Anda di halaman 1dari 116

MODUL

SEJARAH INDONESIA
KELAS XII SEMESTER 1

Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat


Program SMA Terbuka
2018
ii.
Diterbitkan oleh :

BIDANG PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH ATAS


DINAS PENDIDIKAN PROVINSI JAWA BARAT
Jalan Dr. Radjiman No. 6 Telp (022) 4264813 Fax: (022) 4264881
Wisseelbord (022) 4264944, 4264957, 4264973
Bandung 40171

Pengarah

Dr. Ir.H. Ahmad Hadadi, M.Si.


Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat

Penanggung Jawab

Ir. H. Yesa Sarwedi Hamiseno, M.Pd.


Kepala Bidang Pembinaan Sekolah Menengah Atas

Koordinator Pengembang Modul

Drs. Deden Saeful Hidayat, M.Pd.


Kepala KCD Wilayah VI
Aan Nugraha, S.Pd.
Staf Bidang Pembinaan Sekolah Menengah Atas
Dian Rochdiana, S.T.
Staf Bidang Pembinaan Sekolah Menengah Atas

Koordinator Pelaksana

Kustimi, M.Pd.
Staf Bidang Pembinaan Sekolah Menengah Atas Disdik Provinsi Jawa Barat.
Tim SEAMOLEC.
Suamin, S.Pd.
Tim Teknis Bidang Pembinaan Sekolah Menengah Atas Disdik Provinsi Jawa Barat.
Drs. H. Jumdiat Marzuki, M.M.
Tim Teknis Bidang Pembinaan Sekolah Menengah Atas Disdik Provinsi Jawa Barat.
Dr. Sundari, M.Pd.
Tim Teknis Bidang Pembinaan Sekolah Menengah Atas Disdik Provinsi Jawa Barat.
Dra. Dedeh Suatini. M.Pd.
Kepala SMA Negeri 2 Padalarang Kab. Bandung.
Aip Syarif Hasan Effendi, M.Pd.
Guru SMA Negeri 2 Padalarang Kab. Bandung
Yudi Kusniadi, S.Pd., M.Pd.
Guru SMA Pasundan 2 Kabupaten Cianjur.

Penulis Modul

Irma Samrotul Fuadah, S.Pd., M.MPd. (Guru SMA Negeri 1 Subang)


Nina Napilah, S.Pd., M.M. (Guru SMA Negeri 25 Bandung)
Siti Sariah Kartini, S.Pd. (Guru SMA YAS Bandung)
Aditya Mara Yuda, S.Pd. (Guru SMA Negeri 26 Bandung)
Muhammad Faisal, S.Pd. (Guru SMA Negeri 2 Padalarang)
Maryam Kurnia, S.Pd. (Guru SMA Negeri 4 Garut)
Ina Hendayani, S.Pd. (Guru SMA Negeri 5 Kota Tasik)

Editor

Drs. R. Eryanto, M.Pd.


Tim Teknis Bidang Pembinaan Sekolah Menengah Atas Disdik Provinsi Jawa Barat
Irma Samrotul Fuadah, S.Pd., M.MPd.
Guru SMA Negeri 1 Subang

Layout

Tim Teknis Bidang Pembinaan Sekolah Menegah Atas Disdik Provinsi Jawa Barat.
KATA PENGANTAR

Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat dalam rangka meningkatkan APK


Sekolah Menengah telah menetapkan sebuah strategi yang inovatif yaitu dengan
melalui penyelenggaraan Sekolah Menengah Atas Terbuka atau SMA Terbuka, yang
tersebar di seluruh kabupaten kota yang ada di Jawa Barat.
Keberadaan SMA Terbuka tentunya disamping dalam rangka untuk
meningkatkan layanan akses daya tampung tetapi perlu pula didampingi dengan adanya
peningkatan mutu pendidikan dari SMA Terbuka itu sendiri . Dalam rangka
meningkatkan mutu pendidikan di SMA Terbuka tentunya sangat dipengaruhi dengan
adanya proses belajar dan bahan ajar yang digunakan oleh peserta didik yang ada di
SMA Terbuka. Dengan adanya proses belajar dan bahan ajar yang tepat diharapkan
mutu pendidikan SMA Terbuka dapat disejajarkan dengan mutu pendidikan yang ada di
sekolah reguler.
Modul merupakan bahan ajar yang tepat untuk SMA Terbuka karena proses
belajar di SMA Terbuka sebagian besar menggunakan pola belajar mandiri. Dengan
adanya bahan ajar modul SMA Terbuka yang sudah disusun dan mengacu kepada
Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar yang sesuai dengan Kurikulum yang berlaku,
diharapkan proses belajar SMA Terbuka lebih efektif dan dapat berjalan dengan lancar.
Untuk itulah maka Dinas Pendidikan Pemerintah Provinsi Jawa Barat mengadakan bahan
ajar modul untuk SMA Terbuka pada Tahun 2018.
Kepada semua pihak yang telah membantu terhadap kelancaran dalam proses
pengadaan modul SMA Terbuka ini, Kepala Dinas Pendidikan Pemerintah Daerah
Provinsi Jawa Barat mengucapkan terima kasih semoga kebaikan saudara mendapat
imbalan dari Allah SWT, Aamiin.
Bandung, 24 April 2018.
Kepala Dinas Pendidikan
Provinsi Jawa Barat

Dr. Ir H. Ahmad Hadadi , M.Si


Pembina Utama Madya
NIP. 19611231 198703 1 042

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................. i


DAFTAR ISI .................................................................. ii

PENDAHULUAN .................................................................. 1
Deskripsi .................................................................. 1
Prasyarat .................................................................. 1
Panduan Belajar .................................................................. 1
Tujuan Akhir .................................................................. 3
Cek Kemampuan .................................................................. 5
Soal Teori .................................................................. 5
Soal Praktek .................................................................. 6

BAB 1 UPAYA BANGSA INDONESIA DALAM MENGHADAPI ANCAMAN


DISINTEGRASI BANGSA
Tujuan Pembelajaran .................................................................. 2
Uraian Materi .................................................................. 2
Penilaian Pembelajaran .................................................................. 11
Tindak Lanjut Pembelajaran .................................................................. 12
Referensi .................................................................. 12
Daftar Istilah .................................................................. 12

BAB 2 PERAN DAN NILAI-NILAI PERJUANGAN TOKOH NASIONAL DAN DAERAH


DALAM MEMPERTAHANKAN KEUTUHAN BANGSA DAN NEGARA INDONESIA PADA
MASA 1945-1965
Tujuan Pembelajaran .................................................................. 14
Uraian Materi .................................................................. 14
Penilaian Pembelajaran .................................................................. 20
Tindak Lanjut Pembelajaran .................................................................. 20
Referensi .................................................................. 21
Daftar Istilah .................................................................. 22

BAB 3 PERKEMBANGAN POLITIK DAN EKONOMI BANGSA INDONESIA PADA MASA


AWAL KEMERDEKAAN SAMPAI MASA DEMOKRASI LIBERAL
Tujuan Pembelajaran .................................................................. 24
Uraian Materi .................................................................. 24
Penilaian Pembelajaran .................................................................. 35
Tindak Lanjut Pembelajaran .................................................................. 37
Referensi .................................................................. 37
Daftar Istilah .................................................................. 38

ii.
BAB 4 KEBIJAKAN POLITIK DAN EKONOMI PEMERINTAHAN DEMOKRASI TERPIMPIN
Tujuan Pembelajaran .................................................................. 40
Uraian Materi .................................................................. 40
Penilaian Pembelajaran .................................................................. 51
Tindak Lanjut Pembelajaran .................................................................. 53
Referensi .................................................................. 54
Daftar Istilah .................................................................. 54

BAB 5 PERKEMBANGAN KEHIDUPAN POLITIK DAN EKONOMI BANGSA INDONESIA


PADA MASA ORDE BARU
Tujuan Pembelajaran .................................................................. 56
Uraian Materi .................................................................. 56
Penilaian Pembelajaran .................................................................. 70
Tindak Lanjut Pembelajaran .................................................................. 73
Referensi .................................................................. 73
Daftar Istilah .................................................................. 74

BAB 6 PERKEMBANGAN KEHIDUPAN POLITIK DAN EKONOMI BANGSA PADA MASA


PEMERINTAHAN REFORMASI
Tujuan Pembelajaran .................................................................. 76
Uraian Materi .................................................................. 76
Penilaian Pembelajaran .................................................................. 93
Tindak Lanjut Pembelajaran .................................................................. 96
Referensi .................................................................. 96
Daftar Istilah .................................................................. 97

iii.
PENDAHULUAN

Deskripsi

Dalam modul ini anda akan mempelajari tentang beberapa materi ; pertama,
upaya Bangsa Indonesia dalam menghadapi ancaman disintegrasi bangsa antara
lain PKI Madiun, DI/TII, APRA, Andi Azis, RMS, PRRI-Permesta dan G 30 S/PKI.
Kedua, peran dan nilai-nilai perjuangan tokoh nasional dan daerah dalam
mempertahankan keutuhan bangsa dan negara indonesia pada masa 1945-1965.
Ketiga, kondisi politik dan ekonomi Bangsa Indonesia pada Awal Kemerdekaan
sampai masa Demokrasi Liberal. Keempat, kebijakan politik dan ekonomi
pemerintahan Demokrasi terpimpin. Kelima, perkembangan kehidupan politik
dan ekonomi bangsa pada masa Orde Baru, dan keenam, perkembangan
kehidupan politik dan ekonomi bangsa pada masa pemerintahan Reformasi.

Prasyarat

Agar dapat mempelajari modul ini dengan efektif anda harus memahami
terlebih dahulu tujuan yang akan dicapai sehingga dalam memahami setiap
materi anda mampu berpikir sisitematis sesuai dengan arah tujuan yang
ditetapkan.

Panduan Belajar

1. Pahami setiap materi teori dasar yang akan menunjang penguasaan suatu
pekerjaan dengan membaca secara teliti. Apabila terdapat tugas baik
tugas individu maupun kelompok, maka kerjakan tugas-tugas tersebut
sebagai sarana latihan. Bilamana perlu, konsultasikan hasil tersebut
kepada guru pamong atau guru bina
2. Jawablah setiap penilaian pembelajaran dengan jawaban yang benar
serta kerjakan sesuai dengan kemampuan anda setelah mempelajari
modul ini.
3. Catatlah kesulitan yang anda dapatkan dalam modul ini untuk ditanyakan
pada guru pada saat kegiatan tatap muka. Bacalah referensi yang lain

1
yang berhubungan dengan materi modul agar anda mendapatkan
pengetahuan tambahan.
4. Untuk keberhasilan Anda dalam mempelajari sejarah, ikutilah alur
berikut:

5. Pahami peta kemampuan yang harus Anda pahami


Aspek Pengetahuan Aspek Keterampilan Alokasi
Waktu
Menganalisis upaya bangsa Merekonstruksi upaya bangsa 4 x 45 Menit
Indonesia dalam Indonesia dalam menghadapi
menghadapi ancaman ancaman disintegrasi bangsa
disintegrasi bangsa antara antara lain: PKI Madiun 1948,
lain: PKI Madiun 1948, DI/TII, APRA, Andi Aziz, RMS,
DI/TII, APRA, Andi Aziz, PRRI, Permesta, G-30-S/PKI dan
RMS, PRRI, Permesta, G-30- menyajikannya dalam bentuk
S/PKI cerita sejarah

Mengevaluasi peran dan Menuliskan peran dan nilai-nilai 4 x 45 Menit


nilai-nilai perjuangan tokoh perjuangan tokoh nasional dan
nasional dan daerah dalam daerah yang berjuang
mempertahankan mempertahankan keutuhan
keutuhan negara dan negara dan bangsa Indonesia
bangsa Indonesia pada pada masa 1945–1965
masa 1945–1965
Menganalisis Merekonstruksi perkembangan 6 x 45 Menit
perkembangan kehidupan kehidupan politik dan ekonomi
politik dan ekonomi bangsa bangsa Indonesia pada masa
Indonesia pada masa awal awal kemerdekaan sampai masa
kemerdekaan sampai masa Demokrasi Liberal dan
Demokrasi Liberal menyajikannya dalam bentuk

2
laporan tertulis
Menganalisis Melakukan penelitian 6 x 45 Menit
perkembangan kehidupan sederhana tentang kehidupan
politik dan ekonomi bangsa politik dan ekonomi bangsa
Indonesia pada masa Indonesia pada masa Demokrasi
Demokrasi Terpimpin Terpimpin dan menyajikannya
dalam bentuk laporan tertulis
Menganalisis Melakukan penelitian 4 x 45 Menit
perkembangan kehidupan sederhana tentang
politik dan ekonomi pekembangan kehidupan politik
bangsa Indonesia pada dan ekonomi bangsa Indonesia
masa Orde Baru pada masa Orde Baru dan
menyajikannya dalam bentuk
laporan tertulis
Menganalisis Melakukan penelitian 8 x 45 Menit
perkembangan kehidupan sederhana tentang
politik dan ekonomi pekembangan kehidupan politik
bangsa Indonesia pada dan ekonomi bangsa Indonesia
masa awal Reformasi pada masa awal Reformasi dan
menyajikannya dalam bentuk
laporan tertulis

Tujuan Akhir

Setelah anda mempelajari modul ini, diharapkan anda dapat:


1. Menjelaskan faktor penyebab munculnya peristiwa yang mengancam
disintegrasi bangsa pada kurun waktu 1948-1965.
2. Mmenjelaskan kronologi terjadinya peristiwa yang mengancam
disintegrasi bangsa pada kurun waktu 1948-1965.
3. Menjelaskan upaya pemerintahan dalam menghaapi ancaman
disintegrasi bangsa pada kurun waktu 1948-1965
4. Peserta didik dapat menghargai peran tokoh-tokoh nasional dan daerah
yang berjuang mempertahankan keutuhan NKRI
5. Peserta didik dapat meneladani tokoh-tokoh nasional dan daerah yang
berjuang mempertahankan keutuhan NKRI
6. Peserta didik dapat mencontoh tokoh-tokoh nasional dan daerah yang
berjuang mempertahankan keutuhan NKRI

3
7. Mengidentifikasi perkembangan politik Indonesia pada awal
kemerdekaan
8. Mendeskripsikan perkembangan ekonomi Indonesia pada awal
kemerdekaan
9. Menganalisis perkembangan politik Indonesia pada masa Demokrasi
Liberal
10. Menganalisis perkembangan ekonomi Indonesia pada masa Demokrasi
Liberal
11. Memaparkan isi Dekrit Presiden 5 Juli 1959
12. Menganalisis kebijakan politik pemerintah pada masa Demokrasi
Terpimpin
13. Menganalisis kebijakan politik pemerintah pada masa Demokrasi
Terpimpin
14. Menganalisis kebijakan luar negeri pemerintah pada masa Demokrasi
Terpimpin
15. Mengidentifikasi penyimpangan-penyimpangan yang terjadi pada masa
Demokrasi Terpimpin
16. Menganalisis latar belakang munculnya Orde Baru
17. Mengidentifikasi kebijakan-kebijakan politik yang muncul pada masa
Orde Baru
18. Mengidentifikasi kebijakan-kebijakan ekonomi yang uncul pada masa
Orde Baru
19. Menganalisis penyebab dibubarkannya PKI
20. Menganalisis diberlakukannya penyederhanaan partai politik
21. Menganalisis proses dilaksanakannya pemilu yang berkesinambungan
22. Menganalisis kebijakan Dwifungsi ABRI
23. Menganalisis diterapkannya Pedoman Penghayatan dan Pengamalan
Pancasila (P-4)
24. Menelaah proses penataan politik luar negeri Indonesia
25. Menganalisis proses diberlakukannya kebijakan Trilogi Pembangunan
26. Menganalisis diterapkannya kebijakan Repelita (Rencana Pembangunan
Lima Tahun)
27. Menganalisis dampak dari kebijakan-kebijakan politik dan ekonomi yang
diterapkan pada masa Orde Baru
28. Mendeskripsikan latar belakang terjadinya gerakan Reformasi
29. Menganalisis perkembangan kehidupan politik dan ekonomi pada masa
pemerintahan Reformasi

4
Cek Kemampuan

Belajar sejarah sudah anda dapatkan sejak di Kelas X dan XI , coba anda
jawab beberapa pertanyaan di bawah ini :

Apa yang anda ketahui tentang pemberontakan-pemberontakan


di daerah yang mengancam Integrasi Bangsa ?

Bagaimana sistem pemerintahan Indonesia setelah merdeka dan


kembali ke Negara Kesatuan Republik Indonesia ?

Soal Teori

Soal-soal teori atau aspek pengetahuan dibuat untuk mengukur sejauh mana
materi sudah anda kuasai dengan baik. Soal-soal teori ini dibuat mengacu
kepada tujuan pembelajaran yang harus anda kuasai. Oleh karena itu
pahamilah tujuan pembelajaran yang ada dalam setiap modul ini.
Soal pengetahuan berkisar pada pertanyaan :
1. Faktor penyebab munculnya peristiwa yang mengancam disintegrasi
bangsa pada kurun waktu 1948-1965.
2. Kronologi terjadinya peristiwa yang mengancam disintegrasi bangsa pada
kurun waktu 1948-1965.
3. Upaya pemerintahan dalam menghaapi ancaman disintegrasi bangsa
pada kurun waktu 1948-1965
4. Peran tokoh-tokoh nasional dan daerah yang berjuang mempertahankan
keutuhan NKRI
5. Tokoh-tokoh nasional dan daerah yang berjuang mempertahankan
keutuhan NKRI
6. Tokoh-tokoh nasional dan daerah yang berjuang mempertahankan
keutuhan NKRI
7. Mengidentifikasi perkembangan politik Indonesia pada awal
kemerdekaan
8. Mendeskripsikan perkembangan ekonomi Indonesia pada awal
kemerdekaan
9. Menganalisis perkembangan politik Indonesia pada masa Demokrasi
Liberal

5
10. Menganalisis perkembangan ekonomi Indonesia pada masa Demokrasi
Liberal
11. Memaparkan isi Dekrit Presiden 5 Juli 1959
12. Menganalisis kebijakan politik pemerintah pada masa Demokrasi
Terpimpin
13. Menganalisis kebijakan politik pemerintah pada masa Demokrasi
Terpimpin
14. Menganalisis kebijakan luar negeri pemerintah pada masa Demokrasi
Terpimpin
15. Mengidentifikasi penyimpangan-penyimpangan yang terjadi pada masa
Demokrasi Terpimpin
16. Menganalisis latar belakang munculnya Orde Baru
17. Mengidentifikasi kebijakan-kebijakan politik yang muncul pada masa
Orde Baru
18. Mengidentifikasi kebijakan-kebijakan ekonomi yang uncul pada masa
Orde Baru
19. Menganalisis penyebab dibubarkannya PKI
20. Menganalisis diberlakukannya penyederhanaan partai politik
21. Menganalisis proses dilaksanakannya pemilu yang berkesinambungan
22. Menganalisis kebijakan Dwifungsi ABRI
23. Menganalisis diterapkannya Pedoman Penghayatan dan Pengamalan
Pancasila (P-4)
24. Menelaah proses penataan politik luar negeri Indonesia
25. Menganalisis proses diberlakukannya kebijakan Trilogi Pembangunan
26. Menganalisis diterapkannya kebijakan Repelita (Rencana Pembangunan
Lima Tahun)
27. Menganalisis dampak dari kebijakan-kebijakan politik dan ekonomi yang
diterapkan pada masa Orde Baru
28. Mendeskripsikan latar belakang terjadinya gerakan Reformasi
29. Menganalisis perkembangan kehidupan politik dan ekonomi pada masa
pemerintahan Reformasi

Soal Praktek

Dalam penilaian hasil belajar selain soal-soal untuk mengukur aspek


pengetahuan, juga dimunculkan soal-soal untuk mengukur aspek
keterampilan

6
KOMPETENSI DASAR 3.1
Menganalisis Upaya Bangsa Indonesia dalam
Menghadapi Ancaman Disintegrasi Bangsa antara lain
PKI Madiun 1948, DI/TII, APRA, Andi Aziz, RMS, PRRI,
Permesta, G-30-S/PKI

1
BAB 1

UPAYA BANGSA INDONESIA DALAM MENGHADAPI


ANCAMAN DISINTEGRASI BANGSA

Tujuan Pembelajaran

Melalui kegiatan pengamatan dan diskusi kelompok, peserta didik diharapkan dapat :
1. Menjelaskan faktor penyebab munculnya peristiwa yang mengancam disintegrasi
bangsa pada kurun waktu 1948-1965.
2. Mmenjelaskan kronologi terjadinya peristiwa yang mengancam disintegrasi bangsa
pada kurun waktu 1948-1965.
3. Menjelaskan upaya pemerintahan dalam menghaapi ancaman disintegrasi bangsa
pada kurun waktu 1948-1965.

Uraian Materi

Berbagai Konflik di Indonesia

Perhatikan gambar di atas! Apa pendapat Anda mengenai adanya berbagai konflik di
Indonesia?. Patut disyukuri, Indonesia menjadi negara yang ditakdirkan oleh Tuhan YME
sebagai negara yang memiliki lebih dari 300 kelompok etnik, 1.340 suku bangsa, 6 agama
resmi dan belum termasuk beragam aliran kepercayaan, serta 737 bahasa. Meskipun
berbagai kasus konflik dan pergolakan sempat berlangsung di masyarakat, namun kita dapat
mempertahankan kesatuan di tengah keberagaman.

2
Pada awal kemerdekaan bangsa kita pernah mengahadapi upaya-upaya sekelompok
orang yang ingin memisahkan diri dan mendirikan negara sendiri. Pada materi kali ini akan
dibahas mengenai upaya menghadapi berbagai gerakan disintegrasi bangsa 1948-1965.
Tahun 1948 ditandai dengan pecahnya pemberontakan besar pertama setelah Indonesia
merdeka, yaitu pemberontakan PKI di Madiun. Sedangkan tahun 1965 merupakan tahun
dimana berlangsung peristiwa G30S/ PKI yang berusaha merebut kekuasaan dan mengganti
ideologi Pancasila. Mengapa penting hal ini anda kaji, tak lain agar anda dapat menarik
hikmah dan tragedi seperti itu tak terulang kembali pada masa kini. Disinilah pentingnya
anda mempelajari sejarah.

1. Pemberontakan PKI Madiun 1948

Menurut pendapat Anda


mengapa PKI
melakukan
pemberontakan pada
tahun 1948 di Madiun?

Pemberontakan PKI terjadi di Madiun terjadi pada bulan September sampai


Desember 1948. Mengapa PKI memberontak? Alasan utamanya tentu bersifat ideologis,
dimana mereka memiliki cita-cita ingin menjadikan Indonesia sebagai negara komunis.
Berbagai upaya dilakukan oleh PKI untuk meraih kekuasaan. Di bawah pimpinan Musso, PKI
berhasil menarik partai dan organisasi kiri dalam FDR (Front Demokrasi Rakyat) yang
didirikan Amir Syarifuddin pada bulan februari 1948 bergabung ke dalam PKI. Partai ini lalu
mendorong dilakukannya berbagai demonstrasi dan pemogokan kaum buruh dan petani.
Pemerintah Indonesia telah melakukan upaya-upaya diplomasi dengan Muso, bahkan
sampai mengikutsertakan tokoh-tokoh kiri yang lain, yaitu Tan Malaka, untuk meredam
gerak ofensif PKI Muso. Namun kondisi politik sudah terlampau panas, sehingga pada
pertengahan September 1948, pertempuran antara kekuatan-kekuatan bersenjata yang
memihak PKI dengan TNI mulai meletus. PKI dan kelompok pendukungnya kemudian
memusatkan diri di Madiun. Muso pun kemudian pada tanggal 18 September 1948
memproklamirkan Republik Soviet Indonesia.
Setelah itu, pemerintah mengambil langkah tegas dengan mengerahkan pasukan TNI
untuk menumpas pemberontakan tersebut. pasukan pemerintah yang dipelopori Divisi
Siliwangi kemudian berhasil mendesak mundur pemberontak. Puncaknya adalah ketika
Muso tewas tertembak. Amir Syarifuddin juga tertangkap. Ia akhirnya dijatuhi hukuman
mati. Tokoh-tokoh muda PKI seperti Aidit dan Lukman berhasil melarikan diri. Merekalah

3
yang kelak di tahun 1965, berhasil menjadikan PKI kembali menjadi partai besar di Indonesia
sebelum terjadinya peristiwa Gerakan 30 September 1965.

