Anda di halaman 1dari 63

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/322095680

Panduan Monitoring dan Evaluasi Sekolah Siaga Bencana

Book · January 2011

CITATIONS
READS
8
3,228

2 authors, including:

Triyono Triyono
Indonesia Institute of Sciences
15 PUBLICATIONS 11 CITATIONS

SEE PROFILE

All content following this page was uploaded by Triyono Triyono on 28 December 2017.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


PANDUAN MONITORING DAN EVALUASI
SEKOLAH SIAGA BENCANA
© 2011 Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI)
Pusat Penelitian Oseanografi

Katalog dalam Terbitan

Panduan Monitoring dan Evaluasi Sekolah Siaga Bencana/Asep Koswara dan Triyono.
– Jakarta: LIPI Press, 2011.
x + 46 hlm.; 29,7 x 21 cm

ISBN 978-979-799-676-5
1. Monitoring dan Evaluasi 2. Sekolah Siaga Bencana
3. Panduan
371.39

Kopieditor : Fadly Suhendra


Desain Isi : Fadly Suhendra
Desain Sampul : Junaedi
Mulawardana

Diterbitkan oleh:
LIPI Press, anggota Ikapi
Jln. Gondangdia Lama 39, Menteng, Jakarta
10350 Telp. (021) 314 0228, 314 6942. Faks. (021)
314 4591
E-mail: bmrlipi@centrin.net.id
lipipress@centrin.net.id
press@mail.lipi.go.id
PANDUAN MONITORING
DAN EVALUASI
SEKOLAH SIAGA
BENCANA

Penulis:
Asep Koswara
Triyono

LIPI Press
PANDUAN MENGUKUR TINGKAT KESIAPSIAGAAN
iv MASYARAKAT DAN KOMUNITAS SEKOLAH
Terima kasih
kepada: Kurnia Hakim (Compress LIPI), Tasril Mulyadi
(Compress LIPI), Tim Compress LIPI, Faisal (TDMRC),
Khairul Anwar (TDMRC),
JICA-JST, SDN 2 Banda
Aceh, SMPN 1 Banda Aceh, SMAN 1 Banda
Aceh, SMAN 6 Banda Aceh, MAN 2 Banda
Aceh, dan
Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kota Banda Aceh.
PANDUAN MENGUKUR TINGKAT KESIAPSIAGAAN
vi MASYARAKAT DAN KOMUNITAS SEKOLAH
KATA PENGANTAR

LIPI telah menggagas Sekolah Siaga Bencana sejak tahun 2008 dengan didukung oleh institusi
terkait pengurangan risiko bencana, mulai dari dukungan tingkat daerah, nasional dan
internasional, dan sampai saat ini sekolah siaga bencana terus mengalami perkembangan.
Gagasan tersebut lebih mengedepankan faktor nonstruktur, seperti pengetahuan tentang
fenomena gempa dan tsunami, rencana dan tindakan untuk merespons kondisi darurat
bencana untuk semua komponen (sekolah, guru, dan siswa), sistem peringatan bencana,
peningkatan kemampuan mobilisasi sumber daya, dan lain sebagainya.
Sebelumnya pada tahun 2008, COMPRESS LIPI pernah membuat buku yang berjudul
Membangun Sekolah Siaga Bencana. Sebagai tindak lanjut dari buku tersebut, maka di tahun 2011
ini diberi kesempatan untuk membuat buku yang berjudul Panduan Monitoring dan Evaluasi Sekolah
Siaga Bencana. Harapannya dengan adanya buku ini, sekolah yang memiliki Program Sekolah Siaga
Bencana atau sejenisnya dapat melakukan pemantauan dan evaluasi secara berkala, baik oleh
pihak sekolah itu sendiri maupun oleh pihak lain. Dengan adanya panduan ini, terhadap pihak
sekolah maupun pihak di luar sekolah dapat menggunakan panduan ini untuk melihat
perkembangan dan kemajuan sekolah siaga bencana yang telah dirintis.
Akhirnya, kami ucapkan terima kasih kepada penulis yang telah mencurahkan pikirannya
sehingga buku ini dapat terbit. Semoga buku ini berguna dan bermanfaat bagi sekolah-sekolah di
Indonesia yang ingin meningkatkan kesiapsiagaan di sekolah siaga bencana.

Jakarta, Desember
2011 Kepala Pusat Penelitian
Oseanografi-LIPI

Dr. Ir. Zaenal Arifin, M.Sc.


PANDUAN MENGUKUR TINGKAT KESIAPSIAGAAN
viii MASYARAKAT DAN KOMUNITAS SEKOLAH
Daftar Isi

KATA PENGANTAR vii


DAFTAR GAMBAR x
DAFTAR TABEL x

BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1
B. Tujuan 2
C. Sasaran 2
D. Output 3
E. Ruang Lingkup 3

BAB II PROSEDUR DAN MEKANISME MONITORING DAN EVALUASI SEKOLAH SIAGA BENCANA 4
A. Pengertian Monitoring dan Evaluasi Sekolah Siaga Bencana 4
B. Kerangka Kerja Monitoring dan Evaluasi Sekolah Siaga Bencana 4
C. Mekanisme Monitoring dan Evaluasi Sekolah Siaga Bencana 6
D. Prosedur Monitoring dan Evaluasi Sekolah Siaga Bencana 7
1. Pelaksana Monitoring dan Evaluasi Siaga Bencana 7
2. Instrumen Monitoring dan Evaluasi Sekolah Siaga Bencana (SSB) 7
E. Pengolahan dan Analisis Data 8
1. Pengolahan dan Analisis Data Monitoring 8
2. Pengolahan dan Analisis Data Evaluasi 9

DAFTAR PUSTAKA 13

LAMPIRAN 1: INSTRUMEN MONITORING SEKOLAH SIAGA BENCANA 14


LAMPIRAN 2: INTRUMEN EVALUASI SEKOLAH SIAGA BENCANA 33
DAfTAR GAmbAR
Gambar 1. Kerangka Kerja Membangun Sekolah Siaga Bencana 5
Gambar 2. Tahapan Inisiasi Sekolah Siaga Bencana 5
Gambar 3. Mekanisme Monitoring dan Evaluasi Sekolah Siaga Bencana 6

DAfTAR TAbEl
Tabel 1. Daftar instrument monitoring Sekolah Siaga Bencana 7
Tabel 2. Nilai indeks ketercapaian Monitoring Sekolah Siaga Bencana 8
Tabel 3. Matriks jumlah pertanyaan Monitoring 8
Tabel 4. Bobot masing-masing parameter untuk indeks komunitas sekolah (%) 12
Tabel 5. Nilai indeks ketercapaian Evaluasi Sekolah Siaga Bencana 13

PANDUAN MENGUKUR TINGKAT KESIAPSIAGAAN MASYARAKAT


x DAN KOMUNITAS SEKOLAH
bAb I
PENDAHUlUAN

A. lATAR bElAKANG
Kejadian bencana alam yang melanda Indonesia telah menyebabkan kerugian yang tidak sedikit,
baik dalam bentuk kehilangan harta benda maupun korban jiwa. Kerugian korban jiwa akibat
bencana alam dapat berupa orang meninggal ataupun hilang. Banyaknya korban meninggal dan
hilang mencerminkan kurangnya kesiapan dan antisipasi masyarakat dalam menghadapi
bencana alam. Kekurangsiapan masyarakat dapat dikarenakan oleh kurangnya pengetahuan dan
informasi mengenai fenomena ben- cana alam tersebut. Minimnya pengetahuan dan informasi
mengenai fenomena alam ternyata bukan hanya milik masyarakat awam dengan pendidikan yang
rendah saja. Hasil kajian yang dilakukan oleh LIPI pada tahun 2006 menyebutkan bahwa seorang
guru sekolah dasar di Aceh menganggap bahwa gempa bumi yang terjadi pada waktu itu
sebagai salah satu bentuk sakratulmaut yang sedang menjemput dirinya (LIPI-UNESCO/ISDR,
2006).
Komunitas sekolah merupakan salah satu pemangku kepentingan yang sangat penting
untuk kesiapsiagaan mengantisipasi bencana alam. Komunitas sekolah adalah agent of change yang
sangat potensial untuk menyebarluaskan pengetahuan tentang fenomena gempa bumi dan
tsunami serta memotivasi masyarakat untuk meningkatkan kesiapsiagaan. Selain itu, sekolah
sebagai sebuah tempat belajar mengajar juga memiliki risiko jika terjadi bencana. Berdasarkan
rencana nasional penanggulangan bencana Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) tahun
2010 sampai 2014, sedikitnya terdapat 23 provinsi yang masuk dalam kategori risiko tinggi
terhadap gempa bumi di Indonesia dan lebih dari
130.000 bangunan sekolah berpotensi terhantam gempa bumi dan juga mengancam siswa
sekolah beserta seluruh fasilitasnya. Hasil kajian yang dilakukan oleh LIPI juga menunjukkan
bahwa komunitas sekolah di tujuh lokasi (Kota Bengkulu, Kabupaten Aceh Besar, Serang, Cilacap,
Sikka, Biak, dan Ternate) masih kurang siap dalam mengantisipasi bencana gempa bumi dan
tsunami.
Oleh karena itu, berbagai inisiatif untuk meningkatkan pengetahuan dan kesiapsiagaan
komunitas sekolah dilakukan di Indonesia di berbagai tingkatan administrasi. Surat Edaran
Mendiknas No. 70a/SE/ MPN/2010 mengenai pengarusutamaan pengurangan risiko bencana di
sekolah menjadi dasar dalam melakukan berbagai kegiatan pengurangan risiko bencana untuk
mewujudkan budaya kesiapsiagaan dan keselamatan terhadap bencana di sekolah. Inisiatif
meningkatkan pengetahuan dan kesiapsiagaan komunitas sekolah juga sudah mulai dilakukan oleh
LIPI di berbagai daerah yang rawan gempa bumi dan tsunami di Indonesia melalui pendidikan
kesiapsiagaan komunitas sekolah. Tahun 2008, LIPI menginisiasi pembentukan model sekolah siaga
bencana di Kota Bengkulu. Pada tahun 2009, bekerjasama dengan UNESCO, pembentukan model
sekolah siaga bencana juga dilakukan LIPI di Maumere dan Kota Banda
PANDUAN MENGUKUR TINGKAT KESIAPSIAGAAN MASYARAKAT
DAN KOMUNITAS SEKOLAH 1
Aceh. Di Kota Banda Aceh pengembangan model sekolah siaga bencana ini bekerjasama pula
dengan TDMRC-UNSYIAH. Pembentukan model sekolah siaga bencana yang dilakukan
menggunakan kerangka kerja (framework) kesiapsiagaan yang dikembangkan oleh LIPI-
UNESCO/ISDR pada tahun 2006 dengan lima parameter kesiapsiagaan yakni pengetahuan dan sikap,
sistem peringatan bencana, rencana tanggap darurat, kebijakan, dan mobilisasi sumber daya.
Namun, seberapa jauh upaya peningkatan kesiapsiagaan komunitas sekolah dan seberapa
efektif model sekolah siaga bencana dan kegiatan-kegiatan kesiapsiagaan berbasis sekolah telah
dilaksanakan belum diketahui karena belum adanya alat atau metode untuk mengetahui
keberhasilan dan efektivitas model sekolah siaga bencana tersebut. Oleh karena itu panduan
untuk melakukan pemantauan dan evaluasi model sekolah siaga bencana diperlukan.
Diharapkan panduan ini dapat digunakan untuk melihat sejauh mana perkembangan dan
kemajuan sekolah siaga bencana yang sudah dirintis dan dapat mengambil langkah untuk
mengembangkan sekolah siaga bencana yang efektif dan implementif di sekolah. Sehingga tujuan
utama untuk mewujudkan pengurangan risiko bencana di sekolah dapat terwujud.

b. TUjUAN
Tujuan Umum
Memantau dan mengevaluasi Sekolah Siaga Bencana (SSB).

Tujuan Khusus
Tujuan khusus dari panduan ini adalah memandu dalam melakukan pemantauan dan evaluasi
kesiap- siagaan SSB mulai dari tingkat guru, siswa dan sekolah.
Pemantauan (monitoring) adalah proses pengumpulan dan analisis informasi (berdasarkan
indikator yang telah ditetapkan) secara sistematis dan kontinu tentang kegiatan program sehingga
dapat dilakukan tindakan koreksi untuk penyempurnaan program selanjutnya. Monitoring Sekolah
Siaga Bencana (SSB) dilakukan dengan tujuan:
a) Mengkaji apakah kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan telah sesuai dengan rencana
b) Mengidentifikasi masalah yang timbul sehingga dapat segera diatasi
c) Melakukan penilaian apakah pola kerja dan pengembangan sekolah siaga bencana yang
digunakan sudah sesuai/tepat untuk mencapai tujuan program
d) Mengetahui kaitan antara kegiatan dengan tujuan untuk memperoleh ukuran kemajuan
e) Menyesuaikan kegiatan dengan lingkungan yang berubah tanpa menyimpang dari tujuan.

Evaluasi adalah proses penilaian pencapaian tujuan dan pengungkapan masalah kinerja
program untuk memberikan umpan balik bagi peningkatan kualitas kinerja program. Evaluasi
Sekolah Siaga Ben- cana (SSB) dilakukan untuk mendapatkan informasi dan menarik pelajaran dari
pengalaman mengenai pengembangan sekolah siaga bencana, keluaran, manfaat, dan dampak dari
sekolah siaga bencana yang baru selesai dilaksanakan, maupun yang sudah berfungsi, sebagai
umpan balik bagi pengambilan kepu- tusan dalam rangka perencanaan, pelaksanaan, pemantauan
dan pengendalian program selanjutnya.

C.SASARAN
Panduan monitoring dan evaluasi sekolah siaga bencana ini sasarannya digunakan untuk
melakukan pemantauan dan evaluasi ke sekolah siaga bencana yang telah dikembangkan
dengan menggunakan kerangka kerja (framework) kesiapsiagaan LIPI-UNESCO/ISDR. Namun tidak
menutup kemungkinan dapat dijadikan acuan bagi para pemangku kepentingan lainnya yang
sedang mengembangkan model sekolah siaga bencana yang disesuaikan dengan konteks
programnya.

2
D.OUTPUT
Output dari monitoring dan evaluasi sekolah siaga bencana ini diharapkan adalah persentase
capaian dari setiap indikator parameter kesiapsiagaan dan indeks tingkat kesiapsiagaan sekolah
siaga bencana di akhir program.

E.RUANG lINGKUP
Monitoring dan evaluasi sekolah siaga bencana dilakukan untuk melihat kesiapsiagaan sekolah
siaga bencana secara nonstruktur. Sekolah dikatakan siaga secara nonstruktur apabila sekolah
telah me- menuhi indikator dari setiap parameter kesiapsiagaan.

