Anda di halaman 1dari 7

UJIAN AKHIR SEMESTER

Nama : Maulana Fajar


NIM : 1201618044
Kelas : 2 PB 2
Mata kuliah : Retorika
Dosen pengampu : Dr. Fathiaty Murtadho, M. Pd.

Bacalah artikel berjudul Cingkrang oleh Bandung Mawardi. Majalah TEMPO


edisi 1 Desember 2019, hlm 74.

Soal
1. Carilah konteks masalah “tersirat” yang dibicarakan,
2. Jelaskan apa sesungguhnya hal yang dibicarakan,
3. Analisis lah bagaimana cara penulis tersebut mengutarakan maksudnya.

Jawaban
1. Menurut kesimpulan saya, konteks yang ada di artikel ini adalah tentang
larangan penggunaan celana cingkrang oleh Menteri Agama, Fachrul Razi. Beliau
melarang adanya penggunaan celana cingkrang dan cadar di instansi pemerintah,
larangan ini ditujukan setelah beliau menegur PNS yang memakai celana
cingkrang. Beliau juga memberi argumen bahwa cadar dan celana cingkrang
bukan menjadi pengukur ketakwaan seseorang dan juga tidak ada perintahnya di
kitab suci sebagai mana yang saya baca di Situs Merdeka.
(https://www.merdeka.com/peristiwa/kontroversi-menteri-agama-fachrul-razi-
singgung-cadar-hingga-celana-cingkrang.html)
2. Yang sesungguhnya ingin disampaikan oleh Bandung Marwadi dalam artikel
“Cingkrang” di Tempo Bahasa! Adalah mengenai bahasa cingkrang yang
pengertiannya dibuat sembarangan yaitu pengertian yang mungkin salah. Karena
di KBBI versi mutakhir ataupun lawas, hanya ditemukan pengertian “terlalu
pendek” dan “kurang panjang” yang mana tidak tentu merujuk kepada celana.
Bandung Marwadi ingin menyampaikan bahwa karena penggunaan arti yang salah
bisa menyebabkan juga perbedaan pengertian antara komunikator terhadap
komunikan.
3a. Jenis Komunikasi yang digunakan adalah Komunikasi yang dilakukan artikel
ini adalah jenis Komunikasi Bermedia Massa berupa media cetak.
Komunikasi Bermedia Massa yaitu komunikasi yang digunakan apabila
komunikan berjumlah banyak dan bertempat tinggal jauh.

Keuntungan komunikasi media massa adalah dapat menimbulkan keserempakan;


artinya pesan yang sampaikan oleh film ini dapat diterima oleh komunikan yang
jumlahnya relatif banyak pada saat yang bersamaan.

Kurangannya komunikasi media massa adalah karena tidak adanya tatap-muka


langsung dan komunikasi hanya berjalan satu arah. Apabila komunikan tidak
mengerti pesan yang disampaikan, maka komunikan tidak bisa bertanya langsung.
Namun karena media massa biasanya terdapat catatan atau rekaman, informasi
yang disampaikan bisa ditampilkan kembali berulang-ulang hingga komunikan
bisa mengerti maksud komunikator.

3b. Teori Komunikasi yang digunakan dalam Artikel ini adalah Teori Komunikasi
menurut Melvin L DeFleur.

Diantara keempat teori yang dikemukakan oleh Melvin L DeFleur pada bukunya
yang berjudul Theories of Mass Communcation, yang paling mendekati adalah
Cultural Norms Theory.