2. Pemberontakan DI/TII

S.M. Kartosuwryo

Awal mula munculnya pemberontakan DI/TI yang menyebar di beberapa tempat di


Indonesia berasal dari sebuah gerakan di Jawa Barat dibawah pimpinan S.M Kartosuwiryo.
Adanya perjanjian Renville yang membuka kesempatan bagi Kartosuwiryo untuk
mendirikan negara Islam. Salah satu keputusan Renville adalah keharusan pindahnya
pasukan RI dari daerah-daerah yang diduduki Belanda ke daerah yang dikuasai RI. Di Jawa
Barat, Divisi Siliwangi sebagai pasukan resmi RI pun dipindahkan ke Jawa Tengah karena
Jawa Barat dijadikan negara bagian Pasundan oleh Belanda. Akan tetapi laskar bersenjata
Hizbullah dan Sabilillah yang telah berada di bawah pengaruh Kartosuwiryo tidak bersedia
pindah dan malah membentuk Tentara Islam Indonesia (TII).
Kekosongan kekuasaan RI di Jawa Barat segera dimanfaatkan Kartosuwiryo. Meski
awalnya ia memimpin perjuangan melawan Belanda dalam rangka menunjang perjuangan
RI, namun akhirnya perjuangan tersebut beralih menjadi perjuangan untuk merealisasikan
cita-citanya. Ia lalu menyatakan pembentukan Darul Islam (negara Islam/DI) dengan
dukungan TII, di Jawa Barat pada Agustus 1948.
Permasalahan muncul ketika pasukan Siliwangi kembali ke Jawa Barat. Kartosuwiryo
tidak mau mengakui tentara RI tersebut kecuali mereka mau bergabung dengan DI/TII. Hal
ini berarti Kartosuwiryo dengan DI/TII nya tidak mau mengakui pemerintah RI di Jawa Barat.
Maka pemerintahpun bersikap tegas. Meski upaya menanggulangi DI/TII Jawa Barat pada
awalnya terlihat belum dilakukan secara terarah, namun sejak tahun 1959, pemerintah mulai
melakukan operasi militer.
Operasi militer penumpasan DI/TII dikenal dengan nama Operasi Pagar Betis.
Tujuan operasi ini adalah untuk mempersempit ruang gerak dan memotong arus perbekalan
pasukan lawan. Selain itu diadakan pula operasi tempur dengan sasaran langsung basis-basis
pasukan DI/TII. Melalui operasi ini pula Kartosuwiryo berhasil ditangkap pada tahun 1962. Ia
lalu dijatuhi hukuman mati, yang menandai pula berakhirnya pemberontakan DI/TII
Kartosuwiryo.
Pemberontakan DI/TII tidak hanya terjadi Di Jawa Barat. Pemberontakan ini
menyebar ke Jawa Tengah di bawah pimpinan Amir Fatah, di Sulawesi Selatan di bawah
pimpinan Kahar Muzakar, di Kalimantan Selatan di bawah pimpinan Ibnu Hazar dan di Aceh

4
di bawah pimpinan Daud Beureuh. Untuk mempermudah Anda memahami materi tentang
Gerakan DI/TII di berbagai daerah, simaklah tabel materi di bawah ini:

No Peristiwa Tokoh Latar Belakang Penumpasan


1 DII/TII Daud Beureuh Penokan rakyat Aceh Diadakannya
Aceh terhadap turunnya status musyawarah
wilayah Aceh yang awalnya kerukunan rakyat
daerah istimewa dengan Aceh tangal 17-28
pemerintahan sendiri Desember 1962
menjadi kerasidenan di antara pemerintah
bawah pemerintahan NKRI dengan
Sumatera Utara. rakyat Aceh.
2 DI/TII Jawa Amir Fatah Kekecewaan terhadap Operasi Benteng
Tengah pemerintah pasca Perjanjian Raider dan
Renville Merdeka Timur
3 DI/TII Kahar Muzakar Kekecewaan Kahar Muzakar Dilakukan operasi
Sulawesi karena keinginan untuk militer
Selatan memasukan Komando
Greilya Sulawesi Selatan
(KGSS) ke dalam APRIS
ditolak pemerintah
4 DI/TII Ibnu Hajar Kekecewaan rakyat Operasi gabungan
Kalimantan Kalimantan yang meras tidak
adil memperlakukan
wilayahnya dengan
mendirikan Kesatuan Rakyat
yang Tertindas (KRYT)

3. Pemberontakan APRA
Pernahkah Anda
mendengar istilah
Ratu Adil?

Istilah Ratu adil digunakan oleh tokoh pemberontakan Angkatan Perang Ratu Adil
(APRA), Raymond Westerling. Nama Ratu Adil berasal dari kitab ramalan Jawa Kuno Ramalan
Jayabaya yang meramalkan kedatangan seorang "Ratu Adil" yang merupakan keturunan
Turki. Karena mempunyai warisan darah campuran Turki, Westerling memandang dirinya
sebagai sang "Ratu Adil" yang diramalkan akan membawa rakyat ke suasana yang aman dan
tentram serta memerintah dengan adil dan bijaksana.

5
Westerling berusaha untuk mempertahankan adanya negara federal di Indonesia
dan memiliki tentara tersendiri pada negara-negara bagian RIS. Pada tangal 23 Januari 1950,
pasukan APRA menyerang kota Bandung dan melakukan pembantaian serta pembunuhan
terhadap setiap anggota TNI yang ditemuinya. Markas Divi Siliwangi berhasil diduduki dan
membunuh setiap regu jaga termasuk Letkol Lembong.
Melihat keadaan tersebut, pemerintah RIS segara mengirimkan pasukan ke kota
Bandung. Sedangkan perdana mentri RIS, Moh Hatta segera mengadakan perundingan
dengan Komisaris Tinggi Belanda di Jakarta. Westerling didesak untuk meningalkan kota
Bandung. Pasukan APRA terus terdesak dan dan berhasil dilumpuhkan oleh Paukan APRIS
bersama dengan rakyat.
Pada perkembangan selanjutnya diketahui adanya keterlibatan Sultan Hamid II,
seorang mentri negara di Kabinet RIS. Rencana sebenarnya dari gerakan ini adalah menculik
Menteri pertahanan Keamanan, Sri Sultan Hamengkubuwono IX, Sekjen Pertahanan, Mr. Ali
Budiardjo dan pejabat Kepalan Staf Angkatan perang, Kolonel T.B. Simatupang. Dengan
keberhasilan pasukan APRIS meumpas Gerakan APRA, maka keamanan di wilayah Jawa Barat
khusunya Bandung berhasil dipulihkan kembali

Raymond Westerling Sultan hamid II

4. Andi Azis

Andi Azis

Seperti halnya pemberontakan APRA di Bandung, peristiwa Andi Aziz berawal dari
tuntutan Kapten Andi Aziz dan pasukannya yang berasal dari KNIL (pasukan Belanda di
Indonesia) terhadap pemerintah Indonesia agar hanya mereka yang dijadikan pasukan APRIS
di Negara Indonesia Timur (NIT). Ketika akhirnya tentara Indonesia benar-benar didatangkan

6
ke Sulawesi Selatan dengan tujuan memelihara keamanan, hal ini menyulut ketidakpuasan di
kalangan pasukan Andi Aziz.
Ada kekhawatiran dari kalangan tentara KNIL bahwa mereka akan diperlakukan
secara diskriminatif oleh pimpinan APRIS/TNI. Pasukan KNIL di bawah pimpinan Andi Aziz ini
kemudian bereaksi dengan menduduki beberapa tempat penting, bahkan menawan
Panglima Teritorium (wilayah) Indonesia Timur, Pemerintahpun bertindak tegas dengan
mengirimkan pasukan dibawah pimpinan Kolonel Alex Kawilarang.
April 1950, pemerintah memerintahkan Andi Aziz agar melapor ke Jakarta akibat
peristiwa tersebut, dan menarik pasukannya dari tempat-tempat yang telah diduduki,
menyerahkan senjata serta membebaskan tawanan yang telah mereka tangkap. Tenggang
waktu melapor adalah 4 x 24 jam. Namun Andi Aziz ternyata terlambat melapor, sementara
pasukannya telah berontak. Andi Aziz pun segera ditangkap di Jakarta setibanya ia ke sana
dari Makasar. Ia juga kemudian mengakui bahwa aksi yang dilakukannya berawal dari rasa
tidak puas terhadap APRIS. Pasukannya yang memberontak akhirnya berhasil ditumpas oleh
tentara Indonesia di bawah pimpinan Kolonel Kawilarang.

5. Republik Maluku Selatan (RMS)

Perhatikan gambar diatas. Menurut pendapat Anda kesimpulan apa yang bisa
diambil dari gambar di atas? Apakah RMS sekarang masih Ada?. Simaklah materi
tentang RMS di bawah ini.
Gerakan Republik Maluku Selatan (RMS) diproklamasikan oleh Mr. Dr.
Christian Robert Steven Soumokil. Ia tidak menyetujui terbentuknya Negara Kesatuan
Republik Indonesia, bahkan Soumokil tidak menyetujui penggabungan daerah-daerah
negara Indonesia Timur menjadi wilayah kekuasaan Republik Indonesia. Ia berusaha
melepaskan wilayah Maluku Tengah dari NIT (Negara Indonesia Timur) yang menjadi
bagian RIS.
Pada 24 April 1950, Soumokil memproklamasikan berdirinya Republik Maluku
Selatan. Berita berdirinya RMS tersebut tentu merupakan suatu ancaman bagi
keutuhan Negara Republik Indonesia Serikat. Untuk mengatasi gerakan itu,
pemerintah RIS menempuh cara damai dengan mengirim Dr. J. Leimena, namun
misi tersebut ditolak Soumokil.

7
Ketika jalur damai tidak menghasilkan apa-apa, pemerintah RIS memutuskan
untuk melaksanakan ekspedisi militer. Pimpinan ekspedisi Kolonel A.E kawilarang.
Melalui ekspedisi militer itu secara perlahan wilayah-wilayah gerakan RMS berhasil
dikuasai kembali oleh pasukan APRIS. Beberapa anggotanya berhasil melarikan diri
ke negeri Belanda, dan hingga tahun 2000-an masih melakukan kegiatan menuntut
kemerdekaan.

Mr. Dr. Christian Robert Steven

6. PRRI/PERMESTA
Pernahkah Anda
mendengar
PRRI/Pemesta ?

Pemberontakan PRRI/Permesta muncul pada saat situasi politik sedang bergejolak


dengan kondisi pemerintahan yang tidak stabil, seperti berganti-ganti kabinet, maslah
korupsi, perdebatan berlarut-larut di antara anggota Konstituante (badan perancang
undang-undang dasar), serta pro dan kontra mengenai konsepsi Soekarno tentang
Demokrasi terpimpin.
Penyebab pemberontakan PRRI/Permesta disebabkan adanya hubungan yang tidak
harmonis antara pemerintah pusat dengan daerah, terutama Sumatera dan Sulawesi. Kedua
wilayah tersebut merasa tidak puas terhadap otonomi daerah dan perimbangan keuangan
antara pusat dan daerah. Sikap tidak puas tersebut mendapat dukungan dari sejumlah
perwira militer setempat seperti Kolonel simbolon, Letkol Achmad Husein, Letkol Barlian dan
Letkol Vence Samual.

8
Pada tanggal 15 Februari 1958, Letnan Kolonel Achmad Husein memproklamasikan
berdirinya Pemerintah Revolusioner Republik Indonesia (PRRI) dan Syafrudin Prawiranegara
dipercaya sebagai perdana menteri. Proklamasi tersebut disertai dengan pemutusan
hubungan dengan pemerintah Republik Indonesia.
Guna menghadapi pemberontakan PRRI, pemerintah republik Indonesia menggelar
operasi militer yang diberi nama Operasi 17 Agustus dibawah pimpinan Letkol Ahmad Yani.
Operasi ini merupakan operasi gabungan yang melibatkan angkatan darat, angkatan laut,
dan angkatan udara. Tujuan umum operasi ini adalah menghancurkan kekuatan
pemberontak dan mencegah campur tangan asing.
Sementara itu, tokoh militer di Sulawesi memproklamasikan Piagam Perjuangan
Rakyat Semesta yang disingkat Permesta. Proklamasi dipelopori oleh Letnan Kolonel Vence
Samual sebagai Panglima Wirabuana.
Operasi penumpasan Permesta sangat berat, karena masih memiliki persenjataan
modern buatan Amerika Serikat. Hal ini dibuktikan dengan ditembak jatuhnya pesawat
Angkatan Udara Revolusioner yang dikemudikan oleh Allan L. Pope, seorang warga Amerika
Serikat. Pemberontakan Permesta akhirnya dapat dilumpuhkan pada bulan agustus 1958
melalui operasi militer yang diberi nama Operasi Merdeka dibawah pimpinan Letnan Kolonel
Rukminto Hendraningrat.

7. Gerakan 30 S/PKI

9
Pernahkah Anda berkunjung di Monumen Pancasila Sakti di Jakarta? Mengapa
monumen dididrikan? Simaklah materi di bawah ini untuk dapat menjawab pertanyaan
tersebut.
Semenjak D.N Aidit menjadi ketua PKI tahun 1951 ia dengan cepat membangun PKI
yang telah hancur akibat kegagalan dalam pemberontakan tahun 1948. Usaha Aidit berhasil
dengan baik, hal in ditandai dengan berhasilnya PKI meraih dukungan rakyat dalam Pemilu
1955 dan menempatkan diri sebagai salah satu dari empat besar di Indonesia selain PNI,
Masyumi dan NU.
Pada perkembangan selanjutnya terjadi konflik antara PKI dengan TNI Angkatan
Darat. Hal tersebut dipicu dari penolakan TNI Angkatan Darat atas ide PKI untuk membentuk
Angkatan Kelima yakni angkatan yeng terdiri dari kaum tani dan buruh. PKI kemudian
menghembuskan isu bahwa pimpinan TNI Angkatan Darat membentuk Dewan Jendral yang
akan melakukan kudeta terhadap Presiden Soekarno pada saat peringatan hari ulang tahun
TNI tanggal 5 Oktober 1965. Tuduhan itu ditolak oleh Angkatan Darat, bahkan Angkatan
Darat langsung menuduh PKI yang akan melakukan perebutan kekuasaan.
Puncak dari perseteruan PKI dengan Angkatan Darat terjadi pada tanggal 30
september 1965, petinggi-petinggi di Angkatan Darat menjadi korban penculikan dan
pembunuhan yang dilakukan oleh pasukan Cakrabirawa di bawah pimpinan Letkol Untung,
yang merupakan kader PKI dikalangan TNI. Peristiwa tersebut kemudian dikenal dengan
Gerakan 30 September/PKI. Dalam peristiwa tersebut tewas 6 orang jendral dan satu
perwira tinggi di Angkatan Darat, yaitu Letjend Ahmad Yani, Mayjend R Soeprapto, Mayjend
Haryono, Mayjend Suwondo, Brigjend Panjaitan, Brigjend Soetojo dan Lettu Piere Tendean.
Ketujuh korban tersebut, kemudian dikenal sebagai Pahlawan Revolusi dan pengorbanannya
diabadikan deng pembangunan Monumen Pancasila Sakti.

Pada waktu bersamaaan, Gerakan 30 September 1965/PKI mencoba untuk


mengadakan perebutan kekuasaan di Yogyakarta, Solo dan Semarang. Selanjutnya gerakan

10
tersebut mengumumkan berdirinya Dewan Revolusi melalui RRI pada tanggal 1 Oktober
1965 oleh Letkol Untung.
Operasi militer penumpasn Gerakan 30 September/PKI dilakukan oleh gabungan
pasukan RPKAD, Batalyon 238 Kujang/Siliwangi dan Batalyon 1 Kaveleri, dalam waktu singkat
kota Jakarta telah berhasil dikuasai kembali oleh TNI dan kekuatan Gerakan 30 September
1965/PKI yang telah memberontak telah berhasil dilumpuhkan. Untuk menentramkan
kegelisahan masyarakat dan menyadarkan pasukan yang terlibat dalam Gerakan 30
September 1965/PKI, Mayjen Soeharto selaku pimpinan sementara Angkatan Darat melalui
siaran RRI mengumumkan adanya usaha kudeta yang dilakukan gerombolan “Gerakan 30
September” dan telah menculik enam perwira Angkatan Darat. Namun, usaha kudeta
tersebut gagal dan presiden dalam keadaan selamat.

Penilaian Pembelajaran

Jawablah pertanyaan di bawah ini, berdasarkan bahan bacaan di atas !


1. Jelakan latar belakang munculnya pemberontakan PKI Madiun pada tahun 1948?
2. Tuliskan kronologi peristiwa pemberotakan DII/TII di Jawa Barat!
3. Apa saja yang dilakukan pemerintah dalam mengatasi pemberontakan APRA di
Bandung?
4. Jelaskan faktor penyebab munculnya pemberontakan Andi Azis?
5. Tuliskan kronologi munculnya pemberontakan Republik Maluku Selatan (RMS)?
6. Apa yang diupayakan pemerintah dalam mengatasi pemberontakan
PRRI/Permesta?
7. Sebutkan tokoh-tokoh yang menjadi Pahlawan Revolusi?

11
Tindak Lanjut Pembelajaran

Setelah anda mempelajari ATTENTION!!


materi diatas, untuk lebih
mendalami dan menguasai Setelah Anda mempelajari
materi yang berkaitan materi diatas, apakah kalian
dengan Kompetensi Dasar 3.1 memahami seluruh materi
dengan mengenai Pemberontakan di
Materi Upaya Bangsa daerah ?
Indonesia dalam Menghadapi
Ancaman Disintegrasi Bangsa, Ataukah ada materi yang
silahkan kalian buka dan belum dimengerti? Jika Anda
pelajari Buku Paket Sejarah masih belum memahami
Indonesia untuk SMA Kelas
XII Penerbit Kementerian keseluruhan materi diatas,
Pendidikan dan Kebudayaan silahkan pelajari lagi materi
Republik Indonesia tahun dengan lebih seksama. Namun
2016. jika
Kalian juga bisa mencari sudah memahami
referensi lain dari materi ini
dari sumber-sumber lain baik keseluruhan materi,
sumber cetak maupun silahkan lanjutkan ke
searching di internet. kegiatan pembelajaran
berikutnya.

Referensi

Matroji, 2017, Catatan Peristiwa Sejarah Indonesia XII. Jakarta, Bumi Aksara,
Hapsari, Ratna , 2012, Sejarah Indonesia 3. Jakarta, Erlangga

Daftar Istilah

Dewan Jendral Dewan dalam Angkatan Darat yang diisukan oleh PKI
akan melakukan kudeta terhadap pemerintahan RI
yang sah
Diplomasi Perundingan
Disintegrasi Perpecahan
Negara Federal Negara bagian
Operasi Banteng Raider Operasi penumpasan DI/TII Jawa Tengah
Operasi Pager Betis Operasi penumpasan DI/TII Jawa Barat

12
KOMPETENSI DASAR 3.2
Mengevaluasi peran dan nilai-nilai perjuangan tokoh nasional
dan daerah dalam mempertahankan keutuhan Negara dan
Bangsa Indonesia pada masa 1945-1965

13
BAB 2

PERAN DAN NILAI-NILAI PERJUANGAN TOKOH NASIONAL


DAN DAERAH DALAM MEMPERTAHANKAN KEUTUHAN
BANGSA DAN NEGARA INDONESIA PADA MASA 1945-1965

Tujuan Pembelajaran

Melalui kegiatan pengamatan dan diskusi kelompok, peserta didik diharapkan dapat :
1. Peserta didik dapat menghargai peran tokoh-tokoh nasional dan daerah yang
berjuang mempertahankan keutuhan NKRI
2. Peserta didik dapat meneladani tokoh-tokoh nasional dan daerah yang berjuang
mempertahankan keutuhan NKRI
3. Peserta didik dapat mencontoh tokoh-tokoh nasional dan daerah yang berjuang
mempertahankan keutuhan NKRI

Uraian Materi

B. Tokoh Nasional dan Daerah yang Berjuang Mempertahankan Keutuhan Negara dan
Bangsa Indonesia pada Masa 1945-1965

Ingatkah anda berkaitan


dengan peristiwa apa gambar
diatas?

14
Tentunya anda masih ingat pada peristiwa G 30 S/PKI, yaitu peristiwa diculiknya para
Jenderal yang kemudian jenazahnya ditemukan di Lubang Buaya. Peristiwa G 30 S/PKI
merupakan salah satu dari berbagai peristiwa yang mengancam keutuhan NKRI.

Setelah Indonesia merdeka, apakah perjuangan bangsa Indonesia pada saat itu sudah
berakhir? Menurut anda masalah apa yang kemudian dihadapi oleh Bangsa Indonesia
setelah proklamasi kemerdekaan? Coba renungkan!

Indonesia merdeka pada 17 Agustus 1945 yang menjadi tonggak awal perjuangan
bangsa Indonesia untuk melepaskan diri dari penjajahan Bangsa asing. Tetapi kenyataannya,
meskipun Indonesia sudah memproklamasikan kemerdekaan, masih ada bangsa asing yang
berambisi untuk menguasai kembali Indonesia, yaitu Belanda. masalah pertama yang harus
bangsa Indonesia hadapi pasca kemerdekaan adalah peperangan melawan Belanda untuk
mempetahankan kemerdekaan yang sudah susah payah diraih. Tetapi ternyata masalah yang
mengancam keutuhan NKRI bukan hanya dari bangsa asing saja, melainkan datang dari
dalam negeri sendiri.

Dapatkah anda sebutkan kembali, berbagai peristiwa yang terjadi yang


mengancam keutuhan NKRI?

Pemberontakan yang terjadi tersebut diakibatkan dari egoisme kelompok tertentu yang
ingin mengancurkan keutuhan NKRI namun kemudian dapat digagalkan oleh aksi heroic para
pejuang yang berusaha untuk mempertahankan keutuhan Negara meskipun harus
mengorbankan nyawa dan kepentingan pribadi. Dapatkah anda bayangkan siapa saja tokoh
pahlawan yang berjuang mempertahankan keutuhan NKRI?

Mari simak uraian berikut!


1. Abdul Haris Nasution
Dapatkan anda sebutkan
siapa saja Pahlawan Revolusi
yang menjadi korban dalam
peristiwa G.30 S/PKI?

Lalu tahukah anda, diantara


para Jendral yang menjadi
target penculikan, ternyata
ada seorang Jendral yang
berhasil lolos dalam
peristiwa G.30 S/PKI?

15
Abdul Haris Nasution lahir di Sumatera Utara pada 3
Desember 1918. Ia merupakan korban yang selamat setelah
menjadi target penculikan dalam peristiwa G.30 S/PKI. Setelah
Indonesia merdeka, Nasution bergabung dengan TKR (Tentara
Keamanan Rakyat) yang kemudian pada tahun 1948 Nasution
diangkat menjadi komandan Divisi III Tentara Keamanan
Rakyat. Nasution pernah dipindahkan ke Yogyakarta dan
menjadi Kepala Staf Operasi Markas Besar Perang. Setelah
pengakuan kedaulatan RI secara utuh oleh Belanda pada 27
Desember 1949, Nasution kemudian diangkat menjadi Kepala
Staf Angkatan Darat (KSAD).

Peran Nasution dalam perjuangan mempertahankan NKRI sudah tidak diragukan. Selama
menjabat sebagai Panglima Komando Jawa, Nasution telah berhasil memadamkan
pemberontakan PKI di Madiun pada tahun 1948 yang diakhiri dengan kematian Muso. Ia
juga berhasil memadamkan dan menyelesaikan pemberontakan PRRI/Permesta yang
berkembang diluar Jawa.

Pada 19 Desember 1948, Belanda melancarkan serangan sukses di Yogyakarta dan berhasil
mendudukinya. Nasution, bersama-sama dengan TKR dan para komandan lainnya mundur
ke pedesaan untuk melawan menggunakan taktik perang gerilya. Sementara Presiden
Soekarno dan Wakil Presiden Moh. Hatta ditawan Belanda, kemudian berdirilah PDRI
(Pemerintah Darurat Republik Indonesia) di Sumatera yang dimandatkan Presiden Soekarno
kepada Syafruddin Prawiranegara. Dalam pemerintahan sementara ini, Nasution diberikan
posisi Komandan Angkatan Darat. Setelah kemerdekaan Indonesia, PDRI mengembalikan
kekuasaan kepada Soekarno dan Hatta.

2. Gatot Subroto

Jendral Gatot Subroto lahir di Banyumas 10 Oktober 1909.


Sejak anak-anak, ia sudah menunjukan watak seorang
pemimpin yang memiliki keberanian, ketegasan dan
tanggung jawab. Ia bersekolah di Pendidikan Dasar
Hollandsch-Inlandsche School (HIS) dan kemudian masuk
sekolah militer KNIL (Koninklij Nederlands Indische Leger) di
Magelang. Gatot Subroto dikenal sebagai tentara yang
solider terhadap rakyat meski tengah bekerja sebagai tentara
pendudukan Belanda dan Jepang. Ia dianggap contoh
seorang pemimpin yang harus diapresiasi berkat jasa-
jasanya. Bergabung dengan KNIL membuat Gatot Subroto
paham dan mengerti bagaimana seorang tentara harus

16
bertindak. Selama menjabat sebagai komandan kompi dan komandan batalyon, Gatot
Subroto dinilai sering memihak kepada rakyat pribumi. Hal itulah yang seringkali membuat ia
ditegur oleh atasannya.

Setelah kemerdekaan, Gatot Subroto masuk Tentara Keamanan Rakyat (TKR), yang
merupakan tentara bentukan bangsa Indonesia yang menjadi cikal-bakal dari TNI saat ini.
Sejak kemerdekaan sampai pengakuan kedaulatan RI atau selama masa perang
kemerdekaan tahun 1945-1950, Gatot Subroto dipercayai memegang beberapa jabatan
penting. Pernah dipercaya menjadi Panglima Divisi II, Panglima Korps Polisi Militer, serta
Gubernur Militer daerah Surakarta dan sekitarnya.

Pada tahun 1948, bersamaan saat Gatot Subroto menjabat sebagai Gubernur Militer
Surakarta, terjadi pemberontakan yang dilakukan oleh PKI di Madiun. Pemberontakan yang
didalangi oleh Muso itu kemudian dapat diatasi dengan gemilang. Beliau juga berhasil
menumpas pemberontakan DI/TII Jawa Tengah dibawah pimpinan Amir Fatah dan Kiai
Sumolangu. Selain itu melalui kepemimpinannya pada saat menjabat sebagai Wakil Kepala
Staf Angkatan Darat (KSAD), Gatot Subroto berhasil melumpuhkan pemberontakan PRRI/
Permesta.

Dikalangan militer, ia dikenal sebagai seorang pemimpin yang memiliki perhatian besar
terhadap pembinaan perwira muda. Menurutnya, salah satu cara dalam membina perwira
muda adalah dengan menyatukan akademi setiap angkatan, yakni Angkatan Darat, Angkatan
Laut dan Angkatan Udara. Gagasan tersebut akhirnya terwujud dalam pembentukan AKABRI
(Akademi Kemiliteran Angkatan Bersenjata Republik Indonesia)

3. Ignatius Slamet Riyadi

Taukah anda siapa Ignatius Slamet Riyadi? Kemudian, apa peranannya dalam
perjuangan merebut dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia?

17
Ignatius Slamet Riyadi lahir di Solo, Jawa Tengah pada tanggal 26
Juli 1927. Beliaulah yang memelopori terbentuknya Komando
Pasukan Khusus (Kopasus). Ia mengenyam pendidikan di
Pendidikan Sekolah Pelayaran Tinggi (SPT) dan meraih ijazah
navigasi laut setelah menjadi lulusan peringkat pertama dengan
nilai terbaik.

Ketika pasukan Jepang datang ke Indonesia pada tahun 1942,


mereka mendapatkan perlawanan dari pasukan Hindia Belanda.
Namun alat tempur yang dimiliki pasukan Jepang lebih canggih,
sehingga pasukan Hindia Belanda tidak dapat membendung kekuatan pasukan Jepang
sampai akhirnya Solo dan Yogyakarta berhasil dikuasai Jepang. Kesengsaraan rakyat yang
diakibatkan oleh invasi Jepang menggerakan hati Slamet Riyadi untuk turun langsung
menghadapi Jepang. Slamet Riyadi menggalang pasukan hingga setingkat battalion yang
terdiri atas para pemuda terlatih bekas PETA/Heiho/Kaigun yang dipersiapkan untuk
merebut kembali kekuasaan politik dan militer kota Solo dan Yogyakarta. Tindakan heroic
yang telah dilakukannya, menyebabkan Slamet Riyadi diangkat menjadi komandan Batalion
Resimen I Divisi X.

Ketika pecah Agresi Militer Pertama tahun 1947, Slamet Riyadi memimpin perlawanan di
sekitar Ambarawa, Srondol, Mranggen dan Semarang. Selain melawan Belanda, Slamet
Riyadi juga pernah diutus oleh Gubernur Militer II Gatot Subroto untuk melakukan
penumpasan perlawanan PKI di daerah Jawa Utara, dan operasi yang dipimpinnya berhasil.