3
bAb II
PROSEDUR DAN mEKANISmE mONITORING
DAN EvAlUASI SEKOlAH SIAGA bENCANA

A. PENGERTIAN mONITORING DAN EvAlUASI SEKOlAH SIAGA bENCANA


Monitoring sekolah siaga bencana merupakan proses pengumpulan dan analisis informasi
(berdasarkan indikator yang ditetapkan) secara sistematis dan kontinu tentang pengembangan
sekolah siaga bencana sehingga dapat dilakukan tindakan koreksi untuk penyempurnaan
program selanjutnya.
Evaluasi sekolah siaga bencana merupakan suatu proses penilaian pencapaian tujuan dan
pen- gungkapan masalah kinerja program untuk memberikan umpan balik bagi peningkatan
kualitas kinerja program sekolah siaga bencana.

b. KERANGKA KERjA mONITORING DAN EvAlUASI SEKOlAH SIAGA bENCANA


Sekolah dikatakan sebagai sekolah siaga bencana menurut LIPI (2009) adalah sekolah yang memiliki
dua kriteria utama yakni kesiapsiagaan non struktur dan struktur. Kesiapsiagaan nonstuktur apabila
sekolah tersebut sudah mencapai indikator dari parameter kesiapsiagaan bencana. Parameter
kesiapsiagaan tersebut meliputi parameter pengetahuan dan sikap, sistem peringatan bencana,
rencana tanggap daru- rat, kebijakan dan mobilisasi sumber daya. Sedangkan kesiapsiagaan
struktur dilihat dari fisik sekolah yang mendukung dan dapat digunakan ketika terjadi bencana
seperti bangunan sekolah yang tahan gempa bumi, jalur dan tempat evakuasi dan lainnya.
Pembentukan model sekolah siaga bencana yang dilakukan oleh LIPI menitikberatkan dalam
peny- iapan sebuah sekolah mencapai indikator kesiapsiagaan secara nonstruktur menggunakan
pendekatan parameter kesiapsiagaan yang dikembangkan oleh LIPI-UNESCO/ISDR (2006) yang
dijelaskan di atas. Secara operasional pengembangan sekolah siaga bencana digambarkan
dalam gambar 1.
Dari gambar 1 terlihat bahwa tahapan membangun sekolah siaga bencana diawali dengan
tahapan inisiasi yang kemudian dilanjutkan tahapan pengembangan secara mandiri oleh sekolah
dalam mencapai indikator setiap parameter kesiapsiagan secara nonstruktur. Dalam rangkaian
program pengembangan sekolah siaga bencana dilakukan pemantauan untuk melihat capaian dan
kemajuan dari setiap indikator kelima parameter kesiapsiagaan dan di akhir program dilakukan
evaluasi untuk mengetahui sejauh mana sekolah tersebut menjadi sekolah siaga bencana.
Dalam pembentukan sekolah siaga bencana di tiga lokasi, yakni Kota Bengkulu, Maumere, dan
Banda Aceh, LIPI memfokuskan pada penginisian dan memfasilitasi setiap sekolah untuk dapat
mencapai indikator parameter kesiapsiagaan nonstruktur. Tahapan inisiasi yang dilakukan oleh LIPI
tergambar dalam gambar 2.

PANDUAN MENGUKUR TINGKAT KESIAPSIAGAAN MASYARAKAT


4 DAN KOMUNITAS SEKOLAH
Gambar 1. Kerangka Kerja Membangun Sekolah Siaga Bencana (Triyono, 2011)

Gambar 2. Tahapan Inisiasi Sekolah Siaga Bencana (Triyono, 2011)

Tahapan inisiasi sekolah siaga bencana dimulai dengan pemilihan sekolah yang akan
dijadikan sebagai pilot. Pemilihan sekolah tersebut mempertimbangkan beberapa kriteria di
antaranya faktor ker- entanan, kapasitas, dan risiko sekolah ataupun dengan pertimbangan khusus
berdasarkan rekomendasi dari Dinas Pendidikan. Kemudian dilakukan studi awal untuk mengetahui
tingkat kesiapsiagaan dengan menggunakan kuesioner dan dilengkapi dengan wawancara dan
observasi sekolah. Dari hasil studi awal tersebut diharapkan dihasilkan diagnosa awal untuk
menentukan prioritas parameter kesiapsiagaan yang akan digunakan untuk selanjutnya dalam tahap
proses pemfasilitasian peningkatan dari setiap parameter kesiapsiagaan. Tahap proses
pemfasilitasian peningkatan setiap parameter kesiapsiagaan dilakukan dengan memberikan
bimbingan teknis dan praktik kepada sekolah seperti pembuatan ornamen sekolah, pembentukan
gugus siaga bencana, dan latihan simulasi evakuasi gempa bumi dan tsunami. Seperti yang
terlihat dalam gambar 1, diharapkan dengan mekanisme kerjasama dengan lembaga lokal maupun
instansi terkait di daerah, sekolah dapat mengembangkan secara mandiri dalam mencapai setiap
indika- tor parameter kesiapsiagaan.

5
C.mEKANISmE mONITORING DAN EvAlUASI SEKOlAH SIAGA
bENCANA mekanisme monitoring Sekolah Siaga bencana
Monitoring sekolah siaga bencana dilakukan dengan memverifikasi setiap capaian indikator dari set-
iap parameter kesiapsiagaan. Secara umum monitoring dilakukan mencakup aspek masukan
(input), aspek proses (aktivitas) dan aspek keluaran (output) dalam mengembangkan sekolah siaga
bencana. Pertanyaan-pertanyaan kunci dalam monitoring sekolah siaga bencana antara lain:
a) Masalah-masalah apa yang timbul?
b) Apakah program berjalan sesuai jadwal?
c) Apakah program menghasilkan output yang direncanakan?
d) Apakah strateginya berjalan sesuai dengan rencana?
e) Apakah kelompok sasaran terlibat dalam aktivitas program?

mekanisme Evaluasi Sekolah Siaga bencana


Evaluasi dilakukan di akhir program dengan melakukan kajian kesiapsiagaan sekolah yang
kemudian keluar indeks dan tingkat kesiapsiagaan sebuah sekolah yang dijadikan piloting.
Pentingnya evaluasi antara lain untuk:
a) Memperlihatkan keberhasilan atau kegagalan sebuah program pembentukan sekolah
siaga bencana
b) Menunjukkan di mana dan bagaimana perlu dilakukan perubahan-perubahan
c) Menentukan bagaimana kekuatan atau potensi yang dapat ditingkatkan
d) Memberikan informasi untuk membuat perencanaan dan pengambilan keputusan

Selama proses pengembangan secara mandiri tahap monitoring dapat dilakukan untuk
melihat capaian sekolah dalam memenuhi indikator dari setiap parameter kesiapsiagaan. Output
dari monitor- ing sekolah siaga bencana adalah persentase capaian sekolah dalam memenuhi
indikator dari setiap parameter kesiapsiagaan. Selanjutnya, diakhir program dalam kurun waktu
yang disepakati dilakukan evaluasi terhadap sekolah siaga bencana tersebut. Output dari evaluasi
ini adalah tingkat kesiapsiagaan suatu sekolah siaga bencana. Mekanisme monitoring dan evaluasi
sekolah siaga bencana terlihat dalam Gambar 3.

Studi Awal
Tingkat Kesiapsiaga an
EVALUASI

MONITORING :
- Verifikasi setiap capaian indikator parameter kesiapsiagaan
SEKOLAH :
SIAGA BENCANA :

PENGEMBA Tinggi
NGAN MANDIRI SSB Sedang Rendah

Tinggi
Sedang Rendah
Triyono (2011)

Gambar 3. Mekanisme Monitoring dan Evaluasi Sekolah Siaga Bencana (Triyono, 2011)
D.PROSEDUR mONITORING DAN EvAlUASI SEKOlAH SIAGA bENCANA
1.Pelaksana monitoring dan Evaluasi Siaga bencana
Monitoring dan evaluasi siaga bencana dapat dilakukan oleh pihak internal maupun eksternal
sekolah. Internal sekolah dapat dilakukan oleh Kepala Sekolah atau Wakil maupun guru yang diberi
mandat untuk melaksanakan monitoring dan evaluasi ini. Adapun pihak eksternal yang dapat
melakukan monitoring dan evaluasi sekolah siaga bencana ini antara lain pengawas sekolah atau
dari dinas pendidikan daerah setempat, penyandang dana dari program pembentukan sekolah
siaga bencana itu sendiri, bahkan perguruan tinggi setempat. Adapun kompetensi minimal yang
harus dimiliki oleh pelaksana monitoring dan evaluasi sekolah siaga bencana (Rafliana, 2010)
adalah:
a) Memahami standar pendidikan dalam undang-undang sistem pendidikan nasional (Sisdiknas)
b) Memiliki pengetahuan tentang undang-undang terkait penanggulangan bencana
c) Memahami filosofi lima parameter kesiapsiagaan
d) Menguasai keterkaitan antar parameter kesiapsiagaan
e) Memahami letak/posisi dan peran lima parameter kesiapsiagaan dalam Sisdiknas
f) ) Mampu menggali informasi yang dimiliki sekolah khususnya terkait masing-masing
parameter kesiapsiagaan

Secara khusus, kriteria yang harus dimiliki oleh pelaksana monitoring dan evaluasi sekolah siaga
bencana adalah:
a) Menguasai variabel/indikator setiap parameter kesiapsiagaan sekolah siaga bencana.
b) Mengetahui konsep standar isi dalam Sisdiknas (standar kompetensi, kompetensi dasar,
indikator, penilaian, materi ajar, dan proses belajar).
c) Memahami filosofi manajemen risiko dan bagaimana manajemen risiko menjadi muatan
atau tagihan masing-masing indikator dari setiap parameter kesiapsiagaan sekolah siaga
bencana.

2. Instrumen monitoring dan Evaluasi Sekolah Siaga bencana (SSb)


Monitoring dilakukan dengan menggunakan instrument Monitoring Sekolah Siaga Bencana. Di
dalam instrument tersebut terdapat daftar pertanyaan yang terdiri dari tiga seri, yaitu Seri S1
kuesioner untuk sekolah, seri S2 kuesioner untuk guru dan seri S3 kuesioner untuk murid.
Kuesioner monitoring meli- puti hal berikut ini, Seri S1 ada enam bagian, yaitu pengenalan
tempat, pengetahuan, kebijakan dan panduan, peringatan bencana, rencana tanggap darurat
dan mobilisasi sumber daya. Seri S2 ada tujuh bagian, yaitu pengenalan tempat, identitas guru,
identitas pemeriksa, pengetahuan, rencana tanggap darurat, peringatan bencana dan mobilisasi
sumber daya. Sedangkan Seri S3 meliputi tujuh bagian antara lain: pengenalan tempat, identitas
murid, identitas pemeriksa, pengetahuan, rencana tanggap darurat, peringatan bencana dan
mobilisasi sumber daya.

Tabel 1. Daftar instrument monitoring Sekolah Siaga Bencana

Seri Sekolah (S1) Guru (S2) Murid (S3)


Bagian  Pengenalan tempat  Pengenalan tempat  Pengenalan tempat
 Pengetahuan  Identitas guru  Identitas murid
 Kebijakan dan panduan  Identitas pemeriksa  Identitas pemeriksa
 Rencana tanggap darurat  Pengetahuan  Pengetahuan
 Peringatan bencana  Rencana tanggap darurat  Rencana tanggap darurat
 Mobilisasi sumber daya  Peringatan bencana  Peringatan bencana
 Mobilisasi sumber daya  Mobilisasi sumber daya

Evaluasi dilakukan dengan menggunakan instrument evaluasi Sekolah Siaga Bencana berupa
kajian kesiapsiagaan komunitas sekolah. Di dalam instrument tersebut terdapat daftar pertanyaan
yang terdiri dari tiga seri, yaitu Seri S1 kuesioner untuk sekolah, seri S2 kuesioner untuk guru
dan seri S3 kuesioner untuk murid. Seri S1 ada enam bagian, antara lain pengenalan tempat,
keterangan sekolah, kebijakan
kesiapsiagaan bencana, rencana tanggap darurat, peringatan bencana, dan mobilisasi sumber daya.
Seri S2 ada enam bagian, antara lain pengenalan tempat, pengetahuan tentang bencana, rencana
kegiatan dari bencana, peringatan bencana, mobilisasi sumber daya, dan identitas guru. Sedangkan
untuk Seri S3 ada tujuh bagian, antara lain pengenalan tempat, pengetahuan tentang bencana,
rencana kegiatan dari bencana, peringatan bencana, mobilisasi sumber daya, dan identitas
murid.

E.PENGOlAHAN DAN ANAlISIS DATA


1.Pengolahan dan Analisis Data monitoring
Data hasil kuesioner monitoring siswa, guru, dan sekolah dapat diolah baik secara manual
maupun dengan komputer (program Microsoft Excel). Dalam monitoring ini, analisis indeks
digunakan untuk mengetahui ketercapaian indikator parameter sekolah siaga bencana dalam
menghadapi bencana alam terutama gempa bumi dan tsunami. Indeks merupakan angka
perbandingan antara satu bilangan dengan bilangan yang lain yang berisi informasi tentang
suatu karakteristik tertentu pada waktu dan tempat yang sama atau berlainan. Agar lebih
sederhana dan mudah dimengerti maka nilai perban- dingan tersebut dikalikan 100. Angka
indeks dalam monitoring ini meliputi indeks per parameter, yaitu Pengetahuan/knowledge (K),
Kebijakan/policy (PS), Rencana Tanggap Darurat/emergency planning (EP), Peringatan
Bencana/warning system (WS), dan Mobilisasi Sumber daya/resource mobilization capacity (RMC).
Semakin tinggi angka indeks berarti semakin tinggi pula tingkat capaian sekolah dalam me-
menuhi indikator parameter sekolah siaga bencana. Adapun nilai indeks dikategorikan seperti
tampak pada Tabel 2 berikut.

Tabel 2. Nilai indeks ketercapaian Monitoring Sekolah Siaga Bencana

No Nilai Indeks Kategori


1. 67–100 Ketercapaian tinggi
2 34–66 Ketercapaian sedang
3 0–33 Ketercapaian rendah

Untuk mempermudah pengolahan data, dibuat matriks jumlah pertanyaan dari masing-masing
seri (S1, S2, dan S3) sebagai berikut:

Tabel 3. Matriks jumlah pertanyaan Monitoring

Parameter
Seri Total
K PS EP WS RMC
Sekolah (S1) 12 14 8 17 9 60
Guru (S2) 10 - 8 17 4 39
Siswa (S3) 9 - 6 14 3 32
Total 31 14 32 48 16 131

◊ Indeks Sekolah (S1)


Persamaan untuk menghitung indeks per parameter adalah sebagai berikut:

Indeks Parameter = nilai rata-rata jumlah jawaban X 100


Jumlah maksimum soal

Untuk mengetahui nilai indeks sekolah, persamaannya adalah sebagai berikut:


S1 = (12/60) x indeks K + (14/60) x indeks PS + (8/60) x indeks EP + (17/60) x indeks WS +
(9/60) x indeks RMC
S1 = 0,20 x indeks K + 0,23 x indeks PS + 0,13 x indeks EP + 0,28 x indeks WS + 0,15 x indeks RMC
◊ Indeks Guru (S2)
Untuk mengetahui nilai indeks guru, persamaannya adalah sebagai berikut:
S2 = (10/39) x indeks K + (8/39) x indeks EP + (17/39) x indeks WS + (4/39) x
indeks RMC S2 = 0,26 x indeks K + 0,21 x indeks EP + 0,44 x indeks WS + 0,10 x
indeks RMC

◊ Indeks Siswa (S3)


Untuk mengetahui nilai indeks siswa, persamaannya adalah sebagai berikut:
S3 = (9/32) x indeks K + (6/32) x indeks EP + (14/32) x indeks WS + (3/32) x
indeks RMC S3 = 0,28 x indeks K + 0,19 x indeks EP + 0,44 x indeks WS + 0,09
x indeks RMC

◊ Indeks Komunitas Sekolah (KS)


Indeks K (KS) = 12/31 x indeks K (S1) + 10/31 x indeks K (S2) + 9/31 x indeks K (S3)
= 0,39 x indeks K (S1) + 0,32 x indeks K (S2) + 0,29
indeks K (S3) Indeks PS (KS) = indeks PS (S1)
Indeks EP (KS) = 8/22 x indeks EP (S1) + 8/22 x indeks EP (S2) + 6/22 x indeks EP (S3)
= 0,36 x indeks EP (S1) + 0,36 x indeks EP (S2) + 0,27 x indeks EP
(S3) Indeks WS (KS) = 17/48 x indeks WS (S1) + 17/48 x indeks WS (S2) + 14/48 x
indeks WS (S3)
= 0,35 x indeks WS (S1) + 0,35 x indeks WS (S2) + 0,29 x indeks WS
(S3) Indeks RMC (KS)= 9/16 x indeks RMC (S1) + 4/16 x indeks RMC (S2) + 3/16 x
indeks RMC (S3)
= 0,56 x indeks RMC (S1) + 0,25 x indeks RMC (S2) + 0,19 x indeks RMC (S3)
Indeks KS total = 31/131 x indeks KA (KS) + 14/131 x indeks PA (KS) + 22/131 x indeks EP
(KS) + 48/131 x indeks WS (KS) + 16/131 x indeks RMC (KS)

Dari nilai indek KS total yang diperoleh dikategorikan dengan menggunakan kategori yang
tercantum pada Tabel 2. Misalkan di sekolah A diperoleh nilai indeks KS total sama dengan 75,
artinya sekolah terse- but telah mencapai indikator dari setiap parameter sekolah siaga bencana
dengan kategori ketercapaian tinggi.
Untuk melengkapi analisis indeks, maka analisis deskriptif dilakukan juga. Analisis tersebut
mengacu kepada daftar pertanyaan sebagai berikut.
a) Masalah-masalah apa yang timbul?
b) Apakah program berjalan sesuai jadwal?
c) Apakah program menghasilkan output yang direncanakan?
d) Apakah strateginya berjalan sesuai dengan rencana?
e) Apakah kelompok sasaran terlibat dalam aktivitas program?

