Anda di halaman 1dari 101

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/322095107

Panduan Penerapan Sekolah Siaga Bencana

Book · January 2013

CITATION
READS
1
22,044

4 authors, including:

Triyono Triyono
Indonesia Institute of Sciences
15 PUBLICATIONS 11 CITATIONS

All content following this page was uploaded by Triyono Triyono on 28 December 2017.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


© 2013 Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia
(LIPI) Pusat Penelitian Geoteknologi

Katalog dalam terbitan

Panduan Penerapan Sekolah Siaga Bencana/Triyono, Ranthie Bariel Putri, Asep Koswara,
dan Vishnu Aditya. -Jakarta:Pusat Penelitian Geoteknologi LIPI, 2013
vii + 81 hlm.; 29,7 x 21 cm

ISBN xxx-xxx-xxx-xxx-x
1. Panduan 2. Penerapan
3. Sekolah Siaga Bencana

Desain Isi : Skyvan


Studio Desain Sampul : R. Samiaji
N.
Foto Sampul : http://khabarsoutheastasia.com/shared/images/2012/04/25/120426-
ZAHARA_ID_EXPERTS1.jpg

Diterbitkan oleh:
Pusat Penelitian Geoteknologi LIPI
Kompleks LIPI Jl. Cisitu, Sangkuriang
Bandung - 40135
Telp : 022 - 2503654
Panduan Penerapan Sekolah
Siaga Bencana

Editor :
Triyono
I Gusti Ayu Sutiarti

Tim Penulis :
Triyono
Ranthie Bariel Putri
Asep Koswara
Vishnu Aditya

Pusat Penelitian Geoteknologi LIPI


KATA PENGANTAR
Tidak dapat dipungkiri bahwa negara tercinta Indonesia berada pada wilayah yang
secara geologi rawan bencana. Bencana tsunami Aceh Tahun 2004 telah memberikan
pelajaran bagi kita semua bahwa upaya membangun ketangguhan masyarakat terhadap
bencana memerlukan waktu yang tidak singkat. Upaya pengurangan risiko bencana dapat
dilakukan di berbagai tingkat sasaran dan seharusnya menjadi sebuah bagian dari kehidupan
sehari-hari serta dilakukan sedini mungkin. Di mulai pasca tsunami Aceh melalui Program
Community Preparedness (COMPRESS) LIPI melakukan sosialisasi kesiapsiagaan mengahadapi
bencana dengan sasaran anak-anak khususnya di sekolah melalui kegiatan children science support-
CSS (dukungan ilmu pengetahuan untuk kesiapsiagaan bencana). Tahun 2008 saat berkegiatan di
Kota Bengkulu, kegiataan CSS berkembang dan COMPRESS-LIPI mulai merintis upaya
kesiapsiagaan di seluruh komponen komunitas sekolah dengan sebuah konsep “sekolah siaga
bencana” berlandaskan kerangka kerja (framework) kesiapsiagaan LIPI-UNESCO/ISDR.
Berdasarkan pembelajaran di Kota Bengkulu, maka pada tahun yang sama terbitlah buku
“membangun sekolah siaga bencana”. Perintisan sekolah siaga bencana selanjutnya
berkembang pada tahun 2009 bekerjasama dengan beberapa lembaga diantaranya JTIC-
UNESCO dan TDMRC UNSYIAH. Akhirnya pada tahun 2011 terbit panduan monitoring dan
evaluasi sekolah siaga bencana.

Komunitas sekolah menjadi salah satu pemangku kepentingan yang strategis dalam
rangka meningkatkan kesiapsiagaan terhadap bencana. Pada tahun 2010 Kementrian
Pendidikan Nasional (pada waktu itu) mengeluarkan Surat Edaran tentang pengarusutamaan
risiko bencana di sekolah dan pada tahun 2012 Badan Nasional Penanggulangan Bencana
(BNPB) mengeluarkan pedoman penerapan sekolah aman. Sementara itu, di level sekolah
terutama di daerah-daerah yang rawan bencana terdapat kebutuhan sebuah panduan praktis
yang dapat menjadi referensi sekolah dalam membangun sekolah yang siaga bencana.

Berlatar belakang uraian di atas, maka melalui Program Prioritas Nasional (PN) 9
tentang kebencanaan dan lingkungan hidup tahun 2012, COMPRESS-LIPI berkesempatan
mengembangkan konsep dan praktik sekolah siaga bencana menjadi sebuah panduan yang
diharapkan praktis dan mudah bagi sekolah dalam rangka membangun sekolah yang siaga
bencana. Panduan ini merupakan pengembangan dari berbagai konsep dan praktik baik yang
telah dilakukan LIPI maupun lembaga lain dan hasil praktik pembelajaran dari sekolah yang
menjadi pilot pada tahun 2012 yakni di 3 sekolah di Kabupaten Majene dan 1 sekolah di Kota
Bandung. Melalui pendanaan Pusat Penelitian Geoteknologi pada tahun 2013 pengembangan
konsep dan praktik sekolah siaga bencana terus dilakukan sampai panduan ini di cetak dan
digandakan untuk dapat didistribusikan kepada pemangku kepentingan khususnya sekolah.

Terima kasih diucapkan kepada penulis yang telah mendedikasikan waktu dan pikiran
sehingga panduan ini dapat terselesaikan. Tak lupa penghargaan disampaikan kepada sekolah-
sekolah yang selama ini menjadi media pembelajaran bagi pengembangan sekolah siaga bencana
diantaranya Bengkulu, Banda Aceh, Sikka-Maumere, Majene dan Bandung.

iii
Panduan Penerapan
Sekolah Siaga Bencana
Panduan ini merupakan dokumen yang dinamis sehingga ke depan diperlukan
perubahan perbaikan sesuai dengan perkembangan sehingga saran dan masukan demi
sempurnanya panduan ini di masa yang akan datang sangat dinantikan. Akhirnya
semoga panduan ini bermanfaat dan menjadi referensi bagi sekolah-sekolah dalam rangka
membangun sekolah yang siaga bencana.

Jakata, Desember 2013


Kepala Pusat Penelitian Geoteknologi
LIPI

Dr.. Ir. Haryadi Permana

iv
Panduan Penerapan Sekolah Siaga Bencana
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................... iii


DAFTAR ISI ................................................................................ v
DAFTAR TABEL...................................................................... vi
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................. vii
PENDAHULUAN.................................................................... 1
PERSIAPAN ............................................................................. 3
PELAKSANAAN ...................................................................... 9
MONITORING ....................................................................... 14
LAMPIRAN.............................................................................. 17

v
Panduan Penerapan
Sekolah Siaga Bencana
DAFTAR TABEL

1 Tingkat Kesiapsiagaan Komunitas Sekolah..........................................7


2 Nilai Indeks Ketercapaian Monitoring
Sekolah Siaga Bencana.......................................................................16

vi
Panduan Penerapan Sekolah Siaga Bencana
DAFTAR LAMPIRAN
1Formulir Penilaian Aspek Prasarana dan Sarana Sekolah.................................
17

2 Formulir Penilaian Aspek Lingkungan Sekolah................................................. 27

3 Kuisioner Penilaian Kesiapsiagaan Non Struktur Sekolah............................... 29

4 Format Dokumen Rencana Aksi Sekolah........................................................... 43

5 Indikator Kesiapsiagaan Non Struktur dan Struktur Sekolah


Siaga Bencana.......................................................................................................... 44

6 Kuisioner Monitoring Kesiapsiagaan Non Struktur ......................................... 48

7 Formulir Monitoring Kesiapsiagaan Struktur .................................................... 63

8 Pengolahan dan Analisis Data Monitoring Sekolah Siaga Bencana................ 69

9 Panduan Menginstall Software Kesiapsiagaan Non Struktur Sekolah


(Kesiapsiagaan Komunitas Sekolah).................................................................... 71

vii
Panduan Penerapan
Sekolah Siaga
Bencana
PENDAHULUAN 1
A. LATAR BELAKANG

Bencana yang terjadi di Indonesia telah menimbulkan dampak yang cukup besar pada
berbagai sektor salah satunya adalah sektor pendidikan. Di sektor pendidikan, bencana
dapat berdampak pada bangunan sekolah dan infrastruktur sekolah, termasuk siswa dan
guru serta komponen sekolah lainnya yang merupakan bagian dari komunitas sekolah.
Data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menunjukkan bahwa lebih dari
130.000 bangunan sekolah berpotensi terhantam bencana gempa bumi. Oleh karena itu
upaya untuk meminimumkan risiko di sekolah menjadi hal yang utama, salah satunya
melalui peningkatan kesiapsiagaan komunitas sekolah. Faktor penting lain yang
mendukung perlunya kesiapsiagaan komunitas sekolah adalah jumlah siswa yang banyak
di sekolah menjadi kondisi tersebut sangat rentan terhadap bencana yang berpotensi
terjadi. Jumlah korban dapat lebih besar dibandingkan dengan di daerah dengan populasi
yang sedikit dan jarang. Diharapkan upaya kesiapsiagaan komunitas sekolah dapat
mengurangi korban jiwa maupun kerugian akibat bencana.

Salah satu upaya meningkatkan kesiapsiagaan menghadapi bencana adalah melalui


peningkatan kapasitas komunitas sekolah yang terdiri dari unsur siswa, guru dan komponen
sekolah lainnya. Peningkatan kesiapsiagaan komunitas sekolah dapat dilakukan melalui
peningkatan kapasitas sumberdaya manusia dan peningkatan kesiapsiagaan dari komponen
fisik sekolah seperti bangunan dan infrastruktur lainnya.

Inisiatif untuk meningkatkan kesiapsiagaan komunitas sekolah terhadap bencana telah


dilakukan di berbagai tingkat administratif. Menindaklanjuti amanat Undang-Undang
Nomor 24 Tahun 2007 tentang penanggulangan bencana dan Peraturan Pemerintah
Nomor 21 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana, Kementrian
Pendidikan Nasional telah menyusun strategi pengurangan risiko bencana di Sekolah yang
dilengkapi dengan modul bahan ajar dan pelatihan pengintegrasian pengurangan risiko
bencana. Melalui Surat Edaran Menteri Pendidikan Nasional Nomor 70a/MPN/SE/2010,
Menteri Pendidikan Nasional menghimbau kepada seluruh kepala daerah di Indonesia
untuk melaksanakan strategi pengarusutamaan pengurangan risiko bencana di sekolah.
Pelaksanaan strategi pengarusutamaan pengurangan risiko bencana di sekolah dilakukan
baik secara struktural maupun non-struktural guna mewujudkan budaya kesiapsiagaan
dan keselamatan terhadap bencana di sekolah.

Surat Edaran dari Menteri Pendidikan Nasional tersebut telah mendorong berbagai
institusi menfasilitasi pengembangan pendidikan kesiapsiagaan di level komunitas
sekolah dengan berbagai konsep pengembangan seperti sekolah aman, sekolah
penyangga, sekolah tangguh maupun lainnya. Jauh sebelum ini, Lembaga Ilmu
Pengetahuan Indonesia melalui program Community Preparedness (COMPRESS) telah
menginisasi pendidikan kesiapsiagaan bencana di level komunitas sekolah. Dengan
menggunakan kerangka kerja kesiapsiagaan yang telah dikembangkan oleh LIPI-
UNESCO/ISDR, COMPRESS-LIPI menginisiasi pengembangan sekolah siaga bencana
dengan mengimplementasikan lima parameter kesiapsiagaan yakni pengetahuan dan
sikap, sistem peringatan bencana, rencana tanggap darurat, kebijakan dan panduan, dan
mobilisasi sumberdaya di sekolah.

Panduan Penerapan
Sekolah Siaga
Bencana
1

Panduan Penerapan
Sekolah Siaga
Bencana
Di mulai pada tahun 2008, LIPI mengimplemetasikan pengurangan risiko bencana di
sekolah dengan merintis pengembangan model sekolah siaga bencana di Kota Bengkulu
yakni di SD Negeri 57 dan SMU Negeri 6 Kota Bengkulu. Pada tahun 2009 LIPI
bekerjasama dengan JTIC-UNESCO kembali melakukan perintisan sekolah siaga
bencana di Kabupaten Sikka (adapun sekolah yang terpilih : SD Negeri Inpres Waioti,
SMP Negeri 1 Maumere dan SMA Negeri 1 Maumere) dan Kota Banda Aceh (adapun
sekolah yang terpilih : SD Negeri 2, SMP Negeri 1 dan SMA Negeri 1 Banda Aceh).
Pada Tahun 2012 LIPI merintis sekolah siaga bencana di Kabupaten Majene (adapun
sekolah yang terpilih : SD Negeri No. 4 Tanjung Batu, SMP Negeri 3 Pamboang dan
SMA Negeri 1 Pamboang).
Berdasarkan pembelajaran dari merintis sekolah siaga bencana yang dilakukan oleh LIPI
dan perkembangan kegiatan pendidikan kebencanaan di Indonesia, maka LIPI menyusun
panduan membangun sekolah siaga bencana. Panduan ini diharapkan menjadi acuan
dalam rangka penerapan pengurangan risiko bencana di sekolah.

B. TUJUAN
Panduan membangun sekolah siaga bencana bertujuan untuk :
a. Mengetahui kriteria dalam memilih sekolah yang akan menjadi sekolah siaga bencana.
b. Melakukan penilaian kesiapsiagaan struktur dan non struktur sekolah untuk menyusun
rencana aksi sekolah dalam membangun sekolah siaga bencana.
c. Memberikan pilihan tindakan bagi sekolah dalam upaya meningkatkan parameter
kesiapsiagaan (struktur dan non struktur).
d. Memberikan gambaran umum dalam melakukan pemantauan/monitoring terhadap sekolah
dalam mencapai indiktaor sekolah siaga bencana.

C. SASARAN
Panduan membangun sekolah siaga bencana ini dapat menjadi acuan dalam membangun
sekolah siaga bencana bagi :
a. Komunitas sekolah (kepala sekolah, guru, siswa, dan komite sekolah)
b. Pemerintah pusat dan daerah
c. Instansi/Lembaga yang bergerak di bidang pendidikan kebencanaan
d. Sektor swasta dan masyarakat umum

D. TAHAPAN MEMBANGUN SEKOLAH SIAGA BENCANA


Terdapat tiga tahapan dalam membangun sekolah siaga bencana yaitu :
a. Tahap persiapan
b. Tahap pelaksanaan
c. Tahap monitoring dan evaluasi

2
Panduan Penerapan Sekolah Siaga Bencana
PERSIAPAN 2
Tahap persiapan membangun sekolah siaga bencana merupakan tahap dimana pencetus
sekolah siaga bencana (baik sekolah itu sendiri maupun lembaga/instansi eksternal) harus
benar-benar memiliki pemahaman mengenai risiko bencana yang ada di sekolah. Pemahaman
mengenai risiko bencana di sekolah digunakan dalam mengambil langkah-langkah segera
sesuai dengan prioritas. Tahap persiapan mempertimbangkan 2 kriteria utama sekolah siaga
bencana yakni kesiapsiagaan struktur dan kesiapsiagaan non struktur (Hidayati, dkk (2010)).
Tahap persiapan digunakan untuk menentukan langkah-langkah prioritas yang harus segera
dilakukan menuju sekolah siaga bencana disesuaikan dengan kapasitas yang dimiliki oleh
sekolah.

Langkah-langkah persiapan dalam membangun sekolah siaga bencana meliputi :


a. Pemilihan sekolah
b. Penilaian kesiapsiagaan struktur sekolah
c. Penilaian kesiapsiagaan non struktur sekolah
d. Penyusunan rencana aksi sekolah dalam pengurangan risiko bencana

A. PEMILIHAN SEKOLAH
Keputusan menjadi sekolah siaga bencana dapat berasal dari keinginan sekolah maupun pihak
eksternal yang memiliki program membangun sekolah siaga bencana. Faktor utama yang
menjadi pertimbangan dalam membangun sekolah siaga bencana adalah faktor risiko
sekolah terhadap suatu bencana. Tingkat risiko sekolah terhadap bencana sangat tergantung
pada tingkat ancaman bahaya di sekolah, tingkat kerentanan dan tingkat kapasitas yang
dimiliki oleh sekolah. Sekolah ataupun pihak eksternal yang memiliki program untuk
membangun sekolah siaga bencana dapat menggunakan pendekatan tingkat risiko untuk
memilih sekolah. Berikut hal-hal yang dapat diperhatikan dalam menentukan sekolah yang
akan dijadikan sekolah siaga bencana adalah :
1. Letak sekolah dengan sumber bahaya (semakin dekat dengan sumber bahaya menjadi
yang diprioritaskan)
2. Kemampuan sekolah dalam mengakses jalur evakuasi (semakin terbatas akses
terhadap jalur evakuasi maka menjadi yang diprioritaskan)
3. Perbandingan jumlah siswa dan guru (semakin banyak siswa yang menjadi
tanggungjawab guru maka menjadi prioritas untuk dipilih)
4. Ketersediaan prasarana dan sarana yang dimiliki sekolah (semakin terbatas ketersediaan
pra sarana dan sarana yang dimiliki sekolah untuk pengurangan risiko bencana
menjadi yang diprioritaskan)
5. Pemahaman komunitas sekolah terhadap risiko bencana (semakin rendah pemahaman
komunitas sekolah terhadap risiko bencana di sekolah menjadi yang diprioritaskan).

3
Panduan Penerapan
Sekolah Siaga Bencana
B. PENILAIAN KESIAPSIAGAAN STRUKTUR SEKOLAH
Penilaian kesiapsiagaan struktur sekolah dilakukan untuk memahami dan menilai risiko bencana
yang dihadapi oleh sekolah dari aspek struktur bangunan sekolah. Penilaian kesiapsiagaan
struktur sekolah merupakan proses evaluasi diri (self assessment) sebelum dilakukan penilaian
komprehensif oleh ahli bangunan yang bertujuan untuk membantu sekolah dalam
mengetahui kondisi kerentanan fisik sekolah serta mendata kondisi dasar risiko bencana
yang ada di lingkungan sekolahnya. Penilaian kesiapsiagaan non struktur akan digunakan
sebagai data dalam menyusun perencanaan perbaikan jangka pendek, menengah dan
panjang untuk menuju sekolah siaga bencana1.
Penilaian kesiapsiagaan struktur sekolah menggunakan perangkat penilaian/evaluasi risiko oleh
sekolah yang dikembangkan oleh BNPB (2011). Terdapat 2 aspek yang dinilai yakni :

1. Aspek Prasarana dan Sarana Sekolah

Dalam aspek prasarana dan sarana sekolah ada 6 kategori isian yang harus diisi oleh
guru maupun komunitas sekolah. Kategori tersebut antara lain informasi umum dari
sekolah, kon- disi dan perencanaan sekolah, komponen struktural, komponen
arsitektural, perabotan dan isinya, utilitas dan sekitarnya. Untuk membantu penilai
memahami apa saja komponen struk- tural, beberapa gambar mengenai komponen-
komponen bangunan telah diberikan.

Formulir lembar penilaian mengenai aspek prasarana dan sarana sekolah tersedia di lampiran
1. Adapun cara mengisi lembar penilaian ini adalah sebagai berikut:

a. Kategori pertama Informasi Umum ( 1xx ) diisi sesuai dengan data-data penilai,
deskrip- si data bangunan dan kondisi sekolaah terhadap paparan bencana.
b. Kategori kedua kondisi dan perencanaan ( 2xx ) dipilih menggunakan tanda
centang (√) pada gambar yang sesuai dengan kondisi bangunan
c. Kategori ketiga sampai keenam ( 3xx – 6xx ) menggunakan tanda centang (√) “ya”
atau “tidak” dalam penilaiannya.

Kriteria ambang dibawah ini akan membantu penilai atau pengambil kebijakan dalam
mem- buat rekomendasi.

 Jika nilai dari isian kedua ( kondisi dan perencanaan/2xx ) melebihi 4, disarankan
bahwa gedung tersebut perlu pemeriksaan lebih lanjut oleh ahli bangunan.

 Jika jumlah jawaban “tidak” pada isian ketiga ( komponen struktural/3xx ) melebihi
1, sangat disarankan gedung tersebut untuk diperiksa lebih lanjut oleh ahli bangunan.

 Jika jumlah jawaban “tidak” pada isian keempat ( komponen arsitektural/4xx )


melebihi 5 disarankan bahwa gedung tersebut perlu perbaikan komponen arsitektural

1 [BNPB] Badan Nasional Penanggulangan Bencana. 2011. Panduan Teknis Rehabilitasi


Sekolah Aman dengan Dana Alokasi Khusus (DAK) Pendidikan Tahun 2011.

4
Panduan Penerapan Sekolah Siaga Bencana
ya/5xx ) melebihi 10 sangat disarankan bahwa gedung tersebut perlu perkuatan pada perabotan dan isinya. Apabila nilainya dibawah 1

 Jika jumlah jawaban “tidak” pada isian keenam (utilitas dan sekitarnya/6xx )
melebihi 3 sangat disarankan gedung tersebut memerlukan bantuan teknis untuk
perkuatan kom- ponen tersebut oleh ahli bangunan.

Semua ambang tersebut dapat diabaikan, jika dengan pengetahuan dari penilai, ada
beberapa hal kritis yang harus segera diperbaiki/diperkuat, walaupun belum melampaui
batasan ambang tersebut. Dalam kasus ini, mohon diberikan catatan yang disertai
dengan gambar- gambar dokumentasi (jika tersedia)�.

