Anda di halaman 1dari 82

GEOGRAFI

Kelas XII Semester 1

MODUL
SMA Terbuka

GEOGRAFI
KELAS XII SEMESTER 1

Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat


Program
Modul Geografi SMA TerbukaSMA
Kelas XII Terbuka
-i

2018
GEOGRAFI
Kelas XII Semester 1
SMA Terbuka

Diterbitkan oleh :

BIDANG PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH ATAS


DINAS PENDIDIKAN PROVINSI JAWA BARAT
Jalan Dr. Radjiman No. 6 Telp (022) 4264813 Fax: (022) 4264881
Wisseelbord (022) 4264944, 4264957, 4264973
Bandung 40171

Pengarah

Dr. Ir.H. Ahmad Hadadi, M.Si.


Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat

Penanggung Jawab

Ir. H. Yesa Sarwedi Hamiseno, M.Pd.


Kepala Bidang Pembinaan Sekolah Menengah Atas

Koordinator Pengembang Modul

Drs. Deden Saeful Hidayat, M.Pd.


Kepala KCD Wilayah VI
Aan Nugraha, S.Pd.
Staf Bidang Pembinaan Sekolah Menengah Atas
Dian Rochdiana, S.T.
Staf Bidang Pembinaan Sekolah Menengah Atas

Koordinator Pelaksana

Kustimi, M.Pd.
Staf Bidang Pembinaan Sekolah Menengah Atas Disdik Provinsi Jawa Barat.
Tim SEAMOLEC.
Suamin, S.Pd.
Tim Teknis Bidang Pembinaan Sekolah Menengah Atas Disdik Provinsi Jawa Barat.
Drs. H. Jumdiat Marzuki, M.M.
Tim Teknis Bidang Pembinaan Sekolah Menengah Atas Disdik Provinsi Jawa Barat.
Dr. Sundari, M.Pd.
Tim Teknis Bidang Pembinaan Sekolah Menengah Atas Disdik Provinsi Jawa Barat.
Dra. Dedeh Suatini. M.Pd.
Kepala SMA Negeri 2 Padalarang Kab. Bandung.
Aip Syarif Hasan Effendi, M.Pd.
Guru SMA Negeri 2 Padalarang Kab. Bandung
Yudi Kusniadi, S.Pd., M.Pd.
Guru SMA Pasundan 2 Kabupaten Cianjur.

Penulis Modul

Cipta Suhud Wiguna, M.Pd (Guru SMAN Situraja)


Cosa Rinaldy Ardiananda, S.Pd (Guru SMAN 27 Kota Bandung)
Dedeh Rohaeti, S.Pd (Guru SMAN 15 Kota Bandung)
Ema Wahyuni, S.Pd (Guru SMA El Fitra Kota Bandung)
Jajang Sudrajat, S.Pd (Guru SMAN 25 Kota Bandung)
Ricky Sudrajat, S.Pd (Guru SMAN 11 Kota Bandung)

Editor

Drs. R. Eryanto, M.Pd. (Tim Teknis Bidang Pembinaan Sekolah Menengah Atas Disdik
Provinsi Jawa Barat)
Jajang Sudrajat, S.Pd (Guru SMAN 25 Kota Bandung)

Layout

Tim Teknis Bidang Pembinaan Sekolah Menegah Atas Disdik Provinsi Jawa Barat.

Modul Geografi SMA Terbuka Kelas XII - i


GEOGRAFI
Kelas XII Semester 1
SMA Terbuka

KATA PENGANTAR

Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat dalam rangka meningkatkan APK Sekolah
Menengah telah menetapkan sebuah strategi yang inovatif yaitu dengan melalui
penyelenggaraan Sekolah Menengah Atas Terbuka atau SMA Terbuka, yang tersebar di
seluruh kabupaten kota yang ada di Jawa Barat.

Keberadaan SMA Terbuka tentunya disamping dalam rangka untuk meningkatkan


layanan akses daya tampung tetapi perlu pula didampingi dengan adanya peningkatan mutu
pendidikan dari SMA Terbuka itu sendiri . Dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan di
SMA Terbuka tentunya sangat dipengaruhi dengan adanya proses belajar dan bahan ajar
yang digunakan oleh peserta didik yang ada di SMA Terbuka. Dengan adanya proses
belajar dan bahan ajar yang tepat diharapkan mutu pendidikan SMA Terbuka dapat
disejajarkan dengan mutu pendidikan yang ada di sekolah reguler.

Modul merupakan bahan ajar yang tepat untuk SMA Terbuka karena proses belajar
di SMA Terbuka sebagian besar menggunakan pola belajar mandiri. Dengan adanya bahan
ajar modul SMA Terbuka yang sudah disusun dan mengacu kepada Standar Kompetensi
dan Kompetensi Dasar yang sesuai dengan Kurikulum yang berlaku, diharapkan proses
belajar SMA Terbuka lebih efektif dan dapat berjalan dengan lancar. Untuk itulah maka
Dinas Pendidikan Pemerintah Provinsi Jawa Barat mengadakan bahan ajar modul untuk
SMA Terbuka pada Tahun 2018.

Kepada semua pihak yang telah membantu terhadap kelancaran dalam proses
pengadaan modul SMA Terbuka ini, Kepala Dinas Pendidikan Pemerintah Daerah Provinsi
Jawa Barat mengucapkan terima kasih semoga kebaikan saudara mendapat imbalan dari
Allah SWT, Aamiin.

Bandung, 24 April 2018.


Kepala Dinas Pendidikan
Provinsi Jawa Barat

Dr. Ir H. Ahmad Hadadi , M.Si


Pembina Utama Madya
NIP. 19611231 198703 1 042

Modul Geografi SMA Terbuka Kelas XII - ii


GEOGRAFI
Kelas XII Semester 1
SMA Terbuka

Daftar Isi

Kata Pengantar........................................................................................................................ i
Daftar Isi ................................................................................................................................ iii
PENDAHULUAN.............................................................................................................. 1
Deskripsi ............................................................................................................................. 1
Prasyarat ............................................................................................................................ 1
Panduan Belajar ................................................................................................................. 1
Tujuan Akhir ....................................................................................................................... 3
Cek Kemampuan ................................................................................................................ 3
KONSEP WILAYAH DAN TATA RUANG ........................................................................... 5
Uraian Materi ..................................................................................................................... 5
Penilaian Pembelajaran ................................................................................................... 38
Tindak Lanjut Pembelajaran ............................................................................................ 42
Referensi .......................................................................................................................... 42
Daftar Istilah..................................................................................................................... 43
INTERAKSI KERUANGAN DESA DAN KOTA ......................................................................... 45
Tujuan Pembelajaran ...................................................................................................... 45
Uraian Materi ................................................................................................................... 45
Penilaian Pembelajaran ................................................................................................... 68
Tindak Lanjut Pembelajaran ............................................................................................ 71
Referensi .......................................................................................................................... 73
Daftar Istilah..................................................................................................................... 74

Modul Geografi SMA Terbuka Kelas XII - iii


GEOGRAFI
Kelas XII Semester 1
SMA Terbuka

PENDAHULUAN

Deskripsi

Materi dalam modul ini mengajak anda untuk mempelajari tentang:


1. Konsep Wilayah dan Tata Ruang.
2. Interaksi Keruangan Desa dan Kota.

Prasyarat

Untuk menguasai 2 (dua) materi ini, anda diharapkan membaca isi modul ini
dengan teliti dan menjawab evaluasi pada akhir modul ini.

Panduan Belajar

Cara belajar anda akan menentukan penguasaan dan keberhasilan anda


sebagai peserta didik kelas XII SMA Terbuka. Ikutilah petunjuk belajar ini agar
anda dapat memahami isi bahan belajar ini dengan baik.
1. Yakinkan diri anda bahwa anda telah siap untuk belajar.
2. Tenangkan pikiran dan pusatkan perhatian anda pada bahan belajar
yang akan anda pelajari.
3. Berdo’alah sejenak sesuai agama dan keyakinan anda dan sekarang
anda siap untuk belajar.
4. Baca dan pahami deskripsi isi dari setiap bahan belajar, agar anda
dapat mengetahui apa yang harus dipelajari dari isi bahan belajar.
5. Baca dan pahami secara mendalam tujuan yang harus dicapai setelah
melakukan pembelajaran.
6. Bacalah uraian materi secara seksama. Tandai dan catat materi yang
belum/kurang anda pahami.
7. Diskusikan materi-materi yang belum dipahami dengan teman, guru
bina, dan/atau orang yang dianggap ahli dalam bidang ini melalui chat,
e-mail, forum diskusi atau bertanya langsung apabila terdapat video
converence.
8. Anda juga dapat mempelajari materi melalui media yang tersedia
seperti video, ppt, dan gambar. Media yang ada karena akan lebih
memudahkan anda mempelajari materi/isi yang diuraikan.
9. Carilah sumber atau bacaan lain yang relevan dengan untuk

Modul Geografi SMA Terbuka Kelas XII - 1


GEOGRAFI
Kelas XII Semester 1
SMA Terbuka

menunjang pemahaman dan wawasan tentang materi yang sedang


anda pelajari.
10. Kerjakan soal latihan/evaluasi dalam modul ini untuk mengukur tingkat
penguasaan materi sebagai hasil pembelajaran sekaligus syarat untuk
membuka modul berikutnya.
11. Kerjakan tugas mandiri setelah latihan soal untuk memberi penguatan
dan pendalaman dalam proses penguasaan materi.
12. Jika hasil anda belum memuaskan jangan putus asa, cobalah lebih giat
lagi belajar.

Untuk lebih jelas dalam memahami panduan belajar ini, perhatikan gambar
alur belajar berikut ini!

Modul Geografi SMA Terbuka Kelas XII - 2


GEOGRAFI
Kelas XII Semester 1
SMA Terbuka

Tujuan Akhir

Tujuan akhir setelah mempelajari materi ini adalah agar anda dapat:
1. Memahami konsep wilayah dan pewilayahan dalam perencanaan tata
ruang wilayah nasional, provinsi, dan kabupaten/kota.
2. Membuat peta pengelompokan penggunaan lahan di wilayah
kabupaten/kota/provinsi berdasarkan data wilayah setempat.
3. Menganalisis struktur keruangan desa dan kota, interaksi desa dan
kota, serta kaitannya dengan usaha pemerataan pembangunan.
4. Membuat makalah tentang usaha pemerataan pembangunan di desa
dan kota yang dilengkapi dengan peta, bagan, tabel, grafik, dan/atau
diagram .

Cek Kemampuan

Sebelum mempelajari modul ini, coba anda jawab dulu pertanyaan-


pertanyaan berikut ini:
1. Apa perbedaan dari istilah wilayah, daerah dan kawasan?
2. Bagaimana wilayah dapat terbentuk dengan memiliki karakteristik
yang unik?
3. Bagaimana hasil interaksi keruangan desa dengan kota?
4. Bagaimana usaha pemerataan pembangunan di desa dan kota?

Modul Geografi SMA Terbuka Kelas XII - 3


GEOGRAFI
Kelas XII Semester 1
SMA Terbuka

KOMPETENSI DASAR 3.1


KONSEP WILAYAH DAN TATA RUANG

Modul Geografi SMA Terbuka Kelas XII - 4


GEOGRAFI
Kelas XII Semester 1
SMA Terbuka

Kompetensi Dasar 3.1

KONSEP WILAYAH DAN TATA RUANG

Setelah menyelesaikan pembelajaran pada pokok bahasan ini peserta didik dapat:
1. Mendeskripsikan definisi ruang dan wilayah.
2. Membedakan wilayah formal dan wilayah fungsional juga perwilayahan.
3. Memahami bentuk perencanaan tata ruang Nasional, Provinsi, dan Kabupaten/Kota.
4. Memahamai permasalahan dalam penerapan tata ruang wilayah.
Uraian Materi

A. Konsep Wilayah dan Tata Ruang

Pernahkan kamu memperhatikan atau


membandingkan jumlah lahan pertanian dan
perumahan di daerah sekitarmu? Coba kamu
perhatikan juga, lahan pertanian, khususnya di Pulau
Jawa yang sudah semakin sedikit. Hal ini dipengaruhi
oleh pertumbuhan penduduk yang tidak diimbangi
Mari kita amati
dengan perencanaan tata ruang dan juga wilayah wilayah sekitar!
yang baik.

Maka dari itu, kemudian timbullah banyak masalah. Nah, kira-kira apa saja
permasalahan yang mungkin timbul apabila perencanaan ruang dan wilayah tidak
terrencana dengan baik? Yuk, kita pelajari!

Atas dasar kebutuhan tempat tinggal penduduk, tak jarang lahan pertanian yang subur
berubah fungsinya menjadi sebuah pemukiman atau perumahan. Tapi kalau kamu tahu,
selain tempat tinggal, salah satu kebutuhan pokok manusia adalah makanan. Dengan
berkurangnya lahan pertanian yang subur, otomatis sumber atau bahan dasar makanan
harus di tanam di tempat yang jauh, dan hal ini berdampak pada meningkatnya harga
makanan tersebut.

Modul Geografi SMA Terbuka Kelas XII - 5


GEOGRAFI
Kelas XII Semester 1
SMA Terbuka

Gambar 1. Perencanaan ruang dan wilayah yang baik akan menghasilkan


kenyamanan hidup bagi manusia
Sumber : https://mediakonsumen.com/.../ilustrasi-denah-kota-olah-digital-
mediakonsumen.jpg

Ruang adalah wadah kehidupan manusia beserta


sumberdaya alam yang terkandung di dalamnya meliputi
bumi, air dan ruang angkasa sebagai satu kesatuan.
Konsep ruang mempunyai beberapa unsur, yaitu: jarak,
lokasi, bentuk, dan ukuran. Konsep ruang sangat berkaitan
erat dengan waktu, karena pemanfaatan bumi dan segala
kekayaannya membutuhkan organisasi/pengaturan ruang
dan waktu. Unsur-unsur tersebut di atas, secara bersama-sama menyusun unit tata
ruang yang disebut wilayah (Budiharsono, 2001).
Secara geofisik, ruang sebagai tempat kehidupan (Biosphere), yakni tempat
kehidupan alamiah Geosphere (permukaan kulit bumi hingga kedalaman ± 3 m
dalam tanah dan ± 200 m dpl), atmosphere (hingga kira-kira 30 m dpl). Tempat
Kehidupan yang dibatasi tekonologi manusia atas ruang dimana teknologi manusia
mampu menjangkau, mengakses dan mengeksplorasi batas terbawah geosphere
dan batas atmosphere/luar angkasa. Sehingga dengan kata lain ruang dapat
dikatakan sebagai wadah yang meliputi ruang darat, ruang laut, dan ruang udara,
termasuk ruang di dalam bumi sebagai satu kesatuan wilayah, tempat manusia dan
makhluk lainnya hidup dan melakukan kegiatan serta memelihara kelangsungan
hidupnya.
Selain ruang sebagai tempat kehidupan, berbagai literatur menyatakan bahwa
ruang sebagai sumber daya. Sumberdaya memiliki karakteristik (sifat-sifat)
sumberdaya, yakni sesuatu yang dimanfaatkan untuk kesejahteraan manusia dan 2

Modul Geografi SMA Terbuka Kelas XII - 6


GEOGRAFI
Kelas XII Semester 1
SMA Terbuka

sifat syarat sumberdaya yang terpenuhi: (1) adanya permintaan, dan (2) adanya
teknologi untuk memanfaatkannya.
Secara teoritik tidak ada perbedaan yang signifikan antara istilah wilayah, kawasan
dan daerah, hanya pada penekanan fungsi dan kekhasannya. Semuanya secara
umum dapat diistilahkan dengan istilah yang lebih umum, yaitu wilayah (region).
Setiap kawasan atau sub kawasan memiliki fungsi-fungsi khusus yang tentunya
memerlukan pendekatan program tertentu sesuai dengan fungsi yang
dikembangkan tersebut. Berbagai konsep nomenklatur kewilayahan seperti
“wilayah”, “kawasan”, “daerah”, “regional”, “area”, “ruang”, dan istilah-istilah
sejenis, banyak dipergunakan dan saling dapat dipertukarkan pengertiannya
walaupun masing-masing memiliki penekanan pemahaman yang berbeda-beda.
Ketidakkonsistenan istilah tersebut kadang menyebabkan kerancuan pemahaman
dan sering membingungkan. Lebih jelas definisi menurut Undang-Undang No. 26
Tahun 2007 tentang Penataan Ruang yakni sebagai berikut. “Wilayah” adalah
ruang yang merupakan kesatuan geografis beserta segenap unsur terkait yang
batas dan sistemnya ditentukan berdasarkan aspek administratif dan atau aspek
fungsional. “Kawasan” adalah wilayah dengan fungsi utama lindung dan budidaya.
Namun pengertian Daerah umumnya dipahami sebagai unit wilayah berdasarkan
aspek administratif (UU nomor 32 Tahun 2004 tentang Daerah (Daerah otonom):
yakni Daerah adalah kesatuan masyarakat hukum yang mempunyai batas-batas
wilayah yang berwenang mengatur dan mengurus urusan pemerintahan dan
kepentingan masyarakat setempat menurut prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi
masyarakat. Sedangkan Kawasan: adanya penekanan fungsional suatu unit
wilayah, yakni adanya karakteristik hubungan dari fungsi-fungsi dan komponen-
komponen di dalam suatu unit wilayah, sehingga batas dan sistemnya ditentukan
berdasarkan aspek fungsional.

Gambar 2.
Pariwisata Pantai
merupakan salah
satu contoh
Pengembangan
wilayah

Sumber :
http://1.bp.blogspot.
com/.../7072756441
_1115bc1ff5.jpg

Modul Geografi SMA Terbuka Kelas XII - 7


GEOGRAFI
Kelas XII Semester 1
SMA Terbuka

B. Pewilayahan
Adalah suatu upaya atau proses membagi wilayah-wilayah permukaan bumi
berdasarkan kriteria tertentu. Beberapa contoh pewilayahan adalah sebagai berikut :
1. Pewilayahan muka bumi berdasarkan tipe iklim matahari, antara lain sebagai
berikut.
a. Zone iklim tropis antara 23,50LU–23,50LS.
b. Zone iklim subtropis antara 23,50LU–400LU dan 23,50LS– 400LS.
c. Zone iklim sedang antara 400LU - 66,50LU dan 400LS–66,50LS.
d. Zone iklim kutub antara 66,50LU - 900LU dan 66,50LS–900LS.