Ketika terjadi pemberontakan APRA, Brigade Slamet Riyadi dipanggil untuk menumpas
pemberontakan APRA, kemudian menumpas DI/TII.

Slamet Riyadi wafat pada 4 November 1950 setelah tergabung dalam operasi menumpas
RMS dalam usia 23 tahun. Atas jasa-jasanya, Slamet Riyadi memperoleh penghargaan
kenaikan pangkat dua tingkat lebih tinggi menjadi Brigadir Jendral Anumerta. Slamet Riyadi
mendapat gelar Pahlawan Nasioal.

Dari beberapa tokoh dihalaman


sebelumnya, siapakah diantara
mereka yang anda kagumi? dan
berikan alasan mengapa tokoh
tersebut yang anda kagumi !

18
Utarakan
pendapatmu
disini ya !

19
Penilaian Pembelajaran

Jawablah pertanyaan-pertanyaan dibawah ini dengan benar!


1. Sikap apa yang dapat anda teladani dari para tokoh-tokoh yang berjuang
mempertahankan keutuhan NKRI?
2. Jelaskan peranan Jendral Gatot Subroto dalam perjuangan mempertahankan
keutuhan NKRI !
3. Siapakah yang menggagas pembentukan Kopasus (Komando Pasukan Khusus) ?

Tugas kelompok
(Terdiri dari 3-4 orang)
1. Carilah informasi mengenai pahlawan atau tokoh yang telah berjuang
mempertahankan keutuhan NKRI di daerah kalian
2. Informasi dapet kalian peroleh dari internet dan buku sumber lainnya
3. Hasil informasi yang telah didapatkan dituangkan dalam bentuk tulisan dan
dikumpulkan kepada guru

Tugas individual
Ada beberapa tugu atau monument yang berhubungan dengan Slamet Riyadi.
Buatlah kliping dari gambar tugu atau monument tersebut. Berikan penjelasan
tentang setiap gambar yang anda jadikan kliping. Kumpulkan hasil kliping anda
kepada guru.

Tindak Lanjut Pembelajaran

Setelah mempelajari materi mengenai tokoh-tokoh nasional dan daerah


yang berjuang mempertahankan keutuhan NKRI silahkan untuk
mempelajari materi serupa dari sumber buku teks atau sumber lainnya yang
kredibel.
Jika latihan telah diselesaikan dan nilai mencapai Kriteria Ketuntasan
Belajar, maka diperbolehkan untuk mempelajari materi selanjutnya.

20
Referensi

Hapsari Ratna, M.Adil. (2015). Sejarah Indonesia untuk SMA/MA Kelas


XII.Jakarta: Erlangga

Matroji. (2017). Catatan Perisiwa Sejarah Indonesia. Jakarta: PT. Bumi


Aksara

Sumber Internet

https://www.google.co.id/search?q=lubang+buaya&source=lnms&tbm=isch
&sa=X&ved=0ahUKEwjzr_rwoNjcAhXQe30KHZb3ARoQ_AUICigB&biw=
1024&bih=613#imgrc=Y4g03ivr44SeOM:

https://www.google.co.id/search?q=lubang+buaya&source=lnms&tbm=isch
&sa=X&ved=0ahUKEwjzr_rwoNjcAhXQe30KHZb3ARoQ_AUICigB&biw=
1024&bih=613#imgrc=yHomuTLbI-T-_M:

https://www.google.co.id/search?q=gambar+bohlam&safe=strict&tbm=isch
&source=iu&ictx=1&fir=wX6-
U9DFZtHIOM%253A%252C02aKmXgun8C_EM%252C_&usg=AFrqEzfVB
Mkp5Ct2-
hDKLyes4Jo4Cz5UVw&sa=X&ved=2ahUKEwiOyKTHrdzcAhVTWysKHWf
5BeEQ9QEwD3oECAYQIg#imgrc=wX6-U9DFZtHIOM:

https://www.google.co.id/search?q=gATOT+SUBROTO&safe=strict&source=l
nms&tbm=isch&sa=X&ved=0ahUKEwi7uPfIi9vcAhUFcCsKHel-
A9kQ_AUICygC&biw=1024&bih=613#imgrc=1U3nKAMBD4I_5M:

https://www.google.co.id/search?q=monumen+gatot+subroto&safe=strict&
source=lnms&tbm=isch&sa=X&ved=0ahUKEwjKiurdodzcAhWZSH0KHV
tQCa0Q_AUICygC&biw=1024&bih=662#imgrc=eVpro9Tu-SI-NM:

https://www.google.co.id/search?q=foto+haris+nasution&safe=strict&tbm=i
sch&source=iu&ictx=1&fir=2wN5e5JiE1kiQM%253A%252CtZXlAJSnEG
vVWM%252C_&usg=AFrqEzcdImEeqlwhsU0RP98dRoC_d0XfIQ&sa=X&
ved=2ahUKEwiF9fryitvcAhXKbCsKHWkEDZoQ9QEwBXoECAMQDg#img
rc=K4-Wa-niHYpIjM:

21
https://www.google.co.id/search?q=slamet+riyadi&safe=strict&source=lnms
&tbm=isch&sa=X&ved=0ahUKEwiihdvUidvcAhUEOisKHbQ-
CNYQ_AUICygC&biw=1024&bih=662#imgrc=qslIZAEeujBYgM:

DaftarIstilah

HIS : Hollandsch Inlandsche School adalah sekolah pada


zaman penjajahan Belanda yang setara dengan
pendidikan Dasar
KNIL : Koninklijk Nederlandsche Indiesch Leger adalah
serdadu Belanda yang terdiri dari orang-orang
Belanda, tentara bayaran dan warga pribumi
(Indonesia) yang ditugaskan diwilayah Hindia Timur

22
KOMPETENSI DASAR 3.3
Menganalisis perkembangan kehidupan politik dan
ekonomi bangsa Indonesia pada awal kemerdekaan
sampai masa demokrasi liberal

23
BAB 3

PERKEMBANGAN POLITIK DAN EKONOMI BANGSA


INDONESIA PADA MASA AWAL KEMERDEKAAN
SAMPAI MASA DEMOKRASI LIBERAL

Tujuan Pembelajaran

Melalui kegiatan pengamatan dan diskusi kelompok peserta didik diharapkan dapat :
1. Mengidentifikasi perkembangan politik Indonesia pada awal kemerdekaan
2. Mendeskripsikan perkembangan ekonomi Indonesia pada awal kemerdekaan
3. Menganalisis perkembangan politik Indonesia pada masa Demokrasi Liberal
4. Menganalisis perkembangan ekonomi Indonesia pada masa Demokrasi Liberal

Uraian Materi

A. Perkembangan Politik Indonesia Pada Awal Kemerdekaan


Pada awal kemerdekaan ada banyak tantangan dari luar negeri yaitu
kedatangan Sekutu yang ingin mengambil alih kekuasaan dari tangan militer Jepang
di Indonesia dan keinginan Belanda untuk kembali menguasai Indonesia. Indonesia
juga mendapat tantangan dari dalam negeri yaitu pemberontakan di daerah dan
revolusi fisik. Hal ini sangat mempengaruhi kondisi politik Indonesia pada awal
kemerdekaan.

24
Walaupun demikian Indonesia harus memenuhi kelengkapan lembaga negara
sesuai denga amanat UUD 1945. Untuk melaksanakan pemerintahan dibentuklah
pemerintahan dengan kabinet pertamanya Kabinet Presidensial, yang dipimpin oleh
Presiden Soekarno (4 September-14 November 1945).
Kabinet ini tidak berumur lama karena pada tanggal 14 November 1945 dibentuk
Kabinet RI yang kedua dan diketuai oleh Sutan Syahrir (sebagai Perdana Menteri),
tetapi kabinet ini dibubarkan setelah Agresi Militer Belanda I. Sutan Syahrir kembali
ditujuk sebagai Perdana Mentri oleh Presiden Soekarno pada tanggal 2 Oktober
1945. Pemerintahan ini terus berganti sampai sembilan kali karena terjadinya
perjuangan fisik (bersenjata) melawan Sekutu dan Belanda.

B. Perkembangan Ekonomi Indonesia Pada Awal Kemerdekaan

Pada awal kemerdekaan, pemerintah Indonesia berupaya menata kehidupan


ekonomi yang sangat sulit. Kondisi tersebut disebabkan oleh hal-hal sebagai berikut :
1. Inflasi yang sangat tinggi, yang disebabkan beredarnya tiga mata uang dalam
waktu bersamaan, yaitu mata uang De Javasche Bank, mata uang Hindia Belanda
dan mata uang pendudukan Jepang.

25
Mata Uang Hindia-Belanda

2. Adanya blokade ekonomi dari Belanda (sejak bulan November 1945), akibatnya
barang-barang milik pemerintah Indonesia tidak bisa di ekspor. Alasan blokade
tersebut adalah :
a. Mencegah masuknya senjata dan peralatan militer ke Indonesia
b. mencegah keluarnya hasil-hasil perkebunan milik Belanda dan milik
pengusaha asing lainnya.
c. Melindungi bangsa Indonesia dari tindakan-tindakan dan perbuatan yang
dilakukan bangsa Indonesia lainnya
3. Kas negara dalam keadaan kosong, hal ini disebabkan karena tidak seimbangnya
pendapatan dan pengeluaran pemerintah. Pendapatan pemerintah tergantung
pada hasil produksi pertanian.
Untuk memeperbaiki kondisi ekonomi, pemerintah Republik Indonesia berupaya
untuk menempuh usaha sebagai berikut :
a. Mengirimkan bantuan beras sebanyak 500.000 ton beras ke India yang dilanda
kelaparan. Upaya ini berhasil karena India menjadi negara Asia pertama yang
paling aktif membantu Indonesia dalam forum diplomatik di forum internasional.
b. Melakukan hubungan langsung dengan dengan pihak luar negeri, seperti melalui
BTC (Banking and Trading Corporation), membentuk perwakilan di Singapura
yang diberinama Indoff (Indonesia Office)
Upaya pemerintahan mengatasi kesulitan moneter pemerintah melakukan upaya
sebagai berikut :
a. Melakukan Pinjaman Nasional
b. Mengadakan Konfrensi Ekonomi pada bulan Februari 1946
c. Membentuk Planning Board pada bulan Januari 1947
d. Rekonstruksi dan rasionalisasi Angkatan Perang

26
e. Rencana Kasimo (Plan Kasimo)
f. Persatuan Tenaga Ekonomi

C. Perkembangan Politik Indonesia Pada Masa Demokrasi Liberal


Pada masa Demokrasi Liberal, berlaku sistem multipartai dan penyelenggaraan
pemilihan umum yang demokratis. Tetapi kabinet yang berkuasa selalu berganti dan
sidang Konstituante sellau ada perdebatan yang tidak pernah berakhir.
1. Sistem Multipartai

Gambar di atas adalah partai politik peserta pemilu tahun 2014. Dalam sejarah
Indonesia penerapan sistem multipartai, selain pada tahun 2014 sampai sekarang,
juga pernah diterapkan pada masa pelaksaan Demokrasi Liberal. Diberlakukannya
sistem ini dirintis oleh BP KNIP, yaitu Badan Pekerja Komite Nasional Pusat. Atas usul
lembaga ini Wakil Presiden (Mohammad Hatta) mengeluarkan Maklumat No. X
tanggal 3 November 1945 tentang pembentukan partai politik, maka sejak itu
bermunculan partai-partai politik dan mulai diberlakukan sistem kabinet parlementer
(Demokrasi Liberal). Partai-partai politik tersebut diantaranya adalah seperti di
bawah ini :
1. Majelis Syuro Muslimin Indonesia (Masyumi
2. Partai Komunis Indonesia
3. Partai Buruh Indonesia (PBI
4. Partai Rakyat Jelata
5. Partai Kristen Indonesia (Parkindo)
6. Partai Sosialis Indonesia (PSI)
7. Partai Rakyat Sosialis (PRS)
8. Partai Katolik Republik Indonesia (PKRI)
9. Partai Rakyat Marhaen Indonesia (Permai)
10. Partai Nasional Indonesia (PNI)

2. Sistem Kabinet di Indonesia pada masa Demokrasi Liberal


Selain diterapkannya sistem multipartai kondisi politik masa Demokrasi Liberal
juga ditandai dengan jatuh bangun kabinet. Pada masa ini memerintah tujuh kabinet

27
yang berbeda. Kabinet-kabinet tersebut bertanggungjawab pada parlemen sehingga
masa ini disebut juga masa Demokrasi Parlementer.
Jatuh bangun kabinet pada masa ini terjadi karena adanya kelompok oposisi
yang kuat sehingga menimbulkan konflik kepentingan dalam proses merumuskan
kebijakan negara. Ketujuh kabinet tersebut dapat kita lihat dalam tabel di bawah ini :

Kabinet Program Kerja Hasil Kerja Faktor Kegagalan


Natsir (Koalisi 1. Meningkatkan 1. Memetakan politik Gagalnya
PNI-Masyumi) keamanan dan luar negeri Indonesia perundingan
6 September ketertiban yang bebas aktif. dengan Belanda
1950 – 18 April 2. Menguatkan 2. Masuknya Indonesia tentang masalah
1951 konsolidasi, menjadi anggota Irian Barat,
penyempurnaan PBB. mengakibatkan
susunan 3. Dilaksanakannya munculnya mosi
pemerintahan perundingan tidak percaya pada
3. Penyempurnaan masalah Irian Barat kabinet Natsir di
sistem Angkatan dengan pihak parlemen.
Perang Belanda
4. Memperjuangkan
masalah Irian
Barat
5. Memusatkan
perhatian pada
ekonomi rakyat
sebagai fondasi
ekonomi nasional

Sukiman 1. Penerapan Banyaknya hambatan - Penanganan


(Koalisi PNI- tindakan tegas dalam kabinet Sukiman masalah dalam
Msyumi) untuk menjaga membuat hasil kerja negeri.
26 April 1951- ketertiban dan kabinet ini tidak - Memihaknya
1952 keamanan maksimal. Indonesia kepada
2. Memperjuangkan Hambatannya, antara Blok Barat dengan
kemakmuran dan lain kondisi, keamanan ditandatanganinya
kesejahteraan negara yang belum Mutual Security
rakyat dengan stabil, adanya Act (MSA) dengan
memperbaharui persetruan antara pemerintah
hukum agraria bebagai elemen politik Amerika Serikat.
untuk dan adanya
kesejahteraan permasalahan dengan
petani politik luar negeri

28
3. Mempersiapkan Indonesia
segala usaha untuk
pemilu
4. Memperjuangkan
Irian Barat dalam
wilayah Indonesia
Wilopo (koalisi 1. Mempersiapkan Kabinet ini Banyaknya
Masyumi dan dan menghadapi banyak pemberontakan
PNI) menyelenggaraka hambatan dalam mengakibatkan
19 Maret 1952 n pemilu melaksanakan lahirnya mosi tidak
– 2 Juni 1953 2. Meningkatkan tugasnya, antara lain : percaya dari
taraf 1. Munculnya kelompok oposisi.
kemakmuran, sentimen
pendidikan dan kedaerahan akibat
keamanan rakyat ketidakpuasan
3. Berusaha terhadap
menyelesaikan pemerintah;
masalah Irian 2. Adanya konflik di
Barat, tubuh angkatan
memperbaiki darat yang
hubungan dengan mengakibatkan
Belanda, dan terjadinya Peristiwa
konsisten 17 Oktober 1952;
menjalankan 3. Adanya peristiwa
politik luar negeri Tanjung Morawa di
yang bebas aktif. Sumatera utara.
Ali 1. Mempersiapkan 1. Disusunnya 1. Memperjuangkan
Sastroamidjojo penyelenggaraan kerangka panitia Irian Barat
(koalisi NU pemilu yang pelaksanaan pemilu. kedalam negara
dan PIR) rencananya 2. Suksesnya Indonesia.
31 Juli 1953- diadakan pada pelaksanaan 2. Munculnya
24 Juli 1955 tengah tahun Konfrensi Asia Afrika pemberontakan
1955. (KAA). di berbagai
2. Mengatasi 3. Membaiknya daerah.
gangguan hubungan dengan 3. Masih
keamanan dan Cina. berlanjutnya
pemberontakan konflik di tubuh
di daerah. Angkatan Darat
3. Melaksanakan
politik luar negeri
Indonesia yang

29
bebas aktif dan
turut berperan
dalam
menciptakan
perdamaian
dunia.
Burhanuddin 1. Mengembalikan 1. Diselenggarakannya Banyak perseteruan
Harahap kepercayaan moral pemilu tahun1955. antara para
Agustus 1955- rakyat terhadap 2. Dibubarkannya Uni pemenang pemilu
3 Maret 1956 pemerintah, Indonesia-Belanda yang menyebabkan
terutama 3. Berhasil sidang parlemen
kepercayaan Partai menentukan sistem deadlock.
Masyumi. parlemen Indonesia
2. Melaksanakan
Pemilu.
3. Memberantas
korupsi.
4. Menyelesaikan
masalah inflasi
ekonomi yang
semakin
meningkat.
5. Meneruskan
perjuangan
mengembalikan
Irian Barat ke
pangakuan
Indonesia
Ali 1. Memperjuangkan 1. Ditandatanganinya Munculnya
Satroamidjojo masuknya Irian undang-undang sentimen anti Cina
II Barat ke Indonesia. pembatalan KMB dalam masyarakat,
24 Maret 2. Mempercepat oleh Presiden munculnya
1956- 14 proses Soekarno. kekecewaan
Maret 1957 pembentukan 2. Beralihnya pemerintah daerah
daerah otonom di perusahaan terhadap
Indonesia. Belanda menjadi pemerintah pusat,
3. Meningkatkan mili warga tidak stabilnya
kesejahteraan Tionghoa. kondisi pemerintah
kaum buruh dan 3. Kepentingan dengan banyaknya
pegawai negeri Belanda partai politik dan
serta diperlakukan sesuai munculnya gerakan

30
menyehatkan hukum yang separatis di
anggaran belanja berlaku di berbagai daerah.
dan keuangan Indonesia
negara.
4. Mengganti sistem
ekonomi kolonial
menjadi sistem
ekonomi nasional.
Djuanda 1. Membentuk 1. Dibentuknya 1. Terjadinya
9 April 1957-10 Dewan Nasional Dewan Nasional. gerakan separatis
Juli 1959 untuk menampung 2. Pembersihan di daerah.
segala aspirasi pejabat 2. Dekrit Presiden 5
rakyat pemerintahan yang Juli 1959
2. Menormalkan terlibat korupsi.
kondisi RI yang 3. dilaksanakannya
memburuk di konsolidasi dengan
segala bidang. daerah-daerah
3. Memperjuangkan yang melakukan
pelaksanan pemberontakan
pembatalan KMB. dengan tujuan agar
4. Melanjutkan dapat
perjuangan menormalisasi
merebut Irian keamanan rakyat.
Barat dengan 4. Ditetapkannya
upaya diplomatik. peraturan kelautan
5. Meningkatkan yang tertuang
proses dalam Deklarasi
pembangunan Djuanda 13
yang belum stabil Desember 1957.
sejak Indonesia Hal itu merupakan
merdeka. bukti keberhasilan
diplomasi
Indonesia dalam
memperjuangkan
wilayah teritorial
laut.

31
3. Pemilihan Umum Tahun 1955
Pemilihan umum Indonesia tahun 1955 adalah pemilu pertama di Indonesia. Pemilu
ini sering dikatakan sebagai pemilu yang paling demokratis di Indonesia. Pemilu ini
dilaksanakan dalam dua tahap, yaitu :
1. Pemilihan umum pertama dilakukan untuk memilih anggota DPR yang
dilaksanakan tanggal 29 September 1955.
2. Pemilihan umum kedua dilaksanakan tanggal 15 Desember 1955 untk memilih
anggota Konstituante (Lembaga yang bertugas menyusun Undang-Undang
Dasar).
Hasil pemilu tahun 1955 memunculkan empat partai politik yang meraih kursi
terbanyak di DPR. Keempat partai politik tersebut adalah :
a. Masyumi : 60 kursi
b. PNI : 58 kursi
c. NU : 47 kursi
d. PKI : 32 kursi
Meskipun pemilihan umum 1955 merupakan pemilu yang paling demokratis, DPR
dan Konstituante hasil pemilu 1955 tidak mampu menjalankan tugasnya dengan baik,
karena mereka lebih mementingkan kelompoknya dibandingkan kepentingan rakyat
sehingga kondisi politik masih tidak stabil.

Aktivitas

Tabel perbandingan, coba anda mencari informasi tentang pelaksanaan pemilu


tahun1955, Pemilu Orde Baru dan Pemilu Reformasi
Aspek Perbandingan Pemilu 1955 Pemilu Orde Baru Pemilu Reformasi
Partai peserta pemilu
Azas pelaksanaan
Tujuan
Partai pemenang
Keterlibatan TNI

32
D. Perkembangan Ekonomi Indonesia Pada Masa Demokrasi Liberal

1. Gunting Syafruddin, yaitu kebijakan melakukan pemotongan nilai mata uang.


Kebijakan ini dilakukan dengan cara mengubah uang Rp. 2,50 ke atas menjadi
setengahnya. Tujuan dari kebijakan ini adalah untuk mengurangi jumlah uang
yang beredar. Dampaknya pemerintah mendapat kepercayaan Belanda dengan
mendapat pinjaman sebesar Rp. 200 juta.

Syafruddin Prawiranegara

2. Sistem Ekonomi Gerakan Benteng.


Kebijakan ini dikeluarkan oleh menteri perdagangam masa pemerintahan Kabinet
Natsir yaitu Dr. Soemitro Djoyohadikusumo. Kebijakan ini dilakukan dengan cara
memberikan pinjaman atau bantuan kredit kepada pengusaha pribumi.
Tujuannya untuk memajukan pengusaha pribumi sehingga perekonomian
Indonesia kuat. Tetapi dalam pelaksanaannya mengalami kegagalan, karena
mereka menjadi tergantung pada pemeritah dan tidak mandiri.

33
Sumitro Djoyohadikusumo

3. Nasionalisasi De Javasche Bank


Pada tahun 1951 pemerintah Indonesia melakukan nasionalisasi De Javasche
Bank menjadi Bank Indonesia. Tujuannya untuk menaikkan pendapatan ekspor
dan menurunkan biaya ekspor serta melakukan penghematan. Nasionalisasi ini
dilakukan pada tanggal 15 Desember 1951 berdasarkan Undang-Undang Nomor
24 Tahun 1951.
Gedung De Javasche Bank, di
Nasionalisasikan menjadi Bank
Indonesia pada tahun 1951.

4. Sistem Ekonomi Ali-Baba


Kebijakan ekonomi yang dibuat oleh Mentri
Perekonomian Kabinet Ali Sastroamidjoyo, yaitu
Mr. Iskaq Cokroadisuryo. Dalam Sistem ekonomi
Ali-Baba, digambarkan bahwa Ali
menggambarkan pengusaha pribumi dan Baba
menggambarkan pengusaha pribumi. Pemerintah
menyediakan bantuan berupa kredit pada
melalui bank. Tujuannya untuk memajukan
Mr. Iskaq Tjokroadisuryo
pengusaha pribumi.

Tetapi kebijakan ini gagal karena perngusaha nonpribumi lebih berpengalaman


dari pengusaha pribumi dalam memperoleh bantuan kredit. Pengusaha pribumi
belum mampu bersaing dengan pengusahan non pribumi.

34
Penilaian Pembelajaran

Pilihlah jawaban yang paling tepat !


1. Bagaimana sistem pemerintahan Republik Indonesia pada awal kemerdekaan ?
A. Sistem pemerintahan Parlementer
B. Sistem pemerintahan Presidensial
C. Sistem pemerintahan Liberal
D. Sistem Pemerintahan Sosialisme
E. Sistem Pemerintahan Komunisme

2. Mengapa pada awal kemerdekaan kondisi politik Indonesia tidak stabil ?


A. Mendapat rongrongan dari Amerika Serikat
B. Mendapat gangguan dari pihak Jepang yang tidak ingin Indonesia Merdeka
C. Mendapat gangguan dari pihak Inggris
D. Mendapat gangguan dari pihak Belanda, yang ingin kembali mengausai Indonesia
E. Mendapat gangguan dari Australia

3. Faktor penyebab jatuhnya Kabinet Wilopo adalah ...


A. Melanggar politik luar negeri bebas aktif
B. Kegagalan perundingan dengan Belanda mengenai maslah Irian Barat.
C. Terjadinya peristiwa 17 Oktober
D. Terjadinya peristiwa di Tanjung Morawa
E. Kegagalan melaksanakan Pemilu

4. Dari pernyataan di bawah ini yang merupakan faktor penyebab jatuhnya kabinet
Sukiman adalah ...
A. Terjadinya peristiwa percobaan pembunuhan terhadap Presiden Sukarno
B. Terjadinya peristiwa 17 Oktober 1952
C. Terjadinya peristiwa Tanjung Morawa di Sumatera utara
D. Kegagalan konstituante dalam menyusun UUD baru
E. Ditandatanganinya MSA (Mutual Security Act) dengan Amerika Serikat

5. Dari pernyataan di bawah ini, yang merupakan program kerja Kabinet Ali
Sastroamidjoyo II adalah ...
A. Memperjuangkan masuknya Irian Barat ke wilayah Indonesia
B. memperlambat proses pembentukan daerah otonom diIndonesia
C. Memperlambat akselerasi pemilihan anggota DPRD
D. Meningkatkan kesejahteraan para pengusaha
E. Meningkatkan sistem ekonomi nasinal

35
6. Meskipun situasi politik Indonesia pada masa Demokrasi Liberal tidak stabil, namun
pemerintah bisa melaksanakan pemilihan umum yang pertama pada tahun 1955.
Pada masa pemerintahan siapa pemilu ini terlaksana ?
A. Kabinet Natsir
B. Kabinet Sukiman
C. Kabinet Wilopo
D. Kabinet Ali Sastroamidjoyo I
E. Kabinet Burhanudin Harahap

7. Pernyataan di bawah ini yang menjadi hasil kerja kabinet Djuanda adalah ...
A. Diterapkan aturan wilayah perairan Indonesia
B. Beralihnya perusahaan Belanda ke pihak etnis Cina
C. diselenggarakannya Pemilu pertama tahun 1955
D. Sukses melaksanakan Konfrensi Asia Afrika
E. Ditangkapnya menteri kehakiman karena kasus korupsi

8. Salah satu faktor yang menjadi penyebab kegagalan pelaksanaan program ekonomi
Benteng dalam upaya memperbaiki perekonomian nasional adalah ...
A. Pengusaha pribumi tidak mandiri dan tergantung pada pemerintah.
B. Pemerintah tidak memiliki dana yang cukup untu kredit
C. Banyak pengusaha swasta yang fiktif
D. Penyaluran kredit tidak merata kesemua pengusaha
E. Pengusaha pribumi cenderung bersifat konsumtif

9. Program perbaikan ekonomi lain yang dilakukan pemerintah pada masa Demokrasi
Liberal adalah Program Ekonomi Ali-Baba. Kata Ali merepresentasikan kepada ...
A. Pribumi yang bekerja pada pengusaha non pribumi
B. Etnis Aran yang memiliki modal usaha
C. Para pengusaha pribumi
D. Pribumi yang menyelenggara yang melakukan ekspor-impor
E. Pribumi yang memiliki modal pinjaman kredit

10. Kebijakan ekonomi pada tahun 1950-an dengan cara memotong nilai mata uang
disebut ...
A. Sistem ekonomi gerakan Benteng
B. Gunting Syafrudin
C. Sistem ekonomi Ali-Baba
D. Nasionalisasi De Javasche Bank
E. Gerakan Asaat

36
Tindak Lanjut Pembelajaran

ATTENTION!!
Setelah Anda mempelajari
materi diatas, untuk lebih Setelah Anda mempelajari
mendalami dan menguasai materi diatas, apakah kalian
materi yang berkaitan memahami seluruh materi
dengan Kompetensi Dasar
mengenai Perkembangan
3.3 dengan materi
Politik Ekonomi Indonesia pada
Perkembangan Politik
Ekonomi Indonesia pada Awal Kemerdekaan sampai
Awal Kemerdekaan sampai Masa Demokrasi Liberal?
Masa Demokrasi Liberal,
silahkan kalian buka dan Ataukah ada materi yang
pelajari Buku Paket Sejarah belum dimengerti? Jika Anda
Indonesia untuk SMA Kelas masih belum memahami
XII Penerbit Kementerian keseluruhan materi diatas,
Pendidikan dan Kebudayaan silahkan pelajari lagi materi
Republik Indonesia tahun dengan lebih seksama. Namun
2016. jika
Kalian juga bisa mencari sudah memahami
referensi lain dari materi ini
keseluruhan materi, silahkan
dari sumber-sumber lain baik
lanjutkan ke kegiatan
sumber cetak maupun
pembelajaran berikutnya.