2. Aspek Lingkungan Sekolah


Aspek ini dinilai oleh pengelola sekolah dalam hal ini pengambil kebijakan pada masing-
masing sekolah yang bersangkutan. Formulir penilaian aspek lingkungan sekolah seperti
ter- cantum dalam lampiran 2. Penilaian formulir ini akan menentukan apakah bangunan
sekolah tersebut perlu diperkuat, dibangun kembali, atau tidak perlu perbaikan sama
sekali. Dalam hal ini pengelola sekolah harus mempertimbangkan formulir sebelumnya
yang telah diisi oleh guru atau komunitas sekolah. Selain itu, dalam formulir ini
pengelola sekolah juga perlu mengisi beberapa pertanyaan berkaitan dengan keutamaan
bangunan tersebut dan anggaran biaya yang terkait dengan perkuatan maupun
pembangunan kembali sekolah tersebut.

Apabila beberapa pertanyaan yang ada dalam formulir ini lebih banyak mengacu pada
jawa- ban “Tidak”, maka akan mengacu pada kesimpulan bahwa perkuatan maupun
pembangunan kembali semakin sulit untuk diadakan. Sedangkan formulir sebelumnya
akan menunjukkan seberapa besar tingkat kerentanan bangunan tersebut terhadap
gempa bumi. Sehingga den- gan turut mempertimbangkan kedua hal tersebut akan dapat
disimpulkan apakah perkuatan maupun pembangunan kembali cukup layak untuk
bangunan tersebut. Apabila diperlukan, pihak pengelola sekolah dapat meminta bantuan
kepada ahli bangunan untuk datang menin- jau sekolah tersebut secara teknis.

Selain memberikan kesimpulan akhir, pihak pengelola sekolah juga perlu memberikan
beberapa catatan-catatan penting yang mungkin ditemukan dalam bangunan tersebut
berkaitan dengan perkuatan maupun pembangunan kembali. Selain itu dapat juga
diberikan rekomendasi mengenai kedua hal tersebut.

C. PENILAIAN KESIAPSIAGAAN NON STRUKTUR SEKOLAH


Secara umum penilaian kesiapsiagaan non struktur sekolah dilakukan dalam rangka mengetahui
kapasitas yang dimiliki sekolah dalam rangka pengurangan risiko bencana. Secara khusus
penilaian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kesiapsiagaan komunitas sekolah
menghadapi bencana per paramater kesiapsiagaan menggunakan framework kesiapsiagaan
yang telah dikembangkan oleh LIPI-UNESCO/ISDR. Penilaian tingkat kesiapsiagaan
komunitas sekolah didasarkan atas lima parameter yaitu : (1) pengetahuan dan sikap, (2)
kebijakan dan panduan, (3) rencana tanggap darurat, (4) sistem peringatan bencana, dan (5)
mobilisasi sumberdaya. Penilaian ini penting

5
Panduan Penerapan
Sekolah Siaga Bencana
dilakukan pada tahap persiapan sebagai dasar landasan untuk menentukan langkah-langkah
pembenahan selanjutnya dalam pelaksanaan membangun sekolah siaga bencana.
Diharapkan dari penilaian ini diketahui tingkat kesiapsiagaan komunitas sekolah per
parameter sehingga sekolah dapat menentukan pilihan tindakan prioritas yang akan
dilakukan selanjutnya. Pilihan tindakan tersebut berdasarkan parameter kesiapsiagaan
terendah yang mampu dilakukan oleh sekolah dan disesuaikan dengan kapasitas yang
dimiliki sekolah.

Penilaian tingkat kesiapsiagaan komunitas sekolah menggunakan perangkat yang


dikembangkan oleh Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia. Subjek penilaian kesiapsiagaan
komunitas sekolah terdiri dari tiga, yaitu (1) sekolah sebagai institusi; (2) guru dan (3)
siswa. Adapun langkah- langkah melakukan penilaian tingkat kesiapsiagaan komunitas
sekolah adalah :

1. Pengumpulan Data
Oleh karena subjek penilaian kesiapsiagaan komunitas sekolah terdiri dari tiga subjek utama
maka dari itu pengambilan data dilakukan dengan menggunakan instrumen yang telah
dikembangkan pada masing-masing subjek penelitian. Instrumen kesiapsiagan sekolah
terdiri dari tiga set, yaitu (S1) berupa kuesioner untuk sekolah sebagai institusi; (S2)
berisi kuesioner untuk Guru dan (S3) kuesioner untuk siswa. Instrumen kesiapsiagaan
sekolah dapat dilihat pada lampiran 3.
- Kuesioner (S1)

Daftar isian kuesioner ini diberikan kepada pengelola sekolah (kepala sekolah atau
wakilnya) untuk diisi sesuai dengan pertanyaan-pertanyaan yang ada di dalamnya.

- Kuesioner (S2)

Daftar kuesioner S2 diberikan kepada guru pada masing-masing sekolah untuk diisi.
Jumlah guru yang diharapkan mengisi kuesioner pada masing-masing sekolah adalah 10
orang guru.

- Kuesioner (S3)

Daftar kuesioner S3 diperuntukkan untuk siswa pada masing-masing sekolah. Untuk


tingkat sekolah dasar, siswa kelas 4 dan kelas 5 dipilih sebagai responden. Sedangkan untuk
tingkat SMP dan SMA siswa yang dipilih sebagai responden adalah siswa kelas 8 dan
kelas 11. Pemilihan siswa – siswa tersebut didasarkan pada pertimbangan: (1) Tidak
mengganggu kegiatan belajar. Siswa kelas paling atas (SD/MI kelas 6, SMP dan SMA
kelas 9 dan 12) kemungkinan disibukkan dengan beberapa kegiatan berkaitan dengan
persiapan ujian sekolah dan ujian nasional, dan (2) Apabila akan dilakukan monitoring dan
evaluasi tingkat kesiapsiagaan siswa pada tahun berikut- nya para siswa tersebut masih
dapat dijadikan responden.

Dalam mengisi kuesioner (S3) siswa dipandu oleh guru atau fasilitator. Untuk siswa
tingkat SD guru atau fasilitator membacakan satu – satu per satu pertanyaan yang ada di
dalam kuesioner dan mempersilahkan siswa untuk menjawab sesuai dengan pertanyaan
yang dibacakan. Setelah semua pertanyaan kuesioner dibacakan dan daftar pertanyaan
telah diisi semua, siswa diper- silahkan untuk meneliti kembali kuesionernya. Untuk
tingkat SMP dan SMA, siswa diminta untuk menjawab pertanyaan dalam kuesiner dan
langsung mengisi jawabannya, tanpa dibacakan oleh guru atau fasilitator. Guru atau
fasilitator memberikan penjelasan apabila ada siswa yang meminta klarifikasi tentang
beberapa pertanyaaan dalam kuesioner.

6
Panduan Penerapan Sekolah Siaga Bencana
2. Pengolahan Data
Kuesioner yang telah dikoreksi (pastikan jumlahnya sudah sesuai dengan jumlah sampel
sekolah, guru dan siswa yang sudah ditentukan sebelumnya) kemudian masing-masing
kuesioner (S1, S2 dan S3) diberi nomor urut. Setelah diberi nomor urut, kuesioner siap
untuk dimasukkan ke dalam sistem pengolahan data dengan menggunakan software aplikasi
kesiapsiagaan yang tersedia pada cd dalam paket panduan ini (Lihat Lampiran Panduan
Pengolahan Data yang ada dalam software).

3. Analisis Data
Setelah pengolahan data selesai akan didapatkan nilai tingkat kesiapsiagaan komunitas
sekolah. Tingkat kesiapsiagaan komunitas sekolah dikategorikan pada level tinggi, sedang, dan
rendah den- gan mengacu pada Tabel 1. Selain itu dapat juga dilihat indeks masing-masing
parameter yaitu pengetahuan, peringatan bencana, rencana tanggap darurat, kebijakan dan
mobilisasi sumberdaya. Indeks masing-masing parameter ini dapat digunakan untuk
menentukan pilihan tindakan priori- tas yang harus segera dilakukan bagi sekolah dalam
rangka menuju sekolah siaga bencana.
Tabel 1. Tingkat Kesiapsiagaan Komunitas Sekolah
Nilai Indeks Kategori
80-100 Kesiapsiagaan tinggi
60-79 Kesiapsiagaan sedang
< 60 Kesiapsiagaan rendah
D. PENYUSUNAN RENCANA AKSI SEKOLAH DALAM MEMBANGUN SEKOLAH
SIAGA BENCANA

Keterbatasan-keterbatasan yang dimiliki oleh sekolah seperti waktu, biaya, maupun sumberdaya
lain- nya dalam impelementasi kegiatan pengurangan risiko bencana menjadi kendala di
sebagian besar sekolah. Oleh karenanya perlu disepakati pilihan tindakan pengurangan risiko
bencana prioritas yang akan dilakukan dalam membangun sekolah siaga bencana berdasarkan hasil
dari penilaian kesiapsia- gaan struktur dan non struktur sekolah. Pilihan tindakan tersebut
kemudian dituangkan menjadi ren- cana aksi sekolah dalam membangun sekolah siaga
bencana. Dokumen tertulis ini menjadi acuan dan ditinjau ulang berdasarkan periode
perencanaan untuk mengetahui setiap implementasi pelaksanaan indikator sekolah siaga
bencana (format dokumen rencana aksi sekolah dapat diacu pada lampiran 4).

Penentuan pilihan tindakan prioritas pengurangan risiko bencana sekolah sebagai rencana aksi
se- kolah dapat dilaksanakan dengan langkah sebagai berikut :

1. Buat Fokus Group Discussion (Diskusi terfokus) yang diikuti oleh komunitas sekolah
(termasuk guru dan siswa) serta dengan mengundang beberapa wakil dari komite sekolah
dan lembaga/ instasi terkait pengurangan risiko bencana di sekolah seperti Dinas
Pendidikan, Badan Penanggu- langan Bencana Daerah, Perguruan Tinggi, Palang Merah
Indonesia, Gerakan Pramuka Daerah, Lembaga Swadaya Masyarakat, maupun dunia usaha
yang terkait pengurangan risiko bencana di daerah.

7
Panduan Penerapan
Sekolah Siaga Bencana
2. Paparkan hasil penilaian kesiapsiagaan struktur dan non struktur sekolah yang telah diperoleh sebelumnya

3. Diskusikan target parameter kesiapsiagaan (struktur dan non struktur) dan pilihan tindakan
priori- tas berdasarkan hasil kajian yang telah dipaparkan sebelumnya.

4. Galang dukungan kongkrit (nyata) yang dapat dikontribusikan oleh masing-masing


lembaga/in- stansi yang diundang tersebut (seperti : anggaran, peralatan, pelatihan, dll).

8
Panduan Penerapan Sekolah Siaga Bencana
PELAKSANAAN
3
Dalam membangun sekolah siaga bencana harus memenuhi dua kriteria utama, yaitu
kesiapsiagaan struktur dan non struktur (Hidayati dkk, 2010). Kesiapsiagaan struktur
diindikasikan dari kondisi fisik sekolah yang harus memenuhi standar bangunan tahan gempa
dan mempunyai sarana fisik untuk penyelamatan diri dan evakuasi1. Kesiapsiagaan non
struktur terdiri dari lima parameter: 1) pengetahuan dan sikap, 2) kebijakan dan panduan, 3)
rencana tanggap darurat, 4) sistem peringatan bencana, dan 5) mobilisasi sumber daya2.
Indikator parameter kesiapsiagaan (struktur dan non struktur) dapat dilihat pada lampiran 5.

Sekolah siaga bencana dapat diwujudkan dengan melibatkan seluruh komponen sekolah
utamanya kepala sekolah, guru, siswa dan warga sekolah lainnya. Di samping itu, masyarakat
yang bermukim di sekitar sekolah, orang tua siswa, organisasi terkait kebencanaan dan
pendidikan, dan pemerintah daerah juga berperan dalam menunjang terwujudnya sekolah siaga
bencana. Mengingat pentingnya dukungan dan bimbingan dari pihak diluar sekolah dalam
membangun sekolah siaga bencana.

Kapasitas sekolah juga menjadi salah satu faktor dalam membangun sekolah siaga bencana.
Kapasitas sekolah merupakan kekuatan dan sumber daya yang dimiliki oleh komponen
sekolah (guru dan siswa) dan institusi sekolah yang mampu mencegah, melakukan mitigasi, siap
menghadapi dan melakukan pemulihan dari bencana dengan cepat2. Dalam membangun
sekolah siaga bencana harus disesuaikan dengan kapasitas sekolah yang dimiliki. Dengan
demikian sekolah tidak merasa terbebani dengan mewujudkan sekolah siaga bencana. Berikut
ini merupakan beberapa contoh pilihan tindakan yang dilakukan oleh sekolah dalam rangka
meningkatkan tingkat kesiapsiagaan (struktur dan non struktur). Pilihan tindakan ini dapat
dikembangkan secara mandiri sesuai dengan kreativitas sekolah dan karakteristik daerah.

A. Kesiapsiagaan Struktur
Membangun sekolah siaga bencana harus memenuhi kesiapsiagaan dari aspek struktur yang
bersifat bentuk fisik pra sarana dan sarana di sekolah. Aspek struktur ini menjadi penting
dalam upaya melindungi komunitas sekolah dengan menyediakan lingkungan yang
menjamin keselamatan seluruh komunitas sekolah selama kegiatan belajar mengajar.
Kesiapsiagaan struktur dapat ditingkatkan dengan melakukan beberapa kegiatan yang
mencakup:
1. Struktural
Parameter struktural ini lebih melihat dari struktur dasar bangunan sekolah. Parameter
ini menjadi sangat penting diperhatikan oleh sekolah ketika memulai tahap
pembangunan fisik sekolah atau pada tahap rehabilitasi bangunan sekolah. Hal ini
merupakan salah satu upaya pengurangan risiko bencana dari aspek struktur. Untuk
meningkatkan kesiapsiagaan sekolah dari komponen struktural dapat dilakukan
beberapa kegiatan antara lain:
a. Membuat sistem pondasi di bawah bangunan sekolah.
b. Membangun bangunan sekolah yang memiliki balok ikat pondasi.
c. Membangun bangunan sekolah yang memiliki kolom-kolom yang kuat.
d. Membangun dinding bangunan sekolah yang terbuat dari bahan yang ringan.
e. Mengganti atap bangunan sekolah dengan bahan terbuat dari material yang ringan.
1 Hidayati, D., Widayatun dan Triyono. 2010. Sekolah Siaga Bencana: Pembelajaran dari Kota Bengkulu. Jakarta: LIPI Press.
2 Indonesian Institute of Sciences (LIPI) – UNESCO/ISDR. 2006. Framework Kesiapsiagaan Masyarakat dalam
Mengantisipasi Bencana Gempa dan Tsunami. Jakarta

9
Panduan Penerapan
Sekolah Siaga Bencana
2. Arsitektural
Parameter arsitektural bangunan sekolah juga menjadi salah satu parameter utama dalam
kesiapsiagaan struktur. Selain dinilai dari segi keindahan dan keberfungsian,
komponen arsitektural ini juga memperhatikan upaya pengurangan risiko bencana.
Ada beberapa contoh arsitektural yang dapat dibuat atau dikembangkan oleh sekolah
dalam upaya membangun sekolah siaga bencana, antara lain:
a. Memasang langit-langit (plafon) yang terikat kuat ke rangka atap bangunan sekolah.
b. Memasang pintu di tiap ruangan kelas yang terbuka keluar ruangan.
c. Memberi ikatan silang antar sudut yang kuat di semua jendela berkaca.
d. Memastikan benda-benda yang menggantung di langit-langit tidak akan saling
bertabrakan ketika terjadi gempa bumi.
e. Memasang lampu-lampu dengan kuat dan pas pada tempatnya.
f. Menanam tiang bendera dengan baik dan kuat.
g. Menjangkarkan pegangan tangga dengan kuat.
h. Memasang papan petunjuk di kawasan sekolah dengan baik dan kuat.

3. Perabotan dan isinya


Di dalam ruangan kelas seringkali ditemui perabotan-perabotan yang mendukung
proses pembelajaran. Hal serupa juga dapat ditemui di ruang guru atau kepala sekolah.
Bahkan untuk di kedua ruangan tersebut perabotan yang ada jumlahnya tidak sedikit
dan merupakan benda-benda penting yang dimiliki sekolah. Untuk itu perabotan dan
isinya juga tidak luput dari perhatian sekolah ketika membangun sekolah siaga
bencana. Pengaturan dalam peletakkan perabotan dan isinya harus memperhitungkan
upaya pengurangan risiko bencana. Berikut ada beberapa contoh dalam menata
perabotan di sekolah, antara lain:
a. Mengikat peralatan penting (computer, telepon dan peralatan elektronik lainnya)
milik sekolah dengan baik dan kuat di atas meja atau rak.
b. Meletakkan peralatan elektronik bukan pada jalur evakuasi.
c. Mengikat rak-rak buku dan lemari arsip (filling cabinet) dengan kuat pada dinding
atau lantai.
d. Mengganti rak-rak buku yang sudah dalam kondisi lapuk.
e. Meletakkan barang-barang yang mudah pecah pada tempat yang cukup stabil dan
aman.
f. Meletakkan rak penyimpan peralatan P3K pada tempat yang mudah diakses dan
tidak mudah rusak.
g. Menyediakan meja-meja yang terbuat dari bahan yang cukup kuat untuk menahan
jatuhnya reruntuhan.
h. Memasang gambar, papan tulis dan hiasan dinding dengan kuat pada dinding dan
terletak pada lokasi yang tidak membahayakan.
i. Meyimpan bahan-bahan kimia (bahan mudah terbakar) pada tempat yang aman
dan direkomendasikan oleh pabrik pembuatnya.

4. Peralatan Pendukung Lain


Peralatan-peralatan pendukung yang ada di lingkungan sekolah dapat menjadi faktor
kerentanan bila tidak terpasang sesuai kaedah pengurangan risiko bencana. Untuk itu
perlu dilakukan beberapa kegiatan yang menjadikan peralatan pendukung lain sekolah
sebagai kapasitas yang dapat meningkatkan kesiapsiagaan struktur dalam membangun
sekolah siaga bencana, diantaranya:
a. Memasang sambungan instalasi pipa air dengan kuat.
b. Menempatkan instalasi pipa air bukan di jalur evakuasi.
c. Memasang instalasi kabel listrik dengan baik dan terikat kuat.
d. Menyediakan alat pemadam api ringan di sekolah.

10
Panduan Penerapan
Sekolah Siaga Bencana
B. Kesiapsiagaan Non Struktur
Suatu sekolah disebut sekolah siaga bencana jika telah memenuhi pula indikator framework
kesiapasiagaan dalam mengantisipasi bencana yang terdiri dari lima parameter (Hidayati,
2010). Untuk itu sekolah perlu melakukan beberapa upaya dalam mencapai indikator
tersebut. Setelah dilakukan penilaian kesiapsiaan non struktur sekolah, maka akan didapat
indeks kesiapsiagaan sekolah. Dari indeks tersebut akan terlihat nilai indeks kesiapsiaagan
dari masing-masing komponen sekolah (guru, siswa dan intitusi sekolah) yang juga
menggambarkan tingkat kesiapsiagaan dari kelima parameter. Dengan demikian sekolah
dapat membuat rencana prioritas dalam upaya peningkatan parameter kesiapsiagaan non
struktur guna memenuhi indikator framework kesiapsiagaan.
Ada beberapa faktor yang dapat menjadi tantangan dalam membangun sekolah siaga
bencana, seperti kalender pendidikan sekolah dan kapasitas sekolah yang dimiliki. Untuk itu
sekolah perlu membuat rencana prioritas dalam peningkatan parameter kesiapsiagaan non
struktur. Dalam menentukan parameter yang akan ditingkatkan dapat dilihat dari hasil
penilaian kesiapsiagaan non struktur sekolah yang dilakukan di awal. Parameter
kesiapsiagaan non struktur yang masih rendah menjadi prioritas dalam menentukan
pilihan tindakan. Dalam menentukan pilihan tindakan juga perlu memperhatikan indeks
kesiapsiagaan non struktur per masing- masing komponen sekolah (guru, siswa, dan
institusi sekolah). Dengan demikian sekolah lebih efektif dalam upaya meningkatkan
parameter kesiapsiagaan non struktur sesuai indikator yang diharapkan. Pilihan tindakan
yang dapat dilakukan oleh sekolah dalam memenuhi indikator kesiapsiagaan non struktur
sebagai upaya dalam membangun sekolah siaga bencana antara lain:

1. Pengetahuan dan Sikap


Pengetahuan tentang fenomena alam, khususnya gempa bumi dan tsunami, dan
kesiapsiagaan untuk mengurangi risiko bencana merupakan faktor yang sangat penting
dan menjadi parameter utama untuk mengukur kesiapsiagaan dalam mengantisipasi
bencana alam. Peningkatan pengetahuan dan sikap dalam mengantisipasi bencana
gempa bumi dan tsunami dapat berjalan efektif apabila memenuhi ketentuan berikut:
a. Pengintegrasian materi tentang bencana dan kesiapsiagaan mengantisipasi bencana
ke dalam mata pelajaran wajib yang relevan, pelajaran mulok dan kegiatan ekstra
kulikuler.
b. Penyusunan standar kompetensi kesiapsiagaan dalam mengantisipasi bencana, silabus
dan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP).
c. Pelaksanaan pelajaran dan kegiatan sesuai dengan silabus dan RPP.
d. Evaluasi terhadap pelajaran dan kegiatan kesiapsiagaan sesuai dengan indicator
yang ditetapkan dalam standar kompetensi.
e. Ketersediaan materi dan bahan ajar kesiapsiagaan mengantisipasi bencana gempa bumi
dan tsunami.
f. Meningkatkan kapasitas (kemampuan materi dan keterampilan) guru yang relevan
dengan pelajaran dan kegiatan kesiapsiagaan mengantisipasi bencana.
g. Mengaktifkan kegiatan UKS/dokter kecil, PMR dan Pramuka dengan mengembangkan
silabus atau kegiatan yang jelas dan terukur.
h. Mengembangkan kerjasama dengan lembaga pemerhati kebencanaan dan
pendidikan, seperti Dinas Pendidikan, Dinas Kesehatan/Puskesmas, BPBD, Dinas
Sosial/ TAGANA, PMI dan Pramuka.