2.Pengolahan dan Analisis Data Evaluasi


Evaluasi sekolah siaga bencana dilakukan dengan menggunakan instrument kajian kesiapsiagaan
komu- nitas sekolah yang dikembangkan LIPI. Tujuan umum kajian adalah untuk menilai tingkat
kesiapsiagaan komunitas sekolah siaga bencana dalam mengantisipasi bencana gempa dan
tsunami. Sedangkan tujuan khususnya adalah untuk mengetahui:
a) tingkat kesiapsiagaan sekolah sebagai institusi (S1) menurut parameter kesiapsiagaan
b) tingkat kesiapsiagaan guru (S2) menurut parameter kesiapsiagaan
c) tingkat kesiapsiagaan siswa (S3) menurut parameter kesiapsiagaan
d) tingkat kesiapsiagaan komunitas sekolah merupakan gabungan (komposit) dari
kesiapsiagaan sekolah, guru dan siswa (S1, S2 dan S3).
Kajian tingkat kesiapsiagaan komunitas sekolah menggunakan framework yang dikembangkan
LIPI bekerja sama dengan UNESCO/ISDR tahun 2006. Kajian kesiapsiagaan didasarkan atas lima
parameter, yaitu 1) pengetahuan tentang fenomena gempa dan tsunami serta risiko bencana;
2) kebijakan dan panduan; 3) rencana tanggap darurat; 4) sistem peringatan bencana; dan 5)
mobilisasi sumber daya.
a) Pengetahuan tentang gempa dan tsunami serta risiko bencana mencakup pengertian bencana
alam, kejadian yang menimbulkan bencana, penyebab gempa, ciri-ciri gempa kuat dan
bangunan tahan gempa serta tindakan yang dilakukan apabila terjadi gempa. Sedangkan
pengetahuan tentang tsunami mencakup penyebab dan tanda-tanda terjadinya tsunami,
bangunan tahan tsunami dan tindakan yang dilakukan ketika air laut tiba-tiba surut.
b) Kebijakan dan panduan meliputi kebijakan pendidikan yang terkait dengan kesiapsiagaan
komu- nitas sekolah, UU No.24 tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana, Peraturan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Surat Edaran 70a/MPN/2010), peraturan Dinas
Pendidikan Kabupaten/ Kota, Surat Keputusan Kepala Sekolah tentang Gugus Siaga
Bencana di sekolah, dan kebijakan sekolah tentang pengintegrasian materi kesiapsiagaan
dalam mata pelajaran yang relevan atau kegiatan ekstra kurikuler di sekolah serta
mobilisasi sumber daya di sekolah untuk peningkatan kesiapsiagaan komunitas sekolah.
c) Rencana tanggap darurat terkait dengan evakuasi, pertolongan dan penyelamatan agar
korban bencana dapat diminimalkan. Rencana yang berkaitan dengan evakuasi mencakup
tempat-tempat evakuasi, peta dan jalur evakuasi, peralatan dan perlengkapan,
latihan/simulasi dan prosedur tetap (protap) evakuasi. Penyelamatan dokumen-dokumen
penting sekolah juga perlu dilakukan, seperti copy atau salinan dokumen perlu disimpan di
tempat yang aman.
d) Parameter peringatan bencana yang meliputi tanda peringatan dan distribusi informasi akan
ter- jadinya bencana. Peringatan dini bertujuan untuk mengurangi korban jiwa, karena itu
pengetahuan tentang tanda/bunyi peringatan, pembatalan dan kondisi aman dari bencana
sangat diperlukan. Penyiapan peralatan dan perlengkapan untuk mengetahui peringatan
sangat diperlukan, demikian juga dengan latihan dan simulasi apa yang harus dilakukan
apabila mendengar peringatan, ke mana dan bagaimana harus menyelamatkan diri dalam
waktu tertentu sesuai dengan lokasi di mana masyarakat sedang berada saat terjadi
bencana.
e) Parameter mobilisasi sumber daya adalah kemampuan sekolah dalam memobilisasi sumber
daya manusia (SDM) guru dan siswa, pendanaan, dan prasarana-sarana penting untuk keadaan
darurat. Mobilisasi sumber daya ini sangat diperlukan untuk mendukung kesiapsiagaan.
Mobilisasi SDM berupa peningkatan kesiapsiagaan guru dan siswa yang diperoleh melalui
berbagai pelatihan, workshop atau ceramah serta penyediaan materi-materi kesiapsiagaan di
sekolah yang dapat diakses oleh semua komponen komunitas sekolah. Penyiapan dan
peningkatan kemampuan gugus siaga bencana juga sangat diperlukan, termasuk kelompok
peringatan bencana, kelompok pertolongan pertama, kelompok evakuasi dan penyelamatan
serta kelompok logistik yang dibutuhkan oleh komunitas sekolah.

Komunitas Sekolah dalam kajian kesiapsiagaan mengantisipasi bencana gempa dan


tsunami ini adalah:
a) Sekolah sebagai institusi (S1)
b) Guru (S2)
c) Siswa (S3)

Tahap selanjutnya adalah pengambilan data lapangan. Subjek kajian kesiapsiagaan komunitas
seko- lah terdiri dari tiga, yaitu 1) sekolah sebagai institusi; 2) guru; dan 3) siswa. Oleh karena itu,
pengambilan data dilakukan dengan menggunakan instrumen yang telah dikembangkan pada
masing-masing subjek penelitian. Instrumen kesiapsiagaan sekolah terdiri dari tiga set, yaitu (S1)
berupa kuesioner untuk sekolah sebagai institusi; (S2) berisi kuesioner untuk Guru dan S3
kuesioner untuk siswa.
◊ Kuesioner (S1)
Daftar isian kuesioner ini diberikan kepada pengelola sekolah (kepala sekolah atau wakilnya) untuk
diisi sesuai dengan pertanyaan-pertanyaan yang ada di dalamnya.

◊ Kuesioner (S2)
Daftar kuesioner S2 diberikan kepada guru pada masing-masing sekolah untuk diisi. Jumlah
guru yang diharapkan mengisi kuesioner pada masing-masing sekolah adalah 10 orang guru.

◊ Kuesioner (S3)
Daftar kuesioner S3 diperuntukkan untuk murid pada masing-masing sekolah. Untuk tingkat
sekolah dasar, siswa kelas 4 dan kelas 5 dipilih sebagai responden. Sedangkan untuk tingkat
SMP dan SMA siswa yang dipilih sebagai responden adalah siswa kelas 8 dan kelas 11. Pemilihan
siswa-siswa tersebut didasarkan pada pertimbangan: 1) Tidak mengganggu kegiatan belajar. Siswa
kelas paling atas (SD/MI kelas 6, SMP dan SMA kelas 9 dan 12 kemungkinan disibukkan dengan
beberapa kegiatan berkaitan dengan persiapan ujian sekolah dan ujian nasional. 2) Apabila akan
dilakukan monitoring dan evaluasi tingkat kesiapsiagaan siswa pada tahun berikutnya para siswa
tersebut masih dapat dijadikan respon- den.
Dalam mengisi kuesioner (S3) siswa dipandu oleh fasilitator. Untuk siswa tingkat SD
fasilitator membacakan satu per satu pertanyaan yang ada di dalam kuessioner dan
mempersilahkan siswa untuk menjawab sesuai dengan pertanyaan yang dibacakan. Setelah semua
pertanyaan kuesioner dibacakan dan daftar pertanyaan telah diisi semua, siswa dipersilahkan
untuk meneliti kembali kuesionernya. Untuk tingkat SMP dan SMA, siswa diminta untuk menjawab
pertanyaan dalam kuesiner dan langsung mengisi jawabannya, tanpa dibacakan oleh fasilitator.
Fasilitator memberikan penjelasan apabila ada siswa yang meminta klarifikasi tentang beberapa
pertanyaaan dalam kuestioner.
Kuesioner yang telah dikoreksi (pastikan jumlahnya sudah sesuai dengan jumlah sampel
sekolah, guru dan siswa yang sudah ditentukan sebelumnya) kemudian masing-masing kuesioner
(S1, S2, dan S3) diberi nomor urut. Setelah diberi nomor urut, kuesioner siap untuk
dimasukkan ke dalam pengolahan data.
Teknik analisis data dalam kajian ini menggunakan tabel-tabel frekuensi (frequency
tabulation) dan tabel-tabel silang (cross tabulation), diagram dan angka-angka indeks. Tabel dan
diagram tersebut digu- nakan untuk mendeskripsikan kondisi kesiapsiagaan komunitas sekolah di
daerah kajian menghadapi bencana alam, khususnya gempa bumi dan tsunami.
Analisis indeks dalam kajian ini dimanfaatkan untuk mengukur tingkat kesiapsiagaan
komunitas sekolah menghadapi bencana alam, utamanya gempa bumi dan tsunami. Indeks
merupakan angka yang dapat dibandingkan antara satu bilangan dengan bilangan lain yang
memuat informasi tentang kharakteristik tertentu pada waktu dan tempat yang sama atau
berlainan. Untuk menyederhanakan dan memudahkan dimengerti, nilai indeks dikalikan seratus.
Angka indeks dalam penelitian ini terdiri dari indeks tiap parameter, yaitu pengetahuan tentang
bencana (knowledge–K), rencana tanggap darurat (emergency planning–EP), peringatan bencana
(warning system–WS), mobilisasi sumber daya (resource mobilization capacity–RMC) pada setiap
sumber data survei/angket. Kemudian ada indeks gabungan (composite index) antar parameter
dalam satu sumber data (indeks S1, indeks S2, indeks S3). Selain itu, juga ada indeks gabungan dari
parameter yang sama berasal dari beberapa sumber data, seperti indeks K untuk komunitas
sekolah, dsb. Dalam penilaian angka indeks kesiapsiagaan ini semakin besar angka indeks
menunjukkan semakin tinggi tingkat kesiapsiagaannya (preparedness rate) dari subjek yang
sedang dikaji.
Indeks per parameter sekolah (S1), guru (S2), siswa (S3), dalam kajian ini menggunakan angka
indeks gabungan tanpa ditimbang. Seluruh pertanyaan dalam parameter tersebut diasumsikan
mempunyai bobot sama. Penghitungan nilai indeks menggunakan rumus sebagai berikut:
Jumlah Skor Riil
Indeks X 100
= Parameter Skor

Maksimum Parameter

Skor maksimum parameter diperoleh dari jumlah pertanyaan dalam parameter yang
diindeks (masing-masing pertanyaan memiliki nilai satu). Apabila dalam satu pertanyaan
terdapat sub-sub pertanyaan (misal a, b, c, dan d), setiap sub pertanyaan tersebut diberi skor 1/
jumlah sub pertanyaan. Jumlah skor riil parameter diperoleh dengan menjumlahkan skor riil seluruh
pertanyaan dalam parameter yang bersangkutan. Nilai indeks berada pada kisaran antara 0–100,
sehingga semakin tinggi nilai indeks semakin tinggi pula tingkat kesiapsiagaannya. Setelah dihitung
indeks parameter dari satu responden siswa dan guru, dapat ditentukan nilai indeks keseluruhan
sampel. Apabila jumlah sampel adalah n, indeks keseluruhan sampel dapat dihitung dengan
menjumlahkan indeks seluruh sampel dibagi dengan jumlah sampel (n).
Indeks gabungan dari beberapa parameter dihitung menggunakan indeks gabungan ditimbang,
di mana masing-masing parameter mempunyai bobot berbeda. Indeks gabungan dalam kajian ini
meliputi indeks siswa, guru dan sekolah).

Indeks Komunitas Sekolah


Tabel 4. Bobot masing-masing parameter untuk indeks komunitas sekolah (%)

Parameter
No Komunitas Sekolah
Jumlah
K PS EP WS RMC
1. Sekolah (S1) - 10 14 4 6 34
2. Guru (S2) 30 - 7 2 3 42
3. Siswa (S3) 20 - 2 1 1 24
Jumlah 50 10 23 7 10 100

◊ Indeks Sekolah (S1)


= (10/34)*indeks PS + (14/34)*indeks EP + (4/34)*indeks WS +
(6/34)*indeks RMC
= 0,29*indeks PS + 0,41*indeks EP + 0,12* indeks WS + 0,18*indeks
RMC

◊ Indeks Guru (S2)


= 0,71*indeks K + 0,17* indeks EP + 0,05* indeks WS + 0,07*
indeks RMC

◊ Indeks Siswa (S3)


= 0,83*indeks K + 0,08* indeks EP + 0,04 indeks WS + 0,04* indeks
RMC

◊ Indeks Komunitas Sekolah (KS)


Indeks K (KS) = (30/50)* indeks K(S2) + (20/50)* indeks K(S3)
= 0,60* indeks K(S2) + 0,40* indeks K(S3)

Indeks EP (KS) = 0,61* indeks EP(S1) + 0,30* indeks EP(S2) + 0,09* indeks EP

(S3) Indeks WS (KS) = 0,57* indeks WS (S1) + 0,29* indeks WS (S2) + 0,14*

indeks WS (S3)
Indeks RMC (KS) = 0,60* indeks RMC (S1) + 0,30*indeks RMC (S2) + 0,10* RMC (S3)

Indeks KS total = 0,50* indeks K (KS) + 0,10* indeks PS (KS) + 0,23* indeks EP (KS) + 0,07*
indeks WS (KS) + 0,10*indeks RMC (KS).

