Disusun Oleh
Yudha Pranata
NIM 132011133183
Kelas A1
ANGKATAN 2020
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS AIRLANGGA
2021
Senyawa xenobiotik (Yunani xenos, "orang asing") adalah senyawa yang asing bagi
tubuh. Kelas-kelas utama xenobiotik yang relevan dari segi medis adalah obat, karsinogen
kimia, dan berbagai senyawa yang melalui satu dan lain cara, sampai di lingkungan kita,
misalnya polychlorinated bipbenyls (PCB) dan insektisida tertentu. Lebih dari 200.000 bahan
kimia buatan terdapat di lingkungan. Sebagian besar bahan kimia ini mengalami metabolisme
(perubahan kimiawi) di dalam tubuh manusia dengan hati sebagai organ yang terurama
berperan; kadang-kadang suatu xenobiotik diekskresikan tanpa mengalami perubahan.
Seticlaknya terdapat 30 enzim yang mengatalisis berbagai reaksi yang terlibat dalam
metabolisme xenobiotik.
Xenobiotik harus diubah menjadi senyawa yg larut dalam air melalui suatu rangkaian
metabolisme. Metabolisme xenobiotik dapat terjadi di hepar dan jaringan ekstrahepatik (paru,
ginjal, mukosa sal cerna, kulit). Xenobiotik dapat menimbulkan berbagai efek biologis,
termasuk respons farmakologis, toksisitas, reaksi imunologis, dan kanker.
Metabolisme
Merupakan reaksi kimia dilakukan oleh dan dalam sistem kehidupan atau secara alami
terjadi di dalam suatu organisme.
Pemecahan bahan organik (misalnya makanan) untuk melepaskan energi
(katabolisme)
Konstruksi komponen sel (misalnya karbohidrat, protein, lipid, asam nukleat,
makromolekul lain) menggunakan energi (anabolisme)
Dibawa oleh enzim (+ faktor pendamping) Penting untuk kehidupan
Penting untuk kehidupan
Tidak ada metabolisme = tidak ada kehidupan
Xenobiotik
Merupakan bahan kimia yang ditemukan dalam sistem kehidupan yang tidak "secara
alami" ada dalam organisme suatu organisme.
Obat-obatan (Metabolisme obat)
Polutan lingkungan
Tidak diproduksi oleh organisme
Tidak berguna bagi organisme
Metabolisme dilakukan oleh enzim (+ faktor pendamping)
Metabolisme berfungsi untuk menghilangkan xenobiotik
Dasar toksikologi
Metabolisme xenobiotik dibagi menjadi dua fase. Pada fase l, reaksi utama adalah
hidroksilasi yang dikatalisis oleh anggota suatu kelas enzim yang disebut mono-oksigenase
atau sitokrom P450. Hidroksilasi dapat menghentikan kerja suatu obat, meskipun tidak selalu
demikian. Selain hidroksilasi, enzim-enzim ini mengatalisis berbagai reaksi, termasuk reaksi
yang melibatkan deaminasi, dehalogenasi, desulfurasi, epoksidasi, peroksigenasi, dan
reduksi. Reaksi-reaksi yang melibatkan hidrolisis (mis. yang dikatalisis oleh esterase) dan
reaksi lain yang tidak dikatalisis oleh P450 juga terjadi di fase 1. Pada fase 2, senyawa yang
telah terhidroksilasi atau diproses dengan cara lain pada fase 1 diubah oleh enzim spesifik
menjadi berbagai metabolit polar oleh konjugasi dengan asam glukuronat, sulfat, asetat,
glutation, atau asam amino tertentu, atau oleh metilasi.
Biotransformasi
Biokimia
Biokimia, berasal dari dua kata, yaitu bio (artinya kehidupan) dan kimia. Biokimia
dapat diartikan sebagai ilmu yang membahas tentang dasar-dasar kimia dari kehidupan.
Biokimia juga dapat diartikan sebagai ilmu yang membahas tentang zat-zat kimia penyusun
tubuh makhluk hidup, serta reaksi-reaksi dan proses kimia, yang berlangsung di dalam tubuh
makhluk hidup. Reaksi dan proses kimia yang berlangsung didalam tubuh makhluk hidup
atau didalam sel, kita namakan metabolisme. Dengan definisi ini dapat dipahami bahwa
biokimia mencakup atau bersinggungan dengan sebagian bahasan dalam biologi sel dan
biologi molekuler.