Gambar 3. Zone Iklim Matahari


Sumber : https://i1.wp.com/.../iklim-dunia-630x380.jpg?resize=630%2C380
2. Pewilayahan Pulau Jawa berdasarkan kondisi fisiografisnya, meliputi antara lain
sebagai berikut.
a. Wilayah dataran rendah Jakarta (zona Jakarta).
b. Wilayah antiklinorium Bogor (zona Bogor).
c. Wilayah dataran antarmontana atau antarpegunungan (zona Bandung).
d. Wilayah pegunungan selatan.
Gambar 4.
Wilayah fisiografis
Jawa Barat.

Sumber :
http://4.bp.blogspo
t.com/.../dem-
fisiografi.jpg

Modul Geografi SMA Terbuka Kelas XII - 8


GEOGRAFI
Kelas XII Semester 1
SMA Terbuka

3. Pewilayahan Indonesia berdasarkan wilayah waktu, meliputi pewilayahan sebagai


berikut.
a. Wilayah Waktu Indonesia Barat (WIB).
b. Wilayah Waktu Indonesia Tengah (WITA).
c. Wilayah Waktu Indonesia Timur (WIT).

Gambar 5. Wilayah waktu di Indonesia


Sumber : https://ardinihapsari.wordpress.com/.../pembagian-waktu-di-indonesia/

4. Pewilayahan muka bumi berdasarkan tipe vegetasinya, meliputi tipe sebagai


berikut.
a. Wilayah hutan hujan tropis
b. Wilayah hutan musim
c. Wilayah hutan desidius
d. Wilayah hutan conifer (hutan berdaun jarum)
e. Tundra
f. Taiga
5. Pewilayahan Negara Indonesia berdasarkan kondisi geologisnya, antara lain sebagai
berikut.
a. Wilayah Paparan Sunda (landas kontinen Asia), meliputi Pulau Sumatra, Jawa,
dan sebagian Kalimantan.
b. Wilayah Paparan Sahul (landas kontinen Australia), meliputi Pulau Papua dan
wilayah di sekitarnya.
c. Wilayah laut dalam, meliputi daerah di kawasan Indonesia bagian tengah.

Modul Geografi SMA Terbuka Kelas XII - 9


GEOGRAFI
Kelas XII Semester 1
SMA Terbuka

Gambar 6. Wilayah geologi dasar laut Indonesia


Sumber : https://rovicky.files.wordpress.com/.../indonesia_small.jpg

C. Pembagian Wilayah: Wilayah Formal (Formal Regiom) dan


Wilayah Fungsional (Nodal Region)
Setelah memahami definisi dari wilayah, sekarang kita kaji
lebih lanjut materinya ke dalam pembagian dan klasifikasi
wilayah. Menurut Glassos (1974), Budiharsono (1996), dan
Huiesman (1986), pembagian wilayah terdiri atas Wilayah
Formal (Wilayah Seragam/Uniform Region) dan Wilayah
Fungsional (Nodal Region).

Karakteristik yang khas


dari suatu wilayah atau
region dapat ditinjau
Oleh karena itu, wilayah dari aspek fisik atau
alami dan sosial budaya.
merupakan suatu kompleksitas
tertentu sebagai hasil dari
interaksi dan interrelasi berbagai
macam unsur yang terdapat di
dalamnya.

Mari kita identifikasi wilayah Formal dan wilayah fungsional melalui tabel berikut.

Modul Geografi SMA Terbuka Kelas XII - 10


GEOGRAFI
Kelas XII Semester 1
SMA Terbuka

Tabel.1. Indentifikasi Wilayah Formal dan Fungsional

No. Klasifikasi Wilayah Formal Wilayah Fungsional


Wilayah yang bercirikan Wilayah-wilayah penting yang
dengan asosiasi areal yang sangat erat kaitannya dengan
ditandai dengan alam fisik, objek kejadian di permukaan
1. Definisi biotik, dan sosial. bumi, biasanya menekankan
pada fungsi, asal usul juga
perkembangannya dari
wilayah tersebut.
i. Wilayah Menurut a. Wilayah Konservasi.
Kekhususannya Wilayah yang didasarkan
Klasifikasi wilayah ini pada penekanan harus
merupakan daerah dipertahankan fungsinya.
tunggal, mempunyai ciri- b. Wilayah Satelit.
ciri geografi yang khusus. Wilayah yang
Wilayah demikian ini penekanannya pada fungsi
disebut Specific Region. sebagai wilayah pendukung
ii. Wilayah yang dari sebuah pusat
Menekankan pertumbuhan.
2. Klasifikasi Perbedaan Kepada c. Wilayah Penyangga.
Jenisnya disebut Generic Wilayah yang
Region. Dalam hal ini penekanannya pada fungsi
fungsi wilayah kurang sebagai pelindung atau
diperhatikan. penyangga bagi daerah
iii. Wilayah Berdasarkan lain.
Keseragaman atau d. Wilayah Resapan.
Kesamaan Dalam Kriteria Wilayah yang
Tertentu. Wilayah seperti penekanannya pada fungsi
ini disebut Uniform sebgai resapan air hujan.
Region.
Homogen Heterogen & Dinamis (Selalu
Seragam secara Fisik dan Berubah)
Sosial Budaya. Adanya kegiatan yang saling
3. Sifat
berhubungan antara beberapa
pusat kegiatan secara
fungsional.
Sesuatu yang dimiliki atau Kawasan yang difungsikan,
melekat pada manusia dan menurut jenis dan
4. Ciri Khas alam secara umum, seperti kekhususan, suatu wilayah
bahasa tertentu yang yang saling berhubungan satu
digunakan penduduk. sama lain.

Modul Geografi SMA Terbuka Kelas XII - 11


GEOGRAFI
Kelas XII Semester 1
SMA Terbuka

Wilayah yang berdasarkan kriteria fisik didasarkan


pada kesamaan topografi, jenis batuan, iklim, dan Wilayah
vegetasi, juga berdasarkan kriteria sosial budaya. Formal

Wilayah yang dicirikan dengan kegiatan yang saling


Wilayah berhubungan antara beberapa pusat kegiatan secara
Fungsional fungsional.

Perwilayahan (regionalisasi) adalah suatu proses penggolongan


wilayah berdasarkan kriteria tertentu.
Perwilayahan secara geografis adalah pewilayahan yang
didasarkan atas gejala atau objek geografi dalam hubungannya
dengan letak suatu tempat di permukaan bumi. Misalnya,
Indonesia merupakan suatu wilayah yang terletak di Asia
Tenggara yang memiliki lintang rendah dan berada di antara
Benua Asia-Australia, serta di antara Samudera Pasifik dan
Samudera Hindia.

Berikut merupakan contoh dari masing-masing wilayah.


1. Wilayah Formal
a) Wilayah formal berdasarkan kriteria fisik didasarkan pada kesamaan topografi,
jenis batuan, iklim, dan vegetasi. Misalnya wilayah pegunungan kapur (karst),
wilayah beriklim dingin, dan wilayah vegetasi mangrove.
Gambar 7. Kawasan
alam Karst Citatah
yang merupakan
perbukitan batu kapur
yang membentang dari
daerah Tagog Apu,
Padalarang, Cipatat,
hingga Rajamandala
(sekitar km 22 & km 23
dari arah Bandung
menuju Cianjur) adalah
contoh bentuk Wilayah
Formal berdasarkan
kesamaan fisik.

Sumber:
https://galihsedayu.file
s.wordpress.com/2010
/01/budi-
hermawan.jpg

Modul Geografi SMA Terbuka Kelas XII - 12


GEOGRAFI
Kelas XII Semester 1
SMA Terbuka

Gambar 8. Dataran
Tinggi Dieng di Jawa
Tengah merupakan
contoh dari wilayah
formal dengan
kesamaan fisik yaitu
aspek morfologi.

Sumber:
http://travel.tribunnew
s.com/2017/05/08/ber
ada-di-dataran-tinggi-
dieng-inilah-5-hal-
yang-membuat-
gunung-prau-selalu-
ramai-dikunjungi

Gambar 9. Sumber:
Hutan https://ww
Mangrove w.rentalmo
menjadi bilbali.net/
contoh wp-
wilayah content/upl
formal oads/2014/
karena 10/Hutan-
kesamaan Mangrove-
jenis Bali.jpg
vegetasi
dan
morfologi.

b) Wilayah formal berdasarkan kriteria sosial budaya misalnya wilayah provinsi


Jawa Barat, wilayah suku Sunda, wilayah industri tekstil, dan wilayah pertanian
sawah.
Gambar 10.
Provinsi Jawa
Barat
merupakan
wilayah formal
berdasarkan
batas-batas
yang jelas
yang telah
ditetapkan
Undang-
Undang.

Sumber:
https://sudardj
attanusukma.fi
les.wordpress.c
om/2017/10/p
eta-jawa-
barat-versi-
atlas.jpg

Modul Geografi SMA Terbuka Kelas XII - 13


GEOGRAFI
Kelas XII Semester 1
SMA Terbuka

Gambar 11.
Sebagian besar
wilayah Jawa Barat
dihuni oleh etnis
Sunda, dan hal ini
menunjukkan
bentuk wilayah
formal.
Sumber:
https://upload.wiki
media.org/wikipedi
a/commons/thumb
/8/88/Linguistic_m
ap_West_Java.png/
800px-
Linguistic_map_We
st_Java.png

Gambar 12.
Wilayah Formal
yang memiliki
kesamaan jenis
tanaman dan
Sumber: cara
https://3.bp.blog pengelolaannya.
spot.com/-
rvkfJu_oLN0/VJD
KNWOBk5I/AAA
AAAABh98/SArKi
Os3yRo/s1600/
Wah%2BLihat%2
BDeh%2Bpeman
dangan%2Bsawa
h%2Bdi%2Bvietn
am%2Byang%2B
sangat%2Bindah
%2Bini.jpg

Sumber:
Gambar
http://berit
13.
abekasi.co.i
Kawasan
d/wp-
Industri di
content/upl
Cikarang
oads/2016/
termasuk
10/kawasan
contoh
industri.jpg
bentuk
Wilayah
Formal.

Modul Geografi SMA Terbuka Kelas XII - 14


GEOGRAFI
Kelas XII Semester 1
SMA Terbuka

Karakteristik yang bersifat fisik dalam pewilayahan, antara


lain sebagai berikut.
 Jenis iklim, seperti suhu udara dan kelembaban udara
(Atmosfer).
 Jenis batuan, seperti jenis, tekstur, dan struktur tanah (Litosfer).
 Jenis air, seperti hujan, arus laut, suhu air laut, dan salinitas air
laut (Hidrosfer).
 Jenis tumbuhan atau flora dan jenis binatang atau fauna
(Biosfer). CATATAN

2. Wilayah Fungsional

Gambar 14. Konsep pengembangan wilayah nodal


Sumber : http://2.bp.blogspot.com/.../s1600/untitled.bmp
Wilayah yang dicirikan dengan kegiatan yang saling berhubungan antara beberapa
pusat kegiatan secara fungsional. Contohnya wilayah perkotaan sepeti wilayah
Jabodetabek, wilayah Bandung Raya (di dalamnya terdapat interaksi juga
perkembangan), juga wilayah pertokoan atau pasar, wilayah konservasi, dan
wilayah resapan (di dalamnya terdapat penekanan pada fungsinya secara spesifik).

1. Natural Region (Wilayah Alamiah atau Fisik): didasarkan kepada ketampakan


yang sebagian besar didominasi oleh objek-objek yang bersifat alami.
KLASIFIKASI
2. Single Feature Region (Wilayah Ketampakan Tunggal): didasarkan pada satu
PEWILAYAHAN ketampakan, seperti penggolongan wilayah berdasarkan vegetasi, hewan, atau
iklim.
3. Generic Region (Wilayah Berdasarkan Jenisnya): didasarkan kepada
ketampakan jenis atau tema tertentu, seperti di wilayah hutan hujan tropis.
4. Spesifik Region (Wilayah Spesifik atau Khusus): dicirikan dengan kondisi
geografis yang khas dalam hubungannya dengan letak, adat istiadat, budaya,
dan kependudukan secara umum.
5. Factor Analysis Region (Wilayah Analisis Faktor) : dirdasarkan metoda
statistik-deskriptif atau dengan metoda statistik-analitik. Penentuan wilayah
berdasarkan analisis faktor terutama bertujuan untuk hal-hal yang bersifat
produktif.

Modul Geografi SMA Terbuka Kelas XII - 15


GEOGRAFI
Kelas XII Semester 1
SMA Terbuka

Sumber: Gambar 15.


http://perw Wilayah
akilan.jabar Jabodetabek
prov.go.id/p merupakan
ublic/image contoh
s/jabodetab Wilayah
ekjur.jpg Fungsional
yang
menunjukka
n adanya
bentuk
interaksi
antara
wilayah
nodal
(Jakarta)
dengan
wilayah
satelit di
sekitarnya
seperti
Bogor,
Depok,
Tangerang,
dan Bekasi.

PERBEDAAN WILAYAH FORMAL DAN FUNGSIONAL


1. Wilayah yang dinamis, aktif dan terbentuk
secara terus menerus oleh dorongan yang
WILAYAH FORMAL
mengubahnya
2. Heterogen
1. Suatu wilayah yang statis
3. Terdapat wilayah sentral, wilayah
2. Seragam dan tidak aktif
penyangga, wilayah satelit.
3. Tidak ada konektivitas pusat dan
(konektivitas pusat dan sekitarnya)
wilayah sekitarnya (Tidak ada
wilayah sentral, wilayah
WILAYAH FUNGSIONAL
penyangga, wilayah satelit)

QUIZ
Sebelum kita melanjutkan ke materi selanjutnya, mari kita ulangi
pembahasan dengan menjawab pertanyaan berikut!
1. Wilayah adalah . . . .
2. Wilayah formal adalah . . . .
3. Wilayah fungsional adalah . . . .
4. Perwilayahan adalah . . . .
5. Klasifikasi wilayah terdiri atas . . . , . . . , . . . , . . . , dan . . . .

Modul Geografi SMA Terbuka Kelas XII - 16


GEOGRAFI
Kelas XII Semester 1
SMA Terbuka

Gambar 16. Wilayah Bandung Raya yang terdiri dari Kota Bandung, Kota Cimahi, Kabupaten
Bandung, dan Kabupaten Bandung Barat, termasuk bentuk Wilayah Fungsional.
Sumber: http://ciptakarya.pu.go.id/peta/images/kab/12/at-3200.jpg

Gambar 17. Daerah Penangkapan Udang Laut di Indonesia

Sumber: http://1.bp.blogspot.com/-
Qv9l7zlDnTg/Uo9JepmXmAI/AAAAAAAABFA/mmFtoKuRm3s/s1600/1.jpg

Modul Geografi SMA Terbuka Kelas XII - 17


GEOGRAFI
Kelas XII Semester 1
SMA Terbuka

Gambar 18.
Kawasan Hutan
Kota di Babakan
Siliwangi dan
Taman Hutan
Raya Djuanda di
Dagi, Bandung
adalah contoh
wilayah
fungsional yang
memiliki peranan
sebagai wilayah
konservasi dan
resapan.

Gambar 19.
Wilayah
pertokoan dan
pusat
perbelanjaan jl
Jalan Otista Kota
Bandung
menjadi contoh
lain dari wilayah
fungsional.

KESIMPULAN
CONTOH
PENEKANAN PADA WILAYAH
Sumber: - FISIK:
https://infobandung.co.id/wp-content/uploads/2018/01/BAKSIL-1.jpg
FUNGSIONAL berada pada INTERAKSI & o Hutan, Mangrove,
https://www.nativeindonesia.com/wp-content/uploads/2015/12/tahura-juanda-taman-hutan-raya-juanda.jpg
PERKEMBANGAN http://sebandung.com/wp-content/uploads/2015/03/Akses-Menuju-Pasar-Baru.jpg
WILAYAH juga pada o Karst, padang pasir, pantai
FUNGSI dari wilayah tersebut.
karang,
CONTOH o Pegunungan, dataran tinggi,
PENEKANAN PADA
- Wilayah Jabodetabek dan dataran rendah. WILAYAH FORMAL
Bandung Raya, - SOSIAL BUDAYA: ada pada kesamaan
- Wilayah Resapan dan Konservasi, o Provinsi, Kota/Kabupaten, fisik, sosial budaya
atau asal usul
- Wilayah pasar dan pertokoan. o Sawah, Perkebunan. perundangannya.
o Kawasan Industri.

Modul Geografi SMA Terbuka Kelas XII - 18


GEOGRAFI
Kelas XII Semester 1
SMA Terbuka

D. Pertumbuhan Wilayah dan Pusat Pembangunan.


Pusat pertumbuhan (Growth Pole) adalah suatu wilayah atau kawasan yang
pertumbuhan pembangunannya sangat pesat jika dibandingkan dengan wilayah lainnya
sehingga dapat dijadikan sebagai pusat pembangunan yang dapat mempengaruhi
pertumbuhan dan perkembangan wilayah lain di sekitarnya. Jika Anda amati berbagai
wilayah di dunia, Anda dapat melihat pertumbuhan wilayah yang berbeda-beda.
Pertumbuhan pembangunan yang dimaksud dalam uraian ini adalah tingkat
pertumbuhan dan perkembangan fisik wilayah maupun sosial budaya yang ditunjukkan
oleh kemajuan, penambahan, atau peningkatan sarana dan prasarana di berbagai
bidang kehidupan. Misalnya, pendidikan, kesehatan, perekonomian, kependudukan,
maupun infrastruktur lainnya dari suatu waktu ke waktu berikutnya.
Wilayah yang ada tidaklah selalu mengalami pertumbuhan yang merata, hal tersebut
dipengaruhi oleh karakteristik wilayah terutama dalam aspek sumber daya alam,
sumber daya manusia, jaringan transportasi dan komunikasi, serta keadaan dan letak
wilayahnya. Oleh karena itu, pertumbuhan di suatu wilayah dapat diidentifikasi melalui
pusat-pusat pertumbuhan yang dapat dibagi kedalam identifikasi potensi wilayah
melalui Teori Tempat Sentral dan Teori Kutub Pertumbuhan.
a) Teori Tempat Sentral
Teori tempat yang sentral (Central Place Theory) dikemukakan oleh seorang ahli
geografi Jerman bernama Walter Christaller. Dalam bukunya Die Zentralen Orte In
Suddeutschland (1933).
Menurut Chistaller, kota sentral merupakan pusat bagi daerah sekitarnya yang menjadi
penghubung perdagangan dengan wilayah lain. Selanjutnya, Christaller
menyebutkannya sebagai tempat sentral karena tempat yang sentral tersebut tidaklah
semata-mata hanya bergantung kepada aspek permukiman penduduk. Tempat yang
ditunjukkan tersebut dapat lebih besar atau mungkin lebih kecil daripada sebuah kota.
Apabila sebuah tempat mempunyai berbagai fungsi sentral untuk daerah-daerah di
sekitarnya yang kurang begitu penting, daerah tersebut dinamakan tempat sentral
tingkat tinggi. Adapun sebuah tempat yang hanya merupakan pusat bagi kegiatan
setempat dinamakan tempat sentral rendah atau tingkat paling rendah.
Tempat sentral dan daerah yang dipengaruhinya (komplementer), pada dasarnya dapat
dibedakan menjadi tiga macam, yaitu hirarki 3 (K=3), hirarki 4 (K=4), dan hirarki 7
(K=7).
 Hirarki 3 (K=3)
Pusat pelayanan berupa pasar yang selalu menyediakan kebutuhan bagi daerah
sekitarnya, sering disebut situasi pasar optimal. Selain mempengaruhi wilayahnya
sendiri, wilayah ini juga mempengaruhi sepertiga bagian dari masing-masing
wilayah tetangganya.