Cultural Norms Theory adalah anggapan yang mendasar bahwa melalui penyajian
yang selektif dan penekanan pada tema tertentu, media massa menciptakan kesan-
kesan pada khalayak bahwa norma-norma budaya yang sama mengenai topik-
topik tertentu dibentuk dengan cara-cara yang khusus. Sebagai hasilnya Pertama,
media massa dalam pesan komunikasi bisa memperkuat pola-pola yang sudah ada
dan mengarahkan orang-orang untuk percaya bahwa suatu bentuk sosial dipelihara
oleh masyarakat. Kedua, media massa bisa menciptakan keyakinan baru mengenai
topik yang khalayak kurang berpengalaman sebelumnya. Ketiga, media massa
bisa mengubah norma-norma yang sudah ada dan karenanya mengubah bentuk
tingkah laku yang satu menjadi tingkah laku yang lain.
Lampiran

Kontroversi Menteri Agama


Fachrul Razi: Singgung Cadar
Hingga Celana Cingkrang
Jumat, 1 November 2019 11:29Reporter : Fellyanda Suci Agiesta

menag fachrul razi. ©2019 Merdeka.com

Merdeka.com - Jenderal (Purn) Fachrul Razi resmi menjadi menteri


agama sejak 25 Oktober 2019. Segudang pekerjaan pun menanti buat
diselesaikan.
Salah satunya menangkal radikalisme, seperti yang dipesankan
Presiden Jokowi saat pelantikan. Sepekan setelah dilantik, Fachrul Razi
pun mulai menjalankan tugasnya.
Seiring waktu berjalan, kebijakan dan pernyataan Fachrul Razi mulai
disorot media. Tak jarang ada yang menuai polemik dan kontroversi.
Berikut ulasannya:
Berlatar Belakang Militer

Pemilihan Fachrul Razi menjadi Menteri Agama oleh Presiden Jokowi


sempat menuai polemik. Sebab, dia berlatar belakang militer.

Namun hal itu tak membuatnya kecil hati. Dia justru menegaskan mampu
menjalankan amanah yang diberikan Jokowi. Sebagai menteri agama,
Fachrul berkomitmen untuk memberantas radikalisme.

Meskipun bukan seorang kiai dan lulusan pesantren, dia kerap


memberikan ceramah dan khutbah di masjid yang temanya seputar
radikalisme dan Islam yang mengedepankan persatuan dan kesatuan
bangsa.

Fachrul juga mengaku suka membaca buku-buku agama. "Saya ke mana-


mana temanya itu ngomong. Kebetulan saja anak Aceh suka baca buku
agama," kata Fachrul.

Fachrul Razi merupakan lulusan Akmil tahun 1970. Di militer dia sangat
berpengalaman dalam bidang infanteri. Dia pernah menjadi Komandan
Brigade Infanteri Lintas Udara 17 Kujang 1 Kostrad, kemudian Wakil
Asisten Operasi KASAD, Kepala Staf Daerah Militer VII/Wirabuana dan
Gubernur Akademi Militer (1996-1997).

Pada tahun 1999-2000, Fachrul Razi menjabat sebagai Wakil


Panglima TNI. Setelah pensiun dari tentara, Fachrul aktif di bidang bisnis
dan sosial.

Bentak Pejabat BUMN Tak Nyanyikan Indonesia Raya

Menteri Agama Fachrul Razi menceritakan pengalamannya membentak


salah satu pegawai instansi BUMN. Alasannya karena tak menyanyikan
lagu Indonesia Raya. Kejadian ini diceritakan kembali saat rapat
koordinasi bersama Menko PMK.

"Saya waktu itu datang di suatu BUMN, pada saat upacara dimulai,
seorang pejabat sama sekali tak menunjukkan hormatnya pada lagu
Indonesia Raya. Tidak nyanyi, saya tanya apa kamu sakit? Kalau kamu
tidak sakit pasti kamu hormat kepada Indonesia Raya karena kamu
pegawai negeri kalau kamu tidak hormat keluar kamu!," bentak Menag
Fachrul menirukan ucapannya saat itu, Kamis (31/10).

Fachrul tak bisa menahan emosi karena pegawai BUMN itu dinilainya
tidak punya sikap hormat terhadap nasionalisme. Apalagi pegawai BUMN
digaji negara. Artinya mereka harus hormat dan bersikap patriot, kepada
lagu kebangsaan.