Setelah pengolahan data selesai akan didapatkan nilai tingkat kesiapsiagaan komunitas sekolah.
Dengan mengacu pada nilai indeks berikut.

Tabel 5. Nilai indeks ketercapaian Evaluasi Sekolah Siaga Bencana

Nilai Indeks Kategori


79.50 – 100.00 Tinggi
55.00 – 79.49 Sedang
< 55.00 Rendah

Maka dapat diketahui tingkat kesiapsiagaan pada level tinggi, sedang, atau rendah. Selain itu,
dapat juga dilihat indeks masing-masing parameter, yaitu pengetahuan, peringatan bencana,
rencana tanggap darurat, kebijakan dan mobilisasi sumber daya. Indeks masing-masing parameter
ini dapat dipakai seba- gai masukan apabila akan melakukan intervensi dari hasil dilakukannya
evaluasi sekolah siaga bencana ini. Misalnya, indeks pengetahuan siswa rendah maka diperlukan
adanya pendidikan tentang bencana melalui tambahan materi tentang bencana pada mata
pelajaran yang relevan. Demikian juga apabila indeks rencana tanggap darurat nilainya rendah
diperlukan sosialisasi atau simulasi tentang pentingnya evakuasi, pertolongan dan penyelamatan.

DAfTAR PUSTAKA
COMPRESS LIPI-UNESCO. 2009. Cerita dari Aceh: Membangun Kapasitas dan Sekolah Siaga Bencana.
COMPRESS LIPI-UNESCO. 2009. Cerita dari Maumere: Membangun Sekolah Siaga Bencana.
Hidayati, D. Widayatun. Triyono. 2010. Sekolah Siaga Bencana: Pembelajaran dari Kota Bengkulu.
Puslit Oseanografi-LIPI.
Indonesian Institute of Science (LIPI)-UNESCO/ISDR. 2006. Framework Kesiapsiagaan Masyarakat
dalam Menghadapi Bencana Gempa dan Tsunami. Jakarta.
Kementerian Pendidikan Nasional. 2010. Strategi Pengarusutamaan Pengurangan Risiko
Bencana di Sekolah. Jakarta.
Konsorsium Pendidikan Bencana Indonesia. 2011. Kerangka Kerja Sekolah Siaga bencana. Jakarta.
Permana, H., et al. 2008. Membangun Sekolah Siaga Bencana. Program Pendidikan Publik dan
Kesiap- siagaan Masyarakat. Puslit Osenaografi-LIPI.
Triyono. 2011. Membangun Sekolah Siaga Bencana (Dengan Pendekatan 5 Parameter
Kesiapsiagaan). Presentasi Disampaikan dalam Pelatihan Calon Fasilitator untuk Merintis
Sekolah Siaga Bencana TDMRC Unsyiah. Banda Aceh: 19 Juni 2011.
Rafliana, Irina. 2010. Panduan Fasilitator dalam Memfasilitasi Pelatihan Kesiapsiagaan Guru
Yayasan Pendidikan Cikini. Jakarta: 22–23 Januari 2010.
LAMPIRAN 1:
INSTRUMEN MONITORING SEKOlAH SIAGA BENCANA
DAfTAR PERTANYAAN MONITORING KESIAPSIAGAAN SEKOlAH (S1)
PENGENALAN TEMPAT
1. Nama Sekolah
2. Alamat sekolah
3. Alamat Email / telepon / fax
4. Kab./ Kota
5. Kecamatan
6. Kelurahan / Desa
1. SD/sederajat
7. Tingkatan sekolah 2. SMP/sederajat
3. SMA/sederajat
1. Negeri
8. Status sekolah
2. Swasta
9. Nama Informan
10 Jabatan
11 Berdiri SSB tahun

1. PENGETAHUAN
PENGETAHUAN:
◊ KEJADIAN ALAM DAN BENCANA (TIPE, SUMBER, BESARAN, LOKASI)
A. Tipe-tipe sumber, penyebab dan intensitas bencana
1) Apakah ada kalender kejadian tentang bencana yang sering terjadi di sekolah?
a. ya b. tidak

2) Apakah ada ornament sekolah (poster, majalah dinding, dll.) tentang informasi terkait
tipe-tipe, sumber, penyebab dan intensitas bencana?
a. ya b. tidak

b. Pengintegrasian materi kesiapsiagaan bencana ke dalam pelajaran wajib,


muatan lokal , dan ekstrakurikuler
3) Apakah ada dokumen silabus, RPP yang mengintegrasikan materi kesiapsiagaan ke dalam
mata pelajaran yang relevan?
a. ya b. tidak

4) Apakah ada dokumen silabus, rpp dalam pelajaran kesiapsiagaan (menjadi pelajaran
muatan lokal)?
a. ya b. tidak

5) Apakah ada program kesiapsiagaan di dalam ekstrakurikuler yang mengintegrasikan


materi kesiapsiagaan ke dalam ekstrakulikuler?
a. ya b. tidak

6) Tersedianya buku panduan, modul, film, alat peraga dll.


a. ya b. tidak

14 PANDUAN MENGUKUR TINGKAT KESIAPSIAGAAN


MASYARAKAT DAN KOMUNITAS SEKOLAH
◊ KERENTANAN FISIK (LOKASI DAN KONDISI BANGUNAN)
Kerentanan lingkungan dan bangunan fisik sekolah
7) Apakah ada kegiatan sekolah bagi peserta didik untuk mengobservasi bahaya (jenis, sumber
dan besaran bahaya), kerentanan, kapasitas dan risiko yang ada di lingkungan sekolah,
termasuk yang bersumber pada lokasi dan infrastruktur sekolah?
a. ya b. tidak

8) Apakah ada kegiatan sekolah untuk mengidentifikasi upaya-upaya yang bisa mengurangi
risiko bencana termasuk di dalamnya pilihan melakukan relokasi sekolah atau retrofit
gedung dan infrastruktur sekolah jika diperlukan?
a. ya b. tidak

9) Sekolah secara berkala menguji kualitas struktur bangunan:


a. ya b. tidak

10) Apakah sekolah mempunyai catatan terkait pendirian pembangunan sekolah?


a. ya b. tidak

◊ KAPASITAS SEKOLAH
fasilitas yang dimiliki sekolah untuk penyelamatan diri dari bencana
11) Sekolah melakukan identifikasi (menginventarisasi dan pengecekan secara berkala) yang
terkait tentang fasilitas yang bisa digunakan untuk menyelamatkan diri dari bencana
a. ya b. tidak

◊ SIKAP TERHADAP RISIKO BENCANA


motivasi Komunitas sekolah untuk kesiapsiagaan dalam mengantisipasi terjadinya bencana alam
12) Mengikuti pelatihan PRB (Pengurangan Risiko Bencana) berbasis sekolah secara regular:
a. ya b. tidak

2. KEBIJAKAN DAN PANDUAN


◊ KEBIJAKAN
A. Adanya kebijakan pendidikan dan panduan untuk kesiapsiagaan bencana
13) Apakah sekolah mengetahui dan memiliki salinan/copy Surat Edaran Kemendiknas 2010
tentang Pengarusutamaan Pengurangan Risiko Bencana (PRB) di Sekolah
a. ya b. tidak

14) Apakah ada SK (Surat keputusan) sekolah untuk Gugus Siaga Bencana Sekolah?
a. ya b. tidak

15) Apakah ada surat/dokumen tentang Rencana Aksi Sekolah (RAS)?


a. ya b. tidak

16) Apakah ada Surat/Dokumen yang menyatakan adanya alokasi dana untuk kegiatan
kesiap- siagaan?
a. ya b. tidak

17) Apakah ada surat/dokumen yang menyatakan adanya latihan/simulasi evakuasi secara regular?
a. ya b. tidak

18) Apakah ada surat/dokumen yang menyatakan masuknya materi kesiapsiagaan dalam
proses belajar-mengajar?
a. ya b. tidak

15
b. Tersedianya fakta/data pelaksanaan kebijakan pendidikan kesiapsiagaan bencana
19) Apakah ada sosilasisasi Surat Edaran Kemendiknas tentang Pengarusutamaan PRB di Sekolah?
a. ya b. tidak

20) Apakah ada struktur, personel, dan tupoksi (tugas pokok dan fungsi) Gugus Siaga
Bencana Sekolah?
a. ya b. tidak

21) Apakah ada laporan tentang Rencana Aksi Sekolah (RAS)?


a. ya b. tidak

22) Apakah ada alokasi dana untuk kegiatan kesiapsiagaan?


a. ya b. tidak

23) Apakah ada laporan dalam bentuk laporan tertulis, foto, video dll. tentang
latihan/simulasi evakuasi?
a. ya b. tidak

24) Apakah ada dokumen pelaksanaan penyampaian materi kesiapsiagaan dalam proses
belajar- mengajar?
a. ya b. tidak

◊ PANDUAN
A. Panduan pelaksanaan program pengurangan risiko bencana di sekolah
25) Apakah ada dokumen tentang panduan pelaksanaan program pengurangan risiko
bencana di sekolah?
a. ya b. tidak

b. Panduan penilaian ketahanan bangunan oleh instansi terkait/pemerintah daerah


26) Apakah ada dokumen panduan penilaian ketahanan bangunan sekolah dari instansi terkait?
a. ya b. tidak

3. RENCANA TANGGAP DARURAT


◊ RENCANA UNTUK MERESPONS KEADAAN DARURAT
Tersedianya prosedur tetap (protap) sekolah untuk keadaan darurat bencana
27) Apakah ada kelompok peringatan bencana, evakuasi, pertolongan pertama, logistik,
dan keamanan?
a. ya b. tidak

28) Apakah ada prosedur tetap evakuasi, termasuk prosedur tetap untuk gugus siaga bencana?
a. ya b. tidak

◊ RENCANA EVAKUASI, PERTOLONGAN PERTAMA, PENYELAMATAN, DAN KEAMANAN


A. Tersedianya tempat, peta dan jalur evakuasi
29) Apakah ada tempat evakuasi?
a. ya b. tidak

30) Apakah ada denah sekolah?


a. ya b. tidak

31) Apakah ada jalur evakuasi?


a. ya b. tidak
32) Apakah ada rambu evakuasi?
a. ya b. tidak

b. Tersedianya rencana pertolongan pertama


33) Apakah mempunyai panduan untuk pertolongan pertama?
a. ya b. tidak

34) Apakah mempunyai kotak/obat-obatan untuk pertolongan pertama?


a. ya b. tidak

35) 35. Apakah punya Posko/unit kesehatan sekolah?


a. ya b. tidak

36) Apakah ada petugas kesehatan yang terlatih?


a. ya b. tidak

C. Tersedianya back-up dokumen-dokumen penting sekolah


37) Apakah ada Back up/ copy/ salinan/duplikat dokumen-dokumen penting yang disimpan di
tempat aman?
a. ya b. tidak

◊ PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR


Tersedianya data tentang alokasi kebutuhan dasar sekolah
38) Apakah ada daftar alokasi kebutuhan dasar sekolah seperti air minum, makanan awet/tahan
lama, dan obat-obatan?
a. ya b. tidak

◊ PERALATAN DAN PERLENGKAPAN


Tersedianya peralatan dan perlengkapan untuk keadaan darurat serta penyimpanan yang aman
39) Apakah ada peralatan dan perlengkapan untuk keadaan darurat?
a. ya b. tidak

40) Apakah ada tempat penyimpanan peralatan dan perlengkapan yang aman?
a. ya b. tidak

◊ FASILITAS-FASILITAS PENTING (RUMAH SAKIT, PEMADAM KEBAKARAN, POLISI, PAM, PLN, TELKOM)

A. Tersedianya alamat dan nomor telepon fasilitas-fasilitas penting


41) Apakah ada daftar alamat dan nomor telepon penting
a. ya b. tidak

b. Ada akses terhadap fasilitas-fasilitas penting


42) Apakah ada surat/dokumen yang menyatakan kerja sama sekolah dengan instansi penting?
a. ya b. tidak
◊ LATIHAN DAN SIMULASI/GLADI
frekuensi latihan dan simulasi/gladi (public dan sekolah)
43) Apakah ada foto/dokumen yang menunjukkannya simulasi secara regular?
a. ya b. tidak
4. SISTEM PERINGATAN BENCANA
◊ TRADISIONAL LOKAL
memiliki alat peringatan bencana yang sederhana
44) Apakah ada alat yang bisa mengeluarkan bunyi (kentongan, lonceng, tiang bendera)?
a. ya b. tidak

◊ TEKNOLOGI ( STANDARISASI TANDA, DAN BUNYI)


erhadap informasi peringatan bencana yang bersumber dari pemer- intah (bmKG), pemda/pemkot dan media yang dapat dipertang
45) Apakah mempunyai alat penerima informasi peringatan bencana dari pemerintah (BMKG,
Pemkot/ pemda), dan media yang dapat dipertanggungjawabkan?
a. ya b. tidak

46) Apakah ada jaringan yang terhubung dengan peringatan bencana yang resmi dari pemerintah?
a. ya b. tidak

47) Apakah bunyi tidak bermakna ganda, jelas dan dipahami warga sekolah?
a. ya b. tidak

◊ INSTALASI (SISTEM, TEKNIK, PERALATAN, TANDA DAN SINYAL)


punyai peralatan dalam kondisi yang baik dan siap menyebarluaskan informasi peringatan sewaktu-waktu akan terjadinya bencana
48) Apakah ada tempat untuk menyimpan peralatan peringatan bencana yang mudah
diakses dan aman?
a. ya b. tidak

49) Apakah ada kesepakatan bunyi tanda peringatan bencana?


a. ya b. tidak

◊ DISEMINASI PERINGATAN DAN MEKANISME


Tersedianya prosedur tetap penyebarluasan informasi peringatan bencana
50) Apakah ada prosedur tetap tentang peringatan bencana termasuk tanda/bunyi peringatan
dan mekanisme pelaksanaan untuk peringatan, pembatalan peringatan dan tanda
keadaan sudah aman?
a. ya b. tidak

51) Apakah ada sosialisasi tentang tanda peringatan bencana dan responnya?
a. ya b. tidak

5. PARAMETER MOBILISASI SUMBER DAYA


◊ PENATAAN KELEMBAGAAN
Tersedianya tim yang bertugas untuk keadaan darurat
52) Apakah ada gugus/kelompok tugas yang mempersiapkan dan melaksanakan tugas dalam
kegiatan kesiapsiagaan?
a. ya b. tidak

◊ KOMUNIKASI DAN KOORDINASI ANTAR STAKEHOLDERS YANG RELEVAN


Keterlibatan dalam jaringan kesiapsiagaan bencana
53) Apakah ada pengembangan kerjasama (networking) dengan stakeholder kesiapsiagaan bencana?
a. ya b. tidak
54) Apakah sekolah tergabung dalam forum PRB
a. ya b. tidak

◊ SUMBER DAYA MANUSIA


jumlah guru dan murid yang dilatih untuk kesiapsiagaan dan pengelolaan tanggap darurat
55) Apakah mengikuti secara rutin pelatihan/ latihan yang diadakan oleh lembaga lain terkait
keben- canaan?
a. ya b. tidak

56) Mengadakan pelatihan/ latihan dengan lembaga terkait di lingkungan sekolah secara
berkala untuk peningkatan skill SDM:
a. ya b. tidak