11
Panduan Penerapan
Sekolah Siaga Bencana
2. Kebijakan dan Panduan
Adanya kebijakan sekolah sangat penting dalam upaya membangun sekolah siaga bencana.
Kebijakanmenjadi payung untuk legalitas dan acuan dalam pelaksanaan
kegiatankesiapsiagaan di sekolah. Kebijakan di tingkat sekolah akan lebih mudah
dibuat dan dikembangkan apabila telah ada landasan kebijakan yang telah dilakukan
oleh Dinas Pendidikan di tingkat Propinsi atau Kabupaten/Kota. Melalui Surat Edaran
Mendiknas No. 70a/SE/MPN/2010 tentang pengarusutamaan pengurangan risiko
bencana di sekolah, sudah dapat menjadi legalitas atau acuan bagi sekolah dalam
melakukan aktivitas pengurangan risiko bencana di lingkungan sekolah. Sekolah dengan
kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) memiliki wewenang untuk
mengembangkan kurikulum sesuai dengan kebtuhan sekolah, termasuk
mengintegrasikan materi kesiapsiagaan ke dalam kurikulum sekolah.
Kebijakan yang dibuat untuk mendukung kesiapsiagaan sekolah sebaiknya dituangkan
secara tertulis. Karena suatu kebijakan harus dapat diketahui oleh seluruh warga
sekolah sebagai subjek yang diatur dalam kebijakan tersebut. Selain itu juga
merupakan bukti fisik yang dapat menjadi satu indikator suatu sekolah dikatakan siap
mengantisipasi bencana. Ada beberapa contoh kebijakan yang dapat dibuat atau
dikembangkan oleh sekolah dalam upaya membangun sekolah siaga bencana, seperti:
a. Surat atau dokumen yang menyatakan pengintegrasian materi kesiapsiagaan
mengantisipasi bencana ke dalam pelajaran wajib yang relevan, pelajaran mulok
dan kegiatan ekstra kurikuler.
b. Surat Keputusan (SK) pembentukan Gugus Siaga Bencana di sekolah. Dalam SK
ini tertulis komponen sekolah apa saja yang masuk ke dalam beberapa kelompok
gugus siaga bencana. SK ini juga menjelaskan tugas pokok dan fungsi dari tiap
kelompok gugus siaga bencana ketika sebelum terjadi bencana, saat terjadi
bencana dan setelah terjadi bencana.
c. Surat atau dokumen yang menyatakan adanya alokasi anggaran/dana untuk
kegiatan kesiapsiagaan bencana di sekolah. Untuk kebijakan ini sekolah sebaiknya
melibatkan komite sekolah dan Dinas Pendidikan daerah yang berperan sebagai
pengawas dalam pengelolaan sekolah.
d. Surat atau dokumen yang menyatakan adanya latihan atau simulasi evakuasi
bencana yang dilakukan sekolah secara regular.

3. Rencana Tanggap Darurat


Rencana tanggap darurat merupakan parameter ketiga untuk mengukur tingkat kesiapsiagaan
non struktur sekolah. Semua komponen komunitas sekolah harus mempersiapkan
rencana dan tindakan untuk merespon kondisi darurat bencana agar dapat mengurangi
risiko.
Meningkatkan kesiapsiagaan dalam rencana tanggap darurat sekolah dapat
diindikasikan dalam beberapa kegiatan yang dapat dilakukan di sekolah, seperti:
a. Membuat salinan/duplikat dokumen-dokumen penting sekolah yang disimpan di
tempat yang aman.
b. Membuat rencana evakuasi yang diwujudkan dalam penentuan tempat evakuasi; denah
dan jalur evakuasi; rambu petunjuk arah evakuasi; peralatan evakuasi.
c. Membuat prosedur tetap (protap) evakuasi.
d. Menyiapkan obat-obatan dan perlengkapan pertolongan pertama.
e. Membentuk posko/unit kesehatan sekolah atau PMR sebagai wadah kaderisasi
sumber daya manusia sekolah dalam pertolongan pertama.
f. Mengadakan pelatihan pertolongan pertama dengan di damping oleh instansi
terkait seperti PMI, Puskesmas dan Dinas Kesehatan daerah.
g. Melakukan latihan/simulasi evakuasi secara rutin.

12
Panduan Penerapan
Sekolah Siaga Bencana
4. Sistem Peringatan Bencana
Peringatan bencana merupakan salah satu faktor utama dalam mencegah korban jiwa dan
mengurangi dampak kerugian ekonomi dan material dari sebuah bencana. Agar
berjalan efektif, sistem peringatan bencana harus melibatkan seluruh komunitas
sekolah secara aktif.
Untuk meningkatkan kapasitas sekolah dalam sistem peringatan bencana dapat
dilakukan beberapa kegiatan antara lain :
a. Membuka akses komunikasi terhadap informasi peringatan bencana resmi yang
bersumber dari BMKG, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD),
pemerintah daerah dan media.
b. Menyiapkan peralatan komunikasi dalam kondisi yang baik dan siap setiap saat
untuk mengakses informasi peringatan bencana yang resmi.
c. Membentuk kelompok peringatan bencana dengan tugas, kewajiban dan
wewenang yang jelas.
d. Menyiapkan peralatan peringatan bencana di sekolah yang digunakan untuk
menyebarluaskan informasi peringatan bencana ke seluruh komunitas sekolah.
e. Membuat protap (SOP) peringatan bencana yang menjelaskan tentang tanda/bunyi
peringatan bencana di sekolah, mekanisme aktivasi peringatan, pembatalan peringatan
dan kondisi aman setelah tsunami berakhir.
f. Melakukan sosialisasi tentang sistem peringatan bencana di sekolah kepada
seluruh komunitas sekolah.

5. Mobilisasi Sumber Daya


Sekolah diharapkan mampu memobilisasi sumber daya yang tersedia secara efektif. Semua
komponen yang ada di komunitas sekolah mulai dari sekolah sebagai institusi, guru,
siswa dan komite sekolah harus dilibatkan. Untuk meningkatkan kemampuan sekolah
dalam memobilisasi sumber daya yang dimiliki, maka sekolah dapat melakukan
beberapa upaya antara lain:
a. Membentuk gugus siaga bencana yang terdiri dari kelompok peringatan bencana,
evakuasi, pertolongan pertama, logistik dan keamanan. Tiap kelompok tersebut
menjabarkan lebih detil tentang tugas, kewajiban dan wewenang yang disepakati
oleh komunitas sekolah.
b. Membuat prosedur tetap (protap) pelaksanaan gugus siaga bencana.
c. Mengadakan pelatihan di sekolah atau mengirimkan utusan dari sekolah untuk
mengikuti pelatihan di luar sekolah sebagai upaya meningkatkan kemampuan guru
dan siswa, baik pengetahuan maupun keterampilan yang mendukung
kesiapsiagaan di sekolah dalam mengantisipasi bencana gempa bumi dan tsunami.
d. Menyediakan materi dan bahan ajar tentang fenomena alam dan kesiapsiagaan
dalam mengantisipasi bencana.
e. Mengalokasikan anggaran untuk mendukung kegiatan-kegiatan kesiapsiagaan
dalam mengantisipasi bencana.
f. Mengembangkan kerjasama dengan instansi pemerintah daerah yang terkait
penanggulangan bencana (BPBD, Dinas Pendidikan, Dinas Kesehatan, Dinas
Sosial serta TNI dan POLRI).

13
Panduan Penerapan
Sekolah Siaga Bencana
MONITORING 4
Monitoring adalah proses pengumpulan dan analisis informasi (berdasarkan indiKator yang
telah ditetapkan) secara sistematis dan kontinu tentang kegiatan program sehingga dapat
dilakukan tindakan koreksi untuk penyempurnaan program selanjutnya. Adapun hal yang
terkait dengan monitoring sekolah siaga bencana adalah sebagai berikut :

1. TUJUAN MONITORING
Monitoring sekolah siaga bencana dilakukan untuk :
a. Memantau sekolah siaga bencana
b. Mengetahui kegiatan-kegiatan yang telah dilaksanakan di sekolah siaga bencana
disesuaikan dengan rencana aksi sekolah yang telah dibuat
c. Mengidentifikasi masalah yang timbul sehingga segera teratasi
d. Melakuka penilaian apakah pola kerja dalam pengembangan sekolah siaga bencana
yang digunakan sesuai/tepat untuk mencapai tujuan program
e. Mengetahui kaitan antara kegiatan dengan tujuan untuk memperoleh ukuran kemajuan
f. Menyesuaikan kegiatan dengan lingkungan yang berubah tanpa menyimpang dari tujuan
g. Melihat kemajuan peningkatan dari setiap parameter kesiapsiagaan sekolah siaga
bencana (non truktur dan struktur).

2. PELAKU MONITORING
Monitoring dapat dilakukan oleh siapa pun yang memahami konteks dan substansi yang
berhubungan dengan sekolah siaga bencana. Monitoring sekolah siaga bencana dapat dilakukan
antara lain oleh :
a. Pihak Internal Sekolah
Pihak internal sekolah yang dapat melakukan monitoring, antara lain : kepala sekolah,
wakil kepala sekolah, dan guru yang pernah terlibat dalam tahap perencanaan sampai
proses pembangunan sekolah.
b. Pihak Eksternal Sekolah
Pihak eksternal atau luar sekolah yang dapat melakukan monitoring, antara lain :
pengawas sekolah, Dinas Pendidikan daerah, LSM atau penyandang dana program
sekolah siaga bencana, perguruan tinggi, dan instansi pemerintah yang terkait dalam
pengurangan risiko bencana (seperti : BNPB, BPBD, dan lain sebagainya).

3. WAKTU PELAKSANAAN MONITORING


Monitoring sekolah siaga bencana dapat dilakukan kapanpun, tergantung kesiapan sekolahnya.
Sekolah dapat menentukan menentukkan agenda untuk melakukan monintoring. Pihak
eksternal sekolah yang ingin melakukan monitoring dapat diperbolehkan datang secara
mendadak tanpa pemberitahuan sebelumnya, dengan tujuan agar hasil yang diharapkan
sesuai dengan kondisi sebenanrnya.

4. CARA MELAKUKAN MONITORING


Sebelum melakukan monitoring sebaiknya perlu memperhatikan antara lain :
a. Memahami pertanyaan-pertanyaan kunci dalam melakukan monitoring, antara lain :
 Mengidentifikasi masalah-masalah apa saja yang biasa timbul
Apakah program berjalan sesuai dengan jadwal yang telah direncanakan
Apakah program menghasilkan keluaran / output yang direncanakan

14
Panduan Penerapan Sekolah Siaga Bencana
 Apakah strategi yang dijalankan berjalan sesuai dengan rencana
 Apakah kelompok sasaran terlibat dalam aktivitas program

Pertanyaan-pertanyaan tersebut dimaksudkan supaya para asesor mampu menggali


pertanyaan yang objektif terkait sekolah siaga bencana.

b. Lakukan monitoring secara berkala


Monitoring sekolah siaga bencana sebaiknya dilakukan secara berkala menyesuaikan
periode/ waktu dari setiap program yang telah disusun dalam rencana aksi sekolah
sebelumnya.

Sesuai dengan pelaksanaan dalam membangun sekolah siaga bencana dimana sekolah
meningkatkan parameter kesiapsiagaan struktur dan non struktur, maka sekolah maupun
pihak eksternal dapat melakukan monitoring terhadap capaian kedua hal tersebut.

a. Monitoring Kesiapsiagaan Struktur Sekolah


Monitoring sekolah siaga bencana dilakukan untuk menilai tingkat ketercapaian kesiapsiagaan
baik struktur maupun non struktur. Monitoring tingkat ketercapaian kesiapsiagaan
struktur dilakukan pada empat parameter kesiapsiagaan struktur sekolah siaga
bencana, yakni : parameter struktural, parameter arsitektural, parameter perabotan dan
isinya, dan peralatan pendukung lain.

Untuk melakukan monitoring terhadap kesiapsiagaan struktur sekolah perlu disiapkan


kuisioner (lampiran 7). Di dalam kuisioner tersebut terdapat empat pertanyaan utama
yang berkaitan dengan empat parameter kesiapsiagaan struktur yakni : intrumen
struktural, arsitektural, perabotan dan isinya, dan peralatan pendukung lain dengan
total jumlah pertanyaan sebanyak 43 pertanyaan. Kuisioner ini diisi oleh satu orang
perwakilan sekolah yang pernah terlibat dalam tahap perencanaan sampai proses
pembangunan sekolah.

b. Monitoring Kesiapsiagaan Non Struktur Sekolah


Monitoring terhadap capaian kesiapsiagaan non struktur sekolah siaga bencana dilakukan
menggunakan perangkat kuisioner seperti yang dapat lihat pada lampiran 6.
Kuisioner monitoring diperlukan untuk mempermudah asesor dalam mengumpulkan
informasi tentang capaian indikator dari setiap parameter kesiapsiagaan non struktur
sekolah siaga bencana.
Kuisioner ini terdiri dari tiga seri, yakni :
1) Kuisioner untuk Sekolah (Seri S1)
Kuisioner ini diisi oleh pengambil kebijakan di sekolah yaitu kepala sekolah. Di
dalam kuisioner ini terdapat pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab oleh
sekolah terkait dengan pengetahuan dan sikap, kebijakan dan panduan, rencana
tanggap darurat, peringatan bencana, dan mobilisasi sumber daya dalam
membangun sekolah siaga bencana.

2) Kuisioner untuk Guru (Seri S2)


Kuisioner ini diisi oleh guru. Di dalam kuisioner ini terdapat pertanyaan-pertanyaan
yang harus dijawab oleh guru terkait pengetahuan dan sikap, rencana tanggap
darurat, peringatan bencana, dan mobilisasi sumber daya dalam membangun
sekolah siaga bencana.

15
Panduan Penerapan
Sekolah Siaga Bencana
3) Kuisioner untuk Murid (Seri S3)
Kuisioner ini diisi oleh seluruh murid di sekolah siaga bencana. Di dalam kuisioner
ini terdapat pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab oleh murid terkait
pengetahuan dan sikap, rencana tanggap darurat, peringatan bencana, dan
mobilisasi sumber daya dalam membangun sekolah siaga bencana.

Setelah kuisioner tersebut dipersiapkan dengan lengkap, maka langkah selanjutnya


adalah menyebarkan kuisioner tersebut kepada kelompok sasaran (kepala sekolah,
guru, dan murid).

5. PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA HASIL MONITORING

Untuk mengetahui hasil monitoring ketercapaian sekolah siaga bencana, maka


dilakukan pengolahan data dari semua kuisioner yang terkumpul meliputi kuisioner
kesiapsiagaan struktur dan non struktur. Pengolahan data dapat dilakukan secara
manual maupun dengan menggunakan bantuan program komputer yang disertakan
dalam panduan ini. Contoh pengolahan data hasil monitoring sekolah siaga bencana
(kesiapsiagaan struktur dan non struktur) dapat dilihat pada lampiran 8.

Setelah penghitungan selesai dilakukan, maka dihasilkan nilai indeks ketercapaian


kesiapsiagaan struktur. Nilai indeks kesiapsiagaan struktur meliputi indeks per
parameter yaitu, Struktural (S), Arsitektural (A), Perabotan dan Isinya (Pi) dan
Peralatan pendukung lain (Pp). Semakin tinggi nilai indeks yang diperoleh maka
semakin tinggi pula tingkat ketercapaian indikator parameter kesiapsiagaan struktur.

Nilai indeks digunakan pula untuk mengetahui ketercapaian indikator parameter


kesiapsiagaan non struktur sekolah siaga bencana. Nilai indeks dalam monitoring
kesiapsiagaan non struktur meliputi indeks per parameter yaitu Pengetahuan dan
Sikap/ knowledge (K), Kebijakaan Panduan/policy (PS), Rencana Tanggap Darurat/emergency
planning (EP), Peringatan Bencana/warning system (WS), dan Mobilisasi
Sumberdaya/resource mobilization capacity (RMC). Semakin tinggi angka indeks berarti
semakin tinggi pula tingkat capaian sekolah dalam memenuhi indikator parameter
kesiapsiagaan non struktur sekolah siaga bencana.

Nilai indeks ketercapaian monitoring sekolah siaga bencana merupakan gabungan dari
nilai indeks ketercapaian kesiapsiagaan struktur dan non struktur. Nilai indeks
ketercapaian monitoring sekolah siaga bencana dikategorikan sebagai berikut :

Tabel 2. Nilai Indeks Ketercapaian Monitoring Sekolah Siaga Bencana


Nilai Indeks Kategori
67 – 100 Ketercapaian tinggi
34 – 66 Ketercapaian sedang
0 – 33 Ketercapaian rendah

16
Panduan Penerapan Sekolah Siaga Bencana
LAMPIRAN 1. Formulir Penilaian Aspek Prasarana dan Sarana Sekolah
Formulir Penilaian oleh Sekolah Aspek Prasarana dan Sarana
Informasi Umum diisi sesuai dengan data-data penilai dan deskripsi data bangunan
100 Informasi Umum
101 Nama Penilai Pekerjaan Penilai

102 Nama Sekolah

110 Informasi Geografis


Alamat (Jalan, Kecamatan, Kota/
111
Kabupaten, Provinsi)
112 Tipe Daerah □ Perkotaan □ Pinggiran Kota □ Pedesaan

113 Daya Akses □ Dapat dilalui mobil □ Tidak dapat dilalui mobil

120 Informasi Bangunan

121 Fungsi bangunan

122 Kepemilikan bangunan □ Swasta □ Umum/Negara

123 Nama pemilik

124 Jumlah penghuni Dewasa ( > 15thn) : Anak-anak (<15thn) :

125 Tahun berdiri

126 Material struktur bangunan (balok, kolom) □ Beton □ Kayu □ Baja


□ Lain-lain Sebutkan :
127 Material dinding bangunan □ Multiplex □ Bata
……....................
□ Lain-lain Sebutkan:
128 Material rangka atap (kuda-kuda) □ Kayu □ Baja ringan
……............……..
130 Informasi Komunitas

131 Daerah □ Desa □ Pinggiran kota □ Kota


Mayoritas profesi penduduk local/
132
mayoritas jenis industry
133 Status ekonomi dari mayoritas penduduk
Kesadaran penduduk terhadap bencana
134 □ Rendah □ Menengah □ Tinggi
alam
140 Sejarah Bencana Alam

141 Bencana alam utama apa di daerah ini?


Bencana alam apa yang terjadi terakhir
142 kali? (tahun, tipe bencana dan kerusakan
yang ditimbulkan)
Apakah bangunan ini pernah rusak akibat
143 □ Ya □ Tidak
bencana alam?
Kapan bangunan rusak dan bencana apa
144
yang menyebabkannya?
Apakah bangunan pernah dibangun
145 kembali/diperkuat setelah kerusakan □ Dibangun kembali □ Diperkuat □ Tidak pernah
terjadi?

17
Panduan Penerapan
Sekolah Siaga Bencana
Kondisi sekolah Ya Tidak Keterangan

150 Gempa Bumi

Bagunan sekolah tidak dirancang tahan


151
gempa

Pintu kelas dan gerbang sekolah tidak


152
cukup lebar untuk evakuasi saat gempa

Sekolah belum membuat jalur evakuasi


153 dan tempat berkumpul saat kejadian
gempa bumi
Sekolah belum memperoleh atau
154 melakukan pelatihan dan simulasi untuk
kejadian bencana gempa bumi

Sekolah berada pada wilayah rawan anca-


155
man gempa bumi

Sekolah berlokasi di daerah yang pernah


156
terkena gempa bumi besar sebelumnya

160 Tsunami

Sekolah berada pada wilayah yang rawan


161
terjadi bencana tsunami

Sekolah berlokasi di daerah yang pernah


162
terkena bencana tsunami sebelumnya

Sekolah belum memiliki rancangan bangu-


163
nan yang aman dari tsunami

Sekolah belum membuat jalur evakuasi


164 dan tempat berkumpul yang aman
saat terjadi tsunami
Sekolah belum memperoleh atau melaku-
165 kan pelatihan dan simulasi mengantisipasi
bencana tsunami

18
Panduan Penerapan Sekolah Siaga Bencana
Kondisi dan perencanaan dipillih menggunakan tanda centang (√) pada gambar yang sesuai dengan kondisi bangunan

200 Kondisi dan Perencanaan

210 Kondisi Lokasi Nilai

tanah datar diatas lapisan pasir


lereng tepi lereng bawah lereng dekat pantai tebal 1m
1 3 3 3 3 3
220 Plan Layout

kotak bentuk L dengn bentuk T dengan


bentuk L bentuk T bentuk U
dilatasi dilatasi

bentuk U dengan
dilatasi kotak panjang lain-lain
230 Long Building

Pa
ndua
n
Pener dinding panjang dinding panjang dengan dinding panjang
apan kotak tertutup lain-lain
Sekol tak terkekang kolom dan beton balok dengan penyokong
ah
Siaga 4 1 1 1
Benc
19 Jumlah
tiga sampai keenam dipilih menggunakan tanda centang (√) “ya” atau “tidak” sesuai dengan keadaan bangunan, disertai catatan apabila

300 Komponen Struktural

310 Fondasi Catatan

311 ya tidak

Apakah ada sistem dibawah bangunan

320 balok Catatan


321 Apakah bangunan memiliki balok sloof/balok ikat fondasi ? ya tidak
322 Apakah bangunan memiliki balok ring ? ya tidak

323 ya tidak

Apakah balok
terbebas dari kerusakan (retak, pecah, lepas dari ikatannya) ?

