Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PENDAHULUAN

KEPERAWATAN DASAR PROFESI


KEBUTUHAN DASAR CAIRAN DAN ELEKTROLIT

Dosen Pengampu : Muskhab Eko Riyadi, S.Kep., Ns., M.Kep.

Oleh :

ANITA YUSTIKA
NIM.24.20.1463

PROGRAM STUDI PROFESI NERS ANGKATAN XXVI


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SURYA GLOBAL
YOGYAKARTA
2021
BAB I

PENDAHULUAN

A. Definisi
Cairan dan elektrolit sangat diperlukan dalam rangka menjaga
kondisi tubuh tetap sehat. Keseimbangan cairan dan elektrolit di dalam
tubuh adalah salah satu bagian dari fisiologi homeostasis. Keseimbangan
cairan dan elektrolit melibatkan komposisi dan perpindahan berbagai
cairan tubuh. Cairan tubuh adalah larutan yang terdiri dari (pelarut) dan zat
tertentu (zat terlarut). Elektrolit adalah zat kimia yang menghasilkan
partikel-partikel bermuatan listrik yang disebut ion jika berada dalam
larutan. Cairan dan Elektrolit masuk ke dalam tubuh melalui makanan,
minuman, dan cairan intravena (IV) dan didistribusi ke seluruh bagian
tubuh. Keseimbangan cairan dan elektrolit berarti adanya distribusi yang
normal dari air tubuh total dan elektrolit ke dalam seluruh bagian tubuh.
Keseimbangan cairan dan elektrolit saling bergantung satu dengan yang
lainnya, jika salah satu terganggu maka akan berpengaruh pada yang
lainnya.
Cairan tubuh dibagi dalam dua kelompok besar yaitu: cairan
intraseluler dan cairan ekstraseluler. Cairan intraseluler adalah cairan yang
berada di dalam sel di seluruh tubuh, sedangkan cairan ekstraseluler adalah
cairan yang berada di luar sel dan terdiri dari tiga kelompok yaitu: cairan
intravaskuler (plasma), cairan interstitial dan cairan transeluler.
Cairan dan elektrolit adalah suatu proses dinamik karena
metabolisme tubuh membutuhkan perubahan yang tetap untuk melakukan
respons terhadap keadaan fisiologis dan lingkungan. (Tamsuri.2004).

B. Etiologi
Etiologi ketidakseimbangan cairan dan elektrolit (Burner & Sudarrth,
2002) :
a. Ketidakseimbangan Volume Cairan
1. Kekurangan volume cairan (Hipovolemik)
 Kehilangan cairan dari system gastrointestinal seperti diare,
muntah.
 Keringat berlebihan, demam, penurunan asupan cairan per
oral, penggunaan obat-obatan diuretic.
2. Kelebihan volume cairan (Hipervolemik)
 Gagal jantung kongestif, gagal ginjal, sirosis, asupan natrium
berlebih.
b. Ketidakseimbangan Elektrolit
1. Hiponatremia
Penyakit ginjal insufisiensi adrenal kehilangan melalui
gastrointestinal pengeluaran diuretic.
2. Hipernatremia
Mengkonsumsi sejumlah besar larutan garam pekat, pemberian
larutan salin hipertonik lewat IV secara iatrogenic.
3. Hipokalemiagastrointestial
Penggunaan iuretic yang dapat membuang kalium, diare, muntah
atau kehilangan cairan lain melalui saluran.
4. Hiperkalemia
Gagal ginjal, dehidrasi hipertonik, kerusakan selular yang parah
seperti akibat luka bakar dan trauma.
5. Hipokalsemia
Pemberian darah yang mengandung sitrat dengan cepat,
hipoalbuminemia, hopoparatiroidisme, difisiensi vitamin D,
penyakit-penyakit neoplastik, pancreatitis.
6. Hiperkalsemia
Metastase tumor tulang, osteoporosis, imobilisasi yang lama.

