Anda di halaman 1dari 30

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Hal yang tidak pernah berubah adalah perubahan itu sendiri. Semua hal
akan mengalami perubahan. Perubahan yang dilakukan tentunya kearah yang
lebih baik. Salah satu perubahan yang dimaksud adalah perubahan standar
kualitas manusia, yang diciptakan dari tuntutan-tuntutan yang timbul akibat
dari perkembangan zaman. Perubahan tersebut bisa dilakukan oleh setiap
elemen dalam masyarakat, salah satunya adalah Aparatur Sipil Negara (ASN).
Pegawai ASN adalah Pegawai Negeri Sipil dan Pegawai Pemerintah
dengan Perjanjian Kerja yang diangkat oleh pejabat pembina kepegawaian dan
diserahi tugas dalam suatu jabatan pemerintahan atau diserahi tugas negara
lainnya dan digaji berdasarkan peraturan perundang-undangan.Peraturan
tentang ASN tertuang dalam UU No.5 Tahun 2014.
Guru sebagai salah satu ASN yang bergerak dalam bidang pendidikan.
Guru memiliki peran besar dalam pembentukan karakter dan pengembangan
sumber daya generasi penerus bangsa sehingga menjadi pribadi tangguh yang
memiliki jiwa kebangsaan yang tinggi, kompeten, jujur, bertanggung jawab,
adil, memilki rasa tenggang rasa serta nilai-nilai luhur bangsa. Pembentukan
karakter para generasi penerus tentunya bukanlah hal yang mudah.
Pembentukan karakter dan peningkatan kompetensi generasi penerus harus
diawali dengan pemantapan karakter dan kompetensi seorang Guru.
Banyak persoalan yang dialami ASN untuk membentuk diri menjadi
pegawai yang kompeten, profesional, berintegritas, dan berkomitmen baik atas
tugas dan fungsi yang diembannya.  Kompetensi inilah yang kemudian
berperan dalam membentuk karakter PNS yang kuat, yaitu PNS yang mampu
bersikap dan bertindak profesional dalam melayani masyarakat.

1
Guru sebagai ASN perlu menanamkan nilai dasar PNS agar
terbentuknya seorang Guru yang profesional, nilai-nilai dasar tersebut dikenal
dengan “ANEKA”,  yaitu:
1. Akuntabilitas
2. Nasionalisme
3. Etika Publik
4. Komitmen Mutu
5. Anti Korupsi
Nilai-nilai dasar ini akan diaktualisasikan melalui kegiatan-kegiatan
pembelajaran disekolah. Dalam pelaksanaan kewajibannya, Guru memiliki
tugas pokok dan fungsi khusus sehingga dapat dikatakan bahwa Guru
memiliki peran yang sangat strategis dalam bidang pendidikan. Namun jika
ditinjau dari pelaksanaannya masih terdapat beberapa hal yang masih perlu
diperbaiki untuk meningkatkan minat belajar peserta didik yang berdampak
pada hasil belajarnya. Berdasarkan hasil observasi di SMA Negeri 1
Busungbiu, terdapat beberapa permasalahan dalam pelaksanaan tugas dan
fungsi Guru, khususnya dalam pembelajaran. Permasalahan yang dimaksud
diantaranya adalah penggunaan pembelajaran dengan metode yang
konvensional atau ceramah. Metode pembelajaran yang konvensional
merupakan pembelajaran yang berpusat pada Guru (Teacher Centre).
Pembelajaran konvensional yang berpusat pada Guru dapat
menimbulkan rasa jenuh bagi peseta didik dan menyebabkan kreatifitas
peserta didik kurang berkembang. Padahal jika kita mengacu pada Kurikulum
2013, pembelajaran itu diharapkan bisa berpusat pada peserta didik (student
centre). Persoalan diatas bisa dilihat juga melalui hasil angket yang penulis
sebarkan dibeberapa kelas sebagai hal yang mendasari penulis mengangkat
permasalahan ini. Dan hasilnya menunjukkan bahwa peserta didik tidak setuju
dengan metode pembelajaran yang konvensional (ceramah).
Metode ceramah sering kali membuat peserta didik kurang antusias
terhadap pembelajaran. Melalui persoalan diatas, penulis mencoba merancang
pembelajaran yang lebih kreatif, inovatif, menarik dan menyenangkan bagi

2
peserta didik, sehingga diharapkan dapat meningkatkan minat belajar, hasil
belajar dan kreatifitas peserta didik.
Perancangan dan pelaksanaan pembelajaran yang maksimal merupakan
salah satu bentuk aktualisasi dari nilai-nilai dasar ASN yang dikenal dengan
ANEKA seperti yang dipaparkan diatas.

1.2 Tujuan
Adapun tujuan kegiatan aktualisasi ini adalah sebagai aksi nyata dalam
melaksanakan tugas dan fungsi penulis sebagai seorang Guru yang memiliki
nilai-nilai dasar ANEKA (Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik,
Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi) kedalam pribadinya sebagai Aparatur
Sipil Negara dan merupakan salah satu upaya untuk mewujudkan visi dan
misi SMA Negeri 1 Busungbiu.

1.3 Core Issue


Metode yang digunakan dalam penetapan core issue adalah metode USG
(Urgent, Serious, Growth). Dimana pengertian dari USG itu sebagai berikut:
1. Urgent, diartikan seberapa mendesak isu harus dibahas, dikaitkan
dengan waktu yang tersedia.
2. Serious, dilihat dari seberapa serius isu tersebut perlu dibahas,
dikaitkan dengan akibat yang timbul jika isu tidak dipecahkan.
3. Growth, diartikan sebagai seberapa besar dampak yang ditimbulkan
apabila isu tidak segera ditangani.
Metode ini dilakukan untuk menyusun urutan prioritas isu yang
harusdilakukan. Langkah-langkah yang dilakukan adalah dengan
menentukan skala 1-5 untuk tingkat kepentingan (urgent), keseriusan
(serious), dan perkembangan isu apabila tidak segera diselesaikan
(growth). Isu yang memiliki skor atau angka total tertinggi adalah isu
terpilih dan dijadikan sebagai core issue.