330 Kolom Catatan


331 Apakah bangunan memiliki kolom ? ya tidak

332 ya tidak

Apakah semua kolom terbebas dari kerusakan (retak, pecah, lepas


dari ikatannya) ?

340 Dinding Catatan


ya
341 Apakah dinding bangunan terbuat dari bahan yang ringan ? tidak
ya
342 Apakah dinding bebas dari keretakan ? tidak
350 Atap

20
Panduan Penerapan Sekolah Siaga Bencana
Apakah atap terbuat dari material yang ringan ?

351 ya tidak

ya
352 Apakah penutup atap dihubungkan dengan baik pada rangka atap? tidak
Jumlah
400 Komponen Arsitektural

No Keterangan Ya Tidak Catatan


410 Partisi
411 Apabila ada dinding partisi apakah sudah diikatkan pada
komponen-komponen terdekat?

420 Langit-Langit
421 Apakah plafon atau kisi-kisi sudah diikatkan dengan kuat
ke sistem atap?
430 Pintu dan Jendela
431
Apakah pintu terbuka keluar ruangan?

21
Panduan Penerapan
Sekolah Siaga Bencana
No Keterangan Ya Tidak Catatan
432 Apakah jendela yang berkaca telah diberi ikatan silang antar
sudutnya sebagai pengikat lateral pada struktur atau pada
kaca dilapisi plastik pengaman kaca sehingga saat terjadi
gempa, pecahan kaca tidak membahayakan?

440 Ornamen Tetap


441 Apakah benda-benda yang menggantung di langit-langit sudah
dipastikan tidak akan bertabrakan satu sama lain ketika
terjadi gempa?
442 Apakah lampu-lampu sudah dipasang dengan kuat dan pas pada
tempatnya?
443 Apakah tiang bendera sudah tertanam dengan baik dan kuat
pada
tempatnya?

444 Apakah papan petunjuk di kawasan sekolah sudah diikatkan


dengan baik?
445 Apakah genteng sudah diikatkan dengan baik pada struktur
atap?

450 Tangga
451 Apabila ada tangga apakah pegangan tangga sudah dijangkarkan
dengan kuat dan dijangkarkan dengan baik
460 Lantai dan Keramik
461 Apakah lantai terbebas dari keretakan
462 Apakah keramik lantai utuh
Jumlah

22
Panduan Penerapan Sekolah Siaga Bencana
500 Perabot dan Isinya
No Keterangan Ya Tidak Catatan
510 Peralatan listrik (telepon, televisi, komputer, lampu, kipas
angin, dll)
Apakah peralatan yang penting sudah diikatkan dengan baik
untuk menghindari peralatan tersebut bergeser dari atas rak atau
meja?
511

Apakah telepon yang diletakkan di atas meja sudah cukup jauh


512
dari tepi sehingga telepon tersebut tidak terjatuh?
Apakah speakers/pengeras suara, komputer, dan alat-alat
513 elektronik lain sudah diikatkan dengan baik sehingga tidak
menghambat jalur evakuasi saat terjadi gempa
Apakah informasi penting yang berada di dalam komputer
514
sudah disimpan secara periodik ditempat lain sebagai
cadangan
520 Perabotan
Apakah rak-rak buku, filling cabinet sudah diangkurkan dengan
baik pada dinding atau lantai?

521

Apakah kondisi rak-rak buku, rak, filling cabinet masih


522
dalam keadan yang baik (tidak lapuk)?
Apakah rak-rak buku sudah dilengkapi dengan penyangga atau
kabel di tepi, untuk menjaga buku yang jatuh?

523

23
Panduan Penerapan
Sekolah Siaga Bencana
No Keterangan Ya Tidak Catatan
524 Apakah barang-barang yang dapat pecah sudah berada pada tempat
yang cukup stabil dan aman?

525 Apakah rak-rak yang menyimpan peralatan P3K terletak pada


tempat
yang mudah diakses dan tidak mudah rusak?
526 Apakah rak-rak yang beroda sudah ditahan/di-blok untuk
menghindari rak tersebut meluncur saat gempa?
527 Apakah meja terbuat dari bahan yang cukup kuat untuk menahan
jatuhnya reruntuhan
528 Apakah sudut-sudut meja sudah diratakan dan dihaluskan untuk
menhindari adanya cedera?
530 Gambar dan Papan
531 Apakah gambar, papan, dan hiasan dinding sudah dipasang dengan
kuat pada dinding dan terletak pada lokasi yang tidak
membahayakan?

540 Bahan-bahan Berbahaya dan Beracun


541 Apakah barang-barang kimia sudah disimpan sesuai rekomendasi
dari
pabrik yang membuatnya?

542 Apakah tabung gas LPG sudah diamankan dengan baik dan tertutup
dengan kencang?
Jumlah

24
Panduan Penerapan Sekolah Siaga Bencana
600 Peralatan Pendukung Lain
No Keterangan Ya Tidak Catatan
610 Perpipaan
611 Apakah sambungan pada perpipaan cukup kuat untuk untuk
menghindari kerusakan pada saat gempa terjadi?

612 Apakah perpipaan tidak terletak pada jalur evakuasi?


620 Utilitas yang lain
621 Apakah tersedia tabung pemadam api?
622 Apakah kotak pemadam api sudah diikatkan dengan aman?

623 Apakah tabung pemadam api diamankan dengan pengikat yang


mudah dilepaskan?
630 Peralatan listrik
631 Apakah tempat/pipa kabel sudah diikat secara lateral shingga tidak
mudah terlepas dari ikatannya?
640 Sekitar
641 Apakah ada tempat evakuasi atau lapangan terbuka?

642 Apakah jalur evakuasi aman dari benda yang berjatuhan


643 Apakah pohon mati atau rapuk sudah ditebang sehingga tidak akan
jatuh/patah pada saat gempa terjadi?
Jumlah

25
Panduan Penerapan
Sekolah Siaga Bencana
Kesimpulan dan Saran pada Aspek Pra sarana dan Sarana

Kesimpulan :
Kesimpulan yang ditulis adalah berdasarkan nilai dan jumlah jawaban pada isian di atas.
Sehingga diketahui apakah diperlukan peninjauan lebih lanjut oleh ahli bangunan. Namun
apabila terdapat hal-hal yang perlu disampaikan berkaitan dengan pengetahuan penilai mengenai
bangunan sekolah
tersebut maka dapat ditulis dalam kesimpulan secara umum.

No Hal yang Ditinjau Kesimpulan


1 Kondisi dan Perencanaan (2xx)
2 Komponen Struktural (3xx)
3 Komponen Arsitektural (4xx)
4 Perabotan dan Isinya (5xx)
5 Utilitas dan Sekitarnya (6xx)

Kesimpulan secara umum :

Saran :

Penilai

(.........................................)

Mengetahui,
Kepala Sekolah

(.....................................)

26
Panduan Penerapan Sekolah Siaga Bencana
LAMPIRAN 2. Formulir Penilaian Aspek Lingkungan Sekolah

FORMULIR PENILAIAN ASPEK LINGKUNGAN SEKOLAH

Informasi Inspeksi
Nama Penilai :
Jabatan Penilai :
Tanggal :
Informasi Bangunan
Lokasi :
Fungsi :
Jumlah Pengguna :
Jumlah Bangunan :
Umur Bangunan :
Perbaikan/Perkuatan Terakhir (tahun) :

Daftar Evaluasi Keutamaan Bangunan

Pengaruh terhadap Bidang yang Lain Ya Tidak Catatan


1 Apakah bangunan tidak memiliki nilai sejarah
Apakah perkuatan tidak akan
2
menimbulkan kekacauan sosial?
Apakah kerusakan yang terjadi tidak
3
membahayakan bangunan sekitar
Fungsi Bangunan Pra dan Pasca Bencana Ya Tidak Catatan
Apakah bangunan tidak berkaitan
4
dengan kepentingan masyarakat sekitar
Apakah bangunan tidak bertindak
5
sebagai tempat sementara pasca
bencana
Anggaran dan Faedah Ya Tidak Catatan
Apakah anggaran yang tersedia cukup
6
untuk melaksanakan perkuatan
Apakah anggaran yang tersedia cukup
7
untuk perawatan rutin
Apakah perkuatan bangunan akan
8 memberikan faedah yang lebih besar
daripada membangun kembali?

27
Panduan Penerapan
Sekolah Siaga Bencana
Kesimpulan dan Saran pada Aspek Lingkungan Sekolah

Kesimpulan :
Dalam memberikan kesimpulan, pengelola sekolah dapat memilih lebih dari satu pilihan perbaikan
sesuai alasan yang didapat dari keadaan masing-masing sekolah. Kemudian diberikan catatan
dan rekomendasi untuk perbaikan tersebut.

No Pilihan Perbaikan Ya Tidak Catatan


1 Tidak perlu perbaikan apa-apa
2 Perlu penilaian secara teknis dari ahli bangunan
3 Perlu perkuatan dan perbaikan di beberapa bagian
4 Perlu pembangunan kembali
5 Lain-lain

Kesimpulan secara Umum :

Catatan :

Saran :

Kepala Sekolah,

(....................................)

28
Panduan Penerapan Sekolah Siaga Bencana
LAMPIRAN 3. Kuisioner Penilaian Kesiapsiagaan
Non Struktur Sekolah

DAFTAR
PERTANYAAN
SURVEY
KESIAPSIAGAAN
SEKOLAH (S1)

I. PENGENALAN TEMPAT

1. No. Urut
2. Provinsi
3. Kabupaten/Kota
4 Kecamatan
5. Kelurahan/Desa
6. Nama Sekolah
7. Alamat/Telepon
8. Status Negeri Swasta

II. KETERANGAN SEKOLAH


1. Nama Guru
2. Jumlah Guru
Dekat(kurang dari 500 meter)
3. Jarak Sekolah dari pantai Sedang(500-2000 meter)
Jauh(lebih dari 2000 meter)
Rendah(< 5 meter dpl)
Sedang(5-10 meter)
4. Jarak Sekolah dari pantai
Tinggi(>10 meter dpl)
Tidak Tahu
5. Jenis dinding bangunan terbanyak Beton/bata Kayu/papan
6. Jenis bangunan Bertingkat Tidak bertingkat
Padat/tanpa jendela/ventilasi
Apabila bertingkat, kondisi dinding pada
7. Setengah padat/cukup jendela/ventilasi
lantai terbawah
Banyak jendela/dinding kaca
Bagian bangunan yang panjang, sejajar dengan pantai
Bagian bangunan panjang, membentuk sudut dengan garis pantai
8. Kondisi Bangunan Sekolah
Bagian bangunan yang panjang, tegak lurus dengan garis
pantai Tidak Tahu
Apakah bangunan sekolah mengikuti standar
9. Ya Tidak Tidak tahu
bangunan tahan gempa
Apakah bangunan sekolah mengikuti standar
10. bangunan yang memperhitungkan pengaruh Ya Tidak Tidak tahu
beban tsunami

29
Panduan Penerapan
Sekolah Siaga Bencana
III. KEBIJAKAN KESIAPSIAGAAN BENCANA (PS)
Apakah ada kebijakan/program pendidikan yang bekaitan dengan
11. Ya Tidak Tidak tahu
kesiapsigaan menghadapi bencana alam di kab./kota ini ?
12. Apakah pimpinan/guru/staf sekolah mengetahui peraturan-peraturan sebagai berikut :
a. UU No. 24/2007 tentang Penanggulangan Bencana Ya Tidak Tidak Tahu
Peraturan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Surat
b. Ya Tidak Tidak Tahu
Edaran 70a/MPN/2010)
c. Perda/Peraturan Dinas Pendidikan kota/kabupaten Ya Tidak Tidak Tahu
Jika salah satu jawaban pada no. 12 adalah ‘ya’, apakah peraturan tsb.
13. Ya Tidak
dilaksanakan di sekolah ini ?
Apakah sekolah ini mempunyai/membuat kebijakan/program sendiri
14. Ya Tidak
atau yang berbeda dengan kebijakan/program tsb. di atas?
15. Apakah sekolah ini telah membentuk gugus siaga bencana ? Ya Tidak
16. Jika ya, apakah sudah diterbitkan Surat Keputusan (SK) ? Ya Tidak
17. Jika ya, gugus siaga bencana tersebut terdiri dari kelompok apa saja?
a. Kelompok peringatan bencana Ya Tidak
b. Kelompok pertolongan pertama Ya Tidak
c. Kelompok evakuasi penyelamatan Ya Tidak
d. Kelompok logistik Ya Tidak
e. Lainnya Ya Tidak
18. Apakah gugus siaga bencana tersebut, sudah melakukan kegiatan sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya?
a. Kelompok peringatan bencana Ya Tidak
b. Kelompok pertolongan pertama Ya Tidak
c. Kelompok evakuasi penyelamatan Ya Tidak
d. Kelompok logistik Ya Tidak
e. Lainnya Ya Tidak
19. Apakah sekolah ini sudah mengeluarkan kebijakan sebagai berikut?
Pengintegrasian materi kesiapsiagaan ke dalam mata pelajaran
a. Ya Tidak
yang relevan di sekolah
Peningkatan pengetahuan dan keterampilan kesiapsiagaan
b. Ya Tidak
dalam kegiatan eskstrakurikuler
Peningkatan pengetahuan dan keterampilan guru tentang
c. Ya Tidak
kesiapsiagaan
d. Latihan simulasi evakuasi secara reguler Ya Tidak
e. Alokasi anggaran untuk kesiapsiagaan sekolah Ya Tidak
f. Lainnya Ya Tidak
IV. RENCANA TANGGAP DARURAT (EP)
Apakah sekolah ini mempunyai back up atau copy/salinan/duplikat
20. dokumen-dokumen penting yang disimpan di tempat yang aman dari Ya Tidak
bencana gempa dan tsunami?
21. Apakah sekolah ini telah menyiapkan rencana evakuasi sebagai berikut?
a. Menyepakati tempat-tempat evakuasi/pengungsian Ya Tidak

30
Panduan Penerapan Sekolah Siaga Bencana
b. Membuat peta dan jalur evakuasi sekolah Ya Tidak
c. Menyiapkan peralatan dan perlengkapan evakuasi Ya Tidak
d. Melakukan latihan/simulasi evakuasi Ya Tidak
22. Apakah di sekolah ini terdapat kegiatan yang berkaitan dengan pertolongan pertama, sebagai berikut?
Menyiapkan kotak pertolongan pertama (PP) dan obat-obatan
a. Ya Tidak
penting
b. Menyiapkan posko kesehatan sekolah Ya Tidak
c. Mengaktifkan dokter kecil atau Palang Merah Remaja Ya Tidak
d. Latihan pertolongan pertama Ya Tidak
e. Menyiapkan pedoman (SOP) untuk pertolongan pertama Ya Tidak
23. Apakah sekolah ini sudah memiliki prosedur tetap (protap) evakuasi? Ya Tidak
Jika ya, apakah prosedur tetap (protap) tersebut sudah pernah
24.
diujicoba dalam bentuk simulasi evakuasi? Ya Tidak
Jika ya, apakah masing-masing kelompok gugus siaga bencana sudah melaksanakan tugas sesuai dengan prosedur tetap
25.
(protap)?
a. Kelompok Peringatan Bencana Ya Tidak
b. Kelompok Pertolongan Pertama Ya Tidak
c. Kelompok Evakuasi dan Penyelamatan Ya Tidak
d. Kelompok Logistik Ya Tidak
e. Lainnya Ya Tidak
V. PERINGATAN BENCANA (WS)
Apakah sekolah ini bisa mendapat informasi tentang peringatan
26.
bencana tsunami Ya Tidak
?
Apakah sekolah ini mempunyai peralatan untuk menyampaikan/
27. menyebarluaskan peringatan tsunami (bel, lonceng, sirine,
kentongan,dll)? Ya Tidak

Apakah informasi peringatan tsunami di sekolah ini juga mencakup


28. tanda yang menyatakan bahwa tidak terjadi tsunami (pembatalan
peringatan tsunami)? Ya Tidak

Apakah informasi peringatan tsunami di sekolah ini juga mencakup


29. tanda yang menyatakan bahwa keadaan sudah aman setelah terjadi
tsunami? Ya Tidak

Apakah sekolah ini telah menyiapkan rencana/langkah untuk


30.
merespon peringatan tsb. ? Ya Tidak
Apakah informasi peringatan tsunami di sekolah ini sudah
31.
disosialisasikan kepada komunitas sekolah ? Ya Tidak
Apakah sekolah ini pernah melakukan simulasi/gladi peringatan
32.
bencana ? Ya Tidak
Apakah sekolah ini pernah menyepakati tanda/bunyi untuk peringatan
33.
bencana? Ya Tidak
34. Jika ya, apakah tanda/bunyi peringatan tersebut BERBEDA untuk kejadian sebagai berikut:
a. Peringatan tsunami Ya Tidak

31
Panduan Penerapan
Sekolah Siaga Bencana
b. Pembatalan terjadinya tsunami Ya Tidak
c. Kondisi aman setelah terjadi tsunami Ya Tidak
Jika ya, apakah sekolah telah mensosialisasikan tanda/bunyi
35.
peringatan bencana tersebut? Ya Tidak
Apakah sekolah telah melakukan ujicoba tanda/bunyi peringatan
36.
bencana tersebut? Ya Tidak
37. Apakah kelompok peringatan bencana sekolah ini telah memiliki prosedur tetap sebagai berikut:
a. Mensosialisasikan tanda/bunyi peringatan bencana Ya Tidak
Membunyikan tanda peringatan (terjadinya tsunami,
b.
pembatalan dan kondisi aman) Ya Tidak
Menyiapkan, menyimpan, memelihara peralatan untuk
c.
peringatan bencana Ya Tidak

VI. MOBILISASI SUMBERDAYA (RMC)

Apakah di sekolah ini tersedia petugas/kelompok/gugus tugas yang


38. dapat dimanfaatkan untuk kesiapsiagaan menghadapi bencana
(misalnya : Pramuka, UKS, dokter kecil, dll.) Ya Tidak

Apakah pimpinan/guru/staf di sekolah ini pernah mengikuti pelatihan/seminar/workshop/pertemuan/diskusi yang


39.
berkaitan dengan kesiapsiagaan menghadapi bencana sbb?
a. Pengetahuan tentang bencana Ya Tidak
b. Rencana evakuasi Ya Tidak
c. Pertolongan pertama Ya Tidak
d. Sistem peringatan dini Ya Tidak
e. Simulasi evakuasi Ya Tidak
40. Apakah di sekolah ini tersedia bahan dan materi yang berkaitan dengan kesiapsigaan menghadapi bencana, sbb : ?
a. Buku-buku tentang gempa dan/atau tsunami Ya Tidak
Poster, leaflet, buku saku, komik, kliping koran tentang gempa
b. Ya Tidak
tsunami
c. VCD, kaset tentang gempa dan tsunami Ya Tidak
Apakah materi kesiapsiagaan mengantisipasi bencana telah
41.
dimasukkan dalam mata pelajaran yang relevan di sekolah ini ? Ya Tidak
Apakah simulasi/gladi evakuasi darurat bencana untuk komunitas
42.
sekolah telah dilakukan di sekolah ini ? Ya Tidak
43. Apakah sekolah ini menerima bantuan/bimbingan yang berkaitan dengan kesiapsiagaan menghadapi bencana dari ?
a. Pemerintah Ya Tidak
b. Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Ya Tidak
c. Organisasi non pemerintah (ornop) lainnya Ya Tidak
d. Perusahaan/pihak swasta Ya Tidak