Referensi

Abdurahman, dkk. 2017. Sejarah Indonesia kelas XII. Jakarta : Kemdikbud : Balitbang
Pusbukkur.
Hapsari, ratna dan M. Adil. 2016. Sejarah Indonesia Kelas 12. Jakarta : Erlangga
Magdalia Alfian, et all. 2003. Sejarah untuk SMA dan MA Kelas XII Program Ilmu
Pengetahuan Sosial KTSP Standar Isi 2006. Jakarta : Esis
Matroji. 2016. Catatan Peristiwa Sejarah Indonesia SMA/MA/ SMK/MAK Kelas 12.
Jakarta : PT. Bumi Aksara
https://id.wikipedia.org/wiki/Kabinet_Presidensial
https://newswantara.com/sejarah/sejarah-uang-di-indonesia
http://sejarahpopulerdunia.blogspot.com/2015/05/luas-dan-bentuk-wilayah-negara-
indonesia.html
http://nyawasungai.org/sejarah-kota/

37
Daftar Istilah

BTC (Banking and Trading : Suatu badan perdagangan semi pemerintah yang
Corporation) dipimpin oleh Dr. Sumitro Djojohadikusumo dan Dr.
Ong Eng Die.
De Javasche Bank : Perusahaan Bank milih Belanda di Jawa pada masa
pemerintah kolonial Belanda, yang kemudian di
rubah menjadi Bank Indonesia pada tahun 1951
Indonesia Office (Indoff) : Perwakilan resmi pemerintah Indonesia yang
dibentuk di Singapura. Tujuannya untuk menembus
blokade ekonomi Belanda.
Parlementer : Sistem pemerintahan dimana mentri-mentri
bertanggungjawab kepada Parlemen. Pemerintahan
dipimpin oleh Perdana Mentri.
Planning Board : Badan perancang ekonomi , dibentuk tanggal 19
Januari 1947 atas usul mentri Kemakmuran A.K
Gani. Badan ini bertugas membuat rencana
pembnagunan ekonomi untuk jangka waktu 2-3
tahun.

38
KOMPETENSI DASAR 3.4
Menganalisis perkembangan kehidupan
politik dan ekonomi Bangsa Indonesia
pada masa Demokrasi Terpimpin

39
BAB 4

KEBIJAKAN POLITIK DAN EKONOMI


PEMERINTAHAN DEMOKRASI
TERPIMPIN

Tujuan Pembelajaran

Melalui kegiatan pembelajaran mata pelajaran Sejarah Indonesia, peserta didik diharapkan
dapat :
1. Memaparkan isi Dekrit Presiden 5 Juli 1959
2. Menganalisis kebijakan politik pemerintah pada masa Demokrasi Terpimpin
3. Menganalisis kebijakan politik pemerintah pada masa Demokrasi Terpimpin
4. Menganalisis kebijakan luar negeri pemerintah pada masa Demokrasi Terpimpin
5. Mengidentifikasi penyimpangan-penyimpangan yang terjadi pada masa Demokrasi
Terpimpin

Uraian Materi

40
A. Dekrit Presiden 1959
Dekrit Presiden 5 Juli 1959 menjadi awal dari babak baru sejarah Indonesia yang nanti
kita kenal sebagai Demokrasi Terpimpin. Dekrit Presiden 5 Juli 1959 adalah dekrit yang
dikeluarkan oleh Presiden Indonesia yang pertama, Soekarno pada 5 Juli 1959. Isi dekrit
ini adalah pembubaran Badan Konstituante hasil Pemilu 1955 dan penggantian undang-
undang dasar dari UUD Sementara 1950 ke UUD '45.

1. Latar Belakang Dekrit Presiden 1959


Dekrit Presiden 1959 dilatarbelakangi oleh kegagalan Badan Konstituante
untuk menetapkan UUD baru sebagai pengganti UUDS 1950. Anggota konstituante
mulai bersidang pada 10 November 1956. Namun pada kenyataannya sampai tahun
1958 belum berhasil merumuskan UUD yang diharapkan. Sementara, di kalangan
masyarakat pendapat-pendapat untuk kembali kepada UUD '45 semakin kuat. Dalam
menanggapi hal itu, Presiden Ir. Soekarno lantas menyampaikan amanat di depan
sidang Konstituante pada 22 April 1959 yang isinya menganjurkan untuk kembali
ke UUD '45. Pada 30 Mei 1959 Konstituante melaksanakan pemungutan suara.
Namun pemungutan suara tidak berjalan dengan baik sehingga tidak menghasilkan
satu keputusan pun. Gagalnya konstituante melaksanakan tugasnya dan rentettan
peristiwa politik dan keamanan yang mengguncangkan persatuan dan kesatuan
bangsa mencapai klimaknya pada bulan Juni 1959. Akhirnya demi keselamatan
negara berdasarkan staatsnoodrecht (hukum keadaan bahaya bagi negara) pada hari
Minggu tanggal 5 Juli 1959 pukul 17.00, Presiden Soekarno mengeluarkan dekrit yang
diumumkan dalam upacara resmi di Istana Merdeka.

Suasana Pembacaan Dekrit Presiden 5 Juli 1959

41
2. Isi Dekrit Presiden 5 Juli 1959
Presiden Soekarno mengeluarkan dekrit presiden ini karena saran dari
beberapa tokoh politik untuk mengembalikan UUD 1945. Oke langsung saja, isi dekrit
presiden 5 juli 1959 antara lain menetapkan:
1) Pembubaran Konstituante
2) Berlakunya kembali UUD 1945 dan tidak berlakunya UUDS 1950
3) Dibentuknya MPRS dan DPAS

B. Kebijakan Politik Pemerintah pada masa Demokrasi Terpimpin


Demokrasi Terpimpin muncul setelah terjadinya carut marut pada bidang pemerintahan
pada masa Demokrasi Liberal. Demokrasi Terpimpin setelah dikeluarkannya Dekrit
Presiden 5 Juli 1959. Dekrit ini sebenarnya muncul dari gagasan ABRI yang ingin kembali
diterapkannya UUD 1945. Harapannya dengan dikeluarkannya dekrit, pemerintahan
Indonesia akan menjadi lebih stabil dan integrasi Indonesia dapat terjaga. Konsepsi
mengenai Demokrasi Terpimpin dicetuskan oleh Presiden Soekarno. Beberapa kebijakan
yang ditempuh oleh Presiden Soekarno antara lain:

1. Pembentukan MPRS
Majelis Permusyawaratan Rakyat Sementara (MPRS) dibentuk berdasarkan
Penpres No. 2 Tahun 1959. Para anggota MPRS ditunjuk dan diangkat oleh presiden
dengan sejumlah persyaratan: setuju kembali kepada UUD 1945, setia kepada
perjuangan RI, dan setuju pada manifesto politik. Keanggotaan MPRS terdiri atas 61
orang anggota DPR, dan 200 wakil golongan. Pada saat itu, ABRI mulai terjun kedunia
politik. Hal ini sesuai dengan ide Dwifungsi ABRI yang dicetuskan oleh A.H Nasution.
Tugas MPRS terbatas pada menetapkan Garis-garis Besar Haluan Negara. Beberapa
keputusan yang dibuat oleh MPRS:
1. Melaksanakan Manifesto politik
2. Pengangkatan Ir. Soekarno sebagai presiden seumur hidup
3. Pidato presiden yang berjudul Berdiri di atas kaki sendiri sebagai pedoman
revolusi dan politik luar negeri

2. Pembentukan DPR-GR
Pembubaran DPR hasil Pemiu 1955 disebabkan oleh penolakan DPR terhadap
RAPBN tahun 1960 yang diajukan oleh pemerintah. Presiden kemudian
mengeluarkan Perpres yang menyatakan DPR dibubarkan. Sebagai gantinya presiden
membentuk Dewan Perwakilan Rakyat gotong-Royong (DPR-GR) yang anggotanya
ditunjuk oleh presiden. Tugas DPR-GR adalah: melaksanakan manifesto politik,
mewujudkan amanat penderitaan rakyat, melaksanakan demokrasi terpimpin.

42
3. Pembentukan Dewan Pertimbangan Agung Sementara (DPAS)
Dewan Pertimbangan Agung Sementara (DPAS) dibentuk berdasakan Perpres
No. 3 Tahun 1959. Lembaga tinggi negara diketuai oleh presiden dan wakilnya adalah
Ruslan Abdulgani. Tugas DPAS adalah memberi jawaban atas pertanyaan presiden
dan mengajukan usul kepada pemerintah.

4. Pemasyarakatn Ajaran NASAKOM


NASAKOM merupakan singkatan dari nasionalis, agama dan komunis. Ide ini
muncul dari presiden Soekarno untuk menyatukan kekuatan membangun Indonesia.
Presiden Soekarno menggagas adanya sebuah Demokrasi Terpimpin dengan
dibentuknya kabinet gotong royong yang komposisinya terdiri dari golongan
nasionalis yang diwakili oleh PNI, kelompok agama yang diwakili oleh NU, serta
komunis yang diwakili oleh PKI. Setiap lembaga atau instansi tertentu harus
menerapkan ide Nasakom tersebut. menurut presiden Soekarno, Nasakom adalah
cerminan paham-paham yang berkembang dalam masyarakat Indonesia pada saat
itu.

5. Pembentukan Kabinet Kerja


Pada tanggal 9 Juli 1959, presiden membentuk kabinet kerja. Karena tidak ada
wakil presiden, maka presiden mengadakan jabatan menteri pertama. Ir. Juanda
ditunjuk untuk memegang jabatan itu. Program kabinet kerja yang terkenal dengan
nama Triprogram (tiga program). Triprogram meliputi
1. Mencukupi kebutuhan sandang pangan
2. Menciptakan keamanan Negara
3. Mengembalikan Irian Barat.

6. Pembentukan Front Nasional


Front Nasional dibentuk berdasarkan Penpres No. 13 tahun 1959. Tujuan dari
Front nasional adalah menyatukan segala bentuk potensi nasional menjadi suatu
kekuatan menyukseskan pembangunan. Front Nasional dipimpin oleh Presiden.
Tugas dari Front Nasional adalah:
1. Menyelesaikan revolusi nasional
2. Melaksanakan pembangunan
3. Mengambalikan Irian Barat

7. Pembubaran Masyumi dan PSI


Pada tanggal 17 Agustus 1960, pemerintah membubarkan Partai Masyumi
dan PSI. Pertimbangan pembubaran dua partai tersebut adalah dikarenakan
pemimpin-pemimpinnya dituduh turut serta memberikan bantuan terhadap
pemberontakan PRRI dan Permesta. Pembubaran partai politik merupakan gagasan
dari Presiden Soekarno, hal ini mengacu keberadaan partai politik pada Demokrasi

43
Liberal yang memunculkan ketidakstabilan dalam pemerintahan. Ide tentang
pembubaran partai politik ini mendapatkan tentangan dari berbagai pihak, salah
satunya dari Hatta. Oleh karena itu, Hatta kemudian mengundurkan diri dari
jabatannya sebagai wakil presiden Indonesia pada tanggal 1 Desember 1956.

8. Pembentukan Dewan Perancang Nasional (Depernas) atau Badan Perancang


Pembangunan Nasional (Bappenas)
Depernas dipimpin oleh Mohammad Yamin dan beranggotakan 50 orang.
Tugas Depernas adalah menyiapkan rancangan undang-undang pembangunan
nasional sekaligus menilai pelaksanaannya. Pada tahun 1963, Depernas berganti
naman menjadi Badan Perancang Pembangunan Nasional (Beppenas). Ketua badan
ini diambil alih oleh presiden. Tugas Beppenas adalah:
1. Menyusun rencana pembangunan jangka panjang dan jangka pendek
2. Mengawasi pelaksanaan pembangunan
3. Menilai hasil kerja mendataris MPR

C. Kebijakan Ekonomi Pemerintah pada masa Demokrasi Terpimpin


Selain perubahan politik menuju demokrasi terpimpin, kebijakan ekonomi pun
mengikuti ekonomi terpimpin. Sehingga ekonomi terpimpin merupakan bagian dari
demokrasi terpimpin, dimana semua aktivitas ekonomi disentralisasikan di pusat
pemerintahan sementara daerah merupakan kepanjangan dari pusat. Langkah yang
ditempuh pemerintah pada dasarnya untuk menunjang pembangunan ekonomi negara.
Berikut kita bahas mengenai kebijakan-kebijakan ekonomi pada masa pemerintahan
Demokrasi Terpimpin.

1. Penurunan Nilai Mata Uang (Devaluasi)


Devaluasi mata uang adalah suatu tindakan penyesuaian nilai tukar mata
uang terhadap mata uang asing lainnya yang dilakukan oleh Bank Sentral atau
Otoritas Moneter yang mengadopsi sistem nilai tukar tetap. Pemerintahan Presiden

44
Sukarno melalui Menteri Keuangan yang dirangkap oleh Menteri Pertama Djuanda
menurunkan nilai mata uang Rp 1.000 yang bergambar gajah dan Rp 500 yang
bergambar macan, diturunkan nilainya hanya jadi Rp 100 dan Rp 50 Pemerintah juga
melakukan pembekuan terhadap semua simpanan di bank-bank yang melebihi
jumlah Rp.25.000.
Tujuan dilakukan Devaluasi :
1) Guna membendung inflasi yang tetap tinggi
2) Untuk mengurangi jumlah uang yang beredar di masyarakat
3) Meningkatkan nilai rupiah sehingga rakyat kecil tidak dirugikan.

Maka pada tanggal 25 Agustus 1959 pemerintah mengumumkan


keputusannya mengenai penuruan nilai uang (devaluasi), yaitu sebagai berikut.
a) Uang kertas pecahan bernilai Rp. 500 menjadi Rp. 50
b) Uang kertas pecahan bernilai Rp. 1.000 menjadi Rp. 100
c) Pembekuan semua simpanan di bank yang melebihi Rp. 25.000

Tetapi usaha pemerintah tersebut tetap tidak mampu mengatasi


kemerosotan ekonomi yang semakin jauh, terutama perbaikan dalam bidang
moneter. Para pengusaha daerah di seluruh Indonesia tidak mematuhi sepenuhnya
ketentuan keuangan tersebut. Pada masa pemotongan nilai uang memang
berdampak pada harga barang menjadi murah tetapi tetap saja tidak dapat dibeli
oleh rakyat karena mereka tidak memiliki uang. Hal tersebut terjadi karena:
a) Penghasilan negara berkurang karena adanya gangguan keamanan akibat
pergolakan daerah yang menyebabkan ekspor menurun.
b) Pengambilalihan perusahaan Belanda pada tahun 1958 yang tidak diimbangi
oleh tenaga kerja manajemen yang cakap dan berpengalaman.
c) Pengeluaran biaya untuk penyelenggaraan Asian Games IV tahun 1962, RI
sedang mengeluarkan kekuatan untuk membebaskan Irian Barat.

Kebijakan Devaluasi diambil kembali oleh pemerintah pada 13 Desember


1965 karena nilai mata uang rupiah terus merosot yang disebabkan oleh banyaknya
pengeluaran yang dilakukan oleh pemerintah dan embargo yang dilakukan sejumlah
negara pada Indonesia. Pemerintah mengambil langkah devaluasi dengan
menjadikan uang senilai Rp. 1000 menjadi Rp. 1.
Dampak dari kebijakan tersebut Uang rupiah baru yang seharusnya bernilai
1000 kali lipat uang rupiah lama akan tetapi di masyarakat uang rupiah baru hanya
dihargai sekitar 10 kali lipat lebih tinggi dari uang rupiah baru. Tindakan moneter
pemerintah untuk menekan angka inflasi malahan menyebabkan meningkatnya
angka inflasi.

45
2. Deklarasi Ekonomi (Dekon)
Deklarasi Ekonomi yang biasa disebut Dekon dikeluarkan oleh Presiden
Sukarno dalam suatu pidato di istana negara pada tanggal 28 Maret 1963. Dekon ini
kemudian ditetapkan dalam sidang umum MPRS menjadi Pedoman Pelaksanaan
Garis-garis Dasar Pembangunan Bidang Ekonomi. Tujuan Dekon adalah untuk
menanggulangi secara menyeluruh masalah-masalah perekonomian nasional yang
makin memburu pada waktu itu.
Strategi Dekon adalah menyukseskan Pembangunan Sementara Berencana 8
tahun yang polanya telah diserahkan oleh Depernas tanggal 13 Agustus 1960. Dalam
pelaksanaannya, peraturan tersevut tidak mampu mengatasi kesulitan ekonomi dan
masalah inflasi. Dekon mengakibatkan stagnasi bagi perekonomian Indonesia.
Kegagalan kebijakan ini disebabkan oleh:
1) Tidak terwujudnya pinjaman dari International Monetary Fund (IMF) sebesar
US$ 400 juta.
2) Adanya masalah ekonomi yang muncul karena pemutusan hubungan dengan
Singapura dan Malaysia dalam rangka kasi Dwikora.
3) Politik konfrontasi dengan Malaysia dan negara barat semakin memperparah
kemerosotan ekonomi Indonesia.

3. Meningkatkan Perdagangan dan Perkreditan Luar Negeri


Pemerintah membangkitkan ekonomi agraris atau pertanian, sebab kurang
lebih 80% pendidi Indonesia hidup dari bidang pertanian. Hasil pertanian tersebut
diekspor untuk memperoleh devisa yang selanjutnya digunakan untuk mengimpor
berbagai bahan baku atau barang konsumsi yang belum dihasilkan Indonesia. Jika
Indonesia tidak mampu memperoleh keuntungan maka mencari bantuan berupa
kredit luar negeri guna memenuhi biaya impor dan memenuhi kebutuhan
masyarakat di dalam negeri. Sehingga Indonesia mampu memperbesar komoditi
ekspor, dari ekspor tersebut maka akan digunakan untuk membayar hutang luar
negeri dan untuk kepentingan dalam negeri. Dengan bantuan kredit tersebut
membuka jalan bagi perdagangan dari negara yang memberikan pinjaman kepada
Indonesia.

4. Pembentukan Komando Tertinggi Operasi Ekonomi (KOTOE) dan Kesatuan Operasi


(KESOP)
Pada tanggal 17 April 1964 dikeluarkan aturan mengenai adanya Komando
Tertinggi Operasi Ekonomi (KOTOE) dan Kesatuan Operasi (KESOP) dalam usaha
perdagangan.

5. Peleburan bank-bank negara


Peleburan bank-bank negara dilakukan untuk membentuk satu bank sentral
yang bertugas sebagai bank sirkulasi, bank sentral, dan bank umum. Presiden

46
berusaha mempersatukan semua bank negara ke dalam satu bank sentral sehingga
didirikan Bank Tunggal Milik Negara berdasarkan Penpres No. 7 tahun 1965. Untuk
mewujudkan tujuan tersebut maka dilakukan peleburan bank-bank negara seperti
Bank Koperasi dan Nelayan, Bank Umum Negara, Bank Tabungan Negara, Bnk Negara
Indonesia ke dalam Bank Indonesia. Dibentuklah Bank Negara Indonesia yang terbagi
dalam beberapa unit dengan tugas dan pekerjaan masing-masing.

D. Kebijakan Luar Negeri Pemerintah pada masa Demokrasi Terpimpin


Politik luar negeri pada masa Demokrasi Terpimpin ditandai dengan usaha keras
Presiden Soekarno membuat Indonesia semakin dikenal di dunia internasional melalui
beragam konferensi internasional yang diadakan maupun diikuti Indonesia. Usaha yang
dikenal dengan strategi Politik Mercusuar. Tujuan awal dari dikenalnya Indonesia adalah
mencari dukungan atas usaha dan perjuangan Indonesia merebut dan mempertahankan
Irian Barat. Namun seiring berjalannya waktu, status dan prestis menjadi faktor-faktor
pendorong semakin gencarnya Soekarno melaksanakan aktivitas politik luar negeri ini.
Efek samping dari kerasnya usaha ke luar Soekarno ini adalah ditinggalkannya masalah-
masalah domestik seperti masalah ekonomi. Politik luar negeri Indonesia pada masa ini
juga bersifat revolusioner. Berikut kita bahas mengenai Kebijakan Luar Negeri
pemerintahan masa Demokrasi Terpimpin.

1. Merebut Irian Barat


Untuk merebut Irian Barat, pemerintah RI harus mempersiapkan kekuatan
militer. Untuk hal tersebut pemerintah RI mencari bantuan senjata ke luar negeri.
Pada awalnya usaha ini dilakukan kepada negara-negara Blok Barat, khsusunya
Amerika Serikat, namun tidak membawa hasil yang memuaskan. Kemudian upaya ini
dialihkan ke negara-negara Blok Timur (komunis), terutama ke Uni Soviet. Upaya ini
terus berlanjut sampai dikirimnya misi yang dipimpin oleh A.H. Nasution untuk
membeli senjata ke Uni Soviet. Selain demi kepetingan militer, hubungan ini juga
memiliki kepentingan diplomasi. Untuk meningkatkan semangat perjuangan, pada
tanggal 9 Desember 1961 Presiden Sukarno mengeluarkan komando yang dikenal Tri
Komando Rakyat (Trikora). Isi Trikora sebagai berikut:
1) Gagalkan pembentukan negara boneka Papua buatan Belanda Kolonial
2) Kibarkan Sang Merah Putih di Irian Barat Tanah Air Indonesia
3) Bersiaplah untuk mobilisasi umum mempertahankan kemerdekaan dan
kesatuan Tanah Air dan Bangsa

2. Asian Games Jakarta 1962


Presiden Sukarno berusaha mengangkat nama Indonesia ke dunia
internasional, salah satunya lewat ajang kejuaraan olahraga internasional. Maka
dilangsungkan Asian Games di Jakarta pada 1962. Usaha Indonesia untuk
mempersiapkan Asian Games sebagai berikut:

47
1) Pembangunan komplek Istora yang terdiri dari Stadion Gelora Bung Karno,
Stadion Renang, Stadion Madya, Stadion Tenis dan Gedung Basket
2) Hotel Indonesia
3) Memperluas jalan Thamrin, jalan Jenderal Sudirman, dan jalan Grogol
4) Pembangunan jembatan Semaggi
5) Pembuatan Televisi Republik Indonesia (TVRI) untuk menayangkan pertandingan
ASIAN Games

Berbagai proyek tersebut salah satu dananya merupakan bantuan dari Uni
Soviet. Pelaksanaan Asian Games berlangsung dari 24 Agustus – 4 September 1962.
Negara yang mengikuti berjumlah 16 negara. Muncul controversial dimana Indonesia
tidak mengundang Israel dan Taiwan. Hal ini menyalahi undang-undang Asian Games
Foundation oleh karena itu kemudian Indonesia diskors dalam mengikuti Olimpiade
musim panas 1964 di Tokyo. Lima besar negara peroleh medali dalam Asian Games
ke-4 yaitu Jepang, Indonesia, India, Filipina dan Korea.

Pembangunan Gelora Bung Karno sebagai usaha mempersiapkan diri sebagai tuan
rumah Asian Games 1962

Tingkatkan kemampuan analisis anda!


Tahun 2018 menjadi momentum bagi bangsa Indonesia karena menjadi tuan rumah
hajat besar Asian Games Jakarta-Palembang 2018, suatu ajang kompetisi olahraga
terbesar tingkat Asia. Sebelumnya, Indonesia juga pernah menjadi tuan rumah,
yakni pada 1962: Asian Games Jakarta 1962. Sejak saat itu selama lebih dari lima
dekade Indonesia terpilih lagi menjadi tuan rumah. Sekarang coba anda bandingkan
penyelenggaraan Asian Games mulai dari persiapan, penyelenggaraan, hingga hasil
dari kompetisi tersebut! Tulis hasil analisis anda dalam selembar kertas, lalu
diskusikan dengan guru dan teman anda!

48
3. OLDEFO dan NEFO
OLDEFO dan NEFO adalah istilah baru yang dikembangkan oleh Presiden
Sukarno untuk membagi negara-negara imperialis dan negara-negara yang anti
terhadap imperialis. OLDEFO yang merupakan singkatan dari Old Established Forces
adalah negara-negara imperialis/ kolonialis/ kapitalis dan negara-negara yang sedang
berkembang yang cenderung pada imperialisme/kolonialis. Sedangkan, NEFO yang
merupakan singkatan dari New Emerging Forces adalah kelompok negara-negara
yang sedang berkembang yang anti imperialis/ kolonialis dan sosialis serta komunis.
Menurut Presiden Sukarno Indonesia termasuk dalam NEFO.
NEFO merupakan gerakan yang digagas oleh Bung karno pada tahun 1961.
Tujuan dibentuknya NEFO adalah untuk menyatukan kekuatan negara-negara yang
baru merdeka seperti negara di Asia, Afrika, dan Amerika Latin sehingga dapat
mewujudkan tatanan dunia baru yang bebas dari Kolonialisme dan Imprealisme serta
bebas dari ekploitasi.