3
Adapun isu yang ditemukan di SMA Negeri 1 Busungbiu adalah sebagai berikut:
Tabel 1: Analisis Issue dengan metode Urgent, Serious, dan Growth
Pemilihan Issue Total
No. Core Issue Issue
Urgent Serious Growth
Terpilih
Kurangnya minat belajar peserta
1. 3 4 4 11
didik
Kurangnya Pengembangan media
2. 4 4 5 13
pembelajaran
Keterangan:
1 = Tidak penting; 2 = Kurang penting; 3 = Biasa saja, 4 = Penting; 5 = Sangat
penting.
Melihat core issue yang ada dengan metode USG, maka core issue yang dipilih
adalah kurangnya pengembangan media pembelajaran.

1.4 Ruang Lingkup


Ruang lingkup aktualisasi nilai-nilai dasar profesi ASN yang dilaksanakan
meliputi rancangan kegiatan aktualisasi dan pelaksanaan aktualisasi dalam bentuk
kegiatan Pengembangan Media Pembelajaran untuk Meningkatkan Minat Belajar
di SMA Negeri 1 Busungbiu, Kabupaten Buleleng. Adapun sasaran aktualisasi ini
adalah para peserta didik SMA Negeri 1 Busungbiu. Nilai dasar profesi ASN yang
diaktulisasikan meliputi nilai akuntabilitas, nasionalisme, etika publik, komitmen
mutu dan anti korupsi. Aktualisasi ini dilaksanakan dari tanggal 5 sampai 7
September 2019.

BAB II

4
DESKRIPSI UNIT ORGANISASI TEMPAT AKTUALISASI
2.1 Unit Kerja
Kegiatan aktualisasi nilai-nilai dasar ini dilaksanakan di SMA Negeri 1
Busungbiu, jalan Amerta nomor XX kecamatan Busungbiu kabupaten
Buleleng.
A. Profil SMA Negeri 1 Busungbiu
Nama Sekolah : SMA Negeri 1 Busungbiu
Alamat : Jalan Amerta Nomor XX Kecamatan
Busungbiu Kabupaten Buleleng
NPSN : 50100389
Status : Negeri
Bentuk Pendidikan : SMA
Status Kepemilikan : Pemerintah Daerah
SK Pendirian Sekolah : 13a 0 1998
Tanggal SK Pendirian : 1998-01-29
SK Izin Operasional : 13a/ O/1998
Tanggal SK Izin Operasional : 1998-01-29

B. Struktur Organisasi

Kepala Sekolah : Drs. I Putu Asiatina, M.Pd.


Koordinator Litbang : Gede Putu Abimanyu, S.Pd.
Kepala Tata Usaha : Ketut Arba
Wakasek Bidang Akademik : Gede Teguh Mahayana,M.Pd.
Wakasek Bidang Kepeserta didikan : Drs. Gede Sarawan
Wakasek Bidang Humas : Nyoman Retu, S.Pd.
Wakasek Bidang Sarana : Drs. Gede Siadnya
Sumber: Data SMA Negeri 1 Busungbiu

Data Komposisi SDM di SMA Negeri 1 Busungbiu


No Uraian Status Kepegawaian Jumlah

5
PNS CPNS Non PNS
1 Kepala Sekolah 1 - - 1
2 Wakasek 4 4
3 Guru 35 3 15 53
4 Pegawai 15 - 10 25
Sumber: Dapodik SMA Negeri 1 Busungbiu

2.2 Visi dan Misi SMA Negeri 1 Busungbiu


Setiap instansi memiliki visi dan misi. Visi dan misi merupakan suatu
tujuan dan langkah-langkah pencapaian dari tujuan suatu instansi. Sebagai
instansi pemerintah, SMA Negeri 1 Busungbiu mempunyai visi dan misi:
Visi: Menjadi Sekolah Berprestasi dan Berkarakter
Dengan Indikator :
1) Pelaksanaan pengelolaan sekolah yang terpadu
2) Peningkatan pencapaian penilaian akhir
3) Peningkatan prestasi lomba akademik
4) Peningkatan lomba non akademik
5) Peningkatan perilaku disiplin
6) Peningkatan etika
7) Peningkatan penguasaan ketrampilan
8) Meningkatkan jenis keterampilan
9) Peningkatan karakter
10) Peningkatan dalam pelestarian budaya
11) Peningkatan penguasaan IT
12) Peningkatan penguasaan bahasa asing
Untuk mewujudkan Visi seperti diuraikan diatas, SMA Negeri 1 Busungbiu
menentukan langkah-langkah strategis yang dinyatakan dalam Misi berikut:
1) Meningkatkan ketaqwaan warga sekolah
2) Terlaksananya program sekolah berdasarkan prinsip, rambu-rambu dan
juknis sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku
3) Meningkatkan profesionalisme guru dan pegawai
4) Menerapkan manajemen partisipasi dengan melibatkan semua warga
sekolah dan komite sekolah
5) Meningkatkan fasilitas pembelajaran dan bahan ajar dari berbagai
sumber.

6
6) Meningkatnya rerata nilai hasil penilaian akhir
7) Tercapainya SKL sesuai dengan tuntutan kurikulum
8) Meningkatkan prestasi lomba akademik
9) Meningkatkan prestasi lomba non akademik
10) Mengembangkan potensi siswa
11) Meningkatkan budaya disiplin warga sekolah
12) Menumbuhkembangkan kehidupan beretika
13) Menerapkan Nilai Pendidikan Karakter Bangsa
14) Menumbuhkembangkan kebersamaan berdasarkan kekeluargaan
15) Menumbuhkembangkan semangat keunggulan dan bersaing dengan
sehat antar warga sekolah
16) Menumbuhkan minat baca warga sekolah
17) Menumbuhkembangkan budaya daerah
18) Menerapkan pembelajaran yang berbasis TIK
19) Meningkatkan penguasaan bahasa asing

2.3 Tugas Pokok dan Fungsi Guru


Guru merupakan salah satu komponen pendidikan yang paling berperan
dalam meningkatkan kualitas pendidikan. Guru sebagai sosok teladan, sosok
yang ditiru sudah sewajarnya jika selalu ingat akan tupoksi atau tugas pokok dan
fungsi sebagai seorang Guru, dengan demikian ketika seorang Guru senantiasa
memperhatikan, mengingat dan menjalankan apa yang menjadi tupoksinya.
Jabatan fungsional Guru mempunyai landasan pekerjaan yang tertuang
pada PP No.74 Tahun 2008, sedangkan tentang Guru dan sebagai Pegawai
Negeri Sipil tertuang pada Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun
2014 Tentang Aparatur Sipil Negara, yang berisi:

1) Berdasarkan PP No. 74 Tahun 2008 Tentang Guru Pada Bab IV


Pasal 52 Ayat (1)
Beban kerja Guru mencakup kegiatan pokok:
a. Merencanakan pembelajaran;
b. Melaksanakan pembelajaran;
c. Menilai hasil pembelajaran;
d. Membimbing dan melatih peserta didik; dan
e. Melaksanakan tugas tambahan yang melekat pada pelaksanaan
kegiatan pokok sesuai dengan beban kerja Guru.