32
Panduan Penerapan Sekolah Siaga Bencana
44. Jika salah satu jawaban dari pertanyaan no. 45 adalah ‘ya’, bantuan/bimbingan apa saja yang diterima sekolah ini ?
a. Penyediaan bahan dan materi Ya Tidak
b. Penyediaan peralatan dan perlengkapan Ya Tidak
c. Pelatihan dan simulasi evakuasi Ya Tidak
d. Bantuan pendanaan Ya Tidak
Apakah masing-masing kelompok gugus siaga bencana sudah mempunyai bahan/peralatan untuk melaksanakan
45.
tugas?
a. Kelompok peringatan bencana Ya Tidak
b. Kelompok pertolongan pertama Ya Tidak
c. Kelompok evakuasi dan penyelamatan Ya Tidak
d. Kelompok logistik Ya Tidak
e. Lainnya Ya Tidak
Apakah masing-masing kelompok gugus siaga bencana telah meningkatkan pengetahuan dan keterampilan untuk
46.
melaksanakan ?
a. Kelompok peringatan bencana Ya Tidak
b. Kelompok pertolongan pertama Ya Tidak
c. Kelompok evakuasi dan penyelamatan Ya Tidak
d. Kelompok logistik Ya Tidak
e. Lainnya Ya Tidak

33
Panduan Penerapan
Sekolah Siaga Bencana
DAFTAR PERTANYAAN
SURVEY
KESIAPSIAGAAN GURU
(S2)

I. PENGENALAN TEMPAT

1. No. Urut
2. Provinsi
3. Kabupaten/Kota
4 Kecamatan
5. Kelurahan/Desa
6. Nama Sekolah
7. Alamat/Telepon
8. Status Negeri Swasta

II. PENGETAHUAN TENTANG BENCANA (K)


1. Menurut ibu/bapak, apa yang dimaksud dengan bencana alam ?
a. Kejadian alam yang mengganggu kehidupan manusia Ya Tidak Tidak Tahu
b. Perilaku manusia yang menyebabkan kerusakan alam Ya Tidak Tidak Tahu
c. Bencana akibat kerusuhan sosial/politik Ya Tidak Tidak Tahu
d. Bencana akibat kebakaran hutan/serangan hama Ya Tidak Tidak Tahu
2. Kejadian alam apa saja yang dapat menimbulkan bencana ?
a. Gempa bumi Ya Tidak Tidak Tahu
b. Tsunami Ya Tidak Tidak Tahu
c. Banjir Ya Tidak Tidak Tahu
d. Tanah longsor Ya Tidak Tidak Tahu
e. Letusan gunung berapi Ya Tidak Tidak Tahu
f. Badai Ya Tidak Tidak Tahu
3. Menurut ibu/bapak, apa saja penyebab terjadi gempa bumi ?
a. Pergesaran kerak bumi Ya Tidak Tidak Tahu
b. Gunung meletus Ya Tidak Tidak Tahu
c. Tanah longsor Ya Tidak Tidak Tahu
d. Angin topan dan halilintar Ya Tidak Tidak Tahu
e. Pengeboran Minyak Ya Tidak Tidak Tahu
4. Bencana alam apa saja yang dapat diakibatkan oleh gempa ?
a. Tsunami Ya Tidak Tidak Tahu
b. Tanah longsor Ya Tidak Tidak Tahu
c. Banjir Ya Tidak Tidak Tahu
d. Kebakaran Ya Tidak Tidak Tahu
e. Amblasan tanah Ya Tidak Tidak Tahu
f. Gunung meletus Ya Tidak Tidak Tahu

34
Panduan Penerapan Sekolah Siaga Bencana
Menurut ibu/bapak, apakah gempa bumi dapat diperkirakan kapan
5. Ya Tidak Tidak Tahu
terjadi ?
6. Menurut ibu/bapak apa saja ciri-ciri gempa kuat ?
a. Gempa membuat pusing/limbung Ya Tidak Tidak Tahu
Gempa menyebabkan goyangan yang kencang/keras sehingga
b.
orang tidak bisa berdiri Ya Tidak Tidak Tahu
Getaran gempa terjadi cukup lama dan diikuti oleh gempa
c.
susulan yang lebih kecil Ya Tidak Tidak Tahu
d. Bangunan retak atau roboh Ya Tidak Tidak Tahu
7. Menurut ibu/bapak, apa saja ciri-ciri bangunan/rumah yang tahan gempa ?
Bangunan/rumah terbuat dari material yang ringan (misal kayu,
a. Ya Tidak Tidak Tahu
bambu, seng)
b. Pondasi bangunan tertanam cukup dalam Ya Tidak Tidak Tahu
Bagian-bagian bangunan (pondasi, tiang, balok, kuda-kuda)
c. Ya Tidak Tidak Tahu
yang terbuat dari bata/beton/kayu tersambung dengan kuat
d. Bentuk bangunan segi empat, bujur sangkar atau lingkaran Ya Tidak Tidak Tahu
8. Menurut ibu/bapak, apa saja yang akan dilakukan apabila terjadi gempa ?
Berlindung di tempat yang aman (misal bawah meja yang
a. Ya Tidak Tidak Tahu
kokoh)
b. Melindungi kepala Ya Tidak Tidak Tahu
c. Jika memungkinkan segera menuju lapangan yang terbuka Ya Tidak Tidak Tahu
d. Menjauhi benda-benda yang tergantung Ya Tidak Tidak Tahu
e. Menjauhi jendela/dinding kaca Ya Tidak Tidak Tahu
f. Meninggalkan ruangan setelah gempa reda Ya Tidak Tidak Tahu
Keluar gedung menggunakan tangga bila berada di gedung yang
g. Ya Tidak Tidak Tahu
bertingkat setelah gempa reda
Memarkir mobil di pinggir jalan jika sedang berada di dalam
h. Ya Tidak Tidak Tahu
kendaraan
i. Menjauhi jembatan Ya Tidak Tidak Tahu
Menurut ibu/bapak, apakah setiap gempa bumi dapat menyebabkan
9.
tsunami ? Ya Tidak Tidak Tahu
10. Menurut ibu/bapak, apakah kejadian berikut ini bisa menyebabkan tsunami ?
a. Gempa bumi di bawah laut Ya Tidak Tidak Tahu
b. Gunung meletus di bawah laut Ya Tidak Tidak Tahu
c. Longsoran di bawah laut Ya Tidak Tidak Tahu
d. Badai/puting beliung Ya Tidak Tidak Tahu
11. Apa saja tanda-tanda/gejala tsunami yang ibu/bapak ketahui ?
Gempa menyebabkan goyangan yang kencang/keras sehingga
a.
orang tidak bisa berdiri Ya Tidak Tidak Tahu
b. Air laut tiba-tiba surut Ya Tidak Tidak Tahu
c. Gelombang besar di cakrawala Ya Tidak Tidak Tahu
d. Bunyi yang keras seperti ledakan Ya Tidak Tidak Tahu

35
Panduan Penerapan
Sekolah Siaga Bencana
12. Menurut ibu/bapak, apa saja ciri-ciri bangunan/rumah yang relatif aman terhadap tsunami ?
a. Rumah bertingkat yang kokoh Ya Tidak Tidak Tahu
b. Adanya ruang-ruang kosong untuk jalannya air Ya Tidak Tidak Tahu
Bangunan yang bagian panjangnya tegak lurus dengan garis
c.
pantai Ya Tidak Tidak Tahu
Berlari menjauh dari laut
Menurut ibu/bapak, apa yang harus dilakukan seandainya air laut tiba-
13. Mendekati pantai/mengambil ikan
tiba surut ?
Tidak melakukan apa-apa
14. Dari mana saja ibu/bapak mendapat informasi tentang gempa dan/atau tsunami ?
a. Radio Ya Tidak
b. TV Ya Tidak
c. Koran, majalah, buletin Ya Tidak
d. Buku saku, poster, leaflet, billboard, rambu peringatan Ya Tidak
e. Sosialisasi, seminar, pertemuan Ya Tidak
f. Saudara, kerabat, teman, tetangga Ya Tidak
g. Petugas pemerintah Ya Tidak
h. LSM dan lembaga non pemerintah lainnya(misal PMI) Ya Tidak
15. Apakah ibu/bapak pernah memberikan pelajaran kepada murid tentang :
a. Gempa bumi Ya Tidak
b. Tsunami Ya Tidak
16. Apakah ibu/bapak pernah membicarakan/menginformasikan kepada murid tentang :
a. Gempa bumi Ya Tidak
b. Tsunami Ya Tidak
III. RENCANA KEGIATAN DARI BENCANA (EP)
17. Untuk mengantisipasi terjadinya gempa bumi dan tsunami, apakah ibu/bapak telah menyiapkan hal-hal sbb ?
Menyiapkan copy/salinan dokumen-dokumen kelas/mata
a. pelajaran yang diajarkan dan menyimpannya di tempat yang Ya Tidak
aman
b. Melatih siswa untuk menyelamatkan diri Ya Tidak
c. Memaku/mengikat rak-rak buku ke dinding atau lantai Ya Tidak
Meletakkan barang-barang yang berat (buku-buku, alat peraga,
d. Ya Tidak
dll.) di tempat rendah dan aman
Seandainya terjadi bencana gempa bumi ketika sedang mengajar, apakah ibu/bapak akan melakukan tindakan-
18.
tindakan sebagai berikut ?
a. Menenangkan diri sendiri dan siswa Ya Tidak
Memberikan aba-aba agar siswa berlindung di bawah meja
b. Ya Tidak
yang kokoh sampai getaran gempa berhenti
c. Memandu siswa untuk menjauh dari rak-rak buku/barang dan Ya Tidak

36
Panduan Penerapan Sekolah Siaga Bencana
benda-benda yang tergantung atau jendela kaca
Memandu siswa untuk merunduk ke arah pintu sambil
d. Ya Tidak
melindungi kepala
Memandu siswa keluar ruangan/gedung secara teratur dan tidak
e. Ya Tidak
berdesak-desakan
Jika berada di lantai dua atau lebih memandu siswa untuk
f. Ya Tidak
menggunakan tangga dan tidak menggunakan elavator/lift
g. Lari menyelamatkan diri sendiri Ya Tidak
Apakah ibu/bapak pernah melaksanakan latihan simulasi evakuasi
19.
bersama seluruh komponen sekolah? Ya Tidak
Apakah ibu/bapak terlibat/partisipasi dalam gugus siaga bencana
20.
sekolah? Ya Tidak
IV. PERINGATAN BENCANA (WS)
21. Apakah ibu/bapak mengetahui adanya tanda/cara peringatan bencana tsunami di daerah ini ?
a. Tradisional/kesepakatan lokal Ya Tidak Tidak tahu
b. Sistem peringatan tsunami nasional Ya Tidak Tidak tahu
Apakah ibu/bapak mengetahui alat yang digunakan di sekolah ini
22.
untuk memberikan tanda/bunyi adanya peringatan bencana? Ya Tidak
Apakah ibu/bapak mengetahui tanda/bunyi peringatan bencana di
23.
sekolah? Ya Tidak
24. Jika ya, apakah bapak/ibu mengetahui perbedaan bunyi untuk memberikan tanda sebagai berikut:
a. Peringatan tsunami Ya Tidak Tidak tahu
b. Pembatalan terjadinya tsunami Ya Tidak Tidak tahu
c. Kondisi aman setelah terjadi tsunami Ya Tidak Tidak tahu
Apabila mendengar peringatan atau tanda bahaya tsunami ketika sedang berada di sekolah/mengajar, apakah
25.
ibu/bapak akan melakukan hal-hal berikut ?
a. Memandu siswa untuk lari ke tempat yang tinggi Ya Tidak
b. Memandu siswa menuju tempat pengungsian/evakuasi Ya Tidak
c. Menyelamatkan dokumen penting Ya Tidak
Membantu anak-anak, ibu hamil, orang tua dan orang cacat di
d. Ya Tidak
sekitar sekolah ke tempat aman sementara
e. Menenangkan diri/tidak panik Ya Tidak
f. Mematikan listrik di sekolah Ya Tidak
Segera memantau kebenaran berita tsunami dari instansi yang
g. Ya Tidak
berwenang
Apakah ibu/bapak mengetahui adanya pembatalan peringatan
26. terjadinya tsunami (tidak akan terjadi tsunami) yang dinyatakan oleh
BPBD/Satlak atau pemerintah setempat ? Ya Tidak

Apakah ibu/bapak mengetahui adanya tanda atau informasi bahwa


27. keadaan sudah aman setelah terjadi tsunami yang dinyatakan oleh
BPBD/Satlak atau pemerintah setempat ? Ya Tidak

37
Panduan Penerapan
Sekolah Siaga Bencana
V. MOBILISASI SUMBERDAYA (RMC)
28. Apakah ibu/bapak pernah mengikuti pelatihan workshop, seminar, ceramah, diskusi, atau simulasi sbb : ?
a. Pengetahuan tentang bencana Ya Tidak
Perencanaan tanggap darurat (mis: pertolongan pertama,
b. Ya Tidak
penyelamatan dan evakuasi, dokumen/logistik sekolah, dll.)
Sistem peringatan dini (mis. peralatan, tanda bunyi, penyebaran
c. Ya Tidak
informasi,dll.)
Apakah ibu/bapak menginformasikan pengetahuan tentang
29. kesiapsiagaan menghadapi bencana kepada orang lain (tetangga,
saudara, teman) ? Ya Tidak

30. Apakah ibu/bapak pernah memberikan pelajaran tentang?


a. Gempa bumi Ya Tidak
b. Tsunami Ya Tidak
Jika salah satu jawaban P30=tidak, apakah ibu/bapak pernah membicarakan/menginformasikan kepada siswa
31.
tentang?
a. Gempa bumi Ya Tidak
b. Tsunami Ya Tidak
32. Apakah ibu/bapak pernah memberikan pengetahuan tentang kesiapsiagaan kepada siswa sebagai berikut:
a. Peringatan bencana Ya Tidak
b. Pertolongan pertama Ya Tidak
c. Penyelamatan dan evakuasi Ya Tidak
d. Lainnya Ya Tidak
33. Apakah ibu/bapak bersama-sama siswa pernah mempraktekkan hal-hal sebagai berikut:
a. Peringatan bencana Ya Tidak
b. Pertolongan pertama Ya Tidak
c. Penyelamatan dan evakuasi Ya Tidak
d. Lainnya Ya Tidak
VI. IDENTITAS GURU
34. Nama Guru
35. Umur
36. Jenis Kelamin Laki- Perempuan
laki
Tamat SMA/sederajat
Tamat D1/D2
37. Tingkat Pendidikan
Tamat Akademik/D3
Tamat perguruan tinggi/universitas (S1/S2/S3)

38
Panduan Penerapan Sekolah Siaga Bencana
DAFTAR PERTANYAAN SURVEY KESIAPSIAGAAN
MURID (S3)

I. PENGENALAN TEMPAT

1. No. Urut
2. Provinsi
3. Kabupaten/Kota
4 Kecamatan
5. Kelurahan/Desa
6. Nama Sekolah
7. Alamat/Telepon
8. Status Negeri Swasta

II. PENGETAHUAN TENTANG BENCANA (K)


1. Apa yang dimaksud dengan bencana alam ?
a. Kejadian alam yang mengganggu kehidupan manusia Ya Tidak Tidak Tahu
b. Perilaku menausia yang menyebabkan kerusakan alam Ya Tidak Tidak Tahu
c. Kerusuhan sosial/politik Ya Tidak Tidak Tahu
d. Kecelakaan lalu lintas Ya Tidak Tidak Tahu
2. Kejadian alam apa saja yang dapat menimbulkan bencana ?
a. Gempa bumi Ya Tidak Tidak Tahu
b. Tsunami Ya Tidak Tidak Tahu
c. Banjir Ya Tidak Tidak Tahu
d. Tanah longsor Ya Tidak Tidak Tahu
e. Letusan gunung berapi Ya Tidak Tidak Tahu
f. Badai Ya Tidak Tidak Tahu
3. Apa saja penyebab terjadinya gempa bumi ?
a. Pergesaran kerak bumi Ya Tidak Tidak Tahu
b. Gunung meletus Ya Tidak Tidak Tahu
c. Tanah longsor Ya Tidak Tidak Tahu
d. Angin topan dan halilintar Ya Tidak Tidak Tahu
e. Pengeboran Minyak Ya Tidak Tidak Tahu
4. Bencana alam apa saja yang dapat terjadi setelah gempa ?
a. Tsunami Ya Tidak Tidak Tahu
b. Tanah longsor Ya Tidak Tidak Tahu
c. Banjir Ya Tidak Tidak Tahu
d. Kebakaran Ya Tidak Tidak Tahu
e. Amblasan tanah Ya Tidak Tidak Tahu
f. Gunung meletus Ya Tidak Tidak Tahu

39
Panduan Penerapan
Sekolah Siaga Bencana
5. Apakah hari dan jam terjadinya gempa bumi dapat diketahui ? Ya Tidak Tidak Tahu
6. Apakah ciri-ciri gempa kuat ?
a. Gempa membuat pusing/limbung Ya Tidak Tidak Tahu
Gempa menyebabkan goyangan yang kencang/keras sehingga
b.
orang tidak bisa berdiri Ya Tidak Tidak Tahu
Getaran gempa terjadi cukup lama dan diikuti oleh gempa
c.
susulan yang lebih kecil Ya Tidak Tidak Tahu
d. Bangunan retak atau roboh Ya Tidak Tidak Tahu
7. Apabila terjadi gempa pada saat kamu berada di sekolah, apa yang akan kamu lakukan ?
Berlindung di bawah meja yang kokoh sambil berpegang pada
a. Ya Tidak
kaki meja
Menjauh dari rak-rak buku/barang dan benda-benda yang
b. Ya Tidak
tergantung
c. Menjauh dari jendela /dinding kaca Ya Tidak
d. Keluar ruangan secara teratur (tidak berdesak-desakan) Ya Tidak
e. Berlari menuju lapangan terbuka saat terjadi gempa Ya Tidak
8. Apakah setiap gempa bumi menyebabkan tsunami ? Ya Tidak Tidak Tahu
9. Apakah kamu pernah mengetahui/mengalami tsunami berikut ini ?
a. Krakatau 1883 Ya Tidak
b. Simelue 1907 Ya Tidak
c. Flores 1992 Ya Tidak
d. Aceh dan Nias tanggal 26 Desember 2004 Ya Tidak
e. Pangandaran Juli 2006 Ya Tidak
10. Apakah kejadian berikut ini menyebabkan tsunami ?
a. Gempa bumi di bawah laut Ya Tidak Tidak Tahu
b. Gunung meletus di bawah laut Ya Tidak Tidak Tahu
c. Longsoran di bawah laut Ya Tidak Tidak Tahu
d. Badai/puting beliung Ya Tidak Tidak Tahu
11. Apa tanda-tanda tsunami ?
a. Gempa kuat (menyebabkan orang tidak bisa berdiri) Ya Tidak Tidak Tahu
b. Air laut tiba-tiba surut Ya Tidak Tidak Tahu
c. Gelombang besar di cakrawala (batas pandang di pantai) Ya Tidak Tidak Tahu
d. Bunyi yang keras seperti ledakan Ya Tidak Tidak Tahu
Berlari menjauh dari laut
12. Seandainya air laut tiba-tiba surut, apa yang akan kamu lakukan? Mendekati pantai/mengambil ikan
Tidak melakukan apa-apa
13. Untuk kesiapsiagaan terhadap gempa dan tsunami, apa saja yang perlu kamu lakukan?
a. Menambah pengetahuan tentang gempa dan tsunami Ya Tidak
Menyimpan buku-buku dan peralatan sekolah di tempat yang
b. Ya Tidak
aman dan mudah dijangkau
c. Mengikuti latihan penyelamatan diri dari gempa dan tsunami Ya Tidak
Mendengarkan informasi tentang gempa dan tsunami dari radio,
d.
TV dan sumber lainnya Ya Tidak

40
Panduan Penerapan Sekolah Siaga Bencana
14. Dari mana saja pengetahuan tentang bencana tersebut di atas kamu peroleh ?
a. Sekolah Ya Tidak
Media cetak (koran, majalah, tabloid) dan elektronik
b. Ya Tidak
(TV/Radio/internet)
c. Buku, komik, poster, leaflet, papan pengumuman, selebaran Ya Tidak
Mendengar informasi tentang gempa dan tsunami dari radio,
d. Ya Tidak
TV dan media lain
15. Apakah kamu pernah mendapat pelajaran berikut di sekolah ?
a. Gempa bumi Ya Tidak
b. Tsunami Ya Tidak
16. Apakah kamu pernah mendapatkan pengetahuan berikut ini?
a. Peringatan bencana Ya Tidak
b. Pertolongan pertama Ya Tidak
d. Penyelamatan dan evakuasi Ya Tidak
e. Lainnya Ya Tidak
Apakah kamu pernah membicarakan gempa dan tsunami dengan
17. Ya Tidak
teman atau keluarga ?
III. RENCANA KEGIATAN DARI BENCANA (EP)
18. Apa saja yang perlu kamu siapkan sebelum terjadi gempa dan tsunami ?
a. Mengikuti latihan penyelamatan diri Ya Tidak Tidak tahu
b. Mengetahui tempat yang aman Ya Tidak Tidak tahu
Mencatat alamat-alamat atau nomor telepon penting keluarga
c. Ya Tidak Tidak tahu
dan kerabat
Mengetahui tempat-tempat penting seperti : rumah sakit,
d. Ya Tidak Tidak tahu
pemadam kebakaran, polisi, PMI, PLN
d. Mengetahui tempat mengungsi anggota keluarga Ya Tidak Tidak tahu
19. Apa saja yang perlu kamu selamatkan jika terjadi gempa dan tsunami ?
a. Diri sendiri Ya Tidak
b. Raport/ijazah Ya Tidak
c. Tas/kantong/kotak yang berisi buku dan keperluan sekolah Ya Tidak
d. Surat-surat dan barang-barang penting lainnya Ya Tidak
e. Barang-barang kesayangan Ya Tidak
20. Apakah kamu bisa mendapatkan materi berikut ini di sekolah ?
a. Buku-buku tentang gempa dan tsunami Ya Tidak
Poster, leaflet (selebaran), buku saku, komik, kliping koran
b. Ya Tidak
tentang gempa dan tsunami
c. VCD, kaset tentang gempa dan tsunami Ya Tidak