4. Pelaksanaan Games of The New Emerging Forces (GANEFO)


GANEFO merupakan pesta olahraga untuk negara-negara yang termasuk
Nefo. GANEFO diadakan atas prakarsa Presiden Soekarno sebagai tandingan dari
Olimpiade. Hal ini dilatarbelakangi oleh peristitwa sebelumnya yang mana Indonesia
diskors oleh komite Olimpade dikarenakan pada saat Asian Games tahun 1962 di
Jakarta, negara Israel dan Taiwan tidak boleh mengikuti pertandingan olahraga
tersebut. GANEFO dilaksanakan di Jakarta pada tanggal 10-23 November 1963 yang
diikuti oleh 53 negara. Penyelenggaraan GANEFO diboikot oleh negara-negara Barat.
Meski demikian GANEFO tetap berlangsung. Motto dari GANEFO adalah “Maju Terus
Jangan Mundur”. Lima besar perolehan medali pada Ganefo yaitu: Cina, Uni Soviet,
Indonesia, Republik Arab Bersatu, dan Korea Utara.

5. Pelaksanaan Conference of The New Emerging Forces (CONEFO)


Pelaksanaan Conference of The New Emerging Forces (CONEFO) merupakan
gagasan Presiden Soekarno untuk membentuk suatu kekuatan blok baru yang
beranggotakan negara-negara berkembang untuk menyaingi blok barat dan blok
timur. CONEFO merupakan tandingan terhada Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
Pada saat itu, Presiden Soekarno menentang PBB dikarenakan PBB justru dikuasai
oleh negara adidaya.
Sebagai realisasi dari adanya CONEFO, maka Presiden Soekarno melakukan
pembangunan gedung CONEFO yang diharapkan akan lebih megah dibandingkan
dengan markas PBB di New York. Rencananya CONEFO akan dilaksanakan pada tahun
1966. Akan tetapi gagal dilaksanakan karena kondisi politik Indonesia tidak menentu
pasca adanya peristiwa G 30/S PKI.

49
6. Konfrontasi dengan Malaysia
Pembentukan federasi Malaysia oleh Inggris dianggap membahayakan
Indonesia. Pemerintah Indonesia pada saat itu menentang karena menurut Presiden
Soekarno pembentukan Federasi Malaysia merupakan sebagian dari rencana Inggris
untuk mengamankan kekuasaanya di Asia Tenggara. Pembentukan Federasi
Malaysia dianggap sebagai proyek Neokolonialisme Inggris yang membahayakan
revolusi Indonesia. Oleh karena itu, berdirinya negara federasi Malaysia ditentang
oleh pemerintah Indonesia. Pada 3 Mei 1964 Presiden Soekarno mengucapkan Dwi
Komando Rakyat (Dwi Kora) yang isinya:
1) Perhebat ketahanan revolusi Indonesia
2) Bantu perjuangan revolusioner rakyat-rakyat Manila, Singapura, Sabah,
Serawak dan Brunai untuk membubarkan negara boneka Malaysia
Untuk menjalankan konfrontasi Dwikora, Presiden Soekarno membentuk
Komando Siaga dengan Marsekal Madya Oemar Dani sebagai Panglimanya. Puncak
ketegangan terjadi ketika Malaysia ditetapkan sebagai Anggota Tidak Tetap Dewan
Keamanan PBB.

7. Indonesia keluar dari PBB


Ditetapkannya Malaysia sebagai anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB,
menyulut kemarahan Indonesia. Hingga akhirnya pada 15 September 1965 Indonesia
keluar dari PBB karena Soekarno beranggapan bahwa PBB berpihak pada Blok Barat.
Berikut ini merupakan alasan Indonesia keluar dari PBB:
1) Presiden Soekarno menganggap bahwa markas PBB (New York) tidak netral.
Seharusnya diluar blok Amerika dan blok Uni Soviet
2) PBB dianggap lamban dalam menyikapi konflik antara negara
3) Adanya hak veto yang dimiliki oleh lima negara yakni Amerika Serikat, Inggris,
Uni Soviet (Rusia) Perancis dan Cina mencerminkan dominasi negara tertentu
4) Banyak kebijakan yang menguntungkan negara-negara Barat.

E. Kebijakan-kebijakan menyimpang pada masa Demokrasi Terpimpin


Presiden Sukarno dengan segenap tenaga dan upaya terus berusaha membuat nama
Indonesia semakin besar di mata dunia, namun pada masa ini terjadi berbagai
penyimpangan yang terjadi. Penyimpangan-penyimpangan yang dilakukan oleh
pemerintah seakan seperti bom waktu yang akan menghancurkan pemerintahan sendiri.
Walaupun maksud dari Presiden Sukarno dengan menjalankan kebijakan-kebijakan
tersebut diharapkan membawa stabilitas nasional, pada perkekembangannya terdapat
beberapa penyimpangan, antara lain:
1) Prosedur pembentukan MPRS dan DPR-GR yang ditentukan oleh Presiden
2) Pembubaran DPR hasil Pemilu 1955
3) Pengangkatan Presiden Sukarno sebagai Presiden Seumur Hidup
4) Pemasyarakatan ajaran NASAKOM (Nasionalis, Agama, Komunis)

50
5) Politik Luar Negeri condong ke Blok Timur
6) Indonesia keluar dari PBB

What should we do?


Dengan hubungan politik luar negeri Indonesia yang condong ke blok timur,
Pemerintah Indonesia pada masa Demokrasi Terpimpin dinilai telah menyimpang
dari prinsip politik luar negeri Indonesia yang bebas dan aktif. Coba anda
identifikasi di manakah letak penyimpangan tersebut? Menurut anda, bagaimana
semestinya politik hubungan luar negeri Indonesia pada waktu itu? Akhir-akhir ini
banyak terjadi konflik sekaligus pelanggaran HAM di berbagai belahan dunia,
seperti di Palestina, Suriah, Rohingya, dsb.. Coba anda renungkan, bagaimana
seharusnya Indonesia berperan dalam kasus tersebut di kancah internasional?
Tulis hasil analisis anda dalam selembar kertas, lalu diskusikan dengan guru dan
teman anda!

Penilaian Pembelajaran

Pilihlah jawaban yang paling tepat !


1. Latar belakang utama dari Dekrit Presiden 1959 adalah .....
A. Kenaikan harga-harga barang pokok
B. Maraknya korupsi, kolusi dan nepotisme di pemerintahan
C. Gagalnya Badan Konstituante untuk menetapkan UUD baru sebagai pengganti
UUD 1950
D. Banyaknya pemberontakan di daerah-daerah
E. Mahasiswa demonstrasi secara besar-besaran di gedung pemerintahan

2. Berikut adalah isi Dekrit Presiden 1959, kecuali .....


A. Pembubaran konstrituante
B. Berlakunya kembali UUD 1945
C. Tidak berlakunya UUDS 1950
D. Dibentuknya MUI
E. Dibentuknya MPRS dan DPAS

3. DPR hasil pemilu 1955 dibubarkan dan diganti menjadi DPR-GR yang anggotanya
ditunjuk oleh Presiden. Tugas DPR-GR adalah .....
A. Mewujudkan amanat penderitaan rakyat
B. Mengangkat Presiden Sukarno sebagai Presiden seumur hidup
C. Menyosialisasikan ajaran NASAKOM pada masyarakat

51
D. Menjalankan tugas sebagai bada eksekutif
E. Melaksanakan pembangunan

4. NASAKOM adalah pandangan politik Presiden Sukarno yang berusaha menyatukan


tiga golongan utama, yakni .....
A. Nasionalis, Imperialis, dan Sosialis
B. Nasionalis, Agama, dan Komunis
C. Kolonialis, Agama, dan Komunis
D. Imperialis, Kolonialis, dan Fasis
E. Nasionalis Fasis, dan Komunis

5. Perhatikan data berikut:


1) Mencukupi kebutuhan sandang dan pangan
2) Menciptakan kemanan Negara
3) Mengembalikan Irian Barat
4) Menyelesaikan Revolusi Nasional
5) Melaksanakan pembangunan
Dari data di atas, yang termasuk tugas dari Kabinet Kerja adalah .....
A. 1, 2, dan 3
B. 2, 3, dan 4
C. 3, 4, dan 5
D. 1, 2, dan 4
E. 1, 3, dan 5

6. Berikut adalah pernyataan yang benar mengenai Front Nasional .....


A. Tugas dari Front Nasional menyelesaikan revolusi nasional
B. Dibentuk berdasarkan Penpres No 13 tahun 1959
C. Bertugas untuk melaksakan pembangunan
D. Berusaha mencukupi kebutuhan sandang pangan
E. Front Nasional dipimpin oleh Presiden

7. Latar belakang dari dibubarkannya partai Masyumi dan PSI adalah .....
A. Kedua partai tersebut terlibat kasus Korupsi yang besar
B. Kedua partai tersebut anti Pancasila
C. Kedua partai tersebut dituduh turut mendukung pada pemberontakan PRRI dan
Permesta
D. Menyusupkan senjata untuk pemberontakan para petani
E. Turut dalam mendukung pemberontakan di Madiun pada 1948

52
8. Berikut adalah kebijakan ekonomi pemerintah pada masa Demokrasi Terpimpin yang
bertujuan untuk menyesuaikan nilai tukar mata uang terhadap mata uang asing,
yakni .....
A. Deklarasi Ekonomi
B. Pembentukan KOTOE
C. Pembentukan KESOP
D. Devaluasi
E. Pelebutan bank-bank negara

9. Banyak usaha-usaha dari Presiden Sukarno yang bertujuan untuk menunjukkan nama
besar Indonesia di kancah Internasional yang dikenal dengan politik mercusuar.
Berikut yang BUKAN kebijakan-kebijakan luar negeri untuk mewujudkan usaha
tersebut, yakni .....
A. Pembentukan kubu NEFO
B. Pelaksanaan GANEFO
C. Pelaksanaan CONEFO
D. Memeriahkan acara Asian Games Jakarta 1962
E. Kecondongan Indonesia ke Blok Timur

10. Perhatiakan pernyataan berikut:


1) Prosedur pembentukan MPRS dan DPR-GR yang ditentukan oleh Presiden
2) Pembubaran DPR hasil Pemilu 1955
3) Pengangkatan Presiden Sukarno sebagai Presiden Seumur Hidup
4) Politik Luar Negeri yang condong ke Blok Timur
5) Pemasyarakatan ajaran NASAKOM
Dari pernyataan di atas yang menunjukkan penyimpangan Pemerintah Demokrasi
Terpimpin dalam kebijakan Luar Negeri adalah nomor .....
A. 1
B. 2
C. 3
D. 4
E. 5

Tindak Lanjut Pembelajaran

Setelah Anda mempelajari Materi untuk memenuhi Kompetensi Dasar 3.4,


kunjungilah situs-situs internet yang menyajikan informasi tentang
Demokrasi Terpimpin! Dapat anda perkaya dengan video-video yang
tersebar di internet, seperti youtube.com tentang masa Demokrasi
Terpimpin.

53
Referensi

https://id.wikipedia.org/wiki/Dekret_Presiden_5_Juli_1959
http://www.donisetyawan.com/kebijakan-politik-dalam-negeri-pada-masa-
demokrasi-terpimpin/
https://id.wikipedia.org/wiki/Devaluasi_mata_uang
http://walfrinarosa.blogspot.com/2013/11/kebijakan-ekonomi-pada-masa-
demokrasi.html?m=1
http://www.donisetyawan.com/politik-luar-negeri-indonesia-demokrasi-terpimpin/
http://www.donisetyawan.com/politik-luar-negeri-indonesia-demokrasi-terpimpin/
http://www.donisetyawan.com/penyimpangan-pada-demokrasi-terpimpin/
https://www.sejarahumum.com/2017/11/pengertian-nefo-dan-oldefo_19.html
http://arti-definisi-pengertian.info/pengertian-deklarasi-ekonomi/

DAFTAR ISTILAH

Deklarasi Suatu bentuk pernyataan, pengungkapan, keterangan ataupun


tidak tutur lainnya yang bertujuan untuk menciptakan sesuatu hal
yang baru dari tuturan yang telah diucapkan.
Dekrit Perintah yang dikeluarkan oleh kepala negara maupun
pemerintahan dan memiliki kekuatan hukum.
Devaluasi Suatu bentuk kebijakan yang dilakukan oleh pemerintah untuk
menurunkan nilai mata uang lokal suatu negara terhadap nilai
mata uang asing.
Dwifungsi Fungsi ganda (rangkap)
Eksploitasi Suatu tundakan untuk memanfaatkan sesuatu secara berlebihan
atau sewenang-wenang.
Inflasi Kemerosotan nilai uang (kertas) karena banyaknya dan cepatnya
uang (kertas) beredar sehingga menyebabkan naiknya harga
barang-barang.
Konstituante Lembaga negara Indonesia yang ditugaskan untuk membentuk
Undang-Undang Dasar atau konstitusi baru untuk menggantikan
UUDS 1950. Pembentukan UUD baru ini diamanatkan dalam Pasal
134 UUDS 1950.
Staatsnoodrecht Hukum negara dalam keadaan darurat

54
KOMPETENSI DASAR 3.5

Menganalisis perkembangan kehidupan politik dan


ekonomi Bangsa Indonesia pada masa Orde Baru.

55
BAB 5

PERKEMBANGAN KEHIDUPAN POLITIK DAN EKONOMI


BANGSA INDONESIA PADA MASA ORDE BARU

Tujuan Pembelajaran

Melalui kegiatan pengamatan uraian materi serta diskusi kelompok, peserta didik
diharapkan mampu :
1. Menganalisis latar belakang munculnya Orde Baru
2. Mengidentifikasi kebijakan-kebijakan politik yang muncul pada masa Orde Baru
3. Mengidentifikasi kebijakan-kebijakan ekonomi yang uncul pada masa Orde Baru
4. Menganalisis penyebab dibubarkannya PKI
5. Menganalisis diberlakukannya penyederhanaan partai politik
6. Menganalisis proses dilaksanakannya pemilu yang berkesinambungan
7. Menganalisis kebijakan Dwifungsi ABRI
8. Menganalisis diterapkannya Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila (P-4)
9. Menelaah proses penataan politik luar negeri Indonesia
10. Menganalisis proses diberlakukannya kebijakan Trilogi Pembangunan
11. Menganalisis diterapkannya kebijakan Repelita (Rencana Pembangunan Lima Tahun)
12. Menganalisis dampak dari kebijakan-kebijakan politik dan ekonomi yang diterapkan
pada masa Orde Baru

Uraian Materi

Apa sih yang dimaksud


dengan Orde Baru itu?

Ingin tau penjelasan


lengkapnya?
Yuk..simak peta
konsep berikut ini...

56
Setelah mengamati peta
konsep tadi, anda lanjutkan
membaca penjelasan berikut...

Aksi Tritura
Perasaan tidak puas terhadap keadaan politik dan ekonomi setelah terjadinya peristiwa G30
September 1965 mendorong para pemuda dan mahasiswa mencetuskan Tri Tuntunan Hati
Nurani Rakyat yang lebih dikenal dengan sebutan Tritura (Tri Tuntutan Rakyat). Pada 12
Januari 1966 dipelopori oleh organisasi KAMI dan KAPPI, kesatuan-kesatuan aksi yang
tergabung dalam Front Pancasila mendatangi DPR-GR mengajukan tiga buah tuntutan yaitu:
(1) Pembubaran PKI, (2) Pembersihan kabinet dari unsur-unsur G30S PKI, dan (3) Penurunan
harga/perbaikan ekonomi.

Supersemar
Untuk mengatasi krisis politik yang memuncak, pada 11 Maret 1966 Soekarno mengadakan
sidang kabinet. Sidang ini ternyata diboikot oleh para demonstran yang tetap menuntut
Presiden Soekarno agar membubarkan PKI.
Kemudian setlah itu terbitlah Supersemar (Surat Perintah 11 Maret 1966). Supersemar berisi
pemberian mandat kepada Letjen. Soeharto selaku Panglima Angkatan Darat dan

57
Pangkopkamtib untuk memulihkan keadaan dan kewibawaan pemerintah. Dalam
menjalankan tugas, penerima mandat diharuskan melaporkan segala sesuatu kepada
presiden. Letnan Jenderal Soeharto saat itu segera mengatasi keamanan negara yang sedang
dalam kondisi tidak kondusif setelah terjadinya peristiwa G 30 S 1965. .

Dualisme kepemimpinan Nasional


Memasuki tahun 1966 terlihat gejala krisis kepemimpinan nasional yang mengarah pada
dualisme kepemimpinan. Disatu pihak Presiden Soekarno masih menjabat presiden, namun
pamornya telah kian merosot. Soekarno dianggap tidak aspiratif terhadap tuntutan
masyarakat yang mendesak agar PKI dibubarkan. Sementara itu Soeharto setelah mendapat
Surat Perintah Sebelas Maret dari Presiden Soekarno dan sehari sesudahnya membubarkan
PKI, namanya semakin populer. Dalam pemerintahan yang masih dipimpin oleh Soekarno,
Soeharto sebagai pengemban Supersemar, diberi mandat oleh MPRS untuk membentuk
kabinet, yang diberi nama Kabinet Ampera (Amanat Penderitaan Rakyat).
Setelah setahun menjadi pejabat presiden, Soeharto dilantik menjadi Presiden Republik
Indonesia pada tanggal 27 Maret 1968 dalam Sidang Umum V MPRS. Melalui Tap No.
XLIV/MPRS/1968, Jenderal Soeharto dikukuhkan sebagai Presiden Republik Indonesia hingga
terpilih presiden oleh MPR hasil pemilu.
Pada masa awal pemerintahan Orde Baru, presiden Soeharto menerapkan kebijakan
Demokraasi Pancasila yang dianggap akan lebih baik daripada sebelumnya. Demokrasi yang
mnegutamakan musyawarah dan mufakat yang penerapannya memiliki beberapa ciri
sebagai berikut:
1. Pemerintahan dijalankan berdasarkan konstitusi
2. Pelaksanaan pemilu diselenggarakan setiap 5 tahun sekali
3. Penghargaan terhadap hak asasi manusia serta adanya perlindungan terhadap hak-
hak minoritas.
Selanjutnya untuk memahami lebih jauh mengenai kebijakan-kebijakan politik dan ekonomi
yang diterapkan pemerintahan Orde Baru anda dapat mengamati peta konsep berikut:

58
Kebijakan dan
perkembangan
Politik-Ekonomi pada
masa Orde Baru

Kebijakan Politik Kebijakan Ekonomi


(Tap MPRS No.IX/1966) (Tap MPRS No.XXIII/1966)
(Tap MPRS No.XI/1966)

• Trilogi pembangunan
• Dibubarkannya PKI
• Program Repelita
• Penyederhanaan
Partai Politik
• Dilaksanakannyaem
ilu
• Dwifungsi ABRI
• Penerapan P4
• Politik Luar Negeri

A. Kehidupan Politik Pada Masa Orde Baru


1. Pembubaran Partai Komunis Indonesia (PKI)
Saat Soeharto masih menjabat sebagai pejabat Presiden RI sementara untuk menjaga
stabilitas kemanan dan politik, PKI dibubarkan oleh Soeharto melalui payung hukum
yaitu Ketetapan (Tap) MPRS No.XXIV/MPRS/1966 dimana PKI resmi dibubarkan dan
dinyatakan sebagai organisasi terlarang di seluruh Indonesia.

2. Penyederhanaan Partai Politik


Sebelum muncul masa Orde Baru pemerintahan Indonesia menerapkan sistem
Demokrasi Liberal dan sistem parlementer dimana menghendaki banyaknya partai
politik beserta ideologi yang bermacam-macam. Namun pada saat Orde Baru
melaksanakan Pemilihan Umum pada 1971, pemerintah menyederhanakan partai-

59
partai politik yang muncul dengan cara dilakukan fusi (penggabungan) dengan
menajdi tiga kekuatan besar yaitu:

Partai Politik Peserta Pemilu tahun 1971.


Sumber: http://evanyeel.blogspot.com/2012/03/parpol-pemilu-masa-orde-baru.html

1) Partai Persatuan Pembangunan (PPP)


Merupakan gabungan dari Nahdlatul Ulama (NU), Parmusi (Partai Muslimin
Indonesia), Perti (Partai Tarbiah Islamiah) dan PSII (Partai Sarekat Islam
Indonesia)
2) Partai Demokrasi Indonesia (PDI)
Merupakan gabungan dari Partai Nasional Indonesia (PNI), Partai Katolik, Partai
Murba (Musyawarah Rakyat Banyak), IPKI (Ikatan Pendukung Kemerekaan
Indonesia) dan Parkindo (Partai Kristen Indonesa).
3) Golongan Karya (Golkar)

Partai Politik Hasil Fusi tahun 1971.


Sumber: http://evanyeel.blogspot.com/2012/03/parpol-pemilu-masa-orde-baru.html

Menurut pemerintah Orde Baru penyederhanaan partai politik ini lebih ditujukan
untuk menciptakan stabilitas nasional. Agar tidak terjadi konflik berkepanjangan
yang berampak pada terganggunya berbagai program pemerintah dan stabilitas
nasional.

3. Pelaksanaan Pemilu Yang Berkesinambungan


Pada masa Orde Baru Pemilihan Umum (Pemilu) dilaksanakan secara teratur dan
berkala, artinya dalam jangka waktu yang sudah ditentukan dengan tujuan
memberikan kesan bahwa demokrasi berjalan dengan baik dalam pelaksanaannya.

60
Pemilu berlangsung selama enam kali yaitu tahun 1971, 1977, 1982, 1987, 1992, dan
1997.

Pemilu saat itu menggunakan asas Luber (Langsung, Umum, Bebas, dan Rahasia),
namun dominasi dari Golongan Karya (Golkar) yang hampir selalu memenangkan
pemilu memungkinkan Soeharto tetap menjadi presiden selama enam periode. Hal
tersebut memperlihatkan adanya dominasi politik yang terlihat dalam setiap
pertanggungjawaban yang disampaikan pada setiap masa akhir jabatan selalu
disetujui atau disepakati oleh MPR begitupun dengan Undang-undang yang
diajukannya.

Meskipun pemilu terjadi secara berkesinambungan, namun pemerintah Orde Baru


justru mengeluarkan kebijakan berupa paket Undang-undang yang membatasi
kebebasan berpolitik. Paket UU politik tersebut terdiri atas sebagai berikut :
a. UU No. 1 Tahun 1985 tentang Pemilu
b. UU No. 2 Tahun 1985 tentang Susunan dan Kedudukan Anggota MPR, DPR, dan
DPRD. UU ini kemudian disempurnakan menjadi UU No. 5 Tahun 1995
c. UU No.3 Tahun 1985 tentang Partai politik dan Golongan Karya
d. UU No.8 Tahun 1985 tentang organisasi kemasyarakatan

4. Peran Dwifungsi ABRI


Dwifungsi ABRI pada intinya merupakan gagasan yang diterapkan oleh Pemerintahan
Orde Baru dimana TNI memiliki dua tugas, pertama menjaga keamanan dan
ketertiban negara dan kedua memegang kekuasaan dan mengatur negara. Dwifungsi
sekaligus digunakan untuk membenarkan militer dalam meningkatkan pengaruhnya
di pemerintahan Indonesia, termasuk kursi di parlemen hanya untuk militer, dan
berada di posisi teratas dalam pelayanan publik nasional secara permanen.
menjadikan ABRI dalam hal ini secara organisasi berkuasa atas masyarakat sipil dan
juga menduduki jabatan-jabatan strategis di lingkungan pemerintahan, seperti
menteri, gubernur, bupati, MPR, DPR bahan DPD.

Pada awalnya hampir menyerupai dengan apa yang pernah diusulkan oleh A.H
Nasution mengeni konsep “Jalan Tengah” dimana sama-sama menyebutkan tentara
atau militer memungkinkan untuk memasuki ranah politik masyarakat sipil. Namun
konsep “Jalan Tengah” tidak menghendaki tentara atau militer berkuasa penuh
terhadap kegiatan politik masyarakat sipil. ABRI menjadi salah satu kekuatan selain
Golkar dan Birokrasi dalam pemerintahan Orde Baru. Berikut langkah-langkah
pelaksanaan dwifungsi ABRI:
1) Menyatukan doktrin ABRI (Catur Darma Eka Karma)
2) Mengeluarkan kedudukan panglima angkatan dari kedudukannya sebagai menteri
3) Meninggikan kedudukan lembaga pertahanan keamanan

61
4) Menghapus empat kementerian angkatan bersenjata dan menjadikan keempatnya
di bawah kepemimpinan presiden
5) Melaksanakan berbagai program yang melibatkan ABRI dan rakyat, seperti ABRI
Masuk Desa (AMD)
6) ABRI ikut serta dalam politik praktis yakni mengirimkan wakilnya menjadi fraksi
ABRI di DPR
ABRI dalam hal ini pun berperan sebagai dinamisator dan stabilisator yang berarti
militer berperan aktif sejak perang kemerdekaan, dan stabilisator yaitu berupaya
mencegah perpecahan bangsa setelah peristiwa G 30 September 1965.

5. Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila (P-4)


Dalam memberikan pemahaman yang sama terhadap masyarakat mengenai
penerapan Demokrasi Pancasila, pada tahun 1978 pemerintah Orde Baru
menyelenggarakan program penataran bagi seluruh lapisan masyarakat di Indonesia.
Program tersebut diberi nama Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila (P-4)
atau disebut juga Eka Prasetya Pancakarsa yaitu berupa sebuah panduan tentang
pengamalan Pancasila dalam kehidupan bernegara semasa Orde Baru. Panduan P4
dibentuk dengan Ketetapan MPR no. II/MPR/1978. Ketetapan MPR no. II/MPR/1978
tentang Ekaprasetia Pancakarsa menjabarkan kelima asas dalam Pancasila menjadi 36
butir pengamalan sebagai pedoman praktis bagi pelaksanaan Pancasila

Puncaknya pada tahun 1985 pemerintah Orde Baru menerapkan Pancasila sebagai
Asas Tunggal dalam kehidupan berorganisasi. Penerapan asas tunggal ini memiliki arti
bahwa setiap organisasi yang muncul pada saat itu tidak diperbolehkan menggunakan
asas selain Pancasila. Sekarang produk hukum ini tidak berlaku lagi karena Ketetapan
MPR NO. II/MPR/1978 telah dicabut dan digantikan dengan Ketetapan MPR NO.
XVIII/MPR/1998 yang pada dasarnya merupakan penetapan tentang penegasan
Pancasila sebagai dasar negara dari Negara Kesatuan Republik Indonesia harus
dilaksanakan secara konsisten dalam kehidupan bernegara.

62
6. Politik Luar Negeri Indonesia

Tau gak bendera negara apa


saja yang terdapat di gambar
tersebut?