Modul Geografi SMA Terbuka Kelas XII - 19


GEOGRAFI
Kelas XII Semester 1
SMA Terbuka

Gambar 20. Hierarki Teori Tempat Sentral


Sumber: Buku Studi Geografi Suatu Pendekatan dan Analisa Keruangan, 1981

Struktur ini disebut Christaller sebagai asas pasar. Dalam arti, semua daerah harus
dilengkapi dengan barang-barang yang diperlukan dan lokasi tempat-tempat
sentral harus harus sesedikit mungkin.

 Hirarki 4 (k=4)
Wilayah ini dan daerah sekitarnya yang terpengaruh memberikan kemungkinan
jalur lalu lintas yang paling efisien. Tempat sentral ini disebut pula situasi lalu lintas
yang optimum. Situasi lalu lintas yang optimum ini memiliki pengaruh setengah
bagian di masing-masing wilayah tetangganya.

Gambar 21. Hierarki Teori Tempat Sentral


Sumber: Studi Geografi Suatu Pendekatan dan Analisa Keruangan, 1981
Struktur ini disebut Christaller sebagai asas pengangkutan. Menurut asas
pengangkutan, penyebaran tempat-tempat sentral paling menguntungkan apabila

Modul Geografi SMA Terbuka Kelas XII - 20


GEOGRAFI
Kelas XII Semester 1
SMA Terbuka

terdapat tempat penting terletak pada jalan yang menghubungkan dua kota. Jalan
penghubung dua kota ini hendaknya berjarak pendek dan lurus.

 Hirarki 7 (k=7)
Selain mempengaruhi wilayahnya sendiri, juga mempengaruhi seluruh bagian (satu
bagian) masing-masing wilayah tetangganya. Wilayah ini disebut juga situasi
administratif yang optimum. Situasi administratif yang dimaksud dapat berupa
kota pusat pemerintahan. Pengaruh tempat yang sentral dapat diukur berdasarkan
hirarki tertentu, dan bergantung pada luasan heksagonal yang dilingkupinya.

Gambar 22. Hierarki Teori Tempat Sentral


Sumber: Studi Geografi Suatu Pendekatan dan Analisa Keruangan, 1981

Menurut Christaller, daerah ini sesuai dengan asas pemerintahan. Asas


pemerintahan lebih ditekankan pada penyatuan dan perlindungan kelompok
masyarakat yang terpisah dari ancaman musuh. Oleh karena itu, sebuah tempat
sentral ideal menurut asas pemerintahan adalah kota besar yang berada di tengah-
tengah kota dan dikelilingi oleh kotakota satelit dan tak berpenghuni di pinggirnya.
Ketiga asas yang telah dikemukakan, masing-masing menentukan sistem tempat-
tempat sentral dengan cara yang berbeda-beda. Asas pasar dan pengangkutan
dipengaruhi oleh motif ekonomi, sedangkan asas pemerintahan dipengaruhi oleh
kekuasaan negara.

b). Teori Pusat Pertumbuhan


Teori pusat pertumbuhan dikemukakan oleh Boudeville. Menurut Boudeville (ahli
ekonomi Prancis), pusat pertumbuhan adalah sekumpulan fenomena geografis dari
semua kegiatan yang ada di permukaan Bumi. Suatu kota atau wilayah kota yang
mempunyai industri populasi yang kompleks, dapat dikatakan sebagai pusat
pertumbuhan. Industri populasi merupakan industri yang mempunyai pengaruh yang
besar (baik langsung maupun tidak langsung) terhadap kegiatan lainnya.

Modul Geografi SMA Terbuka Kelas XII - 21


GEOGRAFI
Kelas XII Semester 1
SMA Terbuka

Teori Kutub Pertumbuhan


Konsep kutub pertumbuhan (growth pole concept) dikemukakan oleh Perroux, seorang
ahli ekonomi Prancis (1950). Menurut Perroux, kutub pertumbuhan adalah pusat-pusat
dalam arti keruangan yang abstrak, sebagai tempat memancarnya kekuatankekuatan
sentrifugal dan tertariknya kekuatan-kekuatan sentripetal. Pembangunan tidak terjadi
secara serentak, melainkan muncul di tempat-tempat tertentu dengan kecepatan dan
intensitas yang berbeda. Kutub pertumbuhan bukanlah kota atau wilayah, melainkan
suatu kegiatan ekonomi yang dinamis. Hubungan kekuatan ekonomi yang dinamis
tercipta di dalam dan di antara sektor-sektor ekonomi. Contoh: industri baja di suatu
daerah akan menimbulkan kekuatan sentripetal, yaitu menarik kegiatan-kegiatan yang
langsung berhubungan dengan pembuatan baja, baik pada penyediaan bahan mentah
maupun pasar. Industri tersebut juga menimbulkan kekuatan sentrifugal, yaitu
rangsangan timbulnya kegiatan baru yang tidak berhubungan langsung dengan industri
baja.
1. Pertumbuhan Wilayah di Indonesia
Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) telah membagi wilayah
Indonesia menjadi empat pusat pertumbuhan dengan kota utamanya yaitu
Medan, Jakarta, Surabaya, dan Makassar. Setiap pusat pertumbuhan atau regional
membawahi beberapa wilayah. Setiap wilayah terdiri atas beberapa daerah.
Sistem perwilayahan tersebut juga diterapkan dalam lingkup daerah yang lebih
kecil di setiap provinsi. Dengan demikian, terjadi hubungan antara kabupaten dan
kecamatan, antarkabupaten, serta antarkecamatan yang merupakan wilayah
administrasi lebih kecil.
Perhatikan peta pembangunan wilayah Indonesia berikut ini!

Gambar 23. Peta Pusat Pertumbuhan Wilayah Indonesia

Modul Geografi SMA Terbuka Kelas XII - 22


GEOGRAFI
Kelas XII Semester 1
SMA Terbuka

2. Pembangunan Wilayah di Indonesia


Setelah kita memahami keterkaitan wilayah dan pertumbuhan wilayah, mari kita
arahkan pembahasan materi ke pembangunan wilayah.
Pembangunan adalah upaya secara sadar dari manusia dalam memanfaatkan
lingkungan antara lain sumber daya alam juga sumber daya manusia dalam usaha
memenuhi kebutuhan hidupnya.
Jadi intinya, pembangunan itu dilakukan manusia dengan satu tujuan yaitu
memenuhi kebutuhan hidupnya dengan memanfaatkan segala sesuatu yang ada
disekitarnya baik dalam bentuk sumber daya alam ataupun sumber daya manusia.
Namun, pemanfaatan sumber daya alam dan sumber daya manusia dalam upaya
pemenuhan kebutuhan manusia tersebut haruslah berdasarkan pada prinsip
pembangunan berkelanjutan, sehingga aktivitas pemanfaatan sumber daya alam
tidak serta merta menghabiskan seluruh potensi sumber daya alam yang ada.
Dalam pembahasan materi kali ini, penekanan materi yang akan kita bahas
diarahkan pada hal pembangunan sebagai pemanfaatan kondisi fisik dan sosial
yang ada di wilayah Indonesia, baik yang sifatnya positif (potensi) ataupun yang
sifatnya negatif (ancaman), sehingga pada akhirnya nanti kita akan sama-sama
memahami potensi potensi yang ada di berbagai wilayah yang ada di Indonesia.
Pada akhirnya prinsip pembangunan yang merata akan terwujud di seluruh wilayah
Indonesia.
Dalam pembahasan pembangunan ini kita akan merumuskan beberapa tujuan
pembangunan yang harus dicapai dan bagaimana cara kita mengurai
permasalahannya.
Adapun tujuan dari pembangunan antara lain:
1. Pengendalian pertumbuhan penduduk dan kualitas sumber daya manusia,
2. Pemeliharaan dan pelestarian bagi daya dukung lingkungan,

Modul Geografi SMA Terbuka Kelas XII - 23


GEOGRAFI
Kelas XII Semester 1
SMA Terbuka

3. Pengendalian dan pelestarian ekosistem juga spesies flora fauna yang dapat
dimanfaatkan sebagai sumber daya pembangunan,
4. Pengembangan dan pengendalian industri,
5. Upaya antisipasi akan terjadinya krisis energi sebagai penopang utama dari
industrialisasi.
Tujuan akhir pembagian wilayah
pembangunan ini adalah pemerataan
pembangunan di seluruh wilayah
Indonesia.

Prinsip dari pembangunan wilayah adalah pemanfaatan sumber daya alam dan
sumber daya manusia secara optimal sesuai dengan karakteristik wilauahnya
masing-masing.
Pembagian wilayah ditujukan untuk pemantapan dalam perumusan dan
pengarahan kegiatan pembangunan. Hal tersebut bertujuan agar pelaksanaan
pembangunan bisa berjalan serasi dan seimbang, baik di dalam wilayah
pembangunan maupun antarwilayah pembangunan di seluruh Indonesia.

E. Tata Ruang
Perencanaan tata ruang dilakukan untuk menghasilkan rencana umum tata ruang dan
rencana rinci tata ruang. Rencana umum tata ruang sebagaimana dimaksud di atas
secara berhierarki terdiri atas:
1. Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional;
2. rencana tata ruang wilayah provinsi; dan
3. rencana tata ruang wilayah kabupaten dan rencana tata ruang wilayah kota.
Adapun rencana rinci tata ruang sebagaimana dimaksud di atas terdiri atas:
1. Rencana tata ruang pulau/kepulauan dan rencana tata ruang kawasan strategis
nasional;
2. Rencana tata ruang kawasan strategis provinsi; dan
3. Rencana detail tata ruang kabupaten/kota dan rencana tata ruang kawasan strategis
kabupaten/kota.
Rencana rinci tata ruang sebagaimana dimaksud di atas disusun sebagai perangkat
operasional rencana umum tata ruang. Rencana rinci tata ruang sebagaimana dimaksud
di atas disusun apabila rencana umum tata ruang belum dapat dijadikan dasar dalam
pelaksanaan pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang; dan/atau
rencana umum tata ruang mencakup wilayah perencanaan yang luas dan skala peta
dalam rencana umum tata ruang tersebut memerlukan perincian sebelum
dioperasionalkan. Rencana detail tata ruang sebagaimana dimaksud di atas dijadikan
dasar bagi penyusunan peraturan zonasi. Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional,
rencana tata ruang wilayah provinsi, dan rencana tata ruang wilayah kabupaten/kota
mencakup ruang darat, ruang laut, dan ruang udara, termasuk ruang di dalam bumi.

Modul Geografi SMA Terbuka Kelas XII - 24


GEOGRAFI
Kelas XII Semester 1
SMA Terbuka

1. Peninjauan Kembali Rencana Tata Ruang


Rencana tata ruang dapat ditinjau kembali. Peninjauan kembali rencana tata ruan
sebagaimana dimaksud dapat menghasilkan rekomendasi berupa:
rencana tata ruang yang ada dapat tetap berlaku sesuai dengan masa berlakunya; atau
rencana tata ruang yang ada perlu direvisi. Apabila peninjauan kembali rencana tata
ruang menghasilkan rekomendasi sebagaimana dimaksud di atas, revisi rencana tata
ruang dilaksanakan dengan tetap menghormati hak yang dimiliki orang sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan. Ketentuan lebih lanjut mengenai kriteria dan
tata cara peninjauan kembali rencana tata ruang sebagaimana dimaksud di atas akan
diatur dengan peraturan pemerintah.

2. Muatan Rencana Tata Ruang


Muatan rencana tata ruang mencakup rencana struktur ruang dan rencana pola ruang.
Rencana struktur ruang sebagaimana dimaksud meliputi rencana sistem pusat
permukiman dan rencana sistem jaringan prasarana. Rencana pola ruang meliputi
peruntukan kawasan lindung dan kawasan budi daya. Peruntukan kawasan lindung dan
kawasan budi daya sebagaimana dimaksud meliputi peruntukan ruang untuk kegiatan
pelestarian lingkungan, sosial, budaya, ekonomi, pertahanan, dan keamanan.
Dalam rangka pelestarian lingkungan sebagaimana dimaksud di atas, dalam rencana tata
ruang wilayah ditetapkan kawasan hutan paling sedikit 30 (tiga puluh) persen dari luas
daerah aliran sungai. Penyusunan rencana tata ruang harus memperhatikan keterkaitan
antarwilayah, antarfungsi kawasan, dan antarkegiatan kawasan. Ketentuan lebih lanjut
mengenai tata cara penyusunan rencana tata ruang yang berkaitan dengan fungsi
pertahanan dan keamanan sebagai subsistem rencana tata ruang wilayah diatur dengan
peraturan pemerintah.
3. Penetapan Rencana
Penetapan rancangan peraturan daerah provinsi tentang rencana tata ruang wilayah
provinsi dan rencana rinci tata ruang terlebih dahulu harus mendapat persetujuan
substansi dari Menteri. Penetapan rancangan peraturan daerah kabupaten/kota tentang
rencana tata ruang wilayah kabupaten/kota dan rencana rinci tata ruang terlebih dahulu
harus mendapat persetujuan substansi dari Menteri setelah mendapatkan rekomendasi
Gubernur. Ketentuan mengenai muatan, pedoman, dan tata cara penyusunan rencana
tata ruang wilayah provinsi dan penyusunan rencana tata ruang wilayah kabupaten/kota
sebagaimana dimaksud di atas diatur dengan peraturan Menteri.
4. Perencanaan Tata Ruang Wilayah Nasional
Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional harus memperhatikan:
a. Wawasan Nusantara dan Ketahanan Nasional;
b. Perkembangan permasalahan regional dan global, serta hasil pengkajian implikasi
penataan ruang nasional;
c. Upaya pemerataan pembangunan dan pertumbuhan serta stabilitas ekonomi;

Modul Geografi SMA Terbuka Kelas XII - 25


GEOGRAFI
Kelas XII Semester 1
SMA Terbuka

Aspek lain yang harus menjadi perhatian dalam penyusunan Rencana Tata Ruang
Nasional adalah:
a. Keselarasan aspirasi pembangunan nasional dan pembangunan daerah;
b. Daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup;
c. Rencana pembangunan jangka panjang nasional;
d. Rencana tata ruang kawasan strategis nasional; dan
e. Rencana tata ruang wilayah provinsi dan rencana tata ruang wilayah kabupaten/kota.

Gambar 24. Rencana Tata Ruang Laut Indonesia


Sumber : https://assets-a2.kompasiana.com/.../kawasan-pemanfaatan-ruang-laut-
5a013b25c226f9756c355e72.png?t=o&v=760

Muatan, Fungsi, dan Jangka Waktu Rencana Tata Ruang


a. Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional memuat:
Tujuan, kebijakan, dan strategi penataan ruang wilayah nasional;
b. Rencana struktur ruang wilayah nasional yang meliputi sistem perkotaan nasional
yang terkait dengan kawasan perdesaan dalam wilayah pelayanannya dan sistem
jaringan prasarana utama;
c. Rencana pola ruang wilayah nasional yang meliputi kawasan lindung nasional dan
kawasan budi daya yang memiliki nilai strategis nasional;
d. Renetapan kawasan strategis nasional;
e. Arahan pemanfaatan ruang yang berisi indikasi program utama jangka menengah
lima tahunan; dan
f. Arahan pengendalian pemanfaatan ruang wilayah nasional yang berisi indikasi arahan
peraturan zonasi sistem nasional, arahan perizinan, arahan insentif dan disinsentif,
serta arahan sanksi.

Modul Geografi SMA Terbuka Kelas XII - 26


GEOGRAFI
Kelas XII Semester 1
SMA Terbuka

Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional menjadi pedoman untuk:


a. penyusunan rencana pembangunan jangka panjang nasional;
b. penyusunan rencana pembangunan jangka menengah nasional;
c. pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang di wilayah nasional;
d. mewujudkan keterpaduan, keterkaitan, dan keseimbangan perkembangan
antarwilayah provinsi, serta keserasian antarsektor;
e. penetapan lokasi dan fungsi ruang untuk investasi;
f. penataan ruang kawasan strategis nasional; dan
g. penataan ruang wilayah provinsi dan kabupaten/kota.
Jangka waktu Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional adalah 20 (dua puluh) tahun.
Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditinjau
kembali 1 (satu) kali dalam 5 (lima) tahun.
Dalam kondisi lingkungan strategis tertentu yang berkaitan dengan bencana alam skala
besar yang ditetapkan dengan peraturan perundang-undangan dan/atau perubahan
batas teritorial negara yang ditetapkan dengan Undang-Undang, Rencana Tata Ruang
Wilayah Nasional ditinjau kembali lebih dari 1 (satu) kali dalam 5 (lima) tahun. Rencana
Tata Ruang Wilayah Nasional diatur dengan peraturan pemerintah.