41
Panduan Penerapan
Sekolah Siaga Bencana
21. Apakah di sekolahmu ada hal-hal berikut ini ?
a. Peta dan jalur evakuasi/penyelamatan Ya Tidak
b. Peralatan dan perlengkapan evakuasi/penyelamatan Ya Tidak
c. Kotak P3K dan obat-obatan penting Ya Tidak
d. Posko kesehatan sekolah (UKS) Ya Tidak
e. Dokter kecil/Palang Merah Remaja (PMR) Ya Tidak
22. Apakah kamu mengetahui adanya kelompok siaga bencana di sekolah? Ya Tidak
IV. PERINGATAN BENCANA (WS)
23. Apakah kamu mengetahui adanya tanda untuk peringatan tsunami di daerah ini ?
a. Tradisional/kesepakatan lokal (kentongan, lonceng, bedug, dll.) Ya Tidak Tidak tahu
b. Sistem peringatan tsunami nasional (sirine) Ya Tidak Tidak tahu
24. Apabila mendengar tanda bahaya tsunami, apa yang akan kamu lakukan ?
a. Menjauhi pantai dan/atau lari ke tempat yang tinggi Ya Tidak Tidak tahu
b. Segera menuju tempat pengungsian/evakuasi Ya Tidak Tidak tahu
c. Menenangkan diri/tidak panik Ya Tidak Tidak tahu
Apakah kamu tahu kalau peringatan tsunami dapat dibatalkan (tidak
25.
akan terjadi tsunami)? Ya Tidak
Apakah kamu tahu adanya informasi keadaan sudah aman setelah
26.
terjadinya tsunami ? Ya Tidak
Apakah kamu tahu alat/tanda/bunyi untuk peringatan tsunami yang
27.
ada di sekolah ini? Ya Tidak
Jika kamu tahu, apakah ada perbedaan tanda/bunyi untuk peringatan,
28.
pembatalan dan kondisi aman ? Ya Tidak
29. Apakah kamu pernah mengikuti latihan/simulasi peringatan bencana? Ya Tidak
V. MOBILISASI SUMBERDAYA (RMC)
30. Apakah kamu pernah mengikuti kegiatan/latihan/pertemuan sebagai berikut: ?
a. P3K termasuk dokter kecil, PMR Ya Tidak
Kepramukaan (tali temali, memasang tenda dan membuat
b. Ya Tidak
tandu)
c. Latihan dan simulasi evakuasi Ya Tidak
d. Pertemuan/ceramah tentang bencana Ya Tidak
Jika ya, apakah kamu pernah memberitahukan/menceritakan
31. pengetahuan dan keterampilan tersebut kepada
Ya Tidak
teman/keluarga/tetangga ?
VI. IDENTITAS MURID
32. Nama Murid
33. Umur
34. Jenis Kelamin Laki- Perempuan
laki
35. Kelas

42
Panduan Penerapan
Sekolah Siaga
Bencana
LAMPIRAN 4. Format Dokumen Rencana Aksi Sekolah

Contoh Format Rencana Aksi Sekolah

No. Prioritas Bentuk Kegiatan Target Peserta Waktu Sumberdaya Sumberdaya Penanggung Mitra Terkait
Parameter Pelaksanaan Yang Yang Mampu jawab
Kesiapsiagaan Dibutuhkan Dipenuhi Oleh
Yang Akan Sekolah
Ditingkatkan

Pa
ndua
n
Pener
apan
Sekol
ah
Siaga
Benc
43
LAMPIRAN 5. Indikator Kesiapsiagaan Non Struktur dan Struktur Sekolah Siaga Bencana

A. Kesiapsiagaan Non Struktur


(Indonesian Institute of Sciences (LIPI) – UNESCO/ISDR. 2006. Framework Kesiapsiagaan Masyarakat
dalam Mengantisipasi Bencana Gempa dan Tsunami. Jakarta)

Parameter Variabel Indikator


Pengetahuan tentang kejadian
Menjelaskan tipe-tipe, sumber,
alam dan bencana (tipe, sumber,
penyebab dan insensitas
besaran, lokasi)
bencana
Pengetahuan tentang bencana
Menyebutkan jenis-jenis bencana
ikutan/turunan yang diakibatkan
yang terjadi setelah gempa
terjadinya gempa
Pengetahuan dan Sikap
Menjelaskan kerentanan
Kerentanan fisik (lokasi dan
lingkungan dan bangunan fisik
kondisi bangunan)
sekolah
Motivasi komunitas sekolah untuk
Sikap terhadap risiko bencana
kesiapsiagaan mengantisipasi
terjadinya bencana alam
1.Adanya kebijakan pendidikan
dan panduan untuk
kesiapsiagaan bencana
Kebijakan 2.Tersedianya fakta/data
pelaksanaan kebijakan
pendidikan
kesiapsiagaan bencana
Kebijakan dan Panduan 1.Adanya peraturan-peraturan
pendidikan yang berkaitan
dengan kesiapsiagaan bencana
2.Tersedianya fakta/data
Peraturan
tentang pelaksanaan dari
peraturan- peraturan
pendidikan yang berkaitan
dengan kesiapsiagaan bencana

44
Panduan Penerapan Sekolah Siaga Bencana
Parameter Variabel Indikator
1.Tersedianya rencana
sekolah untuk keadaan
Rencana untuk merespon keadaan
darurat
darurat
2.Tersedianya prosedur tetap
(protap) sekolah untuk
keadaan darurat bencana

Tersedianya rencana, tempat-


Rencana evakuasi
tempat, peta dan jalur
evakuasi
1.Tersedianya rencana pertolongan
pertama
Pertolongan pertama, penyelamatan,
2.Tersedianya rencana
keselamatan, dan keamanan
penyelamatan, keselamatan dan
pengamanan sekolah
1.Tersedianya back-up dokumen
Rencana Tanggap Darurat
penting sekolah
Pemenuhan kebutuhan dasar
2.Tersedianya data tentang alokasi
kebutuhan dasar sekolah
Tersedianya dokumen-dokumen,
Peralatan dan perlengkapan peralatan penting sekolah dan
tempat penyimpanan yang aman
1.Tersedianya alamat dan
Fasilitas-fasilitas penting (rumah
no telepon penting
sakit, pemadam kebakaran, polisi,
2.Adanya akses terhadap
PAM, PLN, Telkom)
fasilitas- fasilitas penting
1.Adanya akses terhadap
pendidikan
Latihan dan simulasi/gladi kesiapsiagaan bencana
2.Frekuensi latihan dan
simulasi/ gladi (publik dan
sekolah)
Adanya akses terhadap
Tradisional yang berlaku secara
sumber informasi peringatan
turun temurun
bencana
tradisional dan/atau local
Adanya akses terhadap
Kesepakatan lokal
sumber informas TWS
Sistim Peringatan Bencana Adanya peralatan yang dapat
TWS/Sistim peringatan tsunami
menangkap informasi peringatan
(teknologi, tanda, sinyal,
bencana
standar)
Diseminasi peringatan dan Tersedianya prosedur distribusi
mekanisme informasi peringatan bencana
1.Jumlah guru dan siswa yang

45
Panduan Penerapan
Sekolah Siaga Bencana
Parameter Variabel Indikator
Tersedianya tim yang bertugas
Penataan kelembagaan
untuk keadaan darurat
Tersedianya prosedur untuk
Sistim komando
keadaan darurat bencana
Komunikasi dan koordinasi Adanya keterlibatan sekolah dalam
antar stakeholders yang relevan jaringan kesiapsiagaan bencana
Jumlah guru dan murid yang
dilatih/terlatih untuk kesiapsiagaan
Sumberdaya manusia
dan pengelolaan tanggap darurat
Mobilisasi Sumber Daya bencana
Bimbingan teknis dan penyediaan Tersedianya materi dan
materi bahan kesiapsiagaan
bencana
Adanya mobilisasi dana
Pendanaan
untuk kesiapsiagaan
Tersedianya rencana untuk
mengintegrasikan materi
Pemantauan dan evaluasi kesiapsiagaan bencana ke dalam
(MONEV) kurikulum mata pelajaran yang
relevan, muatan lokal atau ekskul

B. Kesiapsiagaan Struktur
(Panduan Teknis Rehabilitasi Sekolah Aman Dengan Dana Alokasi Khusus (DAK) Pendidikan Tahun
2011, BNPB)
Parameter Variabel Indikator
Terdapat system fondasi di
Fondasi
bawah bangunan
1.Bangunan memiliki balok ikat
fondasi
Balok
2.Bangunan memiliki balok ring
3.Balok terbebas dari kerusakan
1.Bangunan memiliki kolom
Kolom 2.Semua kolom terbebas
Struktural dari kerusakan
1.Dinding bangunan yang terbuat
Dinding dari bahan yang ringan
2.Dinding bebas dari keretakan
1.Atap terbuat dari material
yang ringan
Atap
2.Penutup atap terhubung
dengan baik pada rangka atap

46
Panduan Penerapan Sekolah Siaga Bencana
Parameter Variabel Indikator
Dinding partisi yang terikat
Partisi
pada komponen terdekat
Langit-langit Plafon yang terikat kuat ke rangka atap
1.Pintu yang terbuka keluar ruangan
2.Jendela berkaca telah diberi ikatan
Pintu dan Jendela
silang antar sudutnya
3.Kaca dilapisi plastic pengaman kaca
1.Benda-benda yang menggantung di
langit-langit dipastikan tidak akan
bertabrakan ketika terjadi gempa
2.Lampu-lampu terpasang dengan
Arsitektural kuat dan pas pada tempatnya
Ornamen tetap 3.Tiang bendera tertanam
dengan baik dan kuat
4.Papan petunjuk di kawasan
sekolah terikat dengan baik
5.Genteng sudah terikat dengan
baik pada struktur atap

Pegangan tangga yang sudah


Tangga
dijangkarkan dengan kuat

1.Lantai terbebas dari keretakan


Lantai dan Keramik
2.Keramik lantai yang utuh

47
Panduan Penerapan
Sekolah Siaga Bencana
LAMPIRAN 6. Kuisioner Monitoring Kesiapsiagaan Non Struktur

SERI : S1

DAFTAR PERTANYAAN MONITORING


KESIAPSIAGAAN SEKOLAH

SEKOLAH SIAGA BENCANA (SSB)

PENGENALAN TEMPAT
1. Nama Sekolah
2. Alamat sekolah

Alamat Email
3.
/ telepon / fax

4. Kab./ Kota
5. Kecamatan
6. Kelurahan / Desa

1. SD/sederajat
7. Tingkatan sekolah 2. SMP/sederajat
3. SMA/sederajat

1. Negeri
8. Status sekolah
2. 2. Swasta

9. Nama Informan
10 Jabatan
11 Berdiri SSB tahun

48
Panduan Penerapan Sekolah Siaga Bencana
I. PENGETAHUAN
 PENGETAHUAN :
 KEJADIAN ALAM DAN BENCANA (TIPE, SUMBER, BESARAN, LOKASI)
a. Tipe-tipe sumber, penyebab dan intensitas bencana
1. Apakah ada kalender kejadian tentang bencana yang sering terjadi di sekolah ?
a. ya b. tidak

2. Apakah ada ornament sekolah (poster, majalah dinding, dll) tentang informasi terkait
tipe- tipe, sumber, penyebab dan intensitas bencana ?
a. ya b. tidak

b. Pengintegrasian materi kesiapsiagaan bencana ke dalam pelajaran wajib, muatan lokal ,


dan ekstrakurikuler
3. Apakah ada dokumen silabus, RPP yang mengintegrasikan materi kesiapsiagaan kedalam
mata pelajaran yang relevan ?
a. ya b. tidak

4. Apakah ada dokumen silabus, rpp dalam pelajaran kesiapsiagaan (menjadi pelajaran muatan
lokal) ?
a. ya b. tidak

5. Apakah ada program kesiapsiagaan di dalam ekstrakurikuler yang mengintegrasikan materi


kesiapsiagaan kedalam ekstrakulikuler?
a. ya b. tidak

6. Tersedianya buku panduan, modul, film, alat peraga dll


a. ya b. tidak

 KERENTANAN FISIK (LOKASI DAN KONDISI BANGUNAN)


Kerentanan lingkungan dan bangunan fisik sekolah
7. Apakah ada kegiatan sekolah bagi peserta didik untuk mengobservasi bahaya (jenis,
sumber
dan besaran bahaya), kerentanan, kapasitas dan risiko yang ada dilingkungan
sekolah, termasuk yang bersumber pada lokasi dan infrastruktur sekolah ?
a. ya b. tidak

8. Apakah ada kegiatan sekolah untuk mengidentifikasi upaya-upaya yang bisa


mengurangi risiko bencana termasuk didalamnya pilihan melakukan relokasi sekolah atau
retrofit gedung dan infrastuktur sekolah jika diperlukan ?
a. ya b. tidak

9. Sekolah secara berkala menguji kualitas struktur bangunan :


a. ya b. tidak

10. Apakah sekolah mempunyai catatan terkait pendirian pembangunan sekolah ?


a. ya b. tidak

49
Panduan Penerapan
Sekolah Siaga Bencana
 KAPASITAS SEKOLAH
Fasilitas yang dimiliki sekolah untuk penyelamatan diri dari bencana
11. Sekolah melakukan identifikasi (menginventarisasi dan pengecekan secara berkala) yang
terkait tentang fasilitas yang bisa digunakan untuk menyelamatakan diri dari bencana
a. ya b. tidak

 SIKAP TERHADAP RISIKO BENCANA


Motivasi Komunitas sekolah untuk kesiapsiagaan dalam mengantisipasi terjadinya bencana
alam
12. Mengikuti pelatihan PRB (Pengurangan Risiko Bencana) berbasis sekolah secara regular
:
a. Ya b. tidak

II. KEBIJAKAN DAN PANDUAN


 KEBIJAKAN
a. Adanya kebijakan pendidikan dan panduan untuk kesiapsiagaan bencana
13. Apakah sekolah mengetahui dan memiliki salinan/copy Surat Edaran Kemendiknas 2010
tentang Pengarusutamaan Pengurangan Risiko Bencana (PRB) di Sekolah
a. Ya b. tidak

14. Apakah ada SK (Surat keputusan) sekolah untuk Gugus Siaga Bencana Sekolah ?
a. ya b. tidak

15. Apakah ada surat/dokumen tentang Rencana Aksi Sekolah (RAS) ?


a. ya b. tidak

16. Apakah ada Surat/Dokumen yang menyatakan adanya alokasi dana untuk
kegiatan kesiapsiagaan ?
a. ya b. tidak

17. Apakah ada surat/dokumen yang menyatakan adanya latihan/simulasi evakuasi


secara regular ?
a. ya b. tidak

18. Apakah ada surat/dokumen yang menyatakan masuknya materi kesiapsiagaan


dalam proses belajar-mengajar ?
a. ya b. tidak

b. Tersedianya fakta/data pelaksanaan kebijakan pendidikan kesiapsiagaan bencana


19. Apakah ada sosilasisasi Surat Edaran Kemendiknas tentang Pengarusutamaan PRB di
Sekolah ?
a. ya b. tidak

20. Apakah ada struktur, personil, dan tupoksi (tugas pokok dan fungsi) Gugus Siaga
Bencana Sekolah ?
a. ya b. tidak

21. Apakah ada laporan tentang Rencana Aksi Sekolah (RAS) ?


a. ya b. tidak

50
Panduan Penerapan Sekolah Siaga Bencana
22. Apakah ada alokasi dana untuk kegiatan kesiapsiagaan ?
a. ya b. tidak

23. Apakah ada laporan dalam bentuk laporan tertulis, foto, video dll tentang
latihan/simulasi evakuasi ?
a. ya b. tidak

24. Apakah ada dokumen pelaksanaan penyampaian materi kesiapsiagaan dalam proses belajar-
mengajar ?
. a. ya b. tidak

 PANDUAN
a. Panduan pelaksanaan program pengurangan risiko bencana di sekolah
25. Apakah ada dokumen tentang panduan pelaksanaan program pengurangan risiko bencana
di
sekolah ?
a. ya b. tidak

b. Panduan penilaian ketahanan bangunan oleh instansi terkait/pemerintah daerah


26. Apakah ada dokumen panduan penilaian ketahanan bangunan sekolah dari instansi terkait
?
a. ya b. tidak

III. RENCANA TANGGAP DARURAT


 RENCANA UNTUK MERESPON KEADAAN DARURAT
a. Tersedianya prosedur tetap (protap) sekolah untuk keadaan darurat bencana
27 Apakah ada kelompok peringatan bencana, evakuasi, pertolongan pertama, logistik, dan
keamanan ?
a. ya b. tidak

28 Apakah ada prosedur tetap evakuasi, termasuk prosedur tetap untuk gugus siaga bencana
?
a. ya b. tidak

 RENCANA EVAKUASI, PERTOLONGAN PERTAMA, PENYELAMATAN,


DAN KEAMANAN
a. Tersedianya tempat, peta dan jalur evakuasi
29. Apakah ada tempat evakuasi ?
a. ya b. tidak

30. Apakah ada denah sekolah ?


a. ya b. tidak

31. Apakah ada jalur evakuasi ?


a. ya b. tidak

32. Apakah ada rambu evakuasi ?


a. ya b. tidak

51
Panduan Penerapan
Sekolah Siaga Bencana
b. Tersedianya rencana pertolongan pertama
33. Apakah mempunyai panduan untuk pertolongan pertama ?
a. ya b. tidak

34. Apakah mempunyai kotak/obat-obatan untuk pertolongan pertama ?


a. ya b. tidak

35. Apakah punya Posko/unit kesehatan sekolah ?


a. ya b. tidak

36. Apakah ada petugas kesehatan yang terlatih ?


a. ya b. tidak

c. Tersedianya back-up dokumen-dokumen penting sekolah


37. Apakah ada Back up/ copy/ salinan/duplikat dokumen-dokumen penting yang di
disimpan
tempat aman ?
a. ya b. tidak
 PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR
Tersedianya data tentang alokasi kebutuhan dasar sekolah
38. Apakah ada daftar alokasi kebutuhan dasar sekolah seperti air minum, makanan n
awet/taha
lama, dan obat-obatan ?
a. ya b. tidak
 PERALATAN DAN PERLENGKAPAN
Tersedianya peralatan dan perlengkapan untuk keadaan darurat serta penyimpanan yang
aman
39. Apakah ada peralatan dan perlengkapan untuk keadaan darurat ?
a. ya b. tidak

40. Apakah ada tempat penyimpanan peralatan dan perlengkapan yang aman ?
a. ya b. tidak

 FASILITAS-FASILITAS PENTING (RUMAH SAKIT, PEMADAM KEBAKARAN,


POLISI, PAM, PLN, TELKOM)
a. Tersedianya alamat dan nomor telepon fasilitas-fasilitas penting
41. Apakah ada daftar alamat dan nomor telepon penting ?
a. ya b. tidak

b. Ada akses terhadap fasilitas-fasilitas penting


42. Apakah ada surat/dokumen yang menyatakan kerjasama sekolah dengan instansi ?
penting
a. ya b. tidak
 LATIHAN DAN SIMULASI/GLADI
Frekuensi latihan dan simulasi/gladi (publik dan sekolah)
43. Apakah ada foto/dokumen yang menunjukkannya simulasi secara regular ?
a. ya b. tidak

52
Panduan Penerapan Sekolah Siaga Bencana
IV. SISTEM PERINGATAN BENCANA
 TRADISIONAL LOKAL
Memiliki alat peringatan bencana yang sederhana
44. Apakah ada alat yang bisa mengeluarkan bunyi (kentongan, lonceng, tiang bendera) ?
a. ya b. tidak

 TEKNOLOGI ( STANDARISASI TANDA, DAN BUNYI)


Mempunyai akses terhadap informasi peringatan bencana yang bersumber dari pemerintah
(BMKG), pemda/pemkot dan media yang dapat dipertanggungjawabkan
45. Apakah mempunyai alat penerima informasi peringatan bencana dari pemerintah (BMKG,
Pemkot/pemda), dan media yang dapat dipertanggungjawabkan ?
a. ya b. tidak

46. Apakah ada jaringan yang terhubung dengan peringatan bencana yang resmi
dari pemerintah ?
a. ya b. tidak

47. Apakah bunyi tidak bermakna ganda, jelas dan dipahami warga sekolah ?
a. ya b. tidak

 INSTALASI (SISTEM, TEKNIK, PERALATAN, TANDA DAN SINYAL)


Mempunyai peralatan dalam kondisi yang baik dan siap menyebarluaskan informasi peringatan
sewaktu-waktu akan terjadinya bencana
48. Apakah ada tempat untuk menyimpan peralatan peringatan bencana yang mudah diakses dan
aman ?
a. ya b. tidak