• Pada 4 April 1966 Presiden Soharto menyatakan politik luar negeri Indonesia akan
kembali pada politik luar negeri yang bebas dan aktif
• Pada 28 September 1966 Indonesia kembali menjadi anggota PBB seiring dengan
terjadinya normalisasi hubungan dengan Malaysia dengan menjalin hubungan
bilateral juga dengan Singapura dimana saat itu Indonesia menyampaikan pengakuan
atas berdirinya Republik Singapura kepada Perdana Menteri Lee Kuan Yew.
• Pada 31 Agustus 1967 pemerintahan Indonesia melakukan normalisasi kembali
hubungan dengan Malaysia setelah sebelumnya terjadi pemutusan hubungan karena
dimasukannya Malaysia ke dalam anggota tidak teteap Dewan Keamanan PBB.
Malaysia dianggap sebagai perpanjangan tangan dari neokolonialisme (nekolim)
Inggris yang akan membahayakan revolusi Indonesia pada masa Demokrasi
Terpimpin.
• Selain itu politik luar negeri Indonesia pada masa Orde Baru diantaranya melakukan
pembekuan hubungan dengan Republik Rakyat Tiongkok (RRT) karena diduga adanya
campur tangan RRT dalam peristiwa G 30 September 1965. Namun Indonesia tetap
berperan aktif dalam politik dunia dinatarnya menjadi pencetus dari berdirinya
organisasi ASEAN dan ikut serta dalam organisasi APEC, OPEC dan OKI.
• Pada 5-8 Agustus 1967 diadakan Deklarasi Bangkok di Thailand. Indonesia dan
negara-negara Asia Tenggara lainnya mempelopori berdirinya Association of South
East Asian Nations (ASEAN). Adapun tokoh-tokoh pelopor berdirinya ASEAN adalah
Adam Malik (Indonesia), Narcisco Ramos (Filipina), S. Rajaratman (Singapura),
Thanath Khoman (Thailand) dan Tun Abdul Razak (Malaysia).

63
• Integrasi Timor-Timur ke dalam wilayah Indonesia tidak terlepas dari situasi politik
internasional saat itu, yaitu perang dingin dimana perkembangan politik di kawasan
Asia Tenggara saat itu terjadi perebutan pengaruh dua blok yang sedang bersaing
yaitu Blok Barat (Amerika Serikat) dan Blok Timur (Uni Soviet).
Dengan kekalahan Amerika Serikat di Vietnam pada tahun 1975, berdasarkan Teori
Domino yang diyakini oleh Amerika Serikat bahwa kejatuhan Vietnam ke tangan
kelompok komunis akan merembet ke wilayah–wilayah lainnya.
Kemenangan komunis di Indocina (Vietnam) secara tidak langsung juga membuat
khawatir Indonesia (khususnya pihak militer). Pada saat bersamaan, di wilayah koloni
Portugis (Timor-Timur) yang berbatasan secara langsung dengan wilayah Indonesia
terjadi krisis politik. Atas keinginan bergabung rakyat Timor-Timur dan permintaan
bantuan yang diajukan, pemerintah Indonesia lalu menerapkan “Operasi Seroja”
pada Desember 1975. Operasi militer ini diam-diam didukung oleh Amerika Serikat
(AS) yang tidak ingin pemerintahan komunis berdiri di Timor-Timur. Bersamaan
dengan operasi-operasi keamanan yang dilakukan, pemerintah Indonesia dengan
cepat juga menjalankan proses pengesahan Timor-Timur ke dalam wilayah Indonesia
dengan mengeluarkan UU no. 7 Tahun 1976 tentang Pengesahan Penyatuan Timor-
Timur ke dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dan pembentukan
Daerah Tingkat I Timor-Timur. Pengesahan ini akhirnya diperkuat melalui Tap MPR
nomor IV/MPR/1978. Timor-Timur pun secara resmi menjadi propinsi ke 27 di
wilayah negara kesatuan Republik Indonesia.

B. Kebijakan Ekonomi Pada Masa Orde Baru


Orde Baru mewarisi kemerosotan ekonomi yang ditinggalkan oleh pemerintahan
sebelumnya. Hal ini ditandai dengan rendahnya pendapatan per kapita penduduk yang
hanya mencapai US$ 70 dan tingginya tingkat inflasi hingga mencapai 65%, serta
hancurnya sarana ekonomi akibat konflik dalam negeri yang terjadi pada masa akhir
pemerintahan Presiden Soekarno.

Untuk mengatasi hal tersebut pemrintah Orde Baru membuat program jangka pendek
berdasarkan pada TAP MPRS No. XXIII/MPRS/1966 yang diarahkan kepada pengendalian
inflasi dan usaha untuk merehabilitasi sarana ekonomi, peningkatan kegiatan ekonomi,
dan mencukupi kebutuhan sandang dan pangan. Sistem ekonomi yang dianut tersebut
merupakan sistem ekonomi Pancasila. Pemerintahan orde baru memiliki slogan yang
menunjukkan fokus utama mereka dalam memberlakukan kebijakan ekonomi, yaitu
Trilogi Pembangunan.

64
Apa itu Trilogi
Pembangunan?

• Pertumbuhan ekonomi yang


cukup tinggi
• Pemerataan pembangunan
dan hasil-hasilnya yang
menuju kepada terciptanya
keadilan sosial bagi seluruh
rakiyat
• Stabilitas naional yang sehat
dan dinamis

Berdasarkan pasal tersebut, sumber-sumber ekonomi yang penting dikelola oleh negara
untuk kepentingan bangsa. Rakyat diberi kebebasan untuk berusaha di bawah pengawasan
pemerintah. Orde Baru juga memperkenalkan sistem koperasi dalam masyarakat yang
berasas kekeluargaan dan gotong royong.

Adapun beberpa program pembangunan nasional pada masa Orde Baru antara lain :

1. Rencana Pembangunan Lima Tahun (Repelita)


Pada April 1969, pemerintah menyusun Rencana Pembangunan Lima Tahun (Repelita) yang
bertujuan untuk meningkatkan sarana ekonomi, kegiatan ekonomi serta kebutuhan sandang
dan pangan. Repelita ini akan dievaluasi selama lima tahun sekali.
a) Repelita I (1 April 1969-31 Maret 1974) Sasaran utama yang hendak dicapai adalah
pangan, sandang, papan, perluasan lapangan kerja, dan kesejahteraan rohani.
Pertumbuhan ekonomi berhasil naik 3 sampai 5,7% sedangkan tingkat inflasi
menurun menjadi 47,8%.
Namun, kebijakan pada masa Repelita I dianggap menguntungkan investor Jepang
dan golongan orang-orang kaya saja. Hal ini memicu timbulnya peristiwa Malapetaka
Lima Belas Januari (Malari).
b) Repelita II (1 April 1974 - 31 Maret 1979) menitikberatkan pada sektor pertanian dan
industri yang mengolah bahan mentah menjadi bahan baku.

65
c) Repelita III (1 April 1979-31 Maret 1984) Pelita III menekankan pada Trilogi

• Pemerataan pemenuhan kebutuhan pokok


rakyat
• Pemerataan kesempatan memperoleh
pendidikan dan pelayanan
• Pemerataan pembagian pendapatan
• Pemerataan kesempatan kerja
• Pemerataan kesempatan berusaha
• Pemerataan kesempatan berpartisipasi dalam
pembangunan
• Pemerataan penyebaran pembangunan
• Pemerataan memperoleh keadilan

Pembangunan dengan menekankan pada azas pemerataan, yaitu;


d) Repelita IV (1 April 1984 - 31 Maret 1989) menitikberatkan pada sektor pertanian
menuju swasembada pangan dengan meningkatkan industri yang dapat
menghasilkan mesin-mesin sendiri.
e) Repelita V (1 April 1989-31 Maret 1994) menitikberatkan pada sektor pertanian
untuk memantapkan swasembada pangan, meningkatkan produksi pertanian,
menyerap tenaga kerja, dan mampu menghasilkan mesin-mesin sendiri.
f) Repelita VI dimulai pada tahun 1994, pembangunan berfokus pada pada sektor
ekonomi, industri, pertanian dan peningkatan sumber daya manusia.

2. Revolusi Hijau
Revolusi Hijau pada dasarnya adalah suatu perubahan cara bercocok tanam dari cara
tradisional (peasant) ke cara modern (farmers). Untuk meningkatkan produksi pertanian
umumnya dilakukan empat usaha pokok, yang terdiri dari:
a) Intensifikasi, yaitu penelitian, pengembangan, dan penerapan teknologi pertanian
untuk memanfaatkan lahan yang ada guna memperoleh hasil yang optimal;
Perubahan ini dilakukan melalui program Panca Usaha Tani yang terdiri dari:

• Pemilihan dan penggunaan bibit unggul atau


varietas unggul
• Pemupukan yang cukup
• Pengairan yang cukup
• Pemberantasan hama secara intensif
• Teknik penanaman yang baik

b) Ekstentifikasi, yaitu perluasan lahan pertanian untuk memperoleh hasil pertanian


yang lebih optimal;

66
c) Diversifikasi (keanekaragaman usaha tani);
d) Rehabilitasi (pemulihan daya produktivitas sumber daya pertanian yang sudah kritis).

C. Kebijakan Lain Pada Masa Orde Baru


Pada masa kepemimpinan Presiden Soeharto, pembangunan pendidikan mengalami
kemajuan yang sangat penting. Ada tiga hal yang patut dicatat dalam bidang pendidikan
masa Orde Baru, yaitu pembangunan Sekolah Dasar Inpres (SD Inpres), program wajib
belajar dan pembentukan kelompok belajar atau Kejar. Semuanya itu bertujuan untuk
memperluas kesempatan belajar, terutama di pedesaan dan bagi daerah perkotaan
yang penduduknya berpenghasilan rendah.

Pada masa Orde Baru dilaksanakan pula program untuk pengendalian pertumbuhan
penduduk yang dikenal dengan Keluarga Berencana (KB). Pada tahun 1967
pertumbuhan penduduk Indonesia mencapai 2,6% dan pada tahun 1996 telah menurun
drastis menjadi 1,6%.Pengendalian penduduk dimaksudkan untuk meningkatkan
kualitas rakyat Indonesia dan peningkatan kesejahteraannya. Keberhasilan ini dicapai
melalui program KB yang dilaksanakan oleh Badan Koordinasi Keluarga Berencana
Nasional (BKKBN).

D. Akhir Masa Pemerintahan Orde Baru


Orde Baru dinilai telah berhasil membawa kemajuan bagi perekonomian Indonesia yang
sempat terpuruk di tahun 1966. Pemerintahan Orde Baru mulai goyah setelah
munculnya keinginan dari partai pendukung pemerintah saat itu, Golkar (Golongan
Karya), yang ingin mempertahankan pencalonan Presiden Soeharto untuk periode
kelima secara berturut.

Selain itu, pemerintah juga dinilai terlalu represif kepada pergerakan politik lain di luar
pemerintahan, contohnya pada peristiwa penyerbuan kantor PDI yang dipimpin oleh
Megawati Soekarnoputri.
Kebijakan politik yang represif terhadap pihak oposisi pada masa Orde Baru disimpulkan
dari beberapa hal lainnya, yaitu :
1. Setiap kritik yang ditujukan kepada pemerintah dianggap sebagai penentangan
terhadap NKRI dan anti Pancasila.
2. Pelaksanaan Lima Paket UU Politik yang mengakibatkan demokrasi spserti yang
direkayasa.
3. KKN (korupsi, kolusi dan nepotisme) di segala bidang.
4. Dwifungsi ABRI (Angkatan Bersenjata Republik Indonesia) yang bertujuan
menekan kebebasan masyarakat untuk berpartisipasi dalam pemerintahan.
5. Masa kekuasaan presiden yang tidak terbatas melalui Sidang Umum MPR yang
tidak demokratis.

67
Yang juga menjadi kekhawatiran adalah dikekangnya kebebasan masyarakat untuk
berpolitik. Pada saat itu, Golkar sebagai partai terbesar dinilai telah dimanfaatkan
pemerintah untuk melanggengkan kekuasaannya. Sementara dua partai lainnya (PPP
dan PDI) lebih sebagai penonton yang dikendalikan oleh pemerintah, salah satunya
dengan memilih Ketua Umum yang sesuai dengan keinginan pemerintah. Pergerakan
atas dasar ketidakpuasan terhadap situasi politik di Indonesia sebenarnya sudah mulai
tampak sejak pemilu tahun 1992 dimana perolehan suara Golkar menurun drastis.

Hal ini diperburuk dengan praktik korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN) khususnya dalam
beberapa bidang yaitu:

Bidang apa saja yaa kira-kira

Beberapa
bidang yang
terkena
permasalahan

Politik Hukum Sosial Ekonomi Militer


(Dominasi (Pelanggaran (Kesenjangan (Tumpukan (Pejabat militer
Golkar dan hukum yang sosial akibat hutang ikut serta
pemerintahan menimpa pembangunan) terhadap IMF) berkegiatan
yang pejabat) ekonomi dan
sentralistik) bisnis)

68
Selain masalah–masalah di atas, tidak sedikit pengamat hak asasi manusia (HAM) dalam dan
luar negeri yang menilai bahwa pemerintahan Orde Baru telah melakukan tindakan anti-
demokrasi dan diindikasikan telah melanggar HAM.
Dalam kurun waktu 1969-1983 misalnya, dapat disebut peristiwa Pulau Buru (Tempat
penjara bagi orang-orang yang diindikasikan terlibat PKI) tahun 1969-1979, Peristiwa Malari
(Januari 1974) yang berujung pada penghilangan kebebasan berpolitik di kampus. Pada
kurun waktu berikutnya, (1983-1988), terdapat dua peristiwa, yaitu Peristiwa Penembakan
Misterius –Petrus (Juli 1983), Peristiwa Tanjung Priok (September 1984). Pada kurun 1988-
1993, terdapat Peristiwa Warsidi (Februari 1989), Daerah Operasi Militer (DOM) Aceh (1989-
1998), Santa Cruz (November 1991), Marsinah (Mei 1993), Haur Koneng (Juli 1993), dan
Peristiwa Nipah (September 1993). Sedangkan dalam kurun 1993-1998 antara lain terjadi
Peristiwa Jenggawah (Januari 1996), Padang Bulan (Februari 1996), Freeport (Maret 1996),
Abepura (Maret 1996), Kerusuhan Situbondo (Oktober 1996), Dukun Santet Banyuwangi
(1998), Tragedi Trisakti (12 Mei 1998).
Dengan situasi politik dan ekonomi seperti di atas, keberhasilan pembangunan nasional yang
menjadi kebanggaan Orde Baru menjadi seolah tidak bermakna. Meskipun pertumbuhan
ekonomi meningkat, tetapi pembangunan tidak merata hal itu terlihat dengan adanya
kemiskinan di sejumlah wilayah yang justru menjadi penyumbang terbesar devisa negara
seperti di Riau, Kalimantan Timur dan Irian Barat/Papua. Faktor inilah yang selanjutnya
menjadi salah satu penyebab terpuruknya perekenomian Indonesia menjelang akhir tahun
1997.

69
Penilaian Pembelajaran

Setelah anda mempelajari materi tentang perkembangan


kehidupan politik dan ekonomi Bangsa Indonesia pada masa Orde
Baru. Sekarang silahkan kerjakan latihan soal berikut.

Ayo berlatih!

A. Pilihlah salah satu jawaban yang dianggap tepat


1. Kondisi politik pemerintahan setelah dikeluarkannya Supersemar menunjukkan
adanya dualisme kepemimpinan yang disebabkan …
A. Presiden Soekarno merangkap jabatan sebagai presiden sekaligus pemimpin
besar revolusi
B. Kekuasaaan eksekutif melewati batas dengan melebihi kekuasaan lembaga
negara lainnya
C. Presiden Soekarno sebagai presiden RI sementara Mayor Jenderal Soeharto
sebagaui pengemban Supersemar
D. Adanya rangkap jabatan yang dipegang oleh Mayjen Soharto
E. Adanya kekuasaan Dewan Jenderal dengan Dewan Revolusi

2. Pada masa pemerintahan Orde Baru, konsep dwifungsi ABRI kembali dijalankan
dengan baik melalui program kerja sama ABRI dan rakyat, seperti …
A. Menyatukan Doktrin ABRI (Catur Darma Eka Karma)
B. Mengeluarkan kedudukan panglima angkatan darat dari kedudukannya
sebagai menteri
C. Meninggikan kedudukan lembaga pertahanan keamanan
D. Menghapus empat kementrian angkatan bersenjata
E. Melaksanakan program ABRI Masuk Desa (AMD)

3. Pada tahun 1973, Presiden Soeharto mengusulkan agar diadakan penyederhanaan


partai politik peserta pemilu dengan alasan …
A. Kesulitan rakyat menentukan pilihannya dalam pemilu
B. Banyak partai akan mendorong kecenderungan mementingkan kepentingan
partai atau golongannya saja
C. Upaya memperkuat peran organisasi sosial dalam pemilu
D. Peserta pemilu semakin bertambah sehingga kecenderungan berdirinya partai
politik baru dapat membahayakan
E. Partai politik peserta pemilu masih disusupi oleh unsur-unsur komunis

70
4. Hubungan luar negeri Indonesia dengan Malaysia berjalan buruk pada masa
pemerintahan Orde Lama. Ketika pemerintahan Orde Lama runtuh, langkah awal
yang dilakukan pemerintah Orde Baru untuk memperbaiki hubungan keduanya
dengan cara …
A. Setiap negara membuka kembali perwakilan-perwakilan diplomatik di kedua
negara
B. Diadakan perundingan bilateral antara kedua negara
C. Dibentuknya ASEAN
D. Mengadakan pertukaran pelajar kedua negara
E. Mengadakan pesta olahraga SEA Games

5. Sistem ekonomi yang digunakan oleh Orde Baru adalah sistem ekonomi Pancasila,
yang artinya …
A. Sistem ekonomi yang berlandaskan pada etatisme
B. Setiap individu memiliki kebebasan berusaha seluas-luasnya
C. Sistem perekonomian negara diatur berlandaskan Pasal 33 UUD 1945
D. Setiap kegiatan perekonomian negara diatur oleh pemerintah pusat
E. Sistem ekonomi campuran yang melibatkan peran pemerintah dan swasta

6. Salah satu upaya pemerintah Orde Baru meningkatkan produksi pertanian adalah
dengan cara …
A. Penanaman modal di sektor pertanian
B. Revolusi hijau
C. Pembukaan lapangan kerja di sektor pertanian
D. Industrialisasi
E. Transmigrasi ke daerah-daerah pertanian

7. Industrialisasi yang dilaksanakan pemerintah Orde Baru telah menghasilkan


kemajuan besar bagi pembangunan bangsa Indonesia. Namun, industrialisasi juga
menghasilkan dampak negatif dalam kehidupan sosial masyarakat, yaitu …
A. Berkurangnya penanaman modal asing di Indonesia
B. Pengusaha pribumi kalah bersaing dengan pengusaha asing
C. Berubahnya pola perilaku masyarakat menjadi individualisme dan tergesernya
nilai tradisional
D. Munculnya arus urbanisasi besar-besaran
E. Meningkatnya kriminalitas di perkotaan

8. Salah satu contoh menguatnya peran pemerintah Orde Baru dalam bidang hukum
adalah …
A. Supremasi hukum tidak berjalan karena banyak pejabat pemerintah yang
terlibat KKN tetapi tidak dihukum

71
B. Banyak perusahaan yang dikuasai oleh keluarga pejabat dan kroni-kroninya
C. Perwira militer dapat menduduki jabatan dalam suatu perusahaan
D. Tidak adanya kontrol yang kuat dari lembaga DPR terhadap pemerintah
E. Kesenjangan pembangunan yang terjadi mendorong maraknya kriminalitas

9. Berikut yang bukan bagian dari Delapan Jalur Pemerataan ialah ….


A. Pemerataan pemenuhan kebutuhan pokok rakyat
B. Pemerataan kesempatan memperoleh pendidikan
C. Pemerataan kesempatan kerja
D. Pemerataan kesempatan berusaha
E. Pemerataan bantuan ekonomi

10. Program pembangunan jangka pendek pemerintah dikenal dengan istilah ….


A. PELITA
B. AMPERA
C. GBHN
D. P4
E. AMD

B. Tugas kelompok

1. Bentuklah kelompok kerja sejarah terdiri dari 3 – 4 orang.


2. Carilah informasi dari berbagai sumber mengenai dampak positif di berbagai
bidang dari kebijakan politik ekonomi pemerintahan Orde Baru yang hingga masa
sekarang masih dinikmati oleh masyarakat Indonesia.
3. Cari pula berbagai kasus penyimpangan dari kebijakan politik ekonomi
pemerintahan Orde Baru yang hingga kini belum juga ada penyelesaian.

C. Tugas Individual
Carilah informasi mengenai kebijakan-kebijakan pemerintahan Orde Baru yang masih
ada hingga sekarang dan masih relevankah untuk diterapkan pada masa sekarang?

72
Tindak lanjut pembelajaran

Setelah mempelajari materi diatas, untuk lebih mendalami dan menguasai


materi yang berkaitan dengan kompetensi dasar 3.5 dengan materi
perkembangan kehidupan politik dan ekonomi Bangsa Indonesia pada
masa Orde Baru dari berbagai sumber informasi. Kemudian anda dapat
membuka Buku Paket Sejarah Indonesia Untuk SMA Kelas XII Penerbit
kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia tahun 2016.
Anda juga bisa mencari referensi lain dari materi ini dari sumber-sumber
lain baik sumber cetak maupun searching di internet.

Referensi

Abdurakhman dkk. 2018. Sejarah Indonesia kelas XII SMA/MA/SMK. Jakarta: Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan
Adil, M & Hapsari, R. 2012. Sejarah Indonesia untuk SMA/MA Kelas XII Kelompok Wajib.
Jakarta : Erlangga
Dwi Rachmawati, Hesti. 2015. Mandiri: Sejarah Indonesia Untuk SMA/MA Kelas XII,
Jakarta:Erlangga.
https://dhiandharti.com/mengenal-orde-baru-demokrasi-pancasila/
http://soeharto.co/1976-02-24-presiden-soeharto-dalam-acara-asean-summit-meeting
http://evanyeel.blogspot.com/2012/03/parpol-pemilu-masa-orde-baru.html
https://id.wikipedia.org/wiki/Tri_Tuntutan_Rakyat
https://id.wikipedia.org/wiki/Trilogi_Pembangunan
https://kbbi.kata.web.id/orde-baru/
http://baltyra.com/2011/01/18/operasi-seroja/
https://id.wikipedia.org/wiki/Komando_pemulihan_keamanan_dan_ketertiban
http://soeharto.co/1966-11-21-seminar-hankamnas-melahirkan-doktrin-catur-dharma-eka-
karma-jenderal-soeharto-untuk-pertama-kalinya-abri-memiliki-doktrin-hankamnas

73
DAFTAR ISTILAH

1. Catur Darma Eka Karma


: Disingkat CADEK yang berarti 4 tugas atau kewajiban dengan satu tujuan yang
merupakan doktrin pertahanan dan keamanan nasional serta doktrin perjuangan yang
dianut oleh ABRI (sekarang TNI) yang menetapkan bahwa setiap angkatan memiliki
dharma atau kewajiban yang sesuai dengan hakikat dan matranya masing-masing.
2. Pangkopkamtib
: Singkatan dari Komando pemulihan keamanan dan ketertiban. Merupakan organisasi
pusat yang langsung berada di bawah komando Presiden RI pada saat itu, Jend.
Soeharto dan didirikan pada tanggal 10 Oktober 1965. Sebagai sarana pemerintah
Indonesia yang bertujuan memelihara dan meningkatkan stabilitas keamanan dan
ketertiban di dalam rangka mewujudkan stabilitas nasional sebagai syarat mutlak bagi
berhasilnya pelaksanaan Repelita pada khususnya dan pembangunan jangka panjang
pada umumnya.
3. Operasi Seroja
: operasi militer terbesar yang pernah dilakukan oleh Indonesia di wilayah Timor Timur.
Invasi Indonesia atas Timor Timur dimulai pada tanggal 7 Desember 1975 ketika militer
Indonesia masuk ke Timor Timur dengan alasan anti-kolonialisme. Operasi ini
berlangsung dari tahun 1975-1978.
4. Orde Baru
: Orde baerasal dari kata latin yaitu ordo. Ordo adalah susunan, aturan, deretan, serta
ketertiban. Orde dapat diartikan sebagai adanya unsur -unsur yang diatur menurut
suatu hukum/prinsip/ide tertentu. Menurut KBBI Orde Baru diartikan sebagai tata
pemerintahan dengan sistem baru di Indonesia, berlangsung sejak tanggal 11 Maret
1966 hingga 20 Mei 1998.
5. Trilogi pembangunan
: Wacana atau pembahasan tentang rencana pembangunan nasional yang dicanangkan
oleh pemerintahan orde baru di Indonesia sebagai landasan penentuan kebijakan
politik, ekonomi, dan sosial dalam melaksanakan pembangunan negara. Trilogi
pembangunan terdiri dari 3 : Stabilitas Nasional yang dinamis, Pertumbuhan Ekonomi
Tinggi, dan, Pemerataan Pembangunan dan hasil-hasilnya.
7. Tritura
: Tiga tuntutan rakyat kepada pemerintah yang diserukan para mahasiswa yang
tergabung dalam Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia (KAMI). Selanjutnya diikuti oleh
kesatuan-kesatuan aksi yang lainnya. Ketika gelombang demonstrasi menuntut
pembubaran PKI semakin keras, pemerintah tidak segera mengambil tindakan. Keadaan
negara Indonesia sudah sangat parah, baik dari segi ekonomi maupun politik. Harga
barang naik sangat tinggi terutama Bahan bakar minyak (BBM). Oleh karenanya, pada
tanggal 12 Januari 1966, KAMI dan KAPPI memelopori kesatuan aksi yang tergabung
dalam Front Pancasila mendatangi DPR-GR menuntut Tritura.

74
KOMPETENSI DASAR 3.6
Menganalisis perkembangan kehidupan politik dan
ekonomi Bangsa Indonesia pada masa awal
Reformasi

75
BAB 6

PERKEMBANGAN KEHIDUPAN POLITIK DAN EKONOMI


BANGSA PADA MASA PEMERINTAHAN REFORMASI

Tujuan Pembelajaran

Setelah anda mempelajari modul ini, diharapkan anda mampu:


1. Mendeskripsikan latar belakang terjadinya gerakan Reformasi
2. Menganalisis perkembangan kehidupan politik dan ekonomi pada masa
pemerintahan Reformasi

Uraian Materi

Halo apa kabar ? semoga anda dalam keadaan sehat jasmani maupun rohani serta
berada dalam lindungan Tuhan Yang Maha Esa. Sebagai siswa SMA Terbuka anda
merupakan siswa istimewa dan spesial, karena di tengah rutinitas kesibukan setiap hari
anda masih bisa mengikuti pembelajaran di SMA Terbuka khususnya mata pelajaran
Sejarah Indonesia. Tentu ini bukanlah kemampuan biasa bagi siswa untuk membagi
waktu antara pekerjaan luar dengan belajar. Sekali lagi saya bangga pada anda!