7
2) Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun
2014 Tentang Aparatur Sipil Negara Pasal 5 Ayat (2)
Kode etik dan kode perilaku sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
berisi pengaturan perilaku agar Pegawai ASN:
a. Melaksanakan tugasnya dengan jujur, bertanggung jawab, dan
berintegritas tinggi;
b. Melaksanakan tugasnya dengan cermat dan disiplin;
c. Melayani dengan sikap hormat, sopan, dan tanpa tekanan;
d. Melaksanakan tugasnya sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan;
e. Melaksanakan tugasnya sesuai dengan perintah atasan atau Pejabat
yang Berwenang sejauh tidak bertentangan dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan dan etika pemerintahan;
f. Menjaga kerahasiaan yang menyangkut kebijakan negara;
g. Menggunakan kekayaan dan barang milik negara secara bertanggung
jawab, efektif, dan efisien;
h. Menjaga agar tidak terjadi konflik kepentingan dalam melaksanakan
tugasnya;
i. Memberikan informasi secara benar dan tidak menyesatkan kepada
pihak lain yang memerlukan informasi terkait kepentingan kedinasan;
j. Tidak menyalahgunakan informasi intern negara, tugas, status,
kekuasaan, dan jabatannya untuk mendapat atau mencari keuntungan
atau manfaat bagi diri sendiri atau untuk orang lain;
k. Memegang teguh nilai dasar ASN dan selalu menjaga reputasi dan
integritas ASN; dan
l. Melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan mengenai
disiplin Pegawai ASN.

BAB III
RENCANA AKTUALISASI NILAI DASAR
2.1 Rencana Aktualisasi

8
Setiap Calon Pegawai Negeri Sipil dibekali nilai-nilai dasar ASN melalui
Latihan Dasar (Latsar).Nilai-nilai dasar yang dimaksud adalah akuntabilitas,
nasionalisme, etika publik, komitmen mutu, dan anti korupsi, yang sering
disebut dengan ANEKA.Setiap ASN harus memahami dan bisa
mengaktualisasikan nilai-nilai dasar tersebut. Aktualisasi nilai-nilai dasar
tersebut akan dilakukan dilingkungan kerja, melalui kegiatan-kegiatan yang
kongkret. Adapun rancangan kegiatan-kegiatan aktualisasi nilai-nilai dasar
ANEKA tersebut adalah sebagai berikut:
1. Membuat Bank Soal
2. Membuat Mading Sekolah
3. Melaksanakan pembelajaran yang menyenangkan dengan membuat
power point dan dengan permainan talking stick
4. Melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan artikel
5. Melaksanakan model pembelajaran Make a Match
6. Melaksanakan pembelajaran berbasis video yang disertai dengan ice
break
7. Merancang dan melaksanakan pembelajaran dengan media ular
tangga.

9
2.1.1 Formulir Rancangan Aktualisasi
Unit Kerja : SMA Negeri 1 Busungbiu
Identifikasi Isu : Kurangnya minat belajar peserta didik
Isu yang Diangkat : Mengembangkan media pembelajaran
Gagasan Pemecahan Isu : Pengembangan media pembelajaran untuk meningkatkan minat belajar peserta didik.
Tabel 2: Rancangan aktualisasi kegiatan tersebut akan dijelaskkan dalam tabel berikut:
KONTRIBUSI PENGUATAN
NO. KEGIATAN TAHAP OUTPUT/HASIL KETERKAITAN TERHADAP NILAI
KEGIATAN KEGIATAN SUBSTANSI MATA VISI MISI OGANISASI
PELATIHAN ORGANISASI
1. Membuat  Mencari dan  Adanya bank soal Akuntabilitas  Meningkatan -
bank soal menggumpulkan mencantumkan sumber hasil belajar
soal dari berbagai soal sebelum belajar peserta
sumber dimodifikasi didik melalui
 Memodifikasi latihan soal
soal yang sudah Nasionalisme
dikumpulkan memodifikasi soal
dengan menggunakan
bahasa Indonesia yang
baik dan benar

10
Etika Publik
memodifikasi soal secara
kontekstual

Komitmen Mutu
memodifikasi soal-soal
yang mengacu pada
HOTS sesuai dengan
tuntutan kurikulum
2013.

Anti Korupsi
mencantumkan sumber
atau referensi
pengumpulan soal

2. Membuat  Menugaskan  Adanya mading Akuntabilitas  Menumbuh -


Mading peserta didik untuk sekolah ikut berpartisipasi dalam kembangkang
Sekolah memasang papan pembuatan mading kan kreatifitas
mading sekolah peserta didik
 Menugaskan  Menigkatkan
peserta didik untuk Nasionalisme minat baca
menghias mading gotong royong dalam warga sekolah
 Mensosialisasikan pembuatan mading
fungsi mading sekolah
sekolah kepada Etika Publik
peserta didik mengajak peserta didik
 Membuat program untuk bekerja sama

11
mading sesuai dalam pembuatan
dengan moment mading sekolah
tertentu setiap
bulan Komitmen Mutu
(misalnya bulan inovasi untuk
Agustus khusus meningkatkan kreatifitas
tentang dilingkungan sekolah
kemerdekaan )
Anti Korupsi
disiplin dalam
menggunakan waktu
dalam penyelesaian
mading sekolah

4. Melaksanakan  Mempersiapkan  Adanya power Akuntabilitas  Meningkatkan -


pembelajaran power point point mempersiapkan power penguasaan IT
yang dengan materi  Adanya stick point yang menarik dan  Meningkatkan
menyenangkan  Mempersiapkan permainan mudah dipahami etika peserta
dengan lagu yang sesuai didik melalui
membuat untuk permainan Nasionalisme permainan
power point talking stick memberikan kebebasan talking stick
dan dengan  Mempersiapkan kepada peserta didik
permainan tongkat untuk untuk bertanya tentang
talking stick permainan talking hal yang kurang
stick dipahami
 Mempersiapkan Etika Publik
soal-soal untuk melakukan komunikasi
permainan talking yang baik dalam