49. Apakah ada kesepakatan bunyi tanda peringatan bencana ?


a. ya b. tidak

 DISEMINASI PERINGATAN DAN MEKANISME


Tersedianya prosedur tetap penyebarluasan informasi peringatan bencana
50. Apakah ada prosedur tetap tentang peringatan bencana termasuk tanda/bunyi peringatan dan
mekanisme pelaksanaan untuk peringatan, pembatalan peringatan dan tanda keadaan
sudah aman ?
a. ya b. tidak

51. Apakah ada sosialisasi tentang tanda peringatan bencana dan responnya ?
a. ya b. tidak

53
Panduan Penerapan
Sekolah Siaga Bencana
V. MOBILISASI SUMBER DAYA
 PENATAAN KELEMBAGAAN
Tersedianya tim yang bertugas untuk keadaan darurat
52. Apakah ada gugus/kelompok tugas yang mempersiapkan dan melaksanakan tugas
dalam kegiatan kesiapsiagaan ?
a. ya b. tidak

 KOMUNIKASI DAN KOORDINASI ANTAR STAKEHOLDERS YANG


RELEVAN
Keterlibatan dalam jaringan kesiapsiagaan bencana
53. Apakah ada pengembangan kerjasama (networking) dengan stakeholder kesiapsiagaan
bencana ?
a. ya b. tidak

54. Apakah sekolah tergabung dalam forum PRB

 SUMBER DAYA MANUSIA


Jumlah guru dan murid yang dilatih untuk kesiapsiagaan dan pengelolaan tanggap darurat
55. Apakah mengikuti secara rutin pelatihan/ latihan yang diadakan oleh lembaga lain
terkait kebencanaan ?
a. ya b. tidak

56. Mengadakan pelatihan/ latihan dengan lembaga terkait di lingkungan sekolah


secara berkala untuk peningkatan skill SDM :
a. ya b. tidak

 BIMBINGAN TEKNIS DAN PENYEDIAAN MATERI


a. Tersedianya materi dan bahan kesiapsiagaan bencana
57. Penyediaan materi dan bahan ajar kesiapsiagaan bencana :
a. ya b. tidak

58. Apakah sekolah membuat daftar checklist penyediaan materi dan bahan ajar
untuk peningkatan pengetahuan terhadap PRB di sekolah ?
a. ya b. tidak

59. Apakah sekolah membuat daftar checklist penyediaan peralatan (tandu, alat-alat evakuasi,
alat komunikasi dll) dan logistik sebagai pemenuhan kebutuhan dasar sekolah untuk
keadaan darurat bencana, yang di periksa secara regular ?
a. ya b. tidak

b. Tersedianya akses bagi seluruh komponen sekolah terhadap informasi, pengetahuan


dan pelatihan untuk meningkatkan kapasitas sekolah dalam hal PRB (materi acuan,
ikut serta dalam pelatihan, musyawarah guru, pertemuan desa, jambore siswa dll)
60. Apakah media informasi sekolah (contoh: mading, perpustakaan, buku, modul) yang
memuat pengetahuan dan informasi PRB dan dapat diakses oleh warga sekolah ?
a. ya b. tidak

61. Apakah ada jumlah kesepakatan dan keikutsertaan warga sekolah dalam kegiatan
PRB seperti : pelatihan, musyawarah guru, pertemuan desa, jambore murid, dll ?
54 a. ya b. tidak
Panduan Penerapan
Sekolah Siaga
Bencana
SERI : S2
DAFTAR PERTANYAAN MONITORING
KESIAPSIAGAAN GURU
SEKOLAH SIAGA BENCANA (SSB)
PENGENALAN TEMPAT
1. No. urut kuisioner
2. Alamat sekolah
Alamat Email /
3.
telepon / fax
4. Kab./ Kota
5. Kecamatan
6. Kelurahan / Desa
1. SD/sederajat
7. Tingkatan sekolah 2. SMP/sederajat
3. SMA/sederajat
1. Negeri
8. Status sekolah
2. Swasta
IDENTITAS GURU
1. Nama guru
2. Umur tahun
1. Laki-laki
3. Jenis kelamin
2. Perempuan
Tingkat pendidikan 1. Tamat SMA/sederajat
2. Tamat D1/D2
4. terakhir yang
3. Tamat akademik/D3
tamatkan 4. Tamat perguruan tinggi/universitas (S1/S2/S3)
5. Kelas yang diajar
Mata pelajaran yang
6.
ajar
IDENTITAS PEMERIKSA
1 Nama pemeriksa
2 Tanggal pemeriksaan

55
Panduan Penerapan
Sekolah Siaga Bencana
I. PENGETAHUAN
1. Apakah di sekolah bapak/ibu memiliki kalender kejadian bencana yang sering
terjadi di sekolah ?
a. ya b. tidak

2. Apakah di sekolah bapak/ibu ada ornament sekolah (poster, majalah dinding, dll)
tentang informasi terkait tipe-tipe, sumber, penyebab dan intensitas bencana ?
a. ya b. tidak

3. Apakah bapak/ibu mampu menjelaskan mengenai tipe-tipe, sumber, penyebab


dan intensitas bencana ?
a. ya b. tidak

4. Apakah di sekolah bpk/ibu, materi tentang kesiapsiagaan bencana masuk ke dalam


mata pelajaran yang relevan ?
a. ya b. tidak

5. Apakah di sekolah bpk/ibu, materi tentang kesiapsiagaan bencana masuk ke


dalam pelajaran muatan lokal?
a. ya b. tidak

6. Apakah di sekolah bpk/ibu materi tentang kesiapsiagaan bencana masuk ke dalam


kegiatan ekstrakurikuler?
a. ya b. tidak

7. Apakah bpk/ibu menyusun standar kompetensi kesiapsiagaan mengantisipasi


bencana, silabus dan RPP untuk pelajaran yang relevan, pelajaran mulok, kegiatan
ekstrakurikuler)
a. ya b. tidak

8. Apakah menurut bapak/ibu pelaksanaan pelajaran dan kegiatan sesuai dengan silabus
dan RPP, dan evaluasi terhadap pelajaran dan kegiatan kesiapsiagaan sesuai dengan
indikator yang ditetapkan dalam standar kompetensi yang telah ditetapkan?
a. ya b. tidak

9. Apakah bpk/ibu pernah mendapatkan peningkatan kapasitas (kemampuan) dalam


memberikan materi (pengetahuan dan keterampilan) kesiapsiagaan terhadap bencana?
a. ya b. tidak

10. Apakah sekolah bpk/ibu memiliki ketersediaan buku panduan, modul, film, alat peraga dll?
a. ya b. tidak
II. RENCANA TANGGAP DARURAT

11. Apakah bapak / ibu mengetahui adanya gugus sekolah siaga bencana, seperti :
kelompok peringatan bencana, evakuasi, pertolongan pertama, logistik, dan
keamanan dll ?
a. ya b. tidak

12. Apakah bapak / ibu mengetahui adanya prosedur tetap evakuasi, termasuk prosedur
tetap untuk gugus siaga bencana di sekolah ?
a. Ya b. tidak

56
Panduan Penerapan
Sekolah Siaga Bencana
13. Apakah bapak / ibu mengetahui adanya tempat evakuasi di sekolah ini apabila ada
bencana
?
a. Ya b. tidak
14. Apakah bapak / ibu mengetahui adanya peta evakuasi di sekolah ini ?
a. ya b. tidak

15. Apakah bapak / ibu mengetahui adanya jalur evakuasi bencana di sekolah ini?
a. ya b. tidak

16. Apakah bapak / ibu mengetahui adanya rambu evakuasi bencana di sekolah ini?
a. ya b. tidak

17. Apakah sekolah bapak / ibu mempunyai panduan untuk pertolongan pertama ?
a. ya b. tidak

18. Apakah sekolah bapak / ibu mempunyai kotak/obat-obatan untuk pertolongan


pertama ?
a. ya b. tidak

19. Apakah sekolah bapak / ibu mempunyai posko/unit kesehatan sekolah ?


s. ya b. tidak

20. Apakah di sekolah bapak / ibu ada petugas kesehatan yang terlatih ?
a. ya b. tidak

21. Apakah sekolah bapak / ibu mempunyai back up/ copy/ salinan/duplikat
dokumen- dokumen penting yang disimpan di tempat aman ?
a. ya b. tidak

22. Apakah di sekolah bapak / ibu ada daftar alokasi kebutuhan dasar sekolah, seperti
: air minum, makanan awet/tahan lama, dan obat-obatan ?
a. ya b. tidak

23. Apakah di sekolah bapak / ibu ada peralatan dan perlengkapan untuk keadaan darurat ?
a. ya b. tidak

24. Apakah di sekolah bapak / ibu ada tempat penyimpanan peralatan dan
perlengkapan evakuasi yang aman ?
a. ya b. tidak

25. Apakah di sekolah bapak / ibu ada daftar alamat dan nomor telepon penting, seperti :
nomor rumah sakit, pemadam kebakaran, polisi, PAM, PLN, Telkom ?
a. ya b. tidak

26. Apakah di sekolah bapak / ibu ada surat/dokumen yang menyatakan kerjasama
sekolah dengan instansi penting ?
a. ya b. tidak

57
Panduan Penerapan
Sekolah Siaga Bencana
27 Apakah di sekolah bapak / ibu ada foto/dokumen yang menunjukan adanya simulasi
secara
regular ?
aa. ya b. tidak

III. PERINGATAN BENCANA

28 Apakah di sekolah bapak / ibu ada alat yang bisa mengeluarkan bunyi (kentongan,
lonceng, tiang bendera, dll) sebagai tanda peringatan bencana ?
a. ya b. tidak

29. Apakah sekolah bapak / ibu mempunyai alat penerima informasi peringatan bencana
dari pemerintah (BMKG, Pemkot/pemda), dan media yang dapat dipertanggung
jawabkan ? ac. ya b. tidak

30. Apakah di sekolah bapak / ibu ada jaringan yang terhubung dengan peringatan
bencana yang resmi dari pemerintah ?
a. ya b. tidak

31. Apakah sekolah bapak / ibu melakukan pengecekan secara berkala terhadap alat
peringatan
a. ya bencana, alat penerima resmi dan jaringan ?
b. tidak

32. Apakah bapak / ibu mengetahui bunyi khusus dari alat peringatan bencana apabila
terjadi bencana, suaranya jelas dan dipahami warga sekolah dan sekitarnya ?
a. ya b. tidak

33. Apakah di sekolah bapak / ibu ada tempat khusus untuk menyimpan peralatan
peringatan bencana yang mudah diakses dan aman ?
a. ya b. tidak

34. Apakah di sekolah bapak / ibu ada prosedur tetap tentang peringatan bencana
termasuk tanda/bunyi peringatan dan mekanisme pelaksanaan untuk peringatan,
pembatalan peringatan dan tanda keadaan sudah aman ?
a. ya b. tidak

35. Apakah bapak / ibu mendapatkan sosialisasi tentang tanda peringatan bencana
dan bagaimana meresponnya ?
a. ya b. tidak

IV. MOBILISASI SUMBER DAYA

36. Apakah bapak / ibu pernah mengikuti pelatihan/ latihan oleh lembaga lain
terkait kebencanaan ?
a. ya b. tidak

37. Apakah bapak / ibu membuat daftar checklist berupa pelatihan/ bimbingan
penyediaan materi dan bahan ajar untuk peningkatan pengetahuan terhadap PRB di
sekolah ?
a. ya b. tidak

38. Apakah bapak / ibu mempunyai media informasi sekolah (contoh: mading,
perpustakaan, buku, modul) yang memuat pengetahuan dan informasi PRB dan dapat
diakses oleh warga sekolah ?
a. ya b. tidak

58
Panduan Penerapan Sekolah Siaga Bencana
Apakah bapak / ibu ikut serta dengan warga sekolah terlibat dalam pelatihan, musyawarah guru, pertemuan desa, jambore murid, dll ?
yab.tidak

SERI : S3
DAFTAR PERTANYAAN MONITORING
KESIAPSIAGAAN MURID
SEKOLAH SIAGA BENCANA (SSB)
PENGENALAN TEMPAT
1. No. urut kuisioner
2. Alamat sekolah
Alamat Email /
3.
telepon / fax
4. Kab./ Kota
5. Kecamatan
6. Kelurahan / Desa
1. SD/sederajat
7. Tingkatan sekolah 2. SMP/sederajat
3. SMA/sederajat
1. Negeri
8. Status sekolah
2. Swasta
IDENTITAS MURID
1. Nama siswa
2. Umur tahun
1. Laki-laki
3.
Jenis kelamin 2. Perempuan
5. Kelas
Mata pelajaran yang
6.
ajar
IDENTITAT PEMERIKSA
1 Nama pemeriksa
2 Tanggal pemeriksaan

59
Panduan Penerapan
Sekolah Siaga Bencana
I. PARAMETER PENGETAHUAN
1. Apakah di sekolah kamu memiliki kalender kejadian bencana yang sering terjadi di sekolah
?
a. ya b. tidak

2. Apakah di sekolah kamu ada ornament sekolah (poster, majalah dinding, dll)
tentang informasi terkait tipe-tipe, sumber, penyebab dan intensitas bencana ?
a. ya b. tidak

3. Apakah kamu mampu menjelaskan mengenai tipe-tipe, sumber, penyebab dan


intensitas bencana ?
a. ya b. tidak

4. Apakah di sekolah kamu, materi tentang kesiapsiagaan bencana masuk ke dalam


mata pelajaran yang relevan ?
a. ya b. tidak

5. Apakah di sekolah kamu, materi tentang kesiapsiagaan bencana masuk ke dalam


pelajaran muatan lokal?
a. ya b. tidak

6. Apakah di sekolah kamu materi tentang kesiapsiagaan bencana masuk ke dalam


kegiatan ekstrakurikuler ?
a. ya b. tidak

7. Apakah menurut kamu guru di sekolah menginformasikan tentang Pengurangan


Risiko Bencana yang diintegrasikan pada mata pelajaran yang relevan, pelajaran mulok,
kegiatan ekstrakurikuler)
a. ya b. tidak

8. Apakah kamu pernah mendapatkan peningkatan kapasitas (kemampuan)


tentang pengetahuan dan keterampilan kesiapsiagaan terhadap bencana?
a. ya b. tidak

9. Apakah sekolah kamu memiliki ketersediaan buku panduan, modul, film, alat peraga dll?
a. ya b. tidak

II. RENCANA TANGGAP DARURAT

10. Apakah kamu mengetahui adanya gugus sekolah siaga bencana, seperti :
kelompok peringatan bencana, evakuasi, pertolongan pertama, logistik, dan
keamanan dll ?
a. ya b. tidak

11. Apakah kamu mengetahui adanya tempat evakuasi di sekolah ini apabila ada bencana ?
a. ya b. tidak

60
Panduan Penerapan
Sekolah Siaga Bencana
12. Apakah kamu mengetahui adanya peta evakuasi di sekolah ini ?
a. Ya b. tidak

13. Apakah kamu mengetahui adanya jalur evakuasi bencana di sekolah ini?
a. Ya b. tidak

14. Apakah kamu mengetahui adanya rambu evakuasi bencana di sekolah ini?
a. ya b. tidak

15. Apakah sekolah kamu mempunyai panduan untuk pertolongan pertama ?


a. ya b. tidak

16. Apakah sekolah kamu mempunyai kotak/obat-obatan untuk pertolongan pertama ?


a. ya b. tidak

17. Apakah sekolah kamu mempunyai posko/unit kesehatan sekolah ?


a. ya b. tidak

18. Apakah di sekolah kamu ada petugas kesehatan yang terlatih ?


a. ya b. tidak

19. Apakah di sekolah kamu ada daftar alokasi kebutuhan dasar sekolah, seperti : air
minum, makanan awet/tahan lama, dan obat-obatan ?
s. ya b. tidak

20. Apakah di sekolah kamu ada peralatan dan perlengkapan untuk keadaan darurat ?
a. ya b. tidak

21. Apakah di sekolah kamu ada tempat penyimpanan peralatan dan perlengkapan
evakuasi yang aman ?
a. ya b. tidak

22. Apakah di sekolah kamu ada daftar alamat dan nomor telepon penting, seperti :
nomor rumah sakit, pemadam kebakaran, polisi, PAM, PLN, Telkom ?
a. ya b. tidak

23. Apakah di sekolah kamu dilakukan simulasi secara regular ?


a. ya b. tidak

III. PERINGATAN BENCANA

24. Apakah di sekolah kamu ada alat yang bisa mengeluarkan bunyi (kentongan, lonceng,
tiang bendera, dll) sebagai tanda peringatan bencana ?
a. ya b. tidak

25. Apakah sekolah kamu mempunyai alat penerima informasi peringatan bencana dari
pemerintah (BMKG, Pemkot/pemda), dan media yang dapat dipertanggung
jawabkan ?
a. ya b. tidak

61
Panduan Penerapan
Sekolah Siaga Bencana
26. Apakah kamu pernah terlibat dalam melakukan pengecekan secara berkala terhadap
alat peringatan bencana, alat penerima resmi dan jaringan ?
a. ya b. tidak

27 Apakah kamu mengetahui bunyi khusus dari alat peringatan bencana apabila terjadi
bencana, suaranya jelas dan dipahami warga sekolah dan sekitarnya ?
aa. ya b. tidak

28 Apakah di sekolah kamu ada tempat khusus untuk menyimpan peralatan peringatan
bencana yang mudah diakses dan aman ?
a. ya b. tidak

29. Apakah kamu mendapatkan sosialisasi tentang tanda peringatan bencana dan
bagaimana meresponnya ?
a. ya b. tidak

IV. MOBILISASI SUMBER DAYA

30. Apakah kamu pernah mengikuti pelatihan/ latihan oleh lembaga lain terkait kebencanaan
?
a. ya b. tidak

31. Apakah sekolah kamu mempunyai media informasi sekolah (contoh: mading,
perpustakaan, buku, modul) yang memuat pengetahuan dan informasi PRB dan dapat
diakses oleh warga sekolah ?
a. ya b. tidak

32. Apakah kamu pernah ikut serta dengan warga sekolah terlibat dalam pelatihan,
musyawarah guru, pertemuan desa, jambore murid, dll ?
a. ya b. tidak

62
Panduan Penerapan Sekolah Siaga Bencana
LAMPIRAN 7. Formulir Monitoring Kesiapsiagaan Struktur
Isilah dengan menggunakan tanda centang (√) pada kolom “ya” atau “tidak” sesuai dengan keadaan bangunan, disertai catatan apabila diperlukan
A. Struktural

Fondasi Catatan
1 ya tidak

Apakah ada sistem dibawah bangunan

Balok Catatan
2 ya tidak
Apakah bangunan memiliki balok sloof/balok ikat fondasi ?
3 ya tidak
Apakah bangunan memiliki balok ring ?
4 ya tidak

Apakah balok
terbebas dari kerusakan (retak, pecah, lepas dari ikatannya) ?

Kolom Catatan
5 ya tidak
Apakah bangunan memiliki kolom ?
6 ya tidak

Apakah semua kolom


terbebas dari kerusakan (retak, pecah, lepas dari ikatannya) ?

Dinding Catatan
7 ya tidak
Apakah dinding bangunan terbuat dari bahan yang ringan ?
8 ya tidak
Apakah dinding bebas dari keretakan ?

63
Panduan Penerapan
Sekolah Siaga Bencana
Atap
9 Apakah atap terbuat dari material yang ringan ? ya tidak

10 ya tidak
Apakah penutup atap dihubungkan dengan baik pada rangka atap?
Jumlah

B. Arsitektural
Partisi Ya Tidak Catatan
11 Apabila ada dinding partisi apakah sudah diikatkan pada
komponen-komponen terdekat?

Langit-Langit Ya Tidak Catatan


12 Apakah plafon atau kisi-kisi sudah diikatkan dengan kuat
ke sistem atap?
Pintu dan Jendela Ya Tidak Catatan
13 Apakah pintu terbuka keluar ruangan?

64
Panduan Penerapan Sekolah Siaga Bencana
14 Apakah jendela yang berkaca telah diberi ikatan silang antar
sudutnya sebagai pengikat lateral pada struktur atau pada
kaca dilapisi plastik pengaman kaca sehingga saat terjadi
gempa, pecahan kaca tidak membahayakan?

Ornamen Tetap Ya Tidak Catatan


15 Apakah benda-benda yang menggantung di langit-langit sudah
dipastikan tidak akan bertabrakan satu sama lain ketika terjadi
gempa?
16 Apakah lampu-lampu sudah dipasang dengan kuat dan pas
pada tempatnya?
17 Apakah tiang bendera sudah tertanam dengan baik dan kuat
pada tempatnya?

18 Apakah papan petunjuk di kawasan sekolah sudah


diikatkan dengan baik?
19 Apakah genteng sudah diikatkan dengan baik pada struktur
atap?

Tangga Ya Tidak Catatan


20 Apabila ada tangga apakah pegangan tangga sudah
dijangkarkan dengan kuat dan dijangkarkan dengan baik
Lantai dan Keramik Ya Tidak Catatan
21 Apakah lantai terbebas dari keretakan
22
Apakah keramik lantai utuh?
Jumlah

65
Panduan Penerapan
Sekolah Siaga Bencana
C. Perabot dan Isinya
Peralatan listrik (telepon, televisi, komputer, lampu, kipas angin, Ya Tidak Catatan
dll)
23 Apakah peralatan yang penting sudah diikatkan dengan baik untuk
menghindari peralatan tersebut bergeser dari atas rak atau meja?