Mahasiswa dari berbagai daerah menduduki gedung DPR RI tahun 1998


76
Pada kesempatan ini kita akan bersama-sama mempelajari sebuah peristiwa
besar yang pernah terjadi pada Bangsa Indonesia ini, yaitu Reformasi tahun 1998.
Reformasi adalah sebuah peristiwa pergerakan menentang berbagai kebijakan
pemerintahan Orde Baru dari berbagai elemen masyarakat, khususnya mahasiswa
yang terjadi sejak tahun 1998 hingga saat ini. Artinya bagi kita yang hidup saat ini
merupakan bagian dari era Reformasi.
Reformasi atau Reform jika dipilah berasal dari ”Re” yang artinya mengulang, dan
form bentuk. Reformasi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah
perubahan secara drastis untuk perbaikan (bidang sosial, politik, atau agama) dalam
suatu masyarakat atau Negara. Reformasi yang pernah terjadi pada tahun 1998 adalah
suatu gerakan yang menghendaki adanya perubahan kehidupan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara ke arah yang lebih baik secara konstitusional yang dituntut
oleh sekelompok mahasiswa dan berbagai elemen masyarakat terhadap pemerintahan
Presiden Soeharto.
Perlu anda ketahui bahwa Reformasi lahir karena pemerintah Orde Baru
sebelumnya berjalan secara otoriter dan sentralistik. Pemerintah Orde Baru tidak
membuka ruang demokrasi dan kebebasan aspirasi bagi rakyat dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara. Kelahiran Reformasi ditandai dengan mundurnya Presiden
Soeharto pada tanggal 21 Mei 1998 yang pada saat itu merupakan puncak dari
manifestasi atas ketidakpuasan rakyat terhadap krisis multidimensi (krisis di berbagai
bidang, baik politik, ekonomi, sosial dan kepastian hukum) yang melanda Negara
Indonesia.
Kejatuhan Orde Baru disebabkan oleh adanya krisis yang dialami negara-negara
Asia termasuk Indonesia, di mana nilai tukar Rupiah semakin menurun, ekonomi
semakin lemah hingga berdampak pada segala bidang kehidupan, mulai dari bidang
politik maupun sosial. Pada prosesnya menuju Reformasi, mahasiswa menuntut
pelaksanaan demokratisasi, penghapusan praktik korupsi, kolusi, nepotisme di
kalangan pemerintah dan menuntut adanya supremasi dan kepastian hukum.

A. Krisis Multidimensi Yang Melanda Indonesia


1. Krisis Ekonomi
Krisis moneter yang terjadi pada 1997 menghantam Negara-negara Asia
termasuk Indonesia mengakibatkan, harga pangan naik hingga 1000% dan
membengkakkan jumlah orang miskin di Indonesia menjadi 118, 5 juta
orang. Nilai tukar Rupiah berada di posisi nilai tukar Rp. 2.500/US$ terus
mengalami kemerosotan.
Perlu anda ketahui, pemerintah Orde Baru pada saat itu masih berupaya
untuk menguatkan nilai rupiah melalui Bank Indonesia dengan melakukan
intervensi pasar agar nilai rupiah tidak terus menurun. Namun upaya
tersebut tidak begitu berpengaruh. Bahkan nilai tukar Rupiah terus
membengkak hingga posisi Rp. 16.800/US$ pada Januari 1998.

77
Situasi tersebut tentunya berimbas langsung kepada kehidupan para
mahasiswa. Kebutuhan sehari-hari, buku-buku dan biaya kuliah melambung
tinggi dan tak terjangkau lagi. Kiriman rutin dari orang tua di daerah menjadi
tersendat, bahkan terhenti.

Presiden Soeharto menandatangani Letter of Intent dengan IMF


Sumber: https://www.merdeka.com/peristiwa/ini-foto-legendaris-
kekalahan-soeharto-oleh-imf.html

Kondisi ini membuat Presiden Soeharto menerima proposal reformasi IMF


pada tanggal 15 Januari 1998. Presiden Soeharto menandatangani Letter of
Intent atau Nota Kesepakatan antara Presiden Soeharto dengan Direktur
Pelaksana IMF Michele Camdesius. Setelah ditanda tanganinya Letter of
Intent tersebut keadaan ekonomi Indonesia tidak banyak mengalami
perubahan, bahkan pada saat krisis muncul ketegangan-ketegangan sosial
dalam masyarakat.

2. Krisis Politik
Krisis sebuah Negara tidak bisa dilepaskan oleh situasi politik di Negara
tersebut. Indonesia merupakan Negara yang pernah mengalami krisis
multidimensi termasuk salah satunya adalah krisis politik. Sistem politik di
Indonesia pada masa orde baru yang sarat dengan KKN (Korupsi, Kolusi, dan
Nepotisme). Pada masa orde baru, kekuatan politik pun dibatasi. Seperti
terlihat pada penyederhanaan partai politik yang hanya menjadi tiga partai
saja yakni PPP, PDI dan Golongan Karya. Hal itu ditetapkan oleh pemerintah
dengan dalih untuk menciptakan stabilitas dan keamanan bangsa dan negara
yang lebih terjaga. Ini menyebabkan banyak aspirasi rakyat yang seolah
terbungkam dan secara tidak langsung wajib menuruti kehendak pemerintah
tanpa boleh mengkritisi dan membantah.

78
Ketidakpercayaan masyarakat terhadap pemerintah inilah yang
memunculkan gerakan reformasi total dalam tubuh pemerintahan, termasuk
keanggotaan DPR dan MPR yang dipandang penuh dengan KKN.

3. Krisis Hukum
Pada masa pemerintahan Orde Baru, pelaksanaan hukum banyak terdapat
ketidakadilan. Masyarakat dan mahasiswa menginginkan adanya reformasi
di bidang hukum agar hukum mendapat kepastian dan di atas segalanya.
Pada pemilu tahun 1997 Golkar menang mutlak. Kemenangan Golkar diikuti
dengan munculnya dukungan kepada Soeharto untuk dicalonkan kembali
sebagai presiden Republik Indonesia dalam sidang umum MPR tahun 1998.
Pencalonan kembali Soeharto sebagai presiden tidak dapat dipisahkan dari
komposisi MPR dan DPR yang menguntungkan pihak penguasa. Hal ini
didasarkan pada belum adanya peraturan tentang batas kepemimpinan
jabatan presiden, sehingga bagi yang sedang berkuasa akan melanggengkan
jabatannya dengan segala dukungan dari perangkat legislatif dan eksekutif.

4. Krisis Sosial
Kesenjangan ekonomi pada akhir masa pemerintahan Orde Baru
menciptakan jurang pemisah antara kalangan miskin dan kaya. Krisis
ekonomi pada masa Orde Baru selanjutnya berdampak pada demonstrasi-
demonstrasi serta kerusuhan sosial. Kondisi inilah yang memunculkan
kesadaran masyarakat untuk melakukan gerakan reformasi bagi kehidupan
berbangsa dan bernegara.

B. Berakhirnya Pemerintahan Orde Baru dan Dimulainya Era Reformasi


Orde Baru adalah sebutan bagi pemerintahan Presiden Soeharto untuk
membedakannya dengan pemerintahan Orde Lama Presiden Soekarno. Orde Baru
dibangun dengan tonggak keberhasilan Presiden Soeharto melalui Surat Perintah
Sebelas Maret atau Supersemar tahun 1966 untuk memulihkan keadaan negara yang
pada saat itu sedang mengalami krisis.
Tidak ada yang tahu, bahwa pemerintahan Presiden Soeharto pun berakhir
dengan sebuah krisis di dalam negeri. Bahkan krisis yang dialami pemerintahan
Presiden Soeharto lebih kompleks ditambah tekanan yang luar biasa dari kalangan
mahasiswa yang sudah tidak bisa dibendung lagi.
”Reformasi atau Mati”, begitulah tuntutan yang disuarakan oleh mahasiswa pada
saat itu ketika menuntut Reformasi pada tahun 1998. Perlu anda ketahui bahwa
gerakan Reformasi yang dilakukan oleh mahasiswa mempunyai 6 (enam) agenda, di
antaranya:

79
a. Suksesi kepemimpinan nasional
b. Amandemen UUD 1945
c. Pemberantasan KKN
d. Penghapusan Dwifungsi ABRI
e. Penegakan supremasi hukum
f. Pelaksanaan otonomi daerah

Agenda paling utama dari gerakan Reformasi ini adalah menuntut agar Presiden
Soeharto turun dari jabatannya. Berikut adalah kronologi terjadinya Reformasi hingga
21 Mei 1998
1. Pada 12 Mei 1998 empat mahasiswa Universitas Trisakti Jakarta tewas
tertembak peluru aparat keamanan saat demonstrasi menuntut Presiden
Soeharto mundur dari jabatannya. Empat mahasiswa itu adalah, Elang Mulya,
Hery Hertanto, Hendriawan Lesmana, dan Hafidhin Royan.
2. Penembakan aparat di Universitas Trisakti pada 12 Mei 1998 menyulut
kemarahan mahasiswa dan menimbulkan gejolak demonstrasi yang lebih
besar. Pada 13 Mei 1998 terjadi kerusuhan, pembakaran dan penjarahan di
Jakarta.
3. Presiden memutuskan untuk mempercepat kepulangannya dari Mesir
4. 14 Mei 1998 demonstrasi mahasiswa semakin meluas dan mulai menduduki
gedung-gedung pemerintahan pusat dan daerah
5. 18 Mei ketua MPR/DPR Harmoko meminta Presiden Soeharto untuk turun
dari jabatannya sebagai presiden
6. Pada 20 Mei 1998 direncanakan oleh gerakan mahasiswa sebagai hari
Reformasi Nasional dan mengadakan acara doa bersama di daerah Monas
oleh tokoh Reformasi Amin Rais. Namun hal tersebut dibatalkan karena
terdapat 80.000 tentara bersiaga di wilayah tersebut.
7. Akhirnya pada tanggal 21 Mei 1998 tepatnya pukul 09.00.WIB Presiden
Soeharto membacakan pengunduran dirinya. Soeharto mengundurkan diri
dari jabatannya sebagai presiden yang kurang lebih telah dipegangnya selama
32 tahun.

Dengan dibacakannya pernyataan pengunduran diri tersebut, maka berakhirlah


pemerintahan Orde Baru. Presiden Soeharto mengucapkan terima kasih dan mohon
maaf kepada seluruh rakyat Indonesia selama beliau menjabat sebagai presiden
Republik Indonesia. Presiden Soeharto diganti oleh wakilnya yaitu Prof. Dr. B.J Habibie,
dan Indonesia memasuki era baru yang kita sebut Reformasi hingga saat ini.

80
Soeharto mengundurkan diri dari jabatannya sebagai presiden pada 21 Mei 1998
https://www.cnnindonesia.com/nasional/20150521225612-20-54917/undurkan-
diri-soeharto-berjalan-santai-tinggalkan-istana

C. Pemerintahan Era Reformasi


1. Presiden B.J Habibie
Tentu anda kenal yang namanya B.J. Habibie bukan? Kisahnya pernah difilmkan
dan sempat terkenal ke seluruh pelosok negeri yaitu film ”Habibie dan Ainun”.
Habibie juga dikenal sebagai Sejak tanggal 21 Mei 1998, presiden Republik
Indonesia dijabat oleh Bacharudin Jusuf Habibie atau yang sering dikenal
sebagai B.J. Habibie. Beliau adalah presiden RI ketiga setelah Presiden
Soeharto.

Beberapa kebijakan yang pernah diambil di antaranya:


a. Membentuk Kabinet Reformasi Pembangunan 1998
Habibie yang manjabat sebagai presiden menghadapi keberadaan Indonesia
yang serba krisis, baik dari segi ekonomi, politik, sosial, dan budaya.
Langkah-langkah yang dilakukan oleh Habibie adalah berusaha untuk dapat
mengatasi krisis ekonomi dan politik. Untuk menjalankan pemerintahan,
Presiden Habibie tidak mungkin dapat melaksanakannya sendiri tanpa
dibantu oleh menteri-menteri dari kabinetnya. Sehari setelah
pelantikannya, pada tanggal 22 Mei 1998, Presiden Republik Indonesia yang
ketiga ini membentuk kabinet baru yang dinamakan Kabinet Reformasi
Pembangunan. Kabinet itu terdiri atas 16 orang menteri, dan para menteri
itu diambil dari unsur-unsur militer (ABRI), Golkar, PPP, dan PDI.

81
Kabinet Reformasi Pembangunan

b. Mengganti Lima paket Undang-Undang Masa Orde Baru, yaitu;


1) Undang-Undang No. 2 Tahun 1999 tentang Partai Politik
2) Undang-Undang No. 3 Tahun 1999 tentang Pemilihan Umum
3) Undang-Undang No. 4 Tahun 1999 tentang Susunan dan Kedudukan
DPR/MPR

c. Perbaikan Ekonomi
Presiden B.J. Habibie melakukan rekapitulasi perbankan, merekonstruksi
perekonomian nasional, menaikan nilai tukar rupah terhadap dollar
Amerika Serikat di bawah Rp. 10.000 dan melaksanakan reformasi ekonomi
yang disyaratkan IMF

d. Mengeluarkan kebijakan tentang kebebasan menyampaikan pendapat


Presiden B.J Habibie mengeluarkan satu kebijakan yang tertuang dalam
Undang Undang Nomor 9 Tahun 1998 yang berisi tentang Kemerdekaan
Menyampaikan Pendapat di Muka Umum dan Tata Cara Berdemonstrasi.
Hal ini dilakukan demi mewujudkan masyarakat yang demokratis. Kebijakan
ini dikeluarkan sebagai bentuk penerimaan aspirasi masyarakat atas
kebebasan berpendapat yang selama masa Orde Baru tidak bisa dilakukan.

e. Menghapuskan Dwifungsi ABRI dan memisahkan Polri dari ABRI


Sebagaimana kita ketahui bahwa tugas ABRI atau sekarang TNI sebagai alat
pertahanan Negara yang tugasnya menjaga kedaulatan Negara dari
ancaman luar. Namun tahukah anda jika di masa Orde Baru ABRI ini
memiliki dua fungsi, yakni fungsi pertahanan dan fungsi sosial politik. ABRI
diperbolehkan ikut berpolitik aktif bahkan mendukung salah satu partai

82
politik. Hal ini bertentangan dengan semangat demokrasi yang diangan-
angankan oleh masyarakat, di mana jika angkatan bersenjata diperbolehkan
berpolitik akan menimbulkan ketidakseimbangan kekuatan politik sipil.
Pada masa pemerintahan B.J. Habibie ABRI mulai menarik diri dari peran
sipil secara bertahap termasuk pengurangan jumlah kursi di DPR. Pada
tanggal 5 Mei 1999 Presiden B.J. Habibie memisahkan Kepolisian RI dari
ABRI yang kemudian menjadi Kepolisian Negara, dan istilah ABRI berubah
menjadi TNI yang terdiri dari Angkatan Laut, Angkatan Darat, dan Angkatan
Udara. Pada masa Presiden Habibie, ABRI dan POLRI benar-benar
melakukan reposisi dan restrukturisasi fungsi institusi sebagaimana
mestinya, yakni menjalankan tugas keamanan di dalam dan di luar Negara.

f. Pelaksanaan Sidang Istimewa MPR tahun 1998


Adanya tekanan massa yang terus menerus, akhirnya pada tanggal 13
November 1998 menghasilkan empat ketetapan, yaitu;
1) Ketetapan MPR Nomor VIII Tahun 1998 yang memungkinkan UUD
1945 dapat diamandemen
2) Ketetapan MPR Nomor XII Tahun 1998 mengenai Pencabutan
Ketetapan MPR nomor IV Tahun 1993 tentang Pemberian Tugas dan
Wewenang Khusus kepada Presiden/Mandataris MPR dalam rangka
menyukseskan Pembangunan Nasional sebagai Pengamalan Pancasila
3) Ketetapan MPR Nomor XIII Tahun 1998 tentang Pembatasan Masa
Jabatan Presiden dan Wakil Presiden Maksimal Dua Periode
4) Ketetapan MPR Nomor XVIII Tahun 1998 yang menyatakan Pancasila
tidak lagi dijadikan sebagai asas tunggal. Seluruh organisasi sosial dan
politik tidak wajib menjadikan Pancasila sebagai satu-satunya asas
organisasi.

g. Referendum di Timor-Timur
Perlu anda ketahui bahwa Timor Timur adalah sebuah Negara kecil yang
dulu pernah jadi salah satu provinsi dari Negara Kesatuan Republik
Indonesia. Pada masa pemerintahan B.J Habibie tampak adanya gejala
bahwa rakyat Timor Timur ingin melepaskan diri dari NKRI. Presiden
mengusulkan agar dilaksanakan jajak pendapat atau referendum, yang
pada saat itu difasilitasi oleh UNAMET (United Nations Assistance Mission
for East Timor) dan disepakati pada tanggal 30 Agustus 1999. Rakyat
ditawari dua opsi, yakni integrasi dengan otonomi daerah atau merdeka
menjadi sebuah Negara sendiri. Hasilnya rakyat Timor Timur menghendaki
kemerdekaan sebagai Negara. Terlepasnya Timor Timur ini menjadi faktor
utama penolakan Laporan Pertanggung Jawabannya di MPR pada Oktober
1999.

83
h. Pelaksanaan Pemilihan Umum Tahun 1999
Tahukah kamu pemilu pertama setelah reformasi diadakan saat
pemerintahan Presiden B.J Habibie yakni pada tanggal 7 Juni 1999. Pemilu
ini danggap pemilu yang paling demokratis bila dibandingkan dengan
pemilu-pemilu sebelumnya. Pemilu ini dilaksanakan dengan prinsip luber
dan jurdil. Pemilu diikuti oleh 48 partai yang telah lolos verifikasi dan
memenuhi syarat menjadi Organisasi Peserta Pemilu (OPP) dari 141 partai
politik yang mendaftar ke Departemen Dalam Negeri.
Pemenang pemilu tahun 1999 ini bisa dilihat dari perolahan urutan satu
sampai lima di antaranya:
1) PDIP (33,76%)
2) Golongan Karya (22,46%)
3) PKB (12,62%)
4) PPP (10,71%)
5) PAN (7,12%)
Sisa suara tersebar ke 43 partai lainnya. Hasil ini menunjukkan tidak ada
satu pun partai yang memperoleh suara mutlak. Hal ini dikarenakan jumlah
partai yang begitu banyak sebagai bentuk manifestasi kebebasan
berpolitik, dan berserikat yang selama masa Orde Baru masyarakat hanya
diberikan opsi untuk memilih 3 partai, yaitu Golkar, PPP dan PDI. Keadaan
demikian juga memberikan peluang bagi kelompok siapapun berhak
mendirikan sebuah partai politik.
MPR yang terbentuk dari hasil pemilu 1999 berhasil menetapkan GBHN
dan melakukan amandemen pertama terhadap UUD 1945, serta yang
paling penting adalah memilih presiden dan wakil presiden.
Perlu anda ketahui bahwa pada
saat itu presiden tidak dipilih
langsung oleh rakyat, sehingga
pada 20 Oktober 1999 MPR
berhasil memilih K.H.
Abdurrahman Wahid sebagai
Presiden keempat RI dan sehari
kemudian memilih Megawati
Sukarnoputri sebagai wakil
presiden.
Demikianlah sekilah mengenai
kebijakan-kebijakan Presiden B.J
Habibie setelah menggantikan
Presiden Soeharto setelah
mengundurkan diri. B.J Habibie
daftar peserta pemilu 1999
84
dikutip dari bukunya yang berjudul ”Detik-Detik yang Menentukan Jalan
Panjang Indonesia Menuju Demokrasi” beliau mengatakan bahwa akan
bersedia dicalonkan kembali menjadi Presiden apabila laporan
pertanggungjawabannya diterima di Sidang MPR. Karena laporan
pertanggungjawabannya ditolak dan dinilai belum berhasil menjalankan agenda
reformasi, suara yang menolak lebih unggul dibandingkan dengan yang
menerima. Berdasarkan hasil tersebut B.J Habibie menolak untuk dicalonkan
oleh beberapa partai politik sehingga kepemimpinan dilanjutkan oleh Presiden
K.H. Abdurrahman Wahid setelah terpilih dalam sidang MPR pada Oktober
1999.

2. Presiden K.H. Abdurrahman Wahid


Tentu anda mengetahui sosok Presiden yang keempat Republik Indonesia ini.
Beliau sering dikenal dengan sebutan Gus Dur. Beliau adalah presiden RI
pertama yang berlatarbelakang santri, beliau adalah K.H Abdurrahman Wahid.
K.H. Abdurrahman Wahid terpilih sebagai presiden pada tanggal 20 Oktober
1999. Pemilihannya berjalan dengan demokratis dan transparan. Berkat
dukungan partai-partai Islam yang tergabung dalam Poros Tengah yaitu Fraksi
Persatuan Pembangunan, Fraksi Kebangkitan Bangsa dan Fraksi Bulan Bintang,
Abdurrahman Wahid mengungguli calon presiden lain yakni Megawati
Soekarno Putri dalam pemilihan presiden yang dilakukan melalui pemungutan
suara dalam rapat paripurna ke-13 MPR. Megawati Soekarno Putri sendiri
terpilih menjadi wakil presiden setelah mengungguli Hamzah Haz dalam
pemilihan wakil presiden melalui pemungutan suara pula. Ia dilantik menjadi
wakil presiden pada tanggal 21 Oktober 1999.
Presiden K.H. Abdurrahman Wahid
didampingi Megawati Soekarnoputri
sebagai wakil presiden. Mereka bekerja
sama membentuk kabinet yang disebut
dengan Kabinet Persatuan Nasional.
Kabinet diumumkan pada tanggal 28
Oktober 1999.
Presiden K.H Abdurrahman Wahid
Abdurrahman Wahid
membentuk DEN (Dewan Ekonomi
Nasional) guna memperbaiki ekonomi Indonesia yang belum pulih akibat krisis
berkepanjangan sejak tahun 1997.
Pada masa pemerintahan Gus Dur banyak diwarnai tindakan-tindakan
kontroversi. Contohnya sebagai berikut :
a. Kabinet seringkali mengalami reshuffle (perubahan susunan).
b. Menghapus Departemen Sosial dan Departemen Penerangan
c. Sering melakukan kunjungan ke luar negeri.

85
d. Gagasannya yang kontroversial mengenai pencabutan Tap MPRS No. XXV
Tahun 1966 mengenai pelarangan komunisme
e. Gagasan pembukaan hubungan dagang dengan Israel

Presiden K.H. Abdurrahman Wahid melakukan pembagian kekuasaan dengan


wakil presiden. Tugas yang menjadi kewenangan wakil presiden, antara lain
sebagai berikut :
a. Menyusun program dan agenda kerja kabinet.
b. Menentukan fokus dan prioritas kebijakan pemerintah.
c. Memimpin sedang kabinet.
d. Menandatangani keputusan tentang pengangkatan dan pemberhentian
pejabat setingkat eselon satu.

Akhir jabatan Presiden K.H. Abdurrahman Wahid terjadi ketika berlangsung


Rapat Paripurna MPR pada tanggal 21 Juli 2001. Rapat tersebut dianggap
sebagai Sidang istimewa MPR. Keputusan yang diambil sidang istimewa
tersebut sebagai berikut :
a. Presiden K.H. Abdurrahman Wahid diberhentikan secara resmi sebagai
presiden berdasarkan Ketetapan MPR No. II Tahun 2001.
b. MPR mengeluarkan Ketetapan MPR No. III tahun 2001 untuk menetapkan
dan melantik Wakil Presiden Dyah Permata Megawati Setyawati
Soekarnoputri sebagai presiden kelima Republik Indonesia
.
3. Presiden Megawati Soekarnoputri
Tentu anda mengetahui sosok Presiden RI kelima ini, dia adalah perempuan
pertama yang menjadi orang nomor satu di RI sejak tahun 2001. Beliau adalah
Megawati Soekarnoputri, yang mana merupakan anak dari Soekarno dan
Fatmawati.
Megawati Soekarnoputri dilantik sebagai presiden
Republik Indonesia pada tanggal 23 Juli 2001. Adapun
wakilnya adalah Hamzah Haz. Untuk gambar presiden
dan wakil
Pasangan Megawati - Hamzah Haz mengumumkan
kabinetnya pada tanggal 9 Agustus 2001. Kabinetnya
bernama "Kabinet Gotong Royong". Program Kerja
Kabinet tersebut di antaranya sebagai berikut :
a. Mewujudkan otonomi yang tangguh. Megawati
b. Menyehatkan bank.
c. Memantapkan fungsi dan peran TNI dan
Polri.
d. Mewujudkan supremasi hukum

86
Berikut kebijakan-kebijakan yang pernah dilaksanakan oleh Presiden Megawati
a. Upaya penyelesaian sengketa Pulau Sipadan dan Ligitan dengan
Malaysia
Pemerintahan Presiden Megawati tidak luput dari persoalan
disintegrasi dan kedaulatan wilayah Republik Indonesia. Upaya yang
dilakukan pada saat itu adalah menyelesaikan sengketa status Pulau
Sipadan dan Ligitan dengan pemerintahan Malaysia. Sengketa
tersebut diselesaikan melalui perundingan bilateral antara pemerintah
Indonesai dan Malaysia di mana keduanya sepakat untuk membawa
kasus ini ke Mahkamah Internasional di Den Haag.

Peta dan Pulau Sipadan dan Pulau Ligitan yang menjadi


persengketaan antara Indonesia dengan Malaysia

Berdasarkan keputusan 17 hakim yang terlibat perundingan tersebut,


sebagian besar memutuskan bahwa dua pulau tersebut merupakan
bagian dari Negara Malaysia. Terlepasnya Pulau Sipadan yang memiliki
luas 10,4 hektar dan Pulau Ligitan yang memiliki luas 7,9 hektar
merupakan pukulan bagi pemerintah Indonesia terkait upaya
diplomasi luar negeri yang dianggap lemah ketika berhadapan dengan
Negara lain di Mahkamah Internasional.

87
b. Pemberantasan KKN
Kendati proses hukum terhadap beberapa kasus berjalan sangat
lambat, namun Pemerintahan Presiden Megawati menunjukkan
keseriusannya dalam memerangi korupsi. Hal ini bisa dilihat dengan
dikeluarkannya UU No.20 Tahun 2001 tentang perubahan atas UU No.
31 Tahun 1999 Tentang Tindak Pidana Korupsi (Tipikor)

c. Pelaksanaan Pemilu langsung tahun 2004


Pada masa pemerintahan Presiden Megawati, Indonesia memiliki hajat
besar yakni terlaksananya Pemilihan Umum. Pada Pemilu kali inilah
untuk pertama kali rakyat Indonesia dapat memilih atau menentukan
presiden dan wakilnya secara langsung.