5. Perencanaan Tata Ruang Wilayah Provinsi


Rencana tata ruang wilayah provinsi memuat:
a. tujuan, kebijakan, dan strategi penataan ruang wilayah provinsi;
b. rencana struktur ruang wilayah provinsi yang meliputi sistem perkotaan dalam
wilayahnya yang berkaitan dengan kawasan perdesaan dalam wilayah pelayanannya
dan sistem jaringan prasarana wilayah provinsi;
c. rencana pola ruang wilayah provinsi yang meliputi kawasan lindung dan kawasan budi
daya yang memiliki nilai strategis provinsi;
d. penetapan kawasan strategis provinsi;
e. arahan pemanfaatan ruang wilayah provinsi yang berisi indikasi program utama
jangka menengah lima tahunan; dan
f. arahan pengendalian pemanfaatan ruang wilayah provinsi yang berisi indikasi arahan
peraturan zonasi sistem provinsi, arahan perizinan, arahan insentif dan disinsentif,
serta arahan sanksi.

Modul Geografi SMA Terbuka Kelas XII - 27


GEOGRAFI
Kelas XII Semester 1
SMA Terbuka

Gambar 25. Rencana Tata Ruang Provinsi Jawa Barat


Sumber : https://img.dokumen.tips/.../553526714a7959f8098b46a2.png

Rencana tata ruang wilayah provinsi menjadi pedoman untuk:


a. penyusunan rencana pembangunan jangka panjang daerah;
b. penyusunan rencana pembangunan jangka menengah daerah;
c. pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang dalam wilayah provinsi;
d. mewujudkan keterpaduan, keterkaitan, dan keseimbangan perkembangan
antarwilayah kabupaten/kota, serta keserasian antarsektor;
e. penetapan lokasi dan fungsi ruang untuk investasi;
f. penataan ruang kawasan strategis provinsi; dan
g. penataan ruang wilayah kabupaten/kota.

Jangka waktu rencana tata ruang wilayah provinsi adalah 20 (dua puluh) tahun. Rencana
tata ruang wilayah provinsi sebagaimana dimaksud di atas ditinjau kembali 1 (satu) kali
dalam 5 (lima) tahun. Dalam kondisi lingkungan strategis tertentu yang berkaitan dengan
bencana alam skala besar yang ditetapkan dengan peraturan perundang-undangan
dan/atau perubahan batas teritorial negara dan/atau wilayah provinsi yang ditetapkan
dengan Undang-Undang, rencana tata ruang wilayah provinsi ditinjau kembali lebih dari 1
(satu) kali dalam 5 (lima) tahun. Rencana tata ruang wilayah provinsi ditetapkan dengan
peraturan daerah provinsi. Rencana rinci tata ruang sebagaimana dimaksud ditetapkan
dengan peraturan daerah provinsi.

6. Perencanaan Tata Ruang Wilayah Kabupaten


Penyusunan rencana tata ruang wilayah kabupaten mengacu pada:
a. Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional dan rencana tata ruang wilayah provinsi;

Modul Geografi SMA Terbuka Kelas XII - 28


GEOGRAFI
Kelas XII Semester 1
SMA Terbuka

b. pedoman dan petunjuk pelaksanaan bidang penataan ruang; dan


c. rencana pembangunan jangka panjang daerah.

Penyusunan rencana tata ruang wilayah kabupaten harus memperhatikan:


a. perkembangan permasalahan provinsi dan hasil pengkajian implikasi penataan ruang
kabupaten;
b. upaya pemerataan pembangunan dan pertumbuhan ekonomi kabupaten;
c. keselarasan aspirasi pembangunan kabupaten;
d. daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup;
e. rencana pembangunan jangka panjang daerah;
f. rencana tata ruang wilayah kabupaten yang berbatasan; dan
g. rencana tata ruang kawasan strategis kabupaten.

Muatan, Fungsi, dan Jangka Waktu Rencana Tata Ruang. Rencana tata ruang wilayah
kabupaten memuat:
a. tujuan, kebijakan, dan strategi penataan ruang wilayah kabupaten;
b. rencana struktur ruang wilayah kabupaten yang meliputi sistem perkotaan di
wilayahnya yang terkait dengan kawasan perdesaan dan sistem jaringan prasarana
wilayah kabupaten;
c. rencana pola ruang wilayah kabupaten yang meliputi kawasan lindung kabupaten dan
kawasan budi daya kabupaten;
d. penetapan kawasan strategis kabupaten;
e. arahan pemanfaatan ruang wilayah kabupaten yang berisi indikasi program utama
jangka menengah lima tahunan; dan
f. ketentuan pengendalian pemanfaatan ruang wilayah kabupaten yang berisi
ketentuan umum peraturan zonasi, ketentuan perizinan, ketentuan insentif dan
disinsentif, serta arahan sanksi.
Rencana tata ruang wilayah kabupaten menjadi pedoman untuk:
a. penyusunan rencana pembangunan jangka panjang daerah;
b. penyusunan rencana pembangunan jangka menengah daerah;
c. pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang di wilayah kabupaten;
d. mewujudkan keterpaduan, keterkaitan, dan keseimbangan antarsektor;
e. penetapan lokasi dan fungsi ruang untuk investasi; dan
f. penataan ruang kawasan strategis kabupaten.

Rencana tata ruang wilayah kabupaten menjadi dasar untuk penerbitan perizinan lokasi
pembangunan dan administrasi pertanahan. Jangka waktu rencana tata ruang wilayah
kabupaten adalah 20 (dua puluh) tahun. Rencana tata ruang wilayah kabupaten
sebagaimana dimaksud ditinjau kembali 1 (satu) kali dalam 5 (lima) tahun.

Dalam kondisi lingkungan strategis tertentu yang berkaitan dengan bencana alam skala
besar yang ditetapkan dengan peraturan perundang-undangan dan/atau perubahan
batas teritorial negara, wilayah provinsi, dan/atau wilayah kabupaten yang ditetapkan

Modul Geografi SMA Terbuka Kelas XII - 29


GEOGRAFI
Kelas XII Semester 1
SMA Terbuka

dengan Undang-Undang, rencana tata ruang wilayah kabupaten ditinjau kembali lebih
dari 1 (satu) kali dalam 5 (lima) tahun. Rencana tata ruang wilayah kabupaten ditetapkan
dengan peraturan daerah kabupaten. Rencana rinci tata ruang sebagaimana dimaksud di
atas ditetapkan dengan peraturan daerah kabupaten.

7. Perencanaan Tata Ruang Wilayah Kota


Penyusunan rencana tata ruang wilayah kota mengacu pada:
a. Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional dan rencana tata ruang wilayah provinsi;
b. pedoman dan petunjuk pelaksanaan bidang penataan ruang; dan
c. rencana pembangunan jangka panjang daerah.

Gambar 26. Rencana Tata Ruang Kota Bandung


Sumber : https://upload.wikimedia.org/.../1024px-
Peta_Rencana_Pola_Ruang_RTRW_Kota_Bandung_2011-2031_TTD.JPG

Penyusunan rencana tata ruang wilayah kota harus memperhatikan:


a. perkembangan permasalahan provinsi dan hasil pengkajian implikasi penataan ruang
kota;
b. upaya pemerataan pembangunan dan pertumbuhan ekonomi kota ;
c. keselarasan aspirasi pembangunan kota ;
d. daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup;
e. rencana pembangunan jangka panjang daerah;
f. rencana tata ruang wilayah kota yang berbatasan; dan
g. rencana tata ruang kawasan strategis kota.

Modul Geografi SMA Terbuka Kelas XII - 30


GEOGRAFI
Kelas XII Semester 1
SMA Terbuka

Muatan, Fungsi, dan Jangka Waktu Rencana Tata Ruang. Rencana tata ruang wilayah kota
memuat:
a. tujuan, kebijakan, dan strategi penataan ruang wilayah kota ;
b. rencana struktur ruang wilayah kota yang meliputi sistem perkotaan di wilayahnya
yang terkait dengan kawasan perdesaan dan sistem jaringan prasarana wilayah kota ;
c. rencana pola ruang wilayah kota yang meliputi kawasan lindung kota dan kawasan
budi daya kota;
d. penetapan kawasan strategis kota;
e. arahan pemanfaatan ruang wilayah kota yang berisi indikasi program utama jangka
menengah lima tahunan; dan ketentuan pengendalian pemanfaatan ruang wilayah
kota yang berisi ketentuan umum peraturan zonasi, ketentuan perizinan, ketentuan
insentif dan disinsentif, serta arahan sanksi.
Rencana tata ruang wilayah kota menjadi pedoman untuk:
a. penyusunan rencana pembangunan jangka panjang daerah;
b. penyusunan rencana pembangunan jangka menengah daerah;
c. pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang di wilayah kota;
d. mewujudkan keterpaduan, keterkaitan, dan keseimbangan antarsektor;
e. penetapan lokasi dan fungsi ruang untuk investasi; dan
f. penataan ruang kawasan strategis kota.

Rencana tata ruang wilayah kota menjadi dasar untuk penerbitan perizinan lokasi
pembangunan dan administrasi pertanahan. Jangka waktu rencana tata ruang wilayah
kota adalah 20 (dua puluh) tahun. Rencana tata ruang wilayah kota sebagaimana
dimaksud ditinjau kembali 1 (satu) kali dalam 5 (lima) tahun.
Dalam kondisi lingkungan strategis tertentu yang berkaitan dengan bencana alam skala
besar yang ditetapkan dengan peraturan perundang-undangan dan/atau perubahan
batas teritorial negara, wilayah provinsi, dan/atau wilayah kabupaten yang ditetapkan
dengan Undang-Undang, rencana tata ruang wilayah kota ditinjau kembali lebih dari 1
(satu) kali dalam 5 (lima) tahun. Rencana tata ruang wilayah kota ditetapkan dengan
peraturan daerah kota. Rencana rinci tata ruang sebagaimana dimaksud di atas
ditetapkan dengan peraturan daerah kota.
8. Ruang Terbuka Hijau
Ketentuan perencanaan tata ruang wilayah kabupaten sebagaimana dimaksud di atas
berlaku mutatis mutandis untuk perencanaan tata ruang wilayah kota, dengan
ditambahkan:
a. rencana penyediaan dan pemanfaatan ruang terbuka hijau;
b. rencana penyediaan dan pemanfaatan ruang terbuka nonhijau; dan
c. rencana penyediaan dan pemanfaatan prasarana dan sarana jaringan pejalan kaki,
angkutan umum, kegiatan sektor informal, dan ruang evakuasi bencana, yang
dibutuhkan untuk menjalankan fungsi wilayah kota sebagai pusat pelayanan sosial
ekonomi dan pusat pertumbuhan wilayah.

Modul Geografi SMA Terbuka Kelas XII - 31


GEOGRAFI
Kelas XII Semester 1
SMA Terbuka

Gambar 27. Ruang terbuka hijau sebagai sarana rekreasi penduduk kota
Sumber : http://kabar24.bisnis.com/.../4-kebun-raya-di-4-kota-penambah-ruang-
terbuka-hijau

Ruang terbuka hijau sebagaimana dimaksud di atas terdiri dari ruang terbuka hijau publik
dan ruang terbuka hijau privat. Proporsi ruang terbuka hijau pada wilayah kota paling
sedikit 30 (tiga puluh) persen dari luas wilayah kota. Proporsi ruang terbuka hijau publik
pada wilayah kota paling sedikit 20 (dua puluh) persen dari luas wilayah kota. Distribusi
ruang terbuka hijau publik sebagaimana dimaksud di atas disesuaikan dengan sebaran
penduduk dan hierarki pelayanan dengan memperhatikan rencana struktur dan pola
ruang.

9. Perencanaan Tata Ruang Kawasan Perkotaan


Rencana tata ruang kawasan perkotaan yang merupakan bagian wilayah kabupaten
adalah rencana rinci tata ruang wilayah kabupaten. Dalam perencanaan tata ruang
kawasan perkotaan sebagaimana dimaksud di atas berlaku sebagaimana perencanaan
tata ruang wilayah kota dengan memperhatikan ruang terbuka hijau. Rencana tata ruang
kawasan perkotaan yang mencakup 2 (dua) atau lebih wilayah kabupaten/kota pada satu
atau lebih wilayah provinsi merupakan alat koordinasi dalam pelaksanaan pembangunan
yang bersifat lintas wilayah. Rencana tata ruang sebagaimana dimaksud di atas berisi
arahan struktur ruang dan pola ruang yang bersifat lintas wilayah administratif.

Modul Geografi SMA Terbuka Kelas XII - 32


GEOGRAFI
Kelas XII Semester 1
SMA Terbuka

10. Rencana tata ruang kawasan metropolitan


Rencana tata ruang kawasan metropolitan merupakan alat koordinasi pelaksanaan
pembangunan lintas wilayah. Rencana tata ruang kawasan metropolitan dan/atau
kawasan megapolitan berisi:
a. tujuan, kebijakan, dan strategi penataan ruang kawasan metropolitan dan/atau
megapolitan;
b. rencana struktur ruang kawasan metropolitan yang meliputi sistem pusat kegiatan
dan sistem jaringan prasarana kawasan metropolitan dan/atau megapolitan;
c. rencana pola ruang kawasan metropolitan dan/atau megapolitan yang meliputi
kawasan lindung dan kawasan budi daya;
d. arahan pemanfaatan ruang kawasan metropolitan dan/atau megapolitan yang berisi
indikasi program utama yang bersifat interdependen antarwilayah administratif; dan
e. ketentuan pengendalian pemanfaatan ruang kawasan metropolitan dan/atau
megapolitan yang berisi arahan peraturan zonasi kawasan metropolitan dan/atau
megapolitan, arahan ketentuan perizinan, arahan ketentuan insentif dan disinsentif,
serta arahan sanksi.
Pemanfaatan ruang kawasan perkotaan yang merupakan bagian wilayah kabupaten
merupakan bagian pemanfaatan ruang wilayah kabupaten. Pemanfaatan ruang kawasan
perkotaan yang merupakan bagian dari 2 (dua) atau lebih wilayah kabupaten/kota pada
satu atau lebih wilayah provinsi dilaksanakan melalui penyusunan program
pembangunan beserta pembiayaannya secara terkoordinasi antarwilayah
kabupaten/kota terkait.
Pengendalian pemanfaatan ruang kawasan perkotaan yang merupakan bagian wilayah
kabupaten merupakan bagian pengendalian pemanfaatan ruang wilayah kabupaten.
Pengendalian pemanfaatan ruang kawasan perkotaan yang mencakup 2 (dua) atau lebih
wilayah kabupaten/kota pada satu atau lebih wilayah provinsi dilaksanakan oleh setiap
kabupaten/kota. Untuk kawasan perkotaan yang mencakup 2 (dua) atau lebih wilayah
kabupaten/kota yang mempunyai lembaga pengelolaan tersendiri, pengendaliannya
dapat dilaksanakan oleh lembaga dimaksud.
Penataan ruang kawasan perkotaan yang mencakup 2 (dua) atau lebih wilayah
kabupaten/kota dilaksanakan melalui kerja sama antardaerah. Ketentuan lebih lanjut
mengenai penataan ruang kawasan perkotaan diatur dengan peraturan pemerintah.

11. Penataan Ruang Kawasan Perdesaan


Penataan ruang kawasan perdesaan diarahkan untuk:
a. pemberdayaan masyarakat perdesaan;
b. pertahanan kualitas lingkungan setempat dan wilayah yang didukungnya;
c. konservasi sumber daya alam;
d. pelestarian warisan budaya lokal;
e. pertahanan kawasan lahan abadi pertanian pangan untuk ketahanan pangan; dan
f. penjagaan keseimbangan pembangunan perdesaan-perkotaan.

Modul Geografi SMA Terbuka Kelas XII - 33


GEOGRAFI
Kelas XII Semester 1
SMA Terbuka

Ketentuan lebih lanjut mengenai pelindungan terhadap kawasan lahan abadi pertanian
pangan sebagaimana dimaksud di atas diatur dengan Undang-Undang. Penataan ruang
kawasan perdesaan diselenggarakan pada:
a. kawasan perdesaan yang merupakan bagian wilayah kabupaten; atau
b. kawasan yang secara fungsional berciri perdesaan yang mencakup 2 (dua) atau lebih
wilayah kabupaten pada satu atau lebih wilayah provinsi.
Kawasan perdesaan sebagaimana dimaksud di atas dapat berbentuk kawasan
agropolitan. Ketentuan lebih lanjut mengenai penataan ruang kawasan agropolitan diatur
dengan peraturan pemerintah. Ketentuan lebih lanjut mengenai penataan ruang
kawasan perdesaan diatur dengan peraturan pemerintah.

Gambar 28. Desa wisata hasil perencanaan wilayah pedesaan


Sumber : https://samdhanainstitute.files.wordpress.com/.../web_bentang-pesisir-
padang-tikar.jpg?w=750

Rencana tata ruang kawasan perdesaan yang merupakan bagian wilayah kabupaten
adalah bagian rencana tata ruang wilayah kabupaten. Penataan ruang kawasan
perdesaan dalam 1 (satu) wilayah kabupaten dapat dilakukan pada tingkat wilayah
kecamatan atau beberapa wilayah desa atau nama lain yang disamakan dengan desa
yang merupakan bentuk detail dari penataan ruang wilayah kabupaten.
Rencana tata ruang kawasan perdesaan yang mencakup 2 (dua) atau lebih wilayah
kabupaten merupakan alat koordinasi dalam pelaksanaan pembangunan yang bersifat
lintas wilayah. Rencana tata ruang sebagaimana dimaksud di atas berisi struktur ruang
dan pola ruang yang bersifat lintas wilayah administratif.