C. Tanda dan Gejala


 Kelelahan
 Kram otot dan kejang
 Mual
 Pusing
 Pingsan
 Lekas marah
 Muntah
 Mulut kering
 Denyut jantung lambat
 Kejang
 Palpitasi
 Tekanan darah naik turun
 Kurangnya koordinasi
 Sembelit
 Kekakuan sendi
 Rasa haus
 Suhu naik
 Anoreksia
 Berat badan menurun.

D. Masalah Keperawatan
1. Hipovolemik
Hipovolemik adalah suatu kondisi akibat kekurangan volume
cairan ekstra seluler (CES) dan dapat terjadi karena kehilangan
melalui kulit, ginjal, gastrointestinal, pendarahan sehingga
menimbulkan syok hipovolemik. Mekanisme nya adalah peningkatan
rangsangan saraf simpatis ( peningkatan frekuensi jantung, kontraksi
jantung dan tekanan vaskuler), rasa haus, pelepasan hormone ADH
dan adosteron. Gejala: pusing, lemah, letih, anoreksia, mual muntah,
rasa haus, gangguan mental, konstipasi dan oliguri, penurunan TD,
HR meningkat, suhu meningkat, turgor kulit menurun, lidah terasa
kering dan kasar, mukosa mulut kering. Tanda-tanda penurunan berat
badan dengan akut, mata cekung, pengosongan vena jugularis. Pada
bayi dan anak adanya penurunan jumlah air mata.
2. Hipervolemik
Hipervolemik adalah penambahan/kelebihan volume CES dapat
terjadi pada saat:
a. Stimulasi kronis ginjal untuk menahan natrium dan air.
b. Fungsi ginjal abnormal, dengan penurunan ekskresi natrium dan
air.
c. Kelebihan pemberian cairan.
d. Perpindahan cairan interstisial ke plasma.
e. Gejala: sesak napas, peningkatan dan penurunan TD, nadi kuat,
asites, adema, adanya ronchi, kulit lembab, distensi vena leher,
dan irama gallop.
E. Pathway
F. Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian Fokus

Data Subjektif : Identitas


 mendapatkan data identitas pasien meliputi :
 Nama.
 Umur.
 Jenis Kelamin.
 Pendidikan.
 Pekerjaan.
 Alamat.
 No. Registrasi.
 Diagnosa Medis
 Tanggal MRS.

Riwayat Kesehatan :
 Keluhan Utama.
 Riwayat Penyakit Sekarang
 Riwayat Penyakit Lalu.
 Riwayat Penyakit Keluarga.

Riwayat Keperawatan

a. Pola Intake
 Jumlah Cairan yang dikonsumsi.
 Tipe cairan yang biasa dikonsumsi.

b. Pola Eliminasi
Mual muntah, Diare
 Kebiasaan berkemih.
 Perubahan jumlah maupin frekuensi.
Karakteristik urine.

c. Evaluasi status kehilangan cairan klien


Tanda-tanda
 Edema.
 Rasa haus berlebihan.
 Membran mukosa kering.

d. Proses penyakit yang dapat mengganggu keseimbangan cairan.


 Kanker, luka bakar.

Data Objektif :
Pemeriksaan Fisik :

 Kesadaran : kesadaran cukup atau menurun.


 Kepala : normal atau abnormal.
 Wajah : tampak pucat atau tidak, tampak lemas atau tidak.
 Mata : Mata cekung atau cowong, air mata kering atau
tidak, dll.
 Mulut & Bibir : Mukosa bibir kering atau lembab, Lidah
putih atau tidak, dll.
 Hidung : normal atau abnormal.
 Leher : adanya pembesaran kelenjar limfa atau tidak.
 Integumen : turgor kulit <2 detik atau tidak, adanya
edema atau tidak, adanya kelemahan otot atau tidak.
 Berat Badan: menurun atau tidak.

2. Diagnosa Yang Mungkin Muncul


a. Gangguan cairan dan elektrolit( kurang dari kebutuhan tubuh)
berhubungan dengan peningkatan output cairan yang berlebihan di
tandai dengan:
- Mual Muntah.
- BAB cair (Diare ).
- Keringat yang berlebihan.
b. Gangguan cairan dan elektrolit lebih dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan gangguan mekanisme regulator sekunder
akibat gagal ginjal, dll.