◊ BIMBINGAN TEKNIS DAN PENYEDIAAN MATERI


A. Tersedianya materi dan bahan kesiapsiagaan bencana
57) Penyediaan materi dan bahan ajar kesiapsiagaan bencana:
a. ya b. tidak

58) Apakah sekolah membuat daftar checklist penyediaan materi dan bahan ajar untuk
peningkatan pengetahuan terhadap PRB di sekolah?
a. ya b. tidak

59) Apakah sekolah membuat daftar checklist penyediaan peralatan (tandu, alat-alat evakuasi,
alat komunikasi dll.) dan logistik sebagai pemenuhan kebutuhan dasar sekolah untuk keadaan
darurat bencana, yang di periksa secara regular?
a. ya b. tidak

b. Tersedianya akses bagi seluruh komponen sekolah terhadap informasi,


pengetahuan dan pelatihan untuk meningkatkan kapasitas sekolah dalam hal PRb
(materi acuan, ikut serta dalam pelatihan, musyawarah guru, pertemuan desa,
jambore
60) siswa informasi
Apakah media dll.) sekolah (contoh: mading, perpustakaan, buku, dan modul) yang
memuat pengetahuan dan informasi PRB dan dapat diakses oleh warga sekolah?
a. ya b. tidak

61) Apakah ada jumlah kesepakatan dan keikutsertaan warga sekolah dalam kegiatan PRB,
seperti: pelatihan, musyawarah guru, pertemuan desa, jambore murid, dll.?
a. ya b. tidak

PETUNJUK PENGHITUNGAN INSTRUMEN MONITORING SEKOLAH


SIAGA BENCANA UNTUK MENGANTISIPASI BENCANA GEMPA BUMI
DAN TSUNAMI
1) Petugas memberikan skore tiap pertanyaan atau pernyataan sesuai dengan ketentuan, yaitu
untuk pertanyaan atau pernyataan dengan 2 (dua) alternatif jawaban, maka skore untuk
jawaban a) dengan skore 1; jawaban b) dengan skore 0.
2) Pemberian skore pada setiap butir pertanyaan atau pernyataan dengan cara menuliskan dalam
kotak skore di samping kanan kalimat pertanyaan atau pernyataan tersebut.
3) Apabila nilai KB telah didapatkan, maka sekolah tersebut dinyatakan sebagai berikut:
» 67–100 : tingkat kesiapsiagaan sekolah tinggi
» 34–66 : tingkat kesiapsiagaan sekolah sedang
» 0–33 : tingkat kesiapsiagaan sekolah rendah
DAfTAR PERTANYAAN MONITORING KESIAPSIAGAAN GURU (S2)
SEKOlAH SIAGA BENCANA (SSB)
PENGENALAN TEMPAT
1. No. urut kuesioner
2. Alamat sekolah
3. Alamat Email/telepon/fax
4. Kab./ Kota
5. Kecamatan
6. Kelurahan/Desa
1. SD/sederajat
7. Tingkatan sekolah 2. SMP/sederajat
3. SMA/sederajat
1. Negeri
8. Status sekolah
2. Swasta
IDENTITAS GURU
1. Nama guru
2. Umur tahun
1. Laki-laki
3. Jenis kelamin
2. Perempuan
1. Tamat SMA/sederajat
Tingkat pendidikan 2. Tamat D1/D2
4.
terakhir yang ditamatkan 3. Tamat akademik/D3
4. Tamat perguruan tinggi/universitas (S1/S2/S3)
5. Kelas yang diajar
6. Mata pelajaran yang ajar
IDENTITAS PEMERIKSA
1 Nama pemeriksa
2 Tanggal pemeriksaan

1. PENGETAHUAN
1) Apakah di sekolah bapak/ibu memiliki kalender kejadian bencana yang sering
terjadi di sekolah?
a. ya b. tidak

2) Apakah di sekolah bapak/ibu ada ornament sekolah (poster, majalah dinding, dll.)
tentang informasi terkait tipe-tipe, sumber, penyebab dan intensitas bencana?
a. ya b. tidak

3) Apakah bapak/ibu mampu menjelaskan mengenai tipe-tipe, sumber, penyebab dan


intensitas bencana?
a. ya b. tidak

4) Apakah di sekolah bpk/ibu, materi tentang kesiapsiagaan bencana masuk ke dalam mata
pelajaran yang relevan?
a. ya b. tidak
5) Apakah di sekolah bpk/ibu, materi tentang kesiapsiagaan bencana masuk ke dalam
pelajaran muatan lokal?
a. ya b. tidak

6) Apakah di sekolah bpk/ibu materi tentang kesiapsiagaan bencana masuk ke dalam


kegiatan ekstrakurikuler?
a. ya b. tidak

7) Apakah bpk/ibu menyusun standar kompetensi kesiapsiagaan mengantisipasi bencana,


silabus dan RPP untuk pelajaran yang relevan, pelajaran mulok, kegiatan
ekstrakurikuler)
a. ya b. tidak

8) Apakah menurut bapak/ibu pelaksanaan pelajaran dan kegiatan sesuai dengan silabus
dan RPP, dan evaluasi terhadap pelajaran dan kegiatan kesiapsiagaan sesuai dengan
indikator yang ditetapkan dalam standar kompetensi yang telah ditetapkan?
a. ya b. tidak

9) Apakah bpk/ibu pernah mendapatkan peningkatan kapasitas (kemampuan) dalam


memberikan materi (pengetahuan dan keterampilan) kesiapsiagaan terhadap bencana?
a. ya b. tidak

10) Apakah sekolah bpk/ibu memiliki ketersediaan buku panduan, modul, film, alat peraga dll.?
a. ya b. tidak

II. RENCANA TANGGAP DARURAT


11) Apakah bapak/ibu mengetahui adanya gugus sekolah siaga bencana, seperti:
kelompok peringatan bencana, evakuasi, pertolongan pertama, logistik, dan
keamanan dll.?
a. ya b. tidak

12) Apakah bapak/ibu mengetahui adanya prosedur tetap evakuasi, termasuk prosedur tetap
untuk gugus siaga bencana di sekolah?
a. ya b. tidak

13) Apakah bapak/ibu mengetahui adanya tempat evakuasi di sekolah ini apabila ada bencana?
a. ya b. tidak

14) Apakah bapak/ibu mengetahui adanya peta evakuasi di sekolah ini?


a. ya b. tidak

15) Apakah bapak/ibu mengetahui adanya jalur evakuasi bencana di sekolah ini?
a. ya b. tidak

16) Apakah bapak/ibu mengetahui adanya rambu evakuasi bencana di sekolah ini?
a. ya b. tidak

17) Apakah sekolah bapak/ibu mempunyai panduan untuk pertolongan pertama?


a. ya b. tidak

18) Apakah sekolah bapak/ibu mempunyai kotak/obat-obatan untuk pertolongan pertama?


a. ya b. tidak

19) Apakah sekolah bapak/ibu mempunyai posko/unit kesehatan sekolah?


a. ya b. tidak
20) Apakah di sekolah bapak/ibu ada petugas kesehatan yang terlatih?
a. ya b. tidak
21) Apakah sekolah bapak/ibu mempunyai back up/copy/ salinan/duplikat dokumen-
dokumen penting yang disimpan di tempat aman?
a. ya b. tidak
22) Apakah di sekolah bapak/ibu ada daftar alokasi kebutuhan dasar sekolah, seperti air
minum, makanan awet/tahan lama, dan obat-obatan?
a. ya b. tidak
23) Apakah di sekolah bapak/ibu ada peralatan dan perlengkapan untuk keadaan darurat?
a. ya b. tidak
24) Apakah di sekolah bapak/ibu ada tempat penyimpanan peralatan dan perlengkapan
evakuasi yang aman?
a. ya b. tidak
25) Apakah di sekolah bapak/ibu ada daftar alamat dan nomor telepon penting, seperti: nomor
rumah sakit, pemadam kebakaran, polisi, PAM, PLN, Telkom?
a. ya b. tidak
26) Apakah di sekolah bapak/ibu ada surat/dokumen yang menyatakan kerjasama sekolah
dengan instansi penting?
a. ya b. tidak
27) Apakah di sekolah bapak/ibu ada foto/dokumen yang menunjukkan adanya simulasi
secara regular?
a. ya b. tidak

III. PERINGATAN BENCANA


28) Apakah di sekolah bapak/ibu ada alat yang bisa mengeluarkan bunyi (kentongan, lonceng,
dan tiang bendera) sebagai tanda peringatan bencana?
a. ya b. tidak

29) Apakah sekolah bapak/ibu mempunyai alat penerima informasi peringatan bencana
dari pemerintah (BMKG, Pemkot/pemda), dan media yang dapat dipertanggung
jawabkan?
a. ya b. tidak

30) Apakah di sekolah bapak/ibu ada jaringan yang terhubung dengan peringatan
bencana yang resmi dari pemerintah?
a. ya b. tidak

31) Apakah sekolah bapak/ibu melakukan pengecekan secara berkala terhadap alat
peringatan bencana, alat penerima resmi dan jaringan?
a. ya b. tidak

32) Apakah bapak/ibu mengetahui bunyi khusus dari alat peringatan bencana apabila terjadi
bencana, suaranya jelas dan dipahami warga sekolah dan sekitarnya?
a. ya b. tidak

33) Apakah di sekolah bapak/ibu ada tempat khusus untuk menyimpan peralatan peringatan
bencana yang mudah diakses dan aman?
a. ya b. tidak
34) Apakah di sekolah bapak/ibu ada prosedur tetap tentang peringatan bencana termasuk
tanda/ bunyi peringatan dan mekanisme pelaksanaan untuk peringatan, pembatalan
peringatan dan tanda keadaan sudah aman?
a. ya b. tidak

35) Apakah bapak/ibu mendapatkan sosialisasi tentang tanda peringatan bencana dan
bagaimana meresponsnya?
a. ya b. tidak

IV. MOBILISASI SUMBER DAYA


36) Apakah bapak/ibu pernah mengikuti pelatihan/ latihan oleh lembaga lain terkait kebencanaan?
a. ya b. tidak

37) Apakah bapak/ibu membuat daftar checklist berupa pelatihan/bimbingan penyediaan materi
dan bahan ajar untuk peningkatan pengetahuan terhadap PRB di sekolah?
a. ya b. tidak

38) Apakah bapak/ibu mempunyai media informasi sekolah (contoh: mading, perpustakaan, buku,
dan modul) yang memuat pengetahuan dan informasi PRB dan dapat diakses oleh warga
sekolah?
a. ya b. tidak

39) Apakah bapak/ibu ikut serta dengan warga sekolah terlibat dalam pelatihan, musyawarah
guru, pertemuan desa, jambore murid, dll.?
a. ya b. tidak
DAfTAR PERTANYAAN MONITORING KESIAPSIAGAAN MURID (S3)
SEKOlAH SIAGA bENCANA (SSb)
PENGENALAN TEMPAT
1. No. urut kuesioner
2. Alamat sekolah
3. Alamat Email / telepon / fax
4. Kab./ Kota
5. Kecamatan
6. Kelurahan / Desa
1. SD/sederajat
7. Tingkatan sekolah 2. SMP/sederajat
3. SMA/sederajat
1. Negeri
8. Status sekolah
2. Swasta
IDENTITAS MURID
1. Nama siswa
2. Umur tahun
1. Laki-laki
3. Jenis kelamin
2. Perempuan
5. Kelas
6. Mata pelajaran yang ajar
IDENTITAS PEMERIKSA
1 Nama pemeriksa
2 Tanggal pemeriksaan

1. PARAMETER PENGETAHUAN
1) Apakah di sekolah kamu memiliki kalender kejadian bencana yang sering terjadi di sekolah?
a. ya b. tidak

2) Apakah di sekolah kamu ada ornament sekolah (poster, majalah dinding, dll.) tentang
informasi terkait tipe-tipe, sumber, penyebab dan intensitas bencana?
a. ya b. tidak

3) Apakah kamu mampu menjelaskan mengenai tipe-tipe, sumber, penyebab dan


intensitas bencana?
a. ya b. tidak

4) Apakah di sekolah kamu, materi tentang kesiapsiagaan bencana masuk ke dalam mata
pelajaran yang relevan?
a. ya b. tidak

5) Apakah di sekolah kamu, materi tentang kesiapsiagaan bencana masuk ke dalam pelajaran
muatan lokal?
a. ya b. tidak
6) Apakah di sekolah kamu materi tentang kesiapsiagaan bencana masuk ke dalam kegiatan
ekstra kurikuler?
a. ya b. tidak

7) Apakah menurut kamu guru di sekolah menginformasikan tentang Pengurangan Risiko


Bencana yang diintegrasikan pada mata pelajaran yang relevan, pelajaran mulok, dan
kegiatan ekstrakurikuler?
a. ya b. tidak

8) Apakah kamu pernah mendapatkan peningkatan kapasitas (kemampuan) tentang


pengetahuan dan keterampilan kesiapsiagaan terhadap bencana?
a. ya b. tidak

9) Apakah sekolah kamu memiliki ketersediaan buku panduan, modul, film, alat peraga dll.?
a. ya b. tidak

10) Apakah kamu mengetahui adanya gugus sekolah siaga bencana, seperti kelompok
peringatan bencana, evakuasi, pertolongan pertama, logistik, dan keamanan?
a. ya b. tidak

II. RENCANA TANGGAP DARURAT


11) Apakah kamu mengetahui adanya tempat evakuasi di sekolah ini apabila ada bencana?
a. ya b. tidak

12) Apakah kamu mengetahui adanya peta evakuasi di sekolah ini?


a. ya b. tidak

13) Apakah kamu mengetahui adanya jalur evakuasi bencana di sekolah ini?
a. ya b. tidak

14) Apakah kamu mengetahui adanya rambu evakuasi bencana di sekolah ini?
a. ya b. tidak

15) Apakah sekolah kamu mempunyai panduan untuk pertolongan pertama?


a. ya b. tidak

16) Apakah sekolah kamu mempunyai kotak/obat-obatan untuk pertolongan pertama?


a. ya b. tidak

17) Apakah sekolah kamu mempunyai posko/unit kesehatan sekolah?


a. ya b. tidak

18) Apakah di sekolah kamu ada petugas kesehatan yang terlatih?


a. ya b. tidak

19) Apakah di sekolah kamu ada daftar alokasi kebutuhan dasar sekolah, seperti: air minum,
makanan awet/tahan lama, dan obat-obatan?
a. ya b. tidak

20) Apakah di sekolah kamu ada peralatan dan perlengkapan untuk keadaan darurat?
a. ya b. tidak

21) Apakah di sekolah kamu ada tempat penyimpanan peralatan dan perlengkapan evakuasi
yang aman?
a. ya b. tidak
22) Apakah di sekolah kamu ada daftar alamat dan nomor telepon penting, seperti nomor
rumah sakit, pemadam kebakaran, polisi, PAM, PLN, dan Telkom?
a. ya b. tidak

23) Apakah di sekolah kamu dilakukan simulasi secara regular?


a. ya b. tidak

24) Apakah di sekolah kamu ada alat yang bisa mengeluarkan bunyi (kentongan, lonceng,
tiang bendera, dll.) sebagai tanda peringatan bencana?
a. ya b. tidak

25) Apakah sekolah kamu mempunyai alat penerima informasi peringatan bencana dari
pemerintah (BMKG, Pemkot/pemda), dan media yang dapat dipertanggungjawabkan?
a. ya b. tidak

26) Apakah kamu pernah terlibat dalam melakukan pengecekan secara berkala terhadap
alat peringatan bencana, alat penerima resmi dan jaringan?
a. ya b. tidak