12
stick aktivitas tanya jawab
dalam pembelajaran

Komitmen Mutu
memastikan peserta
didik sudah memahami
materi yang baru
dipelajari melalui
permainan talking stick

Anti Korupsi
memberikan sanksi yang
adil terhadap peserta
didik yang melakukan
pelanggaran
5. Melaksanakan  Mempersiapkan  Adanya artikel Akuntabilitas  Meningkatkan -
pembelajaran artikel yang sesuai pembelajaran mempersiapkan artikel kemampuan
dengan dengan materi yang besesuaian dengan berpikir
menggunakan pelajaran materi pembelajaran peserta didik
artikel  Membagi peserta dalam
didik menjadi Nasionalisme menganalisis
beberapa menunjukkan kepedulian artikel
kelompok secara terhadap keaktifan
heterogen peserta didik, khususnya
saat diskusi berlangsung
Etika Publik
mengawasi dan menegur
dengan sopan peserta

13
didik yang tidak fokus
dalam belajar

Komitmen Mutu
memperhatikan konten
serta kesesuaian artikel

Anti Korupsi
memberikan penilaian
dengan jujur dan objektif
terhadap hasil kerja
peserta didik

6. Melaksanakan  Menyusun soal-soal  Adanya Kartu Akuntabilitas  Meningkatkan -


pembelajaran  Mengunting dan Soal bertanggung jawab potensi peserta
dengan model menempel soal-soal dalam mempersiapkan didik
Make a Match pada karton yang soal-soal Make a Match
membentuk kartu
soal Nasionalisme
membagi peserta didik
secara heterogen tanpa
membedakan SARA

Etika Publik
memberikan latihan untk
berkomunikasi dengan
bahasa yang santun

14
Komitmen Mutu
memastikan ketercapaian
materi pelajaran melalui
make a Match

Anti Korupsi
memberikan penilaian
yang objektif terhadap
peserta didik tanpa
membedakan SARA

7. Melaksanaka  Mencari video  Adanya video Akuntabilitas  Mengoptimal


n yang relevan pembelajaran memilih video kan
pembelajaran dengan materi  Adanya senam pembelajaran yang penggunaan
berbasis pembelajaran otak sebagai ice ditayangkan atau
video yang break penguasaan
disertai Nasionalisme IT dalam
dengan ice memberikan kebebasan pembelajaran
breaking dan kesempatan yang
sama bagi peserta didik
untuk menanggapi
tentang video

Etika Publik
menayangkan video
yang layak
dipertontonkan untuk
peserta didik

15
Komitmen Mutu
menciptakan proses
pembelajaran yang tidak
membosankan sehingga
proses pembelajaran
berlangsung lebih efektif

Anti Korupsi
menggunakan alokasi
yang waktu dengan tepat
dalam menayangkan
video dan memberikan
penjelasan materi

8. Menyusun  Membuat rencana  Adanya RPP Akuntabilitas  Meningkatan -


dan pelaksanaan Antropologi membuat rencana dan minat dan
melaksanakan pembelajaran  Adanya media media pembelajaran prestasi
pembelajaran  Menyusun pembelajaran Ular yang menjadi pedoman belajar
dengan media gambar-gambar Tangga pembelajaran peserta didik
ular tangga yang berhubungan  Meningkatan
dengan Nasionalisme etika peserta
Antropologi bekerja sama dalam didik melalui
 Mencetak media pembuatan media ular
permainan
ular tangga tangga dan dadu
 Membuat dadu Etika Publik ular tangga
untuk media ular memperhatikan segi
tangga kelayakan gambar yang

16
 Mempersiapkan dibuat pada ular tangga
soal-soal yang
akan dipakai Komitmen Mutu
dalam permainan pembuatan media ular
ular tangga tangga dapat
meningkatkan minat
belajar

Anti Korupsi
melaksanakan
pembelajaran sesuai
dengan alokasi waktu

2.1.1 Jadwal Pelaksanaan Aktualisasi Nilai-nilai Dasar PNS

17
Kegiatan aktualisasi nilai dasar PNS dilaksanakan di SMA Negeri 1 Busungbiu pada minggu ke tiga bulan Juli sampai minggu
pertama September 2019. Berikut jadwal aktualisasi kegiatan:
Tabel 3: Jadwal Rancangan Aktualisasi Nilai Dasar Profesi ASN
Juli Agustus Septem
No Kegiatan ber
I II III IV, V I II III IV V II
1. Membuat Bank Soal

LIBUR GALUNGAN DAN KUNINGAN

SEMINAR HASIL AKTUALISASI


2.
Membuat Mading Sekolah

3. Melaksanakan pembelajaran yang menyenangkan


dengan membuat power point dan dengan
permainan talking stick
4 Melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan
artikel
5. Melaksanakan model pembelajaran Make a Match

6. Melaksanakan pembelajaran berbasis video yang


disertai dengan ice break
7. Merancang dan melaksanakan pembelajaran dengan
media ular tangga

18
BAB IV
CAPAIAN AKTUALISASI NILAI DASAR

4.1 Capaian Aktualisasi


Dalam kegiatan aktualisasi nilai-nilai dasar profesi PNS, seluruh kegiatan
yang telah dirancang dapat terlaksana dari tanggal 15 Juli sampai dengan 2
September 2019 sesuai dengan jadwal yang ditetapkan. Adapun pelaksanaan
kegiatan aktualisasi nilai-nilai dasar profesi PNS tersebut, telah didokumentasikan
dalam bentuk foto atau file kegiatan. Masing-masing kegiatan aktualisasi yang
dilaksanakan di SMA N 1 Busungbiu mengandung lima nilai dasar profesi PNS
yang meliputi nilai akuntabilitas, nasionalisme, etika publik, komitmen mutu, dan
anti korupsi. Adapun deskripsi capaian kegiatan aktualisasi nilai dasar profesi
PNS yang telah terlaksana dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Membuat Bank Soal
Hari/Tanggal 16, 18, 29 Juli dan 2, 7,8, 20, 21, 27 Agustus 2019
Output tersedianya BANK SOAL
Dokumentasi
Foto 1.1 dan 1.2 (terlampir)
Kegiatan
Keterkaitan Nilai Dasar dengan Kegiatan
Bank Soal merupakan salah satu bagian penting dalam pembelajaran karena dari
bank soal tersebut Guru dapat memberikan latihan soal-soal untuk peserta didik. Bank
soal juga dapat mempermudah Guru untuk membuat soal-soal HOTS.
BANK SOAL ini juga disertai materi singkat sesuai dengan jenjang peserta didik.
Pembuatan BANK SOAL ini diharapkan dapat memudahkan Guru dalam melaksanakan
tanggung jawab dan tupoksinya yaitu berkaitan dengan pemberian ulangan kepada
peserta didik, baik ulangan harian, tengah semester dan akhir semester, yang sekaligus
merupakan wujud pengaktualisasian nilai dasar Akuntabilitas. Penyusunan BANK
SOAL yang sistematis ini dilakukan sebagai bentuk komitmen Guru untuk melakukan
pembuatan soal-soal sebagai bahan untuk pemberian ulangan bagi peserta didik dan juga
sebagai wujud kepedulian Guru karena Guru mencintai pekerjaannya. Hal ini merupakan
wujud pengaktualisasian nilai dasar Nasionalisme. Dalam menyusun BANK SOAL ini,
penulis juga tetap memperhatikan sisi kerapian dan keindahan sehingga pengaktualisasian
nilai dasar Etika Publik dapat terwujud secara nyata. BANK SOAL yang dirancang ini,

