
dengan jaringan internet. Pembahasan dalam tulisan ini, pada hakikatnya
merupakan deskripsi umum mengenai aplikasi dan situs website yang darinya
komponen-komponen aktualisasi diri dapat diperoleh, semoga dapat berguna bagi
pembaca dalam upaya pemanfaatan internet sebagai media bantu dalam
mengerjakan dan menghubungkan berbagai aktivitas secara efektif, akurat dan
efisien.
Pembahasan dalam tulisan ini, dibatasi oleh ruang lingkup deskripsi umum
tentang pemerolehan informasi atau pengetahuan mengenai komponen-komponen
aktualisasi diri. Pembahasan lebih lanjut tentang bagaimana menghadapi
tantangan kompetensi peserta didik serta pembahasan yang lebih terperinci
tentang bagaimana komponen-komponen tersebut diterapkan dalam kehidupan
sehari-hari semoga dapat dideskripsikan dalam tulisan-tulisan berikutnya.
Daftar Referensi
Ibeng Parta. (2020). Pengertian Keterampilan, Macam, Contoh dan Menurut Para
Ahli. Jurnal Pendidikan. Vol.1 No.3. hal 34-36. Diakses dari
https://pendidikan.co.id/pengertian-keterampilan-macam-contoh-dan-
menurut-para-ahli/
https://www.researchgate.net/publication/337114641_MENINGKATKAN_
MOTIVASI_BELAJAR_PESERTA_DIDIK_PELATIHAN_OTOMOTIF_S
EPEDA_MOTOR_DI_LKP_TUNAS_MUDA
Aris, S., Eko. Sukses Dengan Soft Skill. Jurnal Teknik. Vol.3 No.2. hal 71-76.
Diakses dari
https://www.google.com/url?
sa=t&source=web&rct=j&url=http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/PRESEN
TASI%2520SUKSES%2520DENGAN%2520SOFT
%2520SKILLS.pdf&ved=2ahUKEwjaivzH98ruAhX0X3wKHcPCA5UQFjAD
egQIBBAB&usg=AOvVaw3TS9xRU8yN9JuvOKbWZlAK