Dewi S Soemarko
Iwan Sugiarta
Faktor Kritis:
1. Pra analitik
• Persiapan peserta
• Audiometer terkalibrasi
• Perawatan harian
• Operator terlatih
• Syarat ruang soundbooth
2. Analitik
• Metode pemeriksaan: Modified Hughson Westlake;
ANSI-S3.6 (R.2010); ISO 8253-1 (R.2010)
3. Pasca Analitik
• Pembuatan kesimpulan
• Rumusan nilai ambang dengar: ada sangat banyak
• Batasan nilai normal: ada sangat banyak
ANSI S3.1 (R.2013); ISO 8253-1 (R.2010) OSHA 29 CFR: 1910.95, Appendix D
1. Selalu Sensorineural !
2. Hampir selalu Bilateral
3. Takik 3 - 6 kHz dengan perbaikan pada 8 kHz
4. Gangguan ambang dengar pada frek. tinggi biasanya < 75 dB dan
pada frek. rendah biasanya < 40 dB
5. Terjadi secara gradual cepat dalam waktu 10-15 tahun pertama
kemudian melambat setelah PTS terjadi
6. Pajanan bising yang terdahulu tidak menyebabkan peningkatan
sensitivitas terhadap pajanan bising berikutnya
7. Terdapat pajanan bising 85 dBA 8 jam sehari atau lebih
8. Manfaat proteksi APD dapat berbeda pada setiap individu
9. TTS dengan / tanpa Tinitus = mungkin gejala awal PTS NIHL
Pajanan
Bising NIHL Takik frek. 4 kHz
Penyakit lain :
• Acoustic Neuroma
• Multipel Sklerosis
• Ototoksik
• Virus
• Trauma
• Herediter
• Sudden hearing loss
Takik 4 kHz :
• adalah Tanda NIHL tetapi BUKAN Pathognomonic Sign5
• bukan satu-satunya bukti yang cukup untuk mendiagnosis NIHL1
2600
2400
2200
2000
1800
1600
1400 N= 9.723
1200
1000
800
600
400
200
0
100%
90%
80%
70%
60%
50%
N= 9.723
40%
30%
20%
10%
0%
% 50
40
30
20
10
0
N= 9.723
2015 2016
Prepared by Dewi S Soemarko and Iwan Sugiarta (30 Sep 2017)
Noise Profilling Database pada Bpk. X
IOMU 2017
.....postponed...
Parameter Input
Sex Male
Age 40 y
Exposure time 15 y
Lex,8h 88,7 dBA
Fractile 0,05
2016
Prepared by Dewi S Soemarko and Iwan Sugiarta (30 Sep 2017)
7 Langkah Diagnosis Okupasi (ringkasan) IOMU 2017
Kontak :
• iwan.s@prodiaohi.co.id
• dewisoemarko@yahoo.com