Biologi sel adalah ilmu yang mempelajari tentang struktur sel dan proses-proses
biologis yang berlangsung di dalamnya. Bahasan proses biologis di tataran molekuler adalah
biokimia. Biologi molekuler adalah ilmu yang mempelajari proses-proses biologis pada
tataran molokuler. Definisi ini sangat bertumpang tindih dengan biokimia. Oleh sebab itu,
pada saat ini hampir tak ada lagi batasan antara biokimia dengan biologi molekuler, sehingga
bidang ilmu ini sekarang sering disebut sebagai biokimia-biologi molekuler.
Toksikologi
Toksikologi adalah studi kuantitatif dan kualitatif dari efek samping toksikan pada
organisme biologis
Toksikan adalah bahan kimia atau fisik yang menghasilkan efek merugikan pada
organisme biologis.
Pembahasan Toksikologi
1. Toksikologi obat-obatan
2. Toksikologi lingkungan
3. Toksikologi tanaman beracun
4. Toksikologihewan beracun
5. Toksikologi logam berat
6. Toksikologi pestisida
SIFAT-SIFAT FISIKA DAN KIMIA DARI ZAT-ZAT TOKSIK
a. Korosif
Korosif adalah sifat suatu subtantsi yang dapat menyebabkan benda lain hancur atau
memperoleh dampak negatif. Korosif dapat menyebabkan kerusakan pada mata, kulit,
sistem pernapasan, dan banyak lagi. Contoh bahan kimia yang bersifat korosif antara lain
asam sulfat, asam astetat,asam klorida dan lain-lain.
b. Radioaktif
Bahan radioaktif adalah bahan kimia yang mempunyai kemampuan memancarkan sinar
radioaktif dangan aktivitas jenis lebih besar dari 0,002 microcuri per gram. Suatu bahan
kimia dapat termasuk diantara satu atau lebih klasifikasi diatas, karena memang
mempunyai sifat ganda. Contoh : Benzena adalah zat beracun, karsiogenik tetapi juga
mudah terbakar, klor adalah zat beracun yang juga bersifat korosif. Radioaktif adalah
bahan yang terkontaminasi dengan radio isotop yang berasal dari penggunaan medis atau
riset radio nukleida. Limbah ini dapat berasal dari antara lain : tindakan kedokteran
nuklir, radio-imunoassay dan bakteriologis; dapat berbentuk padat, cair atau gas.
c. Evaporatif
Bahan toksin evaporatif adalah bahan yang mudah menguap dan biasanya jenis bahan
kimia ini mudah terbakar. Di dalam laboratorium dapat digolongkan menjadi tiga
golongan, yaitu sebagai berikut:
1. Padat, misalnya, belerang, hidrida logam, logam alkali, fosfor merah dan kuning.
2. Cair, misalnya, alkohol, aseton, benzena, eter, methanol, n-heksana, pentana.
3. Gas, misalnya, hidrogen dan asetilen.
d. Eksplosif
Adalah suatu zat padat atau cair atau campuran keduanya yang karena suatu reaksi kimia
dapat menghasilkan gas dalam jumlah dan tekanan yang besar serta suhu yang tinggi,
sehingga menimbulkan kerusakan disekelilingnya. Zat eksplosif amat peka terhadap
panas dan pengaruh mekanis (gesekan atau tumbukan), ada yang dibuat sengaja untuk
tujuan peledakan atau bahan peledak seperti trinitrotoluene (TNT), nitrogliserin dan
ammonium nitrat (NH4NO3). Contoh lainnya adalah Asetilena dan amonium nitrat.
e. Reaktif
1. Bahan kimia beracun yang mudah bereaksi dengan air, asam, udara sehingga dapat
meledak, terbakar dan lainnya.
2. Bahan yang reaktif terhadap air adalah bahan yang apabila bereaksi dengan air akan
mengeluarkan panas dan gas sehingga mudah terbakar contohnya: alkali dan alkali
tanah, garam halida dan anhidrat, oksida anhidrat dan sulfuril klorida.
3. Bahan yang reaktif terhadap asam adalah bahan yang apabila bereaksi dengan asam
akan mengeluarkan panas dan gas sehingga mudah terbakar, beracun dan korosif
contohnya: kalium klorat, kalium perklorat, kalium permanganate dan asam kromat.
4. Semuanya memerlukan penanganan, transportasi, dan pembuangan yang berbeda,
karena bahaya yang mungkin timbul akan berbeda.
DAFTAR PUSTAKA
1. Bhagavan, N.V., Ha, C-E., 2011, Essentials of Medical Biochemistry with Clinical
Cases, Elsevier.
2. Devlin, T.M. 2012. Text book of Biochemistry with clinical correlations 6th ed.,
Wiley
3. Klaassen, C.D, Cassarett & Doull’s Toxicology; 8th Edition 2013, Chapter 9, 445-479