Modul Geografi SMA Terbuka Kelas XII - 34


GEOGRAFI
Kelas XII Semester 1
SMA Terbuka

Rencana tata ruang kawasan agropolitan merupakan rencana rinci tata ruang 1 (satu)
atau beberapa wilayah kabupaten. Rencana tata ruang kawasan agropolitan memuat:
a. tujuan, kebijakan, dan strategi penataan ruang kawasan agropolitan;
b. rencana struktur ruang kawasan agropolitan yang meliputi sistem pusat kegiatan dan
sistem jaringan prasarana kawasan agropolitan;
c. rencana pola ruang kawasan agropolitan yang meliputi kawasan lindung dan
kawasan budi daya;
d. arahan pemanfaatan ruang kawasan agropolitan yang berisi indikasi program utama
yang bersifat interdependen antardesa; dan
e. ketentuan pengendalian pemanfaatan ruang kawasan agropolitan yang berisi arahan
peraturan zonasi kawasan agropolitan, arahan ketentuan perizinan, arahan
ketentuan insentif dan disinsentif, serta arahan sanksi.
Pemanfaatan ruang kawasan perdesaan yang merupakan bagian wilayah kabupaten
merupakan bagian pemanfaatan ruang wilayah kabupaten. Pemanfaatan ruang kawasan
perdesaan yang merupakan bagian dari 2 (dua) atau lebih wilayah kabupaten
dilaksanakan melalui penyusunan program pembangunan beserta pembiayaannya secara
terkoordinasi antarwilayah kabupaten terkait.
Pengendalian pemanfaatan ruang kawasan perdesaan yang merupakan bagian wilayah
kabupaten merupakan bagian pengendalian pemanfaatan ruang wilayah kabupaten.
Pengendalian pemanfaatan ruang kawasan perdesaan yang mencakup 2 (dua) atau lebih
wilayah kabupaten dilaksanakan oleh setiap kabupaten. Untuk kawasan perdesaan yang
mencakup 2 (dua) atau lebih wilayah kabupaten yang mempunyai lembaga kerja sama
antarwilayah kabupaten, pengendaliannya dapat dilaksanakan oleh lembaga dimaksud.

12. Kerja Sama Penataan Ruang Kawasan Perdesaan


Penataan ruang kawasan perdesaan yang mencakup 2 (dua) atau lebih wilayah
kabupaten dilaksanakan melalui kerja sama antardaerah. Ketentuan lebih lanjut
mengenai penataan ruang kawasan perdesaan sebagaimana dimaksud di atas untuk
kawasan agropolitan yang berada dalam 1 (satu) kabupaten diatur dengan peraturan
daerah kabupaten, untuk kawasan agropolitan yang berada pada 2 (dua) atau lebih
wilayah kabupaten diatur dengan peraturan daerah provinsi, dan untuk kawasan
agropolitan yang berada pada 2 (dua) atau lebih wilayah provinsi diatur dengan
peraturan pemerintah.
Penataan ruang kawasan perdesaan diselenggarakan secara terintegrasi dengan kawasan
perkotaan sebagai satu kesatuan pemanfaatan ruang wilayah kabupaten/kota. Penataan
ruang kawasan agropolitan diselenggarakan dalam keterpaduan sistem perkotaan
wilayah dan nasional. Keterpaduan sebagaimana dimaksud di atas mencakup
keterpaduan sistem permukiman, prasarana, sistem ruang terbuka, baik ruang terbuka
hijau maupun ruang terbuka non-hijau.

Modul Geografi SMA Terbuka Kelas XII - 35


GEOGRAFI
Kelas XII Semester 1
SMA Terbuka

F. Permasalahan Tata Ruang dan Wilayah


Perencanaan tata ruang dan wilayah yang buruk menjadi salah satu penyebabnya,
dalam penerapan tata ruang dan wilayah yang baik, Indonesia masih memiliki beberapa
masalah.

Gambar 29. Beberapa permasalahan tata ruang di Indonesia


Sumber : ruangguru.com

Yuk, kita bahas sedikit kenapa permasalahan-permasalahan tersebut bisa muncul.


1. Tidak adanya ketegasan hukum bagi pelanggar tata ruang.

Gambar 30. Papan larangan penggunaan Tanah


sumber: kompasiana.com

Modul Geografi SMA Terbuka Kelas XII - 36


GEOGRAFI
Kelas XII Semester 1
SMA Terbuka

Setiap orang yang melakukan penyimpangan perencanaan tata ruang tidak pernah
atau jarang mendapatkan sanksi. Akibatnya, penyimpangan penggunaan tata ruang
dianggap biasa dan tidak punya arti apa-apa. Kondisi ini berakibat pada
kesemrawutan pelaksanaan tata ruang wilayah.
2. Perencanaan tata ruang selalu disatukan dengan rencana pengembangan.

Gambar 31. Bangun dulu, perencanaan kemudian


sumber: rmol.co

Perencanaan tata ruang yang disatukan dengan rencana pembangunan berakibat


kesimpangsiuran karena seharusnya perencanaan tata ruang dijadikan acuan dalam
rencana pembangunan.
3. Perencanaan tata ruang lebih banyak didominasi oleh keputusan politik.
Tidak bisa dipungkiri bahwa stabilitas politik di Indonesia masih kurang baik. Banyak
pengambil kebijakan dan keputusan memutuskan atau mengeluarkan kebijakan yang
tidak objektif. Terutama dalam bidang tata ruang. Seharusnya perencanaan tata
ruang mengacu pada objektivitas karakteristik wilayah, bukan kebijakan politik. Jika
ini terjadi, maka akan menghasilkan pemanfaatan lahan yang tidak maksimal.
Biasanya hal ini terjadi dengan kesepakatan serta pemberian uang secara sembunyi-
sembunyi.
4. Belum semua daerah di Indonesia mempunyai Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
yang sesuai dengan RTRW Nasional.
Menurut catatan kementerian pekerjaan umum, pada tahun 2015 baru 51% dari 34
provinsi di Indonesia yang mempunyai Peraturan Daerah (Perda) tentang Rencana
Tata Ruang Wilayah (RTRW). Tanpa peraturan daerah yang jelas, pemerintah daerah
akan mengalami kesulitan dalam mengatur peruntukkan suatu wilayah dan
mengambil tindakan jika terjadi pelanggaran RTRW di daerahnya. Permasalahan di
atas adalah sebagian kecil dari permasalahan yang dapat muncul karena penataan
ruang dan perencanaan wilayah yang kurang baik. Jika penataan ruang dan
perencana wilayah dilakukan dengan tidak baik, mungkin pada masa yang akan
datang, dengan pertumbuhan penduduk yang terus meningkat, lahan pertanian bisa
saja habis untuk membangun perumahan kemudian menghasilkan krisis pangan.

Modul Geografi SMA Terbuka Kelas XII - 37


GEOGRAFI
Kelas XII Semester 1
SMA Terbuka

Selama sepuluh tahun ke depan, bangsa Indonesia kian dihadapkan oleh masalah
pembangunan dan tata ruang yang kian berat. Urbanisasi yang sangat pesat dan
tidak terkendali, serta dicirikan dengan pertambahan populasi secara konstan
jelasmerupakan fenomena yang tidak sederhana implikasinya bagi Indonesia.

Penilaian Pembelajaran
Untuk mengetahui sejauh mana pemahaman Anda tentang Konsep
Wilayah dan Tata Ruang ini, maka jawablah soal-soal ini dengan tepat,
jujur, dan mandiri!
A. Pilihan Ganda

1. Wilayah yang dicirikan oleh adanya 3. Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
aliran barang atau orang yang telah dimiliki oleh kota Bogor. Akan
memusat merupakan wilayah…. tetapi implementasi RTRW di kota
A. uniform region Bogor kurang berjalan baik. Kawasan
B. nodal region yang diperuntukkan secara komersil
C. natural region menyebar di sepanjang jalan utama
D. genetic region kota Bogor sehingga sering
E. specific region menimbulkan kemacetan.
Permasalahan tersebut dapat terjadi
2. Perhatikan gambar berikut! karena adanya hambatan penataan
ruang berupa….
A. lemahnya pengendalian
pemanfaatan ruang
B. kuatnya koordinasi antar lembaga
pemerintahan
C. lambatnya penyusunan rencana
tata ruang kota
D. kurangnya dana untuk
Pertumbuhan wilayah pada gambar di
pembangunan infrastruktur kota
atas akan lebih pesat jika
E. terbatasnya lahan untuk
pengembangannya ke arah…karena….
pembangunan ruang publik
A. hutan, udaranya yang masih bersih
B. permukiman, padat penduduk
4. Pusat pertumbuhan yang termasuk
C. pelabuhan, tempat peluang ekspor
wilayah pembangunan IV antara
dan impor
lain….
D. pusat perdagangan, dekat lokasi
A. Maluku dan Papua
pemasaran barang dan jasa
B. Jawa Timur dan Bali
E. kawasan industri, dekat dengan
C. Aceh dan Sumatera Utara
lokasi produksi
D. NTT dan NTB
E. Jawa Barat dan Jawa Tengah

Modul Geografi SMA Terbuka Kelas XII - 38


GEOGRAFI
Kelas XII Semester 1
SMA Terbuka

5. Bagian wilayah kota yang digunakan 8. Pernyataan:


sebagai pusat kegiatan ekonomi, (1) Adanya hubungan internal dari
politik, sosial dan kebudayaan berbagai macam kegiatan;
disebut…. (2) Pengangguran tinggi akibat
A. inti kota meningkatnya urbanisasi;
B. rural (3) Konsentrasi geografik dari
C. sub urban fringe berbagai sektor/fasilitas; dan
D. hinterland (4) Tingkat kebutuhan masyarakat
E. sub urban semakin tinggi
Karakteristik suatu wilayah sebagai
6. Pernyataan:
pusat pertumbuhan adalah nomor…
1. Pendapatan penduduk meningkat;
A. (1) dan (2)
2. Adanya asimilasi budaya
B. (1) dan (3)
masyarakat;
C. (1) dan (4)
3. Kesejahteraan penduduk
D. (2) dan (4)
meningkat;
E. (3) dan (4)
4. Teknologi dan transportasi
berkembang pesat; dan
9. Kota di Sumatera yang dijadikan
5. Anggaran pendapatan daerah
sebagai pusat pertumbuhan/
meningkat
pembangunan utama di Indonesia
Manfaat adanya pusat pertumbuhan
adalah…
terhadap ekonomi masyarakat adalah
A. Banda Aceh
nomor…
B. Padang
A. (1), (2), dan (3)
C. Medan
B. (1), (2), dan (4)
D. Pekanbaru
C. (1), (3), dan (5)
E. Palembang
D. (2), (4), dan (5)
E. (3), (4), dan (5) 10. Nama-nama kota:
(1) Medan;
7. Peranan pusat perwilayahan dalam (2) Palembang;
pembangunan pada suatu wilayah (3) Jambi;
adalah… (4) Surabaya; dan
A. Mengendalikan sistem (5) Pontianak
pemerintahan Kota yang dijadikan sebagai pusat
B. Menjadi pusat pelayanan bagi pertumbuhan/pembangunan di Pulau
daerah sekitar Sumatera adalah nomor…
C. Menyediakan bahan pangan bagi A. (1), (2), dan (3)
seluruh penduduk desa B. (1), (3), dan (5)
D. Menampung kelebihan penduduk C. (3), (4), dan (5)
dari daerah sekitar D. (2), (4), dan (5)
E. Merangsang pertumbuhan E. (3), (4), dan (5)
perekonomian bagi daerah sekitar

Modul Geografi SMA Terbuka Kelas XII - 39


GEOGRAFI
Kelas XII Semester 1
SMA Terbuka

Kunci jawaban yang tersedia, kemudian gunakan rumus di bawah


Kunci Jawaban
ini untuk menghitung nilai ketercapaian kompetensi:
1. B 6. C
2. D 7. B
Nilai = Jumlah benar x 100
3. A 8. B
10
4. E 9. C
5. A 10.A
Jika nilai anda lebih 60, maka anda boleh melanjutkan mempelajari materi selanjutnya,
namun jika nilai yang diperoleh masih kurang dari 60, silahkan anda pelajari kembali
materi yang belum anda kuasai, kemudian kerjakan kembali soal uji kompetensi di atas,
sampai anda memperoleh nilai lebih 60.

B. Tugas Mandiri
Buatlah analisis wilayah dan tata ruang di daerah Jawa Barat!

No. Nama Jenis Wilayah Analisa


Wilayah Wilayah Formal Wilayah Fungsional
1. Pasar √ Pasar termasuk wilayah
fungsional, karena
fungsinya sebagai
tempat jual beli.
2. Kecamatan

3. Perbukitan

4. Tambak garam

5. Kota Bandung

6. ........

7. ........

8. ........

Modul Geografi SMA Terbuka Kelas XII - Hal. 40


GEOGRAFI
Kelas XII Semester 1
SMA Terbuka

9. ........

10. ........

11. ........

12. ........

13. ........

14. ........

15. ........

16. ........

17. ........

18. ........

Modul Geografi SMA Terbuka Kelas XII - Hal. 41


GEOGRAFI
Kelas XII Semester 1
SMA Terbuka

Tindak Lanjut Pembelajaran

Peserta didik disebut telah menyelesaikan pembelajaran materi mengenai Konsep


Wilayah dan Ruang, peserta didik harus memenuhi kriteria sebagai berikut:
1. Membaca modul materi pembelajaran,
2. Mengerjakan tugas melalui penilaian pembelajaran (termasuk tugas mandiri),
3. Melaporkan hasil pembelajaran kepada Guru Bina.
Setelah menyelesaikan pembelajaran pada materi ini, peserta didik Apabila nilai
evaluasi pembelajaran tidak mencapai kriteria ketuntasan yang telah ditentukan,
segera untuk meminta remedial atau tugas. Kemudian, Setelah menuntaskan
kegiatan pembelajaran materi ini, anda dapat melanjutkan pada materi selanjutnya,
yaitu Interaksi Keruangan desa dan kota.

Referensi

Budiharsono, Sugeng. 2001. Teknik Analisis Pembangunan Wilayah Pesisir dan Lautan.
Jakarta : Pradnya Paramita.
Glasson, John. 1990. Pengantar Perencanaan Regional. Terjemahan Paul Sihotang.
Jakarta : Lembaga Penerbit UI
Jayadinata, Johar T. 1999. Tata Guna Tanah dalam Perencanaan Perkotaan dan
Wilayah. Bandung. ITB.
Rustiadi, Ernan et al. (2008) Agropolitan: Strategi Pengembangan Pusat Pertumbuhan
Pada Kawasan Perdesaan. Bogor: IPB.
https://blog.ruangguru.com/permasalahan-tata-kota-perencanaan-ruang
http://mediatataruang.com/mengintip-permasalahan-tata-ruang-kota-indonesia/
https://perencanaankota.blogspot.com/2014/12/konsep-ruang-dan-wilayah.html

Modul Geografi SMA Terbuka Kelas XII - Hal. 42


GEOGRAFI
Kelas XII Semester 1
SMA Terbuka

Daftar Istilah

Compage : konsep wilayah yang didasarkan atas dominannya aktivitas


manusia sebagai unsur pembatas.
Delimitasi : cara-cara penentuan batas terluar suatu wilayah untuk
tujuan tertentu.
Heartland area : daerah yang kenampakan dari suatu kriteria tertentu sangat
jelas kenampakannya.
Kawasan : bagian dari wilayah yang digunakan untuk suatu fungsi
tertentu, misalnya dalam suatu wilayah pedesaan terdapat
kawasan perkampungan, kawasan pertanian, kawasan
kehutanan.
Konsep agropolis : konsep wilayah yang mengusahakan pedesaan untuk lebih
terbuka dalam pembangunan sehingga diharapkan terjadi
beberapa “kota” di pedesaan atau di daerah pertanian.
Pewilayahan : suatu upaya mengelompokkan atau
(Regionalisasi) mengklasifikasikan unsur-unsur yang sama.
Poligon : segi banyak
Range : jarak yang perlu ditempuh orang untuk mendapatkan
barang kebutuhannya pada suatu waktu tertentu saja.
Region formal : region uniform dan bersifat statis, yaitu suatu wilayah yang
dibentuk oleh adanya kesamaan kenampakan termasuk
kedalamnya kenampakan fisik muka bumi, iklim, vegetasi,
tanah, bentuk lahan, penggunaan lahan, dan sebagainya.
Region fungsional : bersifat dinamis ditandai oleh adanya gerakan dari dan ke
atau region nodal pusat. Pusat tersebut disebut sebagai node.
Region : dalam pengertian geografi, wilayah merupakan kesatuan
alam yaitu alam yang serba sama atau homogen atau
seragam, dan kesatuan manusia, yaitu masyarakat serta
kebudayaannya yang serba sama yang mempunyai ciri
(kekhususan) yang khas, sehingga wilayah tersebut bisa
dibedakan dari wilayah yang lain
Treshold : jumlah minimal penduduk yang diperlukan untuk
kelancaran dan keseimbangan suplai barang.

Modul Geografi SMA Terbuka Kelas XII - Hal. 43


GEOGRAFI
Kelas XII Semester 1
SMA Terbuka

KOMPETENSI DASAR 3.2


INTERAKSI KERUANGAN
DESA DAN KOTA

Modul Geografi SMA Terbuka Kelas XII - Hal. 44


GEOGRAFI
Kelas XII Semester 1
SMA Terbuka

Kompetensi Dasar 3.2

STRUKTUR KERUANGAN SERTA PERKEMBANGAN DESA DAN KOTA

Tujuan Pembelajaran

1. Peserta didik dapat menyebutkan pengertian desa dan kota;


2. Peserta didik dapat mengidentifikasi struktur keruangan serta perkembangan desa
dan kota;
3. Peserta didik dapat mengidentifikasi faktor interaksi desa dan kota;
4. Peserta didik dapat mengidentifikasi pemerataan pembangunan di desa dan di kota;
5. Peserta didik dapat menganalisis dampak perkembangan kota terhadap masyarakat
desa dan kota.

Uraian Materi

Sebelum membahas tentang karakteristik desa dan kota, marilah kita pahami dulu
pengertian desa dan kota.

A. DESA
1. Pengertian Desa
a. Menurut Undang-undang Republik Indonesia No. 6 Tahun 2014, desa adalah satu
kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas wilayah yanng berwenang untuk
mengatur dan mengurus urusan pemerintahan, kepentingan masyarakat setempat
berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal usul, dan atau hak tradisional yang diakui
dan dihormati dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
b. Bintarto (1983:11-12); desa sebagai suatu hasil perpaduan antara kegiatan
sekelompok manusia dengan lingkungannya.Hasil perpaduan itu ialah suatu wujud
atau kenampakan di muka bumi yang ditimbulkan oleh unsur-unsur fisiografi, sosial,
ekonomi, politik dan kultural yang saling berinteraksi antar unsur-unsur tersebut dan
juga dalam hubungannya dengan daerah lain. Dalam arti umum desa merupakan unit
pemusatan penduduk yang bercorak agraris dan terletak jauh dari kota.
c. Sutardjo Kartohadikusumo; Desa adalah suatu hukum yang di dalamnya bertempat
tinggal suatu masyarakat yang berhak menyelenggarakan pemerintahan sendiri.

