Anda di halaman 1dari 12

PENGERTIAN, DEFINISI DAN GUNA

SEJARAH MENURUT PARA AHLI

MAKALAH

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas

Mata Kuliah: Pengantar Ilmu Sejarah

Pembimbing: Agus Permana, M.Ag.

Disusun Oleh :

.Irfan Izzatur Rahman ( 1195010064 )

PROGRAM STUDI SEJARAH DAN PERADABAN ISLAM (SPI)


FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG
2019
KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur Penulis Panjatkan ke Hadirat Allah SWT, karena berkat limpahan
rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyusun makalah ini tepat pada
waktunya. Makalah ini membahas pengertian, definisi dan guna sejarah menurut
para ahli. Dalam penyusunan makalah ini, penyusun banyak mendapat tantangan
dan hambatan akan tetapi dengan bantuan dari berbagai pihak tantangan itu bisa
teratasi. Oleh karena itu, penyusun mengucapkan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah
ini, semoga bantuannya mendapat balasan yang setimpal dari Allah SWT. Penulis
sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan
serta pengetahuan kita mengenai pengertian, definisi dan guna sejarah menurut
para ahli. Penulis juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam tugas ini terdapat
kekurangan-kekurangan dan jauh dari apa yang kami harapkan. Untuk itu, penulis
berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan di masa yang akan
datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa sarana yang
membangun. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Bandung, September 2019

Penulis,

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....…………………………….............................................2

DAFTAR ISI….……………………….……………………………………..........3

BAB I PENDAHULUAN………………………………………………................4

1.1 Latar Belakang ……….……………………………………………….........4


1.2 Rumusan Masalah………………………………………………….............4
1.3 Tujuan…………………………………………………………...................5

BAB II PEMBAHASAN…………………………………………………………..6

2.1 Pengertian Sejarah………...……………………………….……................6


2.2 Definisi Sejarah…………………………………………………………......6
2.3 Guna Sejarah……………………………….………………………….....…7

2.3.1 Guna Instrinsik…………………………………….…....................7


2.3.2 Guna Ekstrinsik…………………………………………………......9

BAB III PENUTUP………………………………………………………............11

3.1 Simpulan……………………………………………………………...…....11

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………..12

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sejarah berasal dari bahasa Arab, yakni dari kata syajaratun, yang memiliki
arti pohon kayu. Pengertian pohon kayu disini adalah adanya suatu kejadian,
perkembangan atau pertumbuhan tentang suatu hal (peristiwa) dalam suatu
kesinambungan (kontinuitas).

Ilmu sejarah sering dikaitkan dengan politik, padahal yang sesungguhnya


ilmu sejarah itu memiliki arti yang cakupannya dapat lebih luas karena
berhubungan dengan kejadian masyarakat di masa lalu yang dapat dilihat dari segi
ilmu-ilmu sosial lainnya, seperti sosiologi, antropologi, antropologi budaya,
psikologi, geografi, dan ilmu ekonomi. Sehingga sejarah dan ilmu-ilmu sosial
saling berkaitan dalam pembahasannya sesuai kajian dan objek yang dipelajari.

Semakin luasnya, mengkaji ilmu sejarah ini diharapkan dapat membuat


wawasan akan semakin luas tentang pengertian, definisi dan guna sejarah menurut
para ahli.

1.2 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dari penulisan makalah ini, adalah :

1) Apa pengertian sejarah ?


2) Jelaskan definisi sejarah menurut para ahli ?
3) Jelaskan guna sejarah ?

4
1.3 Tujuan Masalah

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini, adalah :

1) Mahasiswa dapat mengetahui pengertian sejarah.


2) Mahasiswa dapat mengetahui definisi sejarah menurut para ahli.
3) Mahasiswa dapat mengetahui guna sejarah.

5
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Sejarah

Menurut Jan Romein, kata “sejarah” memiliki arti yang sama dengan kata
“history” (Inggris), “geschichte” (Jerman) dan “geschiedenis” (Belanda),
semuanya mengandung arti yang sama, yaitu cerita tentang kejadian atau
peristiwa yang terjadi pada masa lampau.

Sementara menurut sejarawan William H. Frederick, kata sejarah diserap


dari bahasa Arab, “syajaratun” yang berarti “pohon” atau “keturunan” atau “asal-
usul” yang kemudian berkembang dalam bahasa Melayu “syajarah”. Dalam
bahasa Indonesia menjadi “sejarah”. Menurutnya kata syajarah atau sejarah
dimaksudkan sebagai gambaran silsilah atau keturunan.