3. Rencana Keperawatan

N DX NOC NIC RASIONAL


O KEPE
RAWA
TA N
1. Kekura Tujuan: setelah  Monitor  Untuk mengetahui
ngan dilakukan status perkembangan
Volum tindakan asuhan hidrasi status rehidrasi.
e keperawatan (kelemba
Cairan diharapkan : bpan
Cairan membran
seimbang mukosa,
nadi
adekuat,
tekanan
darah
ortostatik
), jika
diperluka
n
 Hidrasi  Monitor  Untuk memantau
 Status TTV TTV px dalam
Nutrisi : intake batas normal.
cairan & Kolabora
nutrisi, dengan sikan
dengan
kriteria hasil :  Untuk mengganti
tim medis
-  cairan yang keluar.
dengan
Mempertahank pemberian
an urine output cairan IV.
sesuai dengan Untuk memantau
usia dan BB, BJ  Monitor status cairan px.
urine normal. status
cairan 
-Tekanan darah, termasuk
nadi, suhu tubuh intake & Untuk memantau
dalam batas  output BB px.
normal. cairan.

Monitor  Untuk memenuhi


-tidak ada  kebutuhan cairan
tanda-tanda BB
dan nutrisi px.
volume cairan
turun,
Anjurkan 
elastisitas
turgor baik, px
menamba
membran han
mukosa
lembab, tidak
ada rasa haus intake
berlebihan. oral
(cairan
maupun
nutrisi)
2. Kelebi Tujuan : setelah  Pasang  Untuk memonitor
han dilakukan urine jika output berlebih
Volum tindakan asuhan kateter terus menerus.
e keperawatan bila Untuk memonitor
Cairan diharapkan :  diperluka TTV dalam batas
 Cairan & n  normal Mengetahui
Elektrol tanda-tanda
it Monitor kelebihan cairan
seimban  TTV
g 
 Hidrasi,
dengan : K.H :
Monitor
indikasi
retensi
atau
kelebihan
cairan
( cracles,
CVP,
-terbebas dari  edema,  Mengontrol BB
edema. asites)
 Mengetahui riwayat
-terbebas dari Monitor  dan tipe intake
kelelahan, BB cairan dan eliminasi
kecemasan atau
kebingungan. Tentukan Untuk mengetahui
 riwayat penyebab kelebihan
jumlah
-bunyi nafas cairan elektrolit
dan tipe 
bersih tidak
intake
dyspneu/ortopn
cairan
eu.
dan
eliminasi
-menjelaskan
indikator
Tentukan
kelebihan
kemungk
cairan. inan
faktor
resiko
dari
ketidakse
imbangan
cairan
(Hiperter
mia,
terapi
diuretik,
kelainan
renal,
gagal
jantung,
disfungsi
hati)

4. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Diagnostik
- Pemeriksaan darah lengkap (jumlah sel darah, Hb, Hematokrit).
- PH dan Berat jenis urine.
- Pemeriksaan elektrolit serum.
- Analisa gas darah (astrup).
5. Penatalaksanaan Medis
a. Terapi cairan IV.
b. Pemeriksaan penunjang seperti pemeriksaan darah lengkap.
c. Terapi obat-obatan.
d. Transfusi darah (jika diperlukan).

6. Penatalaksanaan Keperawatan
a) Menghitung tetesan infus.

Faktor tetes infus (Dewasa) :


- Merek Otsuka = 15 tetes/ml
- Merek Terumo = 20 tetes/ml
b) Rehidrasi Oral
c) Menghitung keseimbangan cairan.
IWL = (15 x BB ) : 24 jam = .... cc/jam
(b)
DAFTAR PUSTAKA

Burrner & Suddarth. 2002.anatomi & fisiologi.Jakarta:EKG

Nanda International. 2013.Diagnosa Keperawatan : Definisi dan


Klasifikasi. Jakarta:EGC

Tamsuri, anas. 2004. Klien dengan gangguan cairan/ elektrolit seri


asuhan keperawatan.Jakarta:EGC

Anda mungkin juga menyukai