Partai Peserta Pemilu 2004


http://liputanpilkada.blogspot.com/2012/11/pemilu-dpr-2004.html

Pemilu Legislatif 2004 diselenggarakan pada 5 April 2004, diikuti oleh


24 partai politik. Lima partai politik yang berhasil suara terbanyak di
antaranya:
1) Golkar 21,58%
2) PDIP 18,53%
3) PKB 10,57%
4) PPP 8,15%
5) Demokrat 7,45%
6) PKS 7,34%
7) PAN 6,44%

88
Berdasarkan perolehan suara tersebut KPU meloloskan 6 pasangan
calon presiden dan calon wakil presiden berdasarakn Keputusan KPU
No. 36 Tahun 2004, di antaranya adalah:
1) Nomor urut 1
H. Wiranto, SH dan Ir. H. Salahuddin Wahid
2) Nomor urut 2
Hj. Megawati Soekarnoputri dan K.H Ahmad Hasyim
3) Nomor urut 3
Prof. Dr. H.M. Amien Rais dan Dr. Ir. H. Siswono
4) Nomor urut 4
H. Susilo Bambang Yudhoyono dan Drs. Muhammad Jusuf Kalla
5) Nomor urut 5
Dr. H. Hamzah Haz dan H. Agum Gumelar, M.Sc

Surat Suara Pemilu Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2004

Berdasarkan hasil perhitungan suara pada Pemilu Presiden putaran


pertama, tidak ada pasangan yang meraih suara lebih dari 50 %
sehingga pemilu presiden diselenggarakan dalam dua putaran. Pada
pemilu putaran 2 yang diselenggarakan tanggal 20 September 2004,
terpilihlah dua pasangan yang menjadi peserta putaran 2 yaitu
pasangan H. Susilo Bambang Yudhoyono dan Drs. Jusuf Kalla dengan
pasangan Hj. Megawati dan K.H Ahmad Hasyim.

Berdasarkan hasil pemilihan umum yang diumumkan pada tanggal 4


Oktober 2004, dari 150.644.184 orang pemilih terdaftar, 116.662.705
orang (77,44%) menggunakan hak pilihnya. Dari total jumlah suara,

89
114.257.054 suara (97,94%) dinyatakan sah, dengan rincian sebagai
berikut:
No. Pasangan calon Jumlah suara Persentase
Megawati Soekarnoputri
2. 44.990.704 39,38%
Hasyim Muzadi
Susilo Bambang Yudhoyono
4. 69.266.350 60,62%
Muhammad Jusuf Kalla

Dengan unggul perolehan suara dari pasangan Megawati Soekarnoputri


dan Hasyim Muzadi, Susilo Bambang Yudhoyono dan Muhammad Jusuf
Kalla adalah presiden dan wakil presiden pertama yang dipilih langsung
oleh rakyat melalui pemilu langsung.

4. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono


Tentu anda mengetahui presiden Susilo Bambang Yudhoyono
bukan? Presiden keenam yang sering akrab disapa pak SBY ini
adalah presiden pertama di era Reformasi yang dipilih
langsung oleh rakyat melalui pemilu tahun 2004. SBY dan JK
ditetapkan sebagai Presiden dan Wakil Presiden setelah
dilantik pada tanggal 20 Oktober 2004 dalam Sidang
Paripurna Majelis Permusyawaratan Rakyat.
Presiden SBY adalah presiden di era Reformasi yang menjabat
selama 2 periode atau 10 tahun di Republik Indonesia.
Presiden SBY menamai kabinetnya dengan nama “Kabinet
Indonesia Bersatu” yang sejak awal pemerintahannya Susilo Bambang
Yudoyono
memprioritaskan untuk menyelesaikan permasalahan
kemiskinan dan pengangguran.
Program pertama pemerintahan SBY-JK dikenal dengan program 100 hari.
Program ini bertujuan memperbaiki sitem ekonomi yang sangat memberatkan
rakyat Indonesia, memperbaiki kinerja pemerintahan dari unsur KKN, serta
mewujudkan keadilan dan demokratisasi melalui kepolisian dan kejaksaan
agung. Langkah tersebut disambut baik oleh masyarakat.

Secara umum SBY-JK melakukan pemeriksaan kepada pejabat yang diduga


korupsi. Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) diberi kebebasan oleh presiden
melakukan audit dan pemberantasan korupsi. Hasilnya telah terjadi
pemeriksaan tersangka korupsi dan pejabat pemerintahan sebanyak 31 orang
selama 100 hari.
Berikut kebijakan-kebijakan pemerintahan Presiden SBY selama 10 tahun di
Indonesia;

90
a. Upaya meningkatkan kesejahteraan dan ketahanan pangan
masyarakat
Pada masa pemerintahan Presiden SBY upaya pengentasan kemiskinan
direalisasikan melalui peningkatan anggaran di sector pertanian
termasuk upaya swasembada pangan. Anggaran untuk sektor ini yang
semula 3,6 triliun rupiah dtingkatkan menjadi 10,1 triliun rupiah.
b. Perbaikan sektor pendidikan
Presiden selain memperkuat ketahanan pangan juga memperbaiki
sektor pendidikan dengan cara meningkatkan anggaran pendidikan yang
semula berjumlah 21,49 triliun tahun 2004 menjadi 50 triliun di tahun
2007. Seiring dengan itu program bantuan operasional sekolah atau BOS
pun ditingkatkan.
c. Program Bantuan Langsung Tunai
Tentu bapak ibu anda atau masyarakat sekitar lingkungan anda pernah
mengetahui adanya program Bantuan Langsung Tunai bukan? Pada
bulan Januari 2006 Presiden SBY menganggarkan Rp. 18,8 triliun untuk
19,1 juta keluarga. Tahun 2007 diberlakukan BLT bersyarat bagi 500 ribu
rumah tangga miskin di 7 provinsi, 51 kabupaten dan 348 kecamatan.
Bantuan tersebut meliputi bantuan tetap, pendidikan, kesehatan
dengan rata-rata bantuan per rumah tangga sebesar Rp. 1.390.000.

d. Reformasi di bidang politik


Presiden SBY telah berhasil mengubah citra Negara Indonesia dan
menarik investasi asing dengan menjalin berbagai kerja sama dengan
banyak negara pada masa pemerintahannya, antara lain dengan Jepang.
Perubahan-perubahan global pun dijadikannya sebagai peluang. Politik
luar negeri Indonesia di masa pemerintahan SBY diumpamakan dengan
istilah "mengarungi lautan bergelombang", bahkan "menjembatani dua
karang". Hal tersebut dapat dilihat dengan berbagai insiatif Indonesia
untuk menjembatani pihak-pihak yang sedang bermasalah.
Ciri dari politik luar negeri presiden SBY adalah kemampuan beradaptasi
Indonesia terhadap perubahan-perubahan domestik dan perubahan-
perubahan yang terjadi di luar negeri (Internasional). Bersifat pragmatis
kreatif dan oportunis, artinya Indonesia mencoba menjalin hubungan
dengan siapa saja (baik negara, organisasi internasional, ataupun
perusahaan multinasional) yang bersedia membantu Indonesia dan
menguntungkan pihak Indonesia.

91
e. Upaya meredam Konflik dalam negeri
Presiden SBY berhasil meredam berbagai konflik di Indonesia seperti
Konflik di Ambon, Sampit dan juga di Aceh. Di pemerintahan SBY juga
telah dibuat undang-undang mengenai pornografi dan pornoaksi.
Namun usaha ini tidak disertai dengan penegakkan hukum yang baik
sehingga tidak terealisasi. Meski konflik di beberapa daerah telah
direndam, tetapi muncul kembali berbagai konflik lagi, seperti di
Makassar.

Selain konflik Aceh pemerintahan SBY juga berupaya mengatasi konflik


agama di Poso yang terjadi sejak tahun 1998. Salah satu kebijakan
presiden adalah Intruksi Presiden No. 14 tahun 2005 tentang langkah-
langkah komprehensif penanganan masalah Poso, yaitu;
1) Melakukan percepatan penganganan masalah Poso melalui
langkah komprehensif, terpadu dan terkoordinasi
2) Menindak secara tegas setiap kasus kriminal, korupsi dan terror
serta mengungkap jaringannya
3) Upaya penanganan masalah Poso dilakukan dengan tetap
memperhatikan Deklarasi Malino pada 20 Desember 2001

f. Pelaksanaan Pemilu 2009


Setelah satu periode memimpin Republik Indonesia dengan berbagai
pencapaian yang telah diraih, tentu hal ini meningkatkan pula
popularitasnya pada pemilu tahun 2009. Pemilihan Umum Presiden dan
Wakil Presiden Republik Indonesia Tahun 2009 (biasa disingkat Pilpres
2009) diselenggarakan untuk memilih Presiden dan Wakil Presiden
Indonesia periode 2009-2014. Pemungutan suara diselenggarakan pada
8 Juli 2009 dan pasangan Susilo Bambang Yudhoyono-Boediono berhasil
menjadi pemenang dalam satu putaran langsung dengan memperoleh
suara 60,80%, mengalahkan pasangan Megawati Soekarnoputri-
Prabowo Subianto dan Muhammad Jusuf Kalla-Wiranto.

Begitulah perjalanan singkat kepemimpinan presiden Susilo Bambang


Yudhoyono sebagai presiden keenam Republik Indonesia. Tentu anda bisa
mempelajari dan mengambil hikmah dari setiap peristiwa di era Reformasi ini
untuk kehidupan di masa yang akan datang.

92
Penilaian Pembelajaran

Setelah anda mempelajari materi pada modul ini, kerjakanlah


soal-soal penilaian di bawah ini

A. Pilihlah salah satu jawaban a, b, c, d atau e yang dianggap paling benar!


1. Masa Reformasi tahun 1998 digerakan oleh kalangan...
A. Petani
B. Buruh
C. Mahasiswa
D. Pedagang
E. PNS/TNI/ POLRI

2. Berikut ini yang merupakan faktor-faktor penyebab runtuhnya pemerintahan


Orde Baru, kecuali...
A. Pembangunan yang dilakukan pemerintah Orde Baru meningkatkan laju
pertumbuhan ekonomi
B. Pemerintahan tidak bisa mengatasi krisis ekonomi berkepanjangan
C. Nilai tukar Rupiah terhadap dolar semakin melemah
D. Tidak ada kepastian hukum
E. Utang negara yang terus membengkak

3. Berikut yang merupakan agenda reformasi tahun 1998, kecuali...


A. Suksesi kepemimpinan nasional
B. Amandemen UUD 1945
C. Pemberantasan KKN
D. Penggabungan fusi partai politik menjadi Golkar, PPP dan PDI
E. Penghapusan Dwifungsi ABRI

4. Reformasi dalam bidang politik berhasil mengganti lima paket undang-undang


masa orde baru dengan tiga undang-undang politik yang lebih demokratis. Salah
satunya adalah Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1999 tentang...
A. Partai Politik
B. Susunan dan Kedudukan DPR/MPR
C. Referendum
D. Organisasi Massa
E. Pemilihan Umum

5. Pemilu pertama setelah Reformasi dilaksanakan pada 7 Juni 1999. Pemilu ini
danggap pemilu yang paling demokratis bila dibandingkan dengan pemilu-pemilu
sebelumnya. Pemilu ini dilaksanakan dengan prinsip luber dan jurdil. Pemilu

93
diikuti oleh …… partai yang telah lolos verifikasi dan memenuhi syarat menjadi
Organisasi Peserta Pemilu (OPP) dari………..partai politik yang mendaftar ke
Departemen Dalam Negeri.
A. 38, 139
B. 45, 140
C. 47, 145
D. 48, 141
E. 49, 149

6. Setelah tampak adanya gejala bahwa rakyat Timor Timur ingin melepaskan diri
dari NKRI Presiden B.J Habibie mengusulkan agar dilaksanakan jajak pendapat,
yang pada saat itu difasilitasi oleh……… dengan opsi Integrasi dengan otonomi
atau merdeka menjadi sebuah Negara.
A. UNAMET
B. UNTEA
C. UNICEF
D. UNCI
E. KTN

7. Kabinet yang dibentuk oleh Presiden K.H Abdurrahman Wahid yang diumumkan
pada tanggal 28 Oktober 1999 adalah...
A. Kabinet Reformasi Pembangunan
B. Kabinet Persatuan Pembangunan
C. Kabinet Gotong Royong
D. Kabinet Indonesia Bersatu
E. Kabinet Kerja

8. Berikut merupakan kebijakan yang pernah dilakukan oleh Presiden Megawati


adalah...
A. Pembentukan Dewan Ekonomi Nasional
B. Penghapusan Dwifungsi ABRI
C. Penanganan Konflik Poso
D. Penyelesaian sengketa Pulau Sipadan dan Ligitan
E. Kebijakan dalam kebebasan berpendapat dan berdemosntrasi

9. Pasangan Megawati-Hamzah Haz mengumumkan kabinetnya pada tanggal 9


Agustus 2001. Kabinetnya bernama...
A. Kabinet Pembangunan
B. Kabinet Gotong Royong
C. Kabinet Reformasi Pembangunan
D. Kabinet Persatuan Nasional

94
E. Kabinet Indonesia Bersatu

10. Kebijakan-kebijakan yang pernah diambil oleh Presiden Susilo Bambang


Yudhoyono dalam mengentaskan kemiskinan adalah...
A. Menindak secara tegas setiap kasus kriminal, korupsi dan terror serta
mengungkap jaringannya
B. Mewujudkan otonomi yang tangguh
C. Meningkatkan anggaran pendidikan yang semula berjumlah 21,49 triliun
tahun 2004 menjadi 50 triliun di tahun 2007
D. Dikeluarkannya UU No.20 Tahun 2001 tentang perubahan atas UU No. 31
Tahun 1999 Tentang Tindak Pidana Korupsi (Tipikor)
E. Dikeluarkannya program Bantuan Langsung Tunai (BLT) dengan
menganggarkan Rp. 18,8 triliun untuk 19,1 juta keluarga

B. Jawablah oleh Anda pertanyaan-pertanyaan di bawah ini!


1. Sebutkan faktor-faktor yang menyebabkan jatuhnya pemerintahan Orde Baru!

2. Jelaskan kembali olehmu kebijakan Presiden B.J Habibie terkait fungsi ABRI dan
POLRI!

3. Jelaskan oleh anda mengapa pada pemilu tahun 1999 tidak ada partai yang
memperoleh suara mutlak!

4. Sebutkan oleh anda beberapa kebijakan-kebijakan yang dianggap kontroversial dari


Presiden Abdurrahman Wahid!

95
5. Tulislah kembali hasil perolehan suara pada pada Pemilihan Presiden tahun 2004!

Tindak Lanjut Pembelajaran

Setelah anda mempelajari modul ini diharapkan anda membaca


kembali berbagai sumber-sumber yang relevan, baik dari buku,
artikel maupun video di internet.

Referensi

Sumber Buku:
Abdurakhman.2018. Sejarah Indonesia SMA/MA/SMK Kelas XII. Jakarta:
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.
Badrika, I Wayan.2006. Sejarah untuk SMA Kelas XII Program Ilmu Sosial.
Jakarta: Erlangga.
Habibie, B.J. 2006. Detik-Detik Yang Menentukan Jalan Panjang Indonesia
Menuju Demokrasi. Jakarta: THC Mandiri.
Ricklef, M.C. Sejarah Indonesia Modern. Yogyakarta: Gadjah Mada University
Press

Sumber Internet:
Masa Pemerintahan K.H Abdurrahman Wahid. September 14, 2016
http://www.donisetyawan.com/masa-pemerintahan-k-h-abdurrahman-
wahid/ (07-08-2018:17.54 WIB)
Pelantikan Habibie sebagai Presiden Republik Indonesia menggantikan
Soeharto di
istananegarahttp://kepustakaanpresiden.perpusnas.go.id/photo/?box=de
tail&id=281&from_box=list_245&hlm=2&search_tag=&search_keyword=
&activation_status=&presiden_id=4&presiden=habibie (08-08-
2018:11.51 WIB)
Kebijakan SBY (Politik, Sosial, Ekonomi Budaya dan Ideologi. Juli 2017.
http://www.freedomsiana.com/2017/07/kebijakan-sby-politik-ekonomi-
sosial.html# (07-08-2018:22.18 WIB)

96
Daftar Istilah

Demokratis : Suatu kondisi di mana memungkinkan adanya praktik


kebebasan politik secara bebas dan setara dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara
Disintegrasi : keadaan tidak bersatu padu yang menghilangnya keutuhan
atau persatuan serta menyebabkan perpecahan
Dwifungsi : gagasan yang diterapkan oleh Pemerintahan Orde Baru yang
menyebutkan bahwa TNI memiliki dua tugas, yaitu pertama
menjaga keamanan dan ketertiban negara dan kedua
memegang kekuasaan dan mengatur negara
Integrasi : pembauran hingga menjadi kesatuan yang utuh atau bulat
Jurdil : merupakan singkatan dari "Jujur dan Adil". Asas "jujur"
mengandung arti bahwa pemilihan umum harus
dilaksanakan sesuai dengan aturan untuk memastikan bahwa
setiap warga negara yang memiliki hak dapat memilih sesuai
dengan kehendaknya dan setiap suara pemilih memiliki nilai
yang sama untuk menentukan wakil rakyat yang akan terpilih
Luber : Merupakan singkatan dari Langsung, Umum, Bebas, dan
Rahasia
Otonomi : hak, wewenang, dan kewajiban daerah otonom untuk
mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan
kepentingan masyarakat setempat sesuai dengan peraturan
perundang-undangan
Referendum : suatu proses pemungutan suara semesta untuk mengambil
sebuah keputusan, terutama keputusan politik yang
memengaruhi suatu negara secara keseluruhan
Reformasi : perubahan secara drastis untuk perbaikan (bidang sosial,
politik, atau agama) dalam suatu masyarakat atau Negara
Reposisi : penempatan kembali ke posisi semula; penataan kembali
posisi, adanya penempatan ke posisi yang berbeda atau baru
Restrukturisasi : penataan kembali (supaya struktur atau tatanannya baik)
Supremasi : Kekuasaan tertinggi, teratas
Verifikasi : pemeriksaan tentang kebenaran laporan, pernyataan,
perhitungan

97
KUNCI JAWABAN

BAB 1

1. Latar belakang munculnya pemberontakan PKI Madiun pada tahun 1948 adalah
faktor ideologis, yakni PKI memiliki cita-cita ingin menjadikan Indonesia sebagai
negara komunis.
2. Kronologi peristiwa pemberontakan DI/TII di Jawa Barat:
Adanya perjanjian Renville yang membuka kesempatan bagi Kartosuwiryo untuk
mendirikan negara Islam. Salah satu keputusan Renville adalah keharusan
pindahnya pasukan RI dari daerah-daerah yang diduduki Belanda ke daerah yang
dikuasai RI. Di Jawa Barat, Divisi Siliwangi sebagai pasukan resmi RI pun
dipindahkan ke Jawa Tengah karena Jawa Barat dijadikan negara bagian
Pasundan oleh Belanda. Akan tetapi laskar bersenjata Hizbullah dan Sabilillah
yang telah berada di bawah pengaruh Kartosuwiryo tidak bersedia pindah dan
malah membentuk Tentara Islam Indonesia (TII).
Kekosongan kekuasaan RI di Jawa Barat segera dimanfaatkan Kartosuwiryo.
Meski awalnya ia memimpin perjuangan melawan Belanda dalam rangka
menunjang perjuangan RI, namun akhirnya perjuangan tersebut beralih menjadi
perjuangan untuk merealisasikan cita-citanya. Ia lalu menyatakan pembentukan
Darul Islam (negara Islam/DI) dengan dukungan TII, di Jawa Barat pada Agustus
1948.
3. Upaya pemerintah dalam mengatasi pemberontakan APRA di Bandung:
Pemerintah RIS segara mengirimkan pasukan ke kota Bandung. Sedangkan
perdana mentri RIS, Moh Hatta segera mengadakan perundingan dengan
Komisaris Tinggi Belanda di Jakarta. Westerling didesak untuk meningalkan kota
Bandung. Pasukan APRA terus terdesak dan dan berhasil dilumpuhkan oleh
Paukan APRIS bersama dengan rakyat
4. Faktor penyebab munculnya pemberontakan Andi Azis:
Pemberontakan Andi Aziz berawal dari tuntutan Kapten Andi Aziz dan
pasukannya yang berasal dari KNIL (pasukan Belanda di Indonesia) terhadap
pemerintah Indonesia agar hanya mereka yang dijadikan pasukan APRIS di
Negara Indonesia Timur (NIT). Ketika akhirnya tentara Indonesia benar-benar
didatangkan ke Sulawesi Selatan dengan tujuan memelihara keamanan, hal ini
menyulut ketidakpuasan di kalangan pasukan Andi Aziz.
5. Kronologi munculnya pemberontakan Republik Maluku Selatan (RMS):
Gerakan Republik Maluku Selatan (RMS) diproklamasikan oleh Mr. Dr. Christian
Robert Steven Soumokil. Ia tidak menyetujui terbentuknya Negara Kesatuan

98
Republik Indonesia, bahkan Soumokil tidak menyetujui penggabungan daerah-
daerah negara Indonesia Timur menjadi wilayah kekuasaan Republik Indonesia. Ia
berusaha melepaskan wilayah Malulku Tengah dari NIT (Negara Indonesia Timur)
yang menjadi bagian RIS.
Pada 24 April 1950, Soumokil memproklamasikan berdirinya Republik Maluku
Selatan. Berita berdirinya RMS tersebut tentu merupakan suatu ancaman bagi
keutuhan Negara Republik Indonesia Serikat. Untuk mengatasi gerakan itu,
pemerintah RIS menempuh cara damai dengan mengirim Dr. J. Leimena, namun
misi tersebut ditolak Soumokil.
6. Upayakan pemerintah dalam mengatasi pemberontakan PRRI/Permesta:
Guna menghadapi pemberontakan PRRI, pemerintah republik Indonesia
menggelar o[erasi militer yang diberi nama Operasi 17 Agustus dibawah pimpinan
Letkol Ahmad Yani. Operasi ini merupakan operasi gabungan yang melibatkan
angkatan darat, angkatan laut, dan angkatan udara. Tujuan umum operasi ini
adalah menghancurkan kekuatan pemberontak dan mencegah campur tangan
asing, sedangkan untuk operasi penumpasan Permesta sangat berat, karena
masih memiliki persenjataan modern buatan Amerika Serikat. Hal ini dibuktikan
dengan ditembak jatuhnya pesawat Angkatan Udara Revolusioner yang
dikemudikan oleh Allan L. Pope, seorang warga Amerika Serikat. Pemberontakan
Permesta akhirnya dapat dilumpuhkan pada bulan agustus 1958 melalui operasi
militer yang diberi nama Operasi Merdeka dibawah pimpinan Letnan Kolonel
Rukminto Hendraningrat.
7. Tokoh-tokoh yang menjadi Pahlawan Revolusi adalah Letjend Ahmad Yani,
Mayjend R Soeprapto, Mayjend Haryono, Mayjend Suwondo, Brigjend Panjaitan,
Brigjend Soetojo dan Lettu Piere Tendean.

BAB 2

1. Sikap yang dapat di teladani dari para tokoh-tokoh tersebut adalah sikap berani
untuk menjunjung kebenaran dalam upaya mempertahankan keutuhan NKRI serta
rela berkorban mempertaruhkan nyawa demi kepentingan Bangsa dan Negara.
2. Peran Gatot Subroto dalam perjuangan mempertahankan keutuhan NKRI:
a. Mengatasi pemberontakan PKI di Madiun pada 1948
b. Berhasil menumpas pemberontakan DI/TII di Jawa Tengah yang didalangi oleh
Amir Fatah dan Kiai Sumolangu
c. Melumpuhkan pemberontakan PRRI/Permesta
3. Yang menggagas pembentukan Kopasus adalah Ignatius Slamet Riyadi

99
BAB 3

1. B
2. D
3. D
4. E
5. A
6. E
7. A
8. A
9. C
10. B

BAB 4

1. C
2. D
3. A
4. B
5. A
6. D
7. C
8. D
9. E
10. D

1
BAB 5

1. C
2. E
3. B
4. A
5. C
6. B
7. C
8. A
9. E
10. A

BAB 6

Pilihan Ganda
1. C 6. A
2. A 7. B
3. D 8. D
4. E 9. B
5. D 10. E

Soal Uraian

1. Krisis multidimensi, di antaranya krisis moneter, ekonomi, politik, sosial dan


hukum
2. Pertama Presiden B.J. Habibie memisahkan Kepolisian RI dari ABRI yang
kemudian menjadi Kepolisian Negara, dan istilah ABRI berubah menjadi TNI
yang terdiri dari Angkatan Laut, Angkatan Darat, dan Angkatan Udara.
Presiden Habibie juga melakukan reposisi dan restrukturisasi fungsi institusi
sebagaimana mestinya, yakni menjalankan tugas keamanan di dalam dan di
luar Negara. Presiden Habibi menghapuskan Dwifungsi sebagaimana hal
tersebut merupakan salah satu agenda Reformasi
3. dikarenakan jumlah partai yang begitu banyak sebagai bentuk manifestasi
kebebasan berpolitik, dan berserikat yang selama masa Orde Baru masyarakat
hanya diberikan opsi untuk memilih 3 partai, yaitu Golkar, PPP dan PDI.
Keadaan demikian juga memberikan peluang bagi kelompok siapapun berhak
mendirikan sebuah partai politik. Sehingga suara pemilu tersebar rata, nyaris
tidak ada yang mendominasi lebih dari 50%.
4. Di antaranya adalah:
a. Kabinet seringkali mengalami reshuffle (perubahan susunan).
b. Menghapus Departemen Sosial dan Departemen Penerangan
c. Sering melakukan kunjungan ke luar negeri.
d. Gagasannya yang kontroversial mengenai pencabutan Tap MPRS No.
XXV Tahun 1966 mengenai pelarangan komunisme
e. Gagasan pembukaan hubungan dagang dengan Israel
5. Hasil pemilu presiden tahun 2004

No. Pasangan calon Jumlah suara Persentase (%)


Wiranto
1. 26.286.788 22,15%
Salahuddin Wahid
Megawati Soekarnoputri
2. 31.569.104 26,61%
Hasyim Muzadi
Amien Rais
3. 17.392.931 14,66%
Siswono Yudo Husodo
Susilo Bambang Yudhoyono
4. 39.838.184 33,57%
Muhammad Jusuf Kalla
Hamzah Haz
5. 3.569.861 3,01%
Agum Gumelar

Anda mungkin juga menyukai