Modul Geografi SMA Terbuka Kelas XII - Hal. 45


GEOGRAFI
Kelas XII Semester 1
SMA Terbuka

d. William F. Orburn dan Meyer F. Nimkoff; Desa diartikan sebagai organisasi


kehidupan sosial secara menyeluruh dalam suatu wilayah yang terbatas.

Gambar 1. Pedesaan
Sumber: http://www.rmoljabar.com/images/

2. Karakteristik Desa
Menurut Direktorat Jendral Pembangunan Desa, suatu wilayah disebut desa apabila
memiliki ciri-ciri sebagai berikut: Perbandingan lahan dengan manusia (man land ratio)
cukup besar; Lapangan kerja yang dominan adalah agraris; Hubungan kekerabatan kuat;
Sifat-sifat masyarakatnya masih memegang teguh pada tradisi yang berlaku; Gotong
royong kuat; dan Hubungan antar warga akrab.
Desa mempunyai 3 unsur penting yatu; Daerah, meliputi luas, dan batas wilayah
serta penggunaannya, Penduduk, meliputi jumlah, pertumbuhan, kepadatan, persebaran
dan mata pencarian, Tata kehidupan, dalam hal ini pola dan ikatan pergaulan sesama
warga desa.

.Tiga Unsur Penting Desa !!!


1. Daerah
2. Penduduk
3. Tata Kehidupan

Gambar 2. Unsur Unsur Desa


Sumber: http://www.rmoljabar.com/images/

Modul Geografi SMA Terbuka Kelas XII - Hal. 46


GEOGRAFI
Kelas XII Semester 1
SMA Terbuka

Ketiga unsur tersebut merupakan satu kesatuan hidup (living unit). Kemajuan desa
dipengaruhi oleh unsur-unsur tersebut terutama yang berkaitan dengan faktor usaha
manusia (human efforts) dan tata geografi (geographical setting).
Kemajuan dan kemakmuran desa ditentukan oleh usaha penduduk desa selain tata
geografinya. Desa yang memiliki banyak sumber daya alam tetapi penduduknya tidak
cukup mempunyai keterampilan, pengetahuan, dan semangat membangun
mengakibatkan desa kurang maju. Sebaliknya, meskipun desa memiliki sumber daya alam
terbatas tetapi penduduknya terampil, berpengetahuan, dan bersemangat dalam
membangun desa sehingga mampu mengatasi hambatan alam dan geografis wilayah
maka desa akan cepat maju.
Letak suatu desa pada umumnya jauh dari pusat keramaian. Desa yang terletak di
perbatasan kota mempunyai kemungkinan lebih berkembang dibanding desa-desa di
pedalaman. Unsur letak menentukan besar kecilnya isolasi suatu desa terhadap desa lain.
Desa yang terletak jauh dari kota memiliki lahan yang luas. Penggunaan lahan lebih
banyak untuk pertanian tanaman pokok dan tanaman perdagangan daripada untuk
gedung gedung atau perumahan.
Seorang ahli sosiologi yang bernama Talcott Persons menggambarkan masyarakat
desa sebagai masyarakat tradisional yang mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
a. Afektivitas, yaitu merupakan perasaan kasih sayang, cinta, kesetiaan, dan
kemesraan, yang ditunjukkan dalam sikap kehidupan sehari-hari yang saling tolong
menolong, tanpa pamrih.
b. Orientasi kolektif, sifat ini mewujudkan konsekuensi dari sifat efektivitas, yaitu
meningkatkan kebersamaan (gemainschaft/ paguyuban) tidak suka memanjakan diri,
tidak suka berbeda pendapat dengan sesama warga desa.
c. Partikularisme, yaitu semua hal yang ada hubungannya dengan apa yang khusus
berlaku untuk tempat atau daerah tertentu saja, ada hubungannya dengan perasaan
subyektif dan rasa kebersamaan.
d. Kekaburan, yaitu sesuatu yang tidak jelas terutama dalam hubungan antara pribadi
tanpa ketegasan yang dinyatakan secara eksplisit (penggunaan bahasa yang tidak
langsung).
e. Askripsi, yaitu suatu keadaan yang sudah merupakan kebiasaan atau keharusan.
Masyarakat desa sukar berubah, sesuatu diterima sebagaimana adanya dan
berkembang secara tradisional.

Catatan:
Pada kenyataannnya, tidak semua masyarakat desa adalah masyarakat tradisional
karena ada desa yang sedang dan telah berkembang ke arah kemajuan dan
meninggalkan kebiasaan-kebiasaan tradisionalnya. Masyarakat desa yang telah
berkembang dan menjadi masyarakat transisi dengan struktur sosial dan kebudayaan
madya, telah mengenal pengelompokan sosial dan pelapisan sosial yang kompleks
karena pengaruh perkembangan industrialisasi.

Modul Geografi SMA Terbuka Kelas XII - Hal. 47


GEOGRAFI
Kelas XII Semester 1
SMA Terbuka

Gambar 3. Budaya Agraris Sebagai Salahsatu Karakteristik Desa


Sumber: http://blog.umy.ac.id/lailiawardani

3. Potensi Desa
a. Potensi fisik
1) Tanah yang subur merupakan potensi utama desa. Tanah dapat berupa sawah,
tegal, atau pekarangan. Peduduk desa mengelola dan memanfaatkan tanah
sebagai lahan pertanian untuk mencukupi kebutuhannya sendiri. Sementara hasil
pertanian yang berlebih memungkinkan dapat dijual ke kota.
2) Air yang melimpah, selain dimanfaatkan untuk keperluan sehari-hari juga
dimanfaatkan untuk keperluan irigasi dan industrasi air minum. Sumber air selain
bermanfaat bagi penduduk setempat juga dapat dijadikan objek wisata alam.
3) Iklim sangat memengaruhi aktivitas penduduk desa yang pada umumnya bermata
pencaharian petani. Kegiatan petani untuk menentukan jenis tanaman sangat
bergantung pada iklim. Iklim sejuk, dingin, dan curah hujan cukup sangat
mendukung kehidupan penduduk desa dalam meningkatkan hasil pertanian.
4) Flora dan Fauna, di desa adalah masih banyak tersedianya tanaman bahan
makanan pokok, seperti padi, jagung, ketela pohon dan hewan ternak. Hasil
pertanian dan peternakan dapat menarik penduduk lain untuk melakukan
kegiatan perdagangan dengan membeli barang-barang hasil pertanian dan
peternakan.

Gambar 5. Contoh Potensi Fisik Desa


Sumber: http://rpdkutim.info/wp-content/

Modul Geografi SMA Terbuka Kelas XII - Hal. 48


GEOGRAFI
Kelas XII Semester 1
SMA Terbuka

b. Potensi Non Fisik


1) Masyarakat desa, merupakan potensi bagi desa itu sendiri. Penduduk desa akan
mengolah potensi sumber daya yang dimiliki desanya. Suatu wilayah desa yang
mempunyai jumlah penduduk banyak dengan berbagai keterampilan akan
memberikan sumbungan bagi pendapatan desa tersebat.
2) Lembaga sosial desa, seperti pendidikan, adat, koperasi, dan lembaga lainnya
dapat memberikan bantuan dan mendukung kegiatan penduduk desa.
3) Aparatur dan pamong desa yang jujur, disiplin, dan kreatif merupakan motor
penggerak pembangunan di desa. Dengan Undang-Undang No. 5 Tahun 1979 akan
terwujud penyelenggaraan pemerintah desa yang tertib, berdaya guna, dan
berhasil guna dalam mengelola pemanguna.

Gambar 6. Contoh Potensi Sosial Desa


Sumber: http://3.bp.blogspot.com/-

c. Fungsi Desa
Berdasarkan kriteria-kriteria potensi secara umum yang terdapat di desa, Fungsi
desa sebagai :
1) Desa sebagai sumber bahan mentah bagi kota.
2) Desa sebagai sumber tenaga kerja bagi kota.
3) Desa sebagai mitra pembangunan wilayah kota.

Modul Geografi SMA Terbuka Kelas XII - Hal. 49


GEOGRAFI
Kelas XII Semester 1
SMA Terbuka

4. Klasifikasi Desa
a. Berdasarkan Aktivitasnya
1) Desa agraris, mata pencaharian utama masyarakat sebagai petani atau pemilik
dan pengelola kebun. Terutama sejak dulu, Indonesia terkenal akan Negara agraris
atau pertanian dengan lahan yang sangat luas. Sumber pendapatan utama desa ini
juga pasti dengan menjual hasil ladang dan juga sawah yang dikonsumsi banyak
orang, desa yang paling terkenal atau daerah agraris yakni seperti Indramayu atau
Subang.
2) Desa Industri, mata pencaharian utamanya bekerja di bidang industri baik
berukuran kecil maupun besar, dan menjadikannya sebagai potensi mendapatkan
pendapatan utama. Contohnya seperti desa penghasil sandal/ sepatu cibaduyut di
Bandung, atau desa yang menjual telur asin di Brebes.
3) Desa Nelayan, mata pencaharian utamanya sebagai nelayan dan peternak ikan
atau tambak, desa ini juga biasanya menghasilkan bahan utama dari hasil laut
seperti ikan dan juga hasil laut seperti mutiara. Sehingga laut menjadi tempat
utama mereka untuk bertahan hidup.

Gambar 7. Contoh Desa Agraris, Indutri, dan Nelayan


Sumber: https://www.republika.co.id/berita

Modul Geografi SMA Terbuka Kelas XII - Hal. 50


GEOGRAFI
Kelas XII Semester 1
SMA Terbuka

b. Berdasarkan Perkembangannya
1) Desa Tradisional, yaitu tipe desa pada masyarakat terasing yang seluruh
kehidupannya tergantung pada alam sekitarnya, dengan ciri-ciri;
a) masyarakat suku terasing
b) hidup tergantung pada alam misalnya, dalam hal bercocok tanam, cara
memelihara kesehatan, pengobatan, memasak, dan lain-lainnya;
c) penduduk cenderung tertutup/kurang komunikasi;
d) sistem perhubungan dan pengangkutan tidak berkembang.
2) Desa Swadaya, Kegiatan penduduk dipengaruhi keadaan alam dan kondisi
geografisnya, biasanya berlokasi di daerah terpencil sehingga jarang berinteraksi
dengan penduduk luar, akibat perkembangan dari kemajuan desa terlambat. Ciri
desa swadaya yaitu :’
a) penduduknya jarang, masih terikat pada adat istiadat
b) lembaga sosial yang ada masih sederhana
c) tingkat pendidikan masyarakatnya rendah
d) kegiatan penduduk dipengaruhi oleh keadaan alam
e) topografi berupa pegunungan atau perbukitan dan lokasi terpencil
f) mayoritas penduduk sebagai petani
g) kegiatan ekonomi masyarakat bersifat subsisten
h) masyarakat juga tertutup terhadap pihak luar, sehingga sistem perhubungan
dan transportasi kurang berkembang.
3) Desa Swakarya, adalah desa peralihan atau transisi antara desa swadaya ke desa
swasembada, ditandai adanya perubahan untuk memanfaatkan dan
mengembangkan potensi yang ada di desa sehingga mampu menjual hasilnya ke
desa lain setelah memenuhi kebutuhan dasarnya. Memiliki ciri sebagai berikut :
a) mata pencaharian beragam jenisnya,
b) adat istiadat sedang mengalami perubahan,
c) gotong royong untuk membangun desa sudah meningkat,
d) pengaruh dari luar sudah masuk sehingga terjadi perubahan cara berpikir,
e) pemerintahan desa mulai berkembang,
f) bantuan pemerintah hanya sebagai perangsang,
g) lapangan kerja bertambah, dan masyarakat telah mampu meningkatkan
kehidupannya.
4) Desa Swasembada, adalah desa yang masyarakatnya telah mampu mengelola
potensi secara maksimal dengan alat-alat teknis, tersedia semua keperluan
penduduk, interaksi dengan masyarakat lain tidak mengalami kesulitan karena
sistem perhubungan dan pengakuan sudah maju. Ciri dari desa swasembada
diantaranya :
a) Kebanyakan berlokasi di ibukota dan kecamatan, berpenduduk padat
Modul Geografi SMA Terbuka Kelas XII - Hal. 51
GEOGRAFI
Kelas XII Semester 1
SMA Terbuka

b) tidak terikat lagi dengan adat istiadat daerah tersebut


c) telah memiliki fasilitas yang memadai dan juga maju dibanding warga dari
desa lainnya
5. Pola Permukiman Perdesaan
Pola persebaran dan pemusatan penduduk desa dapat dipengaruhi oleh keadaan
tanah, tata air, topografi dan ketersediaan sumberdaya alam yang terdapat di desa yang
bersangkutan. Pola persebaran permukiman desa dalam hubungannya dengan bentang
alamnya, dapat dibedakan atas:

a. Pola terpusat, merupakan bentuk permukiman yang mengelompok (aglomerated,


compact rural settlement). Pola seperti ini banyak dijumpai didaerah yang memiliki
tanah subur, daerah dengan relief sama, misalnya dataran rendah yang menjadi
sasaran penduduk bertempat tinggal.

Gambar 8. Pola Pemukiman Terpusat


Sumber: https://gramnivasa.wordpress.com/2015/08/24/rural-settlements/

b. Pola tersebar atau terpencar ( fragmented rural settlement type), merupakan bentuk
permukiman yang terpencar, menyebar di daerah pertaniannya (farm stead).
Misalnya rumah petani yang terpisah tetapi lengkap dengan fasilitas pertanian
seperti gudang mesin pertanian, penggilingan, kandang ternak, penyimpanan hasil
panen dan sebagainya.

Modul Geografi SMA Terbuka Kelas XII - Hal. 52


GEOGRAFI
Kelas XII Semester 1
SMA Terbuka

Gambar 9. Pola Pemukiman Tersebar


Sumber: http://www.comunidadism.es/actualidad/

c. Pola memanjang atau linier (line village community type), memiliki ciri permukiman
berupa deretan memanjang di kiri kanan jalan atau sungai yang digunakan untuk
jalur transportasi, atau mengikuti garis pantai.

Gambar 9. Pola Pemukiman Memanjang


Sumber: https://siebeswart.photoshelter.com

d. Pola mengelilingi pusat fasilitas tertentu, umumnya dapat ditemukan di daerah


dataran rendah, yang di dalamnya terdapat fasilitas-fasilitas umum yang
dimanfaatkan penduduk setempat untuk memenuhi kebutuhan seharihari, misalnya
mata air, waduk dan fasilitas lainnya.

Modul Geografi SMA Terbuka Kelas XII - Hal. 53


GEOGRAFI
Kelas XII Semester 1
SMA Terbuka

Gambar 9. Pola Pemukiman Mengelilingi Fasilitas


Sumber: http://destinatii.eu/charlottenburg-satul-rotund-al-celor-32-de-familii/

Di Indonesia pada umumnya permukiman penduduk desa bentuknya mengelompok,


kecuali di daerah karst dengan tingkat kesuburan tanah yang sangat kurang dan bentuk
topografinya sangat buruk sehingga pola permukiman penduduk menyebar. Untuk
daerah transmigrasi pada umumnya pola permukimannya menyebar yang mengarah
pada taraf perkembangan memusat.
Faktor-faktor yang dapat berpengaruh terhadap pola menyebar, yaitu sebagai
berikut:
a. Daerah-daerah banjir dapat menjadi pemisah antar rumah.
b. Daerah-daerah dengan topografi kasar menyebabkan pola permukiman penduduk
menyebar.
c. Permukiman air tanah yang dangkal memungkinkan pembuatan sumur dimana-mana
sehingga rumah-rumah dapat didirikan dengan permukaan yang bebas.

B. KOTA
1. Pengertian Kota
a. Menurut Bintarto (1983:36) menyebutkan bahwa kota dapat diartikan sebagai suatu
sistem jaringan kehidupan manusia yang ditandai dengan kepadatan penduduk yang
tinggi, dan strata sosial ekonomi yang heterogen dan coraknya yang materialistis.
b. Menurut Daldjoeni (1996) kota adalah suatu daerah tertentu dengan karakteristik
penggunaan lahan non agraris, dimana penggunaan lahannya sebagian besar
tertutup oleh bangunan.
c. Kota menurut Peraturan Menteri dalam Negeri Nomor 2 tahun 1987 Pasal 1
merupakan pusat pemukiman dan kegiatan penduduk yang mempunyai batasan
administratif yang diatur dalam perundang-undangan serta pemukiman yang telah
memperlihatkan watak dan ciri kehidupan perkotaan.

Modul Geografi SMA Terbuka Kelas XII - Hal. 54


GEOGRAFI
Kelas XII Semester 1
SMA Terbuka

Gambar 10. Perkotaan


Sumber:http://sp.beritasatu.com/home/

2. Karakteristik Kota
a. Ciri fisik kota meliputi beberapa hal berikut ini :
1) Fasilitas perekonomian kota, biasanya terdapat pusat perekonomian seperi pasar,
mall dan pusat perbelanjaan lainnya
2) Jaringan transportasi, kaitannya dengan perkembangan kota yang memiliki nilai
ekonomis, serta lokasi yang strategis dalam mengembangkan perekonomian
3) Bangunan fisik mayoritas gedung, kondisi ini dikarenakan tidak memungkinkan
pengembangan wilayah secara horizontal karena lahan yang tersedia sudah tidak
memenuhi.
b. Ciri-ciri sosial kota meliputi beberapa hal berikut ini :
1) Kondisi mayarakat heterogen, kota memiliki daya tarik tersendiri, sehingga banyak
masyarakat dari berbagai daerah untuk datang menetap di kota.
2) Masyarakat individualistis, hal ini disebabkan masyarakat kota cenderung bersifat
individual sehingga kekerabatan mulai memudar (Gesselchaft)
3) Mata pencaharian nonagraris, dibidang pekerjaan, masyarakat kota bekerja di
sektor jasa dan industri.