27) Apakah kamu mengetahui bunyi khusus dari alat peringatan bencana apabila terjadi
bencana, suaranya jelas dan dipahami warga sekolah dan sekitarnya?
a. ya b. tidak

III. PERINGATAN BENCANA


28) Apakah di sekolah kamu ada tempat khusus untuk menyimpan peralatan peringatan
bencana yang mudah diakses dan aman?
a. ya b. tidak

29) Apakah kamu mendapatkan sosialisasi tentang tanda peringatan bencana dan
bagaimana meresponsnya?
a. ya b. tidak

30) Apakah kamu pernah mengikuti pelatihan/latihan oleh lembaga lain terkait kebencanaan?
a. ya b. tidak

31) Apakah sekolah kamu mempunyai media informasi sekolah (contoh: mading,
perpustakaan, buku, dan modul) yang memuat pengetahuan dan informasi PRB dan
dapat diakses oleh warga sekolah?
a. ya b. tidak

32) Apakah kamu pernah ikut serta dengan warga sekolah terlibat dalam pelatihan, musyawarah
guru, pertemuan desa, jambore murid, dll.?
a. ya b. tidak
Contoh Perhitungan Indeks Ketercapaian
Parameter monitoring Sekolah Siaga
bencana
mONITORING mURID
Parameter Rencana Parameter Mobilisasi
Parameter Parameter Sistem
Nama tanggap Darurat/ Sumber Daya/
No. Pengetahuan/ Peringatan Bencana/
Responden Emergency Planning Resource
knowledge (K) Warning System (WS)
(EP) Mobilization Capacity
(RMC)
1 Murid A…. 9 6 14 3
2 Murid B…… 9 6 14 3
3 Murid C…… 9 6 14 3
4 Murid D….. 9 6 14 3
5 Murid E…… 9 6 14 3
6 Murid F…… 9 6 14 3
7 Murid G….. 9 6 14 3
8 Murid H….. 9 6 14 3
9 Murid I…… 9 6 14 3
10 Murid J…… 9 6 14 3
11 Murid K…… 9 6 14 3
12 Murid L…… 9 6 14 3
13 Murid M…. 9 6 14 3
14 Murid N….. 9 6 14 3
15 Murid O….. 9 6 14 3
16 Siswa P…… 9 6 14 3
17 Murid Q…. 9 6 14 3
18 Murid R…… 9 6 14 3
19 Murid S…… 9 6 14 3
20 Murid T…… 9 6 14 3
∑ 20 Murid 180 120 280 60
Rata-rata 180/20 = 9 120/20 = 6 280/20 = 14 60/20 = 3

Nilai indeks per


parameter
9
x100  100
» Indeks Parameter K 9
:
6
» Indeks Parameter EP : x100  100
6
14
» Indeks Parameter WS : x100  100
14
3
» Indeks Parameter RMC: x100  100
3

PANDUAN MENGUKUR TINGKAT KESIAPSIAGAAN


MASYARAKAT
27
DAN KOMUNITAS SEKOLAH
Indeks siswa di sekolah tertentu: jumlah soal Pn / total soal siswa x indeks Pn

»K =
9
3 x100  28,12
2
6
» EP = x100  18,75
3
2
» WS =
14
x100  43,75
32
» RMC=
3
x100  9,37
32
» Maka indeks murid (IM) di sekolah tertentu = K + EP + WS + RMC
» IM = K + EP + WS + RMC
» IM = 28,12 + 18,75 + 43,75 + 9,37
» IM = 100

mONITORING GURU
Parameter
Parameter Rencana
Parameter Parameter Sistem Mobilisasi Sumber
Nama tanggap Darurat/
No. Pengetahuan/ Peringatan Daya/Resource
Responden Emergency Planning
knowledge (K) Bencana/ Warning Mobilization
(EP)
System (WS) Capacity (RMC)
1 Guru A….. 10 17 8 4
2 Guru B….. 10 17 8 4
3 Guru C….. 10 17 8 4
4 Guru D….. 10 17 8 4
5 Guru E….. 10 17 8 4
6 Guru F….. 10 17 8 4
7 Guru G….. 10 17 8 4
8 Guru H….. 10 17 8 4
9 Guru I….. 10 17 8 4
10 Guru J….. 10 17 8 4
11 Guru K….. 10 17 8 4
12 Guru L….. 10 17 8 4
13 Guru M….. 10 17 8 4
14 Guru N….. 10 17 8 4
15 Guru O….. 10 17 8 4
16 Guru P….. 10 17 8 4
17 Guru Q….. 10 17 8 4
18 Guru R….. 10 17 8 4
19 Guru S….. 10 17 8 4
20 Guru T….. 10 17 8 4
20 guru 200 340 160 80
Rata-rata 200/20 = 10 340/20 = 17 160/20 = 8 80/20 = 4
Nilai indeks per parameter
10
» Indeks Parameter K x100  100
:
10
17
» Indeks Parameter EP : x100  100
17
8
» Indeks Parameter WS : x100  100
8
4
» Indeks Parameter RMC : x100  100
4
Indeks Guru di sekolah tertentu: jumlah soal Pn / total soal guru x indeks Pn

»K =
10
x100  25,64
39
» EP = 8
x100  20,51
39
» WS =
17
x100  43,59
39
» RMC = 4
x100  10,25
39
» Maka indeks guru (IG) di sekolah tertentu = K + EP + WS + RMC
» IG = K + EP + WS + RMC
» IG = 25,64 + 20,51 + 43,59 + 10,25
» IG = 100

mONITORING SEKOlAH
Parameter Parameter
Parameter
Parameter Sistem Mobilisasi
Parameter Rencana tanggap
Nama Kebijakan Peringatan Sumber Daya
No. Pengetahuan / Darurat /
Responden dan Bencana / / Resource
knowledge (K) Emergency
Panduan / Warning Mobilization
Planning (EP)
policy (PS) System (WS) Capacity
(RMC)

1 Kepala sekolah 12 14 8 17 9

Rata-rata 12/1 = 12 14/1 = 14 8/1 = 8 17/1 = 9/1 = 9


17

Nilai indeks per parameter


12
» Indeks Parameter K : x100  100
12
14
» Indeks Parameter PS : x100  100
14
8
» Indeks Parameter EP : x100  100
8
17
» Indeks Parameter WS : x100  100
17
9
» Indeks Parameter RMC: x100  100
9
Indeks sekolah di sekolah tertentu: jumlah soal Pn / total soal sekolah x indeks Pn

»K =
12
x100  20
60
» PS =
14
x100  23,33
60
8
» EP =
60 x100  13,33
» WS =
17
x100  28,33
60
» RMC=
9
x100  15
60
» Maka indeks sekolah (ISE) di sekolah tertentu = K + PS + EP + WS + RMC
» ISE = K + PS + EP + WS + RMC
» ISE = 20 + 23,33 + 13,33 + 28,33 + 15
» ISE = 100

INDEKS KOmUNITAS SEKOlAH


(Indeks Ketercapaian dari Setiap Indikator Parameter Kesiapsiagaan)
1) Indeks Parameter K (Pengetahuan) = jumlah soal Pn / total soal seluruh parameter X
indeks parameter K
9
» K siswa x100  29,03
= 31
» K guru =
10
x100  33,26
31
12
» K sekolah = x100  38,70
31
» Maka indek parameter ∑K = K siswa + K guru + K sekolah
= 29,03 + 33,26 + 38,70
= 100

2) Indek Parameter PS (Kebijakan) = jumlah soal PS / total soal seluruh parameter X


indeks parameter PS
14
» PS sekolah = x100 
100 14
» Maka indeks parameter PS = 100
3) Indeks Parameter EP (Rencana Tanggap Darurat) = jumlah soal EP/ total soal seluruh parameter X

6 indeks parameter EP
» EP siswa = x100  27,27
22
» EP guru =
8
2 x100  36,36
2
» EP sekolah =
8 x100  36,36
22
» Maka indek parameter ∑EP = EP siswa + EP guru + EP sekolah
= 27,27 + 36,36 + 36,36
= 100

4) Indeks Parameter WS = jumlah soal WS / total soal seluruh parameter x indeks parameter WS

» WS siswa =
14
x100  29,16
48
» WS guru =
17
x100  35,42
48
17
» WS sekolah= x100 
35,42 48
» Maka indek parameter WS = WS siswa + WS guru + WS sekolah
= 529,16 + 35,42 + 35,42
= 100

5) Indeks Parameter RMC = jumlah soal RMC / total soal seluruh parameter x indeks parameter RMC
3
» RMC siswa = x100  18,75
16
4
» RMC guru = x100  25
16
9
» RMC sekolah x100  56,25
= 16
» Maka indek parameter ∑RMC = RMC siswa + RMC guru + RMC sekolah
= 18,75 + 25 + 56,25
= 100

Indeks Ketercapaian (∑IK) monitoring Setiap Indikator Parameter SSb Di Sekolah Tertentu
∑IK = ( jumlah soal Pn : total jumlah soal seluruh parameter x nilai indeks Pn) + …+ …+ …+
∑IK = IK K + IK PS + IK EP + IK WS + IK RMC
31
IK P1= x100  23,66
131
14
IK P2 = x100 = 10,68
131

IK P3 =
22
131 x 100 = 16,79
48
IK P4 =
131 x100  36,64
IK P5 =
16
131 x100  12,21
Jadi, ∑ IK = 23,66 + 10,68 + 16,70 + 36,64 + 12,21
∑ IK = 100
lAmPIRAN 2:
INSTRUmEN EvAlUASI SEKOlAH SIAGA bENCANA
DAfTAR PERTANyAAN SURvEI KESIAPSIAGAAN SEKOlAH (S1)
I. PENGENALAN TEMPAT

1. No. Urut
2. Provinsi
3. Kabupaten/Kota
4 Kecamatan
5. Kelurahan/Desa
6. Nama Sekolah
7. Alamat/Telepon
8. Status  Negeri  Swasta

II. KETERANGAN SEKOLAH


1. Nama Guru
2. Jumlah Guru
 Dekat(kurang dari 500 meter)
3. Jarak Sekolah dari pantai  Sedang(500-2000 meter)
 Jauh(lebih dari 2000 meter)
 Rendah(< 5 meter dpl)
 Sedang(5-10 meter)
4. Jarak Sekolah dari pantai
 Tinggi(>10 meter dpl)
 Tidak Tahu
5. Jenis dinding bangunan terbanyak  Beton/bata Kayu/papan
6. Jenis bangunan  Bertingkat Tidak bertingkat
 Padat/tanpa jendela/ventilasi
 Setengah padat/cukup
7. Apabila bertingkat, kondisi dinding pada lantai terbawah
jendela/ventilasi
 Banyak jendela/dinding kaca
 Bagian bangunan yang
panjang, sejajar dengan
pantai
 Bagian bangunan panjang,
membentuk sudut
8. Kondisi Bangunan Sekolah dengan garis pantai
 Bagian bangunan yang
panjang, tegak lurus
dengan garis pantai
 Tidak Tahu
Apakah bangunan sekolah mengikuti standar bangunan tahan
9.  Ya  Tidak  Tidak tahu
gempa
Apakah bangunan sekolah mengikuti standar bangunan yang
10.  Ya  Tidak  Tidak tahu
memperhitungkan pengaruh beban tsunami
III. KEBIJAKAN KESIAPSIAGAAN BENCANA (PS)
Apakah ada kebijakan/program pendidikan yang bekaitan dengan
11.  Ya  Tidak  Tidak tahu
kesiapsigaan menghadapi bencana alam di kab./kota ini?
12. Apakah pimpinan/guru/staf sekolah mengetahui peraturan-peraturan sebagai berikut:
a. UU No. 24/2007 tentang Penanggulangan Bencana  Ya  Tidak  Tidak tahu
Peraturan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Surat
b.  Ya  Tidak  Tidak tahu
Edaran 70a/MPN/2010)
c. Perda/Peraturan Dinas Pendidikan kota/kabupaten  Ya  Tidak  Tidak tahu
Jika salah satu jawaban pada no. 12 adalah ‘ya’, apakah peraturan
13.  Ya  Tidak
tsb. dilaksanakan di sekolah ini?
Apakah sekolah ini mempunyai/membuat kebijakan/program
14.  Ya  Tidak
sendiri atau yang berbeda dengan kebijakan/program tsb. di atas?
15. Apakah sekolah ini telah membentuk gugus siaga bencana?  Ya  Tidak
16. Jika ya, apakah sudah diterbitkan Surat Keputusan (SK)?  Ya  Tidak
17. Jika ya, gugus siaga bencana tersebut terdiri dari kelompok apa saja?
a. Kelompok peringatan bencana  Ya  Tidak
b. Kelompok pertolongan pertama  Ya  Tidak
c. Kelompok evakuasi penyelamatan  Ya  Tidak
d. Kelompok logistik  Ya  Tidak
e. Lainnya  Ya  Tidak
Apakah gugus siaga bencana tersebut, sudah melakukan kegiatan sesuai dengan tugas pokok dan
18.
fungsinya?
a. Kelompok peringatan bencana  Ya  Tidak
b. Kelompok pertolongan pertama  Ya  Tidak
c. Kelompok evakuasi penyelamatan  Ya  Tidak
d. Kelompok logistik  Ya  Tidak
e. Lainnya  Ya  Tidak
19. Apakah sekolah ini sudah mengeluarkan kebijakan sebagai berikut?
Pengintegrasian materi kesiapsiagaan ke dalam mata pelajaran
a.  Ya  Tidak
yang relevan di sekolah
Peningkatan pengetahuan dan keterampilan kesiapsiagaan
b.  Ya  Tidak
dalam kegiatan eskstrakurikuler
Peningkatan pengetahuan dan keterampilan guru tentang
c.  Ya  Tidak
kesiapsiagaan
d. Latihan simulasi evakuasi secara reguler  Ya  Tidak
e. Alokasi anggaran untuk kesiapsiagaan sekolah  Ya  Tidak
f. Lainnya  Ya  Tidak
IV. RENCANA TANGGAP DARURAT (EP)
Apakah sekolah ini mempunyai back up atau copy/salinan/duplikat
20. dokumen-dokumen penting yang disimpan di tempat yang aman  Ya  Tidak
dari bencana gempa dan tsunami?
21. Apakah sekolah ini telah menyiapkan rencana evakuasi sebagai berikut?
a. Menyepakati tempat-tempat evakuasi/pengungsian  Ya  Tidak