19
dibuat terstruktur, dan lengkap. Soal-soal ini disusun dengan menggali berbagai literatur,
baik melalui buku maupun internet, yang kemudian dimodifikasi sehingga menjadi soal-
soal HOTS sesuai dengan tuntutan Kurikulum 2013. Hal ini merupakan wujud
pengaktualisasian nilai dasar Komitmen Mutu. Manfaat BANK SOAL ini adalah
sebagai bentuk pengingat bagi Guru dalam melaksanakan salah satu tugas pokok dan
fungsinya yaitu pembuatan soal ulangan sehingga Guru lebih disiplin. Penulis juga
mencantumkan daftar pustaka atau referensi penyusunan soal. Hal ini merupakan wujud
pengaktualisasian nilai dasar Anti Korupsi.
Manfaat Kegiatan
BANK SOAL ini bermanfaat bagi Guru dalam pembuatan soal ulangan. BANK
SOAL ini memudahkan Guru dalam penyusunan soal ulangan. Soal-soal yang ada di
BANK SOAL juga bisa digunakan sebagai bahan latihan peserta didik mulai dari kelas X
sampai kelas XII.
Analisis Dampak
Apabila nilai dasar profesi (ANEKA) tidak digunakan sebagai dasar dalam
penyusunan BANK SOAL ini, maka isi BANK SOAL ini tidak akan berkualitas. Soal-
soal yang disusun dengan tidak maksimal akan berdampak pada peserta didik. Karena
BANK SOAL ini salah satu referensi Guru untuk penyusunan soal ulangan.

2. Membuat Mading Sekolah


Hari/Tangg
2, 9 Juli dan 9, 16, 30 Agustus 2019
al
Output adanya MADING SEKOLAH
Dokumenta
Foto 2.1 sampai 2.5 (terlampir)
si Kegiatan
Keterkaitan Nilai Dasar dengan Kegiatan
Berkaitan dengan kegiatan literasi sekolah yang dicanangkan oleh
pemerintah, maka penulis mengadakan kegiatan pembuatan majalah dinding
sekolah sebagai upaya untuk meningkatkan minat baca, kreativitas dan
kemampuan menulis peserta didik.
Pembuatan majalah dinding ini merupakan salah satu wujud
pengaktualisasian nilai dasar Akuntabilitas Guru terhadap tanggung jawabnya
menyediakan media baca dan tulis bagi peserta didik. Pembuatan media baca
ini melibatkan peserta didik yang berminat dalam pembuatan majalah ini
sehingga melalui kegiatan ini Guru telah memberikan kesempatan kepada

20
peserta didik untuk ikut ambil bagian dalam menyumbangkan ide, pendapat,
dan kreativitasnya serta menumbuhkan rasa saling percaya. Adanya keterlibatan
peserta didik dan Guru tentu akan memperkuat persatuan antara warga sekolah
sehingga nilai-nilai Nasionalisme tercermin dalam kegiatan ini.
Dengan saling berbagi ide antar peserta didik dan Guru maka rasa
kepedulian, saling menghargai, dan toleransi tercermin dalam kegiatan ini dan
ini merupakan salah satu bentuk nilai-nilai dasar dari Etika Publik. Pembuatan
majalah dinding ini telah meningkatkan mutu Guru dan peserta didik dengan
membaca berbagai sumber wacana sebagai bahan artikel dalam majalah dinding
serta meningkatkan kemampuan menulis peserta didik sehingga dapat
disimpulkan bahwa kegiatan ini merupakan cerminan perwujudan nilai dasar
Komitmen Mutu. Pembuatan majalah dinding ini selain meningkatkan
kemampuan Guru dan peserta didik, juga menumbuhkan semangat kerja keras
dan disiplin dalam pembuatannya karena pembuatannya dilakukan diakhir
kegiatan belajar pembelajaran sehingga dapat dikatakan bahwa kegiatan ini
merupakan salah satu wujud nilai dasar Anti Korupsi.
Namun demikian dari kelima nilai dasar tersebut, nilai yang dibangun
dalam kegiatan adalah nilai Etika dimana terjalin komunikasi yang baik antara
Guru dengan peserta didik, menumbuhkan rasa saling menghargai pendapat,
dan menumbuhkan rasa toleransi anta peserta didik dan Guru.
Manfaat Kegiatan
Kegiatan pembuatan majalah dinding ini bermanfaat bagi Guru dan
peserta didik dalam menyediakan sarana baca dan tulis, serta sebagai sarana
untuk mengembankan kreativitas bagi warga sekolah. Kegiatan ini juga
bermanfaat membangun hubungan yang harmonis antara Guru dan peserta
didik.
Analisis Dampak
Apabila nilai dasar profesi (ANEKA) tidak digunakan sebagai dasar
dalam pembuatan majalah dinding ini, maka tentu akan menghasilkan sarana
baca tulis yang tidak bermutu dan terjadinya jarak antara peserta didik dengan
Gurunya. Hal ini tentu akan menyulitkan bagi Guru untuk mengetahui potensi-
potensi yang dimilki oleh peserta didiknya terutama dalam hal membaca,
menulis, dan berkarya.