2.2 Definisi Sejarah

Beberapa definisi sejarah yang dikemukakan oleh para ahli, antara lain
sebagai berikut.

1. Herodotus, ahli sejarah pertama dunia berkebangsaan Yunani, yang


mendapat julukan: The Father of History atau Bapak Sejarah. Menurut
Herodotus sejarah tidak berkembang ke arah depan dengan tujuan yang
pasti, melainkan bergerak seperti garis lingkaran yang tinggi rendahnya
diakibatkan oleh keadaan manusia.
2. Ibnu Khaldun, mendefinisikan sejarah sebagai catatan tentang
masyarakat umat manusia atau peradaban dunia, tentang perubahan-
perubahan yang terjadi pada watak masyarakat itu.
3. Thomas Carlyle, memberikan definisi sejarah adalah peristiwa masa
lampau yang mempelajari biografi orang-orang terkenal. Mereka, adalah

6
penyelamat pada zamannya. Mereka merupakan orang-orang besar yang
pernah dicatat sebagai peletak dasar sejarah.
4. Roeslan Abdulgani, ilmu sejarah adalah salah satu cabang ilmu
pengetahuan yang meneliti dan menyelidiki secara sistematis keseluruhan
perkembangan masyarakat serta kemanusiaan di masa lampau beserta
kejadian-kejadian dengan maksud untuk kemudian menilai secara kritis
seluruh hasil penelitiannya tersebut untuk selanjutnya dijadikan
perbendaharaan pedoman bagi penilaian dan penentuan keadaan sekarang
serta arah proses masa depan.
5. W.H.Walsh, sejarah itu menitikberatkan pada pencatatan yang berarti dan
penting saja bagi manusia. catatan itu meliputi tindakan-tindakan dan
pengalaman-pengalaman manusia di masa lampau pada hal-hal yang
penting sehingga merupakan cerita yang berarti.
6. Moh. Yamin, sejarah adalah suatu ilmu pengetahuan yang disusun atas
hasil penyelidikan beberapa peristiwa yang dapat dibuktikan dengan
bahan kenyataan

2.3 Guna Sejarah

Sejarah itu berguna secara intrinsic dan ekstrinsik. Secara instrinsik,


sejarah itu berguna sebagai pengetahuan. Seandainya sejarah tidak ada gunanya
secara ekstrinsik, yang berarti tidak ada sumbangannya di luar dirinya, cukuplah
dengan nilai-nilai instrinsiknya. Akan tetapi, disadari atau tidak, ternyata sejarah
ada di mana-mana. Berikut adalah guna sejarah.

2.3.1 Guna Instrinsik

1. Sejarah sebagai ilmu

Sejarah adalah ilmu yang terbuka, kenyataan bahwa sejarah


menggunakan bahasa sehari-hari, tidak menggunakan istilah-istilah
teknis, memperkuat keterbukaan itu. Keterbukaan itu membuat siapa

7
pun dapat mengaku sebagai sejarawan secara sah, asal hasilnya dapat
dipertanggungjawabkan sebagai ilmu.

2. Sejarah sebagai cara mengetahui masa lampau

Bersama dengan mitos, sejarah adalah cara untuk mengetahui masa


lampau. Bangsa yang belum mengenal tulisan mengandalkan mitos dan
yang sudah mengenal tulisan pada umumnya mengandalkan sejarah.
Ada setidaknya dua sikap terhadap sejarah setelah orang mengetahui
masa lampaunya, yaitu melestarikan atau menolak.

3. Sejarah sebagai pernyataan pendapat


Banyak penulis sejarah yang menggunakan ilmunya untuk
menyatakan pendapat. Seperti dalam penulisan sejarah Amerika,
meskipun ditempat lain penggunaan sejarah untuk menyatakan
pendapat selalu terjadi. Di Amerika ada dua aliran yang sama-sama
menggunakan sejarah yaitu konsesus dan konflik. Disebut konsesus
karena mereka berpendapat bahwa dalam masyarakat selalu ada
konsesus, dan para sejarawan selalu bersikap konformistis, sebaliknya
disebut konflik karena menekankan seolah-olah dalam masyarakat
selalu terjadi pertentangan dan menganjurkan supaya orang bersikap
kritis dalam berpikir tentang sejarah.
4. Sejarah sebagai profesi
Tidak semua lulusan sejarah dapat tertampung dalam profesi
kesejarahan. Ada lulusan yang jadi karyawan pengusaha sepatu,
pengalengan ikan, perusahaan farmasi, dan tidak sedikit yang jadi guru
diluar ilmunya. Semua tempat itu tentu saja memerlukan orang yang
dapat menulis sejarah, tetapi kita tidak dapat mengharapkan semua
orang untuk mempunyai idealisme.