3. Klasifikasi Kota
a. Berdasarkan jumlah penduduknya:
1) Kota kecil : 20.000 - < 100.0000 orang
2) Kota sedang : 50.000 - < 500.000 orang
3) Kota besar : 500.000 - < 1000.000 orang
4) Kota metropolis : 1000.000- 5.000.000 orang
5) Kota megapolitan : lebih dari 5.000.000 orang

Modul Geografi SMA Terbuka Kelas XII - Hal. 55


GEOGRAFI
Kelas XII Semester 1
SMA Terbuka

b. Klasifikasi kota berdasarkan tahap perkembangannya


Lewis Mumford dalam Rahardjo (1982:1) mengklasifikasi kota berdasarkan tingkat
perkembangannya sebagai berikut:
1) Tahap neopolis, yaitu suatu wilayah yang berkembang dan sudah diatur ke
kehidupan kota;
2) Tahap polis, kota yang masih memiliki ciri kehidupan agraris,sebagai pusat
keagamaan dan pemerintahan;
3) Tahap metropolis, yaitu kota besar, kota induk yang perekonomiannya sudah
mengarah ke sektor industri;
4) Tahap megalopolis, wilayah perkotaan yang terdiri atas beberapa kota metropolis
yang berdekatan lokasinya sehingga membentuk jalur perkotaan yang sangat
besar dan telah mencapai tingkat tertinggi;
5) Tahap tiranopolis, kota yang sudah mengalami kemerosotan moral dan akhlak
manusianya, diliputi oleh kerawanan sosial dan sulit dikendalikan, misalnya angka
kriminalitas yang tinggi, kemacetan lalu lintas, kerusakan lingkungan;
6) Tahap nekropolis, kota yang kehidupannya mulai sepi, menuju kearah
keruntuhan, bahkan berkembang menjadi kota mati.
c. Klasifikasi kota berdasarkan fungsi
1) Kota pusat perdagangan, baik perdagangan domestik maupun internasional,
contoh kota Singapura, Hongkong, Jakarta;
2) Kota pusat kebudayaan, misal kota Yogyakarta, Surakarta;
3) Kota pusat perkebunan, misalnya Bogor, Tangjung Balai, Pematang Siantar;
4) Kota pusat pemerintahan, contoh Jakarta, Kuala Lumpur, Manila;
5) Kota pusat pertambangan, misal Timika, Tembagapura, Soroako.

Catatan:
Pada umumnya kota berfungsi sebagai pusat pemerintahan, pusat perdagangan dan
pusat jasa. Berbagai fasilitas kehidupan tersedia di kota, oleh karena itu kota mempunyai
daya tarik kuat bagi penduduk di sekitarnya. Banyak penduduk luar kota berdatangan ke
kota, baik yang menetap maupun hanya sebagai penglaju.

Modul Geografi SMA Terbuka Kelas XII - Hal. 56


GEOGRAFI
Kelas XII Semester 1
SMA Terbuka

4. Teori Perkembangan Kota


a. Teori konsentris dari Ernest W. Burgess
Ernes W. Burgess mengemukakan teori memusat atau konsentris yang
menyatakan bahwa daerah perkotaan dapat dibagi dalam enam zona.

Gambar 11. Teori Konsentris


Sumber: https://planningtank.com/settlement-geography/

1) Zone 1: Daerah Pusat Kegiatan (DPK/CBD) Daerah ini merupakan pusat segala
kegiatan, antara lain sosial, politik, budaya, ekonomi dan teknologi. Terdapat
pusat pertokoan besar (Dept Store), gedung perkantoran bertingkat, bank, hotel.
2) Zone 2: Daerah Peralihan (DP )atau zone transisi, merupakan daerah yang
mengalami penurunan kualitas lingkungan permukiman yang terus menerus.
Sering terdapat daerah kumuh (slums area), dan penduduknya yang miskin.
3) Zone 3: Zone permukiman para pekerja yang bebas (ZPPB) atau zone of
independent workingmenshomes, zone permukiman kelas proletar Zone ini
banyak ditempati pekerja-pekerja pabrik, industri dan lain sebagainya yang
berpenghasilan kecil. Ditandai oleh adanya rumah-rumah kecil dan rumah susun
sederhana yang dihuni keluarga besar. Kondisi permukiman lebih baik
dibandingkan dengan zone 2, walaupun sebagian penduduknya masih masuk
kategori menengah kebawah.
4) Zone 4: Zone permukiman yang lebih baik (ZPB), atau zone permukiman kelas
menengah (residential zone) Zone ini merupakan kompleks perumahan penduduk
yang berstatus ekonomi menengah-tinggi. Walaupun status ekonomi
penduduknya tidak sangat baik, tetapi stabil, permukiman teratur. Fasilitas
permukiman terencanan dengan baik sehingga tempat tinggal cukup nyaman.
5) Zone 5: Zone penglaju atau commuters zone Zone ini merupakan daerah
yangmemasuki daerah belakang (hinterland), atau merupakan daerah batas desa-
Modul Geografi SMA Terbuka Kelas XII - Hal. 57
GEOGRAFI
Kelas XII Semester 1
SMA Terbuka

kota. Penduduk bekerja di kota tetapi bertempat tinggal di pinggiran kota. Model
ini jarang terjadi, karena perkembangan kota tidak selalu membentuk zone
konsentris yang ideal.

b. Teori Sektoral Homer Hoyt


Menurut teori ini struktur ruang kota cenderung lebih berkembang berdasarkan
sektor sektor dari pada berdasarkan lingkaran-lingkaran konsentis.DPK atau CBD
terletak di pusat kota, namun pada bagian-bagian lainnya berkembang menurut
sektor-sektor yang bentuknya menyerupai irisan kue tart. Hal ini terjadi akibat faktor
geografis, seperti bentuk lahan dan pengembangan jalan sebagai sarana komunikasi
dan transportasi.

Gambar 12. Teori Sektoral


Sumber: https://www.siswapedia.com/wp-content/

1) Zone 1; Pada lingkaran dalam terletak pusat kota (CBD) yang terdiri atas:
bangunan- bangunan kantor, hotel,bank,bioskop, pasar dan pusat perbelanjaan;
2) Zone 2; Pada sektor tertentu terdapat kawasan industri ringan dan perdagangan;
3) Zone 3; Dekat pusat kota dan dekat sektor di atas, yaitu bagian sebelah
menyebelahnya, terdapat sektor murbawiama yaitu tempat tinggal kaum murba
atau kaum buruh
4) Zone 4; Agak jauh dari pusat kota dan sektor industri serta perdagangan terletak
sektor madyawisma;
5) Zone 5; Lebih jauh lagi terdapat sektor adiwisma, yaitu permukiman golongan
atas.

c. Teori Inti Berganda C.D. Harris dan E.L.Ullman


CD Harris & EL Ullman menilai bahwa kota tidak seteratur penggambaran
Burgess karena antar kawasan kota seolah berdiri sendiri. Sruktur ruang kota tidaklah

Modul Geografi SMA Terbuka Kelas XII - Hal. 58


GEOGRAFI
Kelas XII Semester 1
SMA Terbuka

sesederhana dalam teori konsentris. Hal ini disebabkan oleh tidak adanya urutan-
urutan yang teratur yang dapat terjadi dalam suatu kota terdapat tempat-tempat
tertentu yang befungsi sebagai inti kota dan pusat pertumbuhan baru.
Keadaan tersebut telah menyebabkan adanya beberapa inti dalam suatu wilayah
perkotaan, misalnya kompleks atau wilayah perindustrian, kompleks perguruan
tinggi dan kota-kota kecil di sekitar kota besar.

Gambar 13. Teori Inti Ganda


Sumber https://planningtank.com/settlement-geography/multiple-nuclei-model

Menurut teori ini struktur ruang kota adalah sebagai berikut:


1) Pusat kota atau Central Business District (CBD).
2) Kawasan niaga dan industri ringan.
3) Kawasan murbawisma atau permukiman kaum buruh.
4) Kawasan madyawisma atau permukiman kaum pekerja menengah.
5) Kawasan adiwisma atau permukiman kaum kaya.
6) Pusat industri berat.
7) Pusat niaga/perbelanjaan lain di pinggiran.
8) Upakota, untuk kawasan mudyawisma dan adiwisma.
9) Upakota (sub-urban) kawasan industri.

Di Indonesia, struktur ruang kota ditandai dengan pemanfaatan lahan yang tidak
tertata dengan baik sehingga menimbulkan berbagai macam permasalahan, seperti
permasalahan permukiman, pembuatan trotoar, drainase, jalan raya, dan
perindustrian.

Modul Geografi SMA Terbuka Kelas XII - Hal. 59


GEOGRAFI
Kelas XII Semester 1
SMA Terbuka

C. INTERAKSI DESA KOTA


1. Pengertian
Interaksi desa-kota adalah hubungan timbal balik yang saling memengaruhi
antara desa dengan kota yang menimbulkan gejala baru berupa :
a. Gerakan penduduk, seperti penglaju (commuters), urbanisasi, dan ruralisasi.
b. Gerakan barang, seperti pemasokan hasil pertanian dan hasil kerajinan rakyat dari
desa serta pemasaran produk industri dari kota.
c. Gerakan uang, seperti pemasukan uang dari desa untuk membeli produk industri
kota serta pemasukan uang dari kota untuk membayar hasil pertanian dan hasil
kerajinan rakyat dari desa.
d. Gerakan informasi, seperti ilmu pengetahuan dan teknologi.

Gambar 14. Siklus Interaksi Desa-Kota


Sumber : https://ringkasanbukugeografi.blogspot.com/2015/12/
Catatan:
Interaksi desa-kota merupakan bentuk hubungan simbiosis mutualisme dan biasanya
disebabkan oleh adanya perbedaan potensi. Contoh : Desa memasok bahan pangan, bahan baku
industri, hasil kerajinan, dan tenaga kerja, serta tempat pemasaran produk industri dari kota.
Kota menyediakan lapangan kerja, fasilitas pendidikan, fasilitas kesehatan, produk industri, dan
iptek.

2. Faktor yang Mempengaruhi Interaksi Desa-Kota


Menurut Edward Ullman, ada tiga faktor, yaitu
a. Wilayah yang saling melengkapi (regional complementarity).
Hal ini terjadi karena adanya perbedaan potensi sumber daya dan interaksinya
akan kuat.

Gambar 16. Alur interaksi wilayah yang saling melengkapi


Sumber : https://ringkasanbukugeografi.blogspot.com
Modul Geografi SMA Terbuka Kelas XII - Hal. 60
GEOGRAFI
Kelas XII Semester 1
SMA Terbuka

b. Kemudahan pemindahan dalam ruang (spatial transfer-ability).


Pemindahan dalam ruang ini dapat berupa pemindahan manusia, barang, uang,
jasa, atau informasi yang dipengaruhi oleh jarak mutlak dan jarak relatif, biaya
(ongkos) angkutan, dan kelancaran angkutan. Jika proses pemindahan semakin
mudah, maka interaksinya akan semakin kuat.

Gambar 17. Alur interaksi kemudahan pemindahan dalam ruang


Sumber : https://ringkasanbukugeografi.blogspot.com

c. Adanya kesempatan intervensi (intervening opportunity).


Terjadi karena dua hal, yaitu adanya kesempatan campur tangan yang
menghambat interaksi dan adanya sumber daya pengganti, sehingga interaksinya
lemah.

Gambar 18. Alur interaksi kesempatan intervensi


Sumber : https://ringkasanbukugeografi.blogspot.com

3. Zone Interaksi Desa dan Kota


Wilayah kota yang berinteraksi dengan wilayah pedesaan, kekuatannya tergantung
pada jarak ke pusat kota. Makin jauh dari kota makin lemah interaksinya. Wilayah-
wilayah interaksi tersebut membentuk lingkaran-lingkaran yang dimulai dari pusat kota
sampai ke wilayah pedesaan. Menurut Bintarto, interaksi desa-kota akan membentuk
zone-zone seperti di bawah ini :
Modul Geografi SMA Terbuka Kelas XII - Hal. 61
GEOGRAFI
Kelas XII Semester 1
SMA Terbuka

Gambar 18. Zona Interaksi Desa Kota


Sumber : https://www.slideshare.net/afilahs

a. City dimaksudkan sebagai pusat kota


b. Suburban (sub daerah perkotaan) : daerah penglaju (commuters)
c. Suburban fringe (jalur tepi sub wilayah perkotaan) : peralihan antara kota dan desa
d. Urban fringe (jalur tepi wilayah perkotaan paling luar) : batas terluar kota yang punya
sifat-sifat mirip kota, kecuali inti kota
e. Rural urban fringe (jalur batas desa dan kota): jalur batas desa dan kota, ditandai
dengan pola penggunaan lahan campuran
f. Rural (wilayah desa): wilayah yang masih menitik beratkan pada kegiatan pertanian.

4. Teori Interaksi Desa-Kota


a. Teori Gravitasi (William J. Reilly);
Kekuatan interaksi tergantung pada jumlah penduduk dan jarak antar
wilayahnya. Teori gravitasi digunakan jika, kondisi penduduk sama, kondisi sarana
dan prasarana sama, dan bentuk relief sama.

Keterangan:
Ki = kekuatan interaksi
ΣP1.P2 = jumlah penduduk masing-masing wilayah
J2 = jarak antara kedua wilayah, dikuadratkan

Modul Geografi SMA Terbuka Kelas XII - Hal. 62


GEOGRAFI
Kelas XII Semester 1
SMA Terbuka

Contoh :
Diketahui jumlah penduduk kota X 750.000, kota Y 500.000 dan kota Z 320.000.
Jarak antara kota X dengan kota Y adalah 182 km dan jarak antara X ke kota Z
adalah 215 km. Tentukanlah kekuatan interaksi antara kota X-Y dengan kota X-Z!

Jawab :

= 432.666
Sehingga kekuatan interaksinya lebih besar Kota X-Y daripada Kota Y-Z

b. Teori Titik Henti (The Breaking Point Theory)


Digunakan untuk menentukan kekuatan, besarnya pengaruh atau lokasi
strategis dalam penentuan lokasi industri, pertokoan, perkantoran, fasilitas umum,
dan lain-lain.

Keterangan:
THAB = lokasi titik henti, diukur dari daerah yang jumlah penduduknya lebih
sedikit
JAB = jarak wilayah A ke wilayah B
P> = jumlah penduduk yang lebih banyak
P< = jumlah penduduk yang lebih sedikit

Contoh :
Jumlah penduduk kota A adalah 80.000 orang, jumlah penduduk kota B 40.000 orang. Jarak
antar kota A dengan kota B adalah 50 km. Dari data tersebut hitunglah jarak lokasi titik
henti antara kota A dengan kota B.

Modul Geografi SMA Terbuka Kelas XII - Hal. 63


GEOGRAFI
Kelas XII Semester 1
SMA Terbuka

Jawab :

Artinya, lokasi strategis terdapat pada jarak 20,74 km dari kota terkecil
penduduknya yaitu Kota B

c. Teori Indeks Konektivitas


Teori indeks konektivitas menyatakan bahwa “besarnya konektivitas (tingginya
kekuatan interaksi) tergantung pada jumlah jaringan jalan”.

Keterangan:
β = indeks konektivitas
J = jumlah jaringan jalan
K = jumlah kota

Contoh :
Bandingkanlah indeks konektivitas di antara dua wilayah berikut :

Jawab :
Wilayah A = = 1.5

Wilayah B = = 1.42

Jadi, potensi interaksi antarkota di wilayah A lebih tinggi jika dibandingkan wilayah
B. Hal tersebut terjadi dengan catatan kondisi alam, sosial, serta kualitas prasarana
jalan antara kedua wilayah relatif sama.
Modul Geografi SMA Terbuka Kelas XII - Hal. 64
GEOGRAFI
Kelas XII Semester 1
SMA Terbuka

D. Usaha Pemerataan Pembangunan di Desa dan Kota


Pemerataan pembangunan sangat diperlukan di suatu negara. Dengan adanya
pemerataan pembangunan, semua masyarakat yang ada di suatu negara dapat hidup
lebih sejahtera.

Gambar 19. Dampak Tidak Meratanya Pembengunan


Sumber: pikiran-rakyat.com

Upaya pemerataan pembangunan , di antaranya;


1. Percepatan pembangunan secara optimal.
Upaya ini dilakukan dengan mendorong percepatan pembangunan dan
pertumbuhan wilayah-wilayah strategis yang selama ini masih belum berkembang
secara optimal. Misalnya, ada sebuah daerah yang sebenarnya sangat potensial untuk
dijadikan objek pariwisata. Sehingga infrastruktur daerah tersebut yang harus
dipercepat pembangunannya.
2. Fokus pengembangan wilayah tertinggal dan terpencil.
Pengembangan wilayah tertinggal dan terpencil dapat dilakukan salah satunya
adalah mengirim guru-guru muda (sarjana pendidikan) untuk mengajari di daerah
tertinggal dan terpencil.
3. Mengembangkan wilayah-wilayah perbatasan
Mengubah arah kebijakan pembangunan yang selama ini cenderung berorientasi melihat
ke dalam menjadi melihat keluar. Artinya, pemerintah harus bisa melakukan harmonisasi
dengan negara tetangga yang ada di perbatasan tersebut.
4. Menyeimbangkan pertumbuhan pembangunan

Modul Geografi SMA Terbuka Kelas XII - Hal. 65


GEOGRAFI
Kelas XII Semester 1
SMA Terbuka

Di antaranya dengan; peningkatan peran dan fungsi kota menengah dan kecil,
terutama di luar Jawa sebagai kota kedua (secondary cities); memperkuat peran dan
fungsi pelayanan kota-kota kecil dan menengah bagi pengembangan kawasan
perdesaan disekitarnya, terutama sebagai pusat pemasaran produk perdesaan;
pengendalian pertumbuhan kota-kota besar dan metropolitan.
5. Meningkatkan keterkaitan kegiatan ekonomi
Kegiatan ekonomi di pedesaan dan diperkotaan terus ditingkatkan sekaligus
terintegrasi untuk memudahkan proses produksi, distribusi, hingga sampai ke tangan
masyarakat. Salahsatunya dengan pembangunan jalan, dan pembenanan jalur laut.
6. Mengoperasionalisasikan Rencana Tata Ruang
Pembuatan perencanaan dalam bentuk RTRW-Nasional, RTRW-Pulau, RTRW-
Provinsi, RTRW Kabupaten/Kota sebagai acuan koordinasi dan sinkronisasi
pembangunan antarsektor dan antarwilayah.
7. Pemerataan pemenuhan kebutuhan pokok rakyat
Dengan mengoptimalkan peran Bdan Urusan Pangan dan Logistik (BULOG), untuk
mengelola ketersedian dan distribusi pangan ke seluruh wiyaha Indonesia.
8. Pemerataan kesempatan memperoleh pendidikan dan pelayanan kesehatan
Dengan mengalokasikan APBN yang besar untuk bidang pendidikan dan
kesehatan, juga bantuan biaya pendidikan dan kesehatan untuk keluarga miskin.
9. Pemerataan kesempatan kerja
Melalui pembukaan pelatihan dan kursus, dan pendidikan kejuruan untuk
menyipakn tenaga terampil. Selian itu juga dengan pembukaan lowongan kerja secara
langsung (PNS), atau bekerjasama dengan pihak swasta dengan menciptakan stabilitas
nasional yang kondusif.