21
3. Melaksanakan pembelajaran yang menyenangkan dengan membuat
power point dan dengan permainan talking stick
Hari/Tangg
12, 23 Agustus 2019
al
Output Tersedianya media presentasi pembelajaran power point
Dokumenta
Foto 3.1 dan 3.3 (terlampir)
si Kegiatan
Keterkaitan Nilai Dasar dengan Kegiatan
Media pembelajaran merupakan salah satu alat bantu dalam pelaksanaan
proses pembelajaran di dalam kelas. Media power point ini bisa dalam bentuk
gambar, audio visual, maupun dalam bentuk tayangan sehingga memudahkan
Guru dalam menyampaikan materi agar lebih efektif dan efisien.
Pembuatan media power point ini merupakan salah satu wujud
pengaktualisasian nilai dasar Akuntabilitas Guru terhadap penyediaan alat
bantu pembelajaran yang efektif yang mengarahkan Guru dalam melaksanakan
proses pembelajaran. Pembuatan media ini memerlukan kreativitas Guru
sehingga media yang dibuat bisa memotivasi peserta didik dalam belajar.
Dedikasi penulis dalam pembuatan media ini juga merupakan wujud
pengaktualisasian nilai dasar Nasionalisme karena diperlukan kerja keras
dalam pembuatannya. Penulis berupaya untuk membuat power point yang
menarik dan mempersiapkan lagu atau video untuk permainan talking stick.
Penulis juga membuat stick (tongkat) yang akan digunakan dalam permainan
talking stick.
Pembuatan media ini merupakan salah satu bentuk kepedulian Guru
dalam menciptakan alat bantu pembelajaran yang mempermudah Guru dalam
proses pembelajaran dan pengelolaan kelas. Hal ini mencerminkan perwujudan
nilai dasar dari Etika Publik. Pembuatan media pembelajaran power point
membantu meningkatkan kemampuan penulis dalam penggunaan komputer
sehingga dapat dikatakan kegiatan ini merupakan cerminan perwujudan nilai
dasar Komitmen Mutu dari penulis untuk menghasilkan sebuah media
pembelajaran yang efektif dan efisien dalam penyampaian materi pembelajaran.
Pembuatan media ini memerlukan kerja keras dan keteguhan mengingat
aplikasi power point yang digunakan bukan merupakan keahlian dari penulis.

22
Dengan demikian dapat dikatakan kegiatan pembuatan media ini memerlukan
kerja keras dan displin dan ini merupakan wujud nilai dasar Anti Korupsi.

Manfaat Kegiatan
Adapun manfaat yang bisa diperoleh melalui kegiatan ini adalah
menambah pengetahuan penulis dalam pembuatan media presentasi
pembelajaran dan membantu peserta didik memahami materi pembelajaran
menjadi lebih baik. Selain itu, pembuatan media powe point ini juga dapat
meningkatkan keterampilan penulis dalam menggunakan aplikasi power point.
Analisis Dampak
Apabila nilai dasar profesi (ANEKA) tidak digunakan sebagai dasar
dalam pembuatan media pembelajaran ini tentu media ini tidak akan
terselesaikan dan tidak akan meningkatkan kemampuan Guru dalam
menciptakan alat bantu pembelajaran yang efektif membantu proses kelancaran
pembelajaran.

4. Melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan artikel


Hari/Tangg
19, 30 Agustus 2019
al
Output tersedianya Artikel Pembelajaran
Dokumenta
Foto 4.1 sampai 4.4 (terlampir)
si Kegiatan
Keterkaitan Nilai Dasar dengan Kegiatan
Pembelajaran di dalam kelas bisa menjadi sebuah kegiatan yang
membosankan baik bagi peserta didik maupun Guru itu sendiri. Penerapan
teknik yang kurang tepat dan kurangnya media yang digunakan untuk
membantu proses pembelajaran bisa membuat kurangnya minat peserta didik
unutk menerima pembelajaran dengan baik. Dengan demikian, salah satu solusi
yang bisa digunakan untuk mengatasi kurangnya minat belajar adalah dengan
menggunakan model dan media pembelajaran yang variatif. Media berupa
artikel dapat menarik perhatian peserta didik untuk lebih berkonsentrasi
terhadap topik yang diberikan.
Penggunaan artikel pembelajaran ini merupakan salah satu bentuk
kewajiban pertanggungjawaban seorang Guru dalam merencanakan sebuah
kegiatan pembelajaran. Ini merupakan salah satu wujud pengaktualisasian nilai

23
dasar Akuntabilitas Guru terhadap perencanaan kegiatan pembelajaran yang
efektif dan menyenangkan. Dedikasi Guru dalam mempersiapkan artikel
pembelajaran ini merupakan wujud pengaktualisasian nilai dasar Nasionalisme
karena dilandasi dengan rasa bangga bisa mempersiapkan pembelajaran yang
menyenangkan.
Penyusunan artikel pembelajaran ini dibuat dengan penuh integritas dan
rasa tanggung jawab sehingga hal ini mencerminkan perwujudan nilai dasar
dari Etika Publik. Ditinjau dari penggunaan media artikel, hal ini merupakan
cerminan perwujudan nilai dasar Komitmen Mutu dari Guru untuk
menghasilkan sebuah rencana pembelajaran yang efektif dan efisien dalam
penyampaian materi pembelajaran. Pengumpulan artikel pembelajaran ini
memerlukan waktu yang lama sehingga diperlukan kerja keras dan disiplin
dalam pengerjaannya agar dalam pelaksanaan di dalam proses pembelajaran
menjadi lebih terarah dan sesuai dengan langkah-langkah kegiatannya. Kerja
keras dan displin merupakan wujud nilai dasar Anti Korupsi.
Manfaat Kegiatan
Kegiatan pembuatan artikel pembelajaran ini bermanfaat bagi Guru
dalam merancang kegiatan pembelajaran yang variatif dan menarik sehingga
diharapkan mampu memotivasi peserta didik dalam kegiatan pembelajaran.
Kegiatan ini juga membantu Guru merencanakan kegiatan yang lebih inovatif
dan terarah.
Analisis Dampak
Apabila nilai dasar profesi (ANEKA) tidak digunakan sebagai dasar
dalam penyusunan media pembelajaran artikel ini, maka tentu akan
menghasilkan proses pembelajaran yang kurang menarik dan membosankan.
Secara tidak langsung, hal ini tentunya akan membuat kurangnya motivasi
belajar peserta didik sehingga akan mempengaruhi pemahaman, kemampuan,
serta kreativitas peserta didik.

