Anda di halaman 1dari 7

Budidaya Plankton

Disusun Oleh :

Julia Salsabila

L021201077

Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan

Universitas Hasanuddin

Tahun 2020
Budidaya salah satu jenis fitoplankton

Tetraselmis

Tertraselmis merupakan salah satu jenis fitoplankton yang warna tubuhnya


kehijauan. Tetrasemis juga dikenal dengan flagelatta berklorofil . Ia merupakan salah
satu jenis alga yang memiliki sel tunggal dan mempunyai flagelatta sejumlah 4 buah
yang berwarna hijau. Karena adanya flagelatta tersebut maka tetraselmis bisa
bergerak sangat cepat seperti halnya hewan yang bersel tunggal.
Tetrasemis merupakan salah satu jenis mikroalga yang cukup mudah
dibudidayakan. Kandungan gizinya tinggi dengan kandungan protein sebanyak 74%,
lemaknya sebanyak 4% serta karbohidrat sebanyak 21%. Karena kandungan protein
tersebut maka tetraselmis dapat dijadikan sebagai pakan alami yang cukup potensial
bagi udang dan larva selain itu tetraselmispun mudah dicerna karena memiliki dinding
sel yang cukup tipis dan enzim yang autolysis.
Jenis fitoplankton ini mempunyai sel tunggal yang bentuknya oval elips
dengan ukuran sekitar 7 hingga 2 µm selain itu ia juga memiliki flagella sejumlah dua
pasang dengan ukuran 0,75 hingga 1,2 kali dari panjang tubuhnya. Dinding sel
tersebut tersusun atas selulosa dan pectin.
Secara terus menerus, penyediaannya sangat sukar jika hanya dikumpulkan
dari alam hingga produksi missal pakan alami tersebut harus kita lakukan dengan
baik tanpa harus mengesampingkan factor pendukung, misalnya cahaya dan nutrient.
Oleh karena itu, kultur tetraselmis harus tersedia. Tetrselmis hidup pada lingkungan
yang beragam jika cukup nutrisi dan cahaya tersedia untuk aktivitas.
Tahapan budidaya tetraselmis untuk pakan ikan

Ikan memakan makanan alami yang sangat beragam jenisnya. Pakan tersebut tergantung
pada jenis ikan dan tingkat umurnya.

Parameter tetraselmis yaitu: salinitas 15-36 ppt dan kisaran suhu 15-35 derajat.
A. Cara penyiapan tempat tetraselmis

a. Dalam wadah 1 liter


1. Cuci botol selang plastic dan batu aerasi tersebut dengan menggunakan deterjen
setelah itu dibilas menggunakan larutan klorin dengan banyak 150 ml/ton.
2. Step selanjutnya yautu dengan memasukkan air medium yang kadar garamnya
28/mil dituangakn pada wadah yang telah disaring. Wadah tersebut disaring
menggunakan saringan 15 mikron. Setelah itu, direbus agar bisa disterilkan, diklorin
60 ppm dan dinetralkan dengan 20 ppm Na2S2O3 atau disinari oleh lampu
ultraviolet.
3. Selanjutnya yaitu medium pupuk, adapun takarannya:
- Vitamin B12 sekitar 1 mikrogram/l
- Biotin yaitu 1 mikrogram/l
- Natrium nitrat – NaNO3 dengan 84 mg/l
- Kobalt korida Kristal – CoCl2.6H2O yaitu sekitar 3,6 mg/l
- Tiamin-HCl (vitamin B1) sejumlah 9,2 mg/l
- Besi klorida-FeCl3 yaitu 2,9 mg/l
- Tembaga sulfat Kristal CuSO4.5H2O yaitu 0,0196 mg/l
- Natrium molibdat-NaMoO4.7H2O yaitu 0,02 mg/l

- Seng sulfat Kristal ZnSO4.7H2O yaitu 0,044 mg/l


- Mangan klorida kristal-MnCl2.4H2O berjumlah 0,0126 mg/l
- Natrium dihidrofosfat-NaH2PO4 sekitar 10 mg/l atau Natrium fosfat-Na3PO4 = 27,6
mg/l atau Kalsium fosfat-Ca3(PO4)2 dengan jumlah 11,2 mg/l
- EDTA (Ethylene dinitrotetraacetic acid) yaitu 10 mg/l

Pemeliharaannya :

 Tebarkan bibit dalam medium yang telah diberi pupuk sebanyak 100.000
sel/ml. airnya diudarai terus menerus dan letakkan wadah tersebut dalam
ruangan AC dan juga dibawah sinar yang disinari oleh lampu neon.
 Hasilnya nanti bisa digunakan menjadi bibit pada penumbuhan selanjutnya
setelah 4 hinggs 5 hari dapat berkembang dengan memiliki kepadatan 4
hingga 5 juta sel/ml.

b. Dalam wadah 1 galon:


1. Pada cara ini, kita dapat menggunakan Botol “carboys” atau toples
2. Persiapannya juga sama dengan dalam wadah 1 liter
3. Medium dipupuk dengan jenis takarannya yaitu:

- Urea-46 sejumlah 100 mg/l


- Kalium hidrofosfat-K2HPO4 sekitar 10 mg/l
- Besi Klorida-FeCl3 dengan jumlah 2mg/l
- EDTA (Ethylene dinitrotetraacetic acid) yaitu 2mg/l
- Vitamin B1 banyaknya 0,005 mg/l
- Vitamin B12 yaitu 0,005 mg/l

Pemeliharaan Tetraselmis :

 Pada wadah satu liter penumbuhan bibit tersebut ditebarkan pada medium
yang sudah diberikan pupuk.sekitar 100 ml bibit dibutuhkan untuk setiap galon
hingga kepadatannya mencapai 100.000 sel/mlDidalam ruangan yang memiliki
AC, wadah dapat disimpan dan juga dibawah lampu neon serta airnya
diudarai secara terus menerus.
 Setelah 4 hingga 5 hari telah berkembang dengan kepadatan 4 sampai juta
sel/ml. hasilnya digunakan sebagai bibiit pada penumbugan berikutnya.

c. Pada wadah 200 liter dan juga wadah 1 ton

1. Pada wadah 200 liter, dapat menggunakan akuarium sedangkan untuk wadah 1 tpn
menggunakan bak dari kayu, semen atau bak fiberglass
2. Persiapannya sama dengan yang lain
3. Medium dipupuk dengan jenis dan takaran sbb:

- Urea-46 sejumlah 100 mg/ liter


- Pupuk 16-20 yaitu 5mg/liter
- Kalium hidrofosfat-K2HPO4 dengan jumlah 5 mg/liter atau kalium dihidrosfat-
K2H2PO4 berjumlah 5 mg/liter
- Agrimin sebanyak 1 mg/liter
- Besi klorida-FeCl3 sebanyak 2 mg/liter
4. Untuk wadah 1 ton hanya menggunakan urea 60-100 mg/liter dan TSP 20-5- mg/liter

Pemeliharaan Tetraselmis :
 Pada wadah 200 liter, dibutuhkan 3 galon bibit sedangan pada wadah 1 ton
dibutuhkan 100 liter.
 Puncak kepadatannya tercapai dengan waktu sekitar 4 hingga 5 hari dan
kepadatannya 2 hingga 4 juta sel/ml.
 Hasil pertumbuhan di wadah 200 ml merupakan bibit yang digunakan untuk
pertumbuhan wadah 1 ton tersebut sedangkan dari wadah satu ton digunakan
sebagai pakan.

Cara memanen pakan alami tetraselmis yaitu dengan langsung diumpankan dan diambil dari
budidaya masal 1 ton.
Daftar Pustaka

Cheres, C. V. C. A., Salmatin, N., & Lutfiyah, L. (2020). Kepadatan Tetraselmis Sp. Yang Di
Kultur Pada Media Carboy Dengan Nutrien Yang Berbeda. Journal of Aquaculture
Science, 5(1), 20-30.

ARIF, M. B. (2015). TEKNIK KULTUR Tetraselmis chuii SKALA LABORATORIUM DAN SKALA


SEMI MASSAL DI BALAI BESAR PERIKANAN BUDIDAYA AIR PAYAU (BBPBAP) JEPARA-
JAWA TENGAH (Doctoral dissertation, UNIVERSITAS AIRLANGGA).

MASITHOH, D. A. (2017). TEKNIK KULTUR Tetraselmis chuii SKALA LABORATORIUM DAN


INTERMEDIET DI BALAI PERIKANAN BUDIDAYA AIR PAYAU (BPBAP) SITUBONDO, JAWA
TIMUR.

Febri, S. (2014). TEKNIK KULTUR Tetraselmis chuii DALAM SKALA LABORATORIUM DI PT.
CENTRAL PERTIWI BAHARI, REMBANG, JAWA TENGAH.

Payara P.AIN.(2011). Cara Budidaya Tetraselmis Sebagai Pakan Alami Ikan

Pujiono, A. E. (2013). Pertumbuhan Tetraselmis chuii Pada Medium Air Laut Dengan Intensitas
Cahaya, Lama Penyinaran dan Jumlah Inokulan Yang Berbeda Pada Skala Laboratorium.

(2015) MAKALAH Cara Budidaya Tetraselmis Sebagai Pakan Alami Ikan

Anda mungkin juga menyukai