"Kita semua juga harus punya sikap yang sama, jangan nanti misal saya
marahin di tempat lain, kalau anda tak bisa menghormati Indonesia
percuma negara membayar anda," ujar Menag Fachrul.

Wacanakan Larangan Cadar dan Celana Cingkrang Bagi PNS

Menteri Agama Fachrul Razi mewacanakan melarang menggunakan


niqab atau cadar masuk instansi pemerintah. Namun dia menegaskan
wacana itu masih dalam kajian Kementerian Agama (Kemenag). Sehingga
menurut Fachrul Razi, bagi wanita yang telah menggunakan cadar untuk
saat ini tak dilarang.

"Kalau orang mau pakai silakan," kata Fachrul Razi.


Menurutnya, pemakaian cadar atau tidak bukan menjadi tolak ukur
ketakwaan seseorang. Bahkan menurut dia, tidak ada ayat yang
mewajibkan penggunaan cadar.

"Jadi cadar itu bukan ukuran ketaqwaan orang, bukan berarti kalau sudah
pakai cadar taqwanya tinggi. Sudah dekat dengan Tuhan, cadar dak ada
dasar hukumnya di Alquran maupun Hadits dalam pandangan kami," kata
dia.

Alasan melarang penggunaan cadar, Fachrul menjelaskan demi alasan


keamanan. Salah satu contohnya bagi orang yang masuk lingkup instansi
pemerintahan diwajibkan melepas jaket dan helm. Begitu pula apabila
diberlakukan bagi orang memakai cadar. Menurut dia, agar wajah mereka
dapat terlihat jelas.

"Jadi betul dari sisi keamanan, kalau ada orang bertamu ke saya enggak
tunjukin muka, ya enggak mau saya," tandas dia.

Doa dengan Bahasa Indonesia

Menteri Agama Fachrul Razi menyerukan pada imam dan khatib masjid
untuk menyisipkan doa dalam bahasa Indonesia saat berceramah selain
bahas Arab. Alasannya, agar jemaah bisa mengerti isi ceramah yang
disampaikan.

"Dalam berdoa gunakan juga bahasa Indonesia agar umat dan


masyarakat mengerti, karena tidak semua umat, warga bangsa ini
mengerti bahasa Arab," kata Fachrul Razi seperti dilansir dari situs
Kemenag.
Komentar PKS Soal Wacana Larangan Berhijab dan Celana
Cingkrang Bagi PNS
Menteri Agama Fachrul Razi mewacanakan larangan menggunakan cadar
dan celana cingkrang bagi PNS. Wacana tersebut mendapat beragam
komentar dan kritikan, salah satunya dari kubu PKS.

Ketua DPP PKS Mardani Ali Sera menilai, seharusnya negara tidak perlu


mengatur urusan pribadi.
"Kalau saya menggarisbawahi, itu ruang privat. Kalau ruang privat itu
paling enak jangan terlalu diintervensi oleh negara. Karena negara
bagaimanapun mengatur di ruang publik," kata Mardani.

Namun, Mardani tidak terlalu mengetahui hukum menggunakan cadar.


Oleh karena itu, dia menyarankan Majelis Ulama Indonesia (MUI)
membuat fatwa terkait cadar tersebut.

"Kalau dia (cadar) tak wajib ya enggak masalah. Tapi kalau dia ada
dasarnya saya agak khawatir ini masuk di ruang privat. Karena itu harus
hati-hati masuk ke ruang privat," ujar Mardani.

Terlebih, dia mengingatkan, cara terbaik melawan radikalisme ialah dialog


dan literasi bersama penegakan hukum. Dia khawatir, larangan
penggunaan cadar akan memperlebar jarak antara pemerintah dan warga
yang terpapar radikalisme.

"Bukan buat memperlebar dan memperluas frontnya gitu," kata Mardani.

Anda mungkin juga menyukai