5. Melaksanakan model pembelajaran Make a Match


Hari/Tanggal 13 dan 22 Agustus 2019
Output tersedianya KARTU SOAL untuk make a match
Dokumentasi
Foto 5.1 dan 5.2 (terlampir)
Kegiatan
Keterkaitan Nilai Dasar dengan Kegiatan

24
Media pembelajaran merupakan alat bantu yang digunakan dalam proses belajar
mengajar. Segala sesuatu yang digunakan untuk merangsang pikiran, perasaan, perhatian,
ataupun kemampuan peserta didik dapat dikatakan sebagai media pembelajaran. Dalam
proses belajar mengajar, dua unsur yang sangat penting adalah metode mengajar dan
media pembelajaran. Kedua aspek ini saling berkaitan sehingga pemilihan salah satu
metode mengajar tertentu akan mempengaruhi jenis media pembelajaran yang sesuai.
Salah satu fungsi utama media pengajaran adalah sebagai alat bantu mengajar yang turut
mempengaruhi iklim, kondisi, dan lingkungan belajar yang ditata dan diciptakan oleh
Guru. Penggunaan media dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan
dan minat yang baru, membangkitkan minat dan rangsangan kegiatan belajar, bahkan
membawa pengaruh psikologis terhadap peserta didik.
Setelah memastikan media yang akan dibuat, Guru menyiapkan alat dan bahan yang
akan digunakan dalam pembuatan media. Keseluruhan proses ini merupakan bentuk
tanggung jawab Guru terhadap kewajibannya sebagai tenaga pendidik dan pengajar,
sekaligus sebagai wujud pengaktualisasian nilai dasar Akuntabilitas.
Kegiatan ini menunjukkan bentuk dedikasi Guru dalam kegiatan pembelajaran,
dimana Guru berkomitmen terhadap pekerjaannya dan Guru berkemauan untuk
membantu peningkatan pemahaman peserta didik dalam pembelajaran melalui
pembuatan media pembelajaran. Hal ini merupakan wujud pengaktualisasian nilai dasar
Nasionalisme. Dalam membuat media pembelajaran, Guru juga tetap memperhatikan sisi
estetika/ keindahan media yang dibuat. Hal ini merupakan wujud pengaktualisasian nilai
Etika Publik. Bahan-bahan yang digunakan dalam pembuatan media juga tetap
diperhatikan oleh Guru. Hal ini merupakan cerminan nilai dasar Komitmen Mutu.
Penggunaan bahan-bahan dalam pembuatan media juga berdasarkan kebutuhan yang
sebenarnya tanpa rekayasa, yang merupakan cerminan nilai dasar Anti Korupsi.
Manfaat Kegiatan
Kegiatan pembelajaran dengan make a match ini bermanfaat bagi Guru dalam
merancang kegiatan pembelajaran yang menarik sehingga diharapkan mampu
memotivasi peserta didik dalam kegiatan pembelajaran, serta melatih peserta didik untuk
mampu bekerja sama.
Analisis Dampak
Apabila nilai dasar profesi (ANEKA) tidak digunakan sebagai dasar dalam
pembuatan kartu soal untuk make a match ini, maka tentu tidak akan menghasilkan

25
media pembelajaran bagi peserta didik. Tanpa media pembelajaran, maka peserta didik
akan mudah merasa bosan, yang menyebabkan rendahnya minat belajar, dan juga hasil
belajar.

6. Melaksanakan pembelajaran berbasis video yang disertai dengan ice


break
Hari/Tanggal 22 dan 30 Agustus 2019
Output adanya VIDEO PEMBELAJARAN yang disertai dengan ice break
Dokumentasi
Foto 6.1 dan 6.2 (terlampir)
Kegiatan
Keterkaitan Nilai Dasar dengan Kegiatan
Video adalah salah satu media yang dapat digunakan oleh Guru untuk
mengkondisikan kelas serta memfokuskan perhatian peserta didk. Kegiatan membuat
rancangan pembelajaran yang diawali dengan berbasis video yang disertai dengan ice
break ini dilakukan untuk menciptakan kondisi pembelajaran menyenangkan. Hal ini
merupakan wujud nilai Akuntabilitas. Guru juga merasa perlu untuk menciptakan suatu
proses awal pembelajaran yang fokus dan menyenangkan. Hal ini merupakan wujud
kecintaan Guru terhadap pekerjaan dan mencerminkan nilai Nasionalisme. Dalam
pelaksanaan pembelajaran Guru berusaha membuat peserta didik nyaman dalam
mengikuti proses pembelajaran sehingga terwujud suatu nilai Etika Publik. Dengan
meningkatnya fokus pesert didik diharapkan proses pembelajaran menjadi lebih bermutu
(efektif dan efisien) sehingga dapat tercermin suatu Komitmen Mutu. Selain itu, dengan
meningkatnya fokus peserta didik di awal pembelajaran, diharapkan peserta didik lebih
disiplin dalam mengikuti pembelajaran di kelas sehingga tidak ada lagi istilah peserta
didik bosan mengikuti pelajaran karena pelajaran dianggap tidak menyenangkan. Hal ini
merupakan wujud pengaktualisasian nilai Anti Korupsi.
Manfaat Kegiatan
Kegiatan pembelajaran berbasis video ini bermanfaat bagi Guru dalam merancang
kegiatan pembelajaran yang menarik, dengan memberikan pemahaman materi melalui
video sehingga kegiatan pembelajaran tidak monoton.
Analisis Dampak
Apabila nilai dasar profesi (ANEKA) tidak digunakan sebagai dasar dalam
pemilihan video sebagai media pembelajaran, maka tentu video yang akan digunakan
kurang bersesuaian dengan materi yang disampaikan, sehingga memberikan pemahaman
yang keliru bagi peserta didik.