8
2.3.2 Guna Ekstrinsik
1. Sejarah sebagai pendidikan moral
Sejarah yang diajarkan melalui pelajaran kewarganegaraan
disekolah maupun dulu lewat penataran P-4 pada masyarakat
mempunyai maksud agar Pancasila menjadi tolok ukur benar-salah,
baik-buruk, berhak-tidak, merdeka-terjajah, cinta-benci, dermawan-
pelit, serta berani-takut dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Pendidikan mental, seperti berani-takut, rupanya dimasukan disini.
Akan tetapi, sejarah tidak boleh bersikap hitam-putih. Kalau
pendidikan moral harus berbicara benar-salah, dan sastra hanya
tergantung pada imajinasi pengarang, maka sejarah harus berbicara
dengan fakta.
2. Sejarah sebagai pendidikan penalaran
Seorang yang belajar sejarah tidak akan berpikir monokausal,
pikiran yang menyatakan bahwa sebab terjadinya peristiwa itu hanya
satu. Akan tetapi sejarah harus berfikir plurikausal, yang menjadi
penyebab itu banyak.
3. Sejarah sebagai pendidikan politik
Tujuan dari pendidikan politik itu ialah dukungan atas politik
kekuasaan dengan mendorong perbuatan-perbuatan revolusioner
dengan menyingkirikan kaum kontraevolusi. Pada zaman orde baru
kita mengenal penataran-penataran. Tetapi dengan tujuan lain, yaitu
pembangunan. Tentu saja tujuan, intensitas dan materi berbda-beda,
tetapi itu semua dapat dimasukkan dalam pendidikan politik.
4. Sejarah sebagai pendidikan kebijakan

9
Sejarah semacam ini diperlukan oleh semua lembaga penelitian.
Untuk menentukan suatu kebijakan, dibutuhkan pandangan tentang
lingkungan alam, masyarakat dan sejarah.

5. Sejarah sebagai pendidikan perubahan


Untuk melestarikan kepemimpinan, perlu diketahui perubahan apa
yang sedang dialami oleh para pengikut. Dalam hal ini, sosiologi dan
antropologi dapat membantu orang. Akan tetapi, sejarah yang salah
satu definisinya ialah ilmu tentang perubahan akan banyak membantu.
6. Sejarah sebagai pendidikan masa depan
Sebagai negara yang mengalami industrialisasi belakangan,
Indonesia mempunyai keuntungan, karena dapat belajar dari negara
industrial dan negara pascaindustrial. Dari negara yang sudah
memasuki pascaindustrial, yang diantaranya ditandai dengan semakin
banyaknya jaminan sosial dan menghilangnya ploretariat, Indonesia
dapat belajar dalam pengelolaan masyarakat.
Ternyata kita harus banyak membaca sejarah mereka. Banyak
petugas kita yang belajar dari negeri-negeri itu. Terutama bukan
karena teknologinya yang lebih maju yang dengan mudah dapat
diserap, tetapi yang lebih penting ialah belajar organisasi sosial.

10
BAB III

PENUTUP

3.1 Simpulan

Sejarah merupaka salah satu cabang ilmu pengetahuan. Semua


peristiwa-peristiwa masa lampau yang menjadi inti sejarah itu sungguh-
sungguh terjadi dan dapat di buktikan kebenarannya. Dan sejarah adalag
gambaran tentang peristiwa-peristiwa masa lampau yang di alami oleh
manusia, di susun secara ilmiah meliputi urutan waktu, di berikan tafsiran
dan analisis kritis, sehingga mudah di mengerti. Dan sejarah memiliki
kegunaan baik instrinsik maupun ekstrinsik.

11
DAFTAR PUSTAKA

Dadang Supardan, Pengantar Ilmu Sejarah., Bandung: PT. Bumi Aksara, 2007
Kuntowijoyo, Pengantar Ilmu Sejarah, Yogyakarta: Tiara Wacana, 2013

12

Anda mungkin juga menyukai