Anda di halaman 1dari 2

2.

2 Semakin banyak tenaga kerja yang digunakan dalam proses produksi, maka akan
semakin banyak pula output yang dapat dihasilkan dalam proses produksi

Tenaga kerja merupakan salah satu komponen penting dalam faktor produksi. Tenaga kerja
dibutuhkan pada setiap proses produksi pada usaha tani, mulai dari pembibitan, pengolahan
tanah, penanaman, penyiangan, pengendalian hama penyakit, pemupukan, hingga
pemanenan. Menurut Salim et al. (2020) tenaga kerja manusia merupakan salah satu faktor
produksi penting dalam kegiatan usaha. Tenaga kerja manusia tersebut dipengaruhi oleh
beberapa faktor seperti umur, pendidikan, keterampilan, pengalaman, kecukupan gizi, serta
tingkat kesehatan. Jumlah tenaga kerja dalam proses produksi belum tentu dapat
meningkatkan output yang dihasilkan dalam proses produksi. Hal ini disebabkan faktor-
faktor tenaga kerja tersebut dapat memengaruhi produktivitas tenaga kerja. Produktivitas
dapat dihitung dengan perbandingan antara nilai produksi dengan tenaga kerja yang
dicurahkan. Dalam beberapa kasus jumlah tenaga kerja dapat meningkatkan hasil produksi,
contohnya pada penilitian yang dilakukan Yuniartini (2013) bahwa jumlah tenaga kerja
mempunyai pengaruh signifikan terhadap hasil produksi. Berbeda dengan Hia (2009) bahwa
jumlah tenaga kerja tidak selamanya berpengaruh positif terhadap produktivitas. Jumlah
tenaga kerja yang tidak sesuai dengan keperluan dapat mengakibatkan pengaruh negatif
terhadap produktivitas. Selain itu, semakin banyak jumlah tenaga kerja juga dapat
meningkatkan risiko produksi (Kurniati, 2012). Produktivitas bukan hanya dipengaruhi oleh
jumlah tenaga kerja, tetapi oleh faktor-faktor lain. Contohnya yaitu faktor pengalaman, dalam
penelitian yang dilakukan Salim et al. (2020) ditunjukkan bahwa semakin berpengalaman
petani, maka akan meningkatkan produktivitas.

2.3 Faktor ketersediaan lahan terhadap produktivitas dan keberlanjutan Pertanian

jumlah ketersediaan lahan banyak maka tanaman yang dibudidaya juga semakin banyak,
sehingga produktivitas yang dihasilkan juga semakin meningkat, hal ini dikarenakan
ketersediaan lahan yang ada dalam suatu wilayah memberi peningkatan pada jenis dan
jumlah tanaman yang ada pada suatu lahan. Ketersediaan lahan merupakan lahan yang
tersisa yang digunakan untuk pemenuhan kebutuhan seperti
pertanian/perkebunan/perikanan darat dengan tujuan memperoleh hasil yang maksimal
(Meliani. 2011).

Namun semakin bertambahnya tahun, jumlah penduduk semakin mengalami peningkatan,


hal ini akan berpengaruh terhadap ketersediaan luasan lahan yang semakin lama semakin
berkurang, dan berpengaruh pada jumlah petani yang juga mengalami penurunan. Karena
lahan merupakan modal utama atau asset yang berharga untuk menjalankan usahatani
(Manatar et al. 2017). Penggunaan lahan menggambarkan perilaku manusia untuk
mencapai tujuan yang diinginkan, lahan yang memiliki banyak luasan akan berpengaruh
pada perbesaran harapan petani untuk hidup layak. Luas lahan yang diolah oleh petani juga
menentukan besar kecilnya hasil produksi. Perlu adanya suatu upaya untuk mengatasi
penurunan daya dukung lahan, menurut Meliani (2011) upaya tersebut meliputi: a. Teknik
konservasi lahan, yaitu suatu teknik yang merubah jenis penggunaan lahan ke arah usaha
yang lebih menguntungkan dengan disesuaikan pada kondisi lingkungan yang ada. Teknik
ini memiliki risiko yang tidak terlalu besar, karena teknik ini bertujuan untuk melakukan
penekanan terhadap resiko yang ada, serta untuk meningkatkan produktivitas tanaman.
Konservasi lahan juga bertujuan untuk melakukan pencegahan terhadap terjadinya bencana
lingkungan yang disebabkan oleh penggunaan lahan yang tidak sesuai. b. Intensifikasi
lahan, yaitu penggunaan suatu teknologi baru dalam usaha tani, sehingga dengan
menggunakan teknologi baru dapat menekan biaya yang dikeluarkan.

Anda mungkin juga menyukai