E. Dampak Perkembangan Desa dan Kota terhadap masyarakat Desa dan Kota
1. Dampak yang ditimbulkan dari pembangunan desa terhadap masyarakat desa,
diantaranya :
a. Pengetahuan penduduk desa menjadi meningkat karena banyak sekolah yang
dibangun di desa
b. Jumlah guru dan sekolah yang banyak terdapat di desa memungkinkan menjadi
penggerak kemajuan penduduk desa melalui pendidikan
c. Perluasan jalur jalan desa kota dan peningkatan jumlah kendaraan bermotor telah
menjangkau daerah pedesaan sehingga hubungan desa dan kota.
d. Produktivitas desa makin meningkat dengan hadirnya teknologi tepat guna.
e. Berkurangnya lahan pertanian karena banyak dialihfungsikan kedalam pembangunan
f. Peningkatan kegiatan kewirausahaan yang menghasilkan produk berkualitas, seperti
kerajinan tangan, industri rumah tangga, teknik perhubungan dan lain-lain.

Modul Geografi SMA Terbuka Kelas XII - Hal. 66


GEOGRAFI
Kelas XII Semester 1
SMA Terbuka

Gambar 20. Dampak Interaksi Kota Terhadap Desa


Sumber: pikiran-rakyat.com

2. Dampak yang ditimbulkan dari perkembangan pembangunan desa dan kota


terhadap masyarakat kota, di antaranya :
a. Tercukupinya kebutuhan bahan pangan bagi penduduk perkotaan
b. Jumlah tenaga kerja diperkotaan melimpah karena banyaknya penduduk dari desa
yang pergi ke kota
c. Produk-produk yang dihasilkan di daerah perkotaan dapat sampai ke pelosok desa
d. Jumlah penduduk desa yang yang pergi ke kota tanpa keahlian menimbulkan
permasalahan bagi daerah perkotaan
e. Penduduk dengan pendapatan rendah kesulitan mencukupi kebutuhan hidupnya.
f. Nilai lahan di perkotaan yang mahal, memaksa warga menggunakan lahan atau
tempat yang tidak layak untuk pemukiman.
g. Terjadi degradasi kualitas lingkungan. Peningkatan jumlah penduduk kota yang pesat
mendorong pembangunan rumah-rumah di wilayah kota.

Gambar 21. Dampak Interaksi DesaTerhadap Kota


Sumber: pikiran-rakyat.com
Modul Geografi SMA Terbuka Kelas XII - Hal. 67
GEOGRAFI
Kelas XII Semester 1
SMA Terbuka

Penilaian Pembelajaran

Untuk mengetahui sejauh mana pemahaman Anda


tentang Interaksi Keruangan Desa dan Kota ini, maka jawablah
soal-soal ini dengan tepat, jujur, dan mandiri!
A. Pilihan Ganda
Pilihlah jawaban yang paling tepat!
1. Desa sebagai suatu hasil perpaduan antara kegiatan sekelompok manusia dengan
lingkungannya.Hasil perpaduan itu ialah suatu wujud atau kenampakan di muka bumi
yang ditimbulkan oleh unsur-unsur fisiografi, sosial, ekonomi, politik dan kultural
yang saling berinteraksi antar unsur-unsur tersebut dan juga dalam hubungannya
dengan daerah lain. Pernyataan diatas merupakan definisi desa menurut ...
A. Undang-undang Republik Indonesia No. 6 Tahun 2014
B. R. Bintarto
C. W.J Reilly
D. Newton
E. Koentjaraningrat
2. Penyebab utama penduduk desa sebagian besar bekerja di sektor pertanian adalah ...
A. Sumber daya manusia yang ada di desa masih rendah
B. Tingkat pendidikan yang ada di desa tergolong rendah
C. Belum masuknya pengaruh industri desa
D. Rendahnya tingkat pendapatan penduduk
E. Penduduk desa masih meneruskan tradisi dalam pengolahan lahan pertanian.
3. Pola keruangan desa, dimana rumah penduduk berderet dikanan atau di kiri
jalan/sungai pertanian terletak dibelakang rumah penduduk, termasuk pola ...
A. Manyebar
B. Mengelompok
C. Memanjang/linier
D. Mengelilingi fasilitas tertetu
E. Memencar
4. Desa yang sudah mampu mengembangkan potensi yang dimiliki desa, ditandai
dengan masyarakatnya yang sudah melakukan interaksi dengan masyarakatnya yang
sudah melakukan interaksi dengan masyarakat luar dan kemampuan untuk saling
mempengaruhi wilayah luar, termasuk kategori desa ...
A. Desa kecil
B. Desa tradisional
C. Desa swadaya
D. Desa swakarya
E. Desa swasembada
Modul Geografi SMA Terbuka Kelas XII - Hal. 68
GEOGRAFI
Kelas XII Semester 1
SMA Terbuka

5. Yang termasuk potensi fisik desa, diantaranya ...


A. Agraris (primer): pertanian, perikanan, peternakan, pengumpulan hasil hutan.
B. Lokasi; Luas desa; Keadaan tanah; Keadaan air; Keadaan alam nabati dan
hewani.
C. Jumlah penduduk; Penyebaran; dan Karakteristiknya
D. Perhubungan dan komunikasi; Pengairan dan produksi; dan Pemasaran.
E. Kesenian, budaya dan perkembangan tingkat pendidikan.
6. Kota merupakan pusat pemukiman dan kegiatan penduduk yang mempunyai batasan
administratif yang diatur dalam perundang-undangan serta pemukiman yang telah
memperlihatkan watak dan ciri kehidupan perkotaan, pernyataan diatas merupakan
pengeritian kota menurut ....
A. Daldjoeni
B. Bintarto
C. Undang-undang No.2 Tahun 1987
D. Undang-undang No.6 Tahun 2014
E. Hoyt
7. Berikut ini adalah ciri-ciri sosial masyarakat kota, kecuali ...
A. Individualistis
B. Gesselschaft
C. Gemeinschaft
D. Nonagraris
E. Kebudayaan heterogen
8. Zona nomor tiga dalam teori konsentris adalah ...
A. Zona pusat wilayah kegiatan
B. Zona peralihan
C. Zona penglaju
D. Zona pemukiman kelas menengah
E. Zona pemukiman kelas pekerja (buruh)
9. Wilayah perkotaan yang terdiri atas beberapa kota metropolis yang berdekatan
lokasinya sehingga membentuk jalur perkotaan yang sangat besar dan telah
mencapai tingkat tertinggi, termasuk kedalam tahap perkembangan kota yaitu ...
A. Neopolis
B. Polis
C. Metropolis
D. Megalopolis
E. Tiranopolis
10. Faktor-faktor penentu perkembangan suatu kota, kecuali ...
A. Intervensi dan kebijakan pemerintah
B. Keterlibatan sektor swasta
C. Insfrastruktur kota
D. Ketersediaan sumber daya
Modul Geografi SMA Terbuka Kelas XII - Hal. 69
GEOGRAFI
Kelas XII Semester 1
SMA Terbuka

E. Kepadatan penduduk tinggi


11. Jumlah penduduk kota A 500.000 jiwa, kota B 20.000 jiwa, jarak A-B 30 km. Di antara
kota A dan B akan dibangun pasar. Dimanakah posisi ideal pasar akan dibangun
sesuai dengan teori titik henti ?
A. 2,5 km dari kota A
B. 5,0 km dari kota B
C. 7,5 km dari kota A
D. 10 km dari kota B
E. 12,5 km dari kota A
12. Diketahui jumlah penduduk kota A 1000 orang, kota B 2000 orang dan kota C 3000
orang. Jarak kota A ke B 25 km, sedangkan dari kota B ke C 100 km. Kekuatan
interaksi kota yang lebih besar adalah ….
A. A-B = 3200, dan B-C = 600
B. A-B = 3300, dan B-C = 700
C. A-B = 3200, dan B-C = 800
D. A-B = 3300, dan B-C = 900
E. A-B = 3200, dan B-C = 1000
13. Perhatikan gambar berikut ini!

Besarnya indeks konektivitas yang dimiliki oleh wilayah pada gambar adalah...
A. 1,6
B. 2,5
C. 3,6
D. 4,7
E. 5,4
14. Usaha pembangunan pedesaan dilakukan dengan gencar agar dapat meningkatkan
taraf hidup masyarakat. Namun pembangunan desa harus tetap konsisten dengan
sejumlah orientasi berikut, kecuali ....
A. tidak membedakan status penduduk desa dan kota
B. corak kehidupan ditingkatkan ke arah yang logis dan pragmatis
C. meningkatkan sikap kreatif, dinamis, dan fleksibel menghadapi kesulitan
D. menghilangkan isolasi desa
E. mengikis tradisi-tradisi yang masih hidup dalam masyarakat

Modul Geografi SMA Terbuka Kelas XII - Hal. 70


GEOGRAFI
Kelas XII Semester 1
SMA Terbuka

15. Di bawah ini merupakan dampak positif pembangunan desa dan kota terhadap
masyarakat desa, adalah ...
A. Pengetahuan penduduk desa menjadi meningkat karena banyak sekolah yang
dibangun di desa
B. Jumlah guru dan sekolah yang banyak terdapat di desa memungkinkan
menjadi penggerak kemajuan penduduk desa melalui pendidikan
C. Perluasan jalur jalan desa kota dan peningkatan jumlah kendaraan bermotor
telah menjangkau daerah pedesaan sehingga hubungan desa dan kota.
D. Produktivitas desa makin meningkat dengan hadirnya teknologi tepat guna.
E. Berkurangnya lahan pertanian karena banyak dialihfungsikan kedalam
pembangunan

Kunci jawaban muncul dengan scan QR code yang tersedia di


samping kanan. Untuk menghitung nilai ketercapaian
kompetensi dapat menggunakan rumus di bawah ini!

Nilai = Jumlah benar x 100


15

Jika nilai anda lebih 60, maka anda boleh melanjutkan mempelajari materi selanjutnya,
namun jika nilai yang diperoleh masih kurang dari 60, silahkan anda pelajari kembali
materi yang belum anda kuasai, kemudian kerjakan kembali soal uji kompetensi di atas,
sampai anda memperoleh nilai lebih 60.

B. TUGAS MANDIRI
Amatilah desa sekitar/ tempat tinggalmu, kemudian jawablah pertanyaan
pada Lembar Kerja berikut!. Tulis pada lembar yang disediakan, lakukan
secara berkelompok, kemudian laporan hasil dsikusinya dan diberikan kepada
tutor Anda.

LEMBAR KERJA STRUKTUR KERUANGAN SERTA PERKEMBANGAN DESA DAN KOTA


Nama :...........................................................
TKB : ...........................................................

1. Nama Desa : .............................................................................


2. Batas Geografis Desa
Utara : .............................................................................
Selatan : .............................................................................
Barat : .............................................................................
Timur : .............................................................................

Modul Geografi SMA Terbuka Kelas XII - Hal. 71


GEOGRAFI
Kelas XII Semester 1
SMA Terbuka

3. Isilah tabel berikut!


POTENSI DESA
FISIK SOSIAL

1. ................................................. 1. ................................................
2. ................................................. 2. ................................................
3. ................................................. 3. ................................................
4. ................................................. 4. ................................................
5. ................................................. 5. ................................................

Maka termasuk kedalam kategori Alasan :


desa :
.....................................................
...................................................... ......................................................
...................................................... ......................................................
......................................................
......................................................

Maka termasuk kedalam kategori Alasan :


Pola Keruangan Desa:
......................................................
......................................................
......................................................
......................................................
......................................................
......................................................
......................................................

Infrastruktur /pembangunan desa


1. ................................................
......................................................
2. .................................................
......................................................
3. .................................................
4. ..................................................
5. ..................................................

Modul Geografi SMA Terbuka Kelas XII - Hal. 72


GEOGRAFI
Kelas XII Semester 1
SMA Terbuka

DAMPAK DARI PEMBANGUNAN DESA


FISIK SOSIAL

1. ............................................. 1. .......................................................
2. ............................................. 2. .......................................................
3. ............................................. 3. .......................................................

Tindak Lanjut Pembelajaran

Peserta didik disebut telah menyelesaikan pembelajaran materi mengenai Interaksi


Keruangan Desa dan Kota, peserta didik harus memenuhi kriteria sebagai berikut:
1. Membaca modul materi pembelajaran,
2. Mengerjakan tugas melalui penilaian pembelajaran (termasuk tugas mandiri),
3. Melaporkan hasil pembelajaran kepada Guru Bina.
Setelah menyelesaikan pembelajaran pada materi ini, peserta didik Apabila nilai
evaluasi pembelajaran tidak mencapai kriteria ketuntasan yang telah ditentukan,
segera untuk meminta remedial atau tugas. Kemudian, Setelah menuntaskan
kegiatan pembelajaran materi ini, anda dapat melanjutkan pada Penilaian Akhir
Semester Ganjil.

Referensi

Arifin, Aji. 2016. Buku Siswa Geografi XII. Mediatama: Surakarta


Somantri, lili, Nurul Huda. 2016. Aktif dan Kreatif Belajar Geografi 3. Grafindo Media
Pratama: Bandung
https://blog.ruangguru.com/9-bentuk-usaha-pemerataan-pembangunan-di-desa-dan-kota

https://budisma.net/2016/12/ciri-ciri-desa-tradisional-swadaya-swakarya-dan-
swasembada.html
https://gramnivasa.wordpress.com/2015/08/24/rural-settlements/
https://harisrosi.blogspot.com/2017/07/makalah-pengertian-desa-potensi-desa.html
http://hedisasrawan.blogspot.com/2016/01/pengertian-desa-artikel-lengkap.html
http://jembatan4.blogspot.com/2013/09/pola-keruangan-desa.html
https://slideplayer.info/slide/3065385/

http://www.belajargeografi.com/2016/05/teori-bergandamultiple-nuclei.html

Modul Geografi SMA Terbuka Kelas XII - Hal. 73


GEOGRAFI
Kelas XII Semester 1
SMA Terbuka

Daftar Istilah

Desa : Sebagai suatu hasil perpaduan antara kegiatan sekelompok


manusia dengan lingkungannya.Hasil perpaduan itu ialah
suatu wujud atau kenampakan di muka bumi yang ditimbulkan
oleh unsur-unsur fisiografi, sosial, ekonomi, politik dan kultural
yang saling berinteraksi antar unsur-unsur tersebut dan juga
dalam hubungannya dengan daerah lain.
Desa Tradisional : desa pada masyarakat terasing yang seluruh kehidupannya
tergantung pada alam sekitarnya
Desa Swadaya : merupakan tipe desa dengan ciri-ciri: penduduknya jarang,
masih terikat pada adat istiadat;lembaga sosialyang ada masih
sederhana; tingkat pendidikan masyarakatnya rendah,
produktivitas tanah rendah;kegiatan penduduk dipengaruhi
oleh keadaan alam.

Desa Swakarya : adat istiadat mengalami perubahan; pengaruh dari luar mulai
masuk sehingga masyarakatnya mengalami perubahan cara
berpikir; mata pencaharian mengalami diversivikasi; lapangan
kerja bertambah sehingga produktivitas meningkat; gotong
royong lebih efektif; pemerintah desa berkembang baik;
Desa Swasembada : desa yang telah maju, memiliki ciri-ciri sebagai berikut, ikatan
adat istiadat yang berkaitan dengan kegiatan ekonomi sudah
tidak berpengaruh terhadap alam.
Kota : diartikan sebagai suatu sistem jaringan kehidupan manusia
yang ditandai dengan kepadatan penduduk yang tinggi, dan
diwarnai dengan strata sosial ekonomi yang heterogen dan
coraknya yang materialistis.
gemeinschaft : Kelompok sosial yang anggotanya berhubungan erat atau
disebut paguyuban
gesselschaft : Kelompok sosial yang anggota-anggotanya berhubungan
dengan dasar kepentingan pribadi atau disebut patembeyan.
commuters : Gerakan penduduk ulang alik (zona penglaju)
Suburban fringe : peralihan antara kota dan desa
Urban fringe : batas terluar kota yang punya sifat-sifat mirip kota, kecuali inti
kota
Rural urban fringe : jalur batas desa dan kota, ditandai dengan pola penggunaan
lahan campuran
Rural : wilayah yang masih menitik beratkan pada kegiatan pertanian.

Modul Geografi SMA Terbuka Kelas XII - Hal. 74


GEOGRAFI
Kelas XII Semester 1
SMA Terbuka

Transportasi : Pemindahan barang dan manusia dari tempat asal ke tempat


tujuan
Urbanisasi : Perpindahan penduduk dari desa ke kota
Interaksi : Terjadinya kontak atau hubungan antara dua wilayah atau
lebih dan dari hasil kontak itu dapat timbul sesuatu kenyataan
yang baru dalam wujud tertentu, maka apa yang sedang atau
yang sudah terjadi.
Teori gravitasi : Model yang paling banyak digunakan untuk melihat besarnya
daya tarik dari suatu potensi yang berada pada suatu lokasi.
Daya tarik tersebut mendorong berbagai berbagai kegiatan
lain untuk berlokasi didekat kegiatan yang telah ada terlebih
dahulu.

Modul Geografi SMA Terbuka Kelas XII - Hal. 75


GEOGRAFI
Kelas XII Semester 1
SMA Terbuka

Modul
mengawetkan, mengemas, atau mengubah Geografi
bentuk pangan.SMA Terbuka Kelas XII - Hal. 76

Anda mungkin juga menyukai