Anda di halaman 1dari 2

Muhammad Renno | 1910115210038 | A1 | Hidrologi dan Lingkungan | Resume 5

1. Misna Azizah

Tujuan dari pengelolaan Daerah Aliran Sungai (DAS) pada dasarnya adalah pemanfaatan sumberdaya alam
dilakukan dengan terlanjutkan (sustainable) sehingga tidak membahayakan lingkungan lokal, regional,
nasional dan bahkan global.

Permasalahan utama dalam pembangunan pengelolaan DAS adalah belum mantapnya institusi dan
lemahnya sistem perencanaan yang komprehensif.

Pemeliharaan DAS adalah suatu pekerjaan yang wajib dilaksanakan guna kelestarian fungsi suatu DAS
secara keseluruhan, sebagai wadah aliran air permukaan ataupun sebagai sumberdaya air bagi segala
keperluan kehidupan manusia. Pemeliharaan DAS meliputi badan sungai dan juga daerah aliran sungai
secara keseluruhan. Adakalanya kondisi badan sungai yang baik menjadi tidak baik karena DAS mengalami
kerusakan. Untuk pengamanan terhadap daerah yang berpotensi terhadap kerusakan maka DAS perlu
dijaga kelestariannya. Menjaga daerah tangkapan hujan di hulu maupun daerah pedataran merupakan
salah satu bagian dari pemeliharaan.

2. Ghina Salsabilla

DAS juga dikenal dengan sebutan watershed atau daerah tangkapan (catchment area). Ada garis batas
yang tak terlihat untuk membatasi DAS dan daerah lain.

Batas itu biasanya berupa punggung bukit atau pegunungan. Batas DAS biasanya tak sama dengan batas
administrasi wilayah.

Suatu DAS bisa berada pada satu wilayah maupun beberapa wilayah. Ada DAS yang meliputi beberapa
wilayah kota, kabupaten, provinsi, bahkan negara. Suatu DAS terdiri dari beberapa sub-DAS. Sub-DAS juga
bisa dibagi lagi menjdi sub-sub-DAS.

Pertimbangan dalam pengelolaan DAS terpadu:

• Terdapat keterkaitan antara berbagai kegiatan dalam pengelolaan sumberdaya alam dan
pembinaan aktivitas manusia dalam penggunaannya,
• Melibatkan berbagai disiplin ilmu yangmendasari dan mencakup berbagai bidang kegiatan,
• Interaksi daerah hulu sampai hilir yang dapat berdampak negatif maupun positif sehingga
memerlu-kan koodinasi antarpihak.

3. Desy Alvina

Studi Umum Permasalahan dan Solusi DAS Citarum Serta Analisis Kebijakan Pemerintah

Beberapa hal yang dapat disimpulkan dari penelitian ini antara lain :
1. Permasalahan yang terjadi di wilayah sungai citarum didominasi oleh rendahnya kepedulian masyarakat
dan pemerintah sekitar terhadap kelestarian alam di wilayah sungai Citarum

2. Dalam rangka mengatasi hal tersebut perlu dirumuskan kebijakan yang komprehensif (menyeluruh,
mempertimbangkan keseluruhan aspek : strukutral, non struktural, maupun sosio-kultural), lintas sektor,
lintasi wilayah administrasi dan pemerintahan, melibatkan peran aktif masyarakat.

Strategi Kerjasama Antar Daerah Dalam


Penanganan Sumber Daya Air (Studi Kasus Sungai Ciliwung)

Tingginya pertumbuhan masyarakat di DAS Ciliwung menjadi persoalan yang kompleks dalam
penanganan DAS Ciliwung. Tekanan jumlah penduduk yang tinggi di DAS Ciliwung membuat DAS memikul
beban yang berat. Berdasarkan data BPS daerah setempat tahun 2015, penduduk DAS Ciliwung di DKI
Jakarta berjumlah 3.518.551 jiwa, penduduk DAS Ciliwung di Kota Bogor tahun berjumlah 815.288 jiwa,
penduduk DAS Ciliwung di Kabupaten Bogor tahun berjumlah 1.440.213 jiwa, dan penduduk DAS Ciliwung
di Kota Depok mencapai 1.030.542 jiwa (BPS, 2016).

Maraknya alih fungsi lahan dibagian hulu DAS Ciliwung menjadi persoalan bagi daerah yang
berada dibagian hilir DAS Ciliwung. Daerah yang seharusnya menjadi daerah konservasi dan resapan air
kini tertutup oleh bangunan seperti vila, restoran, wisma, dan hotel. Lahan hutan di bagian hulu semakin
lama semakin berkurang sedangkan lahan terbangun semakin lama semakin bertambah. Tahun 1989 luas
hutan dibagian hulu seluas 37.902,60 Ha dan luas lahan terbangun seluas 27.005,41 Ha. Sedangkan pada
tahun 2013 luas hutan berkurang menjadi 32.077,31 Ha dan luas lahan terbangun bertambah menjadi
75.238,17 Ha(Fajarini, 2014). Dampak yang terjadi dari pengalihan fungsi lahan adalah hilangnya daerah
resapan air.

Anda mungkin juga menyukai