26
7. Merancang dan melaksanakan pembelajaran dengan media ular tangga
Hari/Tanggal 2, 4, 24, 26 Agustus 2019
Output tersedianya RPP dan media pembelajaran ular tangga
Dokumentasi
Foto 7.1 sampai 7.6 (terlampir)
Kegiatan
Keterkaitan Nilai Dasar dengan Kegiatan
Media pembelajaran merupakan alat bantu yang digunakan dalam proses belajar
mengajar. Segala sesuatu yang digunakan untuk merangsang pikiran, perasaan, perhatian,
ataupun kemampuan peserta didik dapat dikatakan sebagai media pembelajaran. Dalam
proses belajar mengajar, dua unsur yang sangat penting adalah metode mengajar dan
media pembelajaran. Kedua aspek ini saling berkaitan sehingga pemilihan salah satu
metode mengajar tertentu akan mempengaruhi jenis media pembelajaran yang sesuai.
Salah satu fungsi utama media pengajaran adalah sebagai alat bantu mengajar yang turut
mempengaruhi iklim, kondisi, dan lingkungan belajar yang ditata dan diciptakan oleh
Guru. Penggunaan media dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan
dan minat yang baru, membangkitkan minat dan rangsangan kegiatan belajar, bahkan
membawa pengaruh psikologis terhadap peserta didik.
Dalam pembuatan media, Guru harus menyesuaikan media yang digunakan dengan
materi dan indikator pembelajaran. Dengan kata lain, media yang dibuat harus relevan.
Maka dari itu, sebelum pembuatan media, Guru terlebih dahulu harus melakukan analisis
KI dan KD materi kelas XII dan analisis indikator pembelajaran yang harus dikuasai
pesert didik. Setelah itu barulah Guru dapat memperkirakan media-media yang
diperlukan dalam proses pembelajaran. Setelah memastikan media yang akan dibuat,
Guru menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan dalam pembuatan media.
Keseluruhan proses ini merupakan bentuk tanggung jawab Guru terhadap kewajibannya
sebagai tenaga pendidik dan pengajar, sekaligus sebagai wujud pengaktualisasian nilai
dasar Akuntabilitas.
Kegiatan ini menunjukkan bentuk dedikasi Guru dalam kegiatan pembelajaran,
dimana Guru berkomitmen terhadap pekerjaannya dan Guru berkemauan untuk
membantu peningkatan pemahaman Peserta didik dalam pembelajaran melalui
pembuatan media pembelajaran. Hal ini merupakan wujud pengaktualisasian nilai dasar
Nasionalisme. Dalam membuat media pembelajaran, Guru juga tetap memperhatikan sisi
estetika/ keindahan media yang dibuat. Hal ini merupakan wujud pengaktualisasian nilai
Etika Publik. Bahan-bahan yang digunakan dalam pembuatan media juga tetap

27
diperhatikan oleh Guru, dimana dalam pembuatan media tersebut Guru memilih bahan-
bahan yang berkualitas baik sehingga diharapkan media dapat dimanfaatkan lebih lama.
Hal ini merupakan cerminan nilai dasar Komitmen Mutu. Penggunaan bahan-bahan
dalam pembuatan media juga berdasarkan kebutuhan yang sebenarnya tanpa rekayasa,
yang merupakan cerminan nilai dasar Anti Korupsi.
Manfaat Kegiatan
Kegiatan pembuatan pembelajaran dengan media ular tangga ini bermanfaat bagi
Guru dalam merancang kegiatan pembelajran yang menarik sehingga diharapkan mampu
meningkatkan minat belajar peserta didik. Kegiatan ini juga bisa melatih kemampuan
peserta didik untuk bekerja sama serta meningkatkan kedisiplinan, melalui permainan
ular tangga.
Analisis Dampak
Apabila nilai dasar profesi (ANEKA) tidak digunakan sebagai dasar dalam
pembuatan media ular tangga ini, maka tentu akan menghasilkan media yang kurang
berkualitas. Tanpa adanya media pembelajaran ini maka proses pembelajaran kurang
sesuai dengan harapan. Karena tidak adanya media pembelajaran sebagai pendudung. Hal
ini berdampak pada minat dan hasil belajar peserta didik.

BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan

28
Berdasarkan permasalahan yang ditemukan di SMA Negeri 1 Busungbiu,
maka dibuat tujuh kegiatan aktualisasi nilai-nilai dasar ASN yang meliputi:
1. Membuat Bank Soal
2. Membuat Mading Sekolah
3. Melaksanakan pembelajaran yang menyenangkan dengan membuat
power point dan dengan permainan talking stick
4. Melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan artikel
5. Melaksanakan model pembelajaran Make a Match
6. Melaksanakan pembelajaran berbasis video yang disertai dengan ice
break
7. Merancang dan melaksanakan pembelajaran dengan media ular tangga
Pelaksanaan kegiatan aktualisasi ini menggunakan nilai-nilai dasar ASN
yang disebut dengan ANEKA yaitu aktualisasi, nasionalisme, etika publik,
komitmen mutu, dan anti korupsi.
Adapun manfaat pelaksanaan aktualisasi ini adalah sebagai wujud nyata
aktualisasi nilai-nilai ANEKA. Dengan terlaksananya kegiatan aktualisasi
tersebut, PNS ke depannya diharapkan mampu menjadi pelaksana kebijakan dan
pelayan publik yang berintegritas tinggi serta dapat menyelesaikan berbagai
permasalahan yang masih terjadi, khususnya di tempat tugas. Sementara itu,
manfaat yang diperoleh penulis adalah semakin mampu, dan siap dalam
melaksanakan tugas dan kewajiban sebagai PNS.
Selain itu pelaksanaan kegiatan ini juga memberikan manfaat bagi peserta
didik, yaitu dapat meningkatkan minat belajar peserta didik melalui pembelajaran
yang inovatif dengan menggunakan media-media pembelajaran. Hal ini bisa
dilihat melalui hasil angket yang penulis sebarkan kepada peserta didik. Hasil
analisis angket yang penulis sebarkan kebeberapa kelas sebagai sampel
menunjukkan bahwa peserta didik lebih senang belajar dengan mengunakan
media pembelajaran dibandingkan dengan pembelajaran yang konvensional
(ceramah).

5.2 Saran
a. Kepada Seluruh PNS di SMA N 1 Busungbiu

29
Diharapkan seluruh PNS di lingkungan di SMA N 1 Busungbiu dapat ikut
serta mengaktualisasikan nilai dasar profesi PNS dalam menjalankan
kewajiban, tugas pokok, serta fungsi sebagai pendidik dan pengajar di
sekolah.

. b. Kepada rekan-rekan Guru SMA N 1 Busungbiu


Diharapkan kepada rekan-rekan Guru di lingkungan di SMA N 1
Busungbiu agar secara bersama-sama selalu saling mengingatkan dan
mendukung usaha dalam meningkatkan kualitas pelayanan kepada peserta
didik.

30

Anda mungkin juga menyukai