24 Apakah telepon yang diletakkan di atas meja sudah cukup jauh dari
tepi sehingga telepon tersebut tidak terjatuh?
25 Apakah speakers/pengeras suara, komputer, dan alat-alat
elektronik lain sudah diikatkan dengan baik sehingga tidak
menghambat jalur evakuasi saat terjadi gempa
26 Apakah informasi penting yang berada di dalam komputer
sudah disimpan secara periodik ditempat lain sebagai
cadangan
Perabotan Ya Tidak Catatan
27
Apakah rak-rak buku, filling cabinet sudah diangkurkan dengan
baik pada dinding atau lantai?

28 Apakah kondisi rak-rak buku, rak, filling cabinet masih


dalam keadan yang baik (tidak lapuk)?
29 Apakah rak-rak buku sudah dilengkapi dengan penyangga atau
kabel di tepi, untuk menjaga buku yang jatuh?

66
Panduan Penerapan Sekolah Siaga Bencana
30 Apakah barang-barang yang dapat pecah sudah berada pada
tempat yang cukup stabil dan aman?

31 Apakah rak-rak yang menyimpan peralatan P3K terletak pada


tempat yang mudah diakses dan tidak mudah rusak?
32 Apakah rak-rak yang beroda sudah ditahan/di-blok
untuk menghindari rak tersebut meluncur saat gempa?
33
Apakah meja terbuat dari bahan yang cukup kuat untuk
menahan jatuhnya reruntuhan
34 Apakah sudut-sudut meja sudah diratakan dan dihaluskan
untuk menhindari adanya cedera?
Gambar dan Papan Ya Tidak Catatan
35 Apakah gambar, papan, dan hiasan dinding sudah dipasang dengan
kuat pada dinding dan terletak pada lokasi yang tidak
membahayakan?

Bahan-bahan Berbahaya dan Beracun Ya Tidak Catatan


36 Apakah barang-barang kimia sudah disimpan sesuai rekomendasi
dari
pabrik yang membuatnya?

37 Apakah tabung gas LPG sudah diamankan dengan baik dan


tertutup dengan kencang?

67
Panduan Penerapan
Sekolah Siaga Bencana
D. Peralatan Pendukung Lain
Perpipaan Ya Tidak Catatan
38 Apakah sambungan pada perpipaan cukup kuat untuk
untuk menghindari kerusakan pada saat gempa terjadi?

39 Apakah perpipaan tidak terletak pada jalur evakuasi?


Peralatan Pendukung Lain
40 Apakah tersedia tabung pemadam api?
41 Apakah kotak pemadam api sudah diikatkan dengan aman?

42 Apakah tabung pemadam api diamankan dengan pengikat yang


mudah dilepaskan?
Peralatan listrik Ya Tidak Catatan
43 Apakah tempat/pipa kabel sudah diikat secara lateral shingga
tidak mudah terlepas dari ikatannya?
Jumlah

68
Panduan Penerapan Sekolah Siaga Bencana
LAMPIRAN 8. Pengolahan dan Analisis Data Monitoring Sekolah Siaga Bencana
A. Indeks Ketercapaian Kesiapsiagaan Struktur

Matriks jumlah pertanyaan Monitoring Kesiapsiagaan Struktur

Parameter
Struktural Arsitektural Perabot dan Peralatan Total
(S) (A) isinya pendukung lain
(Pi) (Pp)

10 12 15 6 43

Persamaan untuk menghitung indeks ketercapaian per parameter adalah sebagai berikut:

Untuk mengetahui nilai indeks ketercapaian kesiapsiagaan struktur sekolah, persamaannya


adalah sebagai berikut:
Indeks = (10/43) x indeks S + (12/43) x indeks A + (15/43) x indeks Pi + (6/43) x indeks
Pp
Indeks = (0,23 x indeks S) + (0,28 x indeks A) + (0,35 x indeks Pi) + (0,14 x indeks Pp)
Nilai indeks ketercapaian kesiapsiagaan struktur sekolah yang telah diperoleh, kemudian
dikategorikan dengan menggunakan kategori yang tercantum pada Tabel 2. Misalkan di
sekolah A diperoleh nilai indeks ketercapaian kesiapsiagaan struktur sekolah sama dengan
80, berarti sekolah A telah mencapai indikator dari setiap parameter kesiapsiagaan struktur
dengan kategori ketercapaian tinggi.

B. Indeks Ketercapain Kesiapsiagaan Non Struktur


Untuk mempermudah pengolahan data monitoring kesiapsiagaan non struktur, dibuat
matriks jumlah pertanyaan dari masing-masing seri (S1, S2, dan S3) sebagai berikut :
Matriks jumlah pertanyaan Monitoring Kesiapsiagaan Non Struktur
Seri Parameter Total
K PS EP WS RMC
Sekolah (S1) 12 14 17 8 10 61
Guru (S2) 10 - 17 8 4 39
Siswa (S3) 9 - 14 6 3 32
Total 31 14 48 22 17 132
Persamaan untuk menghitung indeks per parameter adalah sebagai berikut :
Indeks Parameter = nilai rata-rata jumlah x 100
jawaban
Jumlah maksimum soal

 Indeks Sekolah (S1)

Untuk mengetahui nilai indeks sekolah, persamaannya adalah sebagai berikut :


S1 = (12/61) x indeks K + (14/61) x indeks PS + (17/61) x indeks EP + (8/61) x

69
Panduan Penerapan
Sekolah Siaga Bencana
indeks WS + (10/61) x indeks RMC
S1 = (0,20 x indeks K) + (0,23 x indeks PS) +( 0,13 x indeks EP) + (0,13 x indeks WS)
+( 0,16 x indeks RMC)

 Indeks Guru (S2)


Untuk mengetahui nilai indeks guru, persamaannya adalah sebagai berikut :
S2 = (10/39) x indeks K + (8/39) x indeks EP + (17/39) x indeks WS + (4/39) x
indeks RMC
S2 = (0,26 x indeks K) + (0,21 x indeks EP) + (0,44 x indeks WS) + (0,10 x indeks
RMC)

 Indeks Siswa (S3)


Untuk mengetahui nilai indeks siswa, persamaannya adalah sebagai berikut :
S3 = (9/32) x indeks K + (6/32) x indeks EP + (14/32) x indeks WS + (3/32) x
indeks RMC
S3 = (0,28 x indeks K) + (0,19 x indeks EP) + (0,44 x indeks WS) + (0,09 x indeks
RMC)

 Indeks Komunitas Sekolah (KS)


o Indeks K (KS) = 12/31 x indeks K (S1) + 10/31 x indeks K (S2) + 9/31 x indeks K
(S3)
= {0,39 x indeks K (S1)} +{0,32 x indeks K (S2)} + {0,29 indeks K
(S3)}
o Indeks PS (KS) = indeks PS (S1)
o Indeks WS (KS) = 8/22 x indeks EP (S1) + 8/22 x indeks EP (S2) + 6/22 x indeks
EP (S3)
={0,36 x indeks EP (S1)} + {0,36 x indeks EP (S2)} + {0,28 x
indeks EP (S3)}
o Indeks EP (KS) = 17/48 x indeks WS (S1) + 17/48 x indeks WS (S2) + 14/48 x
indeks WS (S3)
={0,35 x indeks WS (S1)} + {0,35 x indeks WS (S2)} + {0,29 x
indeks WS (S3)}
o Indeks RMC (KS) = 10/17 x indeks RMC (S1) + 4/17 x indeks RMC (S2) + 3/17
x indeks RMC (S3)
= {0,59 x indeks RMC (S1)} +{ 0,23 x indeks RMC (S2)} + {0,18
x indeks RMC (S3)}
o Indeks KS total = 31/132 x indeks KA (KS) + 14/132 x indeks PS (KS) + 22/132
x indeks WS (KS) + 48/132 x indeks EP (KS) + 17/132 x indeks
RMC (KS)

70
Panduan Penerapan
Sekolah Siaga Bencana
C. Indeks Ketercapaian Monitoring Sekolah Siaga Bencana
Nilai indeks ketercapaian monitoring sekolah siaga bencana merupakan gabungan dari nilai
indeks ketercapaian kesiapsiagaan struktur dan nilai indeks kesiapsiagaan non struktur.
Persamaan untuk menghitung indeks ketercapaian monitoring sekolah siaga bencana
adalah sebagai berikut:

Indeks = (43/175 x indeks kesiapsiagaan struktur) + (132/175 x indeks


Ketercapaian kesiapsiagaan non struktur)
Monitoring
SSB

Setelah diperoleh nilai indeks ketercapaian monitoring sekolah siaga bencana, kemudian
dimasukkan ke dalam kategori yang tercantum pada Tabel 2 maka akan terlihat
ketercapaian sekolah dalam membangun sekolah siaga bencana berdasarkan kesiapsiagaan
struktur dan non struktur.

71
Panduan Penerapan
Sekolah Siaga Bencana
LAMPIRAN 9. Panduan Menginstall Software Kesiapsiagaan Non Struktur Sekolah (Kesiapsiagaan Komunitas Sekolah)

Manual Penggunaan Aplikasi


Tingkat Kesiapsigaan Untuk Menghadapi Bencana
PENGANTAR

Manual ini digunakan untuk mengolah data kesiapsiagaan rumah tangga (keluarga) yang telah
dikumpulkan oleh pewawancara (lihat panduan Kesiapsiagaan Rumah Tangga). Tujuan dari
pengolahan data adalah untuk mengetahui tingkat kesiapsiagaan rumah tangga (keluarga)
berdasarkan parameter kesiapsiagaan (pengetahuan tentang bencana, kesiapsiagaan keluarga
untuk kondisi darurat, peringatan bencana dan mobilisasi sumber daya).

Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan software APPSERV. Sofware ini


dikembangkan secara khusus oleh LIPI untuk mempermudah pengolahan data kesiapsiagaan
rumah tangga (keluarga).

Penggunaan software ini sangat sederhana, hanya memasukkan data (penjelasan lebih detail
lihat bagian berikutnya) dan tidak perlu lagi melakukan perhitungan karena sudah
diformulasikan di dalam software.

CARA MENGINSTALL APPSERV

1. Tahapan yang diperlukan untuk menginstall Software APPSERV sebagai berikut:

1. Siapkan Komputer dan hidupkan


2. Buka file APPSERV dari CD program yang sudah disiapkan
3. Klik file Appserv.exe 2x (Gambar 1)

KLIK

Gambar 1. AppServ welcome screen

72
Panduan Penerapan Sekolah Siaga Bencana
1.Baca License Agreement : AppServ distribution under GNU/GPL License dan klik
(Gambar 2).

KLIK

Gambar 2. GNU/GPL License Agreement screen.

5. Tentukan lokasi dimana Appserv akan diinstall yaitu di default C:\AppServ, kemudian
klik (Gambar 3).

KLIK

Gambar 3. Pilihan lokasi Install.

6. Klik semua komponen di bawah ini (Gambar 4)


- Apache HTTP Server is a Web Server.
- MySQL Database is a Database Server.
- PHP Hypertext Preprocessor is a PHP Programming processor.
- phpMyAdmin is a MySQL Database control via WWW.

Secara default sudah terpilih semua, kemudian klik

KLIK

Gambar 4. Pilihan paket komponen.

73
Panduan Penerapan
Sekolah Siaga Bencana
7. Tulis nama server: localhost. Dan tentukan email Admin misalnya
Kemudian klik(Gambar 5)

KLIK

Gambar 5 Apache Web Server Configure.

8. Ketik “siaga”, pada Root Password, kemudian ketik lagi “siaga”. Catatan: MySQL
server setting tidak perlu dirubah.

Setelah itu klik menu (Gambar 6)

KLIK

Gambar 6. MySQL Database Configure

9. Install Appserv sudah selesai dan Complete AppServ: Klik dan restart
computer (Gambar 7).

KLIK

Gambar 7. Complate Appserv Setup

74
Panduan Penerapan Sekolah Siaga Bencana
CARA MENGINSTALL APLIKASI SIAGA

Aplikasi Siaga dapat dieksekusi pada Internet Explorer, Moxila Firefox, Google Chrom, dll
dengan cara sebagai berikut:

1. Buka CD Software (Penghitung Tingkat Kesiapsiagaan Untuk Menghadapi Bencana),


dan klik AplikasiSiaga.exe dua kali, dan kemudian tentukan foldernya, dan akan
muncul C:// AppServ/www, setelah itu klik hingga selesai (Gambar 8).

KLIK

Gambar 8. Install Aplikasi Siaga

CARA MENGINSTALL DATABASE

Klik file Database.exe, kemudian file tersebut dinstall ke dalam folder C:\AppServ\MySQL\
data. Klik hingga selesai (Gambar 9).

KLIK

Gambar 9. Install Database Siaga

75
Panduan Penerapan
Sekolah Siaga Bencana
CARA MENGGUNAKAN APLIKASI SIAGA

Pilih salah satu menu: Internet Explorer, Mozilla Firefox, Google Chrom atau program sejenis.
Ketik : http://localhost/siaga lalu tekan Enter (Gambar 10). Kemudian masukkan:
a. Masukkan UserID : user
b. Masukkan Password : user

UserID dan Password

Gambar 10. Halaman login Aplikasi Siaga

1. Lihat halaman muka dari Aplikasi Siaga (Gambar 11) terdiri dari :
a. PENGANTAR tentang kondisi kesiapsiagaan bencana dari masing-masing parameter
seperti Tingkat Pengetahuan Tentang Bencana (KAP), Kesiapsiagaan Keluarga untuk
Kondisi Darurat (EP), Peringatan Bencana (WS), dan Mobilisasi Sumber Daya (RMC)
serta
total tingkat kesiapsigaan dari individu/rumah tangga yang bersangkutan.
b. STATUS LOGIN ( userID dan nama pemakai software)
c. MAINTANANCE berguna untuk mengedit data rumah tangga/keluarga/responden
yang sudah dientry.
d. DATA ENTRY: untuk memasukkan data rumah tangga/keluarga/responden.
e. KONDISI KESIAPSIAGAAN: Tingkat kesiapsiagaan rumah tangga/keluarga/
responden.

Gambar 11. Halaman Muka Aplikasi Siaga

76
Panduan Penerapan Sekolah Siaga Bencana
CARA ENTRY (MEMASUKKAN) DATA

1. Klik data Entry Kuesioner Rumah Tangga/Keluarga/responden yang terdiri dari 5 bagian:
(1). Pengenalan Tempat; (2) Pengetahuan Tentang Bencana (KAP); (3) Kesiapsiagaan
Keluarga untuk Kondisi Darurat (EP); (4) Peringatan Bencana (WS) dan Mobilisasi
Sumberdaya (RMC).
(1) Pengenalan tempat terdiri :
a. Nomor urut kuesioner sudah otomatis muncul sesuai urutan nomor kuesioner yang
akan dientry.
b. Isi nama responden (tidak boleh kosong)
c. Pilih provinsi tempat kajian dari daftar yang tersedia.

Pilih provinsi yang


diinginkan

Untuk melanjutkan ke
pertanyaan berkutnya klik scroll ke bawah

Gambar 12. Halaman Entry Data Individu/Rumah Tangga (RT)

d. Klik akan muncul data


nama-nama kabupaten wilayah
provinsi tempat dan pilih
kabupaten tempat kajian
(lihat Gambar 13)

Gambar 13. Nama Kabupaten

77
Panduan Penerapan
Sekolah Siaga Bencana
(2) Pengetahuan Tentang Bencana (KAP). Pengetahuan Tentang Bencana terdapat 14 daftar pertanyaan (1-14).

Untuk melanjutkan ke
pertanyaan berkutnya klik scroll ke bawah

Gambar 14. Daftar pertanyaan Pengetahuan Tentang Bencana (KAP)

(3) Kesiapsiagaan Keluarga untuk Kondisi Darurat (EP). Daftar pertanyaan rencana
kesiapsiagaan dari bencana terdiri dari 3 pertanyaan yaitu nomor 15-17.

Untuk melanjutkan ke
pertanyaan berkutnya klik scroll ke bawah

Gambar 15. Daftar pertanyaan Rencana Kesiapsiagaan Keluarga dari Bencana (EP)

(4) Peringatan Bencana (WS). Daftar pertanyaan Peringantan Bencana terdiri dari 5 pertanyaan
yaitu nomor 18-22.

Untuk melanjutkan ke
pertanyaan berkutnya klik scroll ke bawah

Gambar 16. Daftar pertanyaan Peringatan Bencana (WS)

78
Panduan Penerapan Sekolah Siaga Bencana
(2) Mobilisasi Sumberdaya (RMC). Daftar pertanyaan Mobilisasi Sumberdaya terdiri dari 4 pertanyaan yaitu nomor 23-26.

Setelah seluruh daftar


pertanyaan dientry kemudian klik SIMPAN

Gambar 17. Daftar pertanyaan Mobilisasi Sumberdaya (RMC)

CARA MENGEDIT / MENGUPDATE DATA

1. Lihat daftar nama responden yang telah di entry (Gambar 18). Perhatikan data
Pengetahuan Tentang Bencana (KAP), Kesiapsiagaan Keluarga untuk Kondisi Darurat
(EP), Peringatan Bencana (WS), dan Mobilisasi Sumber Daya (RMC).

Gambar 18. Daftar Responden yang Telah di Entry


Daftar nama
Responden

79
Panduan Penerapan
Sekolah Siaga Bencana
1.Pilih salah satu nomor rumah tangga/keluarga yang akan di edit/update, kemudian klik nomor tersebut (Gambar 19)

Gambar 19. Daftar Pertanyaan yang akan di edit/update

2. Pilih pertanyaan-pertanyaan yang akan diedit/update dengan cara tekan “scroll” ke bawah
atau ke atas.

a. Edit pertanyaan sesuai dengan keperluan, kemudian klik simpan


b. Apabila ada data yang salah pada waktu mengedit, maka klik hapus
c. Apabila tidak jadi mengedit/mengupdate maka klik batal
d. Setelah selesai mengedit/mengupdate, klik kembali (balik ke Gambar 18).

Gambar 20. Daftar Pertanyaan yang akan di edit/update

Catatan:
Lakukan langkah-langkah seperti ini untuk mengedit/mengupdate data dari sejumlah rumah tangga/keluarga/responden yang
perlu diedit/update

CARA MENENTUKAN TINGKAT KESIAPSIAGAAN RUMAH TANGGA/KELUARGA

1. Buka file menu kondisi kesiapsiagaan (Gambar 21)


Klik provinsi yang akan ditentukan tingkat kesiapsiagaannya
Klik kabupaten yang akan ditentukan tingkat kesiapsiagaannya

80
Panduan Penerapan Sekolah Siaga Bencana
1. Klik menu individu/rumah tangga

Pilih menu
INDEKS INDIVIDU/RT

Gambar 21. Menu Indeks Individu/RT

Gambar 22. Pilih Provinsi dan Kabupaten

2. Lihat nilai indeks kesiapsiagaan rumah tangga/keluarga (secara otomatis akan keluar di screen
computer)
Catatan:
Nilai indeks kesiapsiagaan rumah tangga/keluarga merupakan gabungan (komulatif) dari
nilai indeks kesiapsiagaan ke empat parameter kesiapsiagaan (pengetahuan tentang
bencana, kesiapsiagaan untuk keadaan darurat, peringatan bencana dan mobilisasi sumber
daya).
3. Tentukan tingkat kesiapsiagaan rumah tangga/keluarga dengan mengacu pada
Tabel 1. Tabel 1: Tingkat Kesiapsiagaan Individu/Rumah Tangga
Nomor Nilai Indeks Katagori
1 80-100 Kesiapsiagaan Tinggi
2. 60-79 Kesiapsiagaan Sedang
3. < 60 Kesiapsiagaan Rendah

81
Panduan Penerapan
Sekolah Siaga Bencana
Tingkat kesiapsiagaan rumah tangga/keluarga merupakan gabungan (komulatif) dari
tingkat kesiapsiagaan ke empat parameter kesiapsiagaan (pengetahuan tentang bencana,
kesiapsiagaan untuk keadaan darurat, peringatan bencana dan mobilisasi sumber daya).

Contoh : Kesiapsiagaan Rumah Tangga/Keluarga di Salah Satu Lokasi Kajian (Gambar 23)
a. Indeks pengetahuan tentang bencana (KAP) sebesar 58,31 berarti tingkat
kesiapsiagaan KAP adalah Rendah (lihat Tabel 1);
b. Indeks kesiapsiagaan keluarga untuk kondisi darurat (EP) sebesar 99,67 berarti tingkat
kesiapsiagaan EP adalah Tinggi (lihat Tabel 1);
c. Indeks peringatan bencana (WS) sebesar 69,38 berarti tingkat kesiapsiagaan WS adalah
Sedang; (lihat Tabel 1)
d. Indeks mobilisasi sumber daya (RMC) sebesar 74,75 berarti tingkat kesiapsiagaan
RMC adalah Sedang; (lihat Tabel 1)
e. Indeks kesiapsiagaan rumah tangga/keluarga (kumulatif atau gabungan dari 4
parameter) sebesar 75,80 berarti tingkat kesiapsiagaan rumah tangga/keluarga berada
pada level Sedang (lihat Tabel 1).

Gambar 23. Contoh hasil Indeks Kesiapsiagaan Individu/Rumah Tangga

82
Panduan Penerapan
Sekolah Siaga Bencana
View publication stats

Anda mungkin juga menyukai