PANDUAN MENGUKUR TINGKAT KESIAPSIAGAAN


34 MASYARAKAT DAN KOMUNITAS SEKOLAH
b. Membuat peta dan jalur evakuasi sekolah  Ya  Tidak
c. Menyiapkan peralatan dan perlengkapan evakuasi  Ya  Tidak
d. Melakukan latihan/simulasi evakuasi  Ya  Tidak
22. Apakah di sekolah ini terdapat kegiatan yang berkaitan dengan pertolongan pertama, sebagai
berikut?
Menyiapkan kotak pertolongan pertama (PP) dan obat-
a.  Ya  Tidak
obatan penting
b. Menyiapkan posko kesehatan sekolah  Ya  Tidak
c. Mengaktifkan dokter kecil atau Palang Merah Remaja  Ya  Tidak
d. Latihan pertolongan pertama  Ya  Tidak
e. Menyiapkan pedoman (SOP) untuk pertolongan pertama  Ya  Tidak
Apakah sekolah ini sudah memiliki prosedur tetap (protap)
23.  Ya  Tidak
evakuasi?
Jika ya, apakah prosedur tetap (protap) tersebut sudah pernah
24.  Ya  Tidak
diujicoba dalam bentuk simulasi evakuasi?
Jika ya, apakah masing-masing kelompok gugus siaga bencana sudah melaksanakan tugas sesuai
25.
dengan prosedur tetap (protap)?
a. Kelompok Peringatan Bencana  Ya  Tidak
b. Kelompok Pertolongan Pertama  Ya  Tidak
c. Kelompok Evakuasi dan Penyelamatan  Ya  Tidak
d. Kelompok Logistik  Ya  Tidak
e. Lainnya  Ya  Tidak
V. PERINGATAN BENCANA (WS)
Apakah sekolah ini bisa mendapat informasi tentang peringatan
26.  Ya  Tidak
bencana tsunami ?
Apakah sekolah ini mempunyai peralatan untuk menyampaikan/
27. menyebarluaskan peringatan tsunami (bel, lonceng, sirine,  Ya  Tidak
kentongan, dll.)?
Apakah informasi peringatan tsunami di sekolah ini juga mencakup
28. tanda yang menyatakan bahwa tidak terjadi tsunami (pembatalan  Ya  Tidak
peringatan tsunami)?
Apakah informasi peringatan tsunami di sekolah ini juga mencakup
29. tanda yang menyatakan bahwa keadaan sudah aman setelah  Ya  Tidak
terjadi tsunami?
Apakah sekolah ini telah menyiapkan rencana/langkah untuk
30.  Ya  Tidak
merespon peringatan tsb. ?
Apakah informasi peringatan tsunami di sekolah ini sudah
31.  Ya  Tidak
disosialisasikan kepada komunitas sekolah ?
Apakah sekolah ini pernah melakukan simulasi/gladi peringatan
32.  Ya  Tidak
bencana ?
Apakah sekolah ini pernah menyepakati tanda/bunyi untuk
33.  Ya  Tidak
peringatan bencana?
34. Jika ya, apakah tanda/bunyi peringatan tersebut BERBEDA untuk kejadian sebagai berikut:
a. Peringatan tsunami  Ya  Tidak
b. Pembatalan terjadinya tsunami  Ya  Tidak
c. Kondisi aman setelah terjadi tsunami  Ya  Tidak
Jika ya, apakah sekolah telah mensosialisasikan tanda/bunyi
35.  Ya  Tidak
peringatan bencana tersebut?
Apakah sekolah telah melakukan ujicoba tanda/bunyi peringatan
36.  Ya  Tidak
bencana tersebut?
37. Apakah kelompok peringatan bencana sekolah ini telah memiliki prosedur tetap sebagai berikut:
a. Mensosialisasikan tanda/bunyi peringatan bencana  Ya  Tidak
Membunyikan tanda peringatan (terjadinya tsunami,
b.  Ya  Tidak
pembatalan dan kondisi aman)
Menyiapkan, menyimpan, memelihara peralatan untuk
c.  Ya  Tidak
peringatan bencana

VI. MOBILISASI SUMBER DAYA (RMC)

Apakah di sekolah ini tersedia petugas/kelompok/gugus tugas yang


38. dapat dimanfaatkan untuk kesiapsiagaan menghadapi bencana  Ya  Tidak
(misalnya : Pramuka, UKS, dokter kecil, dll.)
Apakah pimpinan/guru/staf di sekolah ini pernah mengikuti pelatihan/seminar/workshop/
39.
pertemuan/diskusi yang berkaitan dengan kesiapsiagaan menghadapi bencana sbb?
a. Pengetahuan tentang bencana  Ya  Tidak
b. Rencana evakuasi  Ya  Tidak
c. Pertolongan pertama  Ya  Tidak
d. Sistem peringatan dini  Ya  Tidak
e. Simulasi evakuasi  Ya  Tidak
Apakah di sekolah ini tersedia bahan dan materi yang berkaitan dengan kesiapsigaan menghadapi
40.
bencana?
a. Buku-buku tentang gempa dan/atau tsunami  Ya  Tidak
Poster, leaflet, buku saku, komik, kliping koran tentang
b.  Ya  Tidak
gempa tsunami
c. VCD, kaset tentang gempa dan tsunami  Ya  Tidak
Apakah materi kesiapsiagaan mengantisipasi bencana telah
41.  Ya  Tidak
dimasukkan dalam mata pelajaran yang relevan di sekolah ini ?
Apakah simulasi/gladi evakuasi darurat bencana untuk komunitas
42.  Ya  Tidak
sekolah telah dilakukan di sekolah ini ?
Apakah sekolah ini menerima bantuan/bimbingan yang berkaitan dengan kesiapsiagaan menghadapi
43.
bencana dari?
a. Pemerintah  Ya  Tidak
b. Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM)  Ya  Tidak
c. Organisasi non pemerintah (ornop) lainnya  Ya  Tidak
d. Perusahaan/pihak swasta  Ya  Tidak

Jika salah satu jawaban dari pertanyaan no. 45 adalah ‘ya’, bantuan/bimbingan apa saja yang diterima
44.
sekolah ini?
a. Penyediaan bahan dan materi  Ya  Tidak
b. Penyediaan peralatan dan perlengkapan  Ya  Tidak
c. Pelatihan dan simulasi evakuasi  Ya  Tidak
d. Bantuan pendanaan  Ya  Tidak
Apakah masing-masing kelompok gugus siaga bencana sudah mempunyai bahan/peralatan untuk
45.
melaksanakan tugas?
a. Kelompok peringatan bencana  Ya  Tidak
b. Kelompok pertolongan pertama  Ya  Tidak
c. Kelompok evakuasi dan penyelamatan  Ya  Tidak
d. Kelompok logistik  Ya  Tidak
e. Lainnya  Ya  Tidak
Apakah masing-masing kelompok gugus siaga bencana telah meningkatkan pengetahuan dan
46.
keterampilan untuk melaksanakan?
a. Kelompok peringatan bencana  Ya  Tidak
b. Kelompok pertolongan pertama  Ya  Tidak
c. Kelompok evakuasi dan penyelamatan  Ya  Tidak
d. Kelompok logistik  Ya  Tidak
e. Lainnya  Ya  Tidak
DAfTAR PERTANyAAN SURvEI KESIAPSIAGAAN GURU (S2)
I. PENGENALAN TEMPAT

1. No. Urut
2. Provinsi
3. Kabupaten/Kota
4 Kecamatan
5. Kelurahan/Desa
6. Nama Sekolah
7. Alamat/Telepon
8. Status  Negeri  Swasta

II. PENGETAHUAN TENTANG BENCANA (KAP)


1. Menurut ibu/bapak, apa yang dimaksud dengan bencana alam ?
a. Kejadian alam yang mengganggu kehidupan manusia  Ya  Tidak  Tidak tahu
b. Perilaku manusia yang menyebabkan kerusakan alam  Ya  Tidak  Tidak tahu
c. Bencana akibat kerusuhan sosial/politik  Ya  Tidak  Tidak tahu
d. Bencana akibat kebakaran hutan/serangan hama  Ya  Tidak  Tidak tahu
2. Kejadian alam apa saja yang dapat menimbulkan bencana ?
a. Gempa bumi  Ya  Tidak  Tidak tahu
b. Tsunami  Ya  Tidak  Tidak tahu
c. Banjir  Ya  Tidak  Tidak tahu
d. Tanah longsor  Ya  Tidak  Tidak tahu
e. Letusan gunung berapi  Ya  Tidak  Tidak tahu
f. Badai  Ya  Tidak  Tidak tahu
3. Menurut ibu/bapak, apa saja penyebab terjadi gempa bumi ?
a. Pergesaran kerak bumi  Ya  Tidak  Tidak tahu
b. Gunung meletus  Ya  Tidak  Tidak tahu
c. Tanah longsor  Ya  Tidak  Tidak tahu
d. Angin topan dan halilintar  Ya  Tidak  Tidak tahu
e. Pengeboran Minyak  Ya  Tidak  Tidak tahu
4. Bencana alam apa saja yang dapat diakibatkan oleh gempa ?
a. Tsunami  Ya  Tidak  Tidak tahu
b. Tanah longsor  Ya  Tidak  Tidak tahu
c. Banjir  Ya  Tidak  Tidak tahu
d. Kebakaran  Ya  Tidak  Tidak tahu
e. Amblasan tanah  Ya  Tidak  Tidak tahu
f. Gunung meletus  Ya  Tidak  Tidak tahu

Menurut ibu/bapak, apakah gempa bumi dapat diperkirakan


5.  Ya  Tidak  Tidak tahu
kapan terjadi ?
6. Menurut ibu/bapak apa saja ciri-ciri gempa kuat ?
a. Gempa membuat pusing/limbung  Ya  Tidak  Tidak tahu
Gempa menyebabkan goyangan yang kencang/keras sehingga
b.  Ya  Tidak  Tidak tahu
orang tidak bisa berdiri
Getaran gempa terjadi cukup lama dan diikuti oleh gempa
c.  Ya  Tidak  Tidak tahu
susulan yang lebih kecil
d. Bangunan retak atau roboh  Ya  Tidak  Tidak tahu
7. Menurut ibu/bapak, apa saja ciri-ciri bangunan/rumah yang tahan gempa ?
Bangunan/rumah terbuat dari material yang ringan (misal
a.  Ya  Tidak  Tidak tahu
kayu, bambu, seng)
b. Pondasi bangunan tertanam cukup dalam  Ya  Tidak  Tidak tahu
Bagian-bagian bangunan (pondasi, tiang, balok, kuda-kuda)
c.  Ya  Tidak  Tidak tahu
yang terbuat dari bata/beton/kayu tersambung dengan kuat
d. Bentuk bangunan segi empat, bujur sangkar atau lingkaran  Ya  Tidak  Tidak tahu
8. Menurut ibu/bapak, apa saja yang akan dilakukan apabila terjadi gempa?
Berlindung di tempat yang aman (misal bawah meja yang
a.  Ya  Tidak  Tidak tahu
kokoh)
b. Melindungi kepala  Ya  Tidak  Tidak tahu
c. Jika memungkinkan segera menuju lapangan yang terbuka  Ya  Tidak  Tidak tahu
d. Menjauhi benda-benda yang tergantung  Ya  Tidak  Tidak tahu
e. Menjauhi jendela/dinding kaca  Ya  Tidak  Tidak tahu
f. Meninggalkan ruangan setelah gempa reda  Ya  Tidak  Tidak tahu
Keluar gedung menggunakan tangga bila berada di gedung
g.  Ya  Tidak  Tidak tahu
yang bertingkat setelah gempa reda
Memarkir mobil di pinggir jalan jika sedang berada di dalam
h.  Ya  Tidak  Tidak tahu
kendaraan
i. Menjauhi jembatan  Ya  Tidak  Tidak tahu
Menurut ibu/bapak, apakah setiap gempa bumi dapat
9.  Ya  Tidak  Tidak tahu
menyebabkan tsunami ?
10. Menurut ibu/bapak, apakah kejadian berikut ini bisa menyebabkan tsunami?
a. Gempa bumi di bawah laut  Ya  Tidak  Tidak tahu
b. Gunung meletus di bawah laut  Ya  Tidak  Tidak tahu
c. Longsoran di bawah laut  Ya  Tidak  Tidak tahu
d. Badai/puting beliung  Ya  Tidak  Tidak tahu
11. Apa saja tanda-tanda/gejala tsunami yang ibu/bapak ketahui?
Gempa menyebabkan goyangan yang kencang/keras sehingga
a.  Ya  Tidak  Tidak tahu
orang tidak bisa berdiri
b. Air laut tiba-tiba surut  Ya  Tidak  Tidak tahu
c. Gelombang besar di cakrawala  Ya  Tidak  Tidak tahu
d. Bunyi yang keras seperti ledakan  Ya  Tidak  Tidak tahu

12. Menurut ibu/bapak, apa saja ciri-ciri bangunan/rumah yang relatif aman terhadap tsunami?
a. Rumah bertingkat yang kokoh  Ya  Tidak  Tidak tahu
b. Adanya ruang-ruang kosong untuk jalannya air  Ya  Tidak  Tidak tahu
Bangunan yang bagian panjangnya tegak lurus dengan garis
c.  Ya  Tidak  Tidak tahu
pantai
Berlari menjauh dari laut
Menurut ibu/bapak, apa yang harus dilakukan seandainya air laut
13. Mendekati pantai/mengambil ikan
tiba- tiba surut ? Tidak melakukan apa-apa
14. Dari mana saja ibu/bapak mendapat informasi tentang gempa dan/atau tsunami?
a. Radio  Ya  Tidak
b. TV  Ya  Tidak
c. Koran, majalah, buletin  Ya  Tidak
d. Buku saku, poster, leaflet, billboard, rambu peringatan  Ya  Tidak
e. Sosialisasi, seminar, pertemuan  Ya  Tidak
f. Saudara, kerabat, teman, tetangga  Ya  Tidak
g. Petugas pemerintah  Ya  Tidak
h. LSM dan lembaga non pemerintah lainnya(misal PMI)  Ya  Tidak
15. Apakah ibu/bapak pernah memberikan pelajaran kepada murid tentang:
a. Gempa bumi  Ya  Tidak
b. Tsunami  Ya  Tidak
16. Apakah ibu/bapak pernah membicarakan/menginformasikan kepada murid tentang:
a. Gempa bumi  Ya  Tidak
b. Tsunami  Ya  Tidak
III. RENCANA KEGIATAN DARI BENCANA (EP)
Untuk mengantisipasi terjadinya gempa bumi dan tsunami, apakah ibu/bapak telah menyiapkan
17.
hal-hal sbb?
Menyiapkan copy/salinan dokumen-dokumen kelas/mata
a. pelajaran yang diajarkan dan menyimpannya di tempat yang  Ya  Tidak
aman
b. Melatih siswa untuk menyelamatkan diri  Ya  Tidak
c. Memaku/mengikat rak-rak buku ke dinding atau lantai  Ya  Tidak
Meletakkan barang-barang yang berat (buku-buku, alat
d.  Ya  Tidak
peraga, dll.) di tempat rendah dan aman
Seandainya terjadi bencana gempa bumi ketika sedang mengajar, apakah ibu/bapak akan melakukan
18.
tindakan- tindakan sebagai berikut ?
a. Menenangkan diri sendiri dan siswa  Ya  Tidak
Memberikan aba-aba agar siswa berlindung di bawah meja
b.  Ya  Tidak
yang kokoh sampai getaran gempa berhenti
Memandu siswa untuk menjauh dari rak-rak buku/barang dan
c.  Ya  Tidak
benda-benda yang tergantung atau jendela kaca

Memandu siswa untuk merunduk ke arah pintu sambil


d.  Ya  Tidak
melindungi kepala
Memandu siswa keluar ruangan/gedung secara teratur dan
e.  Ya  Tidak
tidak berdesak-desakan
Jika berada di lantai dua atau lebih memandu siswa untuk
f.  Ya  Tidak
menggunakan tangga dan tidak menggunakan elavator/lift
g. Lari menyelamatkan diri sendiri  Ya  Tidak
Apakah ibu/bapak pernah melaksanakan latihan simulasi evakuasi
19.  Ya  Tidak
bersama seluruh komponen sekolah?
Apakah ibu/bapak terlibat/partisipasi dalam gugus siaga bencana
20.  Ya  Tidak
sekolah?
IV. PERINGATAN BENCANA (WS)
21. Apakah ibu/bapak mengetahui adanya tanda/cara peringatan bencana tsunami di daerah ini ?
a. Tradisional/kesepakatan lokal  Ya  Tidak  Tidak tahu
b. Sistem peringatan tsunami nasional  Ya  Tidak  Tidak tahu
Apakah ibu/bapak mengetahui alat yang digunakan di sekolah ini
22.  Ya  Tidak
untuk memberikan tanda/bunyi adanya peringatan bencana?
Apakah ibu/bapak mengetahui tanda/bunyi peringatan bencana di
23.  Ya  Tidak
sekolah?
24. Jika ya, apakah bapak/ibu mengetahui perbedaan bunyi untuk memberikan tanda sebagai berikut:
a. Peringatan tsunami  Ya  Tidak  Tidak tahu
b. Pembatalan terjadinya tsunami  Ya  Tidak  Tidak tahu
c. Kondisi aman setelah terjadi tsunami  Ya  Tidak  Tidak tahu
Apabila mendengar peringatan atau tanda bahaya tsunami ketika sedang berada di sekolah/mengajar,
25.
apakah ibu/bapak akan melakukan hal-hal berikut ?
a. Memandu siswa untuk lari ke tempat yang tinggi  Ya  Tidak
b. Memandu siswa menuju tempat pengungsian/evakuasi  Ya  Tidak
c. Menyelamatkan dokumen penting  Ya  Tidak
Membantu anak-anak, ibu hamil, orang tua dan orang cacat
d.  Ya  Tidak
di sekitar sekolah ke tempat aman sementara
e. Menenangkan diri/tidak panik  Ya  Tidak
f. Mematikan listrik di sekolah  Ya  Tidak
Segera memantau kebenaran berita tsunami dari instansi
g.  Ya  Tidak
yang berwenang
Apakah ibu/bapak mengetahui adanya pembatalan peringatan
26. terjadinya tsunami (tidak akan terjadi tsunami) yang dinyatakan  Ya  Tidak
oleh BPBD/Satlak atau pemerintah setempat ?
Apakah ibu/bapak mengetahui adanya tanda atau informasi
27. bahwa keadaan sudah aman setelah terjadi tsunami yang  Ya  Tidak
dinyatakan oleh BPBD/Satlak atau pemerintah setempat ?

V. MOBILISASI SUMBER DAYA (RMC)


Apakah ibu/bapak pernah mengikuti pelatihan workshop, seminar, ceramah, diskusi, atau simulasi
28.
sebagai berikut?
a. Pengetahuan tentang bencana  Ya  Tidak
Perencanaan tanggap darurat (mis: pertolongan pertama,
b.  Ya  Tidak
penyelamatan dan evakuasi, dokumen/logistik sekolah, dll.)
Sistem peringatan dini (mis. peralatan, tanda bunyi,
c.  Ya  Tidak
penyebaran informasi,dll.)
Apakah ibu/bapak menginformasikan pengetahuan tentang
29. kesiapsiagaan menghadapi bencana kepada orang lain (tetangga,  Ya  Tidak
saudara, teman) ?
30. Apakah ibu/bapak pernah memberikan pelajaran tentang?
a. Gempa bumi  Ya  Tidak
b. Tsunami  Ya  Tidak
Jika salah satu jawaban P30=tidak, apakah ibu/bapak pernah membicarakan/menginformasikan
31.
kepada siswa tentang?
a. Gempa bumi  Ya  Tidak
b. Tsunami  Ya  Tidak
Apakah ibu/bapak pernah memberikan pengetahuan tentang kesiapsiagaan kepada siswa
32.
sebagai berikut:
a. Peringatan bencana  Ya  Tidak
b. Pertolongan pertama  Ya  Tidak
c. Penyelamatan dan evakuasi  Ya  Tidak
d. Lainnya  Ya  Tidak
33. Apakah ibu/bapak bersama-sama siswa pernah mempraktekkan hal-hal sebagai berikut:
a. Peringatan bencana  Ya  Tidak
b. Pertolongan pertama  Ya  Tidak
c. Penyelamatan dan evakuasi  Ya  Tidak
d. Lainnya  Ya  Tidak
VI. IDENTITAS GURU
34. Nama Guru
35. Umur
36. Jenis Kelamin  Laki-laki  Perempuan

 Tamat SMA/sederajat
 Tamat D1/D2
37. Tingkat Pendidikan
 Tamat Akademik/D3
 Tamat perguruan tinggi/universitas (S1/S2/S3)
DAfTAR PERTANyAAN SURvEI KESIAPSIAGAAN mURID (S3)
I. PENGENALAN TEMPAT
1. No. Urut
2. Provinsi
3. Kabupaten/Kota
4 Kecamatan
5. Kelurahan/Desa
6. Nama Sekolah
7. Alamat/Telepon
8. Status  Negeri  Swasta

II. PENGETAHUAN TENTANG BENCANA (KAP)


1. Apa yang dimaksud dengan bencana alam ?
a. Kejadian alam yang mengganggu kehidupan manusia  Ya  Tidak  Tidak tahu
b. Perilaku menausia yang menyebabkan kerusakan alam  Ya  Tidak  Tidak tahu
c. Kerusuhan sosial/politik  Ya  Tidak  Tidak tahu
d. Kecelakaan lalu lintas  Ya  Tidak  Tidak tahu
2. Kejadian alam apa saja yang dapat menimbulkan bencana ?
a. Gempa bumi  Ya  Tidak  Tidak tahu
b. Tsunami  Ya  Tidak  Tidak tahu
c. Banjir  Ya  Tidak  Tidak tahu
d. Tanah longsor  Ya  Tidak  Tidak tahu
e. Letusan gunung berapi  Ya  Tidak  Tidak tahu
f. Badai  Ya  Tidak  Tidak tahu
3. Apa saja penyebab terjadinya gempa bumi ?
a. Pergesaran kerak bumi  Ya  Tidak  Tidak tahu
b. Gunung meletus  Ya  Tidak  Tidak tahu
c. Tanah longsor  Ya  Tidak  Tidak tahu
d. Angin topan dan halilintar  Ya  Tidak  Tidak tahu
e. Pengeboran Minyak  Ya  Tidak  Tidak tahu
4. Bencana alam apa saja yang dapat terjadi setelah gempa ?
a. Tsunami  Ya  Tidak  Tidak tahu
b. Tanah longsor  Ya  Tidak  Tidak tahu
c. Banjir  Ya  Tidak  Tidak tahu
d. Kebakaran  Ya  Tidak  Tidak tahu
e. Amblasan tanah  Ya  Tidak  Tidak tahu
f. Gunung meletus  Ya  Tidak  Tidak tahu

5. Apakah hari dan jam terjadinya gempa bumi dapat diketahui ?  Ya  Tidak  Tidak tahu
6. Apakah ciri-ciri gempa kuat ?
a. Gempa membuat pusing/limbung  Ya  Tidak  Tidak tahu
Gempa menyebabkan goyangan yang kencang/keras
b.  Ya  Tidak  Tidak tahu
sehingga orang tidak bisa berdiri
Getaran gempa terjadi cukup lama dan diikuti oleh gempa
c.  Ya  Tidak  Tidak tahu
susulan yang lebih kecil
d. Bangunan retak atau roboh  Ya  Tidak  Tidak tahu
7. Apabila terjadi gempa pada saat kamu berada di sekolah, apa yang akan kamu lakukan ?
Berlindung di bawah meja yang kokoh sambil berpegang
a.  Ya  Tidak
pada kaki meja
Menjauh dari rak-rak buku/barang dan benda-benda yang
b.  Ya  Tidak
tergantung
c. Menjauh dari jendela /dinding kaca  Ya  Tidak
d. Keluar ruangan secara teratur (tidak berdesak-desakan)  Ya  Tidak
e. Berlari menuju lapangan terbuka saat terjadi gempa  Ya  Tidak
8. Apakah setiap gempa bumi menyebabkan tsunami ?  Ya  Tidak  Tidak tahu
9. Apakah kamu pernah mengetahui/mengalami tsunami berikut ini ?
a. Krakatau 1883  Ya  Tidak
b. Simelue 1907  Ya  Tidak
c. Flores 1992  Ya  Tidak
d. Aceh dan Nias tanggal 26 Desember 2004  Ya  Tidak
e. Pangandaran Juli 2006  Ya  Tidak
10. Apakah kejadian berikut ini menyebabkan tsunami ?
a. Gempa bumi di bawah laut  Ya  Tidak  Tidak tahu
b. Gunung meletus di bawah laut  Ya  Tidak  Tidak tahu
c. Longsoran di bawah laut  Ya  Tidak  Tidak tahu
d. Badai/puting beliung  Ya  Tidak  Tidak tahu
11. Apa tanda-tanda tsunami ?
a. Gempa kuat (menyebabkan orang tidak bisa berdiri)  Ya  Tidak  Tidak tahu
b. Air laut tiba-tiba surut  Ya  Tidak  Tidak tahu
c. Gelombang besar di cakrawala (batas pandang di pantai)  Ya  Tidak  Tidak tahu
d. Bunyi yang keras seperti ledakan  Ya  Tidak  Tidak tahu
• Berlari menjauh dari laut
12. Seandainya air laut tiba-tiba surut, apa yang akan kamu lakukan? • Mendekati
pantai/mengambil ikan
• Tidak melakukan apa-apa
13. Untuk kesiapsiagaan terhadap gempa dan tsunami, apa saja yang perlu kamu lakukan?
a. Menambah pengetahuan tentang gempa dan tsunami  Ya  Tidak
Menyimpan buku-buku dan peralatan sekolah di tempat yang
b.
aman dan mudah dijangkau  Ya  Tidak

c. Mengikuti latihan penyelamatan diri dari gempa dan tsunami  Ya  Tidak


Mendengarkan informasi tentang gempa dan tsunami dari
d.  Ya  Tidak
radio, TV dan sumber lainnya

14. Dari mana saja pengetahuan tentang bencana tersebut di atas kamu peroleh ?
a. Sekolah  Ya  Tidak
Media cetak (koran, majalah, tabloid) dan elektronik
b.  Ya  Tidak
(TV/Radio/internet)
c. Buku, komik, poster, leaflet, papan pengumuman, selebaran  Ya  Tidak
Mendengar informasi tentang gempa dan tsunami dari
d.  Ya  Tidak
radio, TV dan media lain
15. Apakah kamu pernah mendapat pelajaran berikut di sekolah ?
a. Gempa bumi  Ya  Tidak
b. Tsunami  Ya  Tidak
16. Apakah kamu pernah mendapatkan pengetahuan berikut ini?
a. Peringatan bencana  Ya  Tidak
b. Pertolongan pertama  Ya  Tidak
d. Penyelamatan dan evakuasi  Ya  Tidak
e. Lainnya  Ya  Tidak
Apakah kamu pernah membicarakan gempa dan tsunami dengan
17.  Ya  Tidak
teman atau keluarga ?
III. RENCANA KEGIATAN DARI BENCANA (EP)
18. Apa saja yang perlu kamu siapkan sebelum terjadi gempa dan tsunami ?
a. Mengikuti latihan penyelamatan diri  Ya  Tidak  Tidak tahu
b. Mengetahui tempat yang aman  Ya  Tidak  Tidak tahu
Mencatat alamat-alamat atau nomor telepon penting
c.  Ya  Tidak  Tidak tahu
keluarga dan kerabat
Mengetahui tempat-tempat penting seperti : rumah sakit,
d.  Ya  Tidak  Tidak tahu
pemadam kebakaran, polisi, PMI, PLN
d. Mengetahui tempat mengungsi anggota keluarga  Ya  Tidak  Tidak tahu
19. Apa saja yang perlu kamu selamatkan jika terjadi gempa dan tsunami ?
a. Diri sendiri  Ya  Tidak
b. Raport/ijazah  Ya  Tidak
c. Tas/kantong/kotak yang berisi buku dan keperluan sekolah  Ya  Tidak
d. Surat-surat dan barang-barang penting lainnya  Ya  Tidak
e. Barang-barang kesayangan  Ya  Tidak
20. Apakah kamu bisa mendapatkan materi berikut ini di sekolah ?
a. Buku-buku tentang gempa dan tsunami  Ya  Tidak
Poster, leaflet (selebaran), buku saku, komik, kliping koran
b.  Ya  Tidak
tentang gempa dan tsunami
c. VCD, kaset tentang gempa dan tsunami  Ya  Tidak

21. Apakah di sekolahmu ada hal-hal berikut ini ?


a. Peta dan jalur evakuasi/penyelamatan  Ya  Tidak
b. Peralatan dan perlengkapan evakuasi/penyelamatan  Ya  Tidak
c. Kotak P3K dan obat-obatan penting  Ya  Tidak
d. Posko kesehatan sekolah (UKS)  Ya  Tidak
e. Dokter kecil/Palang Merah Remaja (PMR)  Ya  Tidak

Apakah kamu mengetahui adanya kelompok siaga bencana di


22.  Ya  Tidak
sekolah?

IV. PERINGATAN BENCANA (WS)


23. Apakah kamu mengetahui adanya tanda untuk peringatan tsunami di daerah ini ?

a. Tradisional/kesepakatan lokal (kentongan, lonceng, bedug, dll.)  Ya  Tidak  Tidak tahu

b. Sistem peringatan tsunami nasional (sirine)  Ya  Tidak  Tidak tahu


24. Apabila mendengar tanda bahaya tsunami, apa yang akan kamu lakukan ?
a. Menjauhi pantai dan/atau lari ke tempat yang tinggi  Ya  Tidak  Tidak tahu
b. Segera menuju tempat pengungsian/evakuasi  Ya  Tidak  Tidak tahu
c. Menenangkan diri/tidak panik  Ya  Tidak  Tidak tahu
Apakah kamu tahu kalau peringatan tsunami dapat dibatalkan
25.  Ya  Tidak
(tidak akan terjadi tsunami)?
Apakah kamu tahu adanya informasi keadaan sudah aman setelah
26.  Ya  Tidak
terjadinya tsunami ?
Apakah kamu tahu alat/tanda/bunyi untuk peringatan tsunami
27.  Ya  Tidak
yang ada di sekolah ini?
Jika kamu tahu, apakah ada perbedaan tanda/bunyi untuk
28.  Ya  Tidak
peringatan, pembatalan dan kondisi aman ?
Apakah kamu pernah mengikuti latihan/simulasi peringatan
29.  Ya  Tidak
bencana?
V. MOBILISASI SUMBER DAYA (RMC)
30. Apakah kamu pernah mengikuti kegiatan/latihan/pertemuan sebagai berikut: ?
a. P3K termasuk dokter kecil, PMR  Ya  Tidak
Kepramukaan (tali temali, memasang tenda dan membuat
b.
tandu)  Ya  Tidak
c. Latihan dan simulasi evakuasi  Ya  Tidak
d. Pertemuan/ceramah tentang bencana  Ya  Tidak
Jika ya, apakah kamu pernah memberitahukan/menceritakan
31. pengetahuan dan keterampilan tersebut kepada teman/keluarga/  Ya  Tidak
tetangga ?
VI. IDENTITAS MURID
32. Nama Murid
33. Umur
34. Jenis Kelamin  Laki-laki  Perempuan
35. Kelas

46 PANDUAN MENGUKUR TINGKAT KESIAPSIAGAAN


MASYARAKAT DAN KOMUNITAS SEKOLAH
View publication stats

Anda